• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPOSISI DAN STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KEPE-KEPE (FAMILI CHAETODONTIDAE DI PERAIRAN PANTAI TAMAN NIRWANA , KOTA PADANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMPOSISI DAN STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KEPE-KEPE (FAMILI CHAETODONTIDAE DI PERAIRAN PANTAI TAMAN NIRWANA , KOTA PADANG."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPOSISI DAN STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KEPE-KEPE (FAMILI CHAETODONTIDAE DI PERAIRAN PANTAI TAMAN NIRWANA , KOTA

PADANG

SKRIPSI SARJANA BIOLOGI

OLEH :

SUCI FRIMANOZI

BP. 0910423086

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2013 di dua lokasi terumbu karang perairan pantai Taman Nirwana, Padang yaitu zona pariwisata dan zona mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan struktur komunitas ikan kepe-kepe pada daerah tersebut. Penelitian dilakukan secara visual sensus dengan batas pandang 2,5 m ke kiri dan ke kanan sepanjang transek garis 25 m. Hasil pengamatan ditemukan sembilan spesies ikan kepe-kepe yang terdiri dari dua genera. Genera Heniochus terdiri dari tiga spesies yaitu Heniochus pleurotaenia, H. varius, H. singularis sedangkan genera Chaetodon terdiri dari enam spesies yaitu Chaetodon triangulum, C. collare, C. vagabundus, C. trifasciatus, C. rafflesii, C. kleinii. Berdasarkan hasil yang didapatkan diketahui kelimpahan spesies ikan kepe-kepe di zona pariwisata 14,375 individu dalam luas 125 m2 dengan zona mangrove 10,875 individu dalam luas 125 m2 tidak berbeda nyata. Indeks keanekaragaman

(H’) ikan kepe-kepe di zona pariwisata 1,55 dan zona mangrove 1,51 tidak berbeda

(3)

ABSTRACT

The inventory study of coral reefs in the tourism and mangroves area at Taman Nirwana Beach, Padang, West Sumatera had been conducted intensively from April until June 2013. Research’s aim to know about compotition and community structure of butterfly fish by using visual census method with limit viewing is 2,5 meters for the both side along the track line 25 m. Through the method, it had been caught nine species of buttherfly fish, which included into two genera, Heniochus with three species, Heniochus pleurotaenia, H. varius, and H. Singularis, and the second is Chaetodon with six species, Chaetodon triangulum, C. collare, C. vagabundus, C. trifasciatus, C. rafflesii, and C. kleinii. The average abundance of butterfly fish at tourism zone is 14.375 individu in 125 m2 and at mangrove zone is 10.875 individu in 125 m2. The abundance of butterfly fish species in toursm zone and mangrove zone are insignificant. According Diversity index,

butterfly fish’s diversity in both area are insignificant, ranged from 1.51-1.55,

(4)

1.1 Latar Belakang

Wilayah perairan pantai merupakan wilayah perairan laut yang masih terjangkau oleh pengaruh daratan. Perairan ini memiliki peranan sebagai sumberdaya hayati laut dan terdapat berbagai ekosistem di dalamnya. Ekosistem-ekosistem pantai utama yang banyak dibicarakan dan diteliti karena peranannya baik secara langsung maupun tidak langsung adalah terumbu karang, mangrove, dan lamun (Romimohtarto dan Juwana, 2001).

Terumbu karang sangat penting dalam ekosistem laut, merupakan bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup berbagai ikan dan makhluk laut lainnya (Terangi, 2012). Terumbu karang memiliki banyak celah dan lubang yang berfungsi sebagai tempat tinggal, berlindung, tempat mencari makan dan berkembang biak bagi ikan dan hewan invertebrata yang berada disekitarnya (Nybakken dan Bertness, 2005). Salah satu organisme yang hidup pada terumbu karang yaitu ikan karang.

Ikan karang merupakan organisme yang sering dijumpai di ekosistem terumbu karang. Ikan karang umumnya relatif tidak berpindah-pindah, terbatas pada daerah tertentu di terumbu dan terlokalisasi (Nybakken, 1988). Ikan karang dikelompokkan menurut statusnya seperti ikan target, ikan mayor, dan ikan indikator (English, Wilkinson dan Barker, 1994).

(5)

ditemukan di terumbu karang. Indonesia merupakan salah satu yang memiliki keanekaragaman ikan kepe-kepe yang cukup tinggi yaitu 45 spesies (Kuiter, 1992).

Jumlah spesies dan distribusi ikan karang di perairan Indonesia sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Di beberapa perairan di Indonesia keanekaragaman ikan telah diungkap seperti di Pulau Siberut (Adrim dan Djamali, 1995). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cappenberg (2010), di Siberut bagian selatan dan Sipora bagian utara pada 9 transek permanen ditemukan 3.008 individu ikan karang termasuk kedalam 209 spesies dan 21 suku. Dalam penelitian yang berbeda pada kawasan terumbu karang pulau Pieh ditemukan ikan kepe-kepe (Famili Chaetodontidae) 30 ind/ 750 m2 yang terdiri dari delapan spesies dalam tiga genus (Desmaulien, 2011). Dalam survei yang dilaksanakan oleh CI bersama mitranya dengan pemerintah Bali pada November 2008 di Nusa Penida, tercatat 953 spesies ikan karang (Antaranews, 2011). Enam puluh persen persediaan ikan karang di Indonesia terancam oleh penangkapan yang berlebihan dan 50% habitat terumbu karang terancam dengan adanya praktek penangkapan ikan secara destruktif (WWF Indonesia, 2013).

Sekitar 30 juta penduduk Indonesia berdiam di wilayah pesisir dan menggantungkan hidupnya dari sumberdaya hayati laut. Bukan saja nilai estetika yang mempunyai arti sangat penting bagi pariwisata bahari, namun keberadaan terumbu karang juga mempunyai nilai ilmiah yang sangat penting bagi pendidikan dan penelitian (Marasabessy, 2010).

(6)

dengan panjang garis pantai ± 3 km. Pada kawasan pantai Nirwana dapat dijumpai ekosistem lamun, rumput laut, mangrove dan terumbu karang. Terumbu karang pada kawasan ini berada pada batasan samudra atau tubir laut, kemudian diikuti oleh biota rumput laut, dan mendekati garis pantai umunnya ditumbuhi oleh lamun (Purnama, 2011).

Purnama (2011) membagi kawasan pantai Nirwana atas tiga zona yaitu zona pemukiman penduduk (± 1200 m), zona wisata (± 800 m), zona mangrove (± 1000 m). Kondisi terumbu karang pada masing-masing zona ini berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada zona pemukiman penduduk tidak ditemukan terumbu karang, selanjutnya pada dua zona lainnya ditemukan terumbu karang dengan kondisi yang berbeda. Pada zona manggrove kondisi terumbu karangnya masih bagus, sedangkan pada zona pariwisata terumbu karangnya sudah mengalami kerusakan.

Pantai Nirwana tidak hanya sebagai objek wisata bahari, banyak nelayan dan masyarakat sekitar yang mencari ikan seperti menjala ikan, ataupun memancing ikan dikarenakan masih banyak keberadaan ikan-ikan karang di sekitar pantai. Wisatawan yang berenang di pantai, bermain di atas karang, penambatan perahu-perahu nelayan dan aktifitas-aktitas masyarakat yang berlangsung di sekitar pantai dapat menjadi ancaman terhadap kerusakan terumbu karang yang ada di wilayah Pantai Nirwana tersebut. Rusaknya terumbu karang juga akan berpengaruh terhadap komunitas ikan karang yang hidup pada terumbu karang secara umum dan ikan kepe-kepe secara khusus.

(7)

ini. Data yang diperoleh dapat memberikan informasi mengenai struktru komonitas ikan kepe-kepe (Famili Chaetodontidae) di perairan Pantai Nirwana, Kota Padang.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah komposisi komunitas ikan kepe-kepe (Famili Chaetodontidae) di perairan Pantai Nirwana Kota Padang.

2. Bagaimanakah struktur komunitas ikan kepe-kepe (Famili Chaetodontidae) yang ada di perairan Pantai Nirwana Kota Padang ?

1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui komposisi komunitas ikan kepe-kepe (Famili Chaetodontidae) di perairan Pantai Nirwana Kota Padang.

2. Untuk mengetahui struktur komunitas ikan kepe-kepe (Famili Chaetodontidae) di perairan Pantai Nirwana Kota Padang.

1.4 Manfaat penelitian

Referensi

Dokumen terkait

do w n", artin ya karena daJam waktu y ang sarna pemerintah pusat melalui jalur departemen (sektoral) jugamenyusun rencana pembang llnan sektoral masing-masing

Pengumpulan data dilakukan dengan mendeskripsikan langkah pengembangan dengan model ADDIE dengan mengintegrasikan matakuliah Bioteknologi berbasis bioinformatika

Faktor penting yang dapat mempengaruhi kemampuan resiliensi penyandang disabilitas adalah dukungan sosial dan penerimaan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Variasi kadar campuran yang digunakan adalah 6%, 8%, dan 10% se- men dan 5% pasir pada setiap variasi campuran semen dengan variasi waktu pemeraman 7 hari, 14 hari, dan 28 hari

Selanjutnya, data tentang hasil belajar fisika dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistic inferensial karena dalam penelitian ini untuk mengetahui untuk

Dari tabel IV.C.26 dapat dilihat bahwa pola produksi yang paling baik digunakan oleh PT.Batik Danar Hadi Solo untuk batik tulis pada tahun 2006 adalah pola produksi bergelombang

Adapun desain penelitian dalam penelitian ini adalah kausalitas, yaitu untuk membuktikan apakah corporate governance yang terdiri dari dewan komisaris independen, komite