Marini, 2014
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN (Studi Kuasi Eksperimen di Kelas IV SD Isola Kota Bandung)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
oleh Marini NIM 1200942
PROGRAM PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
Oleh Marini
S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2009
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Dasar
© Marini 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014
Marini, 2014
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
1200942
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya kemampuan berpikir kritis dan menulis laporan pengamatan di Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran Bahasa Indonesia masih terfokus kepada hapalan dan menyalin teks yang sudah ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis laporan pengamatan siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen yang dilaksanakan di SD Isola Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas empat sebanyak 64 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes performance dalam bentuk tes tertulis (paper and pencil test) kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis laporan pengamatan yang diberikan sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen adalah pendekatan saintifik, sedangkan kelas kontrol mendapatkan perlakuan secara konvensional. Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif secara statistik menggunakan uji perbedaan rerata dengan taraf signifikansi 0.05. Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis laporan pengamatan siswa dilihat melalui nilai N-Gain. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis laporan pengamatan siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pendekatan saintifik dapat dijadikan salah satu alternatif pendekatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis laporan pengamatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kata kunci: Kemampuan Berpikir Kritis, Kemampuan Menulis Laporan
Marini, 2014
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFFECTIVENESS OF SCIENTIFIC APPROACH IN LEARNING OF INDONESIA LANGUAGE VARIOUS FORMAL TO RAISE THE ABILITY
OF CRITICAL THINKING AND WRITING REPORT OBSERVATIONS Marini
1200942
Abstract
This research is motivated still lack the ability to think critically and write a report on the observation of elementary school (SD). Learning Indonesian is still focused on memorizing and copying an existing text. This study aims to determine the effectiveness of the scientific approach to improve critical thinking skills and the ability to write reports observations of students. This study used a quasi-experimental methods are implemented in elementary Isola Bandung. Subjects in this study is a fourth grader as many as 64 people. The instrument used in this study is the performance test in the form of a written test (paper and pencil test) critical thinking skills and the ability to write reports observations were given before and after treatment. The treatment given to the experimental class is the scientific approach, while the control class to be treated conventionally. Data analysis was performed with analysis of quantitative and qualitative analysis using the statistical mean difference test with significance level 0.05 level. Improved critical thinking skills and the ability to write reports observations of students seen through the N-Gain value. The results showed that an increase in critical thinking skills and the ability to write reports graders experimental observations better than the control class. Scientific approach can be used as an alternative approach that can improve critical thinking skills and the ability to write reports observations in learning Indonesian.
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian
Pengembangan dalam Kurikulum 2013 menggunakan dua bentuk
proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses
pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses
pendidikan yangmengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan
keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber
belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan
dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect
(Permendikbud no.81A tahun 2013).
Kurikulum 2013 ini diterapkan bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia. Diharapkan manusia Indonesia yang akan
datang menjadi manusia produktif yang bisa berpikir ilmiah dan dapat
mengatasi tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi. Implementasi
Kurikulum 2013 ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran
dilapangan yang saat ini terjadi.
Guru merupakan salah satu faktor utama yang menjadi kunci
keberhasilan pembelajaran di lapangan. Kemampuan guru untuk
merencanakan dan memilih model pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan menulis laporan pengamatan
adalah sebuah keharusan, sehingga tercipta konsep belajar siswa aktif
(student active learning), kritis, dan ilmiah.
Pengajaran Bahasa Indonesia selama ini di sekolah cenderung
2
Marini, 2014
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta tidak ramah terhadap upaya mengembangkan kemampuan berbahasa
siswa, khususnya dalam kemampuan membaca dan menulis. Pola
semacam itu hanya membuat siswa merasa jenuh untuk belajar Bahasa
Indonesia. Pada umumnya para siswa menempatkan mata pelajaran bahasa
pada urutan terakhir dalam urutan mata pelajaran yang disukai. Hal ini
terlihat dengan rendahnya minat siswa untuk mempelajarinya
dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Semua ini disebabkan
pengajaran yang bersifat formal akademis, dan bukan untuk melatih
kebiasaan berbahasa dan berpikir kritis siswa itu sendiri.
Pembelajaran Bahasa Indonesia yang monoton telah membuat para
siswa mulai merasa gejala kejenuhan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi dengan adanya buku paket yang
menjadi buku wajib. Sementara isi dari materinya terlalu luas dan juga
cenderung bersifat hapalan yang membosankan. Inilah yang kemudian
akan memupuk sifat menganggap pelajaran Bahasa Indonesia sebagai
pelajaran yang membosankan karena materi yang diajarkan bersifat
monoton.
Data tes yang dilakukan oleh dua proyek bank dunia, yaitu PEQIP
dan proyek pendidikan dasar (basic education projects) dan juga
digunakan dalam program Manajemen Berbasis Sekolah(MBS) dari
UNISCO dan UNICEF memberikan gambaran tentang hasil pembelajaran
Bahasa Indonesia di tingkat SD (Andawati, A, 2010, hlm. 5). Dari Tes
Menulis dinilai berdasarkan lima unsur : tulisan tangan (menulis rapi),
ejaan, tanda baca, panjangnya karangan, dan kualitas bahasa yang
digunakan. Bobot dalam semua skor adalah tulisan 15%, ejaan (15%),
tanda baca (15%), panjang tulisan (20%), dan kualitas tulisan (35%).
Hanya 19% anak bisa menulis dengan tulisan tegak bersambung dan rapi.
Adapun 64% anak bisa membaca rapi tetapi tidak bersambung. Pada
kurang dapat menulis dengan kualitas dan panjang yang memuaskan serta
dengan menggunakan ejaan dan tanda baca yang kurang tepat. Hal ini
disebabkan oleh siswa jarang menggunakan kata-kata mereka sendiri dan
lebih sering menyalin dari papan tulis dan buku pelajaran. Pola
pembelajaran pasif seperti ini juga akan mengakibatkan rendahnya
kemampuan berpikir siswa.
Salah satu keterampilan berpikir yang harus dimiliki oleh peserta
didik ialah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis ini akan
dapat diperoleh oleh siswa jika melakukan pendekatan dalam
pembelajaran yang mendorong siswa berpikir aktif. Salah satu materi
pembelajaran dikelas IV SD ialah tentang mengamati, mengolah, dan
menyajikan laporan hasil pengamatan. Dalam materi ini siswa dituntut
agar dapat berpikir kritis terhadap suatu pengamatan dan menuliskannya
dalam bentuk laporan pengamatan. Siswa dituntut agar dapat menuliskan
dari serangkaian pengamatan yang telah dilakukan.
Menurut Hasil studi PISA (Program for International Student
Assessment), yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan,
matematika, dan Ilmu Pengetahuan alam (IPA), menunjukkan peringkat
Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil
studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam
kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis,
dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan
masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil studi ini menunjukkan perlu
ada perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik
dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan
semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun negara pada
masa mendatang. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan pendekatan
4
Marini, 2014
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memecahkan masalah yang dihadapi. Penerapan kurikulum 2013 saat ini
sangat menuntut agar pembelajaran di sekolah dilaksanakan dengan
pendekatan yang mengasah siswa berpikir kritis dan ilmiah yang dalam
Kurikulum 2013 dikenal dengan pendekatan ilmiah (scientific appoach).
Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan
ilmiahatau saintifik(scientific appoach) menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap
(afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan
proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar
melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Menurut Majid. A (2014, hlm. 100), pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam pembelajaran Kurikulum 2013 meliputi mengamati
(observing), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba
(experimenting), mengomunikasikan pelajaran (networking). Menurut
Permendikbud no.81A tahun 2013 mengenai pembelajaran langsung dan
tidak langsung dalam kurikulum 2013, memiliki lima proses yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan
mengomunikasikan.
Tahap-tahap yang diusulkan ini, sebagaimana dimulai dari
masalah. Masalah tersebut biasanya dimunculkan dengan suatu pertanyaan
ilmiah. Proses berikutnya juga relatif senada, yaitu membuat hipotesis,
melakukan observasi dan atau eksperimen, dan akhirnya membuat
kesimpulan. Melalui pendekatan saintifik ini mendorong siswa agar dapat
berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi.
Upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa
sekolah dasar salah satunya dengan memberikan permasalahan yang
jawabannya memerlukan analisis siswa sekolah dasar. Begitupun
kepada pengajaran, melatih cara-cara berpikir kritis dalam menangani
masalah.
Menurut para ahli bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa sekolah dasar akan meningkatkanhasil belajar. Pendapat ini
didukung oleh Kogut dalam Ali Iskandar Zulkarnain (2009, hlm. 2)
mengungkapakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa
dalam proses pembelajaran diusahakan sering memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang menuntut siswa untuk berpikir. Selain itu, perlu
digunakan contoh-contoh ilustrasi yang dapat mendorong siswa untuk
diskusi, memberi umpan balik dengan efektif dan mencontohkan proses
berpikir kritis khususnya siswa sekolah dasar ke dalam bagian-bagian
materi pelajaran.
Wijaya (1996, hlm. 80) mengemukakan bahwa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis ada tiga cara yang dapat
digunakan antara lain:
1. mengajar untuk berpikir, yaitu upaya yang dilakukan guru mengarah
pada penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif untuk berpikir, baik
di dalam kelas maupun di luar kelas maupun di luar kelas. Adapun
metode mengajar lebih ditekankan pada keterampilan memecahkan
masalah;
2. mengajar tentang berpikir, pengertiannya merujuk pada melatih
cara-cara berpikir kritis dalam menangani masalah yang sedang
dihadapi.Guru harus mampu melihat perbedaan cara berpikir siswa ke
arah berpikir kritis;
3. mengajar melalui berpikir, pengertiannyaberpusat pada upaya guru
membina siswa agar sadar atas keterbatasan dirinya sehingga siswa
mau berpikir.
Lebih jelas, Wijaya (1996) mengemukakan dalam pelaksanaan proses
6
Marini, 2014
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengangkat konsep-konsep yang berkaitan dengan kebutuhan siswa,
kemudian guru mengajukan suatu permasalahan dari mata pelajaran yang
sedang diajarkan tersebut dan siswa diberi kebebasan untuk
mengemukakan pendapat dan jawaban atas pertanyaan itu. Melalui metode
pembelajaran seperti ini diharapkan siswa tertarik untuk menelaah materi
pelajaran, berpartisipasi aktif di dalamnya, dan mengarahkan kemampuan
berpikir kritisnya dalam menanggapi permasalahan yang timbul.
Kemampuan berpikir kritis dapat membantu manusia membuat
keputusan yang tepat berdasarkan usaha yang cermat, sistematis, logis, dan
mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Bukan hanya mengajar
kemampuan yang diperlukan, tetapi juga mengajar sifat, sikap, nilai, dan
karakter yang menunjang berpikir kritis. Artinya, anak-anak perlu dididik
untuk berpikir kritis.
Penjelasan di atas dapat ditafsirkan berpikir krirtis merupakan
esensi di dalam pendidikan dan lebih khususnya dalam materi pelajaran
yang berisi pengetahuan dan logika berpikir terhadap materi pelajaran
tersebut. Berpikir kritis merupakan potensi yang ada dalam diri siswa
yang harus dibangun oleh setiap tenaga kependidikan.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas maka
permasalahan pada penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan
penelitian berikut.
1. Apakah pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia ragam tulis formal lebih efektif dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis?
2. Apakah pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia ragam tulis formal lebih efektif dalam meningkatkan
kemampuan menulis laporan pengamatan?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dijabarkan
di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan:
1. pembelajaran Bahasa Indonesia ragam tulis formal dengan pendekatan
saintifik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
2. pembelajaran Bahasa Indonesia ragam tulis formal dengan pendekatan
saintifik dalam meningkatkan kemampuan menulis laporan
pengamatan.
D.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literatur bagi
peneliti selanjutnya dan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan terutama bagi pendidik dan tenaga kependidikan sebagai
alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
E.Struktur Organisasi Tesis
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I tersusun atas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan yang terakhir adalah
struktur organisasi tesis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bagian II ini terdiri dari tentang konsep dasar atau teori-teori para
ahli yang dijadikan sebagai landasan peneliti dalam melakukan penelitian
lapangan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III merupakan uraian berkenaan dengan metode dan desain
penelitian yang digunakan peneliti dalam mencari, mengumpulkan data,
dan juga menganalisis data. Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian,
desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, pengembangan instrumen, Teknik pengumpulan data, dan
8
Marini, 2014
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV merupakan gambaran yang berkenaan dengan bagaimana
peneliti menganalisis data lapangan yang kemudian dilanjutkan dengan
pembahasan berdasarkan data dan sumber referensi yang mendukung
penelitian teoritis.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab V merupakan bagian akhir dari sebuah tulisan, dimana peneliti
memaknai penelitian yang dilakukan dan saran atas hasil penelitian dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sample
purposif (sampling purposive). Purposif yang dimaksud adalah
pengambilan kelompok yang didasarkan atas pertimbangan dari peneliti
mengenai kondisi kelas yang memungkinkan untuk dilaksanakannya
pembelajaran kontekstual yang merupakan tujuan dari penelitian ini.
Materi yang dipilih dalam penelitian ini mengamati, mengolah, dan
menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi
panas, bunyi, dan cahaya dalam Bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku. Kelompok yang dipilih sebagai
subjek penelitian adalah siswa kelas IV A dan IV B SD Isola Bandung.
Kelas IV A merupakan kelas kontrol. Sedangkan kelas IV B sebagai
kelas eksperimen.
B.Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuasi
eksperimen. Desain dalam penelitian kuasi eksperimen ini dilakukan
dengan subyek yang tidak dikelompokkan secara acak, tetapi dengan
menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009, hlm. 68). Sehingga
kelas-kelas yang sudah tersedia di sekolah dipilih oleh peneliti dengan
mempertimbangkan sarana dan prasarana untuk menunjang model
pembelajaran yang ditawarkan. Dalam penilitian ini terdapat dua variabel
terikat, maka penelitian ini melibatkan desain kuasi eksperimen (Frankel
dan Wallen, 2007). Dalam penelitian ini akan dilihat keefektifan antara
pembelajaran dengan menggunakann pendekatan saintifik dengan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis laporan hasil
46
Marini, 2014
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Desain penelitian (Sugiyono, 2012, hlm. 118)
Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen O1 X O2
menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
C.Definisi Operasional
Interpretasi dari istilah-istilah yang berkaitan dengan pelaksanaan
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pendekatan saintifik ialah pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan.
2.Kemampuan berpikir kritis ialah suatu kemampuan berpikir secara
efektif yang dapat membantu seseorang untuk mengenal masalah,
menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-
masalah, mengumpulkan data dan menyusun informasi yang
diperlukan, mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak
dinyatakan, memahami dan menggunakan bahan yang tepat, jelas, dan
khas, menganalisis data, menarik kesimpulan.
3.Kemampuan menulis laporan pengamatan ialah suatu kemampuan
dalam bentuk laporan tertulis dengan menggunakan kerangka
sederhana berupa bagian pendahuluan, isi, dan penutup dalam bentuk
paragraf eksposisi. Dalam hal ini laporan pengamatan dilakukan oleh
siswa kelas IV Sekolah Dasar.
D.Instrumen Penelitian
Ada tiga instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh
data, yaitu instrumen tes dan nontes. Instrument tes yang digunakan ialah
tes performa (Paper and pencil Performance). Instrumen nontes tersebut
terdiri dari instrumen berpikir kritis dan penulisan laporan pengamatan.
Instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis disusun
dari sumber yang didasarkan pada kisi-kisi keterampilan berpikir kritis
dari Glaser dalam Fisher (2008:7). Untuk mengukur kemampuan menulis
laporan hasil pengamatan disusun berdasarkan kisi-kisi yang diambil dari
teori dalam keterampilan menulis. Selain instrumen berpikir kritis dan
penulisan laporan pengamatan, juga digunakan pedoman observasi
untuk mengamati proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Masing-masing jenis tes di atas akan penulis uraikan sebagai berikut:
1.instrumen kemampuan berpikir kritis ialah instrumen untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan indikator yang
dikemukan oleh Glaser dalam Fisher (2008, hlm. 7).
Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis dalam Bahasa
Indonesia Ragam Formal (Adopsi dari Glaser)
No Aspek berpikir kritis Indikator
1 Mengenal masalah Menemukan masalah
Mengidentifikasi masalah
Mengindenfikasi penyebab masalah
48
Marini, 2014
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang dapat dipakai
Mengumpulkan fakta-fakta yang ada
Mengumpulkan sumber informasi
Menyusun informasi yang terkait 4 Mengenal asumsi-asumsi
dan nilai-nilai yang tidak
Memahami istilah-istilah yang ditemukan
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan EYD
Menggunakan bahasa yang tepat dan jelas
6 Menganalisis data Menganalisis sumber data
Mengidentifikasi data yang diperlukan
7 Menarik kesimpulan Mengenal adanya hubungan yang
logis antara masalah-masalah
Menarik kesimpulan akhir dari fakta-fakta yang telah ditemukan
dan dianalisis
2.instrumen kemampuan menulis laporan pengamatan ialah instrumen
pengamatan siswa. Indikator yang digunakan dalam instrumen ini ialah
indikator yang disampaikan oleh Rahman (2006) dan Abidin (2004).
Tabel 3.3 Indikator Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Dalam
Paragraf Eksposisi Dalam Bahasa Indonesia Ragam
Formal
No Aspek Indikator
1 Pendahuluan
Menulis halaman judul dan identitas diri
Mengulas pengertian dari informasi, objek atau topik permasalahan yang diamati
Mengulas karakteristik informasi, objek atau permasalahan tersebut
2 Isi
Urutan penjelasan (Sequence)
Menguraikan proses atau alur informasi yang diamati
Mengulas cara penyelesaiannya Perbandingan (Comparison)
Membandingkan data dan fakta yang ditemukan
Kausalitas
Menemukan sebab akibat dari permasalahan yang ada
3 Penutup
Solusi (Solution)
Menemukan solusi untuk menangani masalah-masalah
Merumuskan kesimpulan akhir dari fakta-fakta yang telah ditemukan dan dianalisis
50
Marini, 2014
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Pedoman Observasi
Pedoman observasi disusun dalam bentuk lembar pengamatan yang
digunakan untuk mengamati proses pembelajaran agar dapat
mewujudkan keefektifan dalam pembelajaran.
E.Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik sebagai berikut.
a. Tes Performa (Paper and pencil Performance test)
Tes ini diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan laporan
pengamatan siswa. Tes ini untuk menilai kemampuan siswa dalam
menulis laporan pengamatan dan berpikir kritis.
b. Pengamatan
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai
aktivitas guru dan siswa dalam proses penelitian
2. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Tahap pengolahan dan analisis data pada penelitian ini selanjutnya
akan melalui tahapan di bawah ini, yakni:
a. memberikan skor jawaban dari tes performa siswa yang disesuaikan
dengan pedoman penskoran yang digunakan,
b. membuat daftar nilai dalam bentuk tabel yang berisikan skor dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol,
c. menghitung peningkatan kemampuan siswa yang terjadi sebelum dan
sesudah pembelajaran,
d. Langkah selanjutnya adalah mengujinya dengan menggunakan :
Data prates dan pascates yang sudah didapatkan kemudian
dihitung normalisasi gain (N-Gain) untuk setiap siswa, dengan
rumus:
N-Gain (setiap siswa) = � a ca � − � a �
� � − � a �
Setelah nilai N-Gain setiap siswa dihitung, selanjutnya
dihitung rata-rata nilai N-Gain, dengan rumus:
Rata-rata nilai N-Gain = �ℎ � � � ��
�ℎ ��
Nilai N-Gain ditafsirkan berdasarkan kriteria
peningkatan N-Gain pada berikut.
Tabel 3.4. Kriteria N-Gain (Hake, 1998)
Tingkat Nilai N-Gain
Tinggi > 0,7
Sedang 0,7 > N-Gain > 0,3
Rendah < 0,3
2) Uji Statistik
Data data prates dan pascates yang telah didapatkan dalam
penelitian ini kemudian di uji normalitas dan homogenitasnya.
Jika data tersebut normal dan homogen maka menggunakan uji
parametrik dengan menggunakan uji t (Suhaerah, 2010,
hlm.36). Untuk data yang normal tapi tidak homogen
menggunakan uji parametrik dengan menggunakan uji t’.
Sedangkan data yang tidak normal dan homogen menggunakan
uji non parametrik dengan menggunakan uji Mann Whitney.
52
Marini, 2014
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
Chaer, A dan Agustina, L. (2010) Sosiolinguistik. Jakarta : Rineka Cipta
Fisher, A. (2008) Critical thinking: an introduction; Berpikir kritis sebuah
pengantar (terjemahan oleh hadinata.B). Jakarta : Penerbit Erlangga
Gronlund, N.E. (1982) Constructing Achievemet Tests. Englewood Cliffs,N.J: Prentice-Hall, Inc.
Iskandar Z.A. (2008) Penerapan metode pembelajaran peta konsep untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam pembelajaran IPS SD. Tesis Pendas UPI Bandung : tidak diterbitan.
Izhab H.Z. (2008) Mengasah pikiran kreatif dan kritis. Bandung : Penerbit Nuansa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013) Materi pelatihan guru
implementasi Kurikulum Tahun 2013. Jakarta : Kemendikbud.
Kementerian pendidikan dan kebudayaan. (2013) Permendikbud nomor 81. A
tahun 2013 tentang implementasi kurikulum . Jakarta : kemendikbud.
Kementerian pendidikan dan kebudayaan.(2013) Permendikbud nomor 65 tahun
2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah . Jakarta :
kemendikbud.
Keraf, G. (1981) Eksposisi dan deskripsi. Flores : Nusa Indah
Majid, A. (2014) Implementasi kurikulum 2013. Bandung : Interer Media
Mohd, A, Dan Hassan, A. (1996) Pemikiran logika dan kritikal. Kuala lumpur : Percetakan CS.
Nurgiyantoro, B. (2010) Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
Marini, 2014
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ratna S.N. (2010) Penerapan model problem based learning (PBL) untuk
meningkatkan keterampilan berpikir dan penguasaan konsep IPA siswa SD.
Tesis Pendas UPI Bandung : tidak diterbitan.
Saadah, A. (2012) Pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan
pemahaman matematis dan berpikir kritis matematis siswa kelas V sekolah
dasar.Tesis Pendas UPI Bandung : tidak diterbitan.
Setyosari, P. (2010) Metode penelitian pedidikan dan pengembangan. Malang : Prenada Media Group.
Sudjana,N dan Ibrahim. (2010) Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung : Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2009a) Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2012b) Metode penelitian kombinasi. Bandung : Alfabeta
Suharkat. (2010) Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis masalah
terhadap peningkatan berpikir kritis dan motivasi instrinsik siswa pada pembelajaran IPS.Tesis Pendas UPI Bandung : tidak diterbitan.
Tartati, T. (2006) “Kurikulum pembelajaran bahasa di kelas rendah” (online).
Tersedia di file.upi.edu.
Universitas Pendidikan Indonesia (2013) Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia