ANALISIS BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN Studi Kasus Pada CV Pratama Jaya, Jayapura
Salmi Rengganis Dece Aipassa
NIM: 102114025
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah biaya kualitas yang ada di perusahaan telah optimal dan untuk mengetahui perkembangan produktivitas berkait laba. Jenis
penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Analisis data untuk menjawab rumusan masalah pertama dlakukan dengan menghitung total biaya kualitas, menghitung persentase setiap elemen biaya kualitas dari total biaya kualitas dan total penjualan, dan menarik kesimpulan apakah biaya kualitas sudah optimal atau belum. Analisis data untuk menjawab rumusan masalah yang kedua dilakukam dengan menghitung dampak produktivitas berkait laba (DPBL) kemudian membuat grafik untuk melihat perkembangan produktivitas dan biaya kualitas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya kualitas telah menunjukan tingkat biaya yang optimal karena persentasenya kurang dari 2.5% dan produktivitas berkait laba pada
THE ANALYSIS OF QUALITY COST AND COMPANY PRODUCTIVITY A Case Study at CV Pratama Jaya, Jayapura
Salmi Rengganis Dece Aipasssa
Student No : 102114025
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
The research aims to find out whether the quality cost in company has been optimal
and to find out the development of company’s productivity related to profit. This research is a
case study. The data collection techniques used are observation, interviews and documentation.
The data analysis techniques applied to answer the first problem are by calculating the total of quality cost, calculating the percentage of each element from the total of quality cost and total sales, and there comes a conclusion whether the quality cost has been optimal or not. The data analysis which is applied to answer the second probem is by calculating the effect of the productivity related to profit. Then, making a chart to see the development of the productivity and quality cost.
ANALISIS BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
PERUSAHAAN
Studi Kasus Pada CV Pratama Jaya Jayapura
S K R I P S I
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
SALMI RENGGANIS DECE AIPASSA NIM : 102114025
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
PERUSAHAAN
Studi Kasus Pada CV Pratama Jaya Jayapura
S K R I P S I
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
SALMI RENGGANIS DECE AIPASSA NIM : 102114025
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Serahkanlah
perbuatanmu
kepada
TUHAN,
maka
terlaksanalah segala rencanamu (Amsal 16:3)
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil
menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil
membawa berkas-berkasnya (Mazmur 126:6)
“Keberanian adalah rasa takut yang telah menyampaikan
doanya dan memutuskan untuk tetap maju.”
( Joyce Meyer)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Sang Pencipta, Yesus Kristus Sang
kekasih hati dan Roh Kudus Sang penuntun
hati,Mamaku dan Almarhum Papaku tercinta,
Kedua Kakakku, kekasih di hidupku, serta
orang-orang yang aku kasihi,terima kasih atas
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANLALISIS BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN (Studi Kasus CV Pratama Jaya, Jayapura) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 28 Oktober 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku solah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidakm dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan oran lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015
Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma;
Nama: Salmi Rengganis Dece Aipassa
NIM: 102114025
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Biaya Kualitas dan Produktivitas Perusahaan. Studi kasus di CV Pratama Jaya, Jayapura. Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tercantum nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal: 30 Oktober 2015
Yang menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, tetapi
penulis berharap apa yang ada dalam skripsi ini dapat memberikan
masukan-masukan yang bermanfaat bagi pembaca.
Dengan bantuan berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Bapak Antonius Diksa Kuntara, S.E., MFA, QIA selaku dosen
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu ditengah
kesibukannya serta dengan sabar memberikan bimbingan dan dukungan
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Dosen penguji yaitu Dr.Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., QIA., CA
dan Lisia Apriani., S.E., M.Si., Ak., QIA., CA atas masukan yang berguna
viii
4. Semua Dosen Fakultas Ekonomi yang selalu memberikan ilmu serta
semua staff yang telah memberikan pelayanan terbaik
5. Bapak H.Sahri sebagai pemilik CV Pratama Jaya, Jayapura beserta staff
dan karyawan yang telah membantu dalam penelitian.
6. Almarhum papa Jhon Aipassa, mama Aletha, kakak Sentya, kakak
Dominique, dan mamiku Wiesje tercinta yang telah memberikan
dukungan, semangat dan doa yang luar biasa, juga sumbangan materiil
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Felix Giftiar, terima kasih atas kasih sayang, kesabaran dan dukungan
selama ini.
8. Temanku Cindy, Wulan, Yuli, Devi, kak Edha, kak Lusi, kak puput,
teman-teman campus ministry serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu terima kasih untuk saran, dukungan dan doa yang
membantu penulis menyelsaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
5. Faktor-faktor yang menetukan Kualitas ... 12
6. Pengertian Biaya Kualitas ... 13
7. Kategori biaya Kualitas ... 14
8. Produk Rusak dan Produk Cacat ... 18
9. Pengendalian biaya Kualitas... 19
10.Laporan Biaya Kualitas ... 19
11.Biaya Kualitas Optimal ... 22
x
13.Pengukuran Produktivitas ... 25
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 30
C. Subyek dan Objek Penelitian... 30
D. Data yang Dikumpulkan ... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ... 31
F. Teknik Analisis Data ... 32
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil Perusahaan ... 37
B. Tugas dan Fungsi Perusahaan ... 38
C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 41
D. Proses Produksi ... 42
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 49
B. Analisis Data dan Pembahasan ... 64
BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan ... 89
B. Keterbatasan Penelitian ... 90
C. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 92
xi
Tabel V.15 Persentase Biaya Terhadap Total Biaya Kualitas... 68
Tabel V.16 Persentase Biaya Kualitas Terhadap Total Penjualan .... 70
Tabel V.17 Rasio Produktivitas Air Baku... 72
Tabel V.18 Rasio Produktivitas Jam Kerja Langsung ... 73
Tabel V.19 Rasio Produktivitas Jam Kerja Mesin ... 74
Tabel V.20 Kuantitas Air Tanpa Perubahan Produktivitas ... 75
Tabel V.21 Kuantitas Jam Kerja Lnagsung Tanpa Perubahan Produktivitas... ... 76
xii
Tabel V.23 Biaya Air Baku Tanpa Perubahan Produktivitas ... 78
Tabel V.24 Biaya Jam Kerja Langsung Tanpa Peurbahan Produktivitas... 78
Tabel V.25 Biaya Jam Kerja Mesin Tanpa Perubahan Produktivitas... 79
Tabel V.26 Total Biaya Input Tnapa Perubahan Produktivitas ... ... 79
Tabel V.27 Biaya Air Baku Aktual... ... ... 80
Tabel V.28 Biaya Jam Kerja Langsung Aktual ... ... 81
Tabel V.29 Biaya Jam Kerja Mesin Aktual... ... ... 82
Tabel V.30 Total Biaya Input Aktual... ... ... 83
Tabel V.31 Dampak Produktivitas Berkait Laba... 85
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar IV.1 Struktur Organisasi CV Pratama Jaya ... ... 41
xiv
ABSTRAK
ANALISIS BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN Studi Kasus Pada CV Pratama Jaya, Jayapura
Salmi Rengganis Dece Aipassa
NIM: 102114025
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah biaya kualitas yang ada di perusahaan telah optimal dan untuk mengetahui perkembangan produktivitas berkait laba. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Analisis data untuk menjawab rumusan masalah pertama dlakukan dengan menghitung total biaya kualitas, menghitung persentase setiap elemen biaya kualitas dari total biaya kualitas dan total penjualan, dan menarik kesimpulan apakah biaya kualitas sudah optimal atau belum. Analisis data untuk menjawab rumusan masalah yang kedua dilakukam dengan menghitung dampak produktivitas berkait laba (DPBL) kemudian membuat grafik untuk melihat perkembangan produktivitas dan biaya kualitas.
xv
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF QUALITY COST AND COMPANY PRODUCTIVITY A Case Study at CV Pratama Jaya, Jayapura
Salmi Rengganis Dece Aipasssa
Student No : 102114025
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
The research aims to find out whether the quality cost in company has been optimal and to find out the development of company’s productivity related to profit. This research is a case study. The data collection techniques used are observation, interviews and documentation.
The data analysis techniques applied to answer the first problem are by calculating the total of quality cost, calculating the percentage of each element from the total of quality cost and total sales, and there comes a conclusion whether the quality cost has been optimal or not. The data analysis which is applied to answer the second probem is by calculating the effect of the productivity related to profit. Then, making a chart to see the development of the productivity and quality cost.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pesat dalam perekonomian saat ini semakin tinggi ditandai
dengan tingginya intensitas persaingan didalam dunia bisnis, dengan
tingginya intensitas persaingan tersebut maka menuntut setiap perusahaan
perlu menciptakan daya saing yang sangat tinggi dengan para pesaing untuk
memperebutkan pangsa pasar.Dengan adanya persaingan yang ketat itulah
maka perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas dimata
konsumen, apakah produk tersebut sesuai dengan yang diharapkan atau
tidak.Sementara itu kualitas suatu produk atau jasa dapat diukur secara
finansial maupun non finansial.Kuantifikasi kualitas ke dalam satuan uang
memunculkan adanya istilah biaya kualitas. Yang dimaksud dengan biaya
kualitas adalah :“cost incurred to prevent, or cost arising as a result of the
production of a low quality product. These cost focus on conformance quality
and are incurred in all business functions of the value chain”.(Horngren,
2000:677). Biaya kualitas dikelompokan menjadi empat yaitu: biaya
pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal.
Biayakualitas yang terjadidalam suatu perusahaan dapat digunakan untuk
mengetahui sampai sejauh mana fungsi sistem pengendalian kualitas yang
semakin baiknya program perbaikan kualitas yang dijalankan oleh
perusahaan.Dan tentunya semakin baik kualitas yang dihasilkan secara tidak
langsung dapat meningkatkan pangsa pasar dan nilai penjualan.
Perusahaan mengharapkan dengan kualitas yang semakin tinggi maka
biaya kualitasnya dapat berkurang atau turun. Adapun pandangan tradisional
di awal upaya peningkatan kualitas dapat dikatakan bahwabiaya pencegahan
dan penilaian akan meningkat, disaat peningkatan kualitas telah dapat
diterapkan secara penuh maka akan terjadi pengurangan biaya kegagalan,
misalnya saja biaya perbaikan dan pengerjaan ulang. Dengan demikian jika
telah diyakini bahwa kualitas produknya benar-benar terjamin maka biaya
pencegahan dan penilaian dapat diturunkankembali oleh perusahaan dengan
alasan bahwa telah ditemukan pemasok dengan bahan baku yang berkualitas.
Menurunnya biaya pencegahan dan pengendalian akan diikuti dengan
menurunnya biaya kegagalan eksternal dan internal yang pada akhirnya akan
menyebabkan turunnya biaya kualitas total tetapi kualitas produknya tetap
terjamin.Meningkatnya kualitas harus sejalan dengan meningkatnya
produktivitas. Selain kualitas yang diutamakan, produktivitas juga merupakan
suatu faktor yang sangat penting, karena kualitas tanpa produktivitas justru
akan merugikan perusahaan. Disamping itu, apabila perusahaan lebih
memperhatikankualitasnya saja maka akan mengakibatkan tingginya harga
jual produk tersebut.
Biaya kualitas yang besar terhadap produktivitas dapat dilihat melalui
dan output kerusakan yang seminimal mungkin. Ketika biaya kualitas rendah
maka dengan demikian dapat ditunjukan bahwa kualitas yang baik dan
kualitas yang baik akan dapat meningkatkan produktivitas. Merujuk pada
paparan-paparan sebelumnya mengenai biaya kualitas yang memiliki
hubungan denganproduktivitas, maka penulis tertarik untuk membahas dan
meneliti lebih lanjut mengenai hal tersebut, dan memilih penelitian ini dengan
judul: “ANALISIS BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
PERUSAHAAN.”
B. Rumusan Masalah
Dari latarbelakang masalah tersebut dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah biaya kualitas yang ada pada tahun 2011 sampai dengan tahun
2013 telah menunjukkan tingkat kualitas yang optimal?
2. Bagaimanakah perkembangan produktivitas perusahaan terkait laba
dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang ada sebelumnya maka penulis membatasi
penulisan dan permasalahan difokuskan hanya padaperkembangan biaya
kualitas dan produktivitas perusahaan dengan menggunakan optimalisasi
susunan biaya kualitas dan ukuran produktivitas berkait laba antara tahun
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat kualitas yang optimal yang terdapat dalam
susunan dari masing-masing biaya kualitas yang ada di perusahaan.
2. Untuk mengetahui perkembangan produktivitas terkait laba.
E. Manfaat penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini berguna bagi penulis, karena dengan adanya
penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya
teori-teori yang ada dalam penelitian ini, selain itu penulis menjadi
tahu bagaimana perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.
2. Bagi Akademik
Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan
dalam menilai suatu perusahaan dengan menggunakan biaya kualitas
dan produktivitas.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak perusahaan
sebagai suatu masukan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian-uraian teoritis dari hasil pustaka, yang diharapkan
dapat menjadi dasar untuk melakukan penelitian maupun untuk
pengolahan data.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang dibutuhkan, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang sejarah perusahaan, struktur organisasi,
proses produksi, pemasaran, dan pengendalian kualitas.
BABV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang data-data yang dibutuhkan, analisis data,
dan pembahasan dari data yang telah dianalisis.
BAB VI PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian,
saran bagi perusahaan, dan keterbatasan penelitian yang dialami
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Definisi Kualitas
Kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang
diisyaratkan atau distandarkan, bila suatu produk memiliki kualitas
apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan dengan
meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi (Crosby dalam
Nasution 2004:41).
Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
denganproduk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan (Tjiptono dan Diana, 2001 :4).
Davis dalam Yamit (2004 : 8 ) membuat definisi kualitas yang lebih
luas cakupannya yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Pendekatan yang dikemukakan Davis
menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek akhir
yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas
proses dan kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk
Davis dalam Yamit (2004 : 9 ) mengidentifikasikan lima pendekatan
perspektif kualitas yang digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu :
a. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan,
tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur.
b. Product-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut
yang dapat diukur.Perbedaan kualitas mencerminkan adanya
perbedaan atribut yang dimiliki produk secara objektif, tetapi
pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan
preferensi individual.
c. User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa
kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk
yang paling memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan
selera (fitnes for used) merupakan produk yang berkualitas paling
tinggi.
d. Manufacturing-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari
sudut pandang produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai
sesuatu yang sesuai dengan persyaratan (conformance quality) dan
prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang
menentukan kualitas adalah standar –standar yang ditetapkan
perusahaan, dan bukan konsumen yang menggunakannya.
e. Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi
nilai dan harga. Kualitas didefinisikan sebagai ”affordable
ascellence”. Oleh karena itu kualitasdalam pandangan ini bersifat
relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum
tentu produk yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai
adalah produk yang paling tepat beli.
2. Dimensi Kualitas
Berdasarkan perspektif kualitas Gravin dalam Yamit (2004:10)
mengembangkan dimensi kualitas ke dalam delapan dimensi yang dapat
digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi perusahaan
atau manufaktur yang menghasilkan barang, kedelapan dimensi tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Performance (kinerja)
Yaitu karakteristik pokok dari produk inti.
b. Features
Yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan.
c. Reliability (kehandalan)
d. Conformance (kesesuaian)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi produk
memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
e. Durability(daya tahan)
Yaitu mengukur berapa lama suatuumur teknis umur ekonomis
suatu produk.
f. Serviceability (pelayanan)
Yaitu mudah untuk diperbaiki, yang meliputi kecepatan,
kompetensi, kenyamanan, kemudahan, dalam pemeliharaan dan
penanganan keluhan yang memuaskan.
g. Aesthetics(estetika)
Yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk.
h. Percived Quality
Yaitu menyangkut citra atau reputasi produk serta tanggung
jawab perusahaan terhadap produk.
3. Unsur-unsur Kualitas
Unsur-unsur kualitas produk yang perlu diperhatikan adalah (Mizuno,
1994:6-8):
a. Harga yang wajar
Selain sifat fisik, konsumen juga mencari harga yang wajar, itulah
sebabnya tidak ada artinya mengejar kualitas produk tanpa
b. Ekonomis
Konsumen mencari sifat ekonomis dari barang yang dibelinya,
misal: biaya pemeliharaannya tidak besar.
c. Awet
Konsumen berharap agar produk yang dibeli tersebut awet dan
tahan lama.
d. Aman
Produk hendaknya aman untuk digunakan dan tidak
membahayakan.
e. Mudah digunakan
Pengunaan produk tanpa melalui pelatihan terlebih dahulu.
f. Mudah dibuat
Produk harus terbuat dari bahan yang mudah didapat, dengan lain
biaya produksinya sedikit.
g. Mudah dibuang
Dalam setiap pembuatan produk hendaknya diperhatikan juga
apakah produk tersebut membutuhkan biaya pembuangan yang
besar atau tidak.
4. Standar Kualitas
Suatu perusahaan dengan pengelolaan kualitas yang dapat berjalan dengan
baik biayanya tidak lebih dari 2.5 % dari penjualan( Hansen & Mowen,
baik untuk meningkatkan laba dengan mengurangi biaya kualitas. Akan
tetapi, pengurangan biaya ini seharusnya melalui perbaikan kualitas,
perbaikan biaya kualitas tanpa upaya peningkatan kualitas merupakan
strategi yang dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan. Standar 2.5%
diatas mencakup biaya kualitas total secara total. Bagaimana perusahaan
dapat mengurangi biaya kualitas ? Jawabannya tergantung bagaimana
biaya kualitas didistribusikan. Para manajer harus menentukan tingkat
kualitas optimal dan menetapkan jumlah relatif yang dikeluarkan disetiap
kategori.Bila kualitas kesesuaian rendah, biaya kualitas total tinggi dan
sebagian besar biayanya akan terdiri dari biaya kegagalan internal dan
eksternal. Meskipun demikian, pada saat perusahaan semakin banyak
membelanjakan pada aktivitas pencegahan dan penilaian, presentase unit
cacat menjadi rendah (presentase unit yang tidak cacat meningkat). Hal ini
menyebabkan biaya kegagalan internal dan eksternal menjadi lebih rendah.
Biasanya biaya kualitas total turun drastis pada saat kualitas kesesuaian
meningkat. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengurangi biaya kualitas
total dengan memfokuskan pada usaha pencegahan dan penilaian.
Penghematan biaya dari pengurangan produk cacat biasanya digunakan
untuk menutup penambahan biaya pencegahan dan penilaian. Bila
program kualitas perusahaan menjadi lebih baik dan biaya kegagalan
menurun, aktivitas pencegahan lebih efektif dibandingkan dengan
penilaian. Penilaian dapat menemukan cacat sedangkan pencegahan dapat
5. Faktor-faktor yang Menentukan Kualitas
Dalam menentukan standar kualitas perlu diketahui beberapa faktor
yang menentukan kualitas suatu produk. Menurut Meredith ( 1992 : 58 )
ada tiga hal pokok yang digunakan untuk menentukan biaya kualitas suatu
produk, yaitu :
a. Desain atau bentuk produk
Desain atau bentuk produk ini merupakan daya tarik utama agar
dapat mengundang minat konsumen untuk membelinya. Hal ini
dapat tercapai apabila wujud luar produk tersebut seperti warna,
bentuk, kemasannya baikdan sesuai dengan selera konsumen.
b. Kemampuan untuk bertahan
Kualitas dari produk dapat dilihat dari keawetan produk-produk
tertentu yaitu daya tahan produk sejak dalam proses pembuatan,
produk siap pakai, sampai lamanya produk tersebut dikonsumsi
hingga rusak.
c. Kegunaan atau manfaat produk
Suatu produk yang dihasilkan hendaknya memenuhi fungsi untuk
apa produk tersebut digunakan termasuk didalamnya daya tahan,
ketidaktergantungan komponen lain, eksklusifitas, kenyamanan,
6. Pengertian Biaya Kualitas
Biaya-biaya kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan
pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pembetulan produk yang
berkualitas rendah, dan dengan opportunity cost dari hilangnyawaktu
produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas (Hansen and
Mowen 1997:7).
Penerapan program biaya kualitas untukkendali kualitas terpadu
melibatkan tiga tahap yatu:
a. Pengindentifikasian unsur-unsur biaya kualitas.
b. Membuat struktur pelaporan biaya kualitas termasuk analisa dan
kendali yang berkaitan.
c. Pemeliharaan program biaya kualitas secara terus menerus untuk
memastikan tujuan bisnis kualitas yang lebih tinggi dapat
7. Kategori Biaya Kualitas
Pada dasarnya biaya kualitas dapat dikategorikan ke dalam empat
jenis, yaitu:
a. Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost)
merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan dan
nonkonformasi (errors and nonconformance) yang ditemukan sebelum
menyerahkan produk itu ke pelanggan. Biaya-biaya ini tidak akan
muncul apabila tidak ditemukan kesalahan atau non konfirmasi dalam
produksebelum pengiriman.
Contoh dari biaya kegagalan internal adalah:
1). Scrap : biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja,material, dan
biasanya “overhead” pada produk cacat yang secara ekonomis
tidak dapat diperbaiki kembali. Terdapat banyak ragam nama dari
jenis ini yaitu: scrap, cacat, usang, dan lain-lain.
2). Pekerjaan Ulang ( Rework) : biaya yang dikeluarkan untuk
memperbaiki kesalahan produk agar memenuhi spesifikasi
yang ditentukan.
3). Analisis Kegagalan ( Failure Analysis) : biaya yang dikeluarkan
untuk menganalisis kegagalan produk guna menentukan penyebab-
penyebab kegagalan itu.
4). Inspeksi Ulang dan Pengujian Ulang : biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk inspeksi ulang dan pengujian ulang produk yang telah
5). Downgrading : selisih diantara harga jual normal dan harga yang
dikurangi karena alasan kualitas.
6). Avoidable Process Losses : biaya-biaya kehilangan yang terjadi,
meskipun produk itu tidak cacat, sebagai contoh : kelebihan bobot
produk yang diserahkan ke pelanggan karena variabilitas dalam
peralatanpengukuran, dan lain-lain.
b.Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost), merupakan
biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan dan nonkonformasi yang
ditemukan setelah produk itu diserahkan ke pelanggan. Biaya-biaya ini
tidak akan muncul apabila tidak ditemukan kesalahan atau nonkonfirmasi
dalam produk setelah pengiriman. Contoh dari biaya kegagalan eksternal
adalah:
1). Jaminan (Warranty) : biaya yang dikeluarkan untuk penggantian
atau perbaikan kembali produk yang masih berada dalam masa
jaminan.
2). Penyelesaian Keluhan (Complaint Adjustment) : biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk penyelidikan dan penyelesaian keluhan yang
berkaitan dengan produk cacat.
3). Produk Dikembalikan (Returned Product) : biaya-biaya yang
berkaitan dengan penerimaan dan penempatan produk cacat yang
dikembalikan olehpelanggan.
pelanggan karena produk yang berada dibawah standar kualitas
yang sedang diterima olehpelanggan atau yang tidak memenuhi
spesifikasidalam penggunaan.
c. Biaya Penilaian (Appraisal Cost), merupakan biaya-biaya yang
berhubungan dengan penentuan derajat konformasi terhadap
persyaratan kualitas (spesifikasi yang ditetapkan).
Contoh dari biaya penilaian adalah:
1). Inspeksi dan Pengujian Kedatangan Material: biaya-biaya yang
berkaitan dengan penentuan kualitas dari material yang dibeli,
apakah melalui inspeksi pada saat penerimaan, melalui inspeksi
yang dilakukan pada pemasok, atau melalui inspeksi yang
dilakukan pihak ketiga.
2). Inspeksi dan Pengujian Produk Dalam Proses: biaya-biaya yang
berkaitan dengan evaluasi tentang konformasi produk dalam proses
terhadap persyaratan kualitas yang ditetapkan.
3). Inspeksi dan Pengujian Produk Akhir: biaya-biaya yang berkaitan
dengan evaluasi tentang konformasi produk akhir terhadap
persyaratan kualitas yang ditetapkan.
4). Audit Kualitas Produk: biaya-biaya untuk melakukan audit kualitas
pada produk dalam proses atau produk akhir.
5). Pemeliharaan Akurasi Peralatan Pengujian: biaya-biaya dalam
melakukan kalibrasi untuk mempertahankan akurasi instrumen
pengukuran dan peralatan.
6). Evaluasi Stok: biaya-biaya yang berkaitan dengan pengujian produk
dalam penyimpanan untuk menilai degradasi kualitas.
d. Biaya Pencegahan (Prevention Cost), merupakan biaya-biaya yang
berhubungan dengan upaya pencegahan yang terjadi kegagalan internal
maupun eksternal,sehingga meminimumkan biaya kegagalan internal
dan biaya kegagalan eksternal.
Contoh biaya pencegahan adalah:
1). Perencanaan Kualitas : biaya-biaya yang berkaitan dengan aktivitas
perencanaan kualitas secara keseluruhan, termasuk penyiapan
prosedur-prosedur yang diperlukan untuk mengkomunikasikan
rencana kualitas ke seluruh pihak yang berkepentingan.
2). Tinjau Ulang Produk Baru (New Product Review): biaya-biaya
yang berkaitan dengan rekayasa keandalan (reliability engineering)
dan aktivitas-aktivitas lain yang terkait dengan kualitas yang
berhubungan dengan pemberitahuan desain baru.
3). Pengendalian Proses: biaya-biaya inspeksi dan pengujian dalam
proses untuk menentukan status dari proses (kapasitas proses),
4). Audit Kualitas: biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi atas
pelaksanaan aktivitas dalam rencana kualitas secara keseluruhan.
5). Evaluasi Kualitas Pemasok: biaya-biaya yang berkaitan dengan
evaluasi terhadap pemasok sebelum pemilihan pemasok, audit
terhadap aktivitas-aktivitas selama kontrak, dan usaha-usaha lain
yang berkaitan dengan pemasok.
6). Pelatihan: biaya-biaya yang berkaitan dengan penyiapan dan
pelaksanaan program-program pelatihan yang berkaitan dengan
program reduksi biaya terus menerus melalui perbaikan kualitas
8. Produk Rusak dan Produk Cacat
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar kualitas
yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki
menjadi produk yang baik, produk rusak berbeda dengan sisa bahan karena
sisa bahan merupakan bahan yang mengalami kerusakan dalam proses
produksi, sehingga belum sempat menjadi produk, sedangkan produk
rusak merupakan produk yang telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik.
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar kualitas
yang telah ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan
kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis
9. Pengendalian Biaya Kualitas
Pelaporan biaya kualitas tidak saja cukup untuk menjamin bahwa
biaya- biaya tersebut terkendali.Pengendalian yang baik mensyaratkan
standar dan suatu ukuran atau biaya sesungguhnya sehingga kinerja dapat
diukur dan tindakan koreksi dapat dilakukan jika diperlukan.
Laporan kinerja kualitas memiliki dua bagian penting yaitu biaya
sesungguhnya dan biaya standar. Selisih keduanya digunakan untuk:
a. Mengevaluasi kinerja manajerial
b. Menyediakan tanda-tanda kemungkinan timbulnya
masalah-masalah yang berhubungan.
Laporan kinerja biaya kualitas dapat menyediakan umpan balik sehingga
para manajer dapat mengevaluasi perilakunya sendiri dan melaksanakan
tindakan koreksi jika diperlukan.
10.Laporan Biaya Kualitas
Alat pengendalian biaya kualitas yang utama adalah laporan biaya
kualitas yang ada pada perusahaan CV Pratama Jaya, yang biasanya
dikeluarkan oleh bagian akuntansi.Dalam laporan ini dilaporkan biaya
kualitas untuk bulan yang berjalan, untuk setiap elemen biaya, demikian
juga nilai sampai sekarang yang berjalan dan tahun sebelumnya (Current
dan Prior Year to date).Indeks dan ratio yang aplikabel ditunjukan dengan
membandingkan biaya kualitas sekarang dengan biaya kualitas historis,
diadakan suatu anggaran untuk setiap elemen biaya.Dengan
membandingkan biaya kualitas aktual dengan biaya anggaran, varian yang
menguntungkan dan tidak menguntungkan dapat ditentukan (Wijaya,
Amin 1992:23).
Sistem pelaporan biaya kualitas sangat penting peranannya bagi suatu
organisasi jika organisasi tersebut benar-benar serius mengenai
peningkatan kualitas dan pengendalian biaya kualitas.Langkah pertama
dan paling sederhana dalam menciptakan sistem ini adalah penilaian biaya
kualitas yang sesungguhnya terjadi saat ini.
Tabel II.1 Contoh Format Laporan Biaya Kualitas
PT”X”
Laporan Biaya Kualitas
Tahun 20XX
Tabel II.1 Contoh Format Laporan Biaya Kualitas
PT”X”
Laporan Biaya Kualitas
Tahun 20XX
(Lanjutan)
Sumber:Supriyono. (1994). Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk
Teknologi Maju dan Globalisasi. Yogyakarta : BPFE, hal.385. Biaya Penilaian
Pemeriksaan Kembali
11. Biaya Kualitas Optimal
Ada 2 pandangan menurut Hansen and Mowen (1997:12-15):
a. Pandangan Tradisional
Pandangan tradisional mengasumsikan bahwa terdapat trade off
antara biaya pengendalian dan biaya produk gagal. Ketika biaya
pengendalian meningkat, biaya produk gagal harus turun.Selama
penurunan biaya produk gagal lebih besar daripada kenaikan biaya
pengendalian, perusahaan terus meningkatkan usahanya untuk mencegah
atau mendeteksi unit-unit yang cacat. Pada akhirnya akan dicapai suatu
titik dimana setiap kenaikan tambahan biaya dalam usaha tersebut
menimbulkan biaya yang lebih besar dari biaya pengurangan produk
gagal. Titik ini menggambarkan tingkat minimum total biaya kualitas,
dan merupakan saldo optimal antara biaya pengendalian dan biaya produk
gagal. Titik ini juga mendefinisikan apa yang dikenal sebagai tingkat
kualitasyang dapat diterima ( Acceptable Quality Level-AQL).Tingkat
optimal unit cacat telah diidentifikasi dan perusahaan berusaha untuk
mencapainya, titik atau tingkat yang mengijinkan adanya unit cacat
disebut tingkat kualitas yang dapat diterima.
b. Pandangan Kontemporer
Sudut Pandang AQL didasarkan pada definisi produk cacat
tradisional.Dalam pengertian klasik sebuah produk dikatakan cacat bila
ini, biaya produk gagal timbul hanya apabila produk tidak sesuai dengan
spesifikasi dan timbul trade off optimal antara biaya produk gagal dan
biaya pengendalian AQL mengijinkan dan dalam kenyataanya,
menganjurkan produk dengan jumlah cacat tertentu.
Model ini berlaku dalam dunia pengendalian kualitas hingga akhir
tahun 1920-an, ketika muncul tantangan dari model cacat nol (zero
defect).Model cacat nol menyatakan bahwa dengan mengurangi unit cacat
hingga nolmaka akan diperoleh keunggulan biaya. Perusahaan yang
menghasilkan semakin sedikt produk cacat akan lebih kompetitif
daraipada perusahaan yang menggunakan model AQL tradisional. Pada
pertengahan tahun 1980-an, model cacat nol lebih disempurnakan dan
melahirkan model kualitas kaku (robust qality modal).Menurut model ini
kerugian terjadi karena diproduksinya produk yang menyimpang dari nilai
target, dan semakin jauh penyimpangannya semakin besar nilai
kerugiannya.Selain itu kerugian masih mungkin terjadi meskipun deviasi
masih dalam batas toleransi spesifikasi dengan kata lain, variasi dan
spesifikasi ideal adalah merugikan dan batas toleransi spesifikasi tidak
menawarkan manfaat apapun.
Model cacat nol menekan biaya kualitas dengan demikian
menawarkan penghematan baik dalam biaya maupun pekerjaan kualitas
yang berlebihan.Dengan demikian model kualitas kaku mempertajam
defnisi dari unit cacat, mempertajam pandangan kita terhadap biaya
yang beroperasi dalam lingkungan yang sangat kompetitif, kualitas dapat
memberikan keunggulan kompetitif. Apabila pandangan kualitas kaku
benar, maka perusahaan dapat mengkapitalisasikannya dengan
menurunkan jumlah unit cacat, sementara secara simultan menekan total
biaya kualitas. Hal inilah yang tampaknya terjadi pada peusahaan yang
berusaha mencapai kondisi cacat nol atas produk mereka (kondisi cacat
nol atau kaku adalah kondisi dengan toleransi nol). Tingkat optimal dari
biaya kualitas adalah menemukan cara mencapai nilai target menciptakan
sebuah dunia kualitas yang dinamis sebagai lawan dari dunia kualitas statis
AQL.
12.Produktivitas
Produktivitas adalah hubungan antara berapa yang output yang
dihasilkan dan berapa input yang dibutuhkan untuk memproduksi output
tersebut (Blocher, Kung, Chen, 2001:847).
Dalam buku akuntansi biaya dan akuntansi manajemen untuk teknologi
maju dan globalisasi, (Supriyono, 1994:414) mengemukakan produktivitas
berkaitan dengan memproduksi secara efisien dan khususnya ditujukan
pada hubungan antara keluaran dan masukan yang digunakan untuk
memproduksi keluaran tersebut.Dengan demikian produktivitas
merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan efisiensi, sehingga
produktivitas dapat diukur berdasarkan pengukuran berikut: (Gasperz,
Produktivitas =
13.Pengukuran Produktivitas
Dengan adanya pengukuran produktivitas di perusahaan dapat memberi
manfaat bagi perusahaan yaitu dapat membandingkannya dengan
produktivitas standar yang telah ditetapkan manajemen, mengukur tingkat
perbaikan produktivitas dari waktu ke waktu, dan membandingkan dengan
produktivitas industri sejenis yang menghasilkan produk serupa.
Adapun tujuan utama pengukuran produktivitas menurutBlocher, Chen,
dan Lin yang diterjemahkan oleh Susty (2001;847) dalam bukunya
Manajemen Biayaadalah sebagai berikut :
“Memperbaiki operasi dengan cara menggunakan input yang telah sedikit
untuk memproduksi output yang sama atau memproduksi output lebih
a. Produktivitas Parsial
Ukuran produktivitas parsial menggambarkan hubungan antara
output dalam suatu periode dengan input yang dibutuhan untuk
memproduksi output.
b. Produktivitas Total
Produktivitas total mengukur hubungan antara output yang
diperoleh dan biaya input yang diperlukan untuk memproduksi
output. Produktivitas total memberikan suatu ukuran produktivitas
gabungan semua sumber daya input yang diperlukan.
Salah satu cara yang digunakan untuk menilai perubahan
produktivitas yaitu dengan menilai perubahan produktivitas terhadap
laba berjalan. Pengukuran jumlah perubahan atau perkembangan
laba yang diakibatkan oleh perkembangan produktivitas disebut
pengukuran produktivitas berkaitan dengan laba.
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengetahui
perkembangan produktivitas perusahaan adalah (Hansen dan Mowen,
1997:956-960):
U o
U �
Produktivitas parsial =
U o B o �
a. Menghitung Rasio Produktivitas
1. Rasio Produktivitas Bahan Baku=
=
2. Rasio Produktivitas Tenaga Kerja=
=
3. Rasio Produktivitas Mesin=
b. Menghitung Dampak Perubahan Produktivtas Terhadap Laba atau
pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba yaitu
dengan cara:
1. Menghitung kuantitas input yang akan digunakan tanpa
memperhitungkan adanya perubahan produktivitas untuk
periode berjalan.
Keterangan :
PQ = Kuantitasinput tanpa perubahan
produktivitas (produktivity-Neutral Quantity of
Input)
� B
� J w
� J
� R o o o
2. Menghitung Total Biaya Input Tanpa Perubahan
Produktivitas yaitu dengan cara mengalikan kuantitas input
tanpa perubahan produktivitas (PQ)untuk setiap input yang
diteliti dengan harga masukan input untuk saat ini dan
menjumlahkan semua jenis input.
Keterangan : P = Price (harga input)
PQ = Kuantitasinput tanpa perubahan
produktiitas
3. Menghitung Total Biaya Input Aktual yaitu dengan cara
mengalikan kuantitas masukan input sesungguhnya dengan
harga (P) saat ini dan menjumlahkan untuk semua masukan.
Keterangan : AQ = Kuantitas input aktual
Total Biaya PQ = ∑( PQ X P )
4. Menghitung dampak produktivitas Berkait Laba dengan cara
menghitung selisih biaya kuantitasinput tanpa perubahan
produktivitas dengan biaya input aktual.
Keterangan : DPBL = dampak perubahan produktivitas
berkait laba
PQ = Kuantitas input tanpa perubahan
produktivitas.
5. Herry Sonawan
(http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-grafik-menurut-beberapa-ahli.html?m=1) mengatakan bahwa
grafik merupakan penggambaran data-data yang di plot
dalam sebuah bidang yang menghubungkan dua variable atau
lebih.
30 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu penelitian pada
obyek tertentu dari perusahaan untuk mendapatkan informasi berkaitan
dengan masalah yang telah dirumuskan.Tujuan dari studi kasus sendiri adalah
melakukan pengamatan mendalam mengenai objek tertentu untuk
memberikan informasi dan gambaran yang berkaitan dengan subjek yang
diteliti.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober2014 sampai selesai
2. Tempat penelitian di CV Pratama Jaya,Jayapura
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian adalah :
a. Pimpinan Perusahaan
b. Kepala bagian Akuntansi
c. Kepala bagian Produksi
2. Obyek penelitian adalah :
Biaya kualitas dan produktivitas dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2013.
D. Data yang dikumpulkan
1. Gambaran umum perusahaan, meliputi: sejarah, struktur organisasi,
produksi, pengendalian kualitas dan pemasaran.
2. Jumlah produk yang dihasilkan
3. Jumlah bahan yang digunakan dan biaya yang dibutuhkan
4. Biaya pencegahan
5. Biaya penilaian
6. Biaya kegagalan internal
7. Biaya kegagalan eksternal
8. Jumlah penjualan
9. Jumlah jam kerja langsung dan tarif per jam
10.Jumlah jam kerja mesin dan tarif per jam
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan meneliti dan mengamati
secara langsung sehingga bisa tahu sendiri penggunaan biaya kualitas
2. Wawancara
Bertanya langsung pada subyek penelitian tentang obyek penelitian.
3. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara melihat, mempelajari, mencatat
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dibagi menjadi dua analisis yaitu: analisis biaya kualitas
dan analisis biaya produktivitas.
1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu apakah biaya
kualitas yang ada pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 telah
menunjukan tingkat kualitas yang optimal menggunakan
langkah-langkah:
a). Untuk mengetahui biaya kualitas yang optimal terlebih dahulu
perlu diketahui susunan biaya kualitas yaitu dengan cara
(Supriyono 1994:385):
1). Menghitung total biaya kualitas
Rumus :
Dimana : TQC = Total Quality Cost ( total biaya kualitas).
QCC =Quality Control Cost ( biaya pencegahan
QAC = Quality Assurace Cost (biaya kegagalan
internal dan biaya kegagalan eksternal).
2).Menghitung persentase setiap elemen-elemen biaya
kualitas dari total biaya kualitas.
Biaya Pencegahan =
X 100%
Biaya Penilaian =
X 100%
Biaya Kegagalan =
X 100%
Internal
Biaya Kegagalan =
X 100%
Eksternal
b). Untuk mengetahui tingkat kualitas yang optimal dilakukan
dengan cara:
1). Menghitung persentase biaya kualitas dari total penjualan.
Total Biaya Kualitas =
X 100%
2). Menarik kesimpulan dari perhitungan diatas apakah biaya
kualitas yang ada di perusahaan sudah optimal 2,5% dari
2. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu perkembangan
produktivitas perusahaan berkait laba ditempuh langkah-langkah (Hansen
dan Mowen, 1997:954-960):
a). Menghitung Rasio Produktivitas
1). Rasio Produktivitas Bahan Baku =
2). Rasio Produktivitas Tenaga Kerja Langsung=
3). Rasio Produktivitas Mesin =
b). Menghitung dampak Perubahan Produktivitas Berkait Laba
atau Pengukuran Produktivitas yang berkaitan dengan laba,
yaitu dengan cara:
1). Menghitung kuantitas input yang akan digunakan tanpa
memperhitungkan adanya perubahan produktivitas untuk
periode berjalan.
� B
� J w
� J
Keterangan: PQ = Kuantitas input tanpa perubahan
produktivitas (Produktivity-
Neutral Quantity of Input).
Rasio produktivitas tahun dasar yang digunakan
adalah tahun sebelumnya.
2). Menghitung Total Biaya Input Tanpa Perubahan
Produktivitas Yaitu dengan cara mengalikan kuantitas input
perubahan produktivitas (PQ) untuk setiap input yang diteliti
dengan harga masukan input untuk saat ini dan menjumlahkan
semua jenis input.
Keterangan: P =Price ( Harga input )
PQ = Kuantitas input tanpa perubahan
produktivitas.
3). Menghitung Biaya Input Aktual
Biaya input aktual dihitung dengan cara mengalikan
kuantitasmasukan input sesungguhnya dengan harga
saat ini dan menjumlahkan untuk semua masukan.
Keterangan: AQ = Kuantitas input aktual Total Biaya PQ = ∑ (PQ X P)
4). Menghitung Dampak Produktivitas Berkait Laba (DPBL)
Yaitu dengan cara menghitung selisih biaya kuantitas input
tanpa perubahan produktivitas dengan biaya input aktual.
Keterangan: DPBL = Dampak Perubahan Produktivitas
Berkait Laba
PQ = Kuantitasinput tanpa perubahan
produktivitas
5). Membuat grafik untuk menentukan perkembangan
produktivitas dan biaya kualitas, kemudian menarik
kesimpulan dari grafik tersebut.
37 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Profil CV Pratama Jaya Jayapura
CV Pratama Jaya merupakan perusahaan air minum yang bergerak
dalam bidang air minum dalam kemasan (AMDK) dan beralamat di Jln.
Durian Komba, Sentani, Jayapura. Perusahaan ini untuk pertama kalinya
didirikan oleh Bapak Sahri pada tahun 1995 dengan surat izin tempat usaha
No.3929/SITU/BUP-JP/1995di Jayapura dan pada tahun 2001 perusahaan
mulai melakukan produksi dengan ijin pemerintah
No.214/26-10/PM/VIII/2001. Pada tanggal 5 Maret 2010 CV Pratama Jaya mendapat
nomor registrasi BPOM untuk air minum dalam kemasan (600ML) MD
249126002009, sedangkan untuk air minum dalam kemasan (250ML) MD
249126003009. CV Pratama Jaya adalah perusahaan air minum pertama yang
berdiri di Jayapura dengan proses produksi yang sudah menggunakan sistem
semi automatik dan mekanisasi sesuai dengan standar ISO9001. Dalam kurun
waktu tiga belas tahun terakhir ini perusahaan mampu melakukan
pembenahan baik secara fisik maupun non fisik.
Adapun faktor-faktor yang mendorong didirikannya perusahaan yaitu:
1. Belum adanya perusahaan air minum dalam kemasan pada saat itu .
2. Semakin meningkatnya kebutuhan akan air minum dalam kemasan.
3. Ingin membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, khususnya
Dalam menjalankan usahanya CV Pratama Jaya juga memiliki orientasi
pada laba, sehingga segala usaha bertujuan untuk mendapatkan laba yang
sebesar-besarnya, selain untuk memperoleh laba perusahaan perusahaan juga menetapkan
beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
1. Meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dengan membuka
lapangan kerja baru.
2. Memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dalam hal pangan ( air
minum).
3. Membantu pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
B. Tugas dan Fungsi CV Pratama Jaya
CV Pratama Jaya Jayapura memiliki tugas pokok dan fungsi dari
semuabagian atau bidang kerja. Berikut ini adalah tugas pokok dan fungsi
bagian atau bidang CV Pratama Jaya Jayapura :
1. Dewan Komisaris memiliki wewenang dan tanggung jawab sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di dalam perusahaan,selain itu bertugas
mengawasi pekerjaan direktur utama dan mengawasi pembukuan
perusahaan.
2. Direktur Utama memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk memutuskan dan menentukan kebijakan serta kebijakan tertinggi di
perusahaan, selain itu bertanggung jawab dalam memimpin dan
menjalankan perusahaan, juga bertanggung jawab atas kerugian yang
3. Satuan Pengawas Internal bertugas melalukan audit kegiatan manajemen perusahaan, selain itu melakukan evaluasi kecukupan dan efektifitas sistem
pengendalian intern dan manajemen resiko, melakukan investigasi dan audit
khusus terhadap kasus yang berindikasi adanya kecurangan (fraud).
4. Direktur Komersial memiliki wewenang perencanaan jangka panjang dan jangka pendek atas penjualan dan pengadaan barang, serta bertanggung
jawab atas jalannya operasional departemen komersial.
5. Direktur Keuangan mengawasi dan bertanggung jawab terhadap seluruh aspek manajemen keuangan perusahaan, memimpin dan mengkoordinasi
kegiatanadministratif, menentukan kebijakan keuangan, rencana bisnis dan
anggaran perusahaan, membantu mengembangkan sistem pengendalian
internal.
6. Bagian Akuntansi menyusun laporan keuangan secara periodik yang akan dilaporkan kepada direktur, menghitung harga pokok penjualan, mengatur
semua kegiatan pembukuan yang dilakukan dalam perusahaan, mengurus
perpajakan, dan mengatur keluar masuknya uang untuk biaya operasional
perusahaan.
7. Direktur Personalia membuat perencanaan pegawai sesuai kebutuhan dari setiap bagian dalam perusahaan dan bertanggung jawab dalam memilih dan
mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, selain itu
memberikan pelatihan kepada pegawai agar mempunyai motivasi kerja dan
8. Bagian HRD bertanggung jawab penuh dalamrecruitmen atau pencarian tenaga kerja, mulai dari mencari kandidat terbaik, melakukan sesi
wawancara atau interview, sampai proses penyeleksian.
9. Direktur Produksi bertugas mengatur dan merencanakan proses produksi air minum dalam kemasan, mengatur pengalokasian sumber daya produksi
seperti jam kerja mesin, jam kerja operator, pengiriman bahan baku yang
berhubungan dengan proses produksi,melakukan pengawasan dan
pengendalian produksi agar hasil produksi sesuai denganspesifikasi dan
standart mutu yang telah ditetapkan, merencanakan perawatan mesin-mesin
agar dapat beroperasi dengan lancar, membuat laporan produksi secara
berkala mengenai pemakaian bahan baku.
10.Bagian Operasi bertugas memproduksi air minum dalam kemasan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
11.Bagian Gudang bertugas mempersiapkan barang yang telah selesai diproduksi dan siap dikirim,mengecek perlengkapan, jumlah, kondisi, atas
barang-barang yang akan dikirim tersebut.
12.Direktur Pemasaran bertugas merencanakan, mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan pemasaran perusahaan.
13.Salesbertugas menawarkan sesuatu produk kepada konsumen, sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan untuk menjadian seseorang sebagai customer atau
langganan.
cetak seperti lefleat, brosur, spanduk sedangkan media online hanya melalui
website dan Facebook.
C. Struktur Organisasi CV Pratama Jaya
Berikut ini adalah struktur organisasi di CV Pratama Jaya yang
disusun sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, dan menunjukan
hubungan yang jelas.
Gambar IV.1 Struktur Organisasi CV Pratama Jaya, Jayapura
D. Proses Produksi Air Minum dalam Kemasan
CV Pratama Jaya Jayapura memproduksi air minum dalam kemasan
(AMDK)menggunakan air yang murni atau natural, air yang digunakan
memiliki pH 7,75 dan menggunakan metode reverse osmosis system. Sumber
air yang digunakan harus memenuhi tiga pengukuran yang akan menetukan
kelayakan air untuk dikonsumsi, tiga jenis pengukuran itu adalah pengukuran
secara fisik, kimia, dan mikrobiologi.
1. Pengukuran Fisik
Pengukuran secara fisik yang dilakukan pada WTU belum cukup
aman untuk menghasilkan air siap minum karena kandungan bakteri yang
sering ditemukan dalam air tanah adalah Aerobacter aerogenes dan
Escherichia colidengan diameter 0,2 mm. Pengukuran fisik ini dapat
dilihat secara langsung dari kondisi airnya tanpa perlu menggunakan alat
bantu, karena secara fisik dapat dilihat bahwa air yang yang layak minum
memiliki kejernihan, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.
2. Pengukuran Kimia
Pengukuran secara kimia juga sangat penting pada saat proses
produksi air minum dalam kemasan (AMDK), dengan adanya
pengukuran kimiawi maka dapat diketahui zat kimia yang diinginkan
maupun yang tidak diinginkan harus sesuai syarat dan mutu air yang
telah ditetapkan oleh standar nasional Indonesia (SNI). Zat kimia yang
diinginkan misalnya pH, dengan adanya pH maka dapat menunjukan
diketahui adalah semakin rendah suhu air, kandungan oksigen yang
terkandung semakin besar itulah sebabnya kita akan merasa lebih segar
jika kita minum air dingin. Zat kimia yang tidak diinginkan misalnya
arsen, timbal, nitrat, senyawa raksa, senyawa sulfida, senyawa
fenolikamoniak serta bahan radioaktif.
3. Pengukuran Mikrobiologi
Pengukuran Mikrobiologi ini untuk mengetahui jumlah bakteri
yang ada di dalam air. Adapun ambang batas kandungan E.coli yang
terdapat pada air golongan B yang layak minum adalah 3 coliform per
100 ml dan dalam air tersebut tidak mengandung bakteri patogen
karena bakteri patogen merupakan kelompok bakteri parasit yang dapat
menimbulkan penyakit pada manusia.
E. Proses Filtrasi (Penyaringan)
Proses filtrasi atau proses penyaringan adalah suatu proses yang bertujuan
menghilangkan kotoran yang terdapat dalam air berupa partikel-partikel
kasar maupun halus. Filtrat yang dihasilkan dinetralisasi dengan karbon aktif
(Carbon Filter).Karbon aktif berfungsi menetralisasi logam seperti cynida,
ferro, dan sebagainya.Selanjutnya dilakukan filtrasi dengan screen 5 µm. Air
yang dikeluarkan merupakan air yang bebas klorin, kotoran, bau, warna dan
Berikut ini adalah proses filtrasi ( Penyaringan) :
1. Sand Filter
Terdapat pasir silika dalam sand filter yang berfungsi untuk
menyaring partikel-partikel yang telah larut dalam air. Selain
pasir silika terdapat juga strainer yang berfungsi sebagai
penyaring. Streiner tertutup oleh pasir silika dan berada diatas
pipa penghubung.Posisi ini berfungsi agar pasir silika dan
kotoran-kotoran yang sudah tersaring tidak terbawa ke tangki
pengolahan yang berikutnya.
2. Carbon Filter
Bagian ini terdapat carbon aktif yang berfungsi untuk
menghilangkan rasa bau dan warna dari air.Karbon aktif
merupakan bagian teratas dari carbon filter.
3. Pre Filter
Pada bagian pre filter air kembali disaring dengan membran
berukuran 10 µm. Dalam pre filter terdapat dua filter yang
terletak dibagian atas dan bawah tangki.
4. Final Filter
Tangki ini merupakan tangki penyaring akhir sebelum air
dialirkan menuju tangki colouns untuk di ozonisasi, pada tangki
F. Proses Sterilisasi Air (Ozonisasi)
Proses sterilisasi merupakan pemberian ozon yang berfungsi untuk
membunuh bakteri dalam air sehingga proses ini disebut juga ozonisasi.
Proses ozon ini menentukan kualitas dan kuantitas produk air minum yang
dihasilkan, karena ozonisasi dapat membunuh semua mikroorganisme seperti
bakteri.
Ozonisasi berlangsung setelah air keluar dari pre filter dan di tampung
dalam tangki ozonisasi. Proses ini dilakukan dengan menginjeksi ozon yang
dihasilkan oleh ozonator (Ozon Generator)
.
G. Pengisian (Filling)
Pengisian (fillilng) adalah proses dimana air yang telah steril
dimasukan kedalam kemasan, CV Pratama Jaya dalam hal ini menggunakan
3 kemasan yaitu cup 240 ml, botol 600 ml dan 1,5 liter kemudian gallon 19
liter.
1. Filling Gallon
Pada proses ini sebelumnya telah dilakukan pencucian terhadap gallon,
sebelum digunakan gallon telah dicek kelayakannya terlebih dahulu dengan
cara melihat tampak fisiknya seperti gallon pecah, berbau menyengat, dan
terdapat lumut pada galon tersebut, maka hal yang perlu dilakukan yaitu:
a. Gallon dibersihkan bagian luar dan dalam dengan air bersuhu 60-80ºC
b. Dibersihkan dengan air cucian gallon yang mengandung PAA
c. Terakhir dibilas menggunakan air ozon untuk menghilangkan
mikroorganisme
2. Filling Botol
Filling botol sama halnya dengan proses filling pada galon namun, botol
yang digunakan kebanyakan terbuat dari poly karbonat (PC) yang dapat
dipakai ulang harus dicuci dan disanitasi dalam mesin pencuci botol utnuk
membersihkan botol dapat digunakan berbagai detergent yang food grade
dengan suhu 60-85ºC, sedangkan untuk sanitasi botol dapat digunakan air
ozon atau desinfectan lain seperti food grade. Proses pengisian dilakukan
setelah botol dibersihkan, pengisian dilakukan dengan mesin pengisian yang
bersih dan saniter,suhu dalam ruangan pengisian maksimal 25ºC.
3. Filling Cup
Pada proses filling cup mesinnya bekerja secara kontinyu yaitu
berurutan dan proses pengisiannya sebagai berikut:
a. Cup supply berfungsi untuk menepatkan cup selanjutnya cup akan
berjalan menuju bucket
b. Filter berfungsi mengisikan air yang sudah steril kedalam cup.
c. Penutup cup yang telah diisi air menggunakan lid film. Ada dua proses
yaitu first sealing dan patten correcting yang bekerja secara bersamaan
untuk merekatkan lid film dan membenarkan posisi lid film agar tepat
berada di atas mulut cup. Second sealing berfungsi untuk merekatkan