59
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Lahatol adalah persekutuan keluarga yang terbentuk berdasarkan hubungan
darah baik dari pancaran ayah maupun pancaran ibu.
2. Lahatol yang merupakan budaya masyarakat desa Haria mampunyai pola
keterikatan, kekerabatan dalam marga dan dalam hubungan darah. Pola hidup
ini telah berakar dan membudaya sejak zaman dahulu. Tidak terikat dengan
aturan yang resmi tetapi selalu merasa bertanggung jawab. Dalam hal
membantu sesama keluarga dalam suka maupun duka Kegiatan lahatol ini
nampak dalam pembangunan rumah, acara perkawinan atau dalam hal
meringankan beban-beban ekonomi antar keluarga.
3. Dalam mempraktekkan budaya lahatol terkandung nilai-nilai kekeluargaan,
kerja sama dan saling melayani antara satu dengan yang lain.
4. Sikap dan keprihatinan terhadap kebutuhan yang dialami oleh setiap keluarga,
memiliki beban bersama sangat nampak jelas dalam peranan adat dan tradisi di
Maluku, sehingga apapun keadaan suatu keluarga dengan segala
kekurangannya dari segi materi, namun demi kepentingan persaudaraan, ia
akan turut mengambil bagian di dalam hal berusaha sekuat-kuatnya memikul
60
5. Faktor penyebab lahatol semakin renggang adalah pengaruh modernisasi,
kurangnya pemahaman masyarakat desa Haria tentang pentingnya budaya
lahatol terutama dikalangan generasi muda karena tidak ada pembinaan dari
para orang tua, faktor ekonomi masyarakat yang sudah semakin membaik, juga
sifat ego yang semakin tinggi sehingga setiap keluarga berusaha untuk
menghadapi keluarganya sendiri. Padahal sebagai warga masyarakat maupun
warga jemaat yang terpanggil dan ditempatkan ditengah-tengah dunia, harus
menyadari bahwa pola hidup bersama harus tetap dipertahankan agar tidak
luntur atau hilang apalagi dengan kemampuan dewasa ini, kita telah masuk
dalam era globalisasi dan modernisasi yang ditandai dengan perubahan yang
begitu cepat turut mempengaruhi pola hidup bermasyarakat dan berjemaat.
5.2. Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang telah dilakukan, maka beberapa saran
dalam penelitian ini adalah:
1. Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku agar dapat
memasukkan budaya lahatol sebagai satu materi muatan lokal pada jenjang
Sekolah Dasar khususnya di desa Haria.
2. Gereja mesti melestarikan budaya lahatol melalui hubungan kerjasama dengan
pemerintah desa, tokoh adat dan tokoh pemuda agar lahatol dapat difungsikan
kembali sehingga tercermin nilai-nilai hidup yang saling mengasihi.
3. Gereja dalam perannya membina spiritual umat harus tetap ada dalam proses
61
pentingnya budaya lahatol sebab pemuda adalah tulang punggung gereja
sekaligus selaku generasi penerus
4. Pemerintah Desa mestinya kristis dalam melihat praktek budaya lahatol di desa
Haria sehingga persekutuan hidup yang saling membantu tidak hanya terikat
pada keluarga-keluarga yang mempunyai hubungan darah saja tetapi mestinya
bersifat menyeluruh karena kasih yang sejati tidak terbatas pada kaum kerabat
atau yang mempunyai hubungan darah saja, tetapi kerja sama dan tolong
menolong dalam kegiatan lahatol harus ditunjukkan kepada sesama manusia
yang membutuhkan perhatian kita, sesama kita yang menderita yang ada dalam
kemiskinan dan kemelaratan baik jasmani maupun rohani.
5. Selaku pemerintah desa dan tokoh-tokoh adat mesti menata kembali
aturan-aturan adat di desa Haria sehingga budaya lahatol tidak hilang dalam kehidupan