• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDIK."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan

Disiplin Peserta Didik

(Studi Eksprimen Kuasi Terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri Se-kabupaten Bangka Tengah)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

SLAMET RIYADI 1010030

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERBASIS

KONSELING REALITAS UNTUK PENGEMBANGAN

DISIPLIN PESERTA DIDIK

(Studi Eksprimen Kuasi Terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri Sekabupaten Bangka Tengah)

Oleh

SLAMET RIYADI

S.Pd IKIP Muhammadiyah Yogyakarta, 1994

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Jurusan Bimbingan dan Konseling

© Slamet Riyadi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd. NIP.19520620 198002 1 001

Pembimbing II,

Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd. NIP.19600829 198703 1 002

Mengetahui:

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

(4)

ABSTRAK

Slamet Riyadi. (2013) Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Disiplin Peserta Didik SMA Negeri Se-Kabupaten Bangka Tengah (Studi Eksprimen Kuasi Terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri Se-Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Pelajaran 2012/2013. Pembimbing I Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd, Pembimbing II Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Univeresitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini bertujuan menghasilkan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik. Pengembangan program ini dilandasi oleh: kondisi objektif pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, profil umum disiplin peserta didik di sekolah, rujukan pustaka model program bimbingan, kondisi awal subjek penelitian, dan hasil uji coba program bimbingan.

Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode eksprimen kuasi, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan secara umum program bimbingan pribadi cukup efektif untuk meningkatkan disiplin peserta didik pada indikator : ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketertiban, komitmen, dan konsisten, kecuali indikator yang belum signifikan yakni : keteraturan.

Rekomendasi ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini yakni : Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah, Kepala Sekolah Menengah Atas di lingkungan Kabupaten Bangka Tengah, Guru Bimbingan dan konseling, serta Peneliti selanjutnya

(5)

ABSTRACT

Slamet Riyadi. (2013) Personal Tutoring Program To Improve High School Discipline of Students in State Se-Central Bangka regency (Quasi-Experimental Study of Students Against Senior High School Class X Central Bangka, Bangka Belitung Islands Province in the Academic Year 2012/2013. Supervisor I Prof. Dr.H. Syamsu Yusuf, LN. M.Pd. Supervisor II Dr. H. Mamat Surpriatna, M.Pd. Guidance and Counseling Program Graduate School of Education Univeresitas Indonesia.

This research program is aimed at generating personalized guidance to improve the discipline of the students. This program is based on the development of: the objective conditions in the implementation of school guidance, the general profile of students in school discipline, reference library program model guidance, the initial conditions of research subjects, and the results of testing the guidance program. By using a quantitative approach through a quasi-experimental methods, the results obtained indicate generally private tutoring programs are effective in improving student discipline on indicators: obedience, loyalty, discipline, commitment, consistent, except for the significant indicators yet: regularity. Recommendations addressed to the parties associated with this research are: the Department of Education Central Bangka regency, Principal, Teacher Guidance and counseling, as well as further Researcher

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

MOTTO ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Penjelasan Istilah ……… ... 13

F. Alur Pengembangan Program Bimbingan Preibadi ... 19

BAB II. KAJIAN TEORETIK DISIPLIN DAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI ... 20

A. Tinjauan Teoretik Tentang Disiplin ... 20

B. Konsep, Unsur-unsur dan Pengembangan Disiplin ... 26

C. Konsep Dasar Bimbingan ………... 48

D. Kerangka Teoritik Program Bimbingan Pribadi ... 58

E. Penelitian Yang Relevan ... 71

(7)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 73

A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian ... 73

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 75

C. Alur Penelitian ……… ... 78

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 79

E. Pengembangan Instrumen Penelitian………. ... 82

F. Pengembangan Program Bimbingan Pribadi ... 89

G. Langkah-langkah Implementasi Program……… ... 94

F. Teknik Analisis Data ... 97

H. Tahapan Penelitian ………... 103

BAB IV. DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 105

A. Hasil Penelitian ... 105

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 134

C. Keterbatasan Penelitian ... 146

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… ... 148

A. Kesimpulan ... 148

B. Rekomendasi ... 149

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, apalagi ketika akulturasi, globalisasi, dan modernisasi yang berlangsung pada dekade saat ini yang ditandai dengan ledakan besar ilmu pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology big bang), tuntutan tersebut semakin terasa sangat mendesak. Untuk memenuhi semua itu, pendidikan berperan sebagai gerbang utama sekaligus sebagai filter terhadap buaian-buaian manis side effect akulturasi, globalisisi, dan modernisasi, (S.Kartadinata,2004:1), Upaya untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia ini merupakan isu

central dalam pembangunan bangsa, dalam rangka menciptakan kondisi kehidupan yang

lebih baik. Berdasarkan alasan ini, maka bidang pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu peranannya. Apalagi jika mengingat bahwa kondisi kehidupan di masa depan akan lebih kompleks dari kehidupan masa sekarang. Dengan mengantisipasi permasalahan yang akan di hadapi, maka diperlukan suatu keputusan politis mengenai profil kepribadian insan Indonesia yang akan dikembangkan melalui pendidikan dan bimbingan.

(9)

didik agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial. Pendidikan juga merupakan dasar bagi kemajuan dan keberlangsungan kehidupan individu, melalui pendidikan individu peserta didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan, dan kesempatan yang ada. Pendidikan bertujuan untuk menyiapkan individu peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik yang dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pendidikan harus memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat dan kebudayaan nasional (Depdikbud 2004:149). Pernyataan tersebut menyiratkan arti pendidikan yang merupakan unsur penting dalam mambangun masyarakat, kebudayaan dan perkembangan bangsa. Penegasan dari tujuan pendidikan, dalam Undang Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:

" Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, berakhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara".

Menurut Juntika Nurihsan (2005:3), pendidikan yang bermutu haruslah yang seimbang, yang tidak hanya mampu mengantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis, tetapi juga mampu membuat perkembangan diri yang sehat dan produktif.

(10)

setiap individu peserta didik dapat menjadi manusia yang berkualitas dan mandiri. Secara tersirat bahwa suasana pendidikan yang diciptakan harus mampu mengembangkan semangat kemandirian dalam berpikir, bersikap dan bertindak. Individu sebagai peserta didik menjadi sasaran utama dalam kegiatan pendidikan, di mana mereka diharapkan dapat mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar individu peserta didik dapat dilihat dari kemampuannya dalam menguasai materi pelajaran, prestasi belajar yang dicapai, ketrampilan dan kebenaran serta ketepatan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan hal-hal lain.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa, dalam hal ini adalah setiap individu pesereta didik agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spritual, intelektual, emosional maupun sosial (Syamsu Yusuf, 2005:95)

Salah satu aspek kualitas sumber daya manusia Indonesia yang harus ditumbuhkembangkan adalah “disiplin”. Karena sikap disiplin dapat dipandang sebagai hal yang sangat mendasar dalam kehidupan individu maupun masyarakat. Makin disiplin seseorang dan masyarakat, maka makin besarlah peluang terbentuknya tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan yang dicita-citakan.

(11)

tingkah laku; dan mengarahkan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan masyarakat dan lingkungan. Alasan dasar mengenai pentingnya disiplin, adalah suatu kenyataan bahwa individu merupakan bagian dari kelompok masyarakat, di mana dia harus memberikan persetujuan (consgssion) tertentu; jika tidak begitu maka akan menimbulkan konflik di antara anggota masyarakat tersebut.

Selaras dengan hal tersebut, Singgih D. Gunarsa, (2003:69) menyatakan bahwa, sekolah sebagai tempat pembinaan kedisiplinan peserta didik sangatlah tepat dibandingkan dengan pendidikan keluarga. Karena menurutnya, pendidikan formal berbeda dengan pendidikan keluarga, karena keluarga bukanlah lembaga yang didirikan dengan tujuan mendidik anak untuk dapat memenuhi tuntutan-tuntutan masyarakat. Sedangkan sekolah didirikan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lebih baik.

Untuk membangun disiplin peserta didik terdapat dua unsur yang terkait di dalamnya, yaitu; keinginan adanya keteraturan dan keinginan tidak berlebihan serta penguasaan diri. Pada usia dini anak harus dapat dididik untuk membiasakannya dengan keteraturan. Dengan kata lain disiplin merupakan cara untuk merangsang kemauan anak dalam proses pembelajaran. Anak harus dilatih mentaati kaidah peraturan, maka ia harus bisa merasakan adanya sesuatu yang patut dihormati yaitu otoritas moral yang ditanamkan pada anak.

(12)

kata lain disiplin merupakan cara untuk merangsang kemauan peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik harus dilatih menaati kaidah peraturan, maka ia harus bisa merasakan adanya sesuatu yang patut dihormati yaitu otoritas moral yang ditanamkan pada diri mereka sebagai peserta didik.

Penelitian yang dilakukan Dini Anggriani terhadap peserta didik SMA se-kota Bandung (2007:65) menunjukkan bahwa aspek-aspek kedisiplinan yang tergolong tinggi tingkat pelanggarannya adalah pada aspek sopan santun (43%), kehadiran (37%), kegiatan belajar (33%), dan penampilan (41%). Sedangkan sisanya tergolong dalam kategori sedang yaitu menjaga sarana dan prasarana (30%) serta dari aspek upacara (28%), dengan kata lain tingkat kedisiplinan peserta didik sangat rendah, artinya individu peserta didik tersebut belum mampu mengatur dirinya sendiri dalam belajar dan mentaati peraturan yang diberikan oleh guru dan lembaga sekolah yang perlu di awasi dan dikontrol dari luar dirinya oleh para guru, selain itu bahwa harus benar-benar dalam pengawasan dan kontrol dari luar diri pribadi mereka, meskipun kadang-kadang ada kalanya muncul seketika pada situasi dari dalam diri mereka dalam belajar dan mentaati peraturan.

Pelanggaran tata tertib yang dilakukan peserta didik merupakan perilaku negatif dan tidak dapat dibiarkan terus menerus, apabila kebiasan ini tidak menemukan pemecahan masalahnya maka tujuan pendidikan nasional akan sulit terwujud.

(13)

meningkatkan standar prilakunya dengan menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat, baik aturan-aturan khusus maupun umum.

Fenomena dari hasil studi pendahuluan kondisi objektif di sekolah, dalam pelaksanaan kegiatan belajar (PBM) masih banyak temuan berbagai gejala-gejala perilaku yang tidak disiplin dari peserta didik di sekolah yang menyangkut dengan hal tata tertib sekolah. Berbagai gejala-gejala perilaku yang tidak disiplin peserta didik tersebut adalah; sering terlambat datang di sekolah dan masuk kelas, membolos, tidak mengerjakan tugas atau PR, menyontek, tidak mengikuti pelajaran tertentu, ribut di dalam kelas, pakaian yang tidak dimasukkan, tidak melengkapi atribut dan kelengkapan seragam sekolah. Gejala-gejala tersebut akhirnya memberikan dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan peserta didik itu sendiri, seperti halnya pada kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bangka Tengah semester I tahun ajaran 2012-2013 kegagalan dalam bidang akademis, yakni peserta didik yang memiliki sangat rendah dalam prestasi belajarnya tercatat 17 % atau setara dengan 122 peserta didik, kemudian 74 % atau setara dengan 532 peserta didik memiliki prestasi belajar dalam kategori sedang, serta hanya 9 % saja atau setara dengan 65 peserta didik saja yang memiliki prestasi yang tinggi. Maksudnya dari 719 peserta didik terdapat 129 peserta didik tersebut hampir seluruh bidang studinya tidak mencapai standar ketuntasan belajar minimal (SKBM), selain itu tercatat 6 peserta didik dari 719 peserta didik atau setara dengan 8 % yang putus sekolah

(14)

dalam belajar. Dalam hal ini, Singgih D. Gunarsa (2003: 165) mengemukakan, bahwa masalah tingkah laku di sekolah yang bertalian dengan kurang pembentukan disiplin diri seperti halnya, pengendalian tingkah laku yang memerlukan bimbingan guru, adalah keterlambatan, membolos, menentang perintah guru, menyontek, dan sebagainya.

Dari permasalahan di atas Syamsu Yusuf (2005:7), menyatakan apabila dihubungkan dengan proses pendidikan di sekolah, khususnya penyelenggaraan layanan bimbingan, maka sangat diharapkan setiap peserta didik dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki disiplin dan bertanggung jawab. Dengan kata lain peserta didik harus memiliki kesadaran normatif dalam hal-hal, seperti :

1. Kesadaran akan pentingnya belajar

Peserta didik berkeyakinan bahwa belajar itu berdampak positif bagi perkembangan dirinya dan mengarahkannya kepada kehidupan yang konstruktif. Berdasarkan keyakinannya ini, maka senantiasa memacu dirinya untuk belajar. Peserta didik mengatur dan mengarahkan aktivitas belajarnya sehari-hari. Membiasakan diri untuk membaca buku pelajaran secara teratur, menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan rumah tepat pada waktunya, dan berusaha untuk memahami dan mengambil makna setiap mata pelajaran yang diberikan guru.

2. Kesadaran akan pentingnya kejujuran

(15)

perilaku itu merupakan penyimpangan dari nilai kejujuran tersebut.

3. Kesadaran akan pentingnya mentaati peraturan

Peserta didik seharusnya memahami bahwa setiap peraturan yang ditetapkan mempunyai nilai positif yang menyangkut hajat orang banyak. Oleh sebab itu, dengan kesadaran sendiri mentaati peraturan yang berlaku, baik di sekolah,

di rumah, maupun di masyarakat (seperti peraturan lalu lintas). Dengan adanya kesadaran ini pula, peserta didik akan memahami batas-batas perilaku, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukannya. Jika pemahaman ini telah dimiliki, maka dengan sendirinya akan mampu mewujudkan dirinya melalui perilaku yang positif dan konstruktif.

Berdasarkan paparan di atas, dapat dikemukakan bahwa apabila setiap individu atau peserta didik telah memiliki kualitas pribadi yang bertanggung jawab dan memiliki disiplin, maka dengan sendirinya akan dapat memberikan nilai yang bermakna terhadap kehidupannya sendiri maupun orang lain.

B.Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Latar belakang di atas, menggambarkan; (a) kesadaran akan pentingnya belajar, (2) pentingnya kejujuran, dan (3) pentingnya mentaati peraturan serta dihubungkan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan dan bimbingan, maka perlu adanya upaya untuk mencegah atau mengatasi permasalahan tersebut, serta menemukan cara-cara yang memadai untuk menumbuhkembangkan serta terbentuknya disiplin peserta didik.

(16)

mengatasi perilaku yang mengganggu (disruptive behavior), sebagai dasar pengembangan program bimbingan pribadi untuk mengembangkan disiplin peserta didik SMA. Proses layanan bimbingan dan konseling di sekolah, guru BK memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat penting dalam membentuk dan menumbuhkembangkan perilaku disiplin peserta didik. Kemampuan guru BK untuk memahami karakteristik dan kebutuhan individu peserta didik dalam suasana belajar di sekolah akan lebih berhasil apabila di dalam maupun di luar sekolah dengan menanamkan kedisiplinan, hal ini dengan sendirinya membantu individu peserta didik membangun dan menumbuhkembangkan perilaku disiplin dalam aktifitasnya sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Dalam bukunya Penerapan Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa.

Tulus Tu’u, (2004:35) mengemukakan pentingnya disiplin bagi individu peserta

(17)

lingkungannya.

Sekolah yang melaksanakan kegiatan proses belajar dan mengajar dengan tertib, teratur dan tenang dengan sendirinya mencerminkan bahwa sekolah tersebut lingkungan peserta didiknya memiliki dedikasi yang gigih, giat, serius, penuh perhatian dan sungguh-sungguh serta kompetitif dalam belajarnya. Sekolah yang mencerminkan lingkungan disiplin peserta didik yang baik akan memberikan kontribusi lahirnya individu-individu peserta didik yang berprestasi dengan kepribadian yang unggul pula.

Selaras dengan pentingnya disiplin peserta didik yang harus dilaksanakan di sekolah sebagai upaya untuk pengembangan kepribadian individu peserta didik, maka perlu dirancang dan diterapkan program bimbingan konseling yang sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik dan tuntutan masyarakat serta kebijakan lembaga dalam rangka membantu individu peserta didik untuk mewujudkan pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab.

Latar belakang penelitian “Program Bimbingan pribadi Untuk Meningkatkan Disiplin Peserta Didik” menimbulkan masalah penelitian secara umum adalah; “ Bagaimanakah program bimbingan pribadi untuk meningkatkan

disiplin peserta didik ?”.

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, diturunkan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian secara khusus sebagai berikut: 1 Seperti apakah profil umum disiplin peserta didik kelas X SMA Negeri

(18)

2 Bagaimana rumusan program hipotetik bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik kelas X SMA Negeri se-kabupaten Bangka Tengah tahun ajaran 2012/2013?

3 Bagaimana gambaran efektivitas program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik kelas X SMA Negeri se-kabupaten Bangka Tengah tahun ajaran 2012/2013?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh program bimbingan pribadi yang efektif untuk meningkatkan disiplin peserta didik kelas X SMA se-kabupaten Bangka Tengah tahun ajaran 2012-2013.

Tujuan khusus penelitian ini untuk menemukan fakta empirik tentang; 1. Profil umum disiplin peserta didik kelas X SMA Negeri se-kabupaten Bangka

Tengah tahun ajaran 2012-2013.

2. Rumusan program bimbingan pribadi yang secara hipotetik efektif untuk meningkatkan disiplin peserta didik kelas X SMA Negeri se-kabupaten Bangka Tengah tahun ajaran 2012-2013.

3. Gambaran program bimbingan pribadi yang efektif untuk meningkatkan disiplin peserta didik kelas X SMA Negeri se-kabupaten Bangka Tengah tahun ajaran 2012-2013.

D.Manfaat Penelitian

(19)

tata tertib di lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah. Keterkaitannya dengan pengkajian masalah praktis maupun teoretis, hasil studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam beberapa hal sebagai berikut,

1. Memberikan informasi empirik mengenai gambaran disiplin peserta didik kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bangka Tengah tahun ajaran 2012-2013, informasi ini dapat dijadikan bahan masukan, pemikiran atau pertimbangan para pemangku jabatan yang relevan, seperti Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Bidang Pendidikan dan Menengah Dinas Pendidikan serta para Kepala Sekolah di lingkungan Kabupaten Bangka Tengah dalam mengembangkan dan menetapkan kebijakan tentang disiplin peserta didik.

2. Guru Bimbingan dan para guru mata pelajaran lainnya, hasil penelitian ini bermanfaat untuk lebih memahami disiplin peserta didik dalam mentaati tata tertib sekolah, dan dapat dijadikan masukan tentang bagaimana sebaiknya menetapkan dan melaksanakan peraturan dalam memberlakukan peserta didik agar dapat menumbuhkembangkan disiplin peserta didik.

3. Dalam kaitannya dengan layanan bimbingan dan konseling, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pilihan pengembangan layanan bimbingan kepada peserta didik, serta dapat dijadikan perumusan program bimbingan pribadi di sekolah.

(20)

E.Penjelasan Istilah

Bagian ini, berisi dua penjelasan permasalahan utama studi penelitian yang dikaji. Masalah utama penelitian yang dikaji dalam penelitian ini, dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Disiplin

Disiplin adalah kesadaran diri untuk mengendalikan atau mengontrol dirinya dengan bersungguh-sungguh, seperti pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:

Soegeng Prijodarminto (2004:23) mengemukakan “disiplin” adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut adalah: (a) nilai-nilai ketaatan, (b) nilai-nilai kepatuhan, (c) nilai-nilai kesetiaan, (d) nilai-nilai keteraturan dan (e) nilai-nilai ketertiban. Nilai-nilai tersebut itulah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.

Selanjutnya Slameto (2003:2) menyatakan “disiplin” adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang membentuk dan menunjukkan: “nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.”

(21)

peraturan-peraturan, nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu lingkungan tertentu. Kesadaran itu antara lain, kalau dirinya berdisiplin baik, maka akan memberi dampak yang baik pula bagi keberhasilan dirinya dan untuk masa depannya. Dalam hal ini tentunya seorang peserta didik perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan latihan-latihan serta pengalaman-pengalaman yang memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat lebih memacu dirinya dalam hal bersikap dan bertindak selaras dengan tatatanan dan norma-norma yang berlaku bagi dirinya serta lingkungannya berada dan bukan semata-mata karena suatu keterpaksaan.

Dari paparan beberapa definisi seperti yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa secara implisit, terkandung tiga hal pokok dari disiplin peserta didik, yaitu disiplin sebagai (1) suatu perbuatan, (2) suatu kemauan, dan (3) disiplin sebagai suatu rangkaian peraturan yang memiliki tujuan tertentu atau merupakan sistem peraturan.

Disiplin adalah usaha seseorang untuk menciptakan keadaan tenang, tenteram atau keteraturan sikap maupun tindakan seseorang. Dengan demikian peserta didik yang disiplin adalah peserta didik yang mentaati peraturan yang ada sehingga dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

(22)

Disiplin merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk membimbing, mendidik dan membentuk perilaku peserta didik agar menjadi orang yang berguna dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran yang pada akhirnya untuk mengantarkan peserta didik menjadi orang yang sukses.

2. Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Disiplin Peserta Didik

a. Program Bimbingan Pribadi

Pada hakekatnya program bimbingan pribadi merupakan salah satu dari empat strategi program bimbingan dan konseling. Ditinjau dari ragam permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam ranah bimbingan dan konseling mencakup bidang layanan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, serta bimbingan karir.

Program bimbingan pribadi merupakan layanan bimbingan yang bergerak dalam membantu individu (peserta didik) dalam menghadapi serta memecahkan masalah-masalah kepribadian.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru pembimbing atau konselor sekolah adalah mengelola program bimbingan dan konseling, yaitu: merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan merancang tindak lanjut atau mendesain perbaikan atau pengembangan program bimbingan dan konseling (Yusuf, 2009: 68-69).

(23)

Program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik dalam penelitian ini didefinisikan sebagai layanan fasilitasi dari konselor kepada konseli (peserta didik) yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam menumbuhkembangkan sikap serta perilaku yang tercermin pada indikator ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, ketertiban serta komitmen dan konsisten.

b. Komponen Program

Komponen program (Rambu-Rambu Penyelengaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, 2008:224) dipaparkan sebagai berikut:

1) Bimbingan Klasikal

Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik. Kegiatan bimbingan klasikal dapat berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).

2) Pelayanan Orientasi

(24)

3) Pelayanan Informasi

Layanan pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun komunikasi tidak langsung (melalui media cetak dan elektronik yang meliputi: buku, brosur, majalah dan internet).

4) Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d 10 orang). Bimbingan kelompok-kelompok ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok adalah masalah-masalah yang bersifat umum (common

problem) dan tidak rahasia.

5) Pelayanan Pengumpulan Data

Pelayanan pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi siswa dan lingkungannya. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

c. Tahapan Operasional Program

(25)

Dasar pengembangan program bimbingan mengacu kepada data profil disiplin peserta didik. Ruang lingkup program dirancang mengikuti standar rumusan program layanan bimbingan dan konseling dari ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) serta dipadukan dengan pengembangan program yang dikembangkan oleh Uman Suherman (2003:12) dengan tahapan berikut,

1) Orientasi Program yaitu landasan pembuatan program penelitian yang mengacu pada teori disiplin Harlock sebagai pedoman utama.

2) Rasional dan Asumsi Program menjelaskan mengenai pandangan Harlock terhadap disiplin, khususnya dalam mengembangkan disiplin peserta didik yang menitikberatkan pada, (1) patuh dan taat terhadap tata tertib sekolah, (2) persiapan belajar peserta didik, (3) perhatian terhadap semua pelajaran, dan (4) menyelesaikan tugas sesuai waktunya, (Hurlock, 2004:82)

3) Tujuan program yaitu menerapkan pendekatan perkembangan sosial pribadi peserta didik untuk mengembangkan disiplin peserta didik .

4) Peran konselor yaitu menjabarkan tugas-tugas konselor dalam melaksanakan program pribadi dari mulai persiapan, pelaksanaan dan evaluasi program.

5) Kompetensi konselor yaitu menjelaskan kemampuan-kemampuan konselor dalam melaksanakan program bimbingan pribadi dalam studi penelitian ini. 6) Struktur dan tahapan program yaitu menjelaskan dengan rinci tahapan,

(26)

8) Indikator pencapaian pelaksanaan program bimbingan pribadi dalam mengembangkan disiplin peserta didik

F. Alur Penelitian

Pengembangan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik digambarkan dalam alur berikut.

Gambar 1.1

Alur Penelitian Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Disiplin Peseta Didik

Identifikasi Masalah

Studi Pendahuluan

Penyusunan Instrumen Disiplin Peserta Didik dan Program Bimbingan Pribadi Untuk

Meningkatkan Disiplin Peserta Didik

Instrumen Disiplin Peserta Didik

1.Proses Judgement Instrumen disiplin peserta didik dan Program bimbingan pribadi 2.Proses perbaikan hasil judgement 3.Proses Uji coba

4.Analisis hasil uji coba

Pretest

Kelas Eksprimen(treatment) Kelas Kontrol (Konvensional)

Pengolahan data dan Analisis hasil penelitian Posttest

Hasil penelitian

Observasi Sekolah Studi Literatur

Program Bimbingan Pribadi Yang Teruji Untuk Meningkatkan Disiplin Peserta Didik

(27)

BAB III

METODOLOGI PENTELITIAN

A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dimana data penelitian berupa angka-angka yang dikumpulkan menggunakan instrumen dan dianalisis melalui perhitungan statistik tertentu (Sugiyono, 2011:8). Data yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu data profil disiplin peserta didik kelas X SMA Negeri se-kabupaten Bangka Tengah tahun ajaran 2012/2013 dan data efektivitas program bimbingan pribadi berbasis konseling realitas untuk mengembangkan disiplin peserta didik.

Sesuai dengan rancangan penelitian, bahwa studi penelitian ini menggunakan metode quasi experiment, maka peneliti menggunakan desain penelitian

nonequivalent pretest-posttest control group design, yaitu jenis desain yang biasanya

dipakai pada eksperimen namun lebih fleksibel karena tidak menggunakan random

assigment (Sutrisno,2006:176), yang menggunakan kelas-kelas yang sudah ada

(28)

didik pada kelompok eksperimen dan tidak memberikan perlakuan khusus pada kelompok kontrol. dan terakhir diberikan posttest. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi agar tujuan penelitian dapat tercapai yakni menguji efektivitas program bimbingan pribadi untuk mengembangkan disiplin peserta didik kelas kelas X SMA Negeri se-kabupaten Bangka Tengah tahun ajaran 2012/2013. Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan dalam Tabel 3.1

Tabel 3.1

Desain Penelitian Kuasi Eksperimen

Kelompok Eksprimen O1 X O2

Kelompok Kontrol O3 - O4

(Sugiyono 2011:116)

Keterangan:

X = Perlakuan dengan model program layanan bimbingan pribadi

- = tanpa perlakuan

O1.3 = Pretest

(untuk pengungkapan awal kondisi peserta didik dengan mempergunakan instrument disiplin peserta didik )

O2.4 = Posttest

(untuk pengungkapan akhir kondisi peserta didik dengan mempergunakan instrument disiplin peserta didik)

Desain penelitian yang digunakan adalah salah jenis dari Nonequivalent

groups design yakni menggunakan one group pretest-posttest design (Hepner et al.,

(29)

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri Se-kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Lokasi penelitian berada di 6 kecamatan yang masing-masing terletak di ibu kota kecamatan pemekaran yang relatif baru. Alasan pemilihan tempat penelitian yaitu: (1) 75% sekolah yang ada relatif baru karena pemekaran kecamatan sebagai kabupaten yang baru dimekarkan, (2) sangat mudah dalam pengawasan, (3) belum pernah dilakukan penelitian sejenis yang dilakukan di lokasi tersebut, dan (4) peserta didik kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bangka Tengah mendapatkan perlakuan konvensional layanan bimbingan dan konseling secara rutin oleh guru pembimbing di sekolah, sehingga peneliti mencoba membandingkan perlakuan konvensional tersebut dengan perlakuan (treatment) yang peneliti berikan sesuai dengan rancangan penelitian yang dibuat peneliti.

2. Populasi

(30)

Tabel 3.2 Subjek Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah

Rombel

Jumlah Peserta Didik

1 SMAN 1 Koba 4 122

2 SMAN 1 Lubuk Besar 3 91

3 SMAN 1 Namang 3 97

4 SMAN 1 Pangkalan Baru 4 127

5 SMAN 1 Sungaiselan 3 97

6 SMAN 2 Sungaiselan 5 179

Jumlah 22 713

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

non-probability sampling yaitu pemilihan sekelompok subjek dengan pertimbangan

tertentu yang didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sutrisno Hadi, 2006:91).

3. Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu cara mengambil sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu, dan berbagai pertimbangan peneliti (Sugiono, 2010:121).

Lebih lanjut, Arikunto (2002:117) menyatakan bahwa sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi yang diprediksikan terhadap seluruh populasi.

(31)

dan dalam kategori rendah (belum disiplin). Selanjutnya sekolah dan kelas dengan peserta didik yang terdeteksi memiliki kategori sedang (cukup disiplin) dan dalam kategori rendah (belum disiplin) yang paling banyak jumlahnya dijadikan sebagai sampel penelitian.

Pengambilan sampel dalam studi penelitian ini ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menyebarkan instrumen disiplin peserta didik kepada 713 orang peserta didik kelas X SMA Negeri Se-Kabupaten Bangka Tengah tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 6 sekolah dengan jumlah 22 rombongan belajar (kelas).

b. Menganalisis sekolah yang memiliki peserta didik yang paling banyak memiliki tingkat disiplin peserta didik dalam kategori sedang (cukup disiplin) dan pada peserta didik yang masuk pada kategori rendah (belum disiplin).

c. Selanjutnya peserta didik yang termasuk pada kategori sedang (cukup disiplin) dan pada peserta didik yang masuk pada kategori rendah (belum disiplin) yang dijadikan subjek pada studi penelitian.

(32)

C. Alur Penelitian

Tujuan akhir studi penelitian menghasilkan program bimbingan pribadi yang efektif untuk meningkatkan disiplin peserta didik. Dalam rangka menghasilkan program bimbingan pribadi yang efektif tersebut dilakukan sejumlah kegiatan serta tahapan-tahapan penelitian sebagaimana digambarkan dalam alur pengembangan penelitian sebagai berikut.

Gambar 3.1

Alur Penelitan Pengembangan Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Hasil penelitian

Pengolahan data dan Analisis hasil penelitian

Posttest

Kelas Eksprimen(treatment) Kelas Kontrol (Konvensional)

Pretest

1.Proses Judgement Instrumen disiplin peserta didik dan Program bimbingan pribadi

2.Proses perbaikan hasil judgement 3.Proses Uji coba

4.Analisis hasil uji coba Instrumen Disiplin Peserta Didik

Program Hipotetik Penyusunan Instrumen Disiplin Peserta Didik dan

Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Disiplin Peserta Didik

Identifikasi Masalah

Studi Pendahuluan

Observasi Sekolah Studi Literatur

(33)

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Dalam penelian ini terdapat dua variabel, yaitu disiplin peserta didik dan peogram bimbingan pribadi, untuk lebih jelasnya diuraikan seperti berikut,

a. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya ataupun timbulnya variabel terikat. Dalam studi penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel bebas adalah program bimbingan pribadi.

b. Variabel terikatnya adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab-akibat. Dalam studi penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel terikatnya adalah disiplin peserta didik.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik. Adapun masing-masing variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Program Bimbingan Pribadi

Winkel (2006:142), mengartikan bahwa bimbingan pribadi adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri, dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan pergaulan sosial.

(34)

bersifat pribadi sebagai akibat kekurangmampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik, seks, sosial, finansial, pekerjaan dan lain-lain.

Lebih lanjut, Juntika Nurihsan (2003:21), mengemukakan bahwa bimbingan pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah sosial pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial pribadi, adalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat, dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.

Dari pengertian di atas, bimbingan pribadi dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan dari guru atau guru pembimbing kepada peserta didik yang mengalami masalah-masalah pribadi yang dialami oleh peserta didik yang mungkin sebagai akibat kekurangmampuan individu dalam menyesuaikan diri yang muncul selama proses pembelajaran, baik di sekolah ataupun di rumah serta di lingkungan tempat tinggalnya sehingga peserta didik dapat berkembang secara optimal.

(35)

peserta didik agar terbiasa berdisiplin; (4) memperbaiki kebiasaan kedisiplinan pada diri; serta (5) keyakinan terhadap kedisiplinan diri (6) refleksi Akhir.

Tahapan-tahapan tersebut merupakan wujud dari fasilitasi program yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik dapat : (1) memahami dan mengungkapkan tentang diri sendiri; (2) berkomitmen untuk meningkatkan disiplin diri; (3) mengembangkan kemampuan dalam hal disiplin ; (4) melaksanakan dan menjalankan disiplin dengan sungguh-sungguh.

b. Disiplin

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya (bab dua), dapat disimpulkan bahwa esensi disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses perubahan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, ketertiban, komitmen dan konsisten.

Adapun definisi operasional dari (1) ketaatan adalah suatus sikap/perilaku individu yang mengikuti apa-apa yang menurut dirinya perintah atau aturan yang hares dijalaninya dengan terlebth dahulu mempertimbangkan kebenaran perintah itu; (2)

Kepatuhan, adalah sikap atau perilaku individu yang tunduk atas segala perintah dan

(36)

Ketertiban, adalah sikap atau perilaku individu yang dalam menjalankan aturan atau

perintah urutan dan tahapan yang benar; (6) Komitmen, adalah sikap atau perilaku individu yang dalam menjalankan aturan atau perintah penuh rasa tanggung jawab; (7) Konsisten, adalah sikap atau perilaku individu yang dalam menjalankan aturan atau perintah tidak tergoyahkan oleh gangguan atau teguh pendirian.

Pada tataran operasional, disiplin peserta didik dalam penelitian ini adalah respon peserta didik kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bangka Tengah tahun ajaran 2012/2013 terhadap pernyataan tertulis tentang gambaran perilaku kedisiplinan peserta didik SMA Negeri se-Kabupaten Bangka Tengah kelas X dalam mengikuti, mematuhi dan melaksanakan tata tertib yang dilandasi oleh nilai-nilai; ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, ketertiban, komitmen dan

konsisten.

E.Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Kisi-kisi Instrumen

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dikembangkan angket berupa skala disiplin peserta didik , yang digunakan untuk memperoleh gambaran disiplin peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti proses bimbingan pribadi. Angket menggunakan format skala penilaian (rating scale) model likert

(37)

(Sutrisno,2006:31). Instrumen yang digunakan dalam studi penelitian ini adalah angket tertutup (angket yang berstruktur) artinya adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehinnga responden diminta untuk memilih satu pilihan jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau tanda checklist ()

Angket yang dikembangkan ditujukan untuk mengungkap disiplin peserta didik . Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi yang selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan dalam angket. Butir-butir pernyataan tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

Kisi-kisi instrumen disiplin peserta didik sebelum dan setelah judgement disajikan dalam tabel 3.3 dan 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Kedisiplinan Peserta Didik (sebelum Penimbangan dan Uji Coba)

Variabel Indikator Batasan Indikator No. Item

Kepatuhan Patuh terhadap tatib sekolah 15,16,17,16,19 20 6

Patuh terhadap guru 22, 23, 24 21 4

Kesetiaan

Setia terhadap aturan sekolah 26,27,28,29,30 25 6

Setia terhadap perintah guru 32, 33, 34, 35 31 5

Setia terhadap kelompok 36,38 37 3

Keteraturan Teratur dalam suatu kegiatan 39.40,42 41 4

Ketertiban

Tertib waktu 43, 44, 46, 48 45,47 6

Tertib tugas 49, 50, 52, 53 51 5

(38)

l (Setelah Penimbangan dan Uji Coba)

Variabel Indikator Batasan Indikator No. Item

(+) (-)

Kepatuhan Patuh terhadap tata tertib sekolah

Keteraturan Teratur dalam suatu kegiatan 39, 40, 42 41 4

(39)

2. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, isi dan konstruk (segi materi dan redaksional). Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli/ dosen dari jurusan Psikologi Bimbingan dan Konseling, yakni Dr. Mubiar Agustin, M. Pd. Dan Dr. Ipah Saripah, M.Pd

Penimbangan perlu dilakukan guna mendapatkan angket yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. Bila terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai, maka butir pernyataan tersebut akan dibuang atau hanya direvisi yang akan kemudian disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Hasil penilaian dosen penimbang, pada angket penelitian ini mengalami revisi bahasa dan sejumlah 8 item dibuang karena tidak memenuhi kualifikasi, sehingga jumlah item pada angket yang akan diujicobakan sebanyak 72 item.

3. Uji Keterbacaan Instrumen

(40)

sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik kelas X SMA dan kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya

4. Uji Validitas Item

Pengujian validitas item dilakukan dengan tujuan agar diketahui tingkat kesahihan instrumen dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Artinya instrumen skala kemandirian belajar peserta didik diuji tingkat validitasnya agar dapat mengukur tingkat kemandirian belajar peserta didik sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

Uji validitas instrumen dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan

software Microsoft Excel 2007 dan software SPSS version 17.0 for Windows.

(41)

(tujuh puluh) item dinyatakan valid. Berikut hasil uji validitas disajikan dalam tabel 3.5

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Item Disiplin Peserta Didik

(42)

34 0,408 valid 70 0,491 valid

35 0,456 valid 71 0,367 valid

36 0,370 valid 72 0,325 valid

Setelah diuji validitas setiap item, selanjutnya instrumen skala kedisiplinan peserta didik diuji tingkat reliabilitasnya. Reliabilitas berhubungan dengan tingkat ketetapan atau konsistensi instrumen. Instrumen yang reliabel artinya instrumen tersebut dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena telah teruji ketetapannya. Uji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus alpha cronbach (α). Penghitungan reliabilitas dilakukan menggunakan software SPSS 15 For

windows.

Berdasar Tabel 3.7 tampak bahwa dari 72 item pernyataan, diketahui 70 item pernyataan valid, dan 2 item pernyataan tidak valid. Untuk item pernyataan tidak valid maksudnya adalah item tersebut tidak dapat mngukur yang seharusnya diukur.

5. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama akan tetap memperoleh hasil yang relatif sama (Sutrisno,2006:41). Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS version 17.0 for Windows diperoleh koefesien Alpha

(43)

Reliabilitas dinyatakan dalam koefesien reliabilitas (rxx) yang angkanya

berada pada rentang 0-1,00. Semakin tinggi suatu koefesien reliabilitas hingga mendekati 1,00 maka diketahui nilai reliabilitasnya semakin tinggi pula.

Titik tolak ukur koefesien reliabilitas berpedoman koefesien korelasi dari Sugiyono (2011;149) seperti yang disajikan dalam tabel 3.6

Tabel 3.6

Pedoman Interprestasi Koefesien Korelasi

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 0.20 – 0.399 0.40 – 0.599 0.60 – 0.799 0.80 – 1.000

Sangat Rendah Rendah

Sedang Tinggi

Sangat Timggi Sugiyono (2011;149)

Berdasarkan hasil penghitungan diketahui nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,959. Merujuk pada pedoman koefisien korelasi Tabel 3.6 maka dapat diartikan bahwa reliabilitas instrumen pengungkap disiplin peserta didik berada pada katagori sangat kuat atau memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

F. Pengembangan Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Disiplin Peserta Didik

(44)

untuk meningkatkan disiplin peserta didik dalam studi penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penyusunan Draf Program

Setelah memperoleh landasan teoretis mengenai konsep disiplin peserta didik serta data awal mengenai gambaran disiplin peserta didik, maka kegiatan selanjutnya dalam pengembangan program adalah dengan menyusun draf program berisi pedoman umum operasional program yang meliputi: (1) Orientasi program; (2) Rasional dan asumsi; (3) Tujuan program; (4) Peran konselor; (5) Kompetensi konselor; (6) Penunjang teknis layanan; (7) Struktur dan tahapan program; (8) Refleksi dan indikator keberhasilan.

Perangkat program yang berisikan pedoman khusus operasional program, meliputi; (1) modul satuan layanan BK, dan (2) Modul materi yang berkaitan dengan Program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik.

2. Uji Rasional

Uji rasional program dalam studi penelitian ini melalui dua jenis pengujian yaitu: (1) uji validitas isi program, dan (2) uji empiris.

a. Uji Validitas Isi Program

(45)

b. Uji Empiris

Uji empiris dilakukan melalui uji keterbacaan serta uji kepraktisan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik dengan teknik group

discussion dari para praktisi bimbingan dan konseling, dalam studi penelitian ini

uji kepraktisan dilakukan oleh Guru BK yaitu Selvia Anastasya, M.Pd.Kons. Serta saran dan masukan dari Dr. Mubiyar Agustin, M.Pd

Berikut disajikan kisi-kisi instrument uji rasional sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kuesioner Terbuka Uji Validitas Isi Program Bimbingan Pribadi

No Aspek Yang Dinilai Saran/Perbaikan

1 Rumusan Orientasi Program

2 Rumusan Rasional dan Asumsi

3 Rumusan Tujuan Program

4 Deskripsi Kebutuhan

5 Struktur Program

6 Komponen Program

7 Rencana Operasional

8 Pengembangan Tema/Topik

9 Satuan Layanan BK

10 Kualifikasi Konselor

11 Evaluasi

(Sumber data; Ahli BK dan Praktisi)

3. Hasil Uji Program Hipotetik Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Disiplin Peserta Didik Kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bangka Tengah

(46)

didik kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bangka Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

Program bimbingan pribadi yang dikembangkan untuk meningkatkan disiplin peserta didik mencakup indikator-indikator dari variabel disiplin peserta didik yang terdiri dari: (1) Ketaatan; (2) Kepatuhan; (3) Kesetiaan; (4) Keteraturan; (5) Ketertiban; (6) Komitmen/Konsisten

Pengembangan program dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu.

Tahap Pertama, penyusunan draf program bimbingan pribadi dalam studi penelitian

ini diadopsi dan dimodifikasi dari model konseling aktualisasi diri untuk meningkatkan kecakapan hidup mahasiswa yang digagas oleh Mamat Supriatna (2010).

Sistematika program yang dikembangkan dan dimodifikasi meliputi; (1) Orientasi program; (2) Rasional dan asumsi; (3) Tujuan program; (4) Peran konselor; (5) Kompetensi konselor; (6) Penunjang teknis layanan; (7) Struktur dan tahapan program; (8) Refleksi dan indikator keberhasilan.

Tahap kedua,uji validitas rasional program yang terdiri dari uji validasi program

dan uji empiris atau uji kepraktisan. Uji validasi isi program ditimbang oleh pakar/ahli bimbingan dan konseling yaitu Dr. Mubiar Agustin, M.Pd dan Dr Ipah Saripah, M.Pd serta Selvia Anastasya, M.Pd.Kons ( praktisi BK)

(47)

Tabel 3.8

Hasil Penimbangan Pakar dan Praktisi Terhadap Layanan Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Disiplin Peserta Didik

ASPEK LAYANAN HASIL PENIMBANGAN PAKAR

Orientasi program Orientasi program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik sudah memadai, namun terdapat beberapa masukan dengan tidak mencantumkan banyak landasan teori dalam orientasi program serta belum terlihatnya definisi program bimbingan pribadi dan relevansinya antara program bimbingan pribadi dengan meningkatkan disiplin peserta didik. Tindak lanjut masukan tersebut dilakukan revisi yang sesuai dengan yang disarankan.

Rasional dan Asumsi Program

Rasional dan asumsi program merupakan landasan teoritis maupun empiris sebagai need assessment yang dijadikan dasar dalam pembuatan program. Hasil pertimbangan pakar menyatakan bahwa rasional dan asumsi program memadai, namun ada beberapa saran yang menjadi masukan yaitu masih kurang banyak teori yang dicantumkan sehingga peneliti menindak lanjutinya dengan menambah landasan teori sesuai dengan yang disarankan penimbang. Selain itu saran yang diberikan dengan mendeskripsikan profil disiplin peserta didik. Tujuan Tujuan program merupakan gambaran hasil yang

diharapkan setelah peserta didik mengikuti layanan. Berdasarkan hasil penimbangan pakar terhadap tujuan program dinilai memadai, sedangkan dua pakar memberi nilai sangat memadai. Saran dan komentar yang diberikan adalah perlunya diklasifikasikan dalam tujuan umum dan tujuan khusus program, dan perlunya disesuaikan dengan need assesment.

Peran Konselor Peran konselor adalah kemampuan dasar yang perlu dimiliki konselor untuk melaksanakan layanan. Hasil penimbangan pakar diketahui satu pakar menyatakan sangat memadai dan dua pakar lain menyatakan memadai. Masukan yang diberikan adalah perlu dijelaskan dengan bahasa yang lebih deskriptif dan operasional. Tindak lanjut masukan tersebut dilakukan revisi yang sesuai dengan yang disarankan.

(48)

belajar peserta didik. Berdasarkan kelima pakar menilai kompetensi konselor memadai dan masukan yang diberikan adalah perlu dijelaskan dengan bahasa yang lebih deskriptif dan operasional. Tindak lanjut terhadap masukan tersebut dilakukan dilakukan revisi yang sesuai dengan yang disarankan.

Penunjang Teknis Layanan

Penunjang teknis layanan dinilai oleh pakar sudah memadai. Masukan yang diberikan adalah perlu diperjelas dalam tahapan pelaksanaan bimbingan. Tindak lanjut dari saran tersebut dilakukan dilakukan revisi yang sesuai dengan yang disarankan.

Struktur dan Tahapan Layanan

Struktur dan tahapan berisi gambaran singkat langkah kerja dan aktivitas yang ada dalam setiap layanan. Hasil penimbangan menurut para pakar menunjukkan struktur dan tahapan dianggap memadai, setiap tahapan dianggap sudah mengakomodir dalam pencapaian tujuan program. Masukan yang diberikan adalalah perlu ditambah pengembangan tema dan materi program pada setiap tahapan.

Refleksi Layanan dan Indikator

Keberhasilan

Refleksi layanan dinilai oleh pakar sudah memadai. Masukan yang diberikan adalah perlu disertakan format lampiran refleksi. Tindak lanjut dari saran tersebut dilakukan dilakukan revisi yang sesuai dengan yang disarankan. Indikator keberhasilan dinilai oleh ketiga orang pakar sudah memadai dan tidak ada masukan yang perlu diperbaiki.

G. Langkah-langkah Implementasi Program Bimbingan Pribadi

(49)

1. Identifikasi Kasus

Identifikasi kasus merupakan upaya yang dilakukan guru BK/konselor dalam menemukan peserta didik yang diduga memerlukan layanan bimbingan pribadi Dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan lapangan serta ditunjang dengan catatan aktivitas indisipliner yang terdata oleh guru pembimbing/kesiswaan dari peserta didik SMA Negeri se-Kabupaten Bangka Tengah.

2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah upaya untuk memahami jenis, karakteristik atau masalah pribadi yang dihadapi peserta didik. untuk mengidentifikasi masalah peserta didik dilakukan wawancara informal kepada peserta didik yang memiliki disiplin yang rendah berdasarkan pengamatan serta kasus-kasus indisipliner peserta didik yang diidentifikasi oleh guru/wali kelas dan kesiswaan

3. Diagnosis

Diagnosis merupakan upaya yang dilakukan oleh guru/ konselor untuk menemukan faktor-faktor penyebab yang melatarbelakangi timbulnya masalah-masalah pribadi peserta didik dalam kegiatan belajar di sekolah. Dalam studi penelitian ini diagnosis dilakukan dengan menyebar instrument disiplin peserta didik kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Bangka Tengah.

4. Prognosis

(50)

pengembangan dan validasi program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didijk.

5. Remedial dan Referal

Remedial dalam penelitian ini merupakan pemberian layanan bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik (selama 8 kali pertemuan) kepada peserta didik SMA Negeri se-Kabupaten Bangka Tengah yang memiliki disiplin peserta didik yang rendah dan sedang.

6. Refleksi dan Follow up

(51)

Tabel 3.9

Pengembangan Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningatkan Disiplin Peserta Didik

Varia bel

Indi

kator Materi

Nama

Kegiatan Tujuan Media Strategi Teknik Waktu

D

H. Teknik Analisis Data

(52)

rata-tersebut, penting untuk diadakan analisis statistik untuk menjawab pertanyaan penelitian dan memperoleh data dalam bentuk angka.

1. Teknik Analisis Profil Umum Kemandirian Belajar

Teknik analisis pertama ditujukan untuk mengetahui gambaran umum kemandirian belajar, alat yang digunakan berupa instrumen. Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehingga menghasilkan item-item pernyataan dan kemungkinan jawabannya. Instrumen digunakan untuk mengukur kemandirian belajar sedang peserta didik. Item pernyataan kemandirian belajar peserta didik menggunakan bentuk skala Likert yang dimodifikasi sehingga hanya terdiri dari empat alternatif jawabann, dengan pilihan Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Kriteria penskoran untuk mendapat skor angket kemandirian belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel 3.10 sebagai berikut.

Tabel 3.10

Ketentuan Pemberian Skor Angket Disiplin Peserta Didik

Pernyataan

Skor

SS S TS STS

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

(53)

Di samping itu juga tabel konversi skor ditunjang dengan penyusunan grafik persentase distribusi respons setiap indikator untuk menentukan kategorisasi peserta didik yang dimaknai sebagai profil umum disiplin peserta didik, seperti tabel 3.11

Tabel 3,11 Konversi Skor

Kriteria Rentang

Tinggi (Sangat Disiplin) X > Min ideal + 2.interval

Sedang (Cukup Disiplin) Min Ideal+interval < X ≤ Min ideal + 2.interval Rendah (Belum Disiplin) X ≤ Min ideal + Interval

(Sudjana 1996:47)

Selaras dengan tabel di atas, pengkatagorian skor disiplin peserta didik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

(a) Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi ( 70 x 4 = 280) (b) Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus:

Skor minimal ideal = jumlah soal x skor terendah ( 70 x 1 = 70 ) (c) Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel dengan rumus:

Rentang skor = skor maksimal ideal – skor minimal ideal ( 280 – 70 = 210 ) (d) Mencari interval skor dengan rumus:

Interval skor = rentang skor/3 ( 210 : 3 = 70 )

(54)

Tabel 3.12 Skor Nilai

PerHitungan Skor Kategori

X > Min ideal + 2.interval X > 210 Tinggi (Sangat Disiplin) Min Ideal+interval < X ≤ Min ideal + 2.interval 140 < X ≤ 210 Sedang (Cukup Disiplin)

X ≤ Min ideal + Interval X ≤ 140 Rendah (Belum Disiplin)

Secara teori konversi skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah didasarkan pada status disiplin peserta didik dalam Tabel 3.13.

Tabel 3.13

Status Disiplin Peserta Didik

Kriteria Rentang Kualifikasi

Sangat Disiplin

X > 210

Peserta didik sudah memiliki kesadaran dan dapat merasaka pentingnya sikap dan perilaku; taat, patuh, setia, teratur, tertib, komitmen dan konsisten dalam hal aktivitasnya untuk menunjang keberhasilan bakat, minat dan prestasinya

Cukup

Disiplin 140 < X ≤ 210

Peserta didik belum melaksanakan sepenuhnya perilaku; taat, patuh, setia, teratur, tertib, komitmen dan konsisten dalam hal aktivitasnya untuk menunjang keberhasilan bakat, minat dan prestasinya

Belum

Disiplin X ≤ 140

Peserta didik belum memiliki sikap dan perilaku; taat, patuh, setia, teratur, tertib, komitmen dan konsisten untuk menunjang keberhasilan bakat, minat dan prestasinya

2. Teknik Uji Efektivitas Program Bimbingan Pribadi

(55)

meningkatkan disiplin peserta didik adalah dengan cara membandingkan data rata-rata perolehan skor disiplin peserta didik sebelum mendapatkan bimbingan pribadi dengan data skor disiplin peserta didik setelah memperoleh bimbingan pribadi.

Pengujian efektivitas program bimbingan pribadi dilakukan menggunakan uji non parametris dengan menggunakan teknik uji t (independent

sample t test) melalui analisis data disiplin peserta didik sebelum dan setelah

mengikuti program bimbingan pribadi. Teknik uji ini dilakukan dengan cara membandingkan data pretest dan posttest, antara kelompok eksperimen (diberi perlakuan) dengan kelompok kontrol (tanpa diberi perlakuan). Tujuan uji ini adalah memperoleh fakta empirik tentang keefektifan program bimbingan pribadi untuk pengembangan disiplin peserta didik SMA Negeri se-Kabupaten Bangka Tengah dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa diberikan perlakuan/treatment. Teknik pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistical product and service solutions (SPSS) versi 17.0.

Prosedur pengujian efektivitas tersebut adalah sebagai berikut.

1) Menguji normalitas data pretest dan posttest kedua kelompok. Pengujian normalitas data dilakukan dengan dengan statistik uji Z Kolmogrov-Smimov (p>0,05) dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0.

(56)

meningkatkan disiplin peserta didik dilakukan dengan menggunakan uji t independent (independent sample t test) dengan tahapan ataupun langkah sebagai berikut,

a) Menguji normalitas data pretest dan posttest kedua kelompok, menghitung data

normalized gain (N-Gain) dengan rumus sebagai berikut:

(Meltzer, 2002)

b) Menguji normalitas data gains kedua kelompok. Pengujian normalitas data gains dilakukan dengan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p>0,05) dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0.

c) Menguji homogenitas varians data gains kedua kelompok (p>0,05) dengan bantuan SPSS 17.0.

d) Menguji perbedaan (efektivitas) program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik dengan menggunakan uji t independent (independent

sample t-test) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

a. Hipotesis

H0 : µpre = µpos

Tidak ada perbedaan rata-rata disiplin peserta didik antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, maka program bimbingan pribadi berbasis konseling realitas tidak efektif untuk meningkatkan disiplin peserta didik.

(57)

H1 : µpre≠µpos

Terdapat perbedaan rata-rata disiplin peserta didik antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, maka program bimbingan pribadi berbasis konseling realitas terbukti efektif untuk meningkatkan disiplin peserta didik.

b. Dasar pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang diperoleh dengan α = 0,05.

Jika pengambilan keputusan berdasarkan nilai t hitung, maka kriterianya adalah terima Ho jika — t1-1/2 α < t hitung < t 1- 1/2 α, dimana t1-1/2 α didapat dari

daftar tabel t dengan dk = ( n1 + n2 — 1) dan peluang 1- 1/2 α. Untuk harga-harga

t lainnya Ho ditolak.

Jika pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas (nilai p), maka kriterianya adalah:

1) Jika nilai p < 0,05, maka Ho ditolak 2) Jika nilai p > 0,05, maka Ho diterima

H.Tahapan Penelitian

(58)

Secara garis besar tahap-tahapan tersebut dapat diperinci sebagai berikut,

1. Tahap Persiapan

a. Studi literatur berupa buku-buku yang membahas tentang disiplin dan bimbingan pribadi yang merupakan salah satu teknik dari layanan konseling. b. Menentukan subjek penelitian.

c. Menyusun kisi-kisi dan instrumen penelitian berupa kuesioner.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan/implementasi layanan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik.

b. Observasi terhadap pelaksanaan program bimbingan pribadi pada kelompok eksperimen untuk mengetahui keefektifan layanan dalam meningkatkan disiplin peserta didik.

3. Tahap Pengolahan Data dan Analisis Data

(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini merupakan bagian akhir membahas tentang jawaban pertanyaan penelitian yang dirangkum dalam kesimpulan dan rekomendasi penelitian untuk dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait dan berkepentingan.

A.Kesimpulan

Rumusan berikut merupakan kesimpulan-kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

1. Berdasarkan hasil penelitian, profil disiplin peserta didik setelah dilakukan

treatmen program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik

pada kelas eksprimen secara umum terjadi peningkatan profil disiplin peserta didik dari kategori rendah (belum disiplin) menjadi kategori sedang (cukup disiplin) serta dari kategori sedang (cukup disiplin) menjadi kategori tinggi (sangat disiplin). Program bimbingan pribadi untuk meningkatkan disiplin peserta didik dapat dipaparkan dan dianalisis tentang aktivitas-aktivitas layanan bimbingan pribadi yang telah dilakukan oleh guru pembimbing (guru BK) berdasarkan program yang disusun dan dikembangkan oleh peneliti.

Gambar

Gambar 1.1      Alur Penelitian Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan
Tabel 3.1 Desain Penelitian Kuasi Eksperimen
Tabel 3.2 Subjek Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitan Pengembangan Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Anma gerilimi 36 kV'a kadar OG ring şebekelerinden, AG dağıtım şebekelerini beslemek için, 630 kVA’ ya da 1000 kVA anma gücünde, fabrikada monte edilmiş veya

Hal ini juga dinyatakan oleh Pattnaik (2010), bahwa jika total P pada akhir vermikomposting nilainya lebih tinggi dibandingkan pada awal proses maka dapat dipastikan ini

Tujuan dari penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui ekstrakurikuler marching band di MIN Bawu Jepara dapat membentuk karakter tanggung jawab dan kreativitas. Adapun

Kerusakan fungsi ekosistem gambut terjadi akibat dari pengelolaan lahan yang salah dengan pemilihan komoditas bisnis yang tidak sesuai dengan karakteristik lahan

Model latent class juga lebih fokus pada pertanyaan: “Mengapa peserta tes tidak menguasai suatu materi?.” Sementara itu pada teori tes klasik dan teori respon butir lebih fokus

Kerja Praktek (KP) merupakan salah suatu kegiatan akademik yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi S1 di Fakultas Informatika, kegiatan KP dilaksanakan dengan

Fotokopi laporan kronologis bagi PNS yang Cacat karena dinas dibuat oleh pimpinan instansi yang bersangkutan;.. Fotokopi surat keterangan sakit dari Tim

Selanjutnya, sinyal yang memancar kembali dari target diterima oleh masing-masing Selanjutnya, sinyal yang memancar kembali dari target diterima oleh