• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PASCA TAMBANG BATUBARA PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PASCA TAMBANG BATUBARA PT"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PT. KITADIN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

OLEH : BULKIS NIM. 100500155

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A

2013

(2)

Penguji II,

Fachruddin Azwari. ST. MSi NIP. 197505212008121001

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL :

Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Pengelolaan Lingkungan Pasca Tambang Batu Bara PT. Kitadin Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur

Nama : Bulkis

NIM : 100500155

Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian

:

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Dadang Suprapto, MP NIP. 196201011988031003

Lulus ujian pada tanggal : ...

Pembimbing,

Haryatie Sarie, SP, MP.

NIP. 197810132009122001

Penguji I,

Ir. Herijanto Thamrin, MP NIP. 196211071989031015

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan rangkaian kegiatan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur, hingga tersusunnya laporan ini.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan PKL ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk ini dengan segala kerendahan hati dan sikap hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.

3. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan.

4. Ibu Haryatie Sarie, SP, MP selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapang (PKL).

5. Bapak Ir. Herijanto Thamrin, MP selaku Dosen Penguji I 6. Bapak Fachruddin Azwari. ST, MSi selaku Dosen Penguji II

7. Bapak Ir. Nurbani selaku Pembimbing Lapangan serta para staf dan karyawan yang telah mengarahkan penulis dan rekan-rekan untuk lebih giat menjalankan kegiatan PKL.

8. Keluarga tercinta, Ibu dan Bapak untuk do’a dan kesabarannya serta kakak- kakakku yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun moril.

9. Rekan-rekan seperjuangan Manajemen Lingkungan Angkatan 2010.

Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis baik do’a maupun dukungan moral mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin. Dalam menyusun laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Bulkis Kampus Sei Keledang, Juni 2013

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Hasil yang Diharapkan ... 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 3

A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 3

B. Manajemen Perusahaan ... 4

C. Lokasi dan Waktu PKL ... 5

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG ... 7

A. Persemaian... 7

B. Penanaman ... 9

C. Pemeliharaan ... 23

D. Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) ... 27

E. Panen... 32

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 34 DAFTAR PUSTAKA ……….

LAMPIRAN ………

(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Jadwal Kegiatan PKL di BPTP Samarinda . ... 6

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

1.

Orentasi dan pengarahan di Kantor BPTP

... 39

2.

Pelatihan budidaya cacing ………….

... 39

3.

Persemaian Benih Padi

………. ... 39

4.

Penanaman Bibit Kedelai

……….. ... 40

5.

Penanaman Bibit Jagung

... 40

6.

Pemupukan dan Penyemprotan

... 40

7.

Penyulaman Bibit Kedelai

……….. ... 41

8.

Penanaman Bibit Padi

. ... 41

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda merupakan pendidikan vokasi diploma III. Sebagai program pendidikan vokasi maka sistem pendidikan menerapkan kurikulum dengan komposisi 40% komponen teori dan 60% komponen praktik. pekerjaan praktik merupakan konsep utama pelaksanaan pendidikan di Politeknik Pertanian. Sebagai implementasi dari pelaksanaan kurikulum tersebut selain melaksanakan praktik di laboratorium juga disediakan waktu pada semester akhir bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan lapangan dalam bentuk Praktik Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan pada perusahaan atau instansi yang terkait. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan PKL adalah selama 2 bulan.

Maksud dilaksanakanya kegiatan praktik kerja lapang adalah agar mahasiswa mendapat pengalaman kerja di lapangan pada kondisi yang sesungguhnya terjadi di masyarakat dengan demikian para mahasiswa akan bertambah wawasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teknologi pengelolaan lingkungan dan teknik pencegahan pencemaran lingkungan.

Dalam kegiatan PKL mahasiswa tidak hanya melihat atau mengamati saja akan tetap diarahkan mengikuti atau melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam bidang pengelolaan lingkungan. Mahasiswa diberi tugas khusus dalam bidang pengelolaan lingkungan seperti teknik penanaman di areal bekas tambang, pemanfaatan pertanian, perikanan, peternakan, dan lain-lain.

Selama melaksanakan kegiatan PKL di lapangan mahasiswa dibimbing oleh seorang pembimbing lapangan yang berperan memberikan petunjuk dan arahan mengenai apa

(8)

dan bagaimana melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan proses pengelolaan lingkungan.

BPTP Kalimantan Timur merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Propinsi Kalimantan Timur. Penulis telah mendapatkan kesempatan melaksanakan praktik di BPTP ini selama 2 bulan, khususnya dalam bidang pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan lahan bekas tambang. Materi yang diperoleh dari kegiatan PKL meliputi pengalaman bekerja di bidang pengelolaan bekas tambang yang dikembalikan fungsinya sebagai lahan mata pencaharian masyarakat sekitar seperti pengelolaan, pertanian, peternakan, perikanan, dan lain-lain, yang berlokasi di Desa Embalut Tenggarong Seberang.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun secara rinci yang menjadi tujuan dari kegiatan praktik kerja Lapang adalah : 1. Memberikan keterampilan lanjutan bagi mahasiswa agar memiliki bekal ketika

terjun ke masyarakat menghadapi dunia kerja

2. Memberikan pengalaman lapangan kepada mahasiswa untuk mengenal, memahami dan melakukan pekerjaan lapangan sesuai dengan dunia nyata

3. Mahasiswa dapat menerapkan Ilmu yang diperoleh di bangku kuliah ketika bekerja di lapangan.

C. Hasil yang Diharapkan

Setelah melaksanakan kegiatan praktik kerja lapang selama 2 bulan maka diharapkan mahasiswa memperoleh pengetahuan dan skill sehingga ketika lulus mahasiswa telah memiliki pengalaman dan siap terjun ke lapangan untuk menghadapi dunia kerja

(9)

BAB II

KEADAAN UMUM BPTP

A. Tinjauan Umum BPTP

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Provinsi Kalimantan Timur. Pada saat awal pembentukannya, institusi ini adalah Balai Informasi Pertanian (BIP) dan diubah statusnya menjadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Samarinda dengan SK. Mentan No. 798/Kpts/OT.210/12/94. Pada tahun 2001 LPTP Samarinda ditingkatkan statusnya menjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur melalui SK Menteri Pertanian nomor 350/Kpts/Ot.210/6/2001 tanggal 14 Juni 2001, sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja organisasi. Sebagai jawaban atas perubahan lingkungan strategis pembangunan pertanian, pada tahun 2006 BPTP Kaltim melalui koordinasi Balai Besar Pengkajian Teknologi Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur mempunyai misi yakni : Menghasilkan, mengembangkan dan memasyarakatkan inovasi pertanian industrial dalam mendukung pembangunan pertanian di Kalimantan Timur. Mengembangkan jejaring kinerja untuk umpan balik dan pemasyarakatan inovasi dengan kelembagaan petani, swasta, penyuluh serta pemerintah daerah. Mengembangkan kerjasama, kemitraaan dan jejaring kerja dengan seluruh pemangku kepentingan daerah, nasional dan luar negeri seperti pemerintah, perguruan tinggi, lembaga litbang, swasta, dll. Mengembangkan SDM, fasilitas dan sistem manajemen yang berstandar internasional dengan menerapkan ISO 9001:2008 dan ISO 17025:2005.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur berkedudukan di Jalan, P.M Noor-Sempaja, Samarinda – Kalimantan Timur dan memiliki 3 tempat

(10)

kebun percobaan diantaranya Samboja, Lempake, Sempaja dan 1 kebun percobaan yang bekerjasama dengan PT. Kitadin yang bertempat di Desa Embalut.

B. Manajemen BPTP

Susunan organisasi BPTP terdiri dari:

Kepala Balai : Dr. Ir. M.Hidayanto, MP Kasi. KPP : Ir. Nurbani

Kasubag TU : Bachrian Pebriyadi, S.Pi. M.Si Kord Kebun Percobaan : Ir. Nurbani

Sistem ketenagakerjaan di BPTP diatur dalam pola kerja 1 shift dimana setiap shift terdiri dari 8 jam kerja. Jumlah tenaga pegawai yang ada di BPTP berjumlah 74 orang. Tingkat pendidikan tenaga kerja bervariasi dari SMA sampai dengan sarjana, Namun secara keseluruhan mayoritas tenaga kerja berpendidikan Sarjana.

Pada awal tahun 2010, BPTP Kaltim memiliki Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon PNS sebanyak 66 orang, dengan rincian: peneliti 21 orang, penyuluh 8 orang, dan selebihnya adalah bidang administrasi, keuangan, teknisi, pustakawan, analis, dan teknologi informatika. Berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat pegawai berpendidikan S3 sebanyak 1 (satu) orang, S2 sebanyak 11 orang, dan S1 sebanyak 17 orang, serta yang sedang menempuh pendidikan S3 sebanyak 3 orang, dan S2 sejumlah 4 orang.

BPTP Kaltim memiliki 2 (dua) Kebun Percobaan (KP) yaitu KP Samboja di Kabupaten Kutai Kartanegara (10 ha) dan KP Lempake di Kota Samarinda (10 ha), jaringan AWS (Automatic Weather Station) sebanyak 8 (delapan) buah dan AWLR (Automatic Water Level Recorder) sejumlah 2 (dua) buah, serta laboratorium (biologi, tanah, pupuk, tanaman, ternak, pascapenen), perpustakaan digital, perangkat GIS, berbagai peta, paket rekomendasi teknologi dan analisis kebijakan. Wilayah kerja

(11)

BPTP Kaltim saat ini hampir 20 juta ha atau 10% daratan Indonesia.Lahan Kaltim didominasi lahan marjinal masam, padang-alang-alang, sedikit lahan rawa, serta sawah dengan pengairan tadah hujan. Kegiatan pengkajian dan diseminasi sering terkendala oleh luasnya wilayah dan terbatasnya infrastruktur transportasi dan informasi. Hal ini berakibat biaya operasional kegiatan pengkajian dan diseminasi menjadi mahal. Oleh karena itu BPTP Kaltim sangat membutuhkan sarana transportasi yang handal, terutama kendaraan lapangan double gardan –double cabin yang tangguh di medan berat dan dapat berfungsi untuk angkutan orang dan barang.

Citra BPTP Kaltim di mata pengguna daerah saat ini cukup baik. Kepercayaan Pemerintah Daerah (Pemda) pada BPTP Kaltim ditunjukkan dengan adanya kegiatan kegiatan kerjasama yang cukup banyak dilakukan. Hubungan baik dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya merupakan modal penting dalam mewujudkan visi BPTP Kaltim ke depan.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Lokasi Praktik Kerja Lapang di BPTP selama 2 bulan, mulai tanggal 04-03-2013 sampai 03-05-2013 yang terbagi menjadi 2 lokasi yaitu, di Kantor BPTP dan di kebun percontohan hasil kerja sama antara pihak BPTP dan PT. Kitadin selaku pemilik lahan bekas tambang di Desa Embalut

.

(12)

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang di BPTP Samarinda

No. Kegiatan/Uraian kegiatan Tanggal

pelaksanaan Lokasi Keterangan

A. Persemaian

a. Persemaian benih padi 11/03/2013 Kp. Embalut Praktik

B. Penanaman

a. Pembersihan lahan 13/03/2013 Kp. Embalut Praktik b. Rotari/Pengemburan

tanah 15/03/2013 Kp. Embalut Praktik

c. Penanaman bibit kedelai 12/03/2013 Kp. Embalut Praktik d. Penanaman bibit jagung 25/03/2013 Kp. Embalut Praktk e. Penanaman bibit padi 26/03/2013 Kp. Embalut Praktik

f. Penyulaman tanaman

kedelai 18/03/2013 Kp. Embalut Praktik

g. Penyulaman tanaman

jagung 01/04/2013 Kp. Embalut

C. Pemeliharaan

a. Penyiangan 19/03/2013 Kp. Embalut Praktik

b. Pemupukan 12,25,26,/03/2013 Kp. Embalut Praktik D. Kegiatan CSR (Corporate

Social Responsibility)

a. Pelatihan budidaya cacing 07/03/2013 PT. Kitadin Praktik

b.

Obsevasi masyarakat sekitar lahan bekas

tambang 22/03/2013

Desa Karta

Buana Praktik

E. Panen

a. Panen ubi jalar 02/04/2013 Kp. Embalut Praktik

(13)

BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

A. Persemaian

1. Persemaian benih padi a. Tujuan

Tujuan dari persemaian adalah untuk mendapatkan bibit yang baik, dan berkualitas serta dalam jumlah yang sesuai agar dapat memenuhi kebutuhan lahan yang akan ditanami.

b. Dasar Teori

Persemaian didefinisikan sebagai suatu tempat yang digunakan untuk menyemaikan benih suatu jenis tanaman dengan perlakuan tertentu dan selama periode waktu yang telah ditetapkan. Tujuan utama pembuatan persemaian adalah sebagai upaya penyediaan bibit yang berkualitas baik dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan rencana penanaman. Persemaian yang dimulai sejak penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin keberhasilan penanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih langsung di lapangan. Umumnya petani membutuhkan benih sampai kisaran 35-40 kg per hektar tetapi dengan sistem baru (SRI-System of Rice Intensification) cukup dipersiapkan 10 kg per hektar. Persemaian dilakukan dengan menyebar benih padi secara merata pada bedengan dengan kandungan air jenuh tetapi tidak menggenang. Dalam tiga atau empat hari benih telah berkecambah. Bibit siap tanam pada kisaran 10 - 14 hss (hari setelah sebar) jika memakai sistem SRI tetapi dengan sistem biasa tanaman muda (bibit) yang berumur tiga minggu baru dikatakan siap tanam. Untuk

(14)

menghindari stagnasi setelah bibit ditanam tidak dicabut dan cukup diambil secara menyeluruh perakaran termasuk tanahnya kemudian dipindah tanamkan ke lahan kebun atau sawah (Sinar Tani, 2008).

c. Alat dan Bahan

1) Alat : tugal, tali, semprotan

2) Bahan : bibit padi, garam, air, pupuk campuran, dan pupuk cair d. Prosedur Kerja

1) Penyiapan bibit yang akan disemai, bibit tersebut direndam 2 hari dengan garam

2) Melubangi lahan dengan menggunakan tugal pada jalur yang sudah ditandai tali

3) Memasukkan benih padi kedalam lubang yang sudah di tugal

4) Setelah memasukkan bibit ke dalam lubang, lubang tersebut ditutup dengan pupuk campuran (petro organik, petrobio, kapur, dan NPK mutiara) 5) Setelah lubang ditutup dengan pupuk campuran, permukaan lubang

tersebut disemprot dengan pupuk cair.

e. Hasil yang Dicapai

Dalam satu hari dengan tenaga kerja 11 orang dapat menyemai benih padi sebanyak 1 kg atau 4 bedeng semai.

f. Pembahasan

Persemaian bibit padi dilaksanakan di kebun percontohan, kegiatan yang pertama dilakukan pada saat persemaian terlebih adalah perendaman bibit padi selama 2 hari dengan garam, tujuannya untuk menjaga ketersediaan air pada benih dan tetap lembab sehingga cepat menghasilkan perkecambahan pada benih. Tugal digunakan untuk melubangi lahan dengan jarak 3 cm dalamnya

(15)

lubang 3 cm, setelah itu masukkan benih ke dalam lubang kemudian pupuk campuran (petroorganik, petrobio, kapur dan NPK mutiara) digunakan untuk menutup lubang setelah bibit ditabur dan pupuk cair digunakan untuk menyemprot permukaan lubang, gunanya untuk menghindari benih padi dari serangan hama.

B. Penanaman 1. Pembersihan Lahan

a. Tujuan

Pembersihan lahan bertujuan untuk membebaskan tanah dari rumput- rumput, sisa-sisa tanaman yang sudah dipanen, sampah, dan unsur-unsur lain yang bisa membusuk. Unsur-unsur yang dapat membusuk seperti tumbuh- tumbuhan dan sampah dapat mengganggu kestabilan tanah, karena sewaktu- waktu unsur itu dapat berubah ataupun menghilang karena pembusukan hingga menyebabkan kepadatan tanah berkurang.

b. Dasar teori

Pembersihan lahan merupakan salah satu tahapan dalam mempersiapkan lahan siap untuk ditanami. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pekerjaan clearing, antara lain: 1) kelebatan pohon; 2) penggunaan setelah pengerjaan, misalnya untuk jalan raya sehingga akan mempengaruhi pada metode clearing; 3) keadaan dan daya dukung tanah; 4) topografi; 5) iklim; dan 6) kekhususan pekerjaan (Chee dan Chiu, 1997).

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.

Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena

(16)

mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan (Anonim, 2012b).

c. Alat dan bahan

1) Alat : sarung tangan dan parang 2) Bahan : rumput

d. Prosedur kerja

1) Menyiapakan semua peralatan.

2) Lahan bekas panen dibersihkan dengan cara membuka plastik-plastik yang digunakan untuk menutupi tanaman yang sudah dipanen sebelumnya.

3) Juga membersihkan tanaman rumput yang ada di sekitar lahan dengan menggunakan sarung tangan dan parang.

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 (satu) hari kerja dengan jumlah 11 orang dapat menyelesaikan pembersihan lahan 1/2 hektar.

f. Pembahasan

Pembersihan lahan PT. Kitadin dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mempersiapkan peralatan seperti sarung tangan dan parang. Kegiatan pembersihan lahan tersebut untuk memudahkan proses penanaman selanjutnya, sebelum melakukan rotari/penggemburan. Lahan dibersihkan dari plastik-plastik sisa panen sebelumnya. Selain plastik tumbuhan-tumbuhan liar yang ada di sekitar lahan dibersihkan juga agar pada proses rotari nanti tidak mengalami kendala, Setelah itu dilakukan penanaman pada lahan tersebut.

(17)

2. Rotari/penggemburan tanah a. Tujuan

Untuk menciptakan kondisi fisik, kimia, dan biologi tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman, selain itu untuk membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan, menempatkan serasah atau sisa-sisa tanaman yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik, meratakan tanah untuk mempermudah penanaman, selain itu mempersatukan pupuk dengan tanah serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air.

b. Dasar teori

Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar.

Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakkan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi. Penggemburan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimum mungkin. Penggemburan tanah tidak hanya merupakan kegiatan lapang untuk memproduksi hasil tanaman, tetapi juga berkaitan dengan kegiatan lainnya seperti penyebaran benih (penanaman bibit), pemupukan, perlindungan tanaman dan panen. Keterkaitan ini sangat erat sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam penggemburan tanah tidak terlepas dari keberhasilan dalam kegiatan lainnya. Pengolahan tanah mempengaruhi penyebaran dan penanaman benih. Penggemburan tanah dapat juga dilakukan bersamaan dengan pemupukan serta dianggap pula sebagai suatu metoda pengendalian gulma (Srivastava,1993).

(18)

Dalam penggemburan tanah pertama, tanah dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada di permukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah. Kedalaman pemotongan dan pembalikan umumnya di atas 15 cm. Pada umumnya hasil pengolahan tanah masih berupa bongkah- bongkah tanah yang cukup besar, karena pada tahap pengolahan tanah ini penggemburan tanah belum dapat dilakukan dengan efektif. Dalam pengolahan tanah kedua, bongkah-bongkah tanah dan sisa-sisa tanaman yang telah terpotong pada pengolahan tanah pertama akan dihancurkan menjadi lebih halus dan sekaligus mencampurnya dengan tanah (Anonim, 2011a).

c. Alat dan bahan

1) Alat : Hand traktor 2) Bahan : oli dan bensin d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan

2) Melakukan rotari langsung pada lahan tersebut dengan menggunakan traktor.

e. Hasil yang dicapai

Lahan yang sebelumnya padat atau keras dapat menjadi tanah yang gembur sehingga mempermudah dalam proses penanaman, dengan luas lahan yang digemburkan 1/2 hektar.

f. Pembahasan

Sebelum memulai rotari/pernggemburan, lahan dibersihkan terlebih dahulu dari tumbuhan-tumbuhan liar atau sisa-sisa panen sebelumnya untuk mempermudah melakukan proses rotari/penggemburan. Dalam proses

(19)

rotari/penggemburan menggunakan alat hand traktor untuk mempercepat proses rotari/penggemburan lahan.

3. Penanaman bibit kedelai a. Tujuan

Penanaman bibit kedelai ini bertujuan untuk merevegetasi lahan bekas tambang dan mengetahui teknik budidaya tanaman kedelai di lahan bekas tambang PT. Kitadin dalam upaya penanganan lahan bekas tambang yang dijadikan area pertanian oleh BPTP.

b. Dasar teori

Kedelai adalah salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung.

Kedelai merupakan bahan pangan sumber protein nabati utama bagi masyarakat.

Pada awalnya tanaman kedelai merupakan tanaman sub tropika hari pendek, namun setelah didomestikasi dapat menghasilkan banyak kultivar lokal. Para pemulia tanaman pun telah mengintroduksi kultivar yang dapat beradaptasi terhadap lintang yang berbeda. Kemampuannya untuk ditanam dimana saja adalah keunggulan utama tanaman ini (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Kedelai, atau kacang kedelai, yaitu salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910. Kedelai adalah tumbuhan yang peka terhadap pencahayaan.

Dalam pencahayaan agak rendah batangnya akan mengalami pertumbuhan memanjang sehingga berwujud seperti tanaman merambat. Kedelai dibudidayakan

(20)

di lahan sawah maupun lahan kering (ladang). Penanaman biasanya dilakukan pada akhir musim penghujan, setelah panen padi. Pengerjaan tanah biasanya minimal. Biji dimasukkan langsung pada lubang-lubang yang dibuat. Biasanya berjarak 20-30cm. Pemupukan dasar nitrogen dan fosfat diperlukan, namun setelah tanaman tumbuh penambahan nitrogen tidak memberikan keuntungan apa pun. Lahan yang belum pernah ditanami kedelai dianjurkan diberi "starter" bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum untuk membantu pertumbuhan tanaman. Penugalan tanah dilakukan pada saat tanaman remaja (fase vegetatif awal), sekaligus sebagai pembersihan dari gulma dan tahap pemupukan fosfat kedua. Menjelang berbunga pemupukan kalium dianjurkan walaupun banyak petani yang mengabaikan untuk menghemat biaya (Anonim, 2013d).

c. Alat dan bahan

1) Alat : tugal, tali, semprotan, plastik

2) Bahan : bibit kedelai, cruiser, pupuk campuran, dan pupuk cair d. Prosedur kerja

1) Penyiapan bibit kedelai

2) Bibit kedelai yang sudah disiapkan dicampur atau direndam dengan obat cruiser selama 5 menit kemudian setelah itu dijemur lagi sampai kering dan

siap untuk ditanam

3) Menyiapkan lahan yang sudah dibersihkan kemudian ditugal dengan jarak 40x20 cm

4) Setelah itu setiap lubang yang sudah ditugal di isi dengan 1 biji bibit kedelai 5) Kemudian disemprot dengan pupuk cair

6) Terahir menutup lubang yang sudah diisi biji kedelai dengan menggunakan pupuk campuran (petro organik, petrobio, kapur dan NPK mutiara).

(21)

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 (satu) hari kerja dengan jumlah 11 orang dapat menanam bibit kedelai sebanyak 62.500 bibit, dimana luas lahan yang ditanami setengah hektar.

f. Pembahasan

Dari penanaman bibit kedelai mempersiapkan terlebih dahulu lahan yang akan ditanami dengan cara ditugal. Tugal ini digunakan untuk melubangi lahan sedangkan tali mempermudah mengatur jarak untuk menugal lahan dengan jarak 40x20 cm, dan dari pupuk cair digunakan untuk menyemprot lubang yang sudah diisi bibit kedelai kemudian pupuk campuran (petroorganik, petrobio, kapur dan NPK mutiara) digunakan untuk menutupi lubang, kegunaan dari kedua pupuk tersebut adalah untuk menghindari bibit kedelai dari gangguan hama.

4. Penanaman bibit jagung a. Tujuan

Penanaman bibit jagung ini bertujuan untuk merevegetasi lahan bekas tambang dan mengetahui teknik budidaya tanaman kedelai di lahan bekas tambang PT. Kitadin dalam upaya penanganan lahan bekas tambang yang dijadikan area pertanian oleh BPTP.

b. Dasar teori

Jagung merupakan komoditas pangan sumber karbohidrat kedua setelah beras, sangat penting untuk ketahanan pangan. Jagung juga berperan penting dalam industri pakan ternak dan industri pangan. Dalam kurun lima tahun terakhir, kebutuhan jagung nasional untuk bahan industri pakan, makanan dan minuman meningkat ±10%-15%/tahun.

Pengembangan jagung diarahkan untuk mewujudkan Indonesia menjadi produsen jagung yang tangguh dan mandiri pada tahun 2025 dengan ciri-ciri

(22)

produksi yang cukup dan efisien, kualitas dan nilai tambah yang berdaya saing, penguasaan pasar yang luas, meluasnya peran stakeholder, serta adanya dukungan pemerintah yang kondusif. Dalam periode 2005-2025, produksi jagung nasional diproyeksikan rata-rata tumbuh sebesar 4,26%. Kondisi di atas menggambarkan bahwa komoditi jagung mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikembangkan melalui agribisnis. Jagung banyak diolah dalam bentuk tepung, makanan ringan atau digunakan untuk bahan baku pakan ternak. Hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Sejalan dengan perkembangan industri pengolah jagung dan perkembangan sektor peternakan, permintaan akan jagung cenderung semakin meningkat (Anonim, 2013a).

c. Alat dan bahan

1) Alat : tugal, tali, semprotan

2) Bahan : bibit jagung hirbisida super jumbo, pupuk campuran, dan pupuk cair

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan bibit jagung siap tanam jenis jagung hibrisida super jumbo 2) Menyiapkan lahan yang sudah bersih

3) Melubangi tanah dengan tugal dengan jarak 40x20 cm 4) Setelah itu setiap lubang diisi dengan 1 biji bibit jagung

5) Lubang yang sudah ditanami disemprot dengan menggunakan pupuk cair (subali)

6) Kemudian setelah penyemprotan tutup lubang dengan campuran pupuk (petro organik, petrobio, kapur dan NPK mutiara).

(23)

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 (satu) hari kerja dengan jumlah 11 orang dapat menanam bibit jagung sebanyak 62.500 bibit, dengan luas lahan yang ditanami setengah hektar.

f. Pembahasan

Dari proses penanaman bibit jagung pertama-tama menyiapkan lahan terlebih dahulu untuk mempermudah proses penanaman dengan cara menugal lahan tersebut, dengan jarak 40x20 cm, setelah itu menanami lahan dengan setiap lubang ditanami dengan 1 biji bibit jagung dan dari pupuk cair (subali) digunakan untuk menyemprot lubang yang sudah di tanami bibit jagung kemudian pupuk campuran (petroorganik, petrobio, kapur dan NPK mutiara) digunakan untuk menutupi lubang. Kegunaan dari kedua pupuk tersebut adalah untuk menghindari bibit jagung dari hama.

5. Penanaman bibit padi a. Tujuan

Penanaman bibit padi ini bertujuan untuk merevegetasi lahan bekas tambang dan mengetahui teknik budidaya tanaman padi di lahan bekas tambang PT. Kitadin dalam upaya penanganan lahan bekas tambang yang dijadikan area pertanian.oleh BPTP

.

b. Dasar teori

Padi merupakan tanaman penghasil beras yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Kebutuhan beras dari tahun ke tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Pada tahun 1970 konsumsi beras perkapita 70 kg per tahun dan naik menjadi 135 kg per tahun pada tahun 2003. Produksi padi nasional tahunan mencapai 52 juta ton dengan luas areal 11.5 juta hektar. Untuk mencukupi kebutuhan konsumsi beras nasional pada tahun 2003, Indonesia

(24)

mengimpor beras mencapai 2 juta ton dari Vietnam dan Thailand (Balitbang Deptan RI, 2007).

Salah satu permasalahan yang serius dalam budidaya tanaman padi adalah pada proses pertumbuhan. Tanaman padi banyak mendapat saingan dari tanaman pengganggu (gulma). Gulma atau tanaman pengganggu telah dikenal sejak manusia memulai usaha pertanian. Produksi padi yang diharapkan tinggi tiba-tiba tidak tercapai karena serangan gulma yang tidak ditanggulangi dengan baik. Gulma bersaing dengan tanaman padi dalam hal cahaya matahari, unsur hara dan air. Apabila satu saja dari ketiga unsur tersebut kurang maka yang lain tidak dapat digunakan secara efektif walaupun tersedia dalam jumlah besar.

Gulma atau tumbuhan pengganggu yang tumbuh di antara tanaman padi merupakan salah satu faktor penyebab menurunnya hasil, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. (Balitbang Deptan RI, 2007).

c. Alat dan bahan

1) Alat : tugal, tali, semprotan, ember

2) Bahan : bibit padi yang sudah disemai, pupuk campuran, pupuk cair, air d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan bibit padi yang sudah disemai dengan cara dicabut setelah itu masukkan akar ke dalam ember yang berisi air untuk menghilangkan tanah 2) Menyiapkan lahan yang sudah ditugal dengan jarak 40x20 cm

3) Menyemprot lubang yang sudah ditugal dengan menggunakan pupuk cair 4) Setelah itu memasukkan bibit padi kedalam lubang antara 1-2

batang/rumpun, kemudian tutup dengan tanah.

(25)

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 (hari) kerja dengan jumlah 11 orang dapat menanam bibit padi sebanyak 37.500 bibit, dengan luas lahan yang ditanami 1/3 hektar.

f. Pembahasan

Bibit padi yang ditanam adalah bibit padi yang sudah disemai dengan umur 14-17 hari. Dari proses penanaman tersebut menyiapkan lahan terlebih dahulu kemudian melubangi lahan dengan menggunakan tugal dan tali untuk mempermudah mengatur jarak dengan ukuran tanam 40x20 cm, sebelum penaman dimulai menyemprot terlebih dahulu lubang dengan menggunakan pupuk cair (subali) untuk menghindari adanya serangan hama, selain itu mempermudah penanaman karena lahan yang ditanami itu harus lahan basah, setiap lubang diisi dengan 1-2 batang/rumpun bibit padi.

6. Penyulaman bibit kedelai a. Tujuan

Untuk menanami lahan kedelai yang kosong yang sebelumnya ditanami bibit kedelai namun tidak tumbuh.

b. Dasar teori

Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian-bagian yang kosong bekas tanaman yang mati/diduga akan mati atau rusak sehingga terpenuhi jumlah tanaman normal dalam satu kesatuan luas tertentu sesuai dengan jarak tanamnya. Penyulaman bertujuan untuk meningkatkan persen jadi tanaman dalam satu kesatuan luas tertentu sehingga memenuhi jumlah tanaman per hektar sesuai dengan jarak tanamnya. Penyulaman dilakukan pada saat musim hujan pada pagi atau sore hari. Penyulaman dilakukan setelah laporan penanaman diterima oleh manajer tanaman. Dalam laporan penanaman

(26)

disebutkan berapa semai yang ditanam mampu bertahan hidup dan berapa semai yang mati atau rusak atau diduga akan mati. Jika persen jadi tanaman di lapangan kurang dari 80 %, maka dilakukan penyulaman. Besarnya intensitas penyulaman tergantung pada persen jadi tanaman. Penyulaman dilakukan dengan cara menugal kembali lubang tanam dan mengisinya dengan benih yang baru. Penyulaman harus dilakukan sesegera mungkin agar pertumbuhannya tidak terlalu tertinggal dengan tanaman yang telah tumbuh. Jika terlambat, pertumbuhan tanaman tidak akan seragam (Anonim, 2011b).

c. Alat dan bahan

1) Alat : tugal, dan semprotan

2) Bahan : bibit kedelai yang sudah disemai, air, dan pupuk cair (subali) d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan semua peralatan dan bahan untuk proses penyulaman

2) Melubangi dengan tugal lahan yang sebelumnya sudah ditanami dengan bibit kedelai namun tidak tumbuh

3) Kemudian lubang tersebut disemprot dengan pupuk cair (subali)

4) Setelah itu bibit kedelai yang sudah disemai dicabut dan mengisi lubang yang sudah disemprot dengan setiap lubang ditanami 1 batang bibit kedelai.

e. Hasil yang dicapai

Dari satu hari penyulaman tanaman kedelai dengan jumlah 11 orang dapat menyelesaikan penanaman lahan tanaman kedelai yang tidak tumbuh dengan luas lahan setengah hektar.

(27)

f. Pembahasan

Dari proses penyulaman tanaman kedelai, terlebih dahulu melubangi lahan tanaman kedelai yang kosong dengan cara ditugal setelah itu menanami lubang yang sudah ditugal dimana dari 1 lubang ditanami 1 bibit kedelai, bibit kedelai yang digunakan adalah bibit kedelai yang sudah disemai untuk menyamakan umur pertumbuhan dari penanaman pertama. Penyulaman dilakukan pada pagi dan sore untuk menghindari sinar matahari karena dimana tanaman yang baru ditanam sangat rentan terhadap sinar matahari.

g. Penyulaman bibit jagung a. Tujuan

Untuk mengisi lahan jagung yang kosong yang sebelumnya ditanami bibit jagung namun tidak tumbuh sehingga dapat meningkatkan persen tanaman dalam satu kesatuan luas tertentu dan memenuhi jumlah tanaman perhektar sesuai jarak tanamya.

b. Dasar teori

Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian-bagian yang kosong bekas tanaman yang mati/diduga akan mati atau rusak sehingga terpenuhi jumlah tanaman normal dalam satu kesatuan luas tertentu sesuai dengan jarak tanamnya. Penyulaman bertujuan untuk meningkatkan persen jadi tanaman dalam satu kesatuan luas tertentu sehingga memenuhi jumlah tanaman per ha sesuai dg jarak tanamnya. Penyulaman dilakukan pada saat musim hujan pada pagi atau sore hari. Penyulaman dilakukan setelah laporan penanaman diterima oleh manajer tanaman. Dalam laporan penanaman disebutkan berapa semai yang ditanam mampu bertahan hidup dan berapa semai yang mati atau rusak atau diduga akan mati. Jika persen jadi tanaman di lapangan kurang dari 80 %, maka

(28)

dilakukan penyulaman. Besarnya intensitas penyulaman tergantung pada persen jadi tanaman. Penyulaman harus dilakukan sesegera mungkin agar pertumbuhannya tidak terlalu tertinggal dengan tanaman yang telah tumbuh. Jika terlambat, pertumbuhan tanaman tidak akan seragam (Anonim, 2011b).

c. Alat dan bahan

1) Alat : tugal dan semprotan

2) Bahan : bibit jagung yang sudah disemai, dan air d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan semua peralatan serta bahan untuk proses penyulaman

2) Melubangi dengan tugal lahan yang sebelumnya sudah ditanami bibit jagung, namun tidak tumbuh

3) Kemudian dilubang tersebut disiram dengan air

4) Setelah itu bibit kedelai yang sudah disemai dicabut dan dipindahkan ke lubang yang sudah disiram air dengan setiap lubang di tanami 1 bibit jagung yang sudah disemai.

e. Hasil yang dicapai

Dari sehari penyulaman tanaman jagung dengan jumlah 11 orang dapat menyelesaikan penanaman lahan tanaman jagung yang tidak tumbuh dengan luas lahan 1/2 hektar.

g. Pembahasan

Dari proses penyulaman tanaman jagung, terlebih dahulu melubangi lahan tanaman jagung yang kosong dengan cara di tugal setelah itu menanami lubang yang sudah ditugal dimana dari 1 lubang ditanami 1 bibit jagung, bibit jagung yang digunakan adalah bibit jagung yang sudah disemai untuk menyamakan umur pertumbuhan dari penanaman pertama, penyulaman dilakukan pada pagi dan sore

(29)

untuk menghindari sinar matahari karena dimana menanam tanaman yang sudah disemai itu sangat rentan terhadap sinar matahari.

C. Pemeliharaan 1. Penyiangan

a. Tujuan

Untuk membasmi tumbuhan gulma yang akan menghambat pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.

b. Dasar teori

Penyiangan adalah penghilangan rumput atau tanaman liar di sekitar tanaman yang sedang kita rawat. Rumput atau tanaman liar perlu dihilangkan karena menimbulkan penghalang tumbuhnya tanaman yang sedang kita rawat, kompetisi penyerapan hara, ruang, cahaya, dan CO2, penularan penyakit karena adanya rumput atau tanaman liar yang mempunyai penyakit sama dengan tanaman yang sedang kita tanam, pemakanan atau perusakan tanaman oleh serangga, karena ada rumput atau tanaman liar yang menjadi sarang atau tempat mencari makan serangga (Anonim, 2010).

Penyiangan adalah suatu tindakan pembebasan tanaman pokok (tanaman utama) dari tanaman lain yang tidak diharapkan tumbuh yaitu seperti: belukar, gulma, dan tumbuhan pengganggu lainnya. Beberapa tanaman kehutanan merupakan jenis-jenis yang memerlukan cahaya dan kegiatan penanamannya akan berhasil apabila penyiangan dilakukan secara intensif. Oleh karena itu, harus dilakukan penyiangan terutama pada tahun pertama dan kedua setelah penanaman. Penyiangan biasanya dikerjakan sepanjang kiri-kanan larikan tanaman sebesar 50 cm. Kegiatan penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma pengganggu. Pengendalian gulma dikerjakan secara mekanis dengan

(30)

menggunakan cangkul, sabit, atau parang dan secara kimiawi yaitu dengan menggunakan herbisida. Herbisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma baik daun lebar maupun daun jarum adalah Round Up (Badan Litbang Kehutanan, 1994).

c. Alat dan bahan 1) Alat : semprotan

2) Bahan : obat rumput dan air d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan semprotan dan obat rumput 2) Dari obat tersebut dicampur dengan air

3) Setelah dicampur semprotkan ke sekeliling lahan kedelai dan jagung yang berumput.

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 (satu) hari dengan tenaga kerja sebanyak 11 orang dapat diselesaikan penyemprotan lahan seluas 1 hektar.

f. Pembahasan

Dari proses penyemprotan obat rumput yang dipakai dicampur dengan air sehingga dapat memudahkan dalam proses penyemprotan selain itu dalam proses penyemprotan harus melihat cuaca dimana dalam musim hujan dapat menghambat kematian gulma/rumput.

2. Pemupukan a. Tujuan

Untuk menjamin ketersediaan hara dan tingkat kesuburan tanah secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen yang maksimal.

(31)

b. Dasar teori

Pupuk adalah bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian khusus pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu dan lebih hara tanaman. Berbicara tentang tanaman tidak akan terlepas dari masalah pupuk.

Dalam pertanian modern penggunaan materi yang berupa pupuk adalah mutlak untuk memacu tingkat produksi tanaman yang diharapkan. Seperti telah diketahui bersama bahwa pupuk yang diproduksi dan beredar di pasaran sangatlah baik dalam hal jenis bentuk ukuran, maupun kemasannya (Anonim, 2013c).

Kegiatan pemupukan adalah suatu tindakan pemberian pupuk atau suatu zat tertentu yang dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan awal dan memacu pertumbuhan tanaman yang kurang baik akibat kekurangan unsur hara.

Pemupukan diharapkan efektif karena dilakukan ketika sumber benih masih muda (berumur kurang dari 3 tahun). Pemupukan akan mempercepat pertumbuhan, meningkatkan tegakan, dan selanjutnya diharapkan akan mempercepat pembungaan dan pembuahan. Pemupukan biasanya dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK tablet. Dosis pupuk NPK tablet adalah sebanyak 4 tablet atau setara dengan 40 gr/ pohon. Pemupukan dilakukan setelah kegiatan penyiangan agar tidak ada rumput atau gulma di sekitar batang tanaman. Pupuk diberikan di antara batang dan tajuk terluar sebanyak 4 tablet pupuk per pohon secara tersebar di dekat perakaran atau sedalam 5 - 10 cm dari permukaan tanah (Badan Litbang Kehutanan, 1994).

c. Alat dan bahan 1) Alat : Ember

2) Bahan : petroorganik, petrobio, kapur dan NPK mutiara

(32)

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan ember untuk tempat pencampuran petroorganik, petrobio, kapur dan NPK mutiara

2) Dari ke empat pupuk tersebut dicampur, setelah dicampur pupuk tersebut siap untuk ditabur ke tanah yang sudah diisi dengan bibit (kedelai, jagung, padi)

e. Hasil yang dicapai

Hasil dari kegiatan ini dapat menjamin ketersediaan unsur hara dan kesuburan terhadap tanaman.

f. Pembahasan

Pemupukan dilakukan pada saat penananan bibit kedelai, jagung, dan padi. Pemupukan ini dilakukan bersamaan dengan penanaman kerena lahan yang ditanami lahan yang kurang subur, dan dari pupuk tersebut dapat menyiapkan unsur hara bagi tanaman dan meningkatkan kesuburan tanah.

D. Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) 1. Budidaya cacing

a. Tujuan

Memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara yang tepat untuk pembudidayaan cacing supaya masyarakat dapat mengetahui tentang cara budidaya cacing cepat sehingga dapat dikembangkan sendiri menjadi usaha sampingan masyarakat.

b. Dasar teori

Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakkan antara lain:

Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah

(33)

jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecoklatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang lebih serius. Cacing jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak (budidaya cacing tanah sentra imformasi Iptek) (Anonim, 2012a).

c. Alat dan bahan 1) Alat : drum

2) Bahan : serbuk gergaji, kotoran sapi, dedak halus, rumput, ampas tahu, batang pisang, dan sisa-sisa makanan.

d. Prosedur kerja

1) Penyiapan tempat (tong drum) tong drum tersebut harus dilubangi untuk menghindari basah

2) Masukkan serbuk gergaji (bekas tempat penanaman jamur tiram)

(34)

3) Dari serbuk gergaji tersebut ditambahkan air supaya lembab, setelah lembab cacing tersebut dimasukkan, dibiarkan 10-15 menit untuk beradaptasi.

4) Setelah itu masukkan makanan dari kotoran sapi, dedak halus, rumput, ampas tahu,batang pisang dan sisa-sisa makanan .

5) Setelah semua bahan makanan tersebut tercampur rata, penambahan prebiotik 3 tutup botol dengan campuran air.

6) Terakhir tutup plastik atau karung hindarkan dari sinar matahari dan hujan.

e. Hasil yang dicapai

Dapat memberikan ilmu pada masyarakat di sekitar lahan bekas tambang tentang cara yang tepat untuk membudidayakan cacing dengan menggunakan media pemeliharaan dari bahan organik seperti dari kotoran sapi, dedak halus, rumput, ampas tahu, batang pisang, dan sisa-sisa makanan. Selain itu dapat mengaspirasi masyarakat untuk mengembangkan budidaya cacing tersebut untuk dijadikan pakan ternak untuk ikan.

f. Pembahasan

Budidaya cacing yang dilakukan oleh PT. Kitadin adalah sebagai program pemberdayaan masyarakat atau yang dikenal dengan CSR (Comporate Sosial Responsibility), yaitu dengan memberikan pelatihan dan bantuan dana budidaya

cacing tanah terhadap masyarakat setempat.

Cara atau teknik budidaya cacing tanah yaitu yang pertama meyediakan tong drum. Tong drum tersebut diisi serbuk gergaji sekitar 5 cm, serbuk tersebut ditambahkan air supaya lembab sehingga cacing cepat beradaptasi, untuk makanannya harus di haluskan/dihancurkan terlebih dahulu dan dicampur dengan

(35)

prebiotik supaya bahan makanan tersebut cepat busuk sehingga cacing cepat mencerna makanan tersebut.

2. Observasi Masyarakat Sekitar Lahan Bekas Tambang a. Tujuan

Dialog dengan warga ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan program CSR (Corporate Social Responsibility) PT.Kitadin, yaitu program keramba ikan berjalan dengan baik dan berjalan dalam waktu jangka panjang.

b. Dasar teori

Observasi ialah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati.

Banyaknya periode observasi yang perlu dilakukan dan panjangnya waktu pada setiap periode observasi tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Apabila observasi itu akan dilakukan pada sejumlah orang, dan hasil observasi itu akan

digunakan untuk mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut, maka hendaknya observasi terhadap masing-masing orang dilakukan dalam situasi yang relatif sama Sebelum observasi itu dilaksanakan, pengobservasi (observer) hendaknya telah menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek apa yang akan diobservasi dari tingkah laku seseorang. Aspek-aspek tersebut hendaknya telah dirumuskan secara operasional, sehingga tingkah laku yang akan dicatat nanti dalam observasi hanyalah apa-apa yang telah dirumuskan tersebut (Anonim, 2011c).

c. Alat dan bahan 1) Buku 2) Pulpen

(36)

3) Kamera d. Prosedur kerja

Melakukan wawancara dengan masyarakat di areal bekas tambang PT.Kitadin yang terletak di Desa Karta Buana, tentang bagaiman cara mengelola lahan bekas tambang tersebut sehingga dapat dijadikan keramba ikan.

e. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu penanganan air bekas tambang dilakukan perlakuan menggunakan kapur sebelum memulai menernakkan ikan, hingga sekarang terdapat 300 keramba ikan yang terdapat di Desa Karta Buana yaitu program CSR keramba ikan dari PT.Kitadin.

f. Pembahasan

Corporate Social Responsibility (CSR), atau tanggung jawab sosial

perusahaan, sering dikenal sebagai tanggung jawab perusahaan kepada seluruh stakeholder, istilah korporat diartikan sebagai tingkat manajemen puncak pada

setiap organisasi, baik skala kecil, menengah atau besar, skala lokal, nasional, regional, atau global.

Dalam mewujudkan kepedulian sosial PT. Kitadin sebagai perusahaan pertambangan batubara, memberikan kontribusi perusahaan terhadap pengembangan masyarakat yang berkelanjutan, baik pada saat operasional perusahaan berjalan maupun pada saat perusahaan tidak berjalan lagi, dimana PT. Kitadin tersebut melaksanakan salah satu kegiatan program CSR yaitu dengan memberikan dana terhadap masyarakat di Desa Karta Buana untuk melakukan budidaya keramba ikan yang berada di lahan bekas tambang tersebut.

(37)

E. Panen 1. Panen ubi jalar

a. Tujuan

Untuk memanen ubi jalar sesuai dengan umur panen sehingga dapat menghasilkan umbi yg berkualitas.

b. Dasar teori

Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.

Ubi jalar dapat dibudidayakan melalui stolon/batang rambatnya, cara menanamnya cukup mudah, dengan mencangkul lahan yang mau ditanami sehingga stolon/batang rambat ubi jalar mudah dimasukkan dalam tanah, pemeliharaannya cukup mudah, ubi jalar akan tumbuh baik bila lahan terkena matahari langsung, pemeliharaan dari gulma untuk menghindari persaingan unsur hara disekitar tanaman dengan cara menyiangi, pemberian pupuk Urea atau Organik akan menambah hasil panen yang lebih bagus (Anonim 2013d).

c. Alat dan bahan

Alat : cangkul, sabit, parang, linggis, sarung tangan, dan karung.

d. Prosedur kerja

1) Membabat atau membersihkan terlebih dahulu daun ubi dan rumput-rumput yang ada di sekitarnya dengan memakai sabit dan parang

(38)

2) Setelah itu mulai memanen ubi dengan cara digali memakai cangkul dan linggis

3) Pisahkan umbi dari batang dan bersihkan umbi dari kotoran/tanah yang melekat.

4) Kumpulkan umbinya dengan memisahkan antara umbi yang besar dan umbi yang kecil

5) Setelah memisahkan antara umbi yang besar dan kecil masukkan masing- masing ke dalam karung.

e. Hasil yang dicapai

Dalam memanen 1 hari dari 11 orang dapat menghasilkan dua karung ubi jalar dengan luas lahan ubi jalar 4 bedengan.

f. Pembahasan

Pemanenan ubi jalar dilakukan saat ubi berumur 4-5 bulan, ubi jalar yang dipanen pada saat umur tersebut merupakan ubi jalar yang berkualitas karenanya apabila dipanen diatas 5 bulan ubi jalar akan mengalami kerusakan karena sudah melebihi batas waktu panen. Sebelum memulai proses pemanenan, membersihkan terlebih dahulu daun ubi jalar dan rumput yang ada di sekitarnya dengan memakai sabit dan parang untuk memudahkan proses memanen, selain itu harus menggunakan cangkul dan linggis untuk menggali umbinya.

(39)

IV.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Balai Pengkajian Pengelolahan Teknologi Pertanian (BPTP), telah berhasil menguji coba merevegetasi lahan bekas tambang PT. Kitadin dengan cara menanam berbagai hasil pertanian, seperti tanaman padi, jagung, kedelai, dan ubi jalar.

2. Dapat menambah pengetahuan mengenai pengelolaan lingkungan pasca tambang batu bara berupa pengelolaan lahan, pengelolaan tanaman, dan kegiatan CSR yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Lahan pasca tambang batu bara milik PT. Kitadin

3. Kegiatan Praktik Kerja Lapang yang dilakukan di lahan pasca tambang batu bara milik PT. Kitadin yang dikelola oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), dapat menjadi bekal berupa pengetahuan dan skill ketika memasuki dunia kerja.

B. Saran

1. Dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL), para mahasiswa harus melaksanakan dengan sunguh-sunguh dan bertanggung jawab agar dalam pelaksanaan di lapangan tidak terjadi hal-hal yang merugikan selama praktik berlangsung

2. Kepada pihak BPTP dimohon menyiapkan sarana dan prasarana untuk dapat memudahkan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)

3. Sebaiknya pembimbing lapangan mengarahkan dan mengontrol secara langsung kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di lapangan sehingga memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan.

(40)

4. Sebaiknya juga pihak-pihak yang ada di Kebun Percontohan mengarahkan mahasiswa pada saat pembimbing lapangan tidak ada sehingga mahasiswa dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di lapangan.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.PenyianganTanaman.Id.wikipedia.Org/wiki/penyiangan diakses Tanggal 17 Mei 2013.

Anonim.2011a. Konsep Dasar Pengarahan. http://hsumardJoko.blogstaf.ums.

ac.id/files/2011/konsep dasar.pp diakses Tanggal 15 Mei 2013.

Anonim.2011b. Penggemburan Tanah Pertanian. http://www.Mascus.co.id/pertanian penggemburan tanah diakses Tanggal 16 Mei 2013

Anonim. 2011c. Penyulaman Tanaman. www.pengertian-definisi.blogspot.com/2011 /10/penyulaman-tanaman.html diakses Tanggal 17 Mei 2013.

Anonim.2011d. Metode Observasi.www.bloggerlombok.com/20/11/metode-observasi.

html diakses Tanggal 18 Mei 2013.

Anonim.2012a. Budidaya Cacing Tanah.www. petunjukbudidaya. blogspot. com/2012/

10/budidaya-cacing-tanah.html diakses Tanggal 17 Mei 2013

Anonim.2012b. Gulma http://www.Trunojoyo.ac.id/.com/2012/12/gulma diakses Tanggal 14 Mei 2013.

Anonim.2013a. Teknik Budidaya TanamanJagung.www.om-tani.blogspot.com /2013 /01/ teknik-budidaya-tanaman-jagung.html diakses Tanggal 16 Mei 2013.

Anonim.2013b. Pupuk. Id.wikipedia.org/wiki/pupuk diakses Tanggal 17 Mei 2013.

Anonim.2013c. Ubi Jalar. Id.wikipedia.org/wiki/ubi jalar diakses Tanggal 18 Mei 2013 Anonim.2013d. Kedelai http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai diakses 18-06-2013

Balibang,Deptan RI.2007 .Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida. Pedoman Bagi Penyuluhan Pertanian . Jakarta:Ilham Jaya.

Badan Litbang Kehutanan. 1994. Pedoman Teknis Penanaman Jenis-Jenis Kayu Komersial. Jakarta: Departemen Kehutanan RI c.q Badan LITBANG.

Chee, K.H. dan S.B. Chiu. 1997. Pembukaan lahan untuk lahan pertanian In:

Poeloengan, Z., K. Pamin, P. Purba, Y.T. Ad iwiganda, P.L. Tobing, dan M.L.

Fadli (Ed.). Pembukaan areal dengan cara zero burning. 22 April 1997, Medan.

Pusat Penelitian Pertanian, Medan. p. 15 – 22.

Rubatzky, V. E. dan M.Yamaguchi, 1998, Sayuran Dunia 2 Prinsip, Produksi, dan Gizi ITB, Bandung.

Sinar Tani. 2008. Petunuk Teknik Budidaya Padi Hibrida. Jawa Timur.

(42)

Srivastava, A. K., C. E. Goering, R. P. Rohrbach. 1993. Enginering Principles of Agricultural Machines. ASAE Texbook Number 6, American Society of Agriculutural Engineers.

(43)

LAMPIRAN

(44)

Gambar 1. Orentasi dan pengarahan di office BPTP

Gambar 2. Pelatihan budidaya cacing dan pengembangan probiotik di PT. Kitadin

Gambar 3. Persemaian Benih Padi

(45)

Gambar 4. Penanaman bibit kedelai

Gambar 5. Penanaman Bibit Jagung

Gambar 6. Pemupukan dari pupuk campuran (petroorganik, petrobio, kapur dan

NPK mutiara )dan penyemprotan dari pupuk cair (subali) setelah

penanaman bibit.

(46)

Gambar 7. Penyulaman bibit kedelai

Gambar 8. Penanaman bibit padi

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil praktik kerja lapangan (PKL) yang telah dilaksanankan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur dapat sisimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan

Dari hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan

Jenis bibit jagung yang digunakan adalah hirbisida super jumbo, bibit jenis ini dapat menghasilkan panen yang maxsimal, tugal digunakan untuk melubangi lahan sedangkan

Pada cara tanam ini lahan yang sudah siap dibuat lubang- lubang tanam menggunakan tugal dengan menggunakan jarak tanam 40 x 20 cm. Setelah lubang bekas tugal terbentuk, lubang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kontrol infeksi kedokteran gigi pada mahasiswa klinik terkait lama waktu studi pada mahasiswa

Hasil inventarisasi gulma pada tanaman jagung fase generatif di lahan Balai Pelatihan Pertanian Lampung ditemukan sebanyak 24 species gulma yang terdiri dari 11

Buku manual SISRUTE ini disusun dalam rangka acuan yang digunakan oleh RS yang dirujuk dan RS perujuk untuk melaksanakan sistim rujukan berbasis IT, dimana komunikasi dan

Berdasarkan uraian teori dan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif serta uji path atau analisis jalur antara