ABSTRAK
Dora Tatiana, 0964035. Buku Cerita Bergambar Sebagai Media Untuk Pendidikan Budi Pekerti Pada Anak Usia Dini. Dosen Pembimbing Benediktus Dicky Wahyu S.Sn dan Magdalena Sylvia, BSID. Program Sarjana I Desain Komunikasi Visual, fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk memberikan dan menanamkan nilai budi pekerti pada anak di usia dini.
Teori yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah teori perkembangan pada anak di usia dini.Selain teori tentang perkembangan anak, digunakan juga teori tentang desain buku khusus anak, teori layout, tipografi dan juga teori warna. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara observasi, wawancara dengan nara sumber dan studi kepustakaan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... .i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... .iii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... .iv
KATA PENGANTAR………...…….….. v
DAFTAR ISI………...………..………...…. viii
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang… ... 1
1.2 PermasalahandanRuangLingkup ... 4
1.2.1 IdentifikasiMasalah ... 4
1.2.2 RuangLingkup ... 4
1.3 TujuanPerancangan ... 5
1.4 SumberdanTeknikPengumpulan Data ... 7
1.5 SkemaPerancangan ... 10
1.6SistematikaPenulisan... 10
BAB II LANDASAN TEORI 2.1Kajian Pustaka ... 11
1.2.1 PengertianBuku ... 11
1.2.2 Struktur dan Anatomi Buku ... 12
1.2.3 Buku Anak... 12
1.2.4 Worldless Picture Book ... 13
1.2.5 Picture Book ... 13
1.2.6 Novel ... 13
1.2.8 Ilustrasi membuat penampilan buku lebih menarik ... 14
1.2.9 Ilustrasi dapat memperjelas teks ... 14
1.2.10 Ilustrasi dapat merangsang minat baca... 14
4.1.Pengertian Budi Pekerti ... 16
4.2.Penanaman Budi Perkerti ... 16
4.3.Pelajaran Anak Pada Usia Dini ... 17
BAB III URAIAN DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1Objek Perancangan... 19
3.2Data dan Fakta... 20
3.2.1 Penerbit Gramedia ... 20
3.2.2 Visi dan Misi Gramedia ... 21
3.2.3 Tinjauan Pada Karya Sejenis... 22
3.3Hasil Wawancara ... 22
3.4Hasil Wawancara dengan tokoh yang bergereak di Bidangnya ... 23
3.5Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data danFakta ... 24
3.5.1 Analisis Objek Budi Pekerti SWOT... 24
3.5.2 Analisis Buku Cerita Bergambar SWOT ... 25
3.5.3 Target Audiens ... 25
3.5.4 Segmentasi ... 26
BAB IV PemecahanMasalah 4.1KonsepKomunikasi ... 28
4.2KonsepKreatif ... 29
4.3Konsep Media ... 30
4.4Konsep Visual ... 31
4.5 HasilKarya ... ... 32
BAB V Kesimpulan
5.1 Kesimpulan ... 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo Gramedia ... 20
Gambar 3.2 Buku Kisah Indah Budi Pekerti ... 22
Gambar4.1Iustrasi Tokoh Kelinci ... 32
Gambar4.2 Contoh Teknik Penggambaran ... 33
Gambar4.3 Contoh Warna ... 34
Gambar4.4Contoh Layout Dalam Buku ... 34
Gambar4.5 Font Mossy ... 35
Gambar 4.15Halaman 9 dan 10 ... 40
Gambar4.26 Halaman 8 dan 9 ... 46
Gambar4.27 Halaman 10 dan 11 ... 46
Gambar4.28 Halaman 11 dan 12 ... 48
Gambar4.2 Halaman 13 dan 14 ... 48
Gambar4.30Halaman 15 dan 16 ... 49
Gambar4.31 Halaman 17 dan 18 ... 50
Gambar4.32 Halaman 19 dan 20 ... 50
Gambar4.33 Bonus T shirt ... 51
Gambar4.34 Hand bag ... 52
Gambar4.35 Poster ... 53
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
budi pekerti dan tata krama . Sudah dari jaman dahulu lalu di turunkan ke anak cucu
budi pekerti selalu di ajarkan, namun seiring berkembangnya jaman nilai-nilai budi
pekerti di Indonesia semakin surut. Menurut Yoanna F. Turkiyah pengarang buku
“Kisah Indah Budi Pekerti ”dilihat dari perkembangan teknologi dan juga gaya hidup
maka jaman sekarang kesuksesan sering kali dinilai dari apa yang terlihat yaitu
berupa materi, padahal sebuah kesuksesan lebih luas dari sekedar materi. Kaya
namun tidak jujur maka bukan sukses namanya, dari hal-hal tersebutlah mulai
terlihat budi pekerti yaitu yang artinya mencakup perbuatan,tabiat baik, tingkah laku
kesopanan (__Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988:131) sekarang ini mulai
menurun dan dianggap hal yang tidak begitu penting. Secara umum Budi Pekerti
berarti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan ini.Ini adalah
tuntunan moral yang paling penting untuk masyarakat Indonesia yang kaya akan
budaya. Budi Pekerti adalah induk dari segala etika ,tatakrama, tata susila, perilaku
baik dalam pergaulan , pekerjaan dan kehidupan sehari hari. Pertama-tama budi
pekerti ditanamkan oleh orang tua dan keluarga dirumah, kemudian disekolah dan
Seorang aktivis politik Butet Kartaredjasa kebudayaan budi pekerti di
Indonesia selalu menjadi “ban serep”, digunakan hanya saat darurat, ketika ada
kisruh politik, orang baru ingat pentingnya budi pekerti . Inilah kesalahan mendasar
pemerintah yang konsisten lupa pentingnya budi pekerti, kalau saja nilai-nilai budi
pekerti memodali perilaku manusia sejak dini maka segala tata krama, tabiat baik,
baik akan lebih terkedepankan, keserakahan dan urat malu akan terjaga kekuatannya.
Psikolog anak yang mengajar di salah satu TK di Bandung yatu Ibu Maya,
kurangnya budi pekerti pada anak jaman sekarang disebabkan oleh beberapa faktor,
faktor-faktor tersebut adalah orang tua, lingkungan, kemajuan tegnologi, dan juga
tayangan televisi namun diantara faktor-faktor diatas yang berperan paling besar
adalah orang tua, karena orang tua adalah sosok terpenting dalam pendidikan seorang
anak terutama pada anak usia dini. Usia dini atau usia emas adalah momentum
terbaik dalam pembangunan kualitas manusia, pada usia 0-5tahun itulah waktu emas
bagi pembangunan fondasi karakter dan kecerdasan anak. Sedang kan pada usia
tersebut anak-anak lebih sering atau tepatnya selalu berada di dalam rumah oleh
karena itu lingkungan yang membentuk karakter pada anak adalah orang-orang yang
berada dirumah atau di sekitar anak.
Menurut observasi pada salah satu TK di Bandung yaitu TK Yusuf dan
wawancara dengan psikolog anak yang ada di TK tersebut hampir 80% siswa di sana
dijemput dengan perawat dan supirnya dan 20% sisanya nya orang tua yang
menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya bekerja untuk menjemput.Maka bisa
dilihat orang tua yang pulang setelah bekerja akan lelah dan langsung beristirahat
maka sangatlah jarang komunikasi yang terjadi antara anak dan orang tuanya, karena
orang tua juga akan berkurang dia akan lebih nyaman bersama perawatnya hal ini
akan berdampak apabila si anak melakukan suatu kesalahan yang berhubungan
dengan budi pekerti dan saat itulah orang tua menasehati maka yang terjadi si anak
tidak akan mendengarkannya karena dia tidak dekat dengan orang tuanya, tidak
nyaman, apalagi mendengarkan. Salah satu faktornya lagi adalah orang tua yang
biasanya sibuk bekerja hanya bertujuan membuat anaknya senang atau bahagia
karena merasa sudah ditinggal seharian bekerja, orang tua pun akan jarang memarahi
anaknya bila melakukan kesalahan mengira hal itu akan membuat anaknya sedih dan
membencinya, itulah yang sering terjadi di keluarga jaman sekarang menurut Ibu
Maya salah satu psikolog Taman Kanak-Kanak di Bandung dalam pertemuannya
dengan orang tua murid yang diadakan setiap setengah tahun sekali.
Melihat faktor diatas memang sangatlah susah memberikan pendidikan budi
pekerti pada jaman sekarang selain faktor orang tua yang utama juga didukung oleh
faktor-faktor lainnya, misalnya tayangan televisi. Menurut buku “Cara Kita belajar” yang diterbitkan oleh pustaka LIFE seorang anak pada usia dini sangat lah
tergantung pada apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar setelah itu dia akan
menirukan hal tersebut, apabila dia melihat sebuah tayangan televisi yang bukan
ditujukan untuk anak seumur nya dan memberi contoh yang kurang bagus maka hal
ini akan berakibat buruk pada pembentukan wataknya, apalagi tayangan ini akan
berangsur – angsur selama kehidupan sehari-harinya yang tanpa pengawasan orang tua nya. Memang karena kemajuan teknologi yang sangat pesat tentunya tayangan tv
lebih menarik dari buku cerita anak-anak, sehingga menyebabkan anak yang lebih
tertarik untuk melihat televisi yang gambarnya bergerak daripada membuka buku
sedangkan banyak sekali ilmu yang didapat dari sebuah buku. Buku anak-anak jaman
sekarang pun yang sering ditemui adalah buku yang mendorong kreativitas anak,
buku dongeng, buku mewarnai yang membantu imajinasi anak, kurangnya buku
yang mengajarkan dan mengulas budi pekerti juga menjadi faktor dalam penanaman
budi pekerti di Indonesia. Dari semua faktor yang disebutkan di atas apabila
dibiarkan saja akan mendatangkan generasi di Indonesia yang tidak tahu akan budi
pekerti, rasa empati yang mati, tindakan kriminal akan mudah dilakukan, tanpa rasa
malu, bersalah dan yang lainnya.
1.2 Identifikasi Masalah/Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengidentifikasi masalah, yaitu sebagai
berikut:
1. Menurunnya budi pekerti pada anak-anak jaman sekarang.
2. Jarangnya komunikasi anak dan orang tua.
3. Buku-buku anak yang kebanyakan mengajarkan kreativitas.
4. Minat baca anak yangt menurun akibat banyaknya tayangan
televisi yang semakin bervariasi.
Dari poin-poin diatas memunculkan suatu ide dengan memberikan
pendidikan anak tentang budi pekerti, lalu menyadarkan orang tua pentingnya budi
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diketahui sebelumnya, maka
penulis merumuskan uraian msalah yang ada sebagau upaya untuk menciptakan
alternatif metode mengajar , dengan cerita pada anak usia keemasan yaitu dijabarkan
pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Strategi apa saja yang harus dilakukan untuk orang tua dan pengajar agar
berpikir terbuka tentang pentingnya budi pekerti?
2. Bagaimana menciptakan alternatif agar anak tertarik belajar budi pekerti?
3. Pendekatan apa saja yang harus dilakukan untuk melatih anak dalam
mengembangkan budi pekerti dan merangsang minat bacanya ?
1.4Tujuan Perancangan
Berbagai cara mendidik anak yang diterapkan saat ini belum ada sepenuhnya
Yang mengajarkan tentang budi pekerti, maka penulis ingin membuat pemecahan
masalah dalam cara mengajar yang baik untuk diterapkan bagi anak di masa
keemasan. Berikut tujuan dari perencanaan metode mengajar:
1. Memberikan pengetahuan pada orang tua dan pengajar agar dapat berpikir
terbuka mengapa anak harus diberikan pembelajaran yang bervariasi,
misalnya dalam bentuk cerita, atau contoh perilaku sehari-hari bukan
pembelajaran yang monoton, karena anak pada usia keemasan selalu
tertarik dengan hal baru.
2. Menciptakan alternatif pembelajaran dengan mengemasnya dalam bentuk
tentang cara menanamkan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari,
anak akan dilatih untuk mulai membiasakan diri dengan budi pekerti yang
baik .
3. Pendekatan yang harus dilakukan untuk melatih anak dalam menanamkan
budi pekerti yang baik adalah dengan memberikan buku cerita yang
menarik yang didalamnya dikemas dalam cerita kehidupan sehari-hari
mengenai sebuah tokoh yang membuat anak tertarik dengan pendekatan
visual dan melibatkan berbagai indraseperti penglihatan,warnamotorik
halus dan sebagainya.
1.5Manfaat Perancangan
Dari berbagai pendekatan dan mbagaimana cara mengajar yang baik
diterapkan pada anak, maka semua itu akan berpengaruh terhadap pembentukan
watak dalam diri si anak. Dengan memberikan rangsangan visual yang berupa
gambar dan juga warna yang menarik maka anak merasa ingin mencoba dan
mempraktekkannya dalam kehidupannya setelah hal itu dibiasakan maka secara tidak
langsung maka terbentuklah kepribadian anak yang selalu mengamalkan budi pekerti
dan dapat dikondisikan pada suatu lingkungan yang berbeda-beda. Selain itu di usia
dini anak sudah mulai tertarik dengan buku, maka untuk usia lanjut nantinya akan
tumbuh minat membaca.
1.6Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, digunakan teknik observasi, wawancara terstruktur,
kuesioner, dan studi pustaka.
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung, berikut lingkungan fisiknya dan
pengamatan terhadap suatu kegiatan belajar mengajar dan juga suasana test
yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam tahap ini penulis juga melakukan
pengambilan dokumentasi lokasi sebagai data untuk membantu penulis dalam
perancangan kampanye ini.
2. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan
dengan pihak yang dianggap kompeten dalam bidang permasalahan guna
mendapatkan data yang akurat. Dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
sudah disiapkan sebelumnya. Pada tahap ini penulis mewawancarai langsung
para pengajar di suatu sekolah beserta murid-muridnya.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan
mempelajari buku-buku ataupun literatur seperti buku-buku pedoman yang
sudah ada, koran, media lainnya yang berhubungan dengan permasalahan
perancangan. Juga dapat melalui literatur dari internet yang benar, terpadu,
1.7Sistematika Perancangan
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
1.2Identifikasi Masalah
1.3Identifikasi Masalah/Pembatasan Masalah
1.4Tujuan Perencanaan
1.5Manfaat Perencanaan
1.6Metode Pengumpulan Data
1.7Sistematika Perancangan
BAB II TINJAUAN MASALAH
2.1 Kajian Pustaka(teoritik)
2.2 Tinjauan Faktual(empirik)
2.3 Gagasan Awal
BAB III PEMECAHAN MASALAH
3.1Objek Perencanaan
3.2Target Audiens
3.3Konsep Perencanaan
3.3.1 Perencanaan Media(strategi media)
3.3.2 Perencanaan Kreatif(strategi kreatif)
3.3.3 Konsep Verbal / Bahasa
3.3.4 Konsep Visual
3.3.5 Biaya Media / Budgeting
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB V DAFTAR PUSTAKA
Penanaman budi pekerti usia dini dalam Pendidikan di Indonesia
Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budi pekerti dan tata krama . Sudah dari jaman dahulu lalu di turunkan ke anak cucu budi pekerti selalu di
ajarkan, Pendidikan di usia dini harusnya mengajarkan betapa pentingnya nilai budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari
Permasalahan
Pendidikan di Indonesia dan juga para orang tua yang mulai melupakan budi pekerti dalam berperilaku sehari-hari pada anak usia dini sehingga akan melahirkan masyarakat
yang doyan melakukan tindak kriminal.
Ruang lingkup permasalahan
Masyarakat Indonesia khususnya orang tua yang memiliki anak usia 0-5tahun .
TEORI penanaman budi pekerti di Indonesia
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan desain yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
dengan adanya media yang dapat memperkenalkan dan mengajarkan budi pekerti
pada anak-anak di usia dini, budi pekerti ini dapat kembali hadir dan tertanam di
tengah-tengah masyarakat Indonesia, khususnya pada anak-anak usia dini.Dengan
adanya buku cerita bergambar ini juga, budi pekerti dapat tertanam di anak-anak
Indonesia. Buku cerita dengan pendekatan gambar ilustrasi ini bertujuan untuk
mengajarkan dan mengajak anak-anak untuk menanamkan budi pekerti di kehidupan
sehari-hari nya. Dengan adanya budi pekerti yang tertanam sejak dini di masyarakat
Indonesia maka hal ini juga akan berdampak pada kemajuan Negara karena memiliki
moral dan budi pekerti yang baik.
5.2 Saran Penulis
Saran yang dapat penulis berikan adalah hendaknya budi pekerti dapat
dipandang sebagai sebuah kebudayaan yang harus dipertahankan. Selama ini
masyarakat kurang menaruh perhatian tentang pentingnya budi pekerti. Jika generasi
DAFTAR PUSTAKA
Chaniago, Arman Y.S.,1996 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka
Setia
Garrofe,Josep M, 2007.
Workbook: Structural Packaging, Barcelona, Index Book.
Tabrani,Primadi,2005.Bandung.Kelir
Turkiyah,Yoana.,2012 Kisah Indah Budi Pekerti Yogyakarta : Gramedia Pustaka
Utama