commit to user
PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA
KELAS VI SD NEGERI 1 TANJUNGANOM KECAMATAN RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
Zulkarnain Subur Riyanto NIM. X4709225
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
ii
PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA
KELAS VI SD NEGERI 1 TANJUNGANOM KECAMATAN RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
ZULKARNAIN SUBUR RIYANTO NIM. X4709225
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Pendidikan
Olahraga Dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : ...
Tanggal : ...
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua Drs. Sunardi, M.Kes. ...
Sekretaris Drs. Wahyu Sulistiyo, M.Kes ...
Anggota I Drs. Agustiyanto, M.Pd. ...
Anggota II Slamet Riyadi, S.Pd. M.or. ...
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
commit to user
iv
ABSTRAK
Zulkarnain Subur Riyanto, “PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT
JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 TANJUNGANOM KECAMATAN RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011”,
Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.
Peneltitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penerapan metode bermain. Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok selama pembelajaran dilaksanakan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yang dilaksanakan secara kolaboratif dan partisipatif. Artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri, namun berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru pendidikan jasmani dan siswa kelas VI SD Negeri 1 Tanjunganom, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara. Secara partisipatif, artinya peneliti bersama-sama dengan mitra peneliti akan melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah. Pertemuan dalam penelitian ini berjumlah dua kali (dua siklus) dan setiap pertemuan menunjukkan tahapan perkembangan proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh gaya jongkok.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Tanjunganom tahun pelajaran 2010/2011. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah lembar pengamatan, angket dan tes unjuk kerja siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode bermain dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Tanjunganom, dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok yang diharapkan. Bukti peningkatan tersebut adalah : sebelum mendapatkan tindakan kondisi awal siswa kelas enam putra nilai tertinggi 76, terendah 68 dan nilai rata-rata 67, sedangkan siswa putri nilai tertinggi 75, terendah 65, dan nilai rata-rata-rata-rata 65. Siklus I terjadi peningkatan yaitu nilai putra tertinggi 82, terendah 75, nilai rata-rata 79, siswa putri nilai 80, terendah 75, nilai rata-rata-rata-rata 77. Siklus 2 terjadi peningkatan siswa putra nilai terendah 84, terendah 76, nilai rata-rata 81, siswa putri tertinggi 83, terendah 76, dan nilai rata-rata 79.
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk :
-
Istri tercinta, yang telah memberi semangat, bimbingan dan dukungan yang
berarti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
-
Anakku Galuh dan Gilang tersayang yang telah mendukung penulisan
skripsi.
-
Almamaterku kampus PJOK tempat kutimba ilmu.
-
Semua sobatku di Komunitas Penjas dan Olahraga.
commit to user
vi
MOTTO
§ Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang !
§ Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab
sejumlah lima, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima, orangtua, anak istri
dan mertua pun bahagia.
§ Ilmu itu cahaya yang menerangi tanpa membakarnya.
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya serta memberi kesempatan untuk menyusun Skripsi sebagai tugas
akhir S-1 Program Studi Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dan Rekreasi,
Jurusan Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Selama pembuatan Skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
penulisan skripsi.
2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan FKIP Universitas Sebelas maret Surakarta yang telah memberikan
persetujuan penulisan skripsi.
3. Drs. Sunardi, M.Kes, Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi FKIP Universitas Sebelas maret Surakarta yang telah memberikan
izin penulisan skripsi.
4. Drs. Agustiyanto, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Slamet Riyadi, M.Or.
selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan
dorongan sehingga skripsi dapat penulis selesaikan dengan lancar.
5. Bapak dan Ibu Dosen Progam Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah lulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
6. Edy Sunarto, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Tanjunganom,
Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara yang telah mengijinkan
sekolahnya sebagai tempat penelitian.
7. Berbagai pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin penulis
commit to user
viii
Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat sekaligus
menambah wawasan bagi para pembaca.
Banjarnegara, Juni 2011
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Pengajuan ... ii
Halaman Persetujuan ... iii
Halaman Pengesahan ... iv
Abstrak ... v
Motto ... vi
Persembahan ... vii
Kata Pengantar ... viii
Daftar Isi ... x
Daftar Tabel ... xii
Daftar Lampiran ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Kajian Pustaka ... 7
1. Pendidikan Jasmani ... 7
2. Karakteristik Peserta Didik ... 8
3. Hakikat Belajar Gerak ... 9
4. Tinjauan Tentang Permainan ... 12
5. Pendidikan bermain dalam pembelajaran atletik …... 15
6. Lompat Jauh ... 16
7. Pembelajaran Lompat Jauh melalui Permainan …... 17
B. Kerangka Berpikir ... 18
commit to user
x
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
A. Setting Penelitian ……….. 21
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ……… 22
C. Subjek Penelitian ……….. 22
D. Sumber Data ………..……… 22
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ………. 22
F. Analisis Data ………. 23
G. Prosedur Penelitian ………..………. 24
H. Proses Penelitian ………..……… 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….. 28
A. Hasil Penelitian ………. 28
B. Pembahasan ………... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 43
A. Kesimpulan ………... 43
B. Implikasi ……… 43
C. Saran-saran ……… 43
DAFTAR PUSTAKA ………..………... 45
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kondisi Awal Nilai Lompat Jauh Siswa Kelas VI SD
Negeri 1 Tanjunganom Pra Siklus (Bulan Maret 2011) …… 29
Tabel 2 Hasil Penilaian Lompat Jauh Siswa Kelas VI SD Negeri 1
Tanjunganom Siklus I (8 April 2011) ……… 34
Tabel 3 Hasil Penilaian lompat Jauh Siswa Kelas VI SD Negeri 1
Tanjunganom Siklus 2 (23 April 2011) ………. 37
Tabel 4 Nilai Lompat Jauh Siswa Kelas VI SD Negeri 1
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………. 46
Lampiran 2 Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ……... 60
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ……….. 62
Lampiran 4 Lembar Pengamatan ……….. 66
Lampiran 5 Hasil Pengamatan Siklus I ……… 69
Lampiran 6 Hasil Pengamatan Siklus II ……… 71
Lampiran 7 Daftar Nilai Siswa Tanggal 8 April 2011 Siklus I ……… 73
Lampiran 8 Daftar Nilai Siswa Tanggal 23 April 2011 Siklus II …… 74
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan
olahraga. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Ia
merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani
dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk
mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Menurut Toho Cholik dan Rusli
Lutan (2001), bahwa pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran
yang memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani peserta didik. Oleh
karena itu pendidikan jasmani harus diutamakan mengingat mempunyai tujuan
yang penting dalam pengembangkan pembelajaran. Banyak yang mengagap,
kurang penting mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, dikarenakan belum
mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani.
Maka dari itu pendidikan olahraga merupakan pendidikan yang utama untuk
menunjang prestasi siswa. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang sehat
dalam dunia pendidikan harus meliputi beberapa hal sebagai berikut. Menurut
Rachmat Djatun (1990 : 35) adalah : (1) Anak Didik, (2) Pendidik, (3) Tujuan
Pendidikan, (4) Alat Pendidikan, (5) Lingkungan Pendidikan.
Komponen-komponen tersebut harus ada di dalam berlangsungnya proses pembelajaran.
Komponen-komponen di atas harus ada di dalam berlangsungnya suatu
pendidikan. Jadi pendidikan tidak akan berarti apabila tidak ada yang di didik,
demikian pula dengan pendidikan juga tidak akan berjalan apabila tidak ada siapa
yang menjalankan pendidikan tersebut, serta pendidikan tidak ada gunanya kalau
tidak ada tujuan. Pendidikan jasmani di sekolah harus memenuhi konsep-konsep
commit to user
Yaitu meningkatkan kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh siswa, dengan
bugarnya kondisi siswa akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta minat
dalam mengikuti pembelajaran.
Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga
dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di
sekolah-sekolah, kondisi rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah
dasar telah dikemukakan di dalam berbagai forum oleh beberapa pengamat. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah terbatasnya kemampuan
guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk
mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani. Kualitas guru pendidikan
jasmani yang ada pada sekolah dasar pada umumnya kurang memadai. Guru
kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara professional, kurang
berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik siswa
secara sistematik melalui gerakan pendidikan jasmani yang mengembangkan
kemampuan dan keterampilan secara menyeluruh baik fisik, mental maupun
intelektual. Benar bahwa mengingat kebanyakan guru pendidikan jasmani di
sekolah dasar kurang kreatif dalam memberikan model pembelajaran.
Kebanyakan guru penjas hanya menekenkan hasil akhir tanpa memperhatikan
proses pembelajaran. Hal ini akan berdampak buruk bagi siswa karena kurangnya
pengetahuan yang di berikan oleh guru dan secara tidak langsung akan
mempengaruhi kinerja guru tersebut serta tujuan pendidikan jasmani tidak akan
tercapai, hal tersebut akan merusak citra guru penjas dimata siswa.
Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pendidikan jasmani
cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya mengajar saja,
sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk
mengikuti pembelajaran tersebut. Model metode-metode praktek ditekankan pada
teacher centered dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah
yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak pernah dilakukan anak
sesuai inisiatif sendiri.
Guru cenderung menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olahraga
commit to user
beda dari penjas itu sendiri, tujuan utamanya bukan proses melainkan hasil akhir
sebuah penilaian. Dalam pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas bagi siswa
melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti latihan olahraga. Biasanya tujuan
pembelajaran ditekankan pada penguasaan yang mengarah pada pencapaian
tujuan prestasi tanpa menggunakan metode yang tepat. Pendekatan seperti ini
membuat siswa kurang senang bahkan merasa frustasi untuk melakukan program
pendidikan jasmani, karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk
melaksanakan tugas yang diberikan dalam bentuk yang kompleks. Untuk itu
metode penerapan bermain sebagai suatu pendekataan alternatif dalam pengajaran
pendidikan jasmani, mutlak perlu dilakukan. Guru harus memiliki metode yang
tepat dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Guru dituntut harus lebih
kreatif, inovatif dalam menciptakan pembelajaran, yang akan diberikan kepada
siswa, sehingga tercipta pembelajaran yang aktif bagi siswa, atau menyenangkn
tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang salah satunga
kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani mengembangkan metode
pembelajaran yang sederhana, guru kurang akan model-model pembelajaran
sehingga proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa sehingga tercipta
pembelajaran yang membosankan buat siswa.
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti di SD
Negeri 1 Tanjunganom kelas VI, siswa-siswi di kelas tersebut masih mengalami
kesulitan dalam melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok. Sebagian besar
siswa baru menguasai cara melakukan lompatan mereka belum mampu
melakukan gerakan secara keseluruhan. Berdasarkan data yang diperoleh dari
nilai siswa dapat diketahui. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai siswa dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VI SD Negeri 1
Tanjunganom dalam kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Rata-rata
nilai kelas menunjukkan angka 36.1% dari jumlah siswa yang mendapat nilai di
bawah 70. Besar jumlah rata-rata dan nilai siswa yang mendapat nilai di bawah 70
menjadi bukti kongkrit bahwa hasil belajar siswa-siswi di kelas VI belum
commit to user
Menunjukkan proses pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif,
guru masih menjadi pusat pembelajaran, kurangnya model pembelajaran, gaya
mengajar serta pemodifikasian dan media pembelajaran yang masih kurang untuk
mencapai tujuan pendidikan. Penyebab masalah belajar dapat bersumber dari
faktor intern dan ekstern, faktor dari dalam individu sendiri atau intern, misalnya
motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi pembelajaran. Sedangkan faktor
eksternal mencakup keluarga dan lingkungan sekitar yang dapat berupa guru,
lingkungan, materi, media dan metode yang digunakan guru. Kurangnya
partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan menurunkan tingkat
keberhasilan siswa dalam belajar, oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang
mampu melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Hasil observasi pelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri 1 Tanjunganom
bahwa siswa-siswi SD tersebut secara umum memiliki kemampuan menengah ke
bawah, disamping beberapa siswa memiliki intelegensi di atas rata-rata. Dalam
sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa siswa-siswi di kelas VI memiliki
minat dan motivasi yang kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Masih
tampak beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya sendiri, mengantuk,
malas-malasan dalam mengerjakan yang diberikan oleh guru. Sebagian besar
siswa mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan.
Penerapan metode yang digunakan pada pendidikan jasmani di SD Negeri 1
Tanjunganom sangat terbatas dan belum mampu membangkitkan kesenangan
siswa terhadap materi ajar. Keterbatasan media dan tingginya tingkat kesulitan
siswa memahami materi ajar memaksa guru harus lebih banyak menggunakan
metode, agar siswa dapat memahami materi ajar meskipun hanya dengan
dukungan media yang terbatas.
Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi
pembelajaran berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain, guru perlu
mengembangkan metode dan media pembelajaran yang dapat mempermudah
siswa menerima pelajaran dengan baik. Sebuah metode yang tidak hanya dapat
commit to user
mempertimbangkan efektifitas metode bagi mereka yang memiliki tingkat
pemahaman yang masih kurang.
Salah satu pendekatan melalui pembelajaran yang dapat digunakan dalam
hal ini adalah melalui penerapan metode bermain yaitu suatu pendekatan
pembelajaran yang dapat membantu siswa mempelajari ketrampilan dasar dalam
mempelajari teknik dasar. Model pembelajaran dengan melalui penerapan metode
tersebut dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan procedural yang terstruktur denganb baik dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah.
Penerapan metode bermain dalam sebuah pembelajaran akan membuat
siswa lebih mudah menangkap materi ajar yang diberikan oleh guru. Dengan
metode bermain tersebut dapat mengubah suasana menjadi lebih santai dan
menyenangkan bahkan siswa bias tertarik untuk saling berkompetensi melalui
permainan tersebut. Keadaan ini akan membantu menumbuhkan motivasi dan
antusiasme terhadap materi ajar lompat jauh gaya jongkok karena para siswa
cenderung lebih menyukai suasana kelas yang santai daripada yang serius.
Penelitian tindakan kelas ini, akan mencoba penerapan metode bermain
dalam pendidikan jasmani pada siswa klas VI SD Negeri 1 Tanjunganom tahun
ajaran 2010/2011 dengan materi teknik dasar lompat jauh gaya jongkok.
Pembelajaran melalui penerapan metode bermain, untuk meningkatkan hasil
lompat jauh gaya jongkok lebih baik dilakukan oleh siswa. Selain itu penerapan
metode ini meningkatkan peran aktif siswa, partisipasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Dengan penerapan metode bermain
pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan peneliti diharapkan dapat
memecahkan atau member jalan keluar yang dihadapi guru dalam proses
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
Tujuan penerpaan metode bermain pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
adalah siswa suka, senang mengikuti pembelajaran. Dengan perasaan suka akan
pembelajaran tersebut membuat siswa menjadi aktif dan antusias menjadi aktif
dan antusia dalam pembelajaran serta lebih mudah menguasai materi yang
commit to user
rencana pelaksanaan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan buat siswa,
serta peralatan, susunan kelompok, gerakan teknik dasar yang variatif sehingga
membuat situasi pembelajaran yang lebih menyenangkan dalam proses
pembelajaran lompat jauh.
Dari permasalahan umum yang dihadapi guru penjas dalam menyampaikan
materi khususnya teknik dasar lompat jauh gaya jongkok maka peneliti merasa
tertarik melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas VI SD
Negeri 1 Tanjunganom dengan judul Peningkatan Kemampuan Lombat Jauh
Gaya Jongkok Melalui Penerapan Metode Bermain Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Tanjunganom Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan metode bermain dapat
meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VI SD
Negeri 1 Tanjunganom?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui meningkatkan
kemampuan lompat jauh melalui penetapan metode bermain pada siswa kelas VI
SD Negeri 1 Tanjunganom Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
a. Sebagai informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam usaha
meningkatkan pembelajaran atletik dengan model bermain
b. Bagi guru bermanfaat sebagai bahan pembelajaran agar lebih baik dalam
mengajar
c. Bagi siswa bermanfaat sebagai pengetahuan agar lebih baik, antusias dalam
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka 1. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, sikap sportif dan
kecerdasan emosi (KTSP, 2006:1196). Sedangkan menurut Aip Syarifuddin dan
Muhadi (1992: 4), “Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas
jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan
jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif
bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan”.
Bandi utama (2005:75), mengatakan bahwa “Pendidikan jasmani
mengandung dua pengertian pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui
aktivitas jasmani”. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa
jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan
aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung
pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani.
Tujuan pendidikan dalam hal ini adalah tujuan pendidikan pada umumnya, yaitu :
aspek fisik, psikis dan sosial ataupsikomotor, kognitif dan afektif.
Sukintoko (1995 : 130) menyatakan bahwa “Pendidikan jasmani merupakan
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui
aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya”.
Ratal Wirjasantosa (1984 : 25), bahwa “Pendidikan jasmani adalah pendidikan
yang menggunakan jasmani, sebagai titik pangkal : mendidik anak dan anak
dipadang sebagai suatu kesatuan jiwa dan raga”.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang melalui aktivitas jasmani yang
commit to user
gerak, pengetahuan kesehatan, perilaku hidup sehat dan kecerdasan emosi. Proses
pembelajaran penjas yang efektif dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah, afektif, kognitif dan psikomotor.
2. Karakteristik Peserta Didik
Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan jasmani
harus memahami karakteristik siswa, dengan memahami karakteristik
perkembangan siswa, guru akan mampu membantu siswa belajar secara efektif.
Selama di SD Kelas VI seluruh aspek perkembangan manusia psikomotor,
kognitif, dan afektif; mengalami perubahan luar biasa (KTSP, 2006 : 1200).
Berikut rincian perkembangan aspek psikomotor, kognitif, dan afektif (KTSP
2006 : 1200-1202) :
a. Perkembangan Aspek Psikomotor
Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006), menyatakan bahwa
perkembangan aspek psikomotor siswa SD Kelas VI ditandai dengan
perubahan jasmani dan fisiologis secara luar biasa. Salah satu perubahan yang
luar biasa yang dialami oleh siswa adalah pertumbuhan tinggi badan dan berat
badan, siswa mengalami percepatan proses pertumbuhan tinggi badan.
Perubahan tinggi badan diikuti dengan perubahan berat badan, perubahan berat
badan menggambarkan perubahan ukuran tulang, otot, dan organ tubuh dan
juga lemak tubuh.
b. Aspek Kognitif
Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006), menyatakan bahwa
perkembangan yang terjadi pada siswa SD Kelas VI meliputi peningkatan
fungsi inteletual, kapabilitas memori dan bahasa, dan pemikiran dan
konseptual. Perkembangan kematangan intelektual bervariasi, memori remaja
sebanding dengan memori orang dewasa dalam hal kemampuan menyerap,
memproses, dan mengungkap informasi.
Siswa mengalami peningkatan kemampuan mengekspresikan diri.
Kemampuan berbahasa lebih baik, perbendaharaan kata lebih banyak. Ketika
commit to user
menyusun alasan rasional, menerapkan informasi, mengimplementasikan
pengetahuan dan menganalisa situasi secara kritis. Kemampuan memecahkan
masalah dan membuat keputusan akan meningkat.
c. Aspek Afektif
Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP, 2006), perkembangan afektif
siswa SD Kelas VI mencakup proses belajar perilaku yang layak pada budaya
tertentu, seperti cara berinteraksi dengan orang lain (bersosialisasi). Sosialisasi
berlangsung lewat permodelan dan peniruan perilaku orang lain. Pihak yang
sangat berpengaruh terhadap proses sosialisasi adalah keluarga, sekolah dan
teman sebaya. Oleh karena itu, dengan model bermain sesuai dengan
karakteristik anak maka sikap saling menghargai toleransi, disiplin, jujur akan
tumbuh.
Siswa mengalami kondisi efosentris, yaitu kondisi yang hanya
mementingkan pendapat sendiri dan mengabaikan orang lain. Siswa SD Kelas
VI mengalami perubahan persepsi diri selaras dengan peningkatan
kemampuan kognitif. Persepsi diri berkaitan dengan persepsi atas kemampuan
dan keyakinan yang kuat bahwa mampu mengerjakan sesuatu, sehingga timbul
rasa percaya diri.
3. Hakikat Belajar Gerak
a. Pengertian Belajar
Sri Rukmini, dkk (1993 : 59) mengemukakan, belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun hasil dari
belajar. Profesi seseorang berdasarkan apa yang dipelajari, belajar merupakan
suatu proses, bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan
berkelanjutan dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan.
b. Ciri-ciri perilaku belajar
Tidak semua tingkah aku dikategorikan belajar atau aktivitas belajar.
Adapun tingkah laku yang dikategorikan belajar menurut Sugihartono, dkk
commit to user 1) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku
menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan
adanya suatu perubahan dalam dirinya, misalkan menyadari pengetahuan
bertambah. Sebalik perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau
tidak sadar tidak termasuk dalam pengertian belajar.
2) Perubahan bersifat kontinue dan fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
berkesinambungan dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi
kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalkan : seorang anak belajar
lari cepat, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat lari cepat
menjadi dapat lari cepat. Perubahan ini akan berlangsung terus sampai
ketrampilan lari cepat tercapai.
3) Perubahan bersifat positif dan aktif
Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari proses belajar apabila
perubahan-perubahan itu bersifat positif dan aktif.
Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju
untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin
banyak usaha belaja yang dilakukan maka semakin baik dan makin banyak
perubahan yang diperoleh. Perubahan belajar yang bersifat aktif berarti
perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha dari
individu sendiri. Perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang
terjadi dengan dirinya oleh dorongan dari dalam tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar.
4) Perubahan bersifat permanen
Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap dan
permanen. Misalkan kecakapan seseorang dalam bermain bola setelah
belajar tidak akan hilang begitu saja, bahkan akan berkembang bila terus
commit to user 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan
yang akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah pada perubahan tingkah
laku yang benar-benar disadari. Misalkan seseorang belajar sepak bola,
sebelumnya sudah menetapkan apa yang dpat dicapai dengan belajar sepak
bola.
6) Perubahan menyangkut semua aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Perubahan dalam hal sikap,
ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.
c. Pengertian dan Batasan Belajar Gerak
Menurut Rusli Lutan (2000 : 57) bahwa “belajar gerak meliputi tiga
tahap, pertama tahap orientasi yakni penguasaan informasi. Kedua, tahap
pemantapan gerak melalui latigan berdasarkan informasi yang diperoleh.
Ketiga, tahap otomatisasi, yaitu ketrampilan itu dapat dilakukan secara
otomatis”.
Menurut Schmidt (dalam Amung Mamun dan Yudha M Saputra, 2000 :
45), mengatakan bahwa belajar gerak adalah suatu rangkaian proses yang
berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada terjadinya
perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang
untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil.
Menurut Gagne (dalam Arie Asnaldi, 2008), mengatakan bahwa belajar
gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu
bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses
pertumbuhan. Lebih lanjut Weineck (dalam Arie Asnaldi, 2008), mengatakan
bahwa tugas utama dari belajar gerak adalah penerimaan segala informasi
yang relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian mengolah
dan menyusun informasi tersebut memungkinkan suatu realisasi secara
optimal.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa belajar gerak
commit to user
pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat latihan relatif permanen.
Penyampaian informasi ini sebagai awal dari proses gerak atau sebagai dasar
dari belajar gerak, penyampai informasi dalam belajar gerak dapat berupa
penjelasan dan pemberian contoh gerakan.
Proses selanjutnya dari belajar gerak adalah pemberian latihan, dalam
hal ini tidak jauh berbeda dengan belajar pada umumnya, karena dalam belajar
pada umumnya pemberian pengalaman atau latihan lewat latihan-latihan soal
atau yang sifatnya teori, sedangkan pada belajar gerak prosesnya tidak jauh
berbeda melainkan latihan-latihan yang digunakan berupa praktik atau
berhubungan dengan gerak. Proses belajar gerak ini akan menuju pada
ketrampilan gerak atau penampilan geraknya akan meningkat.
Proses kematangan dan pertumbungan dapat meningkatkan kemampuan
seseorang tanpa melalui latihan, misalkan ketrampilan anak dalam berlari,
tanpa berhenti dalam hal yang sebenarnya, kemampuan berlari akan
berkembang dengan sendirinya karena adanya pengaruh kematangan.
Perubahan ketrampilan anak dalam hal ini bukan merupakan belajar gerak
karena perubahan tersebut bukan dari hasil latihan.
Perubahan yang terjadi relatif permanen. Pemberian latihan atau
pengalaman gerak ini akan masuk pada sistem memori otak, proses ini akan
menyebabkan perubahan yang relatif permanen. Kejadian semacam ini tidak
dapat diamatai secara langsung, akan tetapi perubahan-perubahan yang terjadi
lewat penampilan geraknya dapat diamati secara langsung. Kemampuan akibat
latihan ini akan tersimpan dalam memori otak sehingga sewaktu-waktu
dibutuhkan akan dapat digunakan.
4. Tinjauan Tentang Permainan
a. Teori Permainan
1) Teori permainan dari sudut psikologi
Menurut Freud (dalam Zulkifli, 2005 : 40), permainan dari sudut psikologi
merupakan pernyataan nafsu-nafsu yang terdapat di daerah bawah sadar,
commit to user 2) Teori permainan dari sudut biologis
Menurut Montessori (dalam Zulkifli, 2005 : 40), permainan merupakan
latihan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan, juga dapat
dianggap sebagai latihan jiwa dan raga untuk kehidupan di masa yang akan
datang.
3) Teori permainan dari sudut atavistis
Menurut Hackel (dalam Zulkifli, 2005:39), atavistis artinya kembali
kepada sifat-sifat nenek moyang di masa lalu. Dalam permainan timbul
bentuk-bentuk kelakuan seperti bentuk kehidupan yang pernah dialami
nenek moyang. Teori atavistis diperkuat oleh suatu kenyataan bahwa ada
persamaan bentuk-bentuk permainan di seluruh dunia pada setiap waktu.
Teori ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, masa sekarang ini
anak-anak lebih suka bermain-main pistol-pistolan, mobil-mobilan, dan
model-model pesawat terbang.
4) Teori permainan sebagai alat pendidikan
Permainan dalam dunia anak dapat memberikan suatu kesenangan
atau pun kegembiraan, dalam bermain anak dapat bebas meluapkan emosi
dan tenaga yang berlebih dalam diri anak. Adanya unsur senang, gembira
dalam diri anak maka permainan dapat sebagai alat pendidikan. Untuk
lebih jelasnya teori permainan sebagai alat pendidikan dikemukakan oleh
para ahli sebagai berikut (dalam Sukintaka, 1979 : 90-91): a) Bigot, dkk
mengatakan bahwa permainan memberikan kepuasan, kegembiraan dan
kebahagiaan dalam kehidupan anak dan akan menajdi alat pendidikan yang
sangat berniali, b) W. Rob, mengatakan bahwa permainan mempunyai
nilai pendidikan praktis, c) Bucher, berpendapat permainan yang telah
lama dikenal oleh anak-anak dan orang tua, laki-laki maupun wanita,
mereka mampu menggerakkan untuk berlatih, gembira dan releks.
Permainan merupakan komponen pokok pada program pendidikan
jasmani, d) Drijarkarta, mengatakan bahwa dorongan untuk bermain itu
ada pada setiap manusia, lebih-lebih pada anak-anak atau remaja, oleh
commit to user
Berdasarkan beberapa teori permainan di atas, bermain dapat
digunakan sebagai alat pendidikan. Bermain menumbuhkan rasa senang,
rasa senang pada peserta didik merupakan suasana pendidikan yang baik,
dengan adanya rasa senang memudahkan dalam mendidik dan
mengarahkan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran atletik pada umumnya pembelajaran yang kurang
adanya unsur permainan di dalamnya, keadaan semacam ini dapat
menimbulkan suatu kejenuhan dalam diri anak atau siswa.
Kejenuhan-kejenuhan ini dapat berdampak pada pembelajaran sehingga siswa menjadi
malas dalam beraktivitas. Pemberian variasi pembelajaran berupa
permainan–permainan yang mengarah pada teknik yang akan dilaksanakan
dapat menjadi solusi. Misalnya pada pembelajaran atletik nomor lempar
lembing permainan yang digunakan berupa permainan-permainan yang
mengandung unsur melempar di dalamnya.
b. Fungsi Permainan
Permainan secara umum mempunyai fungsi tertentu, fungsi permainan
ini berhubungan dengan jasmaniah atau fisik dan rohaniah atau psikis.
Perkembangan dua unsur ini dapat berkembang selaras melalui aktivitas
berupa permainan. Fisik kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan,
sedangkan psikis kaitannya dengan kejujuran dan emosi. Berikut ini fungsi
permainan menurut Sukintaka (1979 :3-17) menggolongkan fungsi permainan
dalam beberapa kategori :
1) Fungsi permainan tehadap perkembangan jasmaniah
Pengembangan jasmaniah dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi fisik.
2) Fungsi permainan terhadap pengembangan kejiwaan
Pengembangan jiwa dalam hal ini maksudnya adalah pengaruh olahraga
permainan terhadap terbentuknya sikap mental seperti : kepercayaan pada
diri sendiri, sportivitas, keseimbangan mental dan kepemimpinan.
3) Fungsi permainan terhadap pengembangan social
Manusia adalah mahluk sosial. Melalui permainan interaksi antar teman,
commit to user
Aktivitas permainan dapat berfungsi sebagai alat untuk bersosialisasi
dengan sesama atau interaksi dengan sekitar, dapat berfungsi sebagai alat
untuk meningkatkan kebugaran atau kesehatan melalui permainan sikap
mental akan terbentuk. Aktivitas permainan yang didasarkan pada rasa senang
akan lebih bermanfaat bagi yang melakukan.
Pendekatan permainan dalam pembelajaran atletik mempunyai fungsi
tidak jauh berbeda dengan fungsi permainan secara umum, secara jasmaniah
dapat meningkatkan kekuatan, ketrampilan dan sebagainya. Sedangkan
dalamrohaniah atau dalam hal ini sikap mental dapat menimbulkan rasa
percaya diri, rasa kebeanian, rasa kebersamaan dan sebagainya.
Gerakan-gerakan dalam permainan ini merupakan Gerakan-gerakan dasar dari pembelajaran
atletik khususnya dalam lempar lembing dengan demikian dalam bermain
siswa sudah belajar apa yang akan dilakukan selanjutnya kaitannya dengan
materi pembelajaran, dengan demikian siswa diharapkan lebih termotivasi
dalam pembelajaran dan tidak begitu kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.
5. Pendidikan Bermain Dalam Pembelajaran Atletik
Pembelajaran atletik terkesan di kalangan para siswa bahwa olahraga atletik
hanya berisi gerakan yang monoton atau tidak bervariasi, yang isinya meliputi
lari, lembar dan lompat, yang kurang menuntut tingkat ketrampilan yang tinggi,
namun melelahkan, sehingga unsur keriangan dan kegembiraan tidak terungkap
dalam pelaksanaan pembelajaran. Keadaan semacam ini menyebabkan
pembelajaran atletik dalam pendidikan jasmani kurang mendapat perhatian para
siswa.
Pendidikan bermain dalam pembelajaran atletik maksudnya adalah
penambahan unsure bermain dalam pembelajaran atletik. Bermain dalam hal ini
sebagai pendekatan ke teknik yang akan dilaksanakan atau permainannya
disesuaikan dengan materi yang akan dilaksanakan. Misalkan dalam materi lari,
contoh bermainnya adalah memindahkan benda ke tampat yang lain, belari
dengan melewati rintangan dan sebagainya. Pendekatan permainan ini dapat
commit to user
mempunyai cirri yang hakiki manusia sebagai mahluk bermain (Homo Ludens),
sehingga diharapkan siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
atletik yang menggunakan pendekatan bermain.
6. Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat selain lompat jangkit,
lompat tinggi dan lompat tinggi galah. Tujuan lompah jauh adalah melompat
sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik-titik tertentu ke titik
lainnya dengan cara berlari secapat-cepatnya kemudian menolak, melayang di
udara dan mendarat.
a. Lompat Jauh Gaya Jongkok
Kelangsungan dari gerak lompat jauh, meliputi (1) awalan atau
ancang-ancang, (2) tumpuan atau tolakan, (3) melayang di udara, (4) mendarat di bak
pasir.
1) Awalan atau ancang-ancang
Guna awalan atau ancang-ancang apda lompat jauh adalah untuk
mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya sebelum mencapai balok
tolakan. Panjang awalan untuk melaksanakan awalan lompatan jauh tidak
kurang dari 45 meter.
Cara melakukan awalan atau ancang-ancang adalah sebagai berikut:
a) Lari ancang-ancang tergantung pada kemampuan tiap-tiap siswa
b) Tambahkan kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum
bertumpu atau bertolak
c) Pinggang diturunkan sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang
2) Tumpuan atau tolakan
Tumpuan yang tidak tepat pada balok akan merugikan. Ketepatan
tumpuan dapat dicapai dengan perencanaan jumlah langkah awalan yang
tetap.
Selanjutnya, digunakan tanda-tanda (check marks) untuk mengatur
ketepatan langkah.
commit to user
a) Ayunkan paha kaki-bebas cepat ke posisi horizontal dan dipertahankan
!
b) Luruskan sendi mata kaki, lutut, dan pingga pada waktu melakukan
tolakan.
c) Bertolaklah ke depan dan ke atas !
d) Sudut tolakan 45 derajat.
3) Melayang di udara
Sikap badan melayang di udara adalah sikap setelah kaki tolak
menolakkan kaki pada balok tumpuan. Badan akan dapat terangkat
melayang di udara bersamaan dengan ayunan kedua lenganke depan atas.
Cara melakuakn melayang di udara adalah sebagai berikut :
a) Saat kaki tolak, menolakkan kaki pada pangkal titik berat badan ke atas
b) Kemudian, diikuti tolak menyusul kaki ayun
c) Saat melayang kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badang
berada dalam sikap jongkok
d) Kemudian, saat akan mendarat kedua kaki diacungkan ke depan
4) Mendarat
Mendarat harus dalam posisi yang benar sehingga kaki yang
diacungkan ke depan tidak menyebabkan pelompat akan mendapat pada
pantatnya. Titik berat badan akan melampui titik pendaratan kaki di pasir
tidak kaku dan tegang, melainkan lemas-lentuk.
Cara melakukan mendarat adalah sebagai berikut :
a) Tariklah lengan dan tubuh ke depan bawah ! Tariklah kaki mendekati
badan!
b) Luruskan kaki dan tekuk lagi sedikit sesaat sebelum menyentuh tanah!
c) Jika kedua kaki telah mendarat di bak pasir, duduklah pada kedua kaki.
7. Pembelajaran Lompat Jauh melalui Permainan
Pembelajaran lompat jauh melalui beberapa tahapan, tahapan-tahapan dalam
lompat jauh ini dapat memudahkan siswa menyerap materi tahapan lompat jauh
commit to user Kelangsungan dari gerak lompat jauh, meliputi
(1) Awalan atau ancang-ancang
(2) Tumpuh atau tolakan
(3) Melayang di udara
(4) Mendarat di bak pasir.
Untuk lebih memotivasi siswa dalam melaksanakan tiap tahapan dalam
lompat jauh, pembelajaran ditambah unsur bermain, bermain disini adalah
permainan yang mengarah ke materi lompat jauh.
Tujuan dari permainan ini diharapkan dapat meningkatkan sikap mental dan
juga kemampuan jasmani yaitu memiliki rasa percaya diri, keberanian,
kebersamaan, dan antusias dalam pembelajaran lompat jauh.
B. Kerangka Berpikir
Lompat jauh merupakan bagian dari atletik dalam mata pelajaran
pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat
sekolah dasar sampai tingkat sekolah lanjutan tingkat atas.
Banyaknya kendala dan hambatan agar nomor lompat jauh disukai dan
disenangi oleh siswa atau bahkan berprestasi, diantaranya adalah kurang
tersedianya fasilitas dan perlengkapan untuk kegiatan tersebut yang memadai.
Juga dalam proses belajar mengajar nomor lompat jauh lebih banyak menekankan
pada penguasaan teknik dan berorientasi pada hasil atau prestasi siswa, dengan
demikian unsur bermain dan kesenangan siswa menjadi kurang diperhatikan.
Untuk itu perlu ditingkatkan kreativitas dalam pembelajaran nomor lompat
jauh yaitu dengan pendekatan permainan dalam lompat jauh. Dengan demikian,
siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dengan
terbentuknya suasana semacam ini tujuan pembelajaran akan tercapai dengan
optimal.
Penelitian ini memfoikuskan pada peningkatan kemampuan lompat jauh
dengan pendekatan permainan di SD Negeri 1 Tanjunganom. Hasil dari penelitian
ini ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pembelajaran lompat jauh
commit to user
siswa dalam hal ini adalah kegembiraan siswa dan keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penilitian ini dapat di gambarkan
sebagai berikut :
b. Tingkat kesegaran jasmani rendah ketrampilan dasar lompat jauh
gaya jongkok melalui
penerapan metode bermain
Siklus II : upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
dasar lompat jauh gaya
commit to user
C. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat di
rumuskan hipotesis terhadap penelitian adalah sebagai berikut :
Pembelajaran melalui penerapan metode bermain diduga dapat meningkatkan
kemampuan lompat jauh pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Tanjunganom Tahun
commit to user
Tabel. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Rencana Kegiatan Tahun 2011
Tanjunganom, Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara.
3. Siklus PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini direncanakan dalam 2 siklus untuk
melihat peningkatan.
- Kemampuan lompat jauh gaya jongkok melalui penerapan metode permainan
commit to user
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dan
dibuat berbagai input instrument yang akan dikenakan untuk memberikan
perlakuan dalam PTK, yaitu :
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran
Dengan kompetensi dasar mempraktekkan gerakan lompat jauh dengan
menggunakan peraturan-peraturan yang sesungguhnya serta nilai kerjasama,
kejujuran, semangat dan percaya diri.
2. Perangkat pembelajaran yang berupa lembar pengamatan siswa berupa ceklist
dan lembar evaluasi.
3. Dalam persiapan juga akan diurutkan siswa sesuai absen.
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1
Tanjunganom tahun ajaran 2010/2011.
D. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa untuk mendapatkan data tentang kemampuan lompat jauh gaya jongkok
dengan penerapan metode bermai pada siswa kelas VI SD Negeri
1Tanjunganom tahun ajaran 2010/2011.
2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
metode bermain di SD Negeri 1 Tanjunganom tahun pelajaran 2010/2011.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri
dari : tes dan observasi.
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lompat jauh gaya
commit to user
2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar dengan penerapan
metode permainan.
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan penelitian sebagai
berikut :
Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data
No Sumber Data Jenis Data Teknik
Pengumpulan Instrumen
1 Siswa Hasil keterampilan
lompat jauh gaya
jongkok
Tes praktek Tes keterampilan
lompat jauh gaya jongkok
2 Siswa Kemampuan melakukan
rangkaian gerakan
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil keterampilan lompat jauh denag menganalisis nilai rata-rata tes lompat
jauh. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lompat jauh dengan
menganalisis rangkaian lompat jauh. Kemudian dikategorikan dalam
klasifikasi skor yang telah ditentukan.
Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat
unjuk kerja lompat jauh gaya jongkok. Menurut Iskandar, (2009: 131) yang
menyatakan bahwa, “ Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan
prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan
commit to user
G. Prosedur Penelitian
Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam penelitian,
yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya menetukan
banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini,
peneliti akan melakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaanya
berlangsung secara terus menerus dan tindakan-tindakan akan dilaksanakandalam
siklus yang peneliti berikan pada siswa yang peneliti jadikan subyek penelitian.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah
dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan tim lainya)
bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan
dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Diskusi yang bersifat
analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan
yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana
modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus kedua.
Adapun prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas, menurut
Iskandar (2009 : 67).
1. Mengidentifikasi permasalahan dilapangan
2. Mengadakan pengecekan dilapangan
3. Membuat perencanaan umum
4. Mengembangkan tindakan pertama
5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama.
6. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan
peningkatan pada siklus kedua berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan survey awal
Kegiatan yang dilakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah mengobservasi
sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrument dan alat
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi
commit to user
b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi
3. Tahap pengumpulan data dan treatment
Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang
a. Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok
b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran
d. Alat bantu pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran
f. Semangat dan keaktifan siswa
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah deskritif
kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang
dikumpulkan berupa uraian diskriptif tentang perkembangan proses
pembelajaran, yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok
bahasan lompat jauh gaya jongkok.
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal
survey sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu
penelitian.
H. Proses Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan
kemampuan lompat jauh gaya jongkok SD Negeri 1 Tanjunganom tahun pelajaran
2010/2011. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut
dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
tahap, yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interpretasi, analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian
ini direncanakan dalam dua siklus.
1. Rancangan Siklus I
commit to user
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran
yang terdiri dari :
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran
penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lompat
jauh gaya jongkok
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian
lompat jauh gaya jongkok
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Peda tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara
lain :
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lompat jauh gaya jongkok
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
4) Melakukan latihan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok
a) Cara melakukan awalan melalui pendekatan permainan yang telah
disiapkan oleh guru dan peneliti.
b) Cara melakukan tolakan lompat jauh melalui pendekatan
permainan yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.
c) Sikap yang benar saat melayang diudara
d) Sikap gerakan pendaratan melalui pendekatan permainan
5) Menarik kesimpulan
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
commit to user c. Pengamatan tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap: (1) Hasil keterampilan lompat jauh
gaya jongkok (2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan
lompat jauh gaya jongkok (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta criteria dan rencana bagi siklus
tindakan berikutnya.
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut
:
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan
jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi,
dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus
commit to user
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini tidak berdasarkan jumlah pertemuan atau tatap
muka dalam pembelajaran, tetapi lebih mengutamakan perkembangan dan
kemajuan siswa setelah siswa mendapatkan tindakan, dalam hal ini pembelajaran
pendidikan jasmani dengan materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
melalui penerapan metode bermain. Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
melalui penerapan metode bermain ini sistematiknya secara umum terdiri dari
pendahuluan meliputi membariskan siswa, apersepsi, menyampaikan materi dan
memimpin pemanasan. Berikutnya adalah kegiatan inti, kegiatan inti dalam
penelitian ini terdiri dari permainan dan teknik melompat. Terakhir adalah
penutup, yang terdiri dari membariskan siswa, evaluasi pembelajaran, doa dan
pembubaran.
Penyampaian materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
penerapan metode bermain dengan cara guru menyampaikan atau menjelaskan
materi sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaram, siswa mendengarkan,
memahami dan kemudian mempraktekkan. Koreksi atas kesalahan siswa
dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pemberian materi
dilakukan oleh peneliti, guru bertugas sebagai pengamat (observer) pembelajaran
dan dibantu oleh critical friend. Data observasi digunakan sebagai evaluasi
kegiatan belajar mengajar atara peneliti, guru dan teman yang tidak
berkepentingan dengan peneliti. Kekurangan di siklus pertama akan lebih
commit to user
Tabel 1
Kondisi Awal Nilai Lompat Jauh Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Tanjunganom
Pra Siklus (Bulan Maret 2011)
Nilai Hasil Penilaian Lompat Jauh
Putra Putri
Perencanaan diawali dengan berkonsultasi dengan guru kelas yang
mengajar di kelas VI (enam). Konsultasi ini meliputi penentuan waktu
tindakan, kelas yang digunakan untuk penelitian, perencanaan tindakan (games
dan materi) dan pembuatan RPP. Penentuan waktu tindakan ini kaitannya
dengan pelaksanaan tindakan, diperoleh kesepakatan pelaksanaan tindakan
pada hari selasa, tanggal 8 April 2011. Langkah selanjutnya menentukan kelas
yang diberi tindakan, diperoleh kesepakatan dengan guru, kelas yang di
gunakan kelas VI, dipilihnya kelas VI. Ini kaitannya dengan jadwal
pembelajaran.
Langkah selanjutnya adalah penentuan permainan yang akan digunakan
dan materi pembelajaran. Pemilihan permainan yang digunakan disesuaikan
dengan alat dan fasilitas sekolah. Penentuan materi bersumber pada buku
referensi. Setelah itu pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),
yang memuat perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Persiapan
yang terakhir mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam
pembelajaran, menyiapkan bak lompat jauh menyiapkan kardus ban bekas dan
bola plastik.
b. Tindakan
Siswa dibariskan dengan formasi empat saf, siswa putra di sebelah
kanan siswa putri, guru memimpin berdoa, setelah itu dilakukan presensi
dengan menanyakan pada ketua kelas siswa yang tidak masuk, dari jumlah
commit to user
presensi guru menjelaskan materi. Penjelasan materi lompat jauh berawal dari
cara awalan atau ancang-ancang. Siswa sebagian besar memperhatikan guru,
tetapi ada siswa yang berbincang-bincang dengan siswa lain.
Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dipimpin, guru di
depan memberi contoh dan membenarkan siswa yang tidak serius dalam
melakukan pemansan. Pemanasan berupa gerakan lari keliling lapangan
dengan melewati rintangan yang telah diatur dan di tata, yaitu melompati
kardus gawang dan meraih bola yang di gantung di lanjutkan dengan gerakan
statis dan dinamis waktu yang digunakan dari membariskna siswa sampai
pemanasan kurang lebih selama 10 menit. Setelah selesai melakukan
pemanasan, kemudian memasuki kegiatan inti selama 50 menit. Kegiatan inti
terdiri dari games (bermain), pengenalan awalan, tumpuan atau tolakan,
melayang di udara dan mendarat. Bermain diawali dengan cara bermain dan
memberi contoh. Permainan berupa melompati kardus yang ditata dengan
berbagai variasi. Siswa dibagi dalam empat kelompok, masing-masing
menghadap lintasan yang telah dipasang kardus berderet dengan jarak kardus 1
m. Cara bermain siswa berlomba kecepatan melompati kardus dengan
tumpuan dau kaki dan permainan yang kedua adalah melompati kardus
menyamping dengan tumpuan dua kaki dengan cara berlomba juga. Siswa
yang akan berlomba melompati kardus harus selalu menunggu aba-aba dari
guru setelah melakukan siswa pindah ke baris belakang. Dalam lompat kardus
ini banyak siswa yang kesulitan, di sela-sela proses pembelajaran guru
mengoreksi dan memberi contoh cara melakukan yang benar. Kebanyakan
siswa putri yang melakukan kesalahan, setelah permainan ini selesai maka
diumumkan, kelompok yang juara. Dilanjutkan dengan permainan berikutnya
yaitu lompat bersambung.
Setelah games (bermain) selanjutnya gerakan teknik-teknik pertama
yaitu awalan, teknik kedua tumpuan, teknik ketiga melayang di udara dan
teknik keempat mendarat.
commit to user
Awalan atau ancang-ancang pada lompat jauh adalah untuk mendapatkan
kecapatan yang setinggi-tingginya sebelum mencapai balok tolakan. Panjang
awalan untuk melaksanakan awalan lompat jauh tidak kurang dari 45 meter.
Cara melakukan awalan atau ancang-ancang adalah sebagai berikut :
a. Lari ancang-ancang tergantung kemampuan tiap-tiap siswa
b. Tambahkan kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum
bertumpu atau bertolak
c. Pinggang diturunkan sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang, agar
siswa aktif maka dibuat lintasan untuk masing-masing kelompok. Siswa
yang telah melakukan latihan awalan yaitu lari pelan kemudian cepat.
Kembali ke barisan belakang, guru memberi koreksi di sela-sela proses
pembelajaran.
Teknik kedua adalah tumpuan atau tolakan
Tumpuan yang tidak tepat pada balok akan merugikan ketepatan tumpuan
dapat dicapai dengan perencanaan jumlah langkah awalan yang
tepat.selanjutnya digunakan tanda-tanda (check marks) untuk mengatur
ketepatan langkah. Cara melakukan tumpuan adalah sebagai berikut :
a. Ayunkan paha kaki bebas cepat ke posisi horizontal dan dipertahankan
b. Luruskan sendi mata kaki, lutut dan pinggang pada waktu melakukan
tolakan
c. Bertolaklah ke depan dan ke atas
d. Sudut tolakan 45 derajat.
Mayoritas siswa belum kesulitan dalam melakukan gerakan teknik
pertama, di sela-sela proses pembelajaran guru memberikan koreksi pada
siswa yang belum benar dalam melakukan. Selanjutnya guru menjelaskan dan
memberi contoh teknik kedua : yaitu lari langkah kijang, lari gawang dengan 4
langkah dengan kaki tumpu yang terkuat, lompat jauh dengan awalan pendek,
dengan melompati hawang, penekanan pada tumpuan. Dalam melakukan
gerkana ini siswa terbagi dalam 4 kelompok, yang pertama melakukan baris
commit to user
Selanjutnya siswa dikumpulkan guru menjelaskan dan member contoh
teknik yang ketiga, yaitu melayang di udara.
Sikap badan melayang di udara adalah sikap setelah kaki tolak
menolakkan kaki pada balok tumpuan, badan akan dapat terangkat, melayang
di udara bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan atas.
Cara melakukan melayang di udara adalah :
a. Saat kaki tolak menolakkan kaki pada pangkal titik berat badan ke atas
b. Kemudian diikuti tolak menyusul kaki ayun
c. Saat melayang kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada
dalam sikap jongkok
d. Kemudian saat akan mendarat kedua kaki diacungkan ke depan
Setelah itu siswa mempraktekkan gerakan yang dicontohkan guru, dalam
mempraktekkan pertama-tama siswa menyentuh bola plastic yang digantung.
Setelah ada aba-aba dari guru (melalui peluit) siswa melakukan gerakan
melayang di udara, dalam melakukan gerkana ini siswa terbagi dalam dua
kelompok.
Guru langsung menegur siswa yang salah dengan memberikan contoh
gerakan siswa yang bersangkutan mengikuti. Setelah semua siswa dianggap
bias dilanjutkan dengan teknik melayang di udara tanpa menyentuh bola. Guru
kembali memberikan contoh gerakan, setelah itu para siswa diminta
mempraktekkan gerakan yang dicontohkan guru. Dalam mempraktekkan
gerakan-gerakan pada awalnya kebanyakan siswa agak kesulitan. Setelah
dilakukan berulang-ulang kesalahan-kesalahan siswa dalam melakukan
gerkana mulai berkurang dan kebanyakan siswa sudah dianggap bisa.
Siswa yang sudah bisa melakukan dengan benar salah satunya dipanggil
oleh guru untuk member contoh. Setelah itu dilanjutkan dengan teknik
keempat yaitu mendarat.
Siswa dikumpulkan dan guru memberi penjelasan teknik mendarat dan
member contoh gerakan mendarat.
Mendarat harus dalam posisi yang benar sehingga kaki yang diacungkan