ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN INFUSA Curcuma domestica Val. (Zingiberaceae) TERHADAP TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS
Dinda Aquariani, 2005
Pembimbing I: Endang Evacuasiany, Dra., Apt. , Msi., AFK Pembimbing II: Lusiana Darsono, dr., M.Kes.
Tukak lambung merupakan penyakit yang sering diderita masyarakat, lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi tukak lambung adalah dengan menggunakan tanaman obat. Curcuma
domestica Val. merupakan salah satu tanaman yang dipercaya dapat mengurangi
tukak lambung. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh serta khasiat Curcuma domestica Val. terhadap tukak lambung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh infusa rimpang Curcuma domestica Val. terhadap tukak lambung pada tikus yang ditunjukkan dengan adanya pengurangan jumlah dan diameter tukak lambung dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.
Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus jantan galur Wistar yang diinduksi dengan Asetosal. Digunakan 5 kelompok yaitu kelompok uji 1, kelompok uji 2, kelompok uji 3, kontrol negatif yang diberikan air suling, kontrol positif yang diberikan Simetidin. Data yang diukur adalah pengurangan jumlah dan diameter tukak lambung tikus yang dianalisis secara statistik dengan metode ANAVA, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata dengan menggunakan metode Tukey HSD.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata-rata pengurangan jumlah tukak lambung tikus yang sangat bermakna (p<0,01) antara kelompok uji dengan kelompok kontrol negatif.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah infusa rimpang Curcuma
domestica Val. memiliki pengaruh yang sangat bermakna terhadap pengurangan
jumlah tukak lambung pada tikus, dan memiliki pengaruh yang bermakna terhadap pengurangan diameter tukak lambung.
ABSTRACT
THE EFFECT OF GIVING Curcuma domestica Val. (Zingiberaceae) INFUSE AGAINST GASTRIC ULCER ON RAT
Dinda Aquariani, 2006
Tutor I: Endang Evacuasiany, Dra., Apt., Msi., AFK Tutor II: Lusiana Darsono, dr., M.Kes.
Gastric ulcer is a common disease suffered by people, much more happened to male than female. One of the methods can be used to recover the gastric ulcer is by giving medicine herb. Curcuma domestica Val. is one of the trusted herbs can relief the gastric ulcer. Therefore, this research is being done to find out the effect and property of Curcuma domestica Val. against gastric ulcer.
The purpose of this research is to find out the effect of Curcuma domestica Val. ginger shape infuse against gastric ulcer on white rat indicated by there is a decrease amount and diameter of gastric ulcer compared with the negative control group. This research was using Wistar white rats as experimental animals inducted in Asetosal. There were 5 groups namely test 1 group, test 2 group, test 3 group, positive control given Simetidin, negative control given aquadest. The data measured are the decreasing amount and diameter of gastric ulcer on rats which analyzed statistically with ANOVA method, continued by different test average by using Tukey HSD method.
The result of the research indicated there is a very significant difference (p<0,01) of decrease amount of gastric ulcer between the negative control group and the test groups, and has a significant difference of decrease diameter of gastric ulcer.
The conclusion can be taken from this research is ginger shape infuse of Curcuma
domestica Val. has a very significant effect against decrease amount of gastric ulcer
on rat, and has a significant effect against decrease diameter of gastric ulcer.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL……… i
LEMBAR PERSETUJUAN……… ii
SURAT PERNYATAAN ……… .. iii
ABSTRAK……….. iv
ABSTRACT………..…. v
KATA PENGANTAR………. vi
DAFTAR ISI……… viii
DAFTAR TABEL……… xi
DAFTAR GAMBAR………... xii
DAFTAR DIAGRAM.………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN……….… xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang……… 1
1.2.Identifikasi Masalah………..………. 2
1.3.Maksud dan Tujuan……… 2
1.4.Kegunaan Penelitian………... 2
1.5.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis……… 3
1.5.1. Kerangka Pemikiran……….. 3
1.5.2. Hipotesis……… 3
1.6.Metode Penelitian………...……….….…………. 4
1.7.Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lambung………. 5
2.1.1.Anatomi Lambung……… 5
2.1.2.Histologi Lambung... 6
2.1.2.Fisiologi Lambung……… 7
2.1.2.1.Pengaturan Sekresi Lambung………….… 8
2.1.2.1.1.Fase Sefalik………. 9
2.1.2.1.2.Fase Gastrik……… 9
2.1.2.1.3.Fase Intestinal………. 10
2.2. Tukak Peptik………... 10
2.2.1. Pengertian……… 10
2.2.2. Insidensi……….. 11
2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Tukak Lambung……….………… 11
2.3.Tukak lambung……….………… 14
2.3.1. Pengertian, gejala, insidensi……….…...………… 14
2.4. Asetosal... 16
2.4.1. Struktur Kimia Asetosal... 16
2.4.2. Farmakodinamik Asetosal... 16
2.4.3. Efek samping Asetosal... 17
2.4.4. Farmakokinetik Asetosal... 17
2.4.5. Sediaan Asetosal... 17
2.4.6. Indikasi Asetosal... 18
2.5. Pengobatan Tukak Lambung... 19
2.5.1. Terapi Konservatif... 19
2.5.2. Terapi Medikamentosa... 19
2.5.2.1.H2 Reseptor Antagonis... 19
2.5.2.1.1.Simetidin... 19
2.5.2.1.2.Ranitidin... 20
2.5.2.1.3.Roxatidin... 20
2.5.2.1.4.Famotidin... 21
2.5.2.2.Omeprazol... 21
2.5.3. Terapi Pembedahan... 21
2.5.4. Terapi Alternatif... 22
2.5.4.1.Curcuma domestica Val... 22
2.5.4.2.Tinjauan Botani... 22
2.5.4.3.Deskripsi Tanaman... 23
2.5.4.4.Komposisi Kimia dan Bahan Aktif... 24
2.5.4.5.Khasiat dan Penggunaan... 26
2.5.4.6.Mekanisme Kerja Curcuma domestica Val. Terhadap Tukak Lambung... 26
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat... 28
3.1.1. Bahan Penelitian... 28
3.1.2. Alat-alat yang Digunakan... 28
3.2. Persiapan Penelitian... 29
3.2.1. Persiapan Hewan Coba... 29
3.2.2. Persiapan Bahan Uji... 29
3.3. Metodologi Penelitian... 29
3.3.1. Desain Penelitian... 29
3.3.2. Variabel Penelitian... 30
3.3.3. Metode Penarikan Sampel... 31
3.3.4. Prosedur Kerja... 31
3.3.4.1. Pengumpulan Bahan... 31
3.3.4.2.Penyediaan Sediaan Infusa Curcuma domestica Val... 32
3.3.4.3. Pengujian Efek Pengurangan Jumlah dan Diameter Tukak Lambung... 32
3.3.4.4. Data yang Diukur... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian... 34
4.2. Pembahasan... 38
4.3. Uji Hipotesis... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 40
5.2. Saran... 40
DAFTAR PUSTAKA... 41
LAMPIRAN... 44
RIWAYAT HIDUP... 52
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Jumlah dan Diameter Tukak Lambung Tikus Setelah Pemberian
Infusa Curcuma domestica Val... 34
Tabel 4.2. Rata-rata Jumlah dan Diameter Tukak Lambung Tikus Setelah
Pemberian Infusa Curcuma domestica Val... 35
Tabel 4.3. Hasil ANAVA Jumlah Tukak Lambung Tikus... 36
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1. Rata-rata Jumlah dan Diameter Tukak Setelah Pemberian Infusa Curcuma
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Anatomi Lambung... 6
Gambar 2.2. Histologis Lambung... 7
Gambar 2.3. Tukak Lambung... 14
Gambar 2.4. Histologis Tukak Lambung... 15
Gambar 2.5. Struktur Kimia Asetosal... 16
Gambar 2.6. Rimpang Curcuma domestica Val... 24
Gambar 2.7. Daun Curcuma domestica Val... 24
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Dosis... 44
Lampiran 2. Hasil Pengolahan Data Menggunakan Program SPSS dengan
Metode ANAVA yang Dilanjutkan dengan Uji Beda Rata-Rata
Metode Tukey HSD... 46
Lampiran 3. Gambar Tukak Lambung pada Tikus Sebelum dan Sesudah
Pemberian Infusa Curcuma domestica Val... 49
Gambar 4.1. Lambung Tikus Normal... 49
Gambar 4.2. Tukak Lambung pada Tikus Setelah Diinduksi
Asetosal... 49
Gambar 4.3. Tukak Lambung pada Tikus Setelah Pemberian
Simetidin... 50
Gambar 4.4. Tukak Lambung pada Tikus Setelah Pemberian
Infusa Curcuma domestica Val... 50
Gambar 4.5. Tikus Jantan Galur Wistar... 51
LAMPIRAN
Lampiran 1: Perhitungan Dosis
Perhitungan dosis asetosal:
Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak adalah 900 mg/kg BB.
Tikus yang digunakan dalam penelitian beratnya ± 150 gram.
150/1000 x 900 mg = 135 mg
Digunakan 4 tablet Asetosal @ 500 mg = 2000 mg
Suspensi CMC yang digunakan = 2000 mg/675 mg x 10 ml
= 29,62 ml CMC, diambil 30 ml CMC
∴Dosis Asetosal yang digunakan = 135 mg/2 ml
yang dilarutkan dalam 30 ml CMC
Perhitungan dosis infusa Curcuma domestica Val.:
(Berdasarkan penelitian sebelumnya dengan menggunakan jus kunyit yaitu 165
mg/kg BB tikus).
Perhitungan:
Dosis I : 82,5 mg/kg BB
150 g/1000 g x 82,5 mg = 12,375 mg
Dosis II : 165 mg/kg BB
150 g/1000 g x 165 mg = 24,75 mg
Dosis III : 330 mg/kg BB
150 g/1000g x 330 mg = 49,5 mg
Dosis infusa: 49,5 mg/2 ml
46
Lampiran 2:
Hasil Pengolahan Data Menggunakan Program SPSS dengan Metode ANAVA yang Dilanjutkan dengan Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey HSD
Oneway
Descriptives
3 30.6667 4.0415 2.3333 20.6271 40.7062 27.00 35.00
3 1.3333 2.3094 1.3333 -4.4035 7.0702 .00 4.00
3 10.3333 9.2916 5.3645 -12.7482 33.4149 4.00 21.00
3 11.3333 5.1316 2.9627 -1.4143 24.0809 7.00 17.00
3 8.0000 4.0000 2.3094 -1.9366 17.9366 4.00 12.00
15 12.3333 11.1590 2.8812 6.1537 18.5130 .00 35.00
3 4.6667 .5774 .3333 3.2324 6.1009 4.00 5.00
3 .6667 1.1547 .6667 -2.2018 3.5351 .00 2.00
3 2.3333 1.5275 .8819 -1.4612 6.1279 1.00 4.00
3 5.0000 2.0000 1.1547 3.172E-02 9.9683 3.00 7.00
3 2.0000 1.0000 .5774 -.4841 4.4841 1.00 3.00
15 2.9333 2.0517 .5297 1.7971 4.0695 .00 7.00
Kontrol (-)
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
2.542 4 10 .106
.794 4 10 .556
Jumlah Tukak Diameter Tukak
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
1442.667 4 360.667 11.996 .001 300.667 10 30.067
1743.333 14
40.933 4 10.233 5.685 .012 18.000 10 1.800
47
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Tukey HSD
29.3333* 4.4771 .000 14.5986 44.0681 20.3333* 4.4771 .007 5.5986 35.0681 19.3333* 4.4771 .010 4.5986 34.0681 22.6667* 4.4771 .003 7.9319 37.4014 -29.3333* 4.4771 .000 -44.0681 -14.5986 -9.0000 4.4771 .327 -23.7348 5.7348 -10.0000 4.4771 .243 -24.7348 4.7348 -6.6667 4.4771 .591 -21.4014 8.0681 -20.3333* 4.4771 .007 -35.0681 -5.5986 9.0000 4.4771 .327 -5.7348 23.7348 -1.0000 4.4771 .999 -15.7348 13.7348 2.3333 4.4771 .983 -12.4014 17.0681 -19.3333* 4.4771 .010 -34.0681 -4.5986 10.0000 4.4771 .243 -4.7348 24.7348 1.0000 4.4771 .999 -13.7348 15.7348 3.3333 4.4771 .941 -11.4014 18.0681 -22.6667* 4.4771 .003 -37.4014 -7.9319 6.6667 4.4771 .591 -8.0681 21.4014 -2.3333 4.4771 .983 -17.0681 12.4014 -3.3333 4.4771 .941 -18.0681 11.4014 4.0000* 1.0954 .029 .3947 7.6053 2.3333 1.0954 .280 -1.2719 5.9386 -.3333 1.0954 .998 -3.9386 3.2719 2.6667 1.0954 .183 -.9386 6.2719 -4.0000* 1.0954 .029 -7.6053 -.3947 -1.6667 1.0954 .573 -5.2719 1.9386 -4.3333* 1.0954 .018 -7.9386 -.7281 -1.3333 1.0954 .743 -4.9386 2.2719 -2.3333 1.0954 .280 -5.9386 1.2719 1.6667 1.0954 .573 -1.9386 5.2719 -2.6667 1.0954 .183 -6.2719 .9386 .3333 1.0954 .998 -3.2719 3.9386 .3333 1.0954 .998 -3.2719 3.9386 4.3333* 1.0954 .018 .7281 7.9386 2.6667 1.0954 .183 -.9386 6.2719 3.0000 1.0954 .117 -.6053 6.6053 -2.6667 1.0954 .183 -6.2719 .9386 1.3333 1.0954 .743 -2.2719 4.9386 -.3333 1.0954 .998 -3.9386 3.2719 -3.0000 1.0954 .117 -6.6053 .6053 (J) Perlakuan
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
48
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
a.
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
49
Lampiran 3: Gambar Tukak Lambung pada Tikus Sebelum dan Sesudah Pemberian Infusa Curcuma domestica Val.
Gambar 4.1. Lambung Tikus Normal
50
Gambar 4.3. Tukak Lambung pada Tikus Setelah Pemberian Simetidin
Gambar 4.4. Tukak Lambung pada Tikus Setelah Pemberian Infusa
51
Gambar 4.5. Hewan Coba Tikus Jantan Galur Wistar
45
Perhitungan dosis Simetidin:
Dosis Simetidin untuk manusia adalah 200 mg
Faktor konversi untuk tikus yang beratnya ± 200 gram adalah 0,018
Tikus yang digunakan dalam penelitian beratnya ± 150 gram
Perhitungan:
Dosis Simetidin untuk tikus:
200 mg x 0,018 = 3,6 mg
150 g/200g x 3,6 mg = 2,7 mg
Digunakan 1/8 tablet Simetidin = 1/8 x 200 mg
= 25 mg/ekor tikus
CMC yang digunakan = 25 mg/13,5 mg x 10 ml
= 18,5 ml
∴Dosis Simetidin yang digunakan = 2,7 mg/2 ml
52
RIWAYAT HIDUP
• Nama : Dinda Aquariani
• Nomor Pokok Mahasiswa : 0210136
• Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 21 Januari 1985
• Alamat : Jln. Cihanjuang no. 35 Bandung
• Riwayat Pendidikan :
TK Seruni Bandung, lulus tahun 1990
SD Negeri Sukarasa V Bandung, lulus tahun 1996
SMPN 2 Bandung, lulus tahun 1999
SMUN 20 Bandung, lulus tahun 2002
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, 2002-sekarang
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tukak lambung atau lebih populer dengan penyakit Maag, banyak terdapat pada
masyarakat di dunia, pada semua umur. Di Indonesia, tukak lambung lebih banyak
dijumpai pada orang Tionghoa daripada orang Jawa. Tetapi juga banyak dijumpai
pada suku Tapanuli, rakyat Sulawesi. Negeri yang rakyatnya banyak menderita tukak
lambung diantaranya, ialah Rusia, Jepang, dan Chili (Sujono Hadi, 2002). Tukak
lambung lebih sering terjadi pada pria daripada wanita di mana insidensi pria:wanita
adalah 35:1 dan lebih sering terjadi pada usia lebih dari 50 tahun (Wilson dan Lester,
1995). Berdasarkan penelitian beberapa sarjana, terdapat hubungan antara golongan
darah dengan tukak lambung. Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa tukak lambung
lebih sering terjadi pada penderita dengan golongan darah A (Sujono Hadi, 2002;
Pieter, 2005).
Tukak lambung dapat disebabkan oleh zat yang dapat menginhibisi sekresi asam
lambung, misalnya histamin dan anti inflamasi nonsteroid. Kerja berat, pikiran
tegang, tidak tenang, atau kurang tidur juga menyebabkan kadar asam lambung yang
tinggi. Sering terlambat makan, kebiasaan minum obat yang bersifat asam saat perut
kosong, minum minuman beralkohol, dan mengisap rokok berlebihan juga dapat
menjadi penyebab penyakit ini. Demikian pula dengan infeksi bakteri Helicobacter
pylori yang dapat menyerang lapisan submukosa lambung (Grossman, 1981; Lucie
Widowati, 2004).
Dunia kedokteran dan pengobatan sudah sangat maju. Meskipun demikian, obat
tradisional masih tetap digemari masyarakat, bahkan semakin dibutuhkan. Alasan
digunakan tanaman obat adalah di samping harganya relatif lebih murah, efek
samping yang ditimbulkan juga relatif lebih sedikit. Salah satu tanaman obat yang
2
dapat digunakan untuk menyembuhkan tukak lambung yaitu Curcuma domestica Val.
atau lebih dikenal dengan kunyit. Kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah
diketahui yaitu minyak atsiri yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan
seskuiterpen, serta zat warna kuning yang disebut kurkuminoid (Triyani Sumiati dan I
Ketut Adnyana, 2005).
Kurkuminoid memiliki kemampuan antioksidan sehingga mampu melindungi
kerusakan sel-sel karena serangan radikal bebas. Senyawa tersebut juga memiliki
kemampuan sebagai anti peradangan (Djoko Hargono, 2002).
1.1. Identifikasi Masalah
Apakah infusa Curcuma domestica Val. memiliki pengaruh terhadap pengurangan
jumlah dan diameter tukak lambung pada tikus?
1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian: untuk mengetahui pengaruh rimpang Curcuma domestica Val.
terhadap tukak lambung pada tikus.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui efektifitas infusa Curcuma domestica Val.
dengan mengamati pengurangan jumlah dan diameter tukak lambung tikus setelah
diinduksi Asetosal.
1.3. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan akademis penelitian ini adalah untuk memperluas cakrawala ilmu
farmakologi Tumbuhan Obat Asli Indonesia khususnya Curcuma domestica
Val..
2. Kegunaan praktis penelitian ini adalah sebagai dasar pengembangan kemajuan
3
1.4. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.4.1. Kerangka Pemikiran
Kandungan aktif rimpang Curcuma domestica Val. adalah minyak atsiri yang
terdiri atas senyawa-senyawa monoterpen dan seskuiterpen (zingiberen, alfa dan
beta-turmeron), kurkuminoid (kurkumin, monodesmetoksikurkumin, dan bisdesmetoksi-
kurkumin) (Brunetton, 1999).
Mekanisme kerja kurkuminoid yaitu menghambat enzim siklooksigenase yang
berperan dalam mensintesa komponen inflamasi seperti prostaglandin dan
prostasiklin dalam tubuh yang berasal dari asam arakidonat. Kurkumin juga efektif
dalam mencegah dan memperbaiki luka lambung yang diinduksi oleh fenilbutazon
dan asetosal, namun mekanismenya masih belum jelas. Diduga karena kemampuan
Curcuma domestica Val. untuk mengurangi sekresi asam lambung dan meningkatkan
produksi mukus, yang belum diketahui zat apa yang berperan (Brunetton, 1999;
Lucie Widowati, 2005).
1.4.2. Hipotesis
1. Infusa Curcuma domestica Val. mengurangi jumlah tukak lambung pada
tikus.
2. Infusa Curcuma domestica Val. mengurangi diameter tukak lambung pada
4
1.5. Metodologi
Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental laboratoris dengan
mengunakan Rancang Acak Lengkap (RAL). Dilakukan pada hewan coba tikus
jantan dewasa galur Wistar umur 8 minggu dengan berat badan 130-180 g sejumlah
15 ekor yang diperoleh dari Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung. Tikus dipuasakan selama 24 jam,
kemudian diinduksi dengan Asetosal, sebagai bahan uji digunakan infusa Curcuma
domestica Val. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan
ANAVA satu arah dengan α=0,05 yang dilanjutkan dengan uji beda rata-rata dengan
menggunakan metode Tukey HSD yang diolah menggunakan program SPSS 11.0.
1.6. Lokasi dan Waktu
Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Infusa Curcuma domestica Val. (Zingiberaceae) memiliki pengaruh yang sangat
bermakna terhadap pengurangan jumlah tukak lambung pada tikus, dan memiliki
pengaruh yang bermakna terhadap pengurangan diameter tukak lambung.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis terendah dan dosis tertinggi
dari infusa Curcuma domestica Val. yang efektif dalam mengurangi jumlah dan
diameter tukak lambung.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1999.
http://www.indomedia.com/intisari/1999/April/maag.html, 3 Maret 2005.
Anonim. 2003. Kunyit (Curcuma Domestica)
http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/0613/kes4.html, 3 Maret 2005.
Anonim. 2004.
http://www.infomedika.t.35.com/, 1 Maret 2005.
Azalia Arif dan Udin Sjamsudin. 2003. Obat Lokal. Dalam: Farmakologi dan Terapi
FK-UI, editor: Sulistia G. Ganiswara. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru, hal: 501-502.
Brunetton, Jean. 1999. Diarylheptanoids and Arylalkanones. In: Pharmacognosy
Phytochemistry Medicinal Plants. Second edition. Translated by Caroline K.
Hatton. Paris: Intercept, p: 296-298.
Djoko Hargono. 2002. Kunyit Atasi Gangguan Pencernaan. Intisari No. 464. Jakarta, hal: 58-60.
Gani W. Tambunan. 1994. Patologi Gastroenterologi. Jakarta: EGC, hal: 53-57.
Grossman, M. I. 1981. Facts and Myths About Causes of Ulcers. In: Peptic Ulcer A
Guide for the Practicing Physician. Chicago: Year Book Medical Publishers, Inc.,
p: 14-18.
Guyton, Arthur C. 1995. Fisiologi dan Mekanisme Penyakit. Edisi III. Terjemahan Petrus Andrianto. Jakarta: EGC, hal: 607.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I. Jakarta: Badan Litbang Kehutanan, hal 595-598.
Hoogerwerf, Willwmijntje A. and Pasricha, Pankaj J. 2001. Agents Used For Control of Gastric Ulcers and Gastroesophageal Reflux Disease. In: Goodman and Gilman’s. The Pharmacological Basics of Theurapetics. Tenth Edition. Editor: Joel G. Hardman. New York: Mc Graw Hill, p: 1007-1011.
42
Junqueira, L. Carlos; Carneiro, Jose; Kelley, Robert O. 1998. Saluran Cerna. Dalam:
Histologi Dasar. Edisi 8. Terjemahan Han Tambayong. Jakarta: EGC, hal:
291-300.
Katzung, Bertram G. 2002. Obat-obat Antiinflamasi Nonsteroid, Obat-obat Antireumatik Pemodidikasi Penyakit, Analgesik Non Opioid. Dalam:
Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika, hal:
455-460.
Martini, Frederick H. 2004. The Digestive System. In: Fundamentals of Anatomy &
Physiology. Sixth Edition. United States of America: Benjamin Cummings, p:
893.
Lucie Widowati. 1999. Kunyit Menyembuhkan Lambung Sakit.
http://www.indomedia.com/intisari/1999/september/kunyit.htm, 25 Februari 2005.
Ni Made Sukarniasih. 2000. Evaluasi Khasiat Infus Buah Musa balbisiana Colla, Biji Myristica fragrans Houtt, dan Herba Phyllantus niruri Linn sebagai Antitukak
Lambung pada Tikus Wistar. Tugas Akhir Sarjana Farmasi. Jurusan Farmasi,
FMIPA. Institut Teknologi Bandung, Bandung. hal: 1-5, 52.
P. Freddy Wilmana. 2003. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Pirai. Dalam: Farmakologi dan Terapi FK-UI, editor: Sulistia G. Ganiswara. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru, hal: 210-214.
Pieter, John. 2005. Lambung dan Duodenum. Dalam: R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC, hal: 541-555.
Snell, Richard S. 1997. Abdomen Bagian II: Rongga Abdomen. Dalam: Anatomi
Klinik. Terjemahan Adji Dharma. Jakarta: EGC, hal: 217.
Soeparman dan Sarwono Waspadji. 1998. Ilmu Penyakit Dalam FK-UI. Jilid II. Jakarta: Gaya Baru, hal: 118-120.
Soewarni Mansjoer. 1994. Uji Efek AntiRadang, Pembentukan Tukak dan Toksisitas
Akut Minyak Atsiri Curcuma zedoria Rosc. Pada Hewan Percobaan. Tesis
Program Studi Farmasi Program Sarjana. Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Umum, Institut Teknologi Bandung, hal: 78-79.
43
Triyani Sumiati dan I Ketut Adnyana. 2005. Kunyit, Si Kuning yang Kaya Manfaat.
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0704/22/cakrawala/lainnya02.htm, 3 Maret 2005.
W. P. Winarto dan Tim Lentera. 2004. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: Agromedia Pustaka. hal:2.
Watanabe, Taizo. 1995. Medicinal Herb Index In Indonesia. Second Edition. Jakarta: P.T. Eisai Indonesia, hal: 271.
Wilson, Lorraine M.; Lester, Lula B. 1995. Lambung dan Duodenum. Dalam: Price, Sylvia A.; Wilson, Lorraine M.: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Buku I. Edisi 4. Terjemahan Peter Anugerah. Jakarta: EGC, hal:
371-381.
http://achives.cnn.com/HEALTH/9901/18/ulcer.yeltsin/, 3 Maret 2005.
http://www.mardi.my/bac/herba/bm/kunyit.html, 23 April 2005.
http://www.prn2.usm.my/mainsite/plat/curcuma.html, 23 April 2005.
http://www.isdesignhosting.nl/domeinen/digikok_1/images/kunyit.jpg, 25 April 2005.
http://www.sabinsa.com/images/draw/image36.gif, 18 Mei 2005.
http://www.thatskannada.indiainfo.com/pics/general1/aspirin3.jpg, 18 Mei 2005