• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FASILITAS PARIWISATA OLAHRAGA DI KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FASILITAS PARIWISATA OLAHRAGA DI KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Fasilitas Pariwisata Olahraga Di Kampus Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI)

Oleh : Pagi Moch. Isro

054913

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah besarnya potensi pariwasata olahraga di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia dimana sarana prasarana olahraga di kampus, fasilitas perlengkapan olahraga yang memadai, dan gedung olahraga yang dimiliki, apabila dapat dikembangkan dan didayagunakan seoptimal mungkin dengan baik, maka bisa menjadi sumber pendapatan yang cukup besar bagi kampus dan universitas selain dari pendapatan umum lainnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Analisis Miles dan Huberman kemudian hasil analisa tersebut dimasukkan ke dalam analisis SWOT.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa analisis fasilitas pariwisata olahraga di kampus UPI hendaknya dikembangkan secara umum sebagai berikut : memanfaatkan akses lokasi UPI yang strategis, mengoptimalisasikan potensi fasilitas yang dimiliki, memanfaatkan potensi pasar dan segmen yang beragam, pengembangan UPI sebagai kawasan pariwisata olahraga dan sebagai pusat pelatihan dan pendidikan atlet serta penyelenggara event olahraga.

(2)

ANALYSIS OF SPORTS TOURISM FACILITIES AT INDONESIAN UNIVERSITY OF EDUCATION (UPI)

PAGI MOCH ISRO 054913

ABSTRACT

The background of this research is the potential of sports tourism at campus UPI where college sports infrastructure, sports facilities are adequate, and the gymnasium has, if it can be optimally developed and utilized properly, it can be a source of considerable revenue to the campus and universities apart from other general revenues.

The method used in this research are Milles and Hubberman analysis techniques, then the results of the analysisnare included in the analysis SWOT.

Based on the results of research that analyzes sports facilities on campus UPI, tourism should be developed in general as follows: utilizing a strategic location access UPI, optimize the potential facilities, utilizing the potential of the various markets and segments, UPI as development of sports tourism and as a center for training and education of athletes and sports organizers.

(3)

DAFTAR ISI

C. Tujuan Penelitian………. 5

D

B. Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata………. 12

C. Pengertian Pengembangan Pariwisata……….... 14

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……….. 18

A. Lokasi………... 18

B. Desain Penelitian………... 19

C. Alat Pengumpulan Data……….... 20

(4)

1.Teknik Analisis Miles dan Huberman……… 21

2.Analisis SWOT……….. 23

3.Matriks SWOT………. 25

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 29

A. Gambaran Umum Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)……….. 29

B. Analisis Fasilitas Pariwisata Olahraga UPI……….. 33

1. Fasilitas………. 33

1. Gelanggang Olahraga Bumi Siliwangi 33 2. Kolam Renang……….. 34

3. Analisis Faktor Internal dan Eksternal……… 41

a. Analisis SWOT... 41

b. Faktor Internal... 44

c. Faktor Eksternal... 47

BAB V. KESIMPULAN... 54

DAFTAR PUSTAKA... 60 DAFTAR RIWAYAT HIDUP...

LAMPIRAN

(5)

DAFTAR TABEL

(6)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 Kerangka Pemikiran……….. 6

GAMBAR 3.1 Universitas Pendidikan Indonesia... 18

GAMBAR 3.2 Peta Posisi Kekuatan... 24

GAMBAR 3.3 Matriks SWOT……….. 26

GAMBAR 4.1 Kolam Renang……….. 34

GAMBAR 4.2 Stadion Sepak Bola dan Atletik……… 35

GAMBAR 4.3 Lapangan Softball………. 36

GAMBAR 4.4 Gedung Gymnasium………. 37

GAMBAR 4.5 Lapangan Tenis………. 38

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pariwisata dan olahraga merupakan dua disiplin ilmu yang dapat dipadukan sehingga memiliki kekuatan dan efek ganda bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada umumnya. Oleh sebab itu olahraga pariwisata saat ini mendapat perhatian besar baik dari pihak pemerintah, swasta, industri pariwisata, industri olahraga, akademisi maupun masyarakat luas. Hal ini menjadi sangat penting karena pengembangan pariwisata olahraga memerlukan sumberdaya manusia yang unggul dan handal dalam mendisain berbagai macam kegiatan olahraga sehingga menjadi atraksi wisata yang layak jual karena memiliki nilai-nilai ekonomi (economic values) dan mendatangkan keuntungan suatu negara atau daerah.

(8)

Kegiatan sektor pariwisata telah berkembang pesat selaras dengan perkembangan-perkembangan yang telah ada baik dari segi kehidupan sosial, ekonomi, tingkat pendidikan, serta alat transportasi dan sarana prasarana yang semakin maju. Ini tentunya menjadi peluang yang sangat besar bagi sektor lain seperti kampus atau universitas yang biasanya bergerak di bidang pendidikan untuk menggali dan memanfaatkan potensi yang ada, dikarenakan sifat dari pariwisata yang multidimensional.

Sedangkan olahraga sendiri merupakan kegiatan yang dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan, atau juga dilakukan dengan tujuan untuk prestasi. Pemerintah sendiri telah menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan. Yaitu menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan yang tinggi.

(9)

kekayaan alam yang indah, keragaman flora fauna, seni budaya, peninggalan sejarah, benda-benda purbakala serta kemajemukan budaya (Susanti, 2005).

Dewasa ini pariwisata dikemas dan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan produk-produk pariwisata yang berkualitas dengan tujuan untuk menarik dan mendorong wisatawan untuk melakukan kegiatan berwisata. Adapun produk-produk wisata antara lain wisata alam, bahari, religi, seni&budaya, sejarah, serta olahraga, dan lain-lain. Salah satu jenis atau bentuk wisata yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah wisata olahraga.

Wisata olahraga merupakan suatu perjalanan orang/kelompok yang bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olahraga di suatu tempat atau negara tertentua atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan olahraga itu sendiri. Jenis wisata ini bertujuan memenuhi kepuasan untuk melakukan kegiatan olahraga yang dsenangi seperti, berenang, sepak bola, tenis, softball, atletik, senam, panjat tebing, pencak silat, bola basket, bola voli, loncat indah, futsal, dan lain-lain. Wisata olahraga ini memiliki potensi keuntungan yang cukup besar apabila mampu dikembangkan dengan baik.

(10)

pendapatan yang cukup besar bagi kampus dan universitas selain dari pendapatan umum lainnya.

Berdasarkan perkembangan tersebut, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melakukan modernisasi kampus baik dalam bentuk fasilitas-fasilitas pendidikan pada umumnya maupun kelengkapan sarana prasarana olahraga yang mumpuni, menjadi sebuah prasyarat untuk lebih mampu bersaing mencapai tujuan yang diharapkan demi terwujudnya universitas pelopor yang unggul.

Maka penulis sebagai mahasiswa yang mengambil bidang kepariwisataan Manajemen Resort Leisure (MRL) sangat mendukung modernisasi kampus UPI yang kental dengan karakter pendidikannya ini, dalam wujud mengembangkan pariwisata olahraga di lingkungan kampus UPI.

Sebagaiana dikemukakan oleh Marpaung (2002:4) bahwa: “kampus

universitas merupakan atraksi wisata yang penting untuk olahraga, hiburan, dan

konferensi juga pendidikan singkat.”

Bertolak dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis melakukan penelitian di kampus dengan judul :

“Analisis Fasilitas Pariwisata Olahraga Di Kampus Universitas Pendidikan

(11)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana analisis fasilitas untuk pariwisata olahraga di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fasilitas pariwisata olahraga di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi penulis, manfaat penulisan pada umumnya untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman mengenai pengembangan kepariwisataan. Khususnya untuk mengetahui potensi fasilitas kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) untuk dikembangkan sebagai wisata olahraga di Kota Bandung.

(12)

E. Kerangka Pemikiran

KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ANALISIS FASILITAS

Fasilitas Olahraga di Kampus UPI

1. Kolam Renang

2. Stadion Sepak Bola dan atletik 3. Lapangan Softball dan Tenis

4. Gedung Gymnasium dan Sport Hall 5.

ANALISIS SWOT

Faktor Internal Faktor Eksternal

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi

Gambar 3.1 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

(14)

B.Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitik. Arti deskriptif analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada objek yang diteliti secara obyektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui paparan, uraian terhadap suatu kasus yang sedang diteliti.

Dengan mengetahui paparan ini maka diharapkan peneliti dapat menganalisis dan memecahkan suatu masalah secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang didapat di suatu daerah tertentu. Penelitian deskrptif ini mempunyai ciri-ciri yaitu untuk membuat suatu keterangan dan paparan terhadap suatu situasi atau kejadian tertentu. Menurut Sugiyono (2006:21) penelitian (statistika) deskriptif adalah statistika yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum.

(15)

C.Alat Pengumpulan Data

Tahapan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1. Observasi

Dengan observasi lapangan peneliti secara langsung akan mendapat data primer dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sisitematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.

2. Studi kepustakaan/literatur

Studi literatur digunakan untuk mendukung permasalahan penelitian yaitu dengan cara mencari buku-buku dan data-data, baik itu dari lembaga maupun dari sumber lain.

3. Studi dokumentasi

Dilakukan untuk melengkapi data dalam menganalisis masalah yang sedang diteliti dengan jalan mencari informasi dari dokumen yang diperlukan dalam mendukung penelitian ini baik dari instansi pemerintah maupun swasta. Data tersebut bisa berupa foto atau dokumen lainnya.

4. Survei melalui jaringan komputer atau internet.

(16)

D.Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Miles dan Huberman

Analisis data secara kualitattif dilakukan saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, hingga diperoleh data yang kredibel.

Menurut Miles and Huberman (1984), bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data tersebut antara lain:

a. Data Reduction (Reduksi data)

(17)

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumulan data selanjutnyaa, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Data Display (Penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hhubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing (verifikasi)

(18)

Setelah analisis dengan metode Miles and Huberman dilakukan, barulah kemudian hasil analisa tersebut dimasukkan ke dalam analisis SWOT.

2. Analisis SWOT

Menurut Sondang P. Siagian (1998:172) dimana dikutip dari Nizwan Zukhri (2009) bahwa metode SWOT adalah merupakan akronim untuk kata Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman).

Dari pengertian SWOT tersebut akan dijelaskan satu persatu (Yoeti, 1996:133) yaitu:

1. Kekuatan (Strength), yaitu kekuatan apa saja yang dimiliki pariwisata. Dengan mengetahui kekuatan, pariwisata dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam pasar dan mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya.

2. Kelemahan (Weakness), yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan bagi pariwisata.

(19)

4. Ancaman (Threats), yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi pariwisata, seperti Peraturan Pemerintah yang tidak memberikan kemudahan berusaha, rusaknya lingkungan, penularan penyakit Aids, meningkatnya pelacuran atau gejolak sosial sebagai akibat mahalnya dan persaingan tour operator asing yang lebih professional.

(20)

Gambar 3.2 Peta Posisi Kekuatan

Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan wisata tersebut. memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapakan dalam kondisi seperti ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

Kuadran 2 : Meskipun mengahadapai berbagai ancaman, wisata ini memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus ditetapkan adalah menggunakan kekutan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadaran 3 : Suatu tempat wisata menghadapai peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, karena menghadapi beberapa ancaman dan kelemahan internal.

3. Matriks SWOT

Dalam pengolahan data yang kedua, menggunakan matriks SWOT.

Strenghs, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT) merupakan perangkat

(21)

Faktor Internal

Faktor eksternal

Kekuatan (strengths)

Kelemahan (weakneses)

Peluang (opportunities) Strategi SO Strategi WO

Ancaman (threats) Strategi ST Strategi WT

Sumber: Manajemen strategis tahun 2003

Gambar 3.3 Matriks SWOT

1. Strategi SO ( Strengths-Opportunities)

(22)

Organisasi umumnya akan menjalankan strategi WO, ST atau WT supaya mereka dapat masuk ke dalam situasi di mana mereka dapat menerapkan strategi SO. Jika perusahaan mempunyai kelemahan besar, perusahaan akan berusaha keras untuk mengatasinya dan membuatnya menjadi kekuatan. Kalau menghadapi ancaman besar, sebuah organisasi akan berusaha menghindari agar dapat memusatkan perhatian pada peluang.

2. Strategi WO (Weakneses-Threats)

Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang peluang eksternal yang besar ada, tetapi kelamahan internal sebuah perusahaan membuatnya tidak mampu memanfaatkan peluang tersebut. Strategi WO alternative adalah mempekerjakan dan melatih orang untuk memiliki kemampuan teknis yang diperlukan.

3.Strategi ST (Strenghts-Threats)

(23)

4.Strategi WT (Weaknesses-Threats)

(24)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia didirikan pada tanggal 20 Oktober 1954 di Bandung, diresmikan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran Mr. Muhammad Yamin. Semula bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG), didirikan dengan latar belakang sejarah pertumbuhan bangsa, yang menyadari bahwa upaya mendidik dan mencerdaskan bangsa merupakan bagian penting dalam mengisi kemerdekaan. Beberapa alasan didirikannya PTPG antara lain: Pertama, setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya, bangsa Indonesia sangat haus pendidikan. Kedua, perlunya disiapkan guru yang bermutu dan bertaraf universitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang akan merintis terwujudnya masyarakat yang sejahtera.

(25)

menjelma menjadi sebuah gedung bernama Bumi Siliwangi yang megah dengan gaya arsitekturnya yang asli.

Di sinilah untuk pertama kalinya para pemuda mendapat gemblengan pendidikan guru pada tingkat universitas, sebagai realisasi Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia (Nomor 35742 tanggal 1 September 1954 tentang pendirian PTPG/Perguruan Tinggi Pendidikan Guru).

Sejalan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. 40718/S pada waktu itu, yang menyatakan bahwa PTPG dapat berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi atau perguruan tinggi dalam universitas, maka seiring dengan berdirinya Universitas Padjadjaran (UNPAD), pada tanggal 25 November 1958 PTPG diintegrasikan menjadi fakultas utama Universitas Padjadjaran dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

(26)

1 Mei 1963 dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 1 tahun 1963, yang melebur FKIP dan IPG menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) sebagai satu satunya lembaga pendidikan guru tingkat universitas. FKIP A/FKIP B dan IPG yang ada di Bandung akhirnya menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung (IKIP Bandung).

IKIP Bandung saat itu telah memiliki lima fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan Sastra dan Seni, Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta, dan Fakultas Keguruan Ilmu Teknik. Kebutuhan akan tenaga guru kian mendesak, demikian pula tumbuhnya hasrat untuk meningkatkan dan memeratakan kemampuan para guru. Hal ini mendorong IKIP Bandung membuka ekstension, antara tahun 1967 1970 IKIP Bandung membuka ekstension di hampir seluruh kabupaten di Jawa Barat.

(27)

Untuk meningkatkan mutu tenaga pengajar, pada tahun 1970 IKIP Bandung membuka program Pos Doktoral melalui pembentukan Lembaga Pendidikan Pos Doktoral (LPPD) PPS yang mengelola Program S2 dan S3. Pada tahun 1976 LPPD diubah namanya menjadi Sekolah Pasca Sarjana, pada tahun 1981 berubah menjadi Fakultas Pasca Sarjana dan tahun 1991 menjadi Program Pascasarjana (PPS).

Penataan program pendidikan tinggi yang dilakukan oleh pemerintah dengan menerapkan multiprogram dan multistrata, ditindaklanjuti IKIP Bandung dengan membuka Program Diploma Kependidikan. Untuk meningkatkan kualifikasi guru SD menjadi lulusan D II, tahun ajaran 1990/ 1991, diselenggarakan Program D II Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selain diselenggarakan di Kampus Bumi Siliwangi program ini juga diselenggarakan di Unit Pelaksana Program (UPP) pada beberapa sekolah eks SPG yang diintregarasikan ke IKIP. Guna meningkatkan kualifikasi Guru Taman Kanak-kanak atau play group pada tahun 1996/1997 IKIP Bandung membuka Program D II PGTK.

(28)

Pendidikan Indonesia melalui Keputusan Presiden RI No. 124 tahun 1999 tertanggal 7 Oktober 1999.

Pengembangan dan peningkatan UPI tidak saja berorientasi pada bidang akademik, tetapi juga dalam berbagai bidang, termasuk pemantapan konsep dan rencana pembangunannya. Melalui bantuan Islamic Development Bank (IDB) tengah merancang dan menata pembangunan gedung kampus yang megah, modern dan representatif sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Bermodalkan kemampuan yang dimiliki Universitas Pendidikan Indonesia bertekad menjadikan lembaga pendidikan ini terdepan dan menjadi Universitas Pelopor dan Unggul ( Leading and Outstanding University).

B. Analisis Fasilitas Pariwisata Olahraga UPI

1. Fasilitas

1. Gelanggang Olahraga Bumi Siliwangi UPI

(29)

ditunjang oleh sarana akomodasi training centre sekelas hotel bintang tiga, aula dengan banyak tempat dan daya tampung berbeda, dan berada dalam lingkungan pendidikan paling kondusif – yaitu kampus yang edukatif, ilmiah dan religius.

2. Kolam Renang

(30)

Sebuah Kolam Renang dengan ukuran lintasan standard internasional, yang memungkinkan di UPI diselenggarakan kejuaraan renang tingkat internasional. Di samping tersedianya fasilitas kolam untuk pertandingan, kolam renang UPI pun dilengkapi sarana kolam untuk rekreasi dan pembelajaran renang anak-anak, di samping didukung juga oleh fasilitas kolam dan tiang untuk Loncat Indah (Diving). Beberapa kolam yang ada, antara lain yaitu kolam renang prestasi standard internasional, kolam dangkal dengan water boom, dan kolam untuk loncat indah. Tersedia pula tempat bilas, tempat ganti pakaian putera/puteri, kantin, dan tribun untuk duduk-duduk rileks atau untuk menonton perlombaan.

(31)

4.2 Gambar Stadion Sepak Bola dan Atletik

Sebuah Stadion Sepak Bola dan Atletik, yang dilengkapi dengan sistem drainase yang canggih, sehingga memungkinkan pemeliharaan rumput di lapangan utama dilakukan dengan baik, sehingga selalu layak untuk menjadi tempat pertandingan sepak bola tingkat internasional sekalipun. Tribun utama dan penunjangnya, sementara diperkirakan dapat menampung sekitar 5000-an penonton. Ke depan, kapasitas tempat duduk ini diharapkan dapat semakin ditingkatkan, sehingga kapasitasnya semakin bertambah secara proporsional. Lapang sepak bola dengan kualitas standar internasional ini dapat digunakan oleh klub tetap atau insidental pagi, siang atau sore. Tersedia ruang ganti pakaian untuk dua tim, kamar kecil, tempat mandi, tribun, parkir yang cukup luas, serta ruang kantor manajer stadion.

(32)

lintasan sepanjang 400 meter menggunakan tanda-tanda ukuran setiap 10 meter pada tembok di samping jalur lari. Tersedia pula tabel kebugaran yang yang dipampang di samping lapangan untuk masing-masing kelompok usia. Bagi para pengguna dapat langsung mengetahui tingkat kebugarannya setelah melakukan lari atau jalan.

4. Lapangan Softball

4.3 Gambar Lapangan Softball

(33)

5. Gedung Gymnasium

4.4 Gambar Gedung Gymnasium

(34)

tingkat keselamatan yang tinggi, tetapi konsekuensinya memerlukan pemeliharaan ekstra hati-hati agar tidak mudah aus dan rusak. Juga tersedia ruangan-ruangan sebesar ruangan kelas untuk kuliah, pelatihan, penataran, diklat dan sejenisnya. Tersedia ruang ganti pakaian putera dan puteri, kamar kecil, kantin, dan tribun untuk penonton.

6. Lapangan Tenis

4.5 Gambar Lapangan Tenis

(35)

jadi bagian dari fasilitas yang dikelola oleh Gelanggang Olahraga, sehingga selama ini pemeliharaannya dikelola secara semi-profesional Dapat digunakan dari sesi pagi, siang, dan sore hari. Lapangan tenis ini dilengkapi dengan kamar kecil, kamar ganti pakaian, ruang tunggu, tribun dan ruang kantor.

7. Sport Hall

(36)

Sebuah Gedung Serbaguna (Sport-Hall) dengan luas setara 12 lapangan badminton, di mana di dalamnya juga dapat dibesut secara cepat sekitar empat buah lapangan tenis. Dalam sport-hall ini pun disediakan dua buah lapang squash, yang dapat juga digunakan untuk pertandingan. Gedung ini dilengkapi dengan WC, tempat ganti pakaian, tempat tunggu, kantin, dan tribun untuk penonton. Di depan sporthall

dibuat“golfdrivingrange“.

Fasilitas yang disediakan terpadu dan tidak dimiliki pihak lain, selain sarana olahraga yang lengkap antara lain akomodasi hotel dengan

management system yang berada dalam satu lokasi dalam kampus

Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Manajemen

Drs. Ridwan El Hariri, M.M. : Manajer Utama

Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd. : Pemasaran

Drs. Nuryadi, M.Pd : Administrasi dan Keuangan

Drs. Boyke Mulyana, M.Pd. : Kolam Renang

(37)

Drs. Yoyo Bahagia : Stadion Sepak Bola dan Atletik

Drs. Aming Supriatna, M.Pd. : Gedung Gymnasium

Drs. Enjang Rahmat : Lapang Bulutangkis

Drs. Bambang A. J., M.Pd. : Lapang Tenis

Drs. Dian Budiana, M.Pd. : Lapang Softball

Drs. Satriya : Sporthall

3. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Menggunakan Analisis SWOT

a. Analisis SWOT

(38)

Identifikasi faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1

Identifikasi Faktor Internal

Faktor Internal

Strengths Weaknesses

S1 Lokasi yang strategis W1 Pemanfaatan kurang optimal

S2 Sarana olahraga yang lengkap dan memadai

W2 Kerusakan akibat perawatan kurang baik

S3 Kawasan olahraga terpadu W3 Pengelolaan belum sepenuhnya profesional

S4 Lingkungan yang kondusif W4 Kurangnya kegiatan olahraga yang bertema pariwisata

S5 Kualitas standar internasional W5 Persepsi negatif civitas

akademika atas komersialisasi fasilitas kampus

(39)

Tabel 4.2

Identifikasi Faktor Eksternal

Faktor Eksternal

Opportunities Threats

O1 Potensi pangsa pasar yang cukup besar

T1 Persaingan dari universitas yang memiliki fasilitas sejenis

O2 Segmen pasar yang beragam T2 Pandangan negatif masyarakat terhadap usaha pariwisata di kampus

O3 Tanggapan positif masyarakat terhadap UPI.

T3 Rendahnya tingkat kunjungan masyarakat

O4 Sebagai kawasan pariwisata olahraga terpadu

T4 Ancaman dari tempat wisata yang letaknya berdekatan dengan kampus UPI

O5 Pusat pelatihan atlet yang berprestasi

T5 Kepadatan lalu lintas di sekitar UPI

(40)

b. Faktor Internal Strength (S)

Merupakan faktor kekuatan dalam lingkungan Internal. Adapaun identifikasi faktor kekuatannya adalah sebagai berikut:

1. Lokasi yang strategis.

Lokasi kampus UPI yang tidak jauh dari pusat kota memudahkan masyarakat yang ingin datang atau berkunjung dan berwisata ke UPI untuk menikmati fasilitas fasilitas wisata olahraga yang ada di waktu senggang atau di hari libur dan akhir pekan bersama keluarga.

2. Sarana olahraga yang lengkap dan memadai.

UPI merupakan salah satu universitas yang memiliki sarana baik untuk berolahraga maupun berwisata yang terlengkap, sangat memadai, dan terbaik di wilayah Bandung dan Jawa Barat.

3. Kawasan olahraga terpadu.

(41)

kawasan olahraga terpadu dan terintegrasi yang potensial untuk pengembangan pariwisata olahraga kedepannya.

4. Lingkungan yang kondusif.

Suasana yang sejuk, aman, dan nyaman serta lingkungan kampus yang edukatif, ilmiah, dan religius semakin memberikan nilai tambah kepada UPI sebagai daerah tujuan untuk berolahraga maupun berwisata bersama keluarga.

5. Kualitas standar internasional

Sebagian besar fasilitas yang ada telah berstandar internasional, seperti gymnasium, sport hall, tennis court, kolam renang, stadion sepakbola,dll. Tentunya dengan standarisasi seperti ini dan bangunan baru serta renovasi beberapa fasilitas yang sudah ada, menjadi jaminan kualitas yang terbaik.

Weaknesses (W)

Merupakan faktor kelemahan dalam lingkungan internal. Adapun identifikasi faktor kelemahannya adalah sebagai berikut:

1. Pemanfaatan kurang optimal.

(42)

masyarakat. Sehingga beberapa fasilitas terlihat sepi dan kosong, hanya petugas kebersihan yang membersihkan setiap hari, seperti tennis court indoor, lapangan bola di stadion,dll.

2. Kerusakan akibat perawatan yang kurang baik

Perawatan rutin dari pengelola fasilitas atau pihak kampus sebenarnya sudah cukup baik, namun yang patut disayangkan masih terlihat beberapa kerusakan kecil di beberapa fasilitas akibat perawatan yang kurang terjaga. Seperti beberapa kerusakan di toilet, ruang ganti,dll. Mengingat ini adalah fasilitas milik bersama, sehingga beberapa kerusakan kecil pun harus diperhatikan karena akan mengganggu kenyamanan pengunjung lainnya.

3. Pengelolaan belum sepenuhnya profesional.

(43)

4. Kurangnya kegiatan olahraga yang bertema pariwisata.

Rata rata kegiatan olahraga di kampus hanya mencangkup ruang lingkup yang sempit, seperti kontrak mata kuliah wajib olahraga, praktek untuk UTS atau UAS mata kuliah olahraga,dll. Sedangkan kegiatan olahraga yang bertema wisata atau pariwisata olahraga, masih dirasakan sangat kurang sekali. Sehingga kebutuhan olahraga dikampus masih berorientasi kepada nilai, bukan untuk tujuan berwisata atau berekreasi.

5. Persepsi negatif civitas akademika atas komersialisasi fasilitas kampus.

Masih banyaknya anggapan dari beberapa kalangan internal kampus seperti dosen, mahasiswa, organisasi kemahasiswaan,dll bahwa segala fasilitas yang ada dikampus seharusnya digratiskan bukan dikomersialisasikan (berbayar) baik untuk mahasiswa atau umum, sedikit banyaknya menghambat proses pengembangan pariwisata khususnya di bidang olahraga di lingkungan kampus UPI.

c. Faktor Eksternal Opportunities (O)

(44)

1. Potensi pangsa pasar yang cukup besar.

Mahasiswa maupun masyarakat kita yang gemar berolahraga merupakan potensi pasar yang cukup besar dan potensial untuk mengembangkan pariwisata olahraga di kampus. Karena olahraga saat ini sudah menjadi gaya hidup dan kebutuhan di masyarakat modern sekarang, sehingga integrasi pariwisata dan olahraga akan menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik minat pengunjung dan mendatangkan keuntungan bagi pihak kampus.

2. Segmen pasar yang beragam.

Keuntungan dari pariwisata olahraga adalah segmentasinya yang beragam mencakup berbagai kalangan dan golongan tanpa adanya batasan usia, sehingga masyarakat dari kalangan bawah, menengah, hingga atas, bahkan anak-anak, remaja, dewasa, hingga kakek-kakek pun dapat menikmati kegiatan wisata sambil berolahraga ini. Karakternya yang universal mampu mencakup berbagai lapisan masyarakat, sehingga dapat menjangkau hampir semua lapisan masyarakat dan segmen pasar yang beragam.

3. Tanggapan positif masyarakat terhadap UPI.

(45)

image atau citra yang baik dan positif tersebut merupakan kondisi faktual atau refleksi dari situasi dan kondisi kampus UPI saat ini. Semakin baiknya tanggapan masyarakat, akan semakin memudahkan pengembangan kampus untuk pariwisata olahraga kedepannya, sehingga perubahan tersebut akan lebih mudah diterima oleh masyarakat.

4. Sebagai kawasan pariwisata olahraga terpadu.

Kampus UPI tidak hanya menjadi penyelenggara pendidikan tinggi saja, namun juga menyelenggarakan kegiatan kegiatan olahraga dan pariwisata. Berbagai fasilitas dan sarana pendukung yang dimiliki berada dalam satu kawasan kampus, menambah keaneka ragaman jenis kegiatan wisata olahraga yang bisa dilakukan atau diselenggarakan di kampus.

5. Pusat pelatihan atlet yang berprestasi

(46)

Threats (T)

Merupakan faktor penghambat yang berada di luar lingkungan. Adapun identifikasi faktor penghambatnya adalah sebagai berikut:

1. Persaingan dari universitas yang memiliki fasilitas sejenis.

Pesaing utama Gelora Bumi Siliwangi milik UPI adalah Sasana Budaya Ganesha (SABUGA) milik ITB. Sabuga memiliki kelengkapan fasilitas olahraga dan standar fasilitas yang kurang lebih sama dengan fasilitas yang dimiliki Gelora Bumi Siliwangi UPI. Selain dari fasilitas, faktor kedekatan lokasi SABUGA yang berada di pusat kota menjadikan sarana olahraga ini lebih difavoritkan pengunjung untuk berwisata maupun berolahraga.

2. Pandangan negatif masyarakat terhadap usaha pariwisata di kampus.

(47)

3. Rendahnya tingkat kunjungan masyarakat.

Masih rendahnya kunjungan masyarakat untuk berwisata olahraga di kampus, bisa jadi dikarenakan kurangnya atau minimnya informasi yang didapat masyarakat tentang fasilitas-fasilitas olahraga yang ada dan kegiatan wisata olahraga apa saja yang dapat dilakukan di lingkungan kampus UPI. Kekurang-tahuan inilah yang menyebabkan tingkat kunjungan masyarakat untuk berolahraga dan berwisata masih terbilang rendah.

4. Ancaman dari tempat wisata yang letaknya berdekatan dengan kampus UPI.

(48)

5. Kepadatan lalu lintas di sekitar UPI.

(49)

BAB V

KESIMPULAN

Olahraga dan pariwisata merupakan dua disiplin ilmu yang dapat dipadukan sehingga memiliki kekuatan dan efek ganda bagi kampus UPI. Oleh sebab itu olahraga pariwisata saat ini mendapat perhatian besar baik dari pihak pemerintah, swasta, industri olahraga, industri pariwisata, akademisi maupun masyarakat luas.

Sport Tourism atau Pariwisata untuk olahraga merupakan paradigma baru dalam

pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia.

Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata) yang saat ini berkembang pesat dan banyak diminati banyak kalangan. Akan tetapi salah satu kendala dalam mengembangkan pariwisata olahraga khususnya di lingkungan kampus UPI adalah ketersediaan fasilitas untuk menunjang kegiatan ini. Namun terkadang ketersediaan fasilitas yang ada tidak mampu dimanfaatkan dengan baik oleh pihak kampus untuk menunjang kegiatan pariwisata olahraga ini. Karena itu dilakukan analisis mendalam tentang fasilitas olahraga yang ada di UPI, sebagai perencanaan untuk pengembangan pariwisata olahraga di kampus ini.

(50)

Tabel 5.1 olahraga yang bertema pariwisata

5. Persepsi negatif civitas

akademika atas

(51)

Opportunities (peluang)

Strategi SO Strategi WO

(52)
(53)

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis fasilitas pariwisata olahraga di kampus UPI hendaknya dikembangkan secara umum sebagai berikut :

1. Memanfaatkan akses lokasi UPI yang strategis.

Lokasi adalah faktor penting dalam sebuah keberhasilan usaha pariwisata selain faktor-faktor yang lain. Karena itu UPI seharusnya mampu memanfaatkan dengan baik lokasi strategis yang dimiliki untuk pengembangan pariwisata olahraga di kampus ke depannya.

2. Mengoptimalisasikan potensi fasilitas yang dimiliki.

Tidak semua kampus atau universitas memiliki kelengkapan fasilitas yang baik, terutama dalam pengembangan pariwisata di bidang olahraga. Fasilitas-fasilitas olahraga tersebut seyogyanya dapat dimanfaatkan dengan baik dan dioptimalisasikan semaksimal mungkin potensi fasilitas yang ada dan dimiliki.

3. Memanfaatkan potensi pasar dan segmen yang beragam.

Potensi pasar dan segmen yang beragam menjadi modal penting dalam mengembangkan pariwisata olahraga. Mengingat kelengkapan fasilitas sudah dimiliki kampus UPI, jadi pemanfaatan potensi pasar dan segmennya bisa menjadi keunggulan dan keberlangsungan pariwisata olahraga tersebut.

(54)

Berbagai fasilitas yang dimiliki dengan segala potensinya menjadi langkah awal untuk pengembangan UPI selanjutnya, tidak hanya sebagai kawasan pendidikan saja, namun merintis sebagai kawasan pariwisata olahraga di kampus.

5. Sebagai pusat pelatihan dan pendidikan atlet serta penyelenggara event olahraga.

Kelengkapan fasilitas yang ada berpotensi tidak hanya dikembangkan sebagai pariwisata olahraga, tetapi bisa dikembangkan lebih lanjut sebagai pemusatan latihan maupun pendidikan atlet-atlet daerah maupun nasional. Sekaligus kampus UPI berkesempatan menjadi penyelenggara event-event olahraga skala daerah, nasional, maupun internasional untuk semakin mengenalkan aktivitas pariwisata olahraga di kampus.

Gambar

TABEL  4.1 Identifikasi Faktor  Internal............................. 42
GAMBAR  1.1 Kerangka Pemikiran…………………………………….. 6
Gambar 3.1  Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Gambar 3.3 Matriks SWOT
+3

Referensi

Dokumen terkait

consesus.Perumusan yang umumnya di kenal bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseoramg atau suatu kelompok manusia untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain sedemikian

In control group, the increase occurs because the participants were given a standard hospital therapy that covers the recovery for general conditions such as blood

Judul : Sintesis karboksimetil selulosa (cmc) dari selulosa hasil isolasi kulit buah durian (duriozibethinus murr) melalui reaksi dengan asam monokloroasetat.. Kategori :

Komisi Bidang Media dan Penerbitan Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta/ Sholeh UG menyampaikan bahwa adanya payung hukum yang menaungi klaim tersebut akan memperkuat posisi

Data Aktivitas Harian Individu Orangutan Juni di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser.

Gambaran Histopatologi Hepar Dan Ginjal Pasca Pemberian Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Thitonia Diversifolia) (Studi Pada Tikus Putih Galur Wistar).. Efek Toksisitas

Pengolahan dan analisis data proses produksi lima jenis produk yaitu mie biasa, mie telur, kulit pangsit, bakso sapi, dan bakso ikan pada bulan Maret 2004 dengan menggunakan

Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana Pengelolaan Pelatihan Tata Rias Wajah Bagi Peserta