vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
According to the Law of the Republic of Indonesia No. 28 of 2009, the Regional Tax consists of 5 (five) kinds of Provincial Tax and 11 (eleven) types of tax districts or city. Taxes in the city of Bandung is a tax district or city, including hotel tax and restaurant tax. Bandung is a city that became the city of Tourism so that when filled with holiday tourists. More and more tourists who came to the acceptance of Hotels and Restaurants will increase so that the tax is paid to grow. The greater the tax is paid by the Local Taxes are also increasing. This study aims to look at the role of tax revenue to the hotel and restaurant taxes Bandung region income. The data is taken from 2007 to 2009, research is done by testing the hypothesis that done partially and simultaneously. Data were analyzed with simple regression performed for each type of tax after fulfilling the classical assumptions. The conclusion that can be drawn is the hotel tax and restaurant tax has no significant effect of Bandung region income, but still have a direct and positive relationship is very weak.
vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah terdiri dari 5 (lima) jenis Pajak Provinsi dan 11 (sebelas) jenis Pajak Kabupaten atau Kota. Pajak yang ada di Kota Bandung adalah Pajak Kabupaten atau Kota, termasuk Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Kota Bandung adalah kota yang menjadi Kota Wisata sehingga saat liburan Bandung dipenuhi oleh wisatawan. Semakin banyak wisatawan yang datang maka penerimaan Hotel dan Restoran akan bertambah sehingga Pajak yang dibayarkan bertambah. Semakin besar Pajak yang dibayarkan maka Pajak Daerah juga bertambah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan penerimaan pajak hotel dan pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. Data yang diambil adalah dari tahun 2007 sampai 2009, pengujian dilakukan dengan pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial dan simultan. Data dianalisis dengan dilakukan regresi sederhana untuk masing-masing jenis pajak setelah memenuhi asumsi klasik. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah pemungutan pajak hotel dan pajak restoran tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, tetapi tetap memiliki hubungan yang searah dan positif yang sangat lemah.
viii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………. i
HALAMAN PENGESAHAN ……… ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……….. iii
KATA PENGANTAR……….... iv
ABSTRACT……….…….. vi
ABSTRAK ……….. vii
DAFTAR ISI ………... viii
DAFTAR GAMBAR ………. xv
DAFTAR TABEL ………... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvii
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
1. 1. Latar Belakang ………... 1
1. 2. Identifikasi Masalah ………... 5
1. 3. Maksud dan Tujuan Penelitian ………... 5
1. 4. Kegunaan Penelitian ………... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS……… 7
2. 1. Kajian Pustaka……… 7
3. 1. 1.Dasar-Dasar Perpajakan ………... 7
ix Universitas Kristen Maranatha
3. 1. 3.Sumber-sumber Penerimaan Daerah ……….. 23
3. 1. 4.Pajak Daerah ……….. 27
x Universitas Kristen Maranatha
2. 1. 5. 7 Masa Pajak dan Pajak Terutang ……….. 35
2. 1. 5. 8 Instrumen Pajak Hotel ………. 35
2. 1. 5. 9 Sanksi ……….. 36
3. 1. 6.Pajak Restoran ……… 39
2. 1. 6. 1 Pengertian Pajak Restoran ………39
2. 1. 6. 2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Restoran ………. 39
2. 1. 6. 3 Objek Pajak Restoran ……….. 40
2. 1. 6. 4 Bukan Objek Pajak Restoran ………40
2. 1. 6. 5 Subjek dan Wajib Pajak Restoran ………41
2. 1. 6. 6 Dasar Pengenaan, Tarif, Cara Perhitungan dan Wilayah Pemungutan Pajak Restoran ………. 42
2. 1. 6. 7 Masa Pajak dan Pajak Terutang ………...42
2. 1. 6. 8 Instrumen Pajak Restoran ……… 42
2. 1. 6. 9 Sanksi ……….. 44
2. 2. Kerangka Pemikiran ……….46
2. 3. Pengembangan Hipotesis……….. 50
BAB III METODE PENELITIAN………. 51
3. 1. Objek penelitian ………. 51
3. 1. 1. Visi, Misi, tujuh Program Prioritas Pembangunan dan Faktor Kunci Keberhasilan Pemerintah Kota Bandung …………. 51
3. 1. 1. 1. Visi Pemerintah Kota Bandung ……….. 51
xi Universitas Kristen Maranatha 3. 1. 1. 3. Tujuh Program Prioritas Pembangunan Pemerintah
Kota Bandung ………. 53
3. 1. 1. 4. Faktor Kunci Keberhasilan Pemerintah Kota Bandung ……….. 53
3. 1. 2. Sejarah, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi serta Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah……. 54
3. 1. 2. 1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan ………. 54
3. 1. 6. Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ………. 86
3. 2. Jenis Penelitian ……….. 88
3. 3. Definisi Operasional Variabel ………... 89
xii Universitas Kristen Maranatha
3. 6. 2. 3. Uji Otokorelasi ……… 92
3. 6. 3. Analisis Regresi ……….. 92
3. 6. 4. Uji Korelasi ………. 94
3. 6. 5. Uji Multikolinearitas……… 95
3. 6. 6. Uji Heterokedastisitas ………. 95
3. 6. 7. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial ……… 95
3. 6. 8. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan ……… 96
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1. Mekanisme Pembayaran Pajak Hotel dan Pajak Restoran dan Penerapannya dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah kota Bandung ………. 99
4. 1. 1. Mekanisme Pembayaran Pajak Hotel dan Perannya dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung…... 99
4. 1. 1. 1. Mekanismpe Pembayaran Pajak Hotel ……..…. 99
4. 1. 1. 2. Peran dalam Pendapatan Asli Daerah ………... 101
4. 1. 2. Mekanisme Pembayaran Pajak Restoran dan Perannya dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung … 104 4. 1. 2. 1. Mekanisme Pembayaran Pajak Restoran …….. 104
4. 1. 2. 2. Peran dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung ……….. 106
4. 2. Target dan Realisasi Pajak Hotel dan Pajak Restoran ………. 109
4. 2. 1. Target dan Realisasi Pajak Hotel ……….. 109
xiii Universitas Kristen Maranatha 4. 3. Kontribusi Pajak Hotel dan Pajak Restoran pada Pendapatan Asli
Daerah Kota Bandung ………. 119
4. 3. 1. Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah…………. 119
4. 3. 1. 1. Perhitungan Pajak Hotel ………... 119
4. 3. 1. 2. Uji Asumsi Klasik Pajak Hotel.………. 119
4. 3. 1. 2. 1. Uji Normalitas Pajak Hotel……. 119
4. 3. 1. 2. 2. Uji Otokorelasi Pajak Hotel….… 120 4. 3. 1. 3. Analisis Regresi Sederhana Pajak Hotel.…….. 121
4. 3. 1. 4. Uji Korelasi Pajak Hotel……… 123
4. 3. 2. Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah ……... 124
4. 3. 2. 1. Perhitungan Pajak Restoran ……….. 124
4. 3. 5. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial ………. 131
4. 3. 5. 1. Pengaruh Pajak Hotel Terhadap Penerimaan Pajak Daerah ………... 132
4. 3. 5. 2. Pengaruh Pajak Restoran Terhadap Penerimaan Pajak Daerah ………. 133
xiv Universitas Kristen Maranatha
4. 3. 7. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan ………….. 135
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… 137
5. 1. Simpulan ………. 137
5. 2. Saran ……… 142
DAFTAR PUSTAKA……… 144
LAMPIRAN ……… 146
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Pemikiran ……….. 49
xvi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Jenis dan Tarif Pajak Daerah sampai dengan Tahun 2009…….. 29
Tabel II Jenis dan Tarif Pajak Daerah Mulai 1 Januari 2010………. 30
Tabel III ANOVA ……… 97
Tabel IV Penerimaan Pajak Daerah dan Pajak Hotel Tahun 2007……… 101
Tabel V Penerimaan Pajak Daerah dan Pajak Hotel Tahun 2008……… 102
Tabel VI Penerimaan Pajak Daerah dan Pajak Hotel Tahun 2009……… 103
Tabel VII Penerimaan Pajak Daerah dan Pajak Restoran Tahun 2007….. 106
Tabel VIII Penerimaan Pajak Daerah dan Pajak Restoran Tahun 2008….. 107
Tabel IX Penerimaan Pajak Daerah dan Pajak Restoran Tahun 2009….. 108
Tabel X Anggaran dan Realisasi Pajak Hotel Tahun 2007……… 109
Tabel XI Anggaran dan Realisasi Pajak Hotel Tahun 2008……… 110
Tabel XII Anggaran dan Realisasi Pajak Hotel Tahun 2009……… 112
Tabel XIII Anggaran dan Realisasi Pajak Restoran Tahun 2007………….. 114
Tabel XIV Anggaran dan Realisasi Pajak Restoran Tahun 2008………….. 115
Tabel XV Anggaran dan Realisasi Pajak Restoran Tahun 2009………….. 117
Tabel XVI Uji Normalitas Pajak Hotel ……… 120
Tabel XVII Uji Otokorelasi Pajak Hotel……… 121
Tabel XVIII Model Regresi Linear Pajak Hotel……….. 122
Tabel XIX Hasil Uji Korelasi Pajak Hotel………. 123
Tabel XX Uji Normalitas Pajak Restoran ……….. 125
Tabel XXI Uji Otokorelasi Pajak Restoran ………. 126
xvii Universitas Kristen Maranatha
Tabel XXIII Hasil Uji Korelasi Pajak Restoran………. 128
Tabel XXIV Hasil Uji Durbin Watson……… 130
Tabel XXV Hasil Uji Multikolinearitas……….. 130
Tabel XXVI Hasil Uji Heterokedastisitas……… 131
Tabel XXVII Koefisien Korelasi Parsial ……….. 134
xviii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran A Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2003 Tentang Pajak Hotel……. 146 Lampiran B Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Pajak Restoran …161 Lampiran C Surat Pemberitahuan Penelitian ………. 175 Lampiran D SOTK Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ……….. 177 Lampiran E Target Realisasi dan Penerimaan/ Penyetoran Pajak-Pajak
Daerah Tahun Anggaran 2007……… 178 Lampiran F Target Realisasi dan Penerimaan/ Penyetoran Pajak-Pajak
Daerah Tahun Anggaran 2008……… 179 Lampiran G Target Realisasi dan Penerimaan/ Penyetoran Pajak-Pajak
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei – 15 Juni 2010 tercatat paling tidak terdapat 237 juta penduduk yang ada di Indonesia. Dan sebagai Negara yang berkembang, pemerintah diharapkan dapat mewujudkan Negara yang adil, makmur, dan sentosa baik dari segi materiil maupun spiritual yang dilaksanakan melalui pembangunan sarana dan prasarana serta kepentingan masyarakat lainnya. Yang dalam pelaksanaannya masyarakat diharapkan membantu karena pemerintah membutuhkan masyarakat dan begitu juga sebaliknya, sehingga diharapkan adanya interaksi positif antara kedua belah pihak tersebut.
Bab I Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum (Prof. DR. Rachmat Soemitro,SH). Dan dengan begitu, pajak memiliki beberapa ciri. Pertama, pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. Kedua, tidak adanya kontraprestasi individual. Ketiga, pajak dipungut oleh Negara, baik pusat maupun daerah. Keempat, pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah. (Resmi, 2008)
Jenis pajak sendiri dikelompokan menjadi tiga. Pertama menurut golongannya, dibagi menjadi dua yaitu Pajak Langsung (ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan) dan Pajak Tidak Langsung (pajak yang dapat dibebankan kepada orang lain atau pihak ketiga). Kedua dibedakan menurut sifatnya, yaitu Pajak Subjektif (pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya) dan Pajak Objektif (pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak maupun tempat tinggal). Ketiga, dibedakan menurut lembaga pemungut yaitu Pajak Negara (Pajak Pusat) yang merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya dan Pajak Daerah yang merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I (provinsi) atau daerah tingkat II (kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing. (Resmi, 2008)
Bab I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha Pajak Daerah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terdiri dari 4 (empat) jenis Pajak Provinsi dan 7 (tujuh) jenis Pajak Kabupaten atau Kota. Pajak Provinsi terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. Pajak Pajak Kabupaten atau Kota terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, dan Pajak Parkir.
Sedangkan Pajak Daerah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2010 terdiri dari 5 (lima) jenis Pajak Provinsi dan 11 (sebelas) jenis Pajak Kabupaten atau Kota. Pajak Provinsi terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok. Pajak Kabupaten atau Kota terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Bab I Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha wisatawan yang datang. Untuk setiap pelayanan yang diberikan di hotel dikenakan harga sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan oleh setiap hotel. Dan untuk setiap pelayanan tersebut, pemerintah daerah mengenakan pajak hotel.
Pertambahan hotel umumnya diiringi dengan peningkatan jumlah restoran yang ada, karena dalam setiap hotel biasanya disediakan hotel untuk menjadi tempat penyedia makanan baik untuk tamu hotel maupun umum. Namun bukan berarti restoran harus berada di dalam hotel, banyak restoran yang ikut bermunculan karena dengan banyaknya wisatawan, hal tersebut merupakan peluang bagi para pengelola restoran untuk mendapatkan penghasilan.
Pajak hotel adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan di Hotel. Tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Bandung No. 02 tahun 2003, Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/istirahat, memperoleh pelayanan, dan/atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. Sehingga Pajak Hotel adalah Pajak yang dikenakan atas pelayanan di hotel.
Pajak restoran adalah Pajak yang dikenakan atas pelayanan di Restoran. Menurut Peraturan Daerah Kota Bandung No. 03 tahun 2003, Restoran adalah tempat menyantap makanan dan/atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau catering.
Bab I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha dalam Penghasilan Asli Daerah Kota Bandung dengan menyusun skripsi dengan judul “Peranan Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Dalam
Meningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung”.
1.2Identifikasi Masalah
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pajak hotel pada Penghasilan Asli Daerah Kota Bandung, maka penulis mengungkapkan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mekanisme pembayaran Pajak Hotel dan Restoran dan penerapannya
dalam meningkatkan Penghasilan Asli Daerah kota Bandung?
2. Berapa jumlah target dan realisasi Pajak Hotel dan Pajak Restoran yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kota Bandung pada tahun 2007, 2008 dan 2009?
3. Berapa besar kontribusi Pajak Hotel dan Pajak Restoran pada Pendapatan Asli Daerah?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk:
1. Mengetahui bagaimana mekanisme pembayaran Pajak Hotel dan Restoran dan juga penerapannya pada peningkatan Penghasilan Asli Daerah di Kota Bandung. 2. Mengetahui berapa besar target dan realisasi yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah Kota Bandung tahun 2008 dan 2009.
Bab I Pendahuluan 6
Universitas Kristen Maranatha
1.4Kegunaan Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat member manfaat kepada:
1. Bagi Pengusaha Hotel dan Restoran di Kota Bandung, memberi informasi bagaimana peranan pajak yang mereka bayar pada Penghasilan Asli Daerah Kota Bandung.
2. Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai bagaimana Pajak Hotel dan Restoran berperan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
3. Pihak-pihak lain
137 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Simpulan
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan bantuan SPSS for windows versi 11.5 yang telah disajikan dan dibahas dalam Bab IV, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Mekanisme pembayaran Pajak Hotel dan Pajak Restoran a. Pajak Hotel
1) Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas dengan menggunakan SSPD.
2) Pajak yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SPTD, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah. 3) Walikota atau Pejabat yang ditunjuk atas permohonan Wajib Pajak setelah
memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan.
4) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran, angsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur lebih lanjut oleh Walikota.
BAB V Simpulan dan Saran 138
Universitas Kristen Maranatha 6) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal Surat Peringatan
atau surat lain yang sejenis, Wajib Pajak harus melunasi pajak yang terutang. 7) Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis dalam hal ini dikeluarkan oleh
Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.
8) Apabila jumlah pajak yang belum dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis, ditagih dengan Surat Paksa.
9) Walikota atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan Surat Paksa setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak Surat Peringatan atau surat lain diterima oleh Wajib Pajak.
10) Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal pemberitahuan Surat paksa, Walikota atau Pejabat yang ditunjuk segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.
11) Setelah dilakukan penyitaan dan Wajib Pajak belum juga melunasi hutang pajaknya, maka lewat 10 ( sepuluh) hari kerja sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, walikota atau Pejabat yang ditunjuk mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.
BAB V Simpulan dan Saran 139
Universitas Kristen Maranatha 13) Penunjukan Juru Sita dilakukan oleh Walikota.
14) Pajak yang terutang berdasarkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SPTD, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang kurang bayar oleh Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan surat paksa.
15) Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan sesuai dengan no 5-10. 16) Bentuk, jenis dan formulir yang dipergunakan untuk melaksanakan
penagihan Pajak ditetapkan lebih lanjut oleh Walikota. b. Pajak Restoran
1) Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas dengan menggunakan SSPD.
2) Pajak yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah. 3) Walikota atau Pejabat yang ditunjuk atas permohonan Wajib Pajak setelah
memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan.
4) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran, angsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur lebih lanjut oleh Walikota.
BAB V Simpulan dan Saran 140
Universitas Kristen Maranatha 6) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal Surat Peringatan
atau surat lain yang sejenis, Wajib Pajak harus melunasi pajak yang terutang. 7) Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis dikeluarkan oleh Walikota atau
Pejabat yang ditunjuk.
8) Apabila jumlah pajak yang belum dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis, ditagih dengan Surat Paksa.
9) Walikota atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan Surat Paksa setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak Surat Peringatan atau surat lain diterima oleh Wajib Pajak
10) Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal pemberitahuan Surat Paksa, Walikota atau Pejabat yang ditunjuk segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanaan Penyitaan.
11) Setelah dilakukan penyitaan dan Wajib Pajak belum juga melunasi hutang pajaknya, maka lewat 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Walikota atau Pejabat yang ditunjuk mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.
BAB V Simpulan dan Saran 141
Universitas Kristen Maranatha 13) Penunjukan Juru Sita ditetapkan oleh Walikota.
14) Pajak yang terutang berdasarkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang kurang bayar oleh Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan surat paksa.
15) Bentuk, jenis dan formulir yang dipergunakan untuk melaksanakan penagihan Pajak dengan Surat Paksa ditetapkan lebih lanjut oleh Walikota. 2. Jumlah target dan realisasi Pajak Hotel dan Pajak Restoran tahun 2007, 2008 dan
2009
a. Pajak Hotel
Tahun Anggaran Realisasi Selisih Persentase pencapaian
2007 51,850,584,204 58,706,270,014 6,855,685,810 13.22%
2008 58,261,324,313 65,186,749,663 6,925,425,350 11,89%
2009 74,892,445,281 72,439,540,886 -2,452,904,395 -3,28%
b. Pajak Restoran
Tahun Anggaran Realisasi Selisih Persentase pencapaian
2007 42,323,724,433 48,481,745,327 6,158,020,894 14,55%
2008 49,163,531,349 56,943,009,253 7,779,477,904 15,82%
BAB V Simpulan dan Saran 142
Universitas Kristen Maranatha 3. Besarnya kontribusi Pajak Hotel dan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli
Daerah
a. Kontribusi pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar 0,1% b. Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar 1,3%
5. 2. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung, potensi kota Bandung sebagai
tempat wisata cukup besar sehingga penerimaan pajak dari hotel dan restoran seharusnya dapat dikembangkan dengan lebih baik lagi. Seperti dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Memberikan penyuluhan pada hotel dan restoran mengenai Pajak Daerah seperti dalam pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) dan surat-surat yang diperlukan lainnya.
b. Perbaikan dalam pembayaran Pajak Daerah baik dari segi fasilitas maupun sumber daya manusia.
c. Memberikan sosialisasi mengenai bagaimana perijinan untuk membuka hotel dan restoran, bagaimana pembayaran pajaknya dilakukan, dan mengapa pajak harus dibayar.
d. Memberikan informasi yang tepat dan sesuai kebutuhan.
BAB V Simpulan dan Saran 143
Universitas Kristen Maranatha f. Pemanfaatan pajak yang dibayar saat ini menurut penulis belum terlalu
dirasakan, karena masih banyaknya jalan yang rusak dan tidak juga diperbaiki dan akses menuju ke tempat wisata yang ada juga masih kurang baik.
144 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pendapatan Kota Bandung. (2008). Dispenda dalam Angka: Selayang Pandang Perkembangan Dinas Pendapatan. Bandung.
Hartono, Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi 2007. BPFE. Yogyakarta.
Hartono. (2004). Statistik Untuk Penelitian. Pustaka Pelajar. Pekanbaru.
Mardalis. (2003). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Edisi Kesatu. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Mardiasmo. (2008). Perpajakan Edisi Revisi 2008. Andi. Yogyakarta.
Resmi, Siti. (2008). Perpajakan: Teori dan Kasus. Salemba Empat. Yogyakarta.
Sugiyono. (2005). Statistic Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Suandy, Erly. (2008). Hukum Pajak. Edisi Keempat. Salemba Empat. Jakarta.
Peraturan Daerah Kotamadya Daerah tingkat II Bandung Nomor 18 Tahun 1998 tentang Pajak Hotel dan Restoran.
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2000 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 18 Tahun 1998 tentang Pajak Hotel dan Restoran.
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2003 tentang Pajak Hotel.
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2003 tentang Pajak Restoran.
Daftar Pustaka 145
Universitas Kristen Maranatha Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.