• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP TAZKIYATU AL-NAFS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLĀM :Studi Literatur Terhadap Kitab Terjemah Al-Mustakhlah Fii Tazkiyatil Anfus Imam Al-Ghazali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSEP TAZKIYATU AL-NAFS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLĀM :Studi Literatur Terhadap Kitab Terjemah Al-Mustakhlah Fii Tazkiyatil Anfus Imam Al-Ghazali."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP TAZKIYATU AL-NAFS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLĀM

(Studi Literatur Terhadap Kitab Terjemah

Al-Mustakhlah Fii Tazkiyatil Anfus Imam Al-Ghazali)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

Riyan Pramonono Putra 0901719

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan skripsi yang berjudul

KONSEP TAZKIYATU AL-NAFS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PENDIDIKAN ISLAM”. Sepenuhnya merupakan hasil karya saya sendiri, tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dan karya orang lain. Saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan

etika yang berlaku dalam masyarakat dan bidang keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2013 Pembuat Pernyataan

(3)

RIYAN PRAMONO PUTRA

KONSEP TAZKIYATU AL-NAFS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM

(Studi Literatur Terhadap Kitab Terjemah

Al-Mustakhlah Fii Tazkiyatil Anfus Imam Al-Ghazali)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Makhmud Syafei’i, M.Ag., M.Pd.I NIP. 19550428 198803 1 001

Pembimbing II

Drs. A. Toto Suryana AF, M.Pd NIP. 19570417 198803 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(4)

Dr. H. Endis Firdaus, M. Ag. NIP : 19570303 198803 1 001

Skripsi ini telah diuji pada:

Hari/Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI

Panitia Ujian :

Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 1970 0814 199402 1 001

Sekretaris :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001

Penguji :

Dr. H. Abas Asyafah, M. Pd. NIP. 19581016 198601 1 001

Drs. H. Wahyu Wibisana, M.Pd. NIP. 19591017 198803 1 002

(5)
(6)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Konsep Tazkiyatu Al-Nafs dan Implikasinya Terhadap

Pendidikan Islām”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah bangsa kita yang

tengah mengalami bermacam-macam krisis yang membuatnya semakin terpuruk. Krisis ekonomi, kepemimpinan, kepercayaan, kedamaian, kesejahteraan, dan sebagainya, makin hari makin menghimpit kita. Semua krisis itu sesungguhnya bersumber pada satu krisis saja, yaitu krisis moral. Sementara krisis moral terjadi karena hati (qalb) yang rusak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen utama (human instrument).

Dalam penelitian ini, peneliti hanya mencari dan mengumpulkan data mengenai konsep dan implikasi Tazkiyatu Al-Nafs terhadap pendidikan Islām. Dengan tujuan untuk mengetahui konsep dan implikasi Tazkiyatu Al-Nafs dalam pendidikan Islām maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian Library Research, dalam mengerjakannya peneliti menggunakan metode dokumenter; membaca buku-buku

primer yaitu buku intisari Ihya’Ulumuddin Al-Ghazali (Mensucikan Jiwa), buku

Tazkiyatun Nafs karya Achmad Satori Ismail, buku Tazkiyatu Al-Nafs karya Syaikhul

Islām ibnu Taimiyah, dan Tazkiyatu Al-Nafs karya Anas Ahmad Karzon. Adapun

buku sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buku Studi Ilmu Pendidikan

Islām karya Salim dan Kurniawan, Alam Pikiran Al-Ghazali mengenai Pendidikan

dan Ilmu karya Fathiyah Hasan Sulaiman, Filsafat Pendidikan Islām karya Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islām karya Zakia Darajat dan buku-buku penunjang yang berhubungan dengan pembahasan. Selanjutnya, peneliti menganalisis dengan teknik analisis deskriptif, yaitu mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian menganalisis data.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum Tazkiyatu Al-Nafs adalah proses penyucian jiwa dari perbuatan dosa, pengembangan jiwa manusia mewujudkan potensi-potensi menjadi kualitas moral yang luhur (akhlakul karimah), proses pertumbuhan, pembinaan akhlakul karimah (prilaku mulia) dalam diri dan kehidupan manusia. Implikasi konsep Tazkiyatu Al-Nafs sebenarnya mengarahkan pada pembentukan peibadi muslim yang mulia. Proses pendidikan yang integratif dalam tataran praktis berorientasi pada tiga aspek, yakni iman, ilmu dan amal. Menurut (Ghazali, 1964: 30-32) Tujuan pendidikan mengarah pada dua sasaran yakni kesempurnaan insani yang tujuannya adalah taqarrub (mendekatkan diri) kepada, dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia dan akhirat.

(7)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

(8)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. BAB IV PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. BAB II KONSEP TAZKIYATU AL-NAFS DAN PENDIDIKAN ISLAM Error! Bookmark not defined.

A. Pengertian, Ruang lingkup, dan Kegunaan Ilmu Pendidikan Islām.... Error! Bookmark not defined.

(9)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islām .. Error! Bookmark not defined. 1. Aqidah ... Error! Bookmark not defined. 2. Syariah ... Error! Bookmark not defined. 3. Akhlak atau Etika ... Error! Bookmark not defined. E. Visi, Misi dan Sifat Pendidikan Islām... Error! Bookmark not defined. 1. Visi Pendidikan Islām ... Error! Bookmark not defined. 2. Misi Pendidikan Islām ... Error! Bookmark not defined. 3. Sifat Pendidikan Islām ... Error! Bookmark not defined. F. Alat-alat dalam pendidikan Islām ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Metode dan Alat Pendidikan Islām ... Error! Bookmark not defined.

2. Pentingnya Metode dan Alat Pendidikan Islām .... Error! Bookmark not defined.

3. Jenis-jenis Metode Alat Pendidikan Islām ... Error! Bookmark not defined.

G. Pengertian, Fungsi dan Prinsip Evaluasi Dalam Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Evaluasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 2. Fungsi Evaluasi pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 3. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 4. Sasaran Evaluasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. H. Kurikulum Pendidikan Islām ... Error! Bookmark not defined. 1. Prinsip-prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum . Error! Bookmark not defined.

(10)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. C. Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined. D. Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. E. Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined. F. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Reduksi Data ... Error! Bookmark not defined. 2. Display Data ... Error! Bookmark not defined. 3. Verifikasi dan Simpulan ... Error! Bookmark not defined. BAB IV DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Pemaparan Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Biografi Imam Al Ghazali ... Error! Bookmark not defined. 2. Tazkiyatu Al-Nafs menurut Imam Al-Ghazali ... Error! Bookmark not defined.

3. Tazkiyatu Al-Nafz Menurut Para Ahli .... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Analisis Konsep Tazkiyatu Al-Nafs ... Error! Bookmark not defined. 2. Analisis Metode Tazkiyatu Al-Nafs ... Error! Bookmark not defined. 3. Analisis Implikasi konsep Tazkiyatu Al-Nafs terhadap pendidikan Islām

Error! Bookmark not defined.

(11)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Sebagian besar penduduk Indonesia, umat Islām kini sedang berada di tengah berbagai persoalan yang teramat kompleks. Ibarat orang sakit, bangsa ini mengidap komplikasi penyakit yang sudah sedemikian akut. Tidak ada lagi obat yang mujarab untuk mengobati dan menyembuhkannya, karena penyakit itu sudah menyerang bagian paling penting dari struktur tubuh manusia yaitu hati. Sebagaimana dikemukakan oleh Rasulullah saw, dalam hadiş berikut: “Ketahuilah bahwa di dalam tubuh (manusia) itu ada segumpal daging. Apabila ia baik, baiklah seluruh tubuh. Sebaliknya bila ia rusak, rusaklah

seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati” (HR Al- Bukhori

dan Muslim).

Hadits ini dengan tegas mengemukakan bahwa dalam tubuh manusia ada peran hati sangat penting. Tentu saja hati di sini harus dimaknai dalam konteks kejiwaan, sebab demikianlah yang dimaksudkan oleh Rasulullah. Dalam bahasa aslinya, Hadits di atas menyebut hati dengan istilah qalb, yang kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi kalbu. Pengertian hati dalam konteks ini dapat kita temukan dalam Hadits yang lain, ketika Nabi Saw. Mengisyaratkan tentang fungsi hati sebagai penunutun kebaikan. Sebagaimana disebutkan dalam Hadits Nabi berikut ini:

“Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah sesuatu yang membuat

hatimu tenang dan keburukan adalah sesuatu yang membuat hatimu

gelisah”(HR Ahmad dan Al-Darimi).

(12)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semua krisis itu sesungguhnya bersumber pada satu krisis saja, yaitu krisis moral. Sementara krisis moral terjadi karena hati (qalb) yang rusak.

Menurut Albarobis (2012: 76) memotret kondisi carut-marut bangsa ini dan menyebut generasi bangsa Indonesia dewasa ini sebagai “generasi rusak -rusakan”. Dalam bukunya, Mendidik Generasi Bangsa (2012b), Muhyidin menyebutkan enam kerusakan umum yang diidap oleh bangsa kita. Selanjutnya, masih menurut Albarobis (2012: 76), dalam banyak hal Indonesia kini telah menjadi bangsa pecundang yang hampir selalu kalah di setiap kancah persaingan antar bangsa. Kalau dahulu bangsa ini adalah bangsa yang besar dan disegani, kini bahkan negara kecil macam malaysia pun sama sekali tidak takut untuk terus-menerus mengusik kedaulatan Indonesia. Melalui persengketaan Pulau Sipadan dan Ligitan, Malaysia telah membuktikan bahwa Indonesia benar-benar macan tua yang sudah kehilangan taring dan cakarnya. Oleh karena itu mereka pun kemudian tidak segan-segan untuk terus mencoba merampas kekayaan negeri ini dengan memancing konflik di perairan Indonesia, mengklaim lagi pulau-pulau terluar kita, hingga mengakui kekayaan budaya kita sebagai budaya asli mereka.

Ironisnya, saat ini dunia mengenal bangsa Indonesia dengan “prestasi” yang amat memalukan: korupsi. Ya, Indonesia kini menjadi salah satu negara terkorup di dunia! Mengutip hasil survei Political and Economic Risk Consultancy (PERC) tahun 2010, Muhyidin menunjukan bahwa Indonesia

adalah negara terkorup di Asia Pasifik, mengungguli 15 negara lain. Data lain dari World Economic Forum (WEF), melalui survey global competitivenes index pada 2010, menempatkan korupsi di Indonesia pada ranking 44 dari 139

negara di dunia. Sebelumnya, survei ini menempatkan korupsi Indonesia pada ranking 54 (2009), ranking 55 (2008, 2007), dan ranking 50 (2006).

Sementara itu, hasil survei IPK (Indeks Persepsi Korupsi/Corruption Perception Index) 2011 yang dilakukan oleh Transparansi Internasional (TI)

(13)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersamam beberapa negara lain, seperti Argentina, Djobouti, Gabon, Madagaskar, Malawi, Meksiko, Suriname, dan Tanzania. Di jajaran Negara ASEAN Indonesia kalah dari Brunei (peringkat 44), Malaysia (50), dan Thailand (80). Indonesia hanya lebih baik dari Vietnam di peringkat ke-112, Filipina (129), Laos (154), Kamboja (164), dan Myanmar (180).

Selain itu, yang juga tak kalah mengecewaka adalah di bidang pembangunan manusia, yang mencakup kualitas kesehatan, tingkat pendidikan, dan kondisi ekonomi (pendapatan). Mengutip Laporan Pembangunan Manusia 2010 yang dikeluarkan United Nation Development Program (UNDP), Muhyidin menunjiukan bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia berada di peringkat 108 dari 169 negara yang tercatat, dengan nilai IPM 0.600. Di tingkat ASEAN, Indonesia hanya berada di peringkat 6 dari 10 negara. Peringkat ini masih lebih rendah dibanding Singapura (27), Brunei Darussalam (37), Malaysia (57), Thailand (92), dan Filipina (97).

Kedua, masyarakat yang kalap. Kerusuhan Mei 1998 menjadi bukti sejarah mengenai aksi-aksi brutal bangsa ini terhadap saudaranya sendiri. Juga aksi penjarahan dan perusakan yang dilakukan oleh para suporter fanatik ketika klub kesayangannya kalah tanding atau bagaimana sebuah konser yang digelar untuk hiburan akhirnya justru memakan korban jiwa akibat perkelahian. Semua peristiwa itu, menurut Muhyidin, menunjukan bahwa masyarakat kita telah kalap.

(14)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sleman, Yogyakarta atau tentang seorang ibu muda yang membunuh tiga anaknya di rumah kontrakannya di Bandung.

Ketiga, guru yang tak patut ditiru. Guru adalah ujung tombak pendidikan, yang kepadanya kita berharap banyak akan kemajuan bangsa. Sebuah pepatah Jerman mengatakan, seperti yang telah disebutkan di bagian depan bahwa “Kalau engkau mau membangun bangsamu, bangunlah terlebih dahulu pendidikanmu.” Dengan demikian, jika hendak membangun pendidikan bangsa, kita tidak boleh mengabaikan peran guru, sebab merekalah ujung tombaknya. Dalam ungkapan bahasa jawa, guru adalah sosok yang digugu lan ditiru artinya diikuti omongannya dan diteladani perbuatannya. Ironisnya,

ungkapan itu kini sudah mempunyai plesetan wagu tur saru (tak patut dan tidak senonoh).

Kita sering mendengar nasihat, bahkan tidak jarang ancaman guru terhadap muridnya, kalau muridnya membolos sekolah. Tetapi, data Kementrian Pendidikan Nasional (Kemdiknas, sekarang Kemdikbud) tahun 2010 menyebutkan bahwa dalam sehari ada 500 ribu atau setengah juta guru membolos atau mangkir mengajar tanpa alasan yang jelas. Dengan jumlah total guru di seluruh Indonesia sebanyak 2,6 juta, berarti ada sekira 0,12% guru bolos mengajar setiap minggunya, 0,54% setiap bulannya, dan 6,5% setiap tahunnya. Fakta ini membuat kita berpikir, jangan-jangan banyaknya siswa yang kepergok membolos sekolah sesungguhnya bukan karena mereka malas belajar, tetapi karena tidak ada yang mengajar di kelas ( Sutrisno dan Albarobis, 2012: 78).

(15)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

amat. Salah satu bukti terbarunya adalah keluarnya Indonesia sebagai juara umum dalam gelaran ASEAN Games 2011 baru-baru ini.

Namun di sisi lain, hal yang meprihatinkan dari mereka adalah moralitas yang sudah mencapai titik nadir. Kasus contekan massal dalam Ujian Nasional sudah menjadi rahasia umum. Kasus tawuran antarpelajar yang tak pernah sepi dari pemberitaan media. Beberapa kasus lain, seperti kasus kekerasan dan perkelahian antarkelompok (geng) motor, penganiayaan dan kekerasan di lingkungan sekolah, kasus kehamilan di luar nikah dan aborsi yang cenderung meningkat, kasus penyalahgunaan narkoba dan minum minuman keras, kasus pencurian dengan pelaku remaja. Deretan kasus-kasus tersebut ditambah lagi dengan kecurangan-kecurangan dalam berbagai hal, termasuk dalam praktik percobaan kantin kejujuran yang gagal total, kasus-kasus pelacuran remaja ABG, kasusperkosaan di bawah umur dengan pelaku anak-anak atau remaja, meningkatnya jumlah anak gelandangan dan pengemis jalanan, dsb.Semua fakta itu membuktikan bahwa generasi muda kita tengah sakit.

Menurut Al-Faruqi dalam Sutrisno dan Albarobis, (2012: 78), secara umum keadaan umat Islām di dunia sekarang benar-benar terpuruk dan terhina, baik secara fisik, maupun mental. Citra umat Islām selalu dipojokkan dengan sebutan agresif, destruktif, ekstremis, eksklusif, mengingkari hukum, teroris, biadab, fanatik, fundamentalis, dan dunianya selalu dipenuhi dengan pertentangan, perpecahan, dan peperangan. Dunia Islām digambarkan sebagai dunia yang sakit.

(16)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pun bisa menjadi jahat dan jatuh terperosok pada posisi yang rendah dan buruk seperti hewan bahkan lebih rendah dan buruk dari pada hewan.

Manusia adalah makhluk dwi dimensi dalam tabiatnya, potensinya, dan dalam kecenderungan arahnya. Ini karena ciri penciptaannya sebagai makhluk yang tercipta dari tanah dan hembusan Ilahi, menjadikannya memiliki potensi yang sama dalam kebajikan dan keburukan, petunjuk dan kesesatan. Manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dia mampu mengarahkan dirinya menuju kebaikan atau keburukan dalam kadar yang sama (Shihab, 2002: 299).

Menurut Taufik (2006: 70) bahwa Dimensi jiwa dalam kehidupan manusia sangat berpengaruh dalam membina perjalanan keimanan, keIslāman dan keihsanan seorang muslim. Pentingnya wahana ruhani tersebut, dalam hal ini jiwa, karena jiwa adalah eksistensi terdalam yang senantiasa membutuhkan konsumsi spritual agar berkembang tumbuh sehat dan mandiri. Sebab pendidikan seorang muslim tidak akan berhasil secara maksimal apabila tidak bisa mengolah rasa jiwanya sampai pada tahap kesucian, kemuliaan dan keluhuran. Untuk mencapai tahapan keluhuran, maka harus dimulai dari tahap pertama yaitu tahap penyucian jiwa, tahap inilah yang dalam istilah bahasa arab disebut tazkiyatun nafs.

(17)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan

Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.1

Membaca ayat di atas, jelas bahwa mensucikan jiwa adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan seorang manusia. Jiwa yang bersih akan menghasilkan prilaku yang bersih pula, karena jiwalah yang menentukan suatu perbuatan itu baik atau buruk. Jadi dapat dikatakan bahwa, puncak kebahagiaan manusia terletak pada tazkiyatun nafs, sementara puncak kesengsaraan manusia terletak pada tindakan membiarkan jiwa mengalir sesuai dengan tabiat alamiah. Al-Qur`ān menyeru manusia untuk mengamati dirinya dan juga untuk mensucikannya. Diri manusia rentan pada setiap perubahan yang terjadi, umumnya perubahan yang negatif. Al-Qur`ān memerintahkan manusia untuk menjaga dirinya hingga ia terbingkai oleh fiṭrahnya. Menjaga diri di sini mencakup menjaga fisik dan juga jiwa dari semua penyakit yang kerap mengganggu. Al-Qur`ān telah memberikan ekspresi tertinggi pada diri manusia. Hal ini tampak jelas dari tujuan penting ajaran Islām yakni menjaga diri (eksistensi) manusia.

Dari penulisan di atas jelaslah, bahwa Tazkiyatu Nafs di dalam Al-Qurān memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap pengembangan pendidikan Islām, serta berfungsi sebagai pembentukan manusia yang berakhlakul karimah, beriman dan bertakwa kepada Allāh Swt. Serta memiliki kekuatan spiritual yang tinggi dalam hidup. Keduanya merupakan kebutuhan pokok hidup manusia dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Berangkat dari latar belakang di atas, penulis tertarik mengangkat judul “Konsep Tazkiyatu Al-Nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islām”. Karena konsep Tazkiyatu Al-Nafs berimplikasi terhadap pengembangan pendidikan Islām, maka penting untuk diperhatikan,

1

(18)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikembangkan dan diwujudkan di zaman modern yang ditandai dengan kemiskinan moral spritual, di dalam Al- Qurān Tazkiyatu Al-Nafs berisikan soal kebahagiaan dan kesempurnaan jiwa serta ketinggian akhlak yang dapat membantu orang keluar dari krisis moral spritual.

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan pokok masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana Konsep Tazkiyatu Al-Nafs terhadap implikasi Pendidikan Islām?

Berdasarkan masalah umum tersebut dapat dirinci kepada beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana Konsep Tazkiyatu Al-Nafs menurut Imam Al Ghazali?

(19)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Tujuan Penelitian

Tujuan pokok dari penelitian ini adalah sebagai berikut: mengetahui konsep Tazkiyatu Al-Nafs dan implikasinya terhadap Pendidikan Islām.

Tujuan Umum: Untuk mengetahui konsep Tazkiyatu Al-Nafs dan Implikasinya dalam Pendidikan Islām.

1. Mengetahui Konsep Tazkiyatu Al-Nafs menurut Imam Al Ghazali.

2. Mengetahui Implikasi Konsep Tazkiyatu Al-Nafs terhadap Pendidikan Islām.

D.Manfaat Penelitian

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan hal-hal yang bermanfaat kepada:

1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah.

2. Bagi para dosen penelitian ini diharapakan dapat menjadi motivasi untuk berusaha mengimplikasikan Konsep Tazkiyatu Al-Nafs dalam rangka menciptakan lulusan yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan keilmuannya.

3. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung diharapkan dapat menjadi tambahan khazanah keilmuan yang mapan dan berkualitas.

E.Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

(20)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Kajian pustaka, akan diutarakan tentang pengertian Tazkiyatun Nafs, pengertian pendidikan Islām, kemudian tentang sumber-sumber pendidikan, tujuan pendidikan dan ruang lingkup pendidikan agama Islām.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan yaitu deskriptif analisis yang bertujuan untuk menyajikan data yang terkumpul, sehingga aktualisasi konsep Tazkiyatu Al-Nafs dapat ditegakakan sebagai alternatif dalam memecahkan masalah

pendidikan dan kehidupan pada masa seakarang. Hal ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif analistis ini diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan objek/subjek penelitian pada saat searang dan berdasarkan fakta-fakta. Juga dibahas mulai dari tahap-tahap penelitian, teknik penelitian, analisa dan interpretasi data.

BAB IV PEMBAHASAN

Mengutarakan tentang pembahasan, konsep Tazkiyatu Al-Nafs dan Implikasinya terhadap Pendidikan Islām. Hal ini dimasukkan dalam bab ini, agar dapat dijadikan bekal bagi penulis untuk melanjutkan penulisan karya ilmiah ini sehingga penulis dapat menyimpulkan secara baik dan benar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(21)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A.Pendekatan Penelitian

Penelitian menurut Subagyo (1991: 2) berasal dari bahasa inggris research yang berarti usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang

dilakukan dengan suatu metode tertentu dan dengan hati-hati, sistematis serta sempurna terhadap permasalahan atau menjawab problem. Sedangkan penelitian menurut Satori (2010: 36) merupakan suatu proses sistematis dengan menggunakan urutan atau prosedur yang tetap sebagai pedoman melakukan yang benar. Secara umum penelitian ilmiah harus memenuhi langkah-langkah antara lain:

1. Masalah atau penelitian masalah. 2. Telaah teoritis.

3. Pengujian fakta. 4. Kesimpulan.

Sugiyono (2010: 1-2) menambahkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek alamiah, di mana adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitiannya lebih menekankan makna daripada generaslisasi. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting. Sehingga penelitian ini sering disebut penelitian naturalistik. Obyek yang alamiah adalah obyek apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti, sehingga pada saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek tidak berubah.

(22)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain-lainnya. Pada hakekatnya data yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat dijadikan landasan dasar dan alat utama bagi pelaksanaan penelitian lapangan. Penelitian ini dikatakan juga sebagai penelitian yang membahas data-data sekunder (Mestika Zed, 2008: 3).

Riset pustaka tidak hanya sekedar urusan membaca dan mencatat literatur atau buku-buku sebagaimana yang sering dipahami banyak orang selama ini. Apa yang disebut dengan riset kepustakaan atau sering juga disebut studi pustaka, ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian (Mestika Zed, 2008: 3).

B.Metode Penelitian

(23)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kawasannya maupun dalam peristilahannya. Yang patut diperhatikan, penulisan karya ilmiah ini dilakukan berdasarkan hasil analisis berbagai bahan pustaka yang relevan yang kemudian, untuk menyajikan data yang terkumpul, sehingga aktualisasi Tazkiyatu Al-Nafs perspektif pendidikan dapat ditegakakan sbeagai alternatif dalam memecahkan masalah pendidikan dan kehidupan pada masa sekarang.

C.Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi maka akan dijelaskan beberapa istilah yang menjadi variabel penelitian ini, definisi operasional variabel penelitian yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut:

1. Tazkiyatu Al-Nafs yang di maksud Al Ghazali (2012: VII) adalah penyucian jiwa dari segala penyakit dan cacat, merealisasikan berbagai maqam kepadanya, dan menjadi asma dan shifat sebagai ahlaqnya. Jiwa dapat menjadi suci apabila kita melakukan berbagai ibadah seperti (Şalāt, infaq, puasa, haji, dzikir, dan tilawah Al-Qur`ān) dengan sesempurna mungkin dan memadai.

2. Implikasi Tazkiyatu Al-Nafs terhadap pendidikan Islām adalah implikasi terhadap,Tujuan Pendidikan Islām, Media pendidikan Islām, Materi Pendidikan Islām, Kurikulum Pendidikan Islām, Evaluasi Pendidikan Islām Metode Pendidikan Islām, Peserta didik, pendidik.

3. Konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan suatu istilah atau rangkaian kata-kata.

D.Sumber Data

(24)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Klasifikasi data terbagi menjadi dua, yaitu: 1) masyarakat secara langsung dan 2) bahan-bahan kepustakaan. Data kualitatif terutama dalam penelitian yang dipergunakan untuk permintaan imformasi yang bersifat menerangkan dalam bentuk uraian, maka data tersebut tidak dapat diwujudkan dalam bentuk angka-angka, melainkan dalam bentuk suatu penjelasan yang menggambarkan keadaan, proses, peristiwa tertentu (Subagyo, 1991:38). Dalam sebuah penelitian sudah barang tentu harus ada sumber data yang akan diteliti, secara singkat sumber data bisa diartikan sebagai subjek dari mana data tersebut dapat diperoleh. Apabila peneliti akan menggunakan metode kepustakaan (Library Research) dalam pengumpulan datanya, maka sumber data yang terkumpul

dibagi kedalam dua bagian: 1. Sumber Primer

Sumber primer adalah sumber utama dalam penelitian, oleh sebab itu yang termasuk sumber-sumber data primer dalam penelitian ini adalah Intisari Ihya’ Ululmuddin Al Ghazali Mensucikan jiwa karangan Imam Al Ghazali yang di alih bahasakan oleh Said Hawa,

2. Sumber Sekunder

Sedangkan sumber sekunder adalah sumber penunjang dari sumber primer, yang termasuk kedalam sumber sekunder adalah: Ilmu Pendidikan Islām karangan Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islām Karangan Zakiah Daradjat, Filsafat pendidikan Islām karangan Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islām Jilid Satu, Karangan Sudiyono, Studi Ilmu Pendidikan Islām Karanagan Haitami Salim & Syamsul Kurniawan, Pendidikan Islām Berbasis Problem Sosial Karangan Sutrisno & Muhyidin Albarobis,

Tazkiyatu Al-Nafs karangan Ibnu Taimiyah, Tazkiyatu Al-Nafs karangan

(25)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Prosedur Penelitian 1. Tahapan Penelitian

Tahapan peneletian merupakan cara-cara teknis yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitiannya. Beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh seorang peneliti adalah sebagai berikut: a. Menghimpun/mencari literatur yang berkaitan dengan objek penelitian b. Mengklasifikasi buku berdasarkan content/jenisnya (primer atau

sekunder)

c. Mengutip data/teori atau konsep lengkap dengan sumbernya (disertai fotocopy Nama pengarang, Judul, Tempat, Penerbit, Tahun dan Halaman)

d. Mengecek/melakukan konfirmasi atau cross check data/teori dari sumber atau dengan sumber lainnya (validasi atau reliabilisasi), dalam rangka memperoleh keterpercayaan data.

e. Mengelompokkan data berdasarkan outline/sistematika penelitian yang telah disiapkan.

2. Tahapan Pelaksanaan

a. Bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing. b. Menyusun sistematika penulisan skripsi.

c. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang lebih detil dan lebih sempurna (outline).

d. Melakukan pengumpulan data dengan metode studi kepustakaan sesuai dengan kajian penelitian.

e. Melakukan analisis data dengan metode yang telah ditentukan. f. Melengkapi pembahasan dengan sumber yang lain.

g. Menyimpulkan hasil akhir penelitian dan pembahasan skripsi.

(26)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Analisis Data

Bogdan dan Biklen (Moleong 2010: 248) mengatakan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Menurut Sugiyono (2010: 247) bahwa langkah-langkah analisis data, yaitu:

1. Reduksi Data

Sugiyono (2010: 247) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Riyanto (2007: 32) Reduksi data diawali dengan menerangkan, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap isi dari suatu data yang berasal dari lapangan, sehingga data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan.

Suparyogo (2001: 194) Dalam proses reduksi data ini, peneliti dapat melakukan pilihan-pilihan terhadap data yang hendak dikode, mana yang dibuang, mana yang merupakan ringkasan, cerita-cerita apa yang sedang berkembang. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Display Data

(27)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya, dan teks yang bersifat naratif. Riyanto (2007: 33) Display data merupakan proses menampilkan data secara sederhana dalam bentuk kata-kata, kalimat naratif, table, matrik dan grafik dengan maksud agar data yang telah dikumpulkan dikuasai oleh peneliti sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan yang tepat.

3. Verifikasi dan Simpulan

Sugiyono (2010: 252) kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementra, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Masih menurut sugiyono (2010: 253) bahwa kesimpulan dalam kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau masih gelap sehingga setelah diteliti jadi jelas.

Riyanto (2007: 34) Sejak awal pengumpulan data peneliti harus membuat simpulan sementara. Dalam tahap akhir, simpulan-simpulan tersebut harus dicek kembali (diverifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan selanjutnya kearah simpulan yang mantap. Penarikan simpulan bisa jadi diawali dengan simpulan tentative yang masih perlu disempurnakan. Setelah data masuk terus menerus dianalisis dan diverifikasi tentang kebenarannya, akhirnya didapat simpulan akhir lebih bermakna dan lebih jelas.

(28)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

(29)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil analisis terhadap hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan dalam Bab I. Oleh sebab itu, kesimpulan ini meliputi (a) Konsep Tazkiyatu Al-Nafs menurut Imam Al Ghazali (b) Implikasi Konsep Tazkiyatu Al-Nafs dan implikasinya terhadap Pendidikan Islām.

Tazkiyatu Al-Nafs adalah proses penyucian, pengembangan jiwa manusia,

proses pertumbuhan, pembinaan dan pengembangan akhlakul karimah (moralitas yang mulia) dalam diri dan kehidupan manusia. Tujuan Pendidikan Tazkiyatu Al-Nafs mempunyai implikasi dalam perumusan tujuan

pendidikan Islām, di mana hasil akhir dari semua proses pendidikan

adalah terciptanya manusia yang berorientasi pada taqarrub (mendakatkan diri) kepada Allāh dan kebahagian duniak serta akhirat. Adapun metode Tazkiyatu Al-Nafs adalah sebagai berikut: Şalāt, Zakat dan Infaq, Puasa, Haji,

Tilawah Al-Qur`ān, Dzikir, Tafakkur, Muhasabatunnafs, Taubat, menghadiri

majelis ta’līm, berdo’a.

Meteri Pendidikan Islam terdiri dari materi tentang puasa (QS. Al-Baqarāh: 183), materi tentang pentingnya membaca Al-Qur`ān, materi tentang kisah-kisah para Rasul yang penuh pelajaran dari setiap kisahnya (Q.S. Yūsuf [12]: 111), materi Ibadah-Shalat, Haji, belajar, dan yang lainnya (Q.S.

(30)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka selanjutnya penulis menyampaikan saran-saran yang dapat memberikan manfaat kepada pihak- pihak yang terkait atas hasil penelitian ini. Adapun saran- saran yang dapat disampaikan penulis adalah:

1. Untuk Pembuat Kebijakan (Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal)

a. Hasil penelitian tentang “Konsep Tazkiyatu Al-Nafs dan Implikasinya

Terhadap Pendidikan Islām” ini, dianjurkan untuk dipelajari dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Allāh Swt.

b. Hasil penelitian ini dianjurkan untuk diimplementasikan di sekolah– sekolah, melalui pengadaan program-program sekolah yang merujuk pada konsep Tazkiyatu Al-Nafs, dengan cara mengadopsi metode-metode yang digunakan dalam Konsep Tazkiyatu Al-Nafs kemudian diterapkan kepada peserta didik di sekolah atau lembaga pendidikan formal ataupun non formal.

2. Untuk Pendidik dan Peserta Didik

a. Pendidik dan peserta didik memahami konsep Tazkiyatu Al-Nafs secara teori maupun secara tahapan implementasinya.

b. Pendidik dan peserta didik Istiqomah untuk menjalankan proses Tazkiyatu Al-Nafs.

c. Dalam proses Tazkiyatu Al-Nafs pendidik dan peserta didik disarankan untuk untuk menjadi teladan bagi sesamanya, karena dengan metode keteladanan akan membantu proses pelaksanaan Tazkiyatu Al-Nafs di lembaga formal maupun nonformal.

(31)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Dianjurkan untuk meneliti konsep Tazkiyatu Al-Nafs menurut Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani.

(32)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz. (2009). Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam. Yogyakarta: Yogyakarta Teras.

Abd Al-Barra’ Sa’ad Ibn Muhammad At-Takhisi, ,. d. (1996). Tazkiyah Nafs. Solo: Pustaka Mantiq.

Abrori, H. (2000). Al-Ilmu an-Nafsi as-Sufiya. Dalam A. An-Najjar, Ilmu Jiwa dalam Tasawuf Studi Komparatif dengan Ilmu Jiwa Kontemporer (hal.

224). Jakarta: Pustaka Azzam.

Adz-Dzakiy, H. B. (2007). Psikologi Kenabian; Prophetic Psychology: Menghidupkan Potensi dan Kepribadian Kenabian dalam Diri.

Yogyakarta: Beranda Publishing.

Al-Qasim, M. A. (1988). Etika Al-Ghazali. Dalam J. Muhyiddin. Bandung: Bandung, Pustaka.

Amir An-Najjar, A.-I. a.-N.-S. (2000). Ilmu Jiwa dalam Tasawuf Studi Komparatif dengan Ilmu Jiwa Kontemporer. Jakarta: Pustaka Azzam.

Amiruddin, A. (2005). Tafsir Al-Quran Kontenporer Juz Amma. Bandung: Khazanah Intelektual.

Astuti, Z. S. (1987). Rekayasa Masa Depan Peradaban Islam. Bandung: Bandung Pustaka.

Azra, A. (2002). Pendidikan Islam (Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru). Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

(33)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Effendi, D. (1991). Ulumul Quran . Jurnal Ilmu dan Kebudayaan , 8.

et.al., M. (2007). Keterampilan Dasar Mengajar PPL 1. Malang: Fakultas Tarbiyah UIN Malang.

Hawwa, S. b. (2012). Mensucikan Jiwa: konsep Tazkiyatun Nafs Terpadu. Jakarta: Robbani Press.

Ismail, A. S. (2010). Tazkiyatun Nafs: Solusi Problematika Hidup. Jakarta: Pustaka Ikadi.

Itris, M. ( 1998). Mu’jam At-Ta’biraat Al-Quraniyah. Kairo, : Dar As-Tsaqafah Linnasyr.

Ridwan, Kafrawi (1993). Ensiklopedia Islam. Jakarta: PT. Icktiar Baru Van Hoeve.

Karzon, A. A. (2010). Tazkiyatun Nafs. Jakarta: Akbar Media.

Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Mudzakir, A. (2010). Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Pranada Media.

Muhadjir, N. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Muhaimin. ( 2002). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Muhaimin. (2006). Nuansa Baru Pendidikan Agama Islam. jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.

Muhammad Rasyid Ridha. Tafsir Al-Manar, juz 4,. Mesir: Maktabat Al-Qahirat.

(34)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mujib, A. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Fajar Inter Pratama Uffest.

Nasution, H. (1983). Falsafah dan Mistisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Nata, A. (2005). Filsafat Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Nata, A. (2012). Pemikiran Pendidikan Islam Dan Barat. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada.

Quswan, M. C. (1985). Mengenal Allah Mengenal Study Ajaran Tasawuf Syaikh Abdus Samad Al-Palimbani. Jakarta: Bulan Bintang.

Ridha, M. R. (tt). Tafsir Al-Manar juz 4. Mesir: Maktabat Al-Qahirat.

Riyanto, Y. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. surabaya: UNESA University press.

Said Hawwa, A. R. (1999). Almustakhlash Fii Tazkiyatil Anfus: Mensucikan Jiwa Konsep Tazkiyatun Nafs Terpadu. Jakarta: Robbani Press.

Salim, H., & Kurniawan, S. (2012). Studi Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Sardar, Z. (1987). Rekayasa Masa Depan Peradaban Islam. Dalam R. Astuti. Bandung: Bandung Pustaka.

Satori, D. d. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.

ShalehTahmid, A. R. (1999). Almustakhlash Fii Tazkiyatil Anfus. Dalam S. Hawwa, Mensucikan Jiwa Konsep Tazkiyatun Nafs Terpad (hal. 2). Jakarta: Robbani Press.

Shihab, M. Q. (2002). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.

(35)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Simuh. (1996). Tasawwuf dan Perkembangan Dalam Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka.

Solihin, M. ((2002)). Kamus Tasawuf. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Subagyo. (1991). Metode penelitian dalam Teori dan Praktik. jakarta: PT Melton putra.

Sudiyono, M. (2009). Ilmu pendidikan Islam Jilid I. Jakarta: Pt Rineka Cipta.

Sugiyono. ( 2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta.

Sulaiman, F. H. (1964). Madzahibu fit Tarbawiyyah. Mesir: Maktabah Nahdla cetakan III.

Suprayogo, I. (2001). Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sutrisno, & Albarobis, M. (2012). Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial. jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Tafsir, A. (2011). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Taimiyah, S. I. (2012). Tazkiyatun Nafs. Jakarta: Darus Sunnah Press.

Taufiq, M. I. (2006). Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam. Jakarta: Gema Insani.

Jumantoro. Totok (2005). kamus ilmu tasawuf. wonosobo: amzah.

William C. Chittick, d. Z. ( 2002). Tasawuf di Mata Kaum Sufi, Sufism: A short Introduction. Bandung: Mizan.

(36)

Riyan Pramono Putra, 2014

Konsep Tazkiyatun nafs dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zahri, M. (1984). Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Zaimul. (2002). Tasawuf di Mata Kaum Sufi. Dalam W. C. Sufism, A short Introduction. Bandung: Mizan.

Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

zuhaerini. (1983). metodik khusus pendidikan agama. surabaya: usaha nasional.

zuhairini. (2008). filsafat pendidikan islam. jakarta: bumi aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran menulis puisi adalah salah satu kompetensi dasar menulis sastra yang harus dikuasai oleh siswa kelas VIII SMP, karena dengan memiliki kemampuan menulis

Dari hasil pengamatan terhadap pertunjukan dan latihan kelompok kuda lilumping Turonggo Setyo Budi, diperoleh data bahwa para penarinya, terutama penari Balinya, banyak yang

Selain itu, Perumnas juga terus berupaya menghadirkan hunian yang terbaik untuk masyarakat Indonesia dengan selalu memperhatikan tidak hanya dari sisi kualitas, tetapi juga yang

Sehubungan dengan dilakukannya penelitian "Pengaruh Pelatihan dan Pengawasan terhadap Prestasi Kerja Mitra Statistik Pendata Lapangan Pendataan Basis Data Terpadu 2015 BPS

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi gereja dalam mengelola stres yang terjadi pada pendeta, sehingga dapat terjadi pengayaan kerja

bahwa untuk menjabarkan visi, misi dan program Bupati ke dalam strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, program prioritas Bupati, dan arah kebijakan keuangan Daerah,

Ekstraksi inulin dari umbi dahlia dengan menggunakan pelarut etanol ini dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, selain cara kerjanya yang mudah, alat-alat yang digunakan

Penerapan Metode Usmani dalam Mengembangkan Kemampuan Membaca Al- Qur’an pada Aspek Melafalkan Makhorijul Huruf Hijaiyah Santri di Taman Pendidikan Al- Qur’an ( TPQ)