• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI RICARDIAN EQUIVALEN DALAM ANALISIS TRANSAKSI BERJALAN DAN KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA PERIODE 1980-2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI RICARDIAN EQUIVALEN DALAM ANALISIS TRANSAKSI BERJALAN DAN KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA PERIODE 1980-2009."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No.182/UN: 40.FPEB.I.PL/2012

IMPLEMENTASI RICARDIAN EQUIVALEN DALAM ANALISIS

TRANSAKSI BERJALAN DAN KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA

PERIODE 1980-2009

(Penerapan Model “ Fiscal Policies, The Current Account and Ricardian

Equivalence” oleh Christiane Nickel dan Isabel Vansteenkiste)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan

pada Program Pendidikan Ekonomi

Oleh

TIA WIDIANINGSIH

NIM.0607527

PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI RICARDIAN EQUIVALEN DALAM ANALISIS

TRANSAKSI BERJALAN DAN KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA

PERIODE 1980-2009

(Penerapan Model “ Fiscal Policies, The Current Account and Ricardian

Equivalence” oleh Christiane Nickel dan Isabel Vansteenkiste)

Oleh

Tia Widianingsih

0607527

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Tia Widianingsih

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI RICARDIAN EQUIVALEN DALAM ANALISIS

TRANSAKSI BERJALAN DAN KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA

PERIODE 1980-2009

(Penerapan Model “ Fiscal Policies, The Current Account and Ricardian

Equivalence” oleh Christiane Nickel dan Isabel Vansteenkiste)

Skripsi ini telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. Kusnendi, MS NIP 196001221984031003

Pembimbing II

Navik Istikomah SE.,MSi NIP 197511102005012002

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Ekonomi

(4)

i

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Tia Widianingsih. 0607527. Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

(Penerapan Model “Fiscal Policies, The Current Account and Ricardian Equivalence” oleh Christiane Nickel dan Isabel Vansteenkiste), dibawah bimbingan Dr. Kusnendi, MS dan Navik Istikomah SE., MSi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh anggaran pemerintah, investasi (rasio terhadap PDB), nilai tukar rupiah, pendapatan perkapita, dan rasio ketergantungan terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) Indonesia periode 1980-2009. Penerapan model dalam jurnal Christiane Nickel dan Isabel Vansteenkiste yang berjudul “Fiscal Policies, The Current Account and Ricardian Equivalence”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan studi dokumentasi. Data transaksi berjalan (rasio terhadap PDB), anggaran pemerintah, investasi (rasio terhadap PDB), nilai tukar rupiah, pendapatan perkapita, dan rasio ketergantungan merupakan data time series periode 1980-2009. Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan alat analisis Econometric Views (EViews) versi 7.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa koefisien determinasi yang disesuaikan (Adj-R2) adalah sebesar 0,650031. Hal ini menunjukkan bahwa variabel transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) dipengaruhi oleh anggaran pemerintah, investasi (rasio terhadap PDB), nilai tukar rupiah, pendapatan perkapita dan rasio ketergantungan sebesar 65,0031 % dan sisanya 34,9969 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Hasil dari uji t dalam penelitian yaitu variabel anggaran pemerintah, nilai tukar rupiah, dan rasio ketergantungan berpengaruh positif secara signifikan terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) pada tingkat α = 5 %. Sedangkan variabel investasi (rasio terhadap PDB) dan pendapatan perkapita tidak berpengaruh terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB).

(5)

ii

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Tia Widianingsih. 0607527. Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

(Penerapan Model “Fiscal Policies, The Current Account and Ricardian Equivalence by Christiane Nickel dan Isabel Vansteenkiste), under the guidance of Dr. Kusnendi, MS and Navik Istikomah SE., MSi.

The purpose of this research is to know the influence of the Government budget, investment (ratio to GDP), the exchange rate of rupiah, the income per capita, and the dependency ratio of the current account (ratio to GDP) Indonesia period 1980-2009. The application of the model in the journal Christiane Nickel and Isabel Vansteenkiste, entitled "Fiscal Policies, The Current Account and Ricardian Equivalence".

The method used in this study is descriptive analytical. Data was collected with the study of literature and documentation. Current account data (ratio to GDP), government budgets, investment (ratio to GDP), exchange rate, income per capita, and the dependency ratio is the period of time series data from 1980 to 2009. Model analysis of the data in this study using multiple regression analysis (multiple regression analysis) with analysis tool Econometric Views (EViews) version 7.

Based on the survey results revealed that the adjusted determination coefficient (Adj-R2) is equal to 0.650031. This suggests that the current account variable (ratio to GDP) is affected by government budget, investment (ratio to GDP), exchange rate, per capita income and the dependency ratio of 65.0031% and 34.9969% remaining influenced by other variables outside models.

Results of t-test in the study of government budget variables, exchange rate, and the dependency ratio is significantly positive effect on the current account (ratio to GDP) at level α = 5%. While the investment variable (ratio to GDP) and per capita income has no effect on the current account (ratio to GDP).

(6)

iii

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

KATAMUTIARA

ABSTRAK . . . i

KATA PENGANTAR . . . iii

UCAPAN TERIMA KASIH . . . iv

DAFTAR ISI . . . vii

DAFTAR TABEL . . . x

DAFTAR GAMBAR . . . xi

BAB I PENDAHULUAN . . . 1

1.1 Latar Belakang Masalah . . . 1

1.2 Rumusan Masalah . . . 9

1.3 Tujuan Penelitian . . . 10

1.4 Manfaat Penelitian . . . 11

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 12 2.1 Kajian Teori . . . 12

2.1.1 Konsep Transaksi Berjalan . . . 12

2.1.2 Fenomena Defisit Kembar . . . 20

2.1.2.1 Teori Dasar Defisit Kembar . . . 22

2.1.2.2 Teori Three Gap Model . . . 24

(7)

iv

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.3.1 Anggaran Pemerintah . . . 29

2.1.4 Konsep Investasi . . . 33

2.1.5 Nilai Tukar (Kurs) . . . 35

2.1.6 Pendapatan Perkapita . . . 38

2.1.7 Rasio Ketergantungan . . . 42

2.1.8 Konsep Ricardian Equivalence. . . 45

2.1.9 Keynesian Proposition. . . 46

2.2 Matriks Penelitian Terdahulu . . . 48

2.3 Kerangka Pemikiran . . . 50

2.4 Hipotesis . . . 61

BAB III METODE PENELITIAN . . . 62

3.1 Objek Penelitian . . . 62

3.2 Metode Penelitian . . . 62

3.3 Operasionalisasi Variabel . . . 63

3.4 Teknik Pengumpulan Data . . . 66

3.5 Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis . . . 67

3.5.1 Teknik Analisis Data . . . 67

3.5.2 Uji Linearitas . . . 68

3.5.3 Pengujian Hipotesis . . . 70

3.5.3.1 Uji Hipotesis Parsial . . . 70

3.5.3.2 Uji Hipotesis Simultan (Uji F) . . . 71

3.5.3.3 Koefisien Determinasi yang Disesuaikan (R2) . . . 72

3.6 Pengujian Asumsi Klasik . . . 72

(8)

v

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.2 Uji Heteroskedastisitas . . . 75

3.6.3 Uji Autokorelasi . . . 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. . . 78

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian . . . 78

4.1.1 Perkembangan Transaksi Berjalan . . . 78

4.1.2 Perkembangan Anggaran Pemerintah . . . 82

4.1.3 Perkembangan Investasi . . . 89

4.1.4 Perkembangan Nilai Tukar . . . 94

4.1.5 Perkembangan Pendapatan Perkapita . . . 101

4.1.6 Perkembangan Rasio Ketergantungan . . . 105

4.2 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis . . . 112

4.2.1 Pengujian Model Penelitian . . . 112

4.2.2 Uji Linearitas . . . 114

4.2.3 Pengujian Asumsi Klasik . . . 115

4.2.3.1 Pengujian Multikolinearitas . . . 115

4.2.3.2 Pengujian Heteroskedastisitas . . . 116

4.2.3.3 Pengujian Autokorelasi . . . 117

4.2.4 Pengujian Hipotesis . . . 119

4.2.4.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) . . . 120

4.2.4.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) . . . 121

4.2.4.3 Koefisien Determinasi (R2) . . . 122

4.3 Pembahasan . . . 123

4.3.1 Pengaruh Defisit Anggaran Terhadap Transaksi Berjalan . . . 124

4.3.2 Pengaruh Investasi Terhadap Transaksi Berjalan . . . 128

(9)

vi

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3.4 Pengaruh Pendapatan Perkapita Terhadap Transaksi Berjalan 130 4.3.5 Pengaruh Rasio Ketergantungan Terhadap Transaksi Berjalan 133

4.3.6 Implementasi Pendidikan . . . 134

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . . . 137

5.1 Kesimpulan . . . 137

5.2 Saran . . . 138

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Transaksi Berjalan Periode 1980-2006 . . . 4

Tabel 2.1 Struktur dan Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 1999 (dalam miliar $) . . . 19

Tabel 2.2 Matriks Penelitian Terdahulu . . . 48

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian . . . 63

Tabel 3.2 Uji Statistik Durbin-Watson d . . . 76

Tabel 4.1 Transaksi Berjalan Indonesia Periode 1980-2009 . . . 79

Tabel 4.2 Perkembangan Anggaran Pemerintah Periode 1980-2009 . . . 83

Tabel 4.3 Realisasi PMDN dan PMA Menurut Sektor Ekonomi Periode 1980-2009 (Miliyar Rupiah) . . . 90

Tabel 4.4 Nilai Tukar Rupiah Indonesia Terhadap Dollar Amerika Periode 1980-2009 (Rp) . . . 95

(10)

vii

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.6 Rasio Ketergantungan Indonesia Periode 1980-2009 . . . 106

Tabel 4.7 Pengujian Model Penelitian . . . 111

Tabel 4.8 Pengujian Linearitas . . . 115

Tabel 4.9 Nilai Koefisien Korelasi Antar Variabel Bebas . . . 115

Tabel 4.10 Pengujian White Heteroskedasticity Test . . . 117

Tabel 4.11 Pengujian Autokorelasi . . . 118

Tabel 4.12 Uji Statistik Durbin Watson d . . . 118

Tabel 4.13 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) . . . 120

Tabel 4.14 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) . . . 122

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Neraca Pembayaran Menurut Standar IMF. . . 18

Gambar 2.2 Kesenjangan Tanbungan dan Investasi . . . 27

Gambar 2.3 Pengaruh Kebijakan Fiskal terhadap Neraca Perdagangan. . . 29

Gambar 2.4 Hubungan Ekspor Neto dan Kurs Riil. . . 38

Gambar 4.1 Perkembangan Transaksi Berjalan Periode 1980-2009 (Juta US $) . . . 81

Gambar 4.2 Perkembangan Anggaran Pemerintah Periode 1980-2009 (Miliyar Rupiah) . . . 87

(11)

viii

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 4.4 Nilai Tukar Rupiah Indonesia Terhadap Dollar Amerika

Periode 1980-2009 (Rp) . . . 98 Gambar 4.5 Pendapatan Perkapita Indonesia Berdasarkan Harga Konstan

(12)

1

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, keadaan dan perkembangan perdagangan luar negeri serta neraca pembayaran internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di dalam percaturan ekonomi global. Situasi dan kecenderungan umum perekonomian dapat dipastikan akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Perekonomian dunia yang lesu akan melesukan pula perdagangan antar negara di dunia, termasuk Indonesia. Hubungan ekonomi dengan luar negeri adalah bagian dari hubungan internasional secara luas, yang mencakup juga hubungan politik, militer, pendidikan dan kebudayaan. Bagi negara sedang berkembang seperti Indonesia, terlebih dengan sistem ekonomi terbuka, memungkinkan hubungan ekonomi dengan luar negeri terjadi. Hampir setiap hari dalam surat kabar kita baca bagaimana hubungan-hubungan ekonomi dengan luar negeri baik secara bilateral maupun multilateral itu terjadi (Widodo, 1990 : 81).

(13)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Pembayaran dengan cara pembukuan tertentu seperti yang ditetapkan oleh IMF (International Monetary Fund). Dalam berbagai tulisan, kajian ekonomi tentang hubungan ekonomi luar negeri banyak berdasarkan pada Neraca Pembayaran. Kemudian dari Neraca Pembayaran ini dapat dianalisis hal-hal yang menyagkut perdagangan barang (ekspor-impor), transaksi jasa, nilai tukar, nilai utang dan kewajiban pelunasan, defisit transaksi berjalan, cadangan devisa, rasio perdagangan internasional. Dengan kata lain indikator Neraca Pembayaran akan menyangkut masalah-masalah produksi nasional, anggaran pemerintah, moneter dan alat pembayaran internasional (Widodo, 1990 : 81).

(14)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

berjalan akan mempunyai hubungan yang erat dengan pendapatan nasional. Perubahan nilai ekspor akan berlangsung berpengaruh terhadap pendapatan nasional dan sebaliknya berubahnya pendapatan nasional akan menyebabkan perubahan pada nilai impor. (Salvatore, 1996: 78) Besarnya pendapatan nasional dapat dilihat dari persamaan sebagai berikut:

Y = C + I + G + ( X – M)

Dimana Y adalah Pendapatan Nasional, C untuk pengeluaran konsumsi, I adalah Pengeluaran Investasi (swasta), G adalah Pengeluaran pemerintah, dan ( X

– M ) adalah neraca perdagangan (netto). Apabila x menghasilkan lebih banyak dari yang digunakan ( X – M ) positif sehingga kelebihannya di jual ke luar negeri. Sebaliknya, ( X – M ) negatif berarti negara itu pengeluarannya lebih besar dari pada yang dihasilkan ( Nopirin, 1995).

(15)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

(16)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Perkembangan transaksi berjalan sejak tahun 1980 sampai tahun 2009 mengalami fluktuatif. Namun jika dalam bentuk US $ jumlah transaksi berjalan sebesar 18.185 juta US $. Transaksi berjalan mengalami defisit mulai dari tahun 1981 sampai 1997 sebesar -107.723,25 juta US $ dimana rata-ratanya sebesar 6.336,66 juta US $ . Defisit yang paling tinggi terjadi pada tahun 1996 sebesar -8,069 US $. Pada tahun 1998 sampai 2009 transaksi berjalan Indonesia mengalami surplus.

Pada tahun 1984 dari tahun 1983 mengalami penurunan defisit sebesar 4.472 Juta US $ penurunan yang terjadi pada tahun tersebut berkat didevaluasinya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Ternyata tindakan ini berhasil mendongkrak ekspor sekaligus meredam impor, sehingga transaksi berjalan mengalami penurunan. Lonjakan terjadi pada tahun 1986 yaitu sebesar -4099 Juta US $ yang pada tahun 1985 hanya defisit 1950 Juta $, hal tersebut diakibatkan terjadinya penurunan nilai ekspor minyak bumi, dari 4790 Juta US $ atau mengalami penurunan sebesar 64,39 persen. Berbeda dengan lonjakan pada tahun 1985 yang diakibatkan oleh penurunan ekspor, tetapi pada tahun 1990 terjadi disebabkan oleh peningkatan nilai impor,baik migas maupun non migas. Impor barang migas naik sebesar 44,66 persen. Sedangkan impor non migas naik sebesar 31,01 persen, dari 14845 Juta US$ menjadi 19448 Juta US $ (Dumairy, 1996:103).

(17)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

relatif meningkat namun rasio masih dibawah 10 %. Paling terbesar ada pada tahun 2000 sebesar 5,52 %.

Menurut N Gregory Mankiw (2003:113) dijelaskan bahwa jika neraca perdagangan adalah negatif, kita memiliki defisit perdagangan (trade defisit). Dalam hal ini kita adalah negara pengutang di pasar uang dunia, dan kita lebih banyak mengimpor barang dan jasa daripada mengekspornya.

Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai akibat impor yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan dalam kegiatan ekonomi dalam negeri karena konsumen menggantikan barang dalam negeri dengan barang impor, harga valuta asing akan meningkat dan menyebabkan harga-harga barang impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun mengurangi kegairahan pengusaha-pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha baru (Sadono Sukirno, 2002:18).

(18)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Pendapatan perkapita menggambarkan kemampuan penduduk dalam memenuhi kebutuhannya terhadap barang dan jasa termasuk barang dan jasa yang diimpor dari negara lain, sehingga memiliki hubungan yang searah dengan kinerja impor. Semakin tinggi pendapatan perkapita maka semakin tinggi pula barang dan jasa yang dapat dibeli dari luar negeri, karena kemampuan penduduk membeli barang impor meningkat. Sebaliknya semakin menurun pendapatan perkapita maka permintaan impor semakin turun karena kemampuan penduduk untuk membeli barang impor menurun. Jika pendapatan meningkat lebih besar dari ekspor akan menyebabkan neraca transaksi berjalan menjadi defisit dan sebaliknya (M. Aji Setiawan, 2007: 46).

Menurut Tulus T.H. Tambunan (2001: 222) faktor utama membengkaknya utang luar negeri pada negara sedang berkembang adalah defisit transaksi berjalan. Besarnya defisit transaksi berjalan melebihi surplus saldo neraca modal (kalau saldonya memang positif) membuat neraca pembayaran defisit dan berarti juga cadangan berkurang, dengan sendirinya akan habis jika tidak ada sumber-sumber lain (misalnya dari arus modal masuk, seperti yang dialami negara-negara paling miskin di benua Afrika. Padahal devisa sangat dibutuhkan, terutama untuk membiayai impor barang-barang modal dan pembantu untuk kebutuhan kegiatan produksi di dalam negeri.

(19)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

tambahan untuk meningkatkan konsumsi, menyebabkan tabungan nasional menurun. Penurunan tabungan nasional menyebabkan Negara untuk meminjam dari luar negeri atau menguranginya pinjaman asing, kecuali penanaman modal dalam negeri cukup menurun untuk mengganti kerugian kekurangan tabungan. Dengan demikian, defisit fiskal yang lebih luas biasanya harus disertai dengan defisit transaksi berjalan (Christiane dan Isabel, 2008: 6).

Namun, hipotesis defisit kembar bertumpu pada asumsi bahwa hubungan antara defisit fiskal dan konsumsi swasta yang positif, yaitu peningkatan defisit mengakibatkan peningkatan konsumsi swasta, seperti yang disarankan pada model Keynesian. Ini tidak selalu benar, dalam teoritis model hubungan antara kebijakan fiskal dan konsumsi swasta tergantung pada asumsi Ricardian Equivalen. Teori Equivalen menyatakan bahwa untuk path dari pengeluaran pemerintah, waktu pajak seharusnya tidak mempengaruhi keputusan konsumsi yang dibuat individu membayar pajak. Ide sederhana di balik teori ini adalah agen rasional menyadari bahwa pajak hari ini untuk menggantikan pajak plus pajak bunga melalui pembiayaan utang pemerintah adalah sama (Barro,1974). Oleh karena itu, pembiayaan pengeluaran pemerintah melalui hutang atau pajak tidak mempengaruhi transaksi berjalan. Namun, model Keynesian mengasumsikan bahwa pergeseran dari pajak untuk pembiayaan utang meningkatkan konsumsi masyarakat. Dalam model Keynesian konsumsi swasta bergantung pada Disposible income (Pendapatan dikurangi pajak). Oleh karena itu, defisit fiskal

(20)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

defisit transaksi berjalan negatif. Jika rasio utang rendah dan konsumen bereaksi secara Keynesia (menggunakan stimulus fiskal untuk mengkonsumsi lebih banyak) hubungan antara defisit fiskal dan defisit transaksi berjalan positif (Christiane dan Isabel, 2008: 6).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan antara defisit fiskal (defisit anggaran) dengan defisit transaksi berjalan di Indonesia periode 1980-2009 apakah sesuai dengan pandangan Ricardian Equivalence atau Keynesian. Serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi transaksi

berjalan yang lainnya diantaranya investasi, nilai tukar riil, rasio ketergantungan, dan pendapatan perkapita. Selengkapnya judul penelitian yang akan penulis angkat adalah “Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009” (Penerapan

Model “ Fiscal Policies, The Current Account and Ricardian Equivalence

oleh Christiane Nickel dan Isabel Vansteenkiste).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapat rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh anggaran pemerintah terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) di Indonesia periode 1980-2009?

2. Bagaimana pengaruh investasi (rasio terhadap PDB) terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) di Indonesia periode 1980-2009?

(21)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

4. Bagaimana pengaruh pendapatan perkapita terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) di Indonesia periode 1980-2009?

5. Bagaimana pengaruh rasio ketergantungan terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) di Indonesia periode 1980-2009?

6. Apakah pengaruh anggaran pemerintah terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) di Indonesia mengarah pada pandangan Ricardian Equivalence atau Keynesian?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengatahui bagaimana pengaruh anggaran pemerintah terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) di Indonesia periode 1980-2009 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh investasi (rasio terhadap PDB)

terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) di Indonesia periode 1980-2009

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai tukar riil terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) di Indonesia periode 1980-2009

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan perkapita terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) di Indonesia periode 1980-2009 5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio ketergantungan terhadap

transaksi berjalan (rasio terhadap PDB) di Indonesia periode 1980-2009 6. Untuk mengetahui apakah pengaruh anggaran pemerintah terhadap

(22)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11

pandangan Ricardian Equivalence atau Keynesian

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Memperkaya khasanah tulisan yang berhubungan dengan transaksi berjalan, kebijakan fiskal, dan mendukung penelitian yang telah lebih dulu dilakukan

2. Mengungkapkan faktor-faktor yang berkaitan dengan transaksi berjalan di Indonesia. Hubungan antara anggaran pemerintah dan transaksi berjalan. 1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan pengambil kebijakan pemerintah dan pihak terkait berhubungan dengan kebijakan fiskal, dan transaksi berjalan di Indonesia.

(23)

62

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kebijakan fiskal dan transaksi berjalan tergantung pada rasio utang luar negeri terhadap PDB di Indonesia periode 1980-2009. Adapun fokus faktor yang mempengaruhi transaksi berjalan di Indonesia periode 1980-2009 adalah anggaran pemerintah, investasi (rasio terhadap PDB), nilai tukar riil, pendapatan perkapita, rasio ketergantungan.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menekankan kepada usaha untuk memperoleh informasi mengenai status atau gejala pada saat penelitian, memberikan gambaran-gambaran terhadap fenomena-fenomena, juga lebih jauh menerangkan pengaruh, pengujian hipotesis serta mendapatkan makna dari implikasi suatu masalah yang diinginkan.

(24)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

3.3 Operasional Variabel

Empiris Konsep Analitis Skala

(1) (2) (3) (4) (5)

Data rasio transaksi berjalan diperoleh dengan rumus:

Sumber data: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

(25)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(26)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

65

1980-2009 PMDN = Realisasi

Penanaman Modal Dalam

Laporan tahunan nilai tukar rupiah di Statistik Ekonomi keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

(27)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

Data pendapatan perkapita diperoleh dengan rumus: Perkapita PDB =

PDB Jumlah Penduduk (Sadono Sukirno, 2002:417) Sumber data: Statistik Indonesia Badan Pusat Statistik

Data rasio ketergantungan diperoleh dengan rumus: Sumber data: Statistik Indonesia BPS

Rasio

3.4Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data tersebut adalah sebagai berikut:

(28)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

67

1. Studi literatur, yaitu studi atau teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh dan mengumpulkan data-data dari buku, karya ilmiah berupa skripsi, tesis, artikel, jurnal, internet, atau bacaan lainnya yang berhubungan dengan utang luar negeri.

2. Studi Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data dari beberapa instasi/lembaga yang bersangkutan dengan permasalahan yang diteliti, seperti data statistik Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan sumber lembaga lainnya.

3.5Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.5.1 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda (multiple regression), untuk membuktikan apakah anggaran pemerintah (X1), investasi (rasio terhadap PDB) (X2), nilai tukar (X3), pendapatan perkapita (X4), dan rasio ketergantungan (X5) berpengaruh terhadap transaksi berjalan (rasio terhadap PDB). Alat analisis yang digunakan yaitu Econometric Views (Eviews) 7.1 dengan model sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Transaksi Berjalan (rasio terhadap PDB) β0 = Konstanta

β = Koefisien Regresi

(29)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

68

X1 = Anggaran Pemerintah

X2 = Investasi (rasio terhadap PDB) X3 =Nilai Tukar Riil

X4 = Pendapatan Perkapita X5 = Rasio Ketergantungan

ε = Faktor Pengganggu (error term)

Adapun informasi mengenai hasil analisis regresi adalah sebagai berikut: Tabel 3.2

Informasi Hasil Analisis Regresi

R-squared Menunjukkan kemampuan model. Variabel independen mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen.

Adjusted R-squared

Nilai R2 yang sudah disesuaikan. Semakin banyak variabel independen yang dimasukkan ke dalam persamaan, akan semakin memperkecil nilai R-squared.

S.E of regression Standard error dari persamaan regresi. Sum squared resid Jumlah nilai residu kuadrat.

Log likelihood Nilai fungsi log likelihood yang dihitung dengan nilai koefisien estimasian.

Durbin-Watson stat

Nilai uji DW, digunakan untuk mengetahui apakah ada autokorelasi atau tidak (hubungan antarresidual).

Mean dependent var

Nilai mean (rata-rata) variabel dependen (dalam hal ini adalah Y)

S.D dependent var Standar deviasi variabel dependen (Y) Akaike info

criterion

(30)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

69

dibandingkan apabila ada model lain yang juga sudah dihitung AICnya.

Schwarz criterion Menilai kualitas model dengan rumus: SIC = log log ( ∑ȇi2 ) + k log n n n

∑ȇi2

adalah residual kuadrat; k = jumlah variabel independen; n = jumlah observasi. Seperti AIC, semakin kecil angka SIC, semakin baik modelnya.

F- Statistic Uji serempak pengaruh semua variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

Prob (F- Statistic) Probabilitas nilai uji statistik F. Sumber: Yana Rohmana, 2010: 43

3.5.2 Uji Linieritas

Uji linieritas yaitu digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak, apakah fungsi yang digunakan dalam studi empiris sebaiknya berbentuk linier, kuadrat, atau kubik. Melalui uji linieritas akan diperoleh informasi tentang:

1. Apakah bentuk model empiris (linier, kuadrat, atau kubik), 2. Menguji variabel yang relevan untuk dimasukan dalam model.

Untuk menguji linieritas Penulis menggunakan uji Ramsey RESET Test dengan bantuan Software EViews 7.1 Version, uji ini dikembangkan oleh Ramsey tahun 1969 yang menyarankan suatu uji yang disebut general test of spesification atau RESET.

Tahapan dalam RESET ini ialah :

1. Estimasi model dengan OLS kemudian didapat estimasi Yi yaitu i Yˆ

(31)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70

(3.3) linear. Ramsey menyarankan memasukan i Yˆ 2 dan i Yˆ 3 sebagai regressor tambahan. Sehingga kita estimasi persamaan :

Yi = 1+ 2X2 + 3X3 + 4 i Yˆ 2 + 5 i Yˆ 3 + ui (3.2)

3. Dari persamaan 3.2 didapat R2 yang baru (2 new R) dan R2 dari persamaan (3.2) disebut 2 old R. Dari hasil ini kita bisa mencari nilai F-statistiknya untuk mengetahui apakah kenaikan dalam R2 dari menggunakan model (3.2) itu signifikan atau tidak :

F = (R2new – R2old) / jumlah regressor – regressor baru

(1-R2new) / (n-jumlah parameter – parameter di dalam model baru)

Jika nilai F-statistik yang telah dihitung itu signifikan pada tingkat ε misal 5% maka kita bisa menerima hipotesis bahwa model (3.1) itu misspecified. Sebaliknya jika nilai F-statistik yang telah dihitung itu tidak signifikan pada tingkat ε misal 5% maka model specified.

3.5.3 Uji Hipotesis

3.5.3.1 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan melalui uji dua pihak dengan kriteriajika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Pengujian hipotesis dapat dirumuskan secara statistik sebagai berikut:

Sumber: (Gujarati , 2003:79)

Daerah Penolakan H0 α = 5%

Daerah Penerimaan H0 α = 95% Daerah

Penolakan H0 α = 5%

(32)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

71

Gambar 3.1

Uji Hipotesis Dua Pihak

Dimana :

H0 : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas X terhadap

variabel terikat Y,

Ha : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y.

Pengujian hiotesis secara individu dengan uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas X terhadap variabel terikat Y Pengujian hipotesis secara individu dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

Keputusan menolak atau menerima H0:

1. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima (variabel bebas X berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y),

2. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (variabel bebas X tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y). Dalam penelitian ini tingkat kesalahan yang digunakan adalah 0,05 (5%) pada taraf signifikasi 95% (Agus Widarjono : 2005: 84).

3.5.3.2 Uji Hipotesis Simultan (Uji F) 2

1

2

r

n

r

t

(33)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

72

Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan (overall significance) variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, untuk mengetahui

seberapa pengaruhnya. Uji t tidak dapat digunakan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan.

Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

(Agus Widarjono : 2005: 88) Dimana:

n = Jumlah observasi

K = jumlah parameter estimasi termasuk intersep atau konstanta

Kriteria uji F adalah:

1. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y),

2. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

3.5.3.3 Koefisien Determinasi yang Disesuaikan (R2)

Dalam regresi berganda kita menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang kita punyai. Dalam hal ini kita mengukur seberapa besar proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh semua variabel indepnden (Agus Widarjono : 2005: 86)

Koefisien determinasi dapat dicari dengan menggunakan rumus:

 

1 2

1

2

   

k n R

K R

(34)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

73

Untuk mendapatkan model yang tidak bias (unbiased) dalam memprediksi masalah yang diteliti, maka model tersebut harus bebas uji Asumsi Klasik yaitu:

3.6.1 Uji Multikolinearitas

Menurut Gujarati (2003: 157) multikolinearitas merupakan adanya

hubungan linear yang “sempurna” atau pasti diantara beberapa atau semua

variabel yang menjelaskan dari model regresi.

(35)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

74

Yana Rohmana (2010 : 142) dampak adanya multikorelasi adalah:

1. Meskipun penaksiran OLS mungkin bisa diperoleh dan masih dikatakan BLUE, tapi kesalahan standarnya cenderung semakin besar dengan meningkatnya tingkat korelasi antara peningkatan variabel sehingga sulit mendapatkan penaksiran yang tepat.

2. Karena besarnya kesalahan standar, selang atau interval keyakinan untuk parameter populasi yang relevan cenderung lebih besar dan nilai hitung uji statistik t akan kecil sehingga membuat variabel independen secara statistik tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

3. Multikolinearitas yang tinggi, data sampel mungkin sesuai dengan sekelompok hipotesis yang berbeda-beda, jadi probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah meningkat.

4. Multikolinearitas tidak sempurna, penaksiran koefisien regresi adalah mungkin tetapi taksiran dan kesalahan standarnya menjadi sangat sensitif terhadap sedikit perubahan dalam data.

5. Multikolinearitas tinggi, seseorang mungkin memperoleh R2 yang tinggi tetapi tidak satupun atau sangat sedikit koefisien yang ditaksir yang penting secara statistik.

Gujarati (2003: 172) metode untuk mendeteksi multikorelasi sebagai berikut:

(36)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

75

2. Dalam model yang meliputi dua variable yang menjelaskan, dapat diperoleh dengan memeriksa korelasi derajat nol.

3. Jika R2 tinggi tetapi korelasi parsial rendah multikolinearitas merupakan satu kemungkinan tetapi jika korelasi parsial tinggi multikolinearitas mungkin tidak bisa dideteksi.

4. Jika F yang dihitung melebihi F kritis ini berarti bahwa variabel terdapat multikolinearitas.

Cara mengobati multikolinearitas sebagai berikut: 1. Tanpa ada perbaikan

Multikolinieritas tetap menghasilkan estimator yang BLUE karena masalah estimator yang BLUE tidak memerlukan asumsi tidak adanya korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas hanya menyebabkan kita kesulitan memperoleh estimator dengan standard error yang kecil. Masalah multikolinieritas biasanya juga timbul karena kita hanya mempunyai jumlah observasi yang sedikit. (Yana Rohmana, 2010: 149)

2. Dengan Perbaikan

Apabila terjadi Multikolinearitas menurut Gujarati (2001, 166-171) untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Informasi apriori.

b) Menghubungkan data cross sectional dan data urutan waktu.

c) Mengeluarkan suatu variabel atau variabel-variabel yang bias spesifikasi.

(37)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

76

3.6.2 Uji Heteroskedastisitas

Suatu asumsi klasik dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan µi semuanya mempunyai varians yang sama. Jika asumsi ini tidak dipenuhi maka terdapat heteroskedastis. Heteroskedastik tidak merusak sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari penaksiran OLS. Tetapi penaksir ini tidak lagi mempunyai varians minimum atau efisien.

Apabila estimator β1 tidak mempunyai varian yang minimum tetapi tetap

menggunakan OLS maka konsekuensinya adalah:

1. Jika varian tidak minimum maka menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya.

2. Akibat dari hal tersebut maka interval estimasi maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Agus Widjarjono (2005: 147)

Untuk mendeteksi masalah heteroskedastis dalam penelitian ini penulis menggunakan metode White dimana mengembangkan sebuah metode yang tidak memerlukan asumsi tentang adanya normalitas pada residual. Jika nilai chi-square hitung (n.R2) lebih besar dari χ2 kritis dengan derajat kepercayaan tertentu maka ada heteroskedastis. Agus Widjarjono (2005: 146-153)

3.6.3 Uji Autokorelasi

(38)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

77

1. Jika varian tidak minimum maka menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya.

2. Interval estimasi maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk evaluasi hasil regresi.

Untuk mendeteksi masalah autokorelasi salah satu uji yang popular digunakan di dalam ekonometrika adalah metode Durbin-Watson (d)2. Durbin-Watson berhasil menurunkan nilai kritis batas bawah (dL) dan batas atas (dU) sehingga jika nilai d dihitung terletak di luar nilai kritis maka ada tidaknya autokorelasi baik positif atau negatif dapat diketahui. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan jelas dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Uji Statistik Durbin-Watson d

Nilai Statistik d Hasil

0 < d < dL

dL≤ d ≤ dU

dU ≤ d ≤ 4- dU

4- dU≤ d ≤ 4 - dL

4- dL ≤ d ≤ 4

Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan

Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/negatif Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan

(39)

137

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi secara ekonomi, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Defisit anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap transaksi berjalan Indonesia tahun 1980-2009. Semakin tinggi defisit anggaran, maka semakin tinggi pula defisit transaksi berjalan. Hal ini terjadi pada tahun 1981 hingga 1997 transaksi berjalan mengalami defisit. Defisit anggaran akan menaikkan tingkat suku bunga, suku bunga yang tinggi mendorong naiknya nilai mata uang domestik, peningkatan nilai mata uang domestik cenderung menurunkan ekspor dan menaikkan impor sehingga akan memperburuk neraca perdagangan.

2. Investasi berpengaruh secara signifikan terhadap transaksi berjalan Indonesia tahun 1980-2009. Melemahnya kegiatan investasi domestik menyebabkan arus masuk PMA turun, sehingga berpengaruh terhadap neraca modal akan mengalami surplus.

(40)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

138

impor dapat mengalami kenaikan maupun penurunan sehingga berpengaruh terhadap transaksi berjalan.

4. Pendapatan Perkapita tidak berpengaruh secara signifikan terhadap transaksi berjalan Indonesia. Pendapatan perkapita yang semakin meningkat dari tahun ke tahun tidak berpengaruh terhadap impor Indonesia yang akan memperburuk kondisi neraca perdagangan pada transaksi berjalan. Sebagian besar impor Indonesia ditopang oleh impor bahan baku dan barang modal.

5. Rasio ketergantungan berpengaruh secara signifikan terhadap transaksi berjalan Indonesia. Semakin rendah beban ketergantungan akan meningkatkan tabungan masyarakat sehingga berpengaruh terhadap transaksi berjalan mengalami peningkatan.

(41)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

139

5.2 Saran

Dari berbagai kesimpulan yang telah dirangkumkan diatas, beberapa saran yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan penelitian yang sudah dilakukan diantaranya:

1. Dalam mengatasi terjadinya fenomena twin deficit pemerintah dapat menaikkan pendapatan melalui pajak yang akan menciptakan surplus neraca fiskal, sehingga neraca transaksi berjalan akan menjadi surplus.

2. Pemerintah, aparat hukum dan komponen masyarakat diharapkan untuk menciptakan iklim yang kondusif untuk investasi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan tentang penanaman modal asing dan kebijaksanaan pemerintah yang pada dasarnya tidak akan merugikan kepentingan nasional dan kepentingan investor. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya dengan memberikan pelatihan – pelatihan tentang industrilialisasi.

3. Pemerintah agar melakukan usaha-usaha agar nilai tukar tetap terkendali. Upaya ini harus didukung dengan memperkuat cadangan devisa terletak dahulu melalui peningkatan ekspor dan meminimalkan impor.

(42)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

140

5. Rasio beban ketergantungan mencapai angka rendah terbukalah Jendela Kesempatan (the windov, of opportunity) untuk Indonesia. Dengan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan kualitas penduduk ditingkatkan secara terus menerus dan konsisten, antara lain melalui kegiatan Keluarga Berencana (KB) harus dilaksanakan secara berkesinambungan bersama pembangunan sektor lainnya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Meningkatnya persentase penduduk usia produktif di satu sisi merupakan modal untuk melakukan pembangunan sehingga perlu diimbangi dengan persediaan lapangan pekerjaan dan pelatihan keterampilan untuk penduduk usia produktif.

(43)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Dumairy. (2002). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga

Gujarati, Damodar N. (2003). Ekonomtrika Dasar. (Edisi Alih Bahasa Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Krugman, Paul R. & Maurice Obdtfeld (1997). Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan Edisi Ke 2. Jakarta: Raja .Grafindo Persada

Kusnendi.(2002). Teori Makroekonomi I, Model Fluktuasi Ekonomi Jangka Pendek. Modul Kuliah Ekonomi FPIPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Mankiw, N. Gregory . (2003). Teori Makroekonomi, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Mankiw, N.Gregory. (2007). MAKROEKONOMI. Jakarta: Erlangga Nazir, Muhamad. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Rohmana, Yana. (2010). EKONOMETRIKA Teori dan Aplikasi dengan EViews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI

Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William D. (1997). Makro-Ekonomi, Edisi Keempatbelas. Jakarta: Erlangga.

Simanjuntak, Payaman J. (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sukirno, Sadono. (2002). Pengantar Teori Makroekonomi Edisi ketdua Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Tambunan, Tulus T. H. (2009). Perekonomian Indonesia. Bogor:Ghalia Indonesia Todaro, Michael P dan Smth, Stephen C. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia

(44)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrika, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: EKONISIA

Zaunul, Yuswar dan Mulyadi Subri. (2003). Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar Negeri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sumber Jurnal dan Penelitian:

Adiyas. (2008). Perekonomian Indonesia. Modul pada Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Jakarta

Agustino, Mario. (2006). Analisis Pengaruh Defisit Anggaran Pemerintah Terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat Indonesia Periode 1972-2004. Skripsi pada Universitas Padjadjaran: tidak diterbitkan

Harahap, Mahindun Dhiani Melda. (2008). Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Utang Luar Negeri Indonesia. Tesis pada Universitas Sumatra Barat: tidak diterbitkan

Herrmann, Sabine dan Axel Jochem. (2005). Determinants of Current Account Developments in the Central and East European EU Member States Consequences for the Enlargement of the Euro Area. Deutsche Bundesbank. No 32/2005

Kencana Ungu, Alin. (2007). Analisis Fenomena Twin Defisit di Indonesia. Skripsi pada Universitas Padjadjaran: tidak diterbitkan

Naibaho, Dewi Kristian. (2008). Analisis Pengaruh Kebijakan Fiskal Terhadap Neraca Perdagangan dan Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia Periode 1984-2005. Skripsi pada ESP Unpad Bandung: tidak diterbitkan

Nickel, Christiane dan Isabel Vansteenkiste. (2008). Fiscal Policies, The Current Acount And Ricardian Equivalence. Jurnal Ekonomi. European Central Bank. No 935/9/2008

(45)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Murti, Hari. (2007). Analisis Jangka Pendek dan Jangka Panjang Determinan Neraca Transaksi Berjalan Serta Fenomena Twin Defisit di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan. Vol.7, N0.1 hal.1-24

Septiawan, M. Aji. (2007). Analisis Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Determinan Neraca Transaksi Berjalan Serta Fenomena Twin Defisit Di Asia Tenggara Dan Asia Selatan. Skripsi pada Universitas Padjadjaran: tidak diterbitkan

Triyono. (2008). Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 9, No. 2, Desember 2008, hal. 156 - 167

Tri Wibowo & Hidayat Amir. (2005). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan, Departemen Keuangan Vol. 9 No. 4

Wibisono, Guanawan. PEREKONOMIAN INDONESIA. [online]. Tersedia: Gunawan w. pksm.mercubuana.ac.id/new/.../files.../93022-5-445634318444.doc

Sumber lainnya:

Badan Pusat Statistik. (1980-2009). Indikator Ekonomi. Jakarta: Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik. (1980-2009). Statistik Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik Bank Indonesia. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Berbagai Edisi Tahun

Penerbitan

Bank Indonesia. (1998/1999). Laporan Tahunan Bank Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia

Bank Indonesia. (2000). Laporan Tahunan Bank Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia Bank Indonesia. (2009). Laporan Perekonomian Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia Bank Indonesia. (2008). Laporan Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2008.

Jakarta: Bank Indonesia

Bank Indonesia. (2009). Laporan Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2009. Jakarta: Bank Indonesia

(46)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahun 2007: Prospek dan Kebijakan. Direktorat Perencanaan Makro

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (1996). Pendapatan Perkapita Tahun 1996.[online].Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pendapatan+perkapita+tahun+1996 &source=web&cd=1&ved=0CCAQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.bappen as.go.id

Departemen Keuangan RI.(2009). Nota Keuangan dan RAPBN 2009. Jakarta: Departemen Keuangan RI

Emerson, Kennedi. (2006). Penduduk dan Rasionya. [online]. Tersedia: http://kennediemersonsimbolon.wordpress.com/2010/10/05/penduduk-dan-rasionya/

Erika,dkk. (2011). Investasi atau Penanaman Modal. [online]. Tersedia:

http://erikacixers.wordpress.com/2011/03/12/investasi-atau-penanaman-modal-tugas-kelompok/

Fauzi Azis. (2012). Pendidikan Pilar Industrialisasi. [online]. Tersedia: http://www.tubasmedia.com/berita/pendidikan-pilar-industrialisasi/ Gigih Prihantono. (2011). Exit Strategy. [online]. Tersedia:

http://ngedobos.blogspot.com/2011/06/exit-strategy.html

Hadi Suprapto. (2011). Pendapatan Per Kapita Indonesia US$3.716. [online]. Tersedia: http://bisnis.vivanews.com/news/read/261426-pendapatan-per-kapita-indonesia-us-3-716

Muhammad Chatib Basri. (2011). Mewariskan Kemiskinan. [online]. Tersedia: http://regional.kompas.com/read/2011/06/07/0302046/Mewariskan.Kemiskinan-Pengangguran.

M. Lutfi. (2006). Pertumbuhan Investasi Naik 95,59%. [online]. Tersedia: http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2006/02/14/180.html

(47)

Tia Widianingsih, 2013

Implementasi Ricardian Equivalen Dalam Analisis Transaksi Berjalan Dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia Periode 1980-2009

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ramdhania El Hida. (2009). Pendapatan Per Kapita RI Naik Jadi Rp 24,3 Juta di 2009. [online]. Tersedia: http://forum.detik.com/showthread.php?t=141720

Susilo Bambang Yudhoyono. (2009). Lampiran Pidato Presiden BAB 35 Perkembangan Ekonomi Makro Dan Pembiayaan Pembangunan. [online]. Tersedia:

http://www.presidensby.info/index.php/pidato/2009/08/14/1206.html

Sutyastie Soemilto Remi. (2008). Implikasi Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2000-2025 Terhadap Pembangunan Berkelanjucan Bidang Ekonomi . [online]. Tersedia: http://www.depdagri.go.id/article/2009/11/09/implikasi-proyeksi-penduduk-akan-dibawa-kemana-indonesia

---. (2011). Mengenal Ilmu Kependudukan Demografi. [online]. Tersedia:

http://www.adipedia.com/2011/04/mengenal-ilmu-kependudukan-demografi.html

---. (2011). Sustainabilitas Fiskal Indonesia dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.[online].Tersedia:

http://www.bppk.depkeu.go.id/index.php/2008041668/jurnal-keuangan-

publik/sustainabilitas-fiskal-indonesia-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya/pendahuluan.html

Gambar

Gambar 4.4 Nilai Tukar Rupiah Indonesia Terhadap Dollar Amerika
Tabel 1.1  Transaksi Berjalan Periode 1980-2009
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.2  Informasi Hasil Analisis Regresi
+3

Referensi

Dokumen terkait

mempelajari perubahan koordinat titik- titik pantau tersebut, baik terhadap stasiun referensi maupun di antara sesama titik pantau secara periodik, maka karakteristik

Manfaat dari pengajaran mikro adalah mahasiswa menjadi peka terhadap fenomena yang terjadi di dalam proses pembelajaran, mahasiswa menjadi lebih siap untuk melakukan

Kecendrungan kehidupan spiritual akan memiliki prospek ke depan ketimbang isme-isme yang lain paling tidak disebabkan oleh dua hal ; Pertama , Globalisasi

Sehubungan dengan telah selesainya Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin, dengan ini kami

Hasil uji kandungan pigmen fikobiliprotein Spirulina platensis strain BBPBAP tertinggi terdapat pada perlakuan K (kontrol) dengan kadar pigmen masing- masing sebesar

Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga,

Jarak tanaman kopi dengan tumbuhan orok-orok berkolerasi negatif dengan populasi hama Ferrisia virgata, Aphis sp, Thrips sp, Hypothenemus sp dan jenis hama

Fasilitas di PPS Kendari sudah memadai untuk pelabuhan Tipe A, fasilitas yang ada terawat dengan baik, lokasi PPS Kendari yang strategis, mudah di akses dari