• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 TANJUNGANOM KECAMATAN RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 TANJUNGANOM KECAMATAN RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA

KELAS VI SD NEGERI 1 TANJUNGANOM KECAMATAN RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

Zulkarnain Subur Riyanto NIM. X4709225

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA

KELAS VI SD NEGERI 1 TANJUNGANOM KECAMATAN RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

ZULKARNAIN SUBUR RIYANTO NIM. X4709225

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Pendidikan

Olahraga Dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : ...

Tanggal : ...

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua Drs. Sunardi, M.Kes. ...

Sekretaris Drs. Wahyu Sulistiyo, M.Kes ...

Anggota I Drs. Agustiyanto, M.Pd. ...

Anggota II Slamet Riyadi, S.Pd. M.or. ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

(4)

commit to user

iv

ABSTRAK

Zulkarnain Subur Riyanto, “PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT

JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 TANJUNGANOM KECAMATAN RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011”,

Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.

Peneltitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penerapan metode bermain. Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok selama pembelajaran dilaksanakan.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yang dilaksanakan secara kolaboratif dan partisipatif. Artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri, namun berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru pendidikan jasmani dan siswa kelas VI SD Negeri 1 Tanjunganom, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara. Secara partisipatif, artinya peneliti bersama-sama dengan mitra peneliti akan melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah. Pertemuan dalam penelitian ini berjumlah dua kali (dua siklus) dan setiap pertemuan menunjukkan tahapan perkembangan proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh gaya jongkok.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Tanjunganom tahun pelajaran 2010/2011. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah lembar pengamatan, angket dan tes unjuk kerja siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode bermain dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Tanjunganom, dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok yang diharapkan. Bukti peningkatan tersebut adalah : sebelum mendapatkan tindakan kondisi awal siswa kelas enam putra nilai tertinggi 76, terendah 68 dan nilai rata-rata 67, sedangkan siswa putri nilai tertinggi 75, terendah 65, dan nilai rata-rata-rata-rata 65. Siklus I terjadi peningkatan yaitu nilai putra tertinggi 82, terendah 75, nilai rata-rata 79, siswa putri nilai 80, terendah 75, nilai rata-rata-rata-rata 77. Siklus 2 terjadi peningkatan siswa putra nilai terendah 84, terendah 76, nilai rata-rata 81, siswa putri tertinggi 83, terendah 76, dan nilai rata-rata 79.

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Kusuntingkan skripsi ini untuk :

-

Istri tercinta, yang telah memberi semangat, bimbingan dan dukungan yang

berarti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

-

Anakku Galuh dan Gilang tersayang yang telah mendukung penulisan

skripsi.

-

Almamaterku kampus PJOK tempat kutimba ilmu.

-

Semua sobatku di Komunitas Penjas dan Olahraga.

(6)

commit to user

vi

MOTTO

§ Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang !

§ Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab

sejumlah lima, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima, orangtua, anak istri

dan mertua pun bahagia.

§ Ilmu itu cahaya yang menerangi tanpa membakarnya.

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya serta memberi kesempatan untuk menyusun Skripsi sebagai tugas

akhir S-1 Program Studi Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dan Rekreasi,

Jurusan Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Selama pembuatan Skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

penulisan skripsi.

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan FKIP Universitas Sebelas maret Surakarta yang telah memberikan

persetujuan penulisan skripsi.

3. Drs. Sunardi, M.Kes, Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi FKIP Universitas Sebelas maret Surakarta yang telah memberikan

izin penulisan skripsi.

4. Drs. Agustiyanto, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Slamet Riyadi, M.Or.

selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan

dorongan sehingga skripsi dapat penulis selesaikan dengan lancar.

5. Bapak dan Ibu Dosen Progam Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah lulus

memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

6. Edy Sunarto, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Tanjunganom,

Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara yang telah mengijinkan

sekolahnya sebagai tempat penelitian.

7. Berbagai pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin penulis

(8)

commit to user

viii

Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat sekaligus

menambah wawasan bagi para pembaca.

Banjarnegara, Juni 2011

(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengajuan ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Abstrak ... v

Motto ... vi

Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Pendidikan Jasmani ... 7

2. Karakteristik Peserta Didik ... 8

3. Hakikat Belajar Gerak ... 9

4. Tinjauan Tentang Permainan ... 12

5. Pendidikan bermain dalam pembelajaran atletik …... 15

6. Lompat Jauh ... 16

7. Pembelajaran Lompat Jauh melalui Permainan …... 17

B. Kerangka Berpikir ... 18

(10)

commit to user

x

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Setting Penelitian ……….. 21

B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ……… 22

C. Subjek Penelitian ……….. 22

D. Sumber Data ………..……… 22

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ………. 22

F. Analisis Data ………. 23

G. Prosedur Penelitian ………..………. 24

H. Proses Penelitian ………..……… 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….. 28

A. Hasil Penelitian ………. 28

B. Pembahasan ………... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 43

A. Kesimpulan ………... 43

B. Implikasi ……… 43

C. Saran-saran ……… 43

DAFTAR PUSTAKA ………..………... 45

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kondisi Awal Nilai Lompat Jauh Siswa Kelas VI SD

Negeri 1 Tanjunganom Pra Siklus (Bulan Maret 2011) …… 29

Tabel 2 Hasil Penilaian Lompat Jauh Siswa Kelas VI SD Negeri 1

Tanjunganom Siklus I (8 April 2011) ……… 34

Tabel 3 Hasil Penilaian lompat Jauh Siswa Kelas VI SD Negeri 1

Tanjunganom Siklus 2 (23 April 2011) ………. 37

Tabel 4 Nilai Lompat Jauh Siswa Kelas VI SD Negeri 1

(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………. 46

Lampiran 2 Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ……... 60

Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ……….. 62

Lampiran 4 Lembar Pengamatan ……….. 66

Lampiran 5 Hasil Pengamatan Siklus I ……… 69

Lampiran 6 Hasil Pengamatan Siklus II ……… 71

Lampiran 7 Daftar Nilai Siswa Tanggal 8 April 2011 Siklus I ……… 73

Lampiran 8 Daftar Nilai Siswa Tanggal 23 April 2011 Siklus II …… 74

(13)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,

keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan

olahraga. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Ia

merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani

dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk

mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Menurut Toho Cholik dan Rusli

Lutan (2001), bahwa pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran

yang memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani peserta didik. Oleh

karena itu pendidikan jasmani harus diutamakan mengingat mempunyai tujuan

yang penting dalam pengembangkan pembelajaran. Banyak yang mengagap,

kurang penting mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, dikarenakan belum

mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani.

Maka dari itu pendidikan olahraga merupakan pendidikan yang utama untuk

menunjang prestasi siswa. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang sehat

dalam dunia pendidikan harus meliputi beberapa hal sebagai berikut. Menurut

Rachmat Djatun (1990 : 35) adalah : (1) Anak Didik, (2) Pendidik, (3) Tujuan

Pendidikan, (4) Alat Pendidikan, (5) Lingkungan Pendidikan.

Komponen-komponen tersebut harus ada di dalam berlangsungnya proses pembelajaran.

Komponen-komponen di atas harus ada di dalam berlangsungnya suatu

pendidikan. Jadi pendidikan tidak akan berarti apabila tidak ada yang di didik,

demikian pula dengan pendidikan juga tidak akan berjalan apabila tidak ada siapa

yang menjalankan pendidikan tersebut, serta pendidikan tidak ada gunanya kalau

tidak ada tujuan. Pendidikan jasmani di sekolah harus memenuhi konsep-konsep

(14)

commit to user

Yaitu meningkatkan kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh siswa, dengan

bugarnya kondisi siswa akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta minat

dalam mengikuti pembelajaran.

Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga

dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di

sekolah-sekolah, kondisi rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah

dasar telah dikemukakan di dalam berbagai forum oleh beberapa pengamat. Hal

ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah terbatasnya kemampuan

guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk

mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani. Kualitas guru pendidikan

jasmani yang ada pada sekolah dasar pada umumnya kurang memadai. Guru

kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara professional, kurang

berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik siswa

secara sistematik melalui gerakan pendidikan jasmani yang mengembangkan

kemampuan dan keterampilan secara menyeluruh baik fisik, mental maupun

intelektual. Benar bahwa mengingat kebanyakan guru pendidikan jasmani di

sekolah dasar kurang kreatif dalam memberikan model pembelajaran.

Kebanyakan guru penjas hanya menekenkan hasil akhir tanpa memperhatikan

proses pembelajaran. Hal ini akan berdampak buruk bagi siswa karena kurangnya

pengetahuan yang di berikan oleh guru dan secara tidak langsung akan

mempengaruhi kinerja guru tersebut serta tujuan pendidikan jasmani tidak akan

tercapai, hal tersebut akan merusak citra guru penjas dimata siswa.

Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pendidikan jasmani

cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya mengajar saja,

sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk

mengikuti pembelajaran tersebut. Model metode-metode praktek ditekankan pada

teacher centered dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah

yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak pernah dilakukan anak

sesuai inisiatif sendiri.

Guru cenderung menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olahraga

(15)

commit to user

beda dari penjas itu sendiri, tujuan utamanya bukan proses melainkan hasil akhir

sebuah penilaian. Dalam pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas bagi siswa

melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti latihan olahraga. Biasanya tujuan

pembelajaran ditekankan pada penguasaan yang mengarah pada pencapaian

tujuan prestasi tanpa menggunakan metode yang tepat. Pendekatan seperti ini

membuat siswa kurang senang bahkan merasa frustasi untuk melakukan program

pendidikan jasmani, karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk

melaksanakan tugas yang diberikan dalam bentuk yang kompleks. Untuk itu

metode penerapan bermain sebagai suatu pendekataan alternatif dalam pengajaran

pendidikan jasmani, mutlak perlu dilakukan. Guru harus memiliki metode yang

tepat dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Guru dituntut harus lebih

kreatif, inovatif dalam menciptakan pembelajaran, yang akan diberikan kepada

siswa, sehingga tercipta pembelajaran yang aktif bagi siswa, atau menyenangkn

tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran tersebut.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang salah satunga

kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani mengembangkan metode

pembelajaran yang sederhana, guru kurang akan model-model pembelajaran

sehingga proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa sehingga tercipta

pembelajaran yang membosankan buat siswa.

Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti di SD

Negeri 1 Tanjunganom kelas VI, siswa-siswi di kelas tersebut masih mengalami

kesulitan dalam melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok. Sebagian besar

siswa baru menguasai cara melakukan lompatan mereka belum mampu

melakukan gerakan secara keseluruhan. Berdasarkan data yang diperoleh dari

nilai siswa dapat diketahui. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai siswa dapat

diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VI SD Negeri 1

Tanjunganom dalam kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Rata-rata

nilai kelas menunjukkan angka 36.1% dari jumlah siswa yang mendapat nilai di

bawah 70. Besar jumlah rata-rata dan nilai siswa yang mendapat nilai di bawah 70

menjadi bukti kongkrit bahwa hasil belajar siswa-siswi di kelas VI belum

(16)

commit to user

Menunjukkan proses pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif,

guru masih menjadi pusat pembelajaran, kurangnya model pembelajaran, gaya

mengajar serta pemodifikasian dan media pembelajaran yang masih kurang untuk

mencapai tujuan pendidikan. Penyebab masalah belajar dapat bersumber dari

faktor intern dan ekstern, faktor dari dalam individu sendiri atau intern, misalnya

motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi pembelajaran. Sedangkan faktor

eksternal mencakup keluarga dan lingkungan sekitar yang dapat berupa guru,

lingkungan, materi, media dan metode yang digunakan guru. Kurangnya

partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan menurunkan tingkat

keberhasilan siswa dalam belajar, oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang

mampu melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Hasil observasi pelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri 1 Tanjunganom

bahwa siswa-siswi SD tersebut secara umum memiliki kemampuan menengah ke

bawah, disamping beberapa siswa memiliki intelegensi di atas rata-rata. Dalam

sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa siswa-siswi di kelas VI memiliki

minat dan motivasi yang kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Masih

tampak beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya sendiri, mengantuk,

malas-malasan dalam mengerjakan yang diberikan oleh guru. Sebagian besar

siswa mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan.

Penerapan metode yang digunakan pada pendidikan jasmani di SD Negeri 1

Tanjunganom sangat terbatas dan belum mampu membangkitkan kesenangan

siswa terhadap materi ajar. Keterbatasan media dan tingginya tingkat kesulitan

siswa memahami materi ajar memaksa guru harus lebih banyak menggunakan

metode, agar siswa dapat memahami materi ajar meskipun hanya dengan

dukungan media yang terbatas.

Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi

pembelajaran berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain, guru perlu

mengembangkan metode dan media pembelajaran yang dapat mempermudah

siswa menerima pelajaran dengan baik. Sebuah metode yang tidak hanya dapat

(17)

commit to user

mempertimbangkan efektifitas metode bagi mereka yang memiliki tingkat

pemahaman yang masih kurang.

Salah satu pendekatan melalui pembelajaran yang dapat digunakan dalam

hal ini adalah melalui penerapan metode bermain yaitu suatu pendekatan

pembelajaran yang dapat membantu siswa mempelajari ketrampilan dasar dalam

mempelajari teknik dasar. Model pembelajaran dengan melalui penerapan metode

tersebut dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang

pengetahuan procedural yang terstruktur denganb baik dan dapat dipelajari

selangkah demi selangkah.

Penerapan metode bermain dalam sebuah pembelajaran akan membuat

siswa lebih mudah menangkap materi ajar yang diberikan oleh guru. Dengan

metode bermain tersebut dapat mengubah suasana menjadi lebih santai dan

menyenangkan bahkan siswa bias tertarik untuk saling berkompetensi melalui

permainan tersebut. Keadaan ini akan membantu menumbuhkan motivasi dan

antusiasme terhadap materi ajar lompat jauh gaya jongkok karena para siswa

cenderung lebih menyukai suasana kelas yang santai daripada yang serius.

Penelitian tindakan kelas ini, akan mencoba penerapan metode bermain

dalam pendidikan jasmani pada siswa klas VI SD Negeri 1 Tanjunganom tahun

ajaran 2010/2011 dengan materi teknik dasar lompat jauh gaya jongkok.

Pembelajaran melalui penerapan metode bermain, untuk meningkatkan hasil

lompat jauh gaya jongkok lebih baik dilakukan oleh siswa. Selain itu penerapan

metode ini meningkatkan peran aktif siswa, partisipasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Dengan penerapan metode bermain

pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan peneliti diharapkan dapat

memecahkan atau member jalan keluar yang dihadapi guru dalam proses

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

Tujuan penerpaan metode bermain pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

adalah siswa suka, senang mengikuti pembelajaran. Dengan perasaan suka akan

pembelajaran tersebut membuat siswa menjadi aktif dan antusias menjadi aktif

dan antusia dalam pembelajaran serta lebih mudah menguasai materi yang

(18)

commit to user

rencana pelaksanaan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan buat siswa,

serta peralatan, susunan kelompok, gerakan teknik dasar yang variatif sehingga

membuat situasi pembelajaran yang lebih menyenangkan dalam proses

pembelajaran lompat jauh.

Dari permasalahan umum yang dihadapi guru penjas dalam menyampaikan

materi khususnya teknik dasar lompat jauh gaya jongkok maka peneliti merasa

tertarik melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas VI SD

Negeri 1 Tanjunganom dengan judul Peningkatan Kemampuan Lombat Jauh

Gaya Jongkok Melalui Penerapan Metode Bermain Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Tanjunganom Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan metode bermain dapat

meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VI SD

Negeri 1 Tanjunganom?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui meningkatkan

kemampuan lompat jauh melalui penetapan metode bermain pada siswa kelas VI

SD Negeri 1 Tanjunganom Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

a. Sebagai informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam usaha

meningkatkan pembelajaran atletik dengan model bermain

b. Bagi guru bermanfaat sebagai bahan pembelajaran agar lebih baik dalam

mengajar

c. Bagi siswa bermanfaat sebagai pengetahuan agar lebih baik, antusias dalam

(19)

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, sikap sportif dan

kecerdasan emosi (KTSP, 2006:1196). Sedangkan menurut Aip Syarifuddin dan

Muhadi (1992: 4), “Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas

jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang

pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan

jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif

bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan”.

Bandi utama (2005:75), mengatakan bahwa “Pendidikan jasmani

mengandung dua pengertian pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui

aktivitas jasmani”. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa

jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan

aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung

pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani.

Tujuan pendidikan dalam hal ini adalah tujuan pendidikan pada umumnya, yaitu :

aspek fisik, psikis dan sosial ataupsikomotor, kognitif dan afektif.

Sukintoko (1995 : 130) menyatakan bahwa “Pendidikan jasmani merupakan

proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui

aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya”.

Ratal Wirjasantosa (1984 : 25), bahwa “Pendidikan jasmani adalah pendidikan

yang menggunakan jasmani, sebagai titik pangkal : mendidik anak dan anak

dipadang sebagai suatu kesatuan jiwa dan raga”.

Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang melalui aktivitas jasmani yang

(20)

commit to user

gerak, pengetahuan kesehatan, perilaku hidup sehat dan kecerdasan emosi. Proses

pembelajaran penjas yang efektif dapat meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan seluruh ranah, afektif, kognitif dan psikomotor.

2. Karakteristik Peserta Didik

Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan jasmani

harus memahami karakteristik siswa, dengan memahami karakteristik

perkembangan siswa, guru akan mampu membantu siswa belajar secara efektif.

Selama di SD Kelas VI seluruh aspek perkembangan manusia psikomotor,

kognitif, dan afektif; mengalami perubahan luar biasa (KTSP, 2006 : 1200).

Berikut rincian perkembangan aspek psikomotor, kognitif, dan afektif (KTSP

2006 : 1200-1202) :

a. Perkembangan Aspek Psikomotor

Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006), menyatakan bahwa

perkembangan aspek psikomotor siswa SD Kelas VI ditandai dengan

perubahan jasmani dan fisiologis secara luar biasa. Salah satu perubahan yang

luar biasa yang dialami oleh siswa adalah pertumbuhan tinggi badan dan berat

badan, siswa mengalami percepatan proses pertumbuhan tinggi badan.

Perubahan tinggi badan diikuti dengan perubahan berat badan, perubahan berat

badan menggambarkan perubahan ukuran tulang, otot, dan organ tubuh dan

juga lemak tubuh.

b. Aspek Kognitif

Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006), menyatakan bahwa

perkembangan yang terjadi pada siswa SD Kelas VI meliputi peningkatan

fungsi inteletual, kapabilitas memori dan bahasa, dan pemikiran dan

konseptual. Perkembangan kematangan intelektual bervariasi, memori remaja

sebanding dengan memori orang dewasa dalam hal kemampuan menyerap,

memproses, dan mengungkap informasi.

Siswa mengalami peningkatan kemampuan mengekspresikan diri.

Kemampuan berbahasa lebih baik, perbendaharaan kata lebih banyak. Ketika

(21)

commit to user

menyusun alasan rasional, menerapkan informasi, mengimplementasikan

pengetahuan dan menganalisa situasi secara kritis. Kemampuan memecahkan

masalah dan membuat keputusan akan meningkat.

c. Aspek Afektif

Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP, 2006), perkembangan afektif

siswa SD Kelas VI mencakup proses belajar perilaku yang layak pada budaya

tertentu, seperti cara berinteraksi dengan orang lain (bersosialisasi). Sosialisasi

berlangsung lewat permodelan dan peniruan perilaku orang lain. Pihak yang

sangat berpengaruh terhadap proses sosialisasi adalah keluarga, sekolah dan

teman sebaya. Oleh karena itu, dengan model bermain sesuai dengan

karakteristik anak maka sikap saling menghargai toleransi, disiplin, jujur akan

tumbuh.

Siswa mengalami kondisi efosentris, yaitu kondisi yang hanya

mementingkan pendapat sendiri dan mengabaikan orang lain. Siswa SD Kelas

VI mengalami perubahan persepsi diri selaras dengan peningkatan

kemampuan kognitif. Persepsi diri berkaitan dengan persepsi atas kemampuan

dan keyakinan yang kuat bahwa mampu mengerjakan sesuatu, sehingga timbul

rasa percaya diri.

3. Hakikat Belajar Gerak

a. Pengertian Belajar

Sri Rukmini, dkk (1993 : 59) mengemukakan, belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun hasil dari

belajar. Profesi seseorang berdasarkan apa yang dipelajari, belajar merupakan

suatu proses, bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan

berkelanjutan dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan.

b. Ciri-ciri perilaku belajar

Tidak semua tingkah aku dikategorikan belajar atau aktivitas belajar.

Adapun tingkah laku yang dikategorikan belajar menurut Sugihartono, dkk

(22)

commit to user 1) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar

Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku

menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan

adanya suatu perubahan dalam dirinya, misalkan menyadari pengetahuan

bertambah. Sebalik perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau

tidak sadar tidak termasuk dalam pengertian belajar.

2) Perubahan bersifat kontinue dan fungsional

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara

berkesinambungan dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan

menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi

kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalkan : seorang anak belajar

lari cepat, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat lari cepat

menjadi dapat lari cepat. Perubahan ini akan berlangsung terus sampai

ketrampilan lari cepat tercapai.

3) Perubahan bersifat positif dan aktif

Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari proses belajar apabila

perubahan-perubahan itu bersifat positif dan aktif.

Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju

untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin

banyak usaha belaja yang dilakukan maka semakin baik dan makin banyak

perubahan yang diperoleh. Perubahan belajar yang bersifat aktif berarti

perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha dari

individu sendiri. Perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang

terjadi dengan dirinya oleh dorongan dari dalam tidak termasuk perubahan

dalam pengertian belajar.

4) Perubahan bersifat permanen

Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap dan

permanen. Misalkan kecakapan seseorang dalam bermain bola setelah

belajar tidak akan hilang begitu saja, bahkan akan berkembang bila terus

(23)

commit to user 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan

yang akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah pada perubahan tingkah

laku yang benar-benar disadari. Misalkan seseorang belajar sepak bola,

sebelumnya sudah menetapkan apa yang dpat dicapai dengan belajar sepak

bola.

6) Perubahan menyangkut semua aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Perubahan dalam hal sikap,

ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.

c. Pengertian dan Batasan Belajar Gerak

Menurut Rusli Lutan (2000 : 57) bahwa “belajar gerak meliputi tiga

tahap, pertama tahap orientasi yakni penguasaan informasi. Kedua, tahap

pemantapan gerak melalui latigan berdasarkan informasi yang diperoleh.

Ketiga, tahap otomatisasi, yaitu ketrampilan itu dapat dilakukan secara

otomatis”.

Menurut Schmidt (dalam Amung Mamun dan Yudha M Saputra, 2000 :

45), mengatakan bahwa belajar gerak adalah suatu rangkaian proses yang

berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada terjadinya

perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang

untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil.

Menurut Gagne (dalam Arie Asnaldi, 2008), mengatakan bahwa belajar

gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu

bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses

pertumbuhan. Lebih lanjut Weineck (dalam Arie Asnaldi, 2008), mengatakan

bahwa tugas utama dari belajar gerak adalah penerimaan segala informasi

yang relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian mengolah

dan menyusun informasi tersebut memungkinkan suatu realisasi secara

optimal.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa belajar gerak

(24)

commit to user

pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat latihan relatif permanen.

Penyampaian informasi ini sebagai awal dari proses gerak atau sebagai dasar

dari belajar gerak, penyampai informasi dalam belajar gerak dapat berupa

penjelasan dan pemberian contoh gerakan.

Proses selanjutnya dari belajar gerak adalah pemberian latihan, dalam

hal ini tidak jauh berbeda dengan belajar pada umumnya, karena dalam belajar

pada umumnya pemberian pengalaman atau latihan lewat latihan-latihan soal

atau yang sifatnya teori, sedangkan pada belajar gerak prosesnya tidak jauh

berbeda melainkan latihan-latihan yang digunakan berupa praktik atau

berhubungan dengan gerak. Proses belajar gerak ini akan menuju pada

ketrampilan gerak atau penampilan geraknya akan meningkat.

Proses kematangan dan pertumbungan dapat meningkatkan kemampuan

seseorang tanpa melalui latihan, misalkan ketrampilan anak dalam berlari,

tanpa berhenti dalam hal yang sebenarnya, kemampuan berlari akan

berkembang dengan sendirinya karena adanya pengaruh kematangan.

Perubahan ketrampilan anak dalam hal ini bukan merupakan belajar gerak

karena perubahan tersebut bukan dari hasil latihan.

Perubahan yang terjadi relatif permanen. Pemberian latihan atau

pengalaman gerak ini akan masuk pada sistem memori otak, proses ini akan

menyebabkan perubahan yang relatif permanen. Kejadian semacam ini tidak

dapat diamatai secara langsung, akan tetapi perubahan-perubahan yang terjadi

lewat penampilan geraknya dapat diamati secara langsung. Kemampuan akibat

latihan ini akan tersimpan dalam memori otak sehingga sewaktu-waktu

dibutuhkan akan dapat digunakan.

4. Tinjauan Tentang Permainan

a. Teori Permainan

1) Teori permainan dari sudut psikologi

Menurut Freud (dalam Zulkifli, 2005 : 40), permainan dari sudut psikologi

merupakan pernyataan nafsu-nafsu yang terdapat di daerah bawah sadar,

(25)

commit to user 2) Teori permainan dari sudut biologis

Menurut Montessori (dalam Zulkifli, 2005 : 40), permainan merupakan

latihan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan, juga dapat

dianggap sebagai latihan jiwa dan raga untuk kehidupan di masa yang akan

datang.

3) Teori permainan dari sudut atavistis

Menurut Hackel (dalam Zulkifli, 2005:39), atavistis artinya kembali

kepada sifat-sifat nenek moyang di masa lalu. Dalam permainan timbul

bentuk-bentuk kelakuan seperti bentuk kehidupan yang pernah dialami

nenek moyang. Teori atavistis diperkuat oleh suatu kenyataan bahwa ada

persamaan bentuk-bentuk permainan di seluruh dunia pada setiap waktu.

Teori ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, masa sekarang ini

anak-anak lebih suka bermain-main pistol-pistolan, mobil-mobilan, dan

model-model pesawat terbang.

4) Teori permainan sebagai alat pendidikan

Permainan dalam dunia anak dapat memberikan suatu kesenangan

atau pun kegembiraan, dalam bermain anak dapat bebas meluapkan emosi

dan tenaga yang berlebih dalam diri anak. Adanya unsur senang, gembira

dalam diri anak maka permainan dapat sebagai alat pendidikan. Untuk

lebih jelasnya teori permainan sebagai alat pendidikan dikemukakan oleh

para ahli sebagai berikut (dalam Sukintaka, 1979 : 90-91): a) Bigot, dkk

mengatakan bahwa permainan memberikan kepuasan, kegembiraan dan

kebahagiaan dalam kehidupan anak dan akan menajdi alat pendidikan yang

sangat berniali, b) W. Rob, mengatakan bahwa permainan mempunyai

nilai pendidikan praktis, c) Bucher, berpendapat permainan yang telah

lama dikenal oleh anak-anak dan orang tua, laki-laki maupun wanita,

mereka mampu menggerakkan untuk berlatih, gembira dan releks.

Permainan merupakan komponen pokok pada program pendidikan

jasmani, d) Drijarkarta, mengatakan bahwa dorongan untuk bermain itu

ada pada setiap manusia, lebih-lebih pada anak-anak atau remaja, oleh

(26)

commit to user

Berdasarkan beberapa teori permainan di atas, bermain dapat

digunakan sebagai alat pendidikan. Bermain menumbuhkan rasa senang,

rasa senang pada peserta didik merupakan suasana pendidikan yang baik,

dengan adanya rasa senang memudahkan dalam mendidik dan

mengarahkan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran atletik pada umumnya pembelajaran yang kurang

adanya unsur permainan di dalamnya, keadaan semacam ini dapat

menimbulkan suatu kejenuhan dalam diri anak atau siswa.

Kejenuhan-kejenuhan ini dapat berdampak pada pembelajaran sehingga siswa menjadi

malas dalam beraktivitas. Pemberian variasi pembelajaran berupa

permainan–permainan yang mengarah pada teknik yang akan dilaksanakan

dapat menjadi solusi. Misalnya pada pembelajaran atletik nomor lempar

lembing permainan yang digunakan berupa permainan-permainan yang

mengandung unsur melempar di dalamnya.

b. Fungsi Permainan

Permainan secara umum mempunyai fungsi tertentu, fungsi permainan

ini berhubungan dengan jasmaniah atau fisik dan rohaniah atau psikis.

Perkembangan dua unsur ini dapat berkembang selaras melalui aktivitas

berupa permainan. Fisik kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan,

sedangkan psikis kaitannya dengan kejujuran dan emosi. Berikut ini fungsi

permainan menurut Sukintaka (1979 :3-17) menggolongkan fungsi permainan

dalam beberapa kategori :

1) Fungsi permainan tehadap perkembangan jasmaniah

Pengembangan jasmaniah dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi fisik.

2) Fungsi permainan terhadap pengembangan kejiwaan

Pengembangan jiwa dalam hal ini maksudnya adalah pengaruh olahraga

permainan terhadap terbentuknya sikap mental seperti : kepercayaan pada

diri sendiri, sportivitas, keseimbangan mental dan kepemimpinan.

3) Fungsi permainan terhadap pengembangan social

Manusia adalah mahluk sosial. Melalui permainan interaksi antar teman,

(27)

commit to user

Aktivitas permainan dapat berfungsi sebagai alat untuk bersosialisasi

dengan sesama atau interaksi dengan sekitar, dapat berfungsi sebagai alat

untuk meningkatkan kebugaran atau kesehatan melalui permainan sikap

mental akan terbentuk. Aktivitas permainan yang didasarkan pada rasa senang

akan lebih bermanfaat bagi yang melakukan.

Pendekatan permainan dalam pembelajaran atletik mempunyai fungsi

tidak jauh berbeda dengan fungsi permainan secara umum, secara jasmaniah

dapat meningkatkan kekuatan, ketrampilan dan sebagainya. Sedangkan

dalamrohaniah atau dalam hal ini sikap mental dapat menimbulkan rasa

percaya diri, rasa kebeanian, rasa kebersamaan dan sebagainya.

Gerakan-gerakan dalam permainan ini merupakan Gerakan-gerakan dasar dari pembelajaran

atletik khususnya dalam lempar lembing dengan demikian dalam bermain

siswa sudah belajar apa yang akan dilakukan selanjutnya kaitannya dengan

materi pembelajaran, dengan demikian siswa diharapkan lebih termotivasi

dalam pembelajaran dan tidak begitu kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.

5. Pendidikan Bermain Dalam Pembelajaran Atletik

Pembelajaran atletik terkesan di kalangan para siswa bahwa olahraga atletik

hanya berisi gerakan yang monoton atau tidak bervariasi, yang isinya meliputi

lari, lembar dan lompat, yang kurang menuntut tingkat ketrampilan yang tinggi,

namun melelahkan, sehingga unsur keriangan dan kegembiraan tidak terungkap

dalam pelaksanaan pembelajaran. Keadaan semacam ini menyebabkan

pembelajaran atletik dalam pendidikan jasmani kurang mendapat perhatian para

siswa.

Pendidikan bermain dalam pembelajaran atletik maksudnya adalah

penambahan unsure bermain dalam pembelajaran atletik. Bermain dalam hal ini

sebagai pendekatan ke teknik yang akan dilaksanakan atau permainannya

disesuaikan dengan materi yang akan dilaksanakan. Misalkan dalam materi lari,

contoh bermainnya adalah memindahkan benda ke tampat yang lain, belari

dengan melewati rintangan dan sebagainya. Pendekatan permainan ini dapat

(28)

commit to user

mempunyai cirri yang hakiki manusia sebagai mahluk bermain (Homo Ludens),

sehingga diharapkan siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran

atletik yang menggunakan pendekatan bermain.

6. Lompat Jauh

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat selain lompat jangkit,

lompat tinggi dan lompat tinggi galah. Tujuan lompah jauh adalah melompat

sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik-titik tertentu ke titik

lainnya dengan cara berlari secapat-cepatnya kemudian menolak, melayang di

udara dan mendarat.

a. Lompat Jauh Gaya Jongkok

Kelangsungan dari gerak lompat jauh, meliputi (1) awalan atau

ancang-ancang, (2) tumpuan atau tolakan, (3) melayang di udara, (4) mendarat di bak

pasir.

1) Awalan atau ancang-ancang

Guna awalan atau ancang-ancang apda lompat jauh adalah untuk

mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya sebelum mencapai balok

tolakan. Panjang awalan untuk melaksanakan awalan lompatan jauh tidak

kurang dari 45 meter.

Cara melakukan awalan atau ancang-ancang adalah sebagai berikut:

a) Lari ancang-ancang tergantung pada kemampuan tiap-tiap siswa

b) Tambahkan kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum

bertumpu atau bertolak

c) Pinggang diturunkan sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang

2) Tumpuan atau tolakan

Tumpuan yang tidak tepat pada balok akan merugikan. Ketepatan

tumpuan dapat dicapai dengan perencanaan jumlah langkah awalan yang

tetap.

Selanjutnya, digunakan tanda-tanda (check marks) untuk mengatur

ketepatan langkah.

(29)

commit to user

a) Ayunkan paha kaki-bebas cepat ke posisi horizontal dan dipertahankan

!

b) Luruskan sendi mata kaki, lutut, dan pingga pada waktu melakukan

tolakan.

c) Bertolaklah ke depan dan ke atas !

d) Sudut tolakan 45 derajat.

3) Melayang di udara

Sikap badan melayang di udara adalah sikap setelah kaki tolak

menolakkan kaki pada balok tumpuan. Badan akan dapat terangkat

melayang di udara bersamaan dengan ayunan kedua lenganke depan atas.

Cara melakuakn melayang di udara adalah sebagai berikut :

a) Saat kaki tolak, menolakkan kaki pada pangkal titik berat badan ke atas

b) Kemudian, diikuti tolak menyusul kaki ayun

c) Saat melayang kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badang

berada dalam sikap jongkok

d) Kemudian, saat akan mendarat kedua kaki diacungkan ke depan

4) Mendarat

Mendarat harus dalam posisi yang benar sehingga kaki yang

diacungkan ke depan tidak menyebabkan pelompat akan mendapat pada

pantatnya. Titik berat badan akan melampui titik pendaratan kaki di pasir

tidak kaku dan tegang, melainkan lemas-lentuk.

Cara melakukan mendarat adalah sebagai berikut :

a) Tariklah lengan dan tubuh ke depan bawah ! Tariklah kaki mendekati

badan!

b) Luruskan kaki dan tekuk lagi sedikit sesaat sebelum menyentuh tanah!

c) Jika kedua kaki telah mendarat di bak pasir, duduklah pada kedua kaki.

7. Pembelajaran Lompat Jauh melalui Permainan

Pembelajaran lompat jauh melalui beberapa tahapan, tahapan-tahapan dalam

lompat jauh ini dapat memudahkan siswa menyerap materi tahapan lompat jauh

(30)

commit to user Kelangsungan dari gerak lompat jauh, meliputi

(1) Awalan atau ancang-ancang

(2) Tumpuh atau tolakan

(3) Melayang di udara

(4) Mendarat di bak pasir.

Untuk lebih memotivasi siswa dalam melaksanakan tiap tahapan dalam

lompat jauh, pembelajaran ditambah unsur bermain, bermain disini adalah

permainan yang mengarah ke materi lompat jauh.

Tujuan dari permainan ini diharapkan dapat meningkatkan sikap mental dan

juga kemampuan jasmani yaitu memiliki rasa percaya diri, keberanian,

kebersamaan, dan antusias dalam pembelajaran lompat jauh.

B. Kerangka Berpikir

Lompat jauh merupakan bagian dari atletik dalam mata pelajaran

pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat

sekolah dasar sampai tingkat sekolah lanjutan tingkat atas.

Banyaknya kendala dan hambatan agar nomor lompat jauh disukai dan

disenangi oleh siswa atau bahkan berprestasi, diantaranya adalah kurang

tersedianya fasilitas dan perlengkapan untuk kegiatan tersebut yang memadai.

Juga dalam proses belajar mengajar nomor lompat jauh lebih banyak menekankan

pada penguasaan teknik dan berorientasi pada hasil atau prestasi siswa, dengan

demikian unsur bermain dan kesenangan siswa menjadi kurang diperhatikan.

Untuk itu perlu ditingkatkan kreativitas dalam pembelajaran nomor lompat

jauh yaitu dengan pendekatan permainan dalam lompat jauh. Dengan demikian,

siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dengan

terbentuknya suasana semacam ini tujuan pembelajaran akan tercapai dengan

optimal.

Penelitian ini memfoikuskan pada peningkatan kemampuan lompat jauh

dengan pendekatan permainan di SD Negeri 1 Tanjunganom. Hasil dari penelitian

ini ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pembelajaran lompat jauh

(31)

commit to user

siswa dalam hal ini adalah kegembiraan siswa dan keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran.

Secara sederhana kerangka pemikiran dari penilitian ini dapat di gambarkan

sebagai berikut :

b. Tingkat kesegaran jasmani rendah ketrampilan dasar lompat jauh

gaya jongkok melalui

penerapan metode bermain

Siklus II : upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan dan ketrampilan

dasar lompat jauh gaya

(32)

commit to user

C. Hipotesis Tindakan

Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat di

rumuskan hipotesis terhadap penelitian adalah sebagai berikut :

Pembelajaran melalui penerapan metode bermain diduga dapat meningkatkan

kemampuan lompat jauh pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Tanjunganom Tahun

(33)

commit to user

Tabel. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Rencana Kegiatan Tahun 2011

Tanjunganom, Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara.

3. Siklus PTK

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini direncanakan dalam 2 siklus untuk

melihat peningkatan.

- Kemampuan lompat jauh gaya jongkok melalui penerapan metode permainan

(34)

commit to user

B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dan

dibuat berbagai input instrument yang akan dikenakan untuk memberikan

perlakuan dalam PTK, yaitu :

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran

Dengan kompetensi dasar mempraktekkan gerakan lompat jauh dengan

menggunakan peraturan-peraturan yang sesungguhnya serta nilai kerjasama,

kejujuran, semangat dan percaya diri.

2. Perangkat pembelajaran yang berupa lembar pengamatan siswa berupa ceklist

dan lembar evaluasi.

3. Dalam persiapan juga akan diurutkan siswa sesuai absen.

C. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1

Tanjunganom tahun ajaran 2010/2011.

D. Sumber Data

Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai

berikut:

1. Siswa untuk mendapatkan data tentang kemampuan lompat jauh gaya jongkok

dengan penerapan metode bermai pada siswa kelas VI SD Negeri

1Tanjunganom tahun ajaran 2010/2011.

2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan

metode bermain di SD Negeri 1 Tanjunganom tahun pelajaran 2010/2011.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri

dari : tes dan observasi.

1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lompat jauh gaya

(35)

commit to user

2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang

aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar dengan penerapan

metode permainan.

Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan penelitian sebagai

berikut :

Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data

No Sumber Data Jenis Data Teknik

Pengumpulan Instrumen

1 Siswa Hasil keterampilan

lompat jauh gaya

jongkok

Tes praktek Tes keterampilan

lompat jauh gaya jongkok

2 Siswa Kemampuan melakukan

rangkaian gerakan

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan

siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase

untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

1. Hasil keterampilan lompat jauh denag menganalisis nilai rata-rata tes lompat

jauh. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.

2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lompat jauh dengan

menganalisis rangkaian lompat jauh. Kemudian dikategorikan dalam

klasifikasi skor yang telah ditentukan.

Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat

unjuk kerja lompat jauh gaya jongkok. Menurut Iskandar, (2009: 131) yang

menyatakan bahwa, “ Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari

pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan

prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan

(36)

commit to user

G. Prosedur Penelitian

Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam penelitian,

yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya menetukan

banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini,

peneliti akan melakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaanya

berlangsung secara terus menerus dan tindakan-tindakan akan dilaksanakandalam

siklus yang peneliti berikan pada siswa yang peneliti jadikan subyek penelitian.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah

dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan tim lainya)

bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan

dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Diskusi yang bersifat

analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan

yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana

modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus kedua.

Adapun prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas, menurut

Iskandar (2009 : 67).

1. Mengidentifikasi permasalahan dilapangan

2. Mengadakan pengecekan dilapangan

3. Membuat perencanaan umum

4. Mengembangkan tindakan pertama

5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama.

6. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan

peningkatan pada siklus kedua berikutnya.

Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur

penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap persiapan survey awal

Kegiatan yang dilakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah mengobservasi

sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrument dan alat

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi

(37)

commit to user

b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi

3. Tahap pengumpulan data dan treatment

Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang

a. Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran

c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran

d. Alat bantu pembelajaran

e. Pelaksanaan pembelajaran

f. Semangat dan keaktifan siswa

4. Tahap analisis data

Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah deskritif

kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang

dikumpulkan berupa uraian diskriptif tentang perkembangan proses

pembelajaran, yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok

bahasan lompat jauh gaya jongkok.

5. Tahap penyusunan laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal

survey sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu

penelitian.

H. Proses Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan

kemampuan lompat jauh gaya jongkok SD Negeri 1 Tanjunganom tahun pelajaran

2010/2011. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut

dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat

tahap, yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

interpretasi, analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian

ini direncanakan dalam dua siklus.

1. Rancangan Siklus I

(38)

commit to user

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran

yang terdiri dari :

1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui

kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran

penjasorkes.

2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan

(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lompat

jauh gaya jongkok

3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian

lompat jauh gaya jongkok

4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan

Peda tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan

proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara

lain :

1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lompat jauh gaya jongkok

2) Melakukan pemanasan

3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran

4) Melakukan latihan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok

a) Cara melakukan awalan melalui pendekatan permainan yang telah

disiapkan oleh guru dan peneliti.

b) Cara melakukan tolakan lompat jauh melalui pendekatan

permainan yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.

c) Sikap yang benar saat melayang diudara

d) Sikap gerakan pendaratan melalui pendekatan permainan

5) Menarik kesimpulan

6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung

(39)

commit to user c. Pengamatan tindakan

Pengamatan dilakukan terhadap: (1) Hasil keterampilan lompat jauh

gaya jongkok (2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan

lompat jauh gaya jongkok (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung.

d. Tahap Evaluasi (Refleksi)

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan

perbaikan yang dilaksanakan serta criteria dan rencana bagi siklus

tindakan berikutnya.

Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut

:

Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah

dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut

dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan

jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi,

dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus

(40)

commit to user

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini tidak berdasarkan jumlah pertemuan atau tatap

muka dalam pembelajaran, tetapi lebih mengutamakan perkembangan dan

kemajuan siswa setelah siswa mendapatkan tindakan, dalam hal ini pembelajaran

pendidikan jasmani dengan materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

melalui penerapan metode bermain. Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

melalui penerapan metode bermain ini sistematiknya secara umum terdiri dari

pendahuluan meliputi membariskan siswa, apersepsi, menyampaikan materi dan

memimpin pemanasan. Berikutnya adalah kegiatan inti, kegiatan inti dalam

penelitian ini terdiri dari permainan dan teknik melompat. Terakhir adalah

penutup, yang terdiri dari membariskan siswa, evaluasi pembelajaran, doa dan

pembubaran.

Penyampaian materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui

penerapan metode bermain dengan cara guru menyampaikan atau menjelaskan

materi sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaram, siswa mendengarkan,

memahami dan kemudian mempraktekkan. Koreksi atas kesalahan siswa

dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pemberian materi

dilakukan oleh peneliti, guru bertugas sebagai pengamat (observer) pembelajaran

dan dibantu oleh critical friend. Data observasi digunakan sebagai evaluasi

kegiatan belajar mengajar atara peneliti, guru dan teman yang tidak

berkepentingan dengan peneliti. Kekurangan di siklus pertama akan lebih

(41)

commit to user

Tabel 1

Kondisi Awal Nilai Lompat Jauh Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Tanjunganom

Pra Siklus (Bulan Maret 2011)

Nilai Hasil Penilaian Lompat Jauh

Putra Putri

Perencanaan diawali dengan berkonsultasi dengan guru kelas yang

mengajar di kelas VI (enam). Konsultasi ini meliputi penentuan waktu

tindakan, kelas yang digunakan untuk penelitian, perencanaan tindakan (games

dan materi) dan pembuatan RPP. Penentuan waktu tindakan ini kaitannya

dengan pelaksanaan tindakan, diperoleh kesepakatan pelaksanaan tindakan

pada hari selasa, tanggal 8 April 2011. Langkah selanjutnya menentukan kelas

yang diberi tindakan, diperoleh kesepakatan dengan guru, kelas yang di

gunakan kelas VI, dipilihnya kelas VI. Ini kaitannya dengan jadwal

pembelajaran.

Langkah selanjutnya adalah penentuan permainan yang akan digunakan

dan materi pembelajaran. Pemilihan permainan yang digunakan disesuaikan

dengan alat dan fasilitas sekolah. Penentuan materi bersumber pada buku

referensi. Setelah itu pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),

yang memuat perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Persiapan

yang terakhir mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam

pembelajaran, menyiapkan bak lompat jauh menyiapkan kardus ban bekas dan

bola plastik.

b. Tindakan

Siswa dibariskan dengan formasi empat saf, siswa putra di sebelah

kanan siswa putri, guru memimpin berdoa, setelah itu dilakukan presensi

dengan menanyakan pada ketua kelas siswa yang tidak masuk, dari jumlah

(42)

commit to user

presensi guru menjelaskan materi. Penjelasan materi lompat jauh berawal dari

cara awalan atau ancang-ancang. Siswa sebagian besar memperhatikan guru,

tetapi ada siswa yang berbincang-bincang dengan siswa lain.

Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dipimpin, guru di

depan memberi contoh dan membenarkan siswa yang tidak serius dalam

melakukan pemansan. Pemanasan berupa gerakan lari keliling lapangan

dengan melewati rintangan yang telah diatur dan di tata, yaitu melompati

kardus gawang dan meraih bola yang di gantung di lanjutkan dengan gerakan

statis dan dinamis waktu yang digunakan dari membariskna siswa sampai

pemanasan kurang lebih selama 10 menit. Setelah selesai melakukan

pemanasan, kemudian memasuki kegiatan inti selama 50 menit. Kegiatan inti

terdiri dari games (bermain), pengenalan awalan, tumpuan atau tolakan,

melayang di udara dan mendarat. Bermain diawali dengan cara bermain dan

memberi contoh. Permainan berupa melompati kardus yang ditata dengan

berbagai variasi. Siswa dibagi dalam empat kelompok, masing-masing

menghadap lintasan yang telah dipasang kardus berderet dengan jarak kardus 1

m. Cara bermain siswa berlomba kecepatan melompati kardus dengan

tumpuan dau kaki dan permainan yang kedua adalah melompati kardus

menyamping dengan tumpuan dua kaki dengan cara berlomba juga. Siswa

yang akan berlomba melompati kardus harus selalu menunggu aba-aba dari

guru setelah melakukan siswa pindah ke baris belakang. Dalam lompat kardus

ini banyak siswa yang kesulitan, di sela-sela proses pembelajaran guru

mengoreksi dan memberi contoh cara melakukan yang benar. Kebanyakan

siswa putri yang melakukan kesalahan, setelah permainan ini selesai maka

diumumkan, kelompok yang juara. Dilanjutkan dengan permainan berikutnya

yaitu lompat bersambung.

Setelah games (bermain) selanjutnya gerakan teknik-teknik pertama

yaitu awalan, teknik kedua tumpuan, teknik ketiga melayang di udara dan

teknik keempat mendarat.

(43)

commit to user

Awalan atau ancang-ancang pada lompat jauh adalah untuk mendapatkan

kecapatan yang setinggi-tingginya sebelum mencapai balok tolakan. Panjang

awalan untuk melaksanakan awalan lompat jauh tidak kurang dari 45 meter.

Cara melakukan awalan atau ancang-ancang adalah sebagai berikut :

a. Lari ancang-ancang tergantung kemampuan tiap-tiap siswa

b. Tambahkan kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum

bertumpu atau bertolak

c. Pinggang diturunkan sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang, agar

siswa aktif maka dibuat lintasan untuk masing-masing kelompok. Siswa

yang telah melakukan latihan awalan yaitu lari pelan kemudian cepat.

Kembali ke barisan belakang, guru memberi koreksi di sela-sela proses

pembelajaran.

Teknik kedua adalah tumpuan atau tolakan

Tumpuan yang tidak tepat pada balok akan merugikan ketepatan tumpuan

dapat dicapai dengan perencanaan jumlah langkah awalan yang

tepat.selanjutnya digunakan tanda-tanda (check marks) untuk mengatur

ketepatan langkah. Cara melakukan tumpuan adalah sebagai berikut :

a. Ayunkan paha kaki bebas cepat ke posisi horizontal dan dipertahankan

b. Luruskan sendi mata kaki, lutut dan pinggang pada waktu melakukan

tolakan

c. Bertolaklah ke depan dan ke atas

d. Sudut tolakan 45 derajat.

Mayoritas siswa belum kesulitan dalam melakukan gerakan teknik

pertama, di sela-sela proses pembelajaran guru memberikan koreksi pada

siswa yang belum benar dalam melakukan. Selanjutnya guru menjelaskan dan

memberi contoh teknik kedua : yaitu lari langkah kijang, lari gawang dengan 4

langkah dengan kaki tumpu yang terkuat, lompat jauh dengan awalan pendek,

dengan melompati hawang, penekanan pada tumpuan. Dalam melakukan

gerkana ini siswa terbagi dalam 4 kelompok, yang pertama melakukan baris

(44)

commit to user

Selanjutnya siswa dikumpulkan guru menjelaskan dan member contoh

teknik yang ketiga, yaitu melayang di udara.

Sikap badan melayang di udara adalah sikap setelah kaki tolak

menolakkan kaki pada balok tumpuan, badan akan dapat terangkat, melayang

di udara bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan atas.

Cara melakukan melayang di udara adalah :

a. Saat kaki tolak menolakkan kaki pada pangkal titik berat badan ke atas

b. Kemudian diikuti tolak menyusul kaki ayun

c. Saat melayang kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada

dalam sikap jongkok

d. Kemudian saat akan mendarat kedua kaki diacungkan ke depan

Setelah itu siswa mempraktekkan gerakan yang dicontohkan guru, dalam

mempraktekkan pertama-tama siswa menyentuh bola plastic yang digantung.

Setelah ada aba-aba dari guru (melalui peluit) siswa melakukan gerakan

melayang di udara, dalam melakukan gerkana ini siswa terbagi dalam dua

kelompok.

Guru langsung menegur siswa yang salah dengan memberikan contoh

gerakan siswa yang bersangkutan mengikuti. Setelah semua siswa dianggap

bias dilanjutkan dengan teknik melayang di udara tanpa menyentuh bola. Guru

kembali memberikan contoh gerakan, setelah itu para siswa diminta

mempraktekkan gerakan yang dicontohkan guru. Dalam mempraktekkan

gerakan-gerakan pada awalnya kebanyakan siswa agak kesulitan. Setelah

dilakukan berulang-ulang kesalahan-kesalahan siswa dalam melakukan

gerkana mulai berkurang dan kebanyakan siswa sudah dianggap bisa.

Siswa yang sudah bisa melakukan dengan benar salah satunya dipanggil

oleh guru untuk member contoh. Setelah itu dilanjutkan dengan teknik

keempat yaitu mendarat.

Siswa dikumpulkan dan guru memberi penjelasan teknik mendarat dan

member contoh gerakan mendarat.

Mendarat harus dalam posisi yang benar sehingga kaki yang diacungkan

Gambar

Tabel 1 Kondisi Awal Nilai Lompat Jauh Siswa Kelas VI SD
Tabel. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data
  Tabel 1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Media Tanam Cocopeat dan

[r]

Proporsi saluran getah yg dekat dgn kambium cenderung lebih banyak dibandingkan proporsi yg ada di kulit bagian luar. Ketebalan kulit dan variasi lokasi kulit dlm batang menurut

AKTIVITAS ANT I-KANKER EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS LOKAL (Alpinia galanga (L) Sw) PADA ALUR SEL KANKER manusiNセ@ SERTA MENCIT YANG DITRANSPLANTASI DENGAN

Sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar diarahkannya buah pare sebagai alternatif yang berkhasiat salah satunya sebagai antipiretik dan dibuat dalam sediaan infusa

My beloved Daddy for being everything to me. I’m so grateful being your first daughter.. Designing a set material for English Conversation at SMP Negeri 15

media yang tidak sebaikmedia lain dalam hal menghibur konsumen. Ini dikarenakan ruang lingkup editorial surat kabar yang cenderung lebih serius. Iklan di surat

Prioritas lokasi/bagian kawasan hutan konservasi tertentu yang perlu segera direstorasi ditentukan oleh 10 kriteria, yaitu: luas kerusakan kawasan hutan konservasi (bobot: