• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MEDIA ADA APA DENGAN CHEMISTRY (AADC) TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SEMESTER 1 DI SMA NEGERI 2 SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MEDIA ADA APA DENGAN CHEMISTRY (AADC) TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SEMESTER 1 DI SMA NEGERI 2 SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017."

Copied!
270
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENERAPAN MEDIA ADA APA DENGAN CHEMISTRY (AADC) TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA

DIDIK PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SEMESTER 1 DI SMA NEGERI 2 SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

Dinda Nadia Mutiara Ifthinan 13303241025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN MOTTO

“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.”

(Andrew Jackson)

“To get a success, your courage must be greater than your fear.”

(Sayyid Muhammad)

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orangtuaku yang kucintai, terimakasih atas doa, dukungan, dan segalanya yang telah diberikan.

2. Adikku yang selalu memberikan motivasi dan semangat.

3. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi, dukungan, bantuan, dan saran sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Penerapan Media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Materi Termokimia Kelas XI Semester 1 di SMA Negeri 2 Sleman Tahun Ajaran 2016/2017” sebagai tugas akhir skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penulis menyadari keberhasilan laporan penelitian ini atas bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hartono, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Jaslin Ikhsan, M.App.Sc, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Ibu Susila Kristianingrum, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan moral selama penelitian.

5. Bapak Sunarto, M.Si., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing, memberikan pengarahan, masukan, menyediakan waktu, pikiran, dan tenaga ditengah aktivitas yang padat untuk memberikan dukungan dan bimbingan dari mulai penulisan proposal, pelaksanaan penelitian, hingga penulisan laporan.

6. Ibu Prof. Dr. Sri Atun dan Dr. Antuni Wiyarsi, M.Sc., selaku dosen penguji yang telah menguji, memberikan masukan, dan saran pada penulisan laporan skripsi.

(8)

viii

8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 7 April 2017

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

(10)

x

B. Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III. METODE PENELITIAN... 33

A. Desain Penelitian ... 33

B. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... 55

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-Kisi Item Instrumen Motivasi Belajar Kimia ... 36

Tabel 2. Skala Penilaian untuk Pengisian Angket ... 36

Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Prestasi Belajar Kimia Sebelum Validasi... 38

Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Prestasi Belajar Setelah Validasi ... 39

Tabel 5. Ringkasan Rumus-Rumus Anakova ... 50

Tabel 6. Ringkasan Data Pengetahuan Awal Peserta didik ... 55

Tabel 7. Ringkasan Data Skor Motivasi Belajar Kimia Peserta Didik ... 56

Tabel 8. Ringkasan Data Nilai Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik ... 57

Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 57

Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas ... 58

Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji Paired Samples T-Test ... 59

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen ... 88

Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol... 145

Lampiran 3. Tampilan Media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) ... 202

Lampiran 4. Soal Tes Prestasi untuk Validasi ... 204

Lampiran 5. Kunci Jawaban Soal Validasi ... 219

Lampiran 6. Soal Tes Prestasi Belajar Kimia ... 220

Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Tes Prestasi Belajar Kimia ... 225

Lampiran 8. Lembar Angket Motivasi Belajar Kimia ... 226

Lampiran 9. Pedoman Penskoran Angket Motivasi Belajar Kimia ... 229

Lampiran 10. Rangkuman Data Kelas Eksperimen ... 230

Lampiran 11. Rangkuman Data Kelas Kontrol ... 231

Lampiran 12. Data Validasi Butir Soal ... 232

Lampiran 13. Data Reliabilitas Butir Soal ... 234

Lampiran 14. Perhitungan Uji Reliabilitas... 235

Lampiran 15. Hasil Uji Normalitas ... 236

Lampiran 16. Hasil Uji Homogenitas ... 238

Lampiran 17. Hasil Uji Paired Samples T-Test ... 239

Lampiran 18. Hasil Uji Independent Samples T-Test ... 241

Lampiran 19. Hasil Uji Anakova ... 242

Lampiran 20. Hasil Analisis Regresi Satu Prediktor ... 243

Lampiran 21. Sumbangan Efektif Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Kelas Eksperimen... 244

Lampiran 22. Sumbangan Efektif Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Kelas Kontrol ... 245

Lampiran 23. Dokumen Penelitian ... 246

(14)

xiv

PENGARUH PENERAPAN MEDIA ADA APA DENGAN CHEMISTRY (AADC) TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA

DIDIK PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SEMESTER 1 DI SMA NEGERI 2 SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh :

Dinda Nadia Mutiara Ifthinan 13303241025

Pembimbing : Sunarto, M.Si

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar peserta didik kelas eksperimen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan Ada Apa dengan Chemistry

(AADC), (2) ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar peserta didik yang menggunakan Ada Apa dengan Chemistry (AADC) dengan peserta didik yang tidak menggunakan media tersebut, (3) ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan Ada Apa dengan Chemistry (AADC) dengan peserta didik yang tidak menggunakan Ada Apa dengan Chemistry (AADC), apabila pengetahuan awal kimia dikendalikan secara statistik.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen dengan desain

quasi eksperimental posttest only design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 2 Sleman tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 64 peserta didik. Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setiap kelas terdiri dari 32 peserta didik. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji paired samples t-test, uji independent samples t-test dan uji anakova.

(15)

xv

THE EFFECT OF APPLICATION ADA APA DENGAN CHEMISTRY (AADC) MEDIA TOWARD STUDENTS’ MOTIVATION AND ACHIEVEMENT IN MATERIALS OF THERMOCHEMICAL

CLASS XI SMAN 2 SLEMAN SEMESTER 1 IN THE ACADEMIC YEAR OF 2016/2017

By:

Dinda Nadia Mutiara Ifthinan 13303241025

Supervisor: Sunarto, M.Si ABSTRACT

This research is aimed to determine: (1) whether there is a significant difference exists between motivation to learn chemistry among students before and after their participation in learning using Ada Apa dengan Chemistry (AADC) media, (2) whether there is a significant exists between motivation to learn chemistry among students who participate in chemistry learning by using Ada Apa dengan Chemistry (AADC) media and those who do not participate in it, (3) whether there is significant exists between achievement to learn chemistry among students who participate in chemistry learning by using Ada Apa dengan Chemistry (AADC) media and those who do not participate in it, in case the initial knowledge of the students was statistically controlled.

This is an experimental research with quasi experimental posttest only design. The population are 64 students class XI IPA SMAN 2 Sleman in academic year of 2016/2017. There are two samples in this research; experimental class and control class. Both of the classes, experimental and control class consist of 32 students. Hypothesis testing uses paired samples t-test, independent samples t-test, and anakova test.

The result indicates that: (1) significant difference exists between motivation to learn chemistry among students before and after their participation in learning using Ada Apa dengan Chemistry (AADC) media, (2) There is no significant difference between motivation to learn chemistry among students who participate in chemistry learning by using Ada Apa dengan Chemistry (AADC) media and those who do not participate in it, (3) Significant difference exists between achievement to learn chemistry among students who participate in chemistry learning by using Ada Apa dengan Chemistry (AADC) media and those who do not participate in it, in case the initial knowledge of the students was statistically controlled. Chemistry learning using Ada Apa dengan Chemistry (AADC) media give effective contribution of 18,90%.

(16)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa. Kemajuan bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Pada dunia pendidikan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan potensi yang ada dalam diri setiap individu. Pendidikan dapat diartikan sebagai pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupannya (Daryanto, 2010).

Pembelajaran kimia merupakan proses belajar ilmu kimia. Menurut Trisanti (2013), “ilmu kimia salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari tentang struktur materi, komposisi materi, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi” (h.181). Konsep kimia bersifat abstrak, sehingga proses pembelajaran sebaiknya dirancang untuk memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

(17)

2

Faktor eksternal yang menjadi fokus penelitian ini adalah media pembelajaran. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 Sleman, penggunaan media dalam proses pembelajaran kimia masih terbatas. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan pendidik dalam mengemas sesuatu menjadi media pembelajaran. Pembelajaran yang kurang menarik menjadikan peserta didik tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran dan sulit memahami materi pelajaran. Pendidik yang kurang memahami kebutuhan dari peserta didik baik dalam segi karakteristik, maupun dalam pengembangan ilmu cenderung membuat pembelajaran menjadi kurang menarik.

Proses pembelajaran akan efektif apabila peserta didik berada dalam kondisi senang dan bahagia. Adanya minat peserta didik dapat menjadikan motivasi untuk menjadi lebih baik. Motivasi diartikan sebagai suatu kondisi yang menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Intensitas motivasi seorang peserta didik akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman,2011). Adanya motivasi belajar yang baik akan menunjukkan hasil belajar yang baik.

(18)

3

objek yang sedang diamatinya. Bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan pengalaman peserta didik.

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar peserta didik (Kustandi & Sutjipto, 2011). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin mendorong upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Seiring berkembangnya teknologi yang semakin pesat mempermudah pendidik memasukkan teknologi kedalam proses belajar mengajar.

Teknologi digunakan sebagai media pembelajaran inovatif yang diyakini mampu mengikuti perkembangan zaman. Media-media pembelajaran yang menggunakan teknologi sudah banyak berkembang dalam dunia pendidikan. Pendidik sudah banyak yang memanfaatkan alat teknologi dalam proses belajar, diantaranya penggunaan e-learning, e-book, mobile learning, komputer, media

power point, dan video-video animasi yang disajikan agar peserta didik lebih mudah dalam memahami hal-hal abstrak seperti ilmu kimia. Salah satu media pembelajaran yang penggunaannya masih terbatas adalah mobile learning.

Mobile learning merupakan media yang memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Mobile learning

(19)

4

pembelajaran serta mempermudah peserta didik untuk mempelajari materi kembali kapanpun dan dimanapun. Mobile learning dapat dijalankan pada telepon seluler, tablet, laptop dan lain sebagainya. Saat ini perkembangan telepon seluler yang sangat pesat dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Telepon seluler masa kini atau smartphone dapat digunakan untuk mempermudah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai alat komunikasi yang memiliki fasilitas aplikasi tetapi juga dapat berfungsi sebagai media pembelajaran. Salah satunya terdapat sistem operasi mobile seperti android pada smartphone.

Android adalah sebuah sistem operasi open source (terbuka). Sistem

android bebas dan terbuka bagi semua developer perangkat lunak. Banyak peserta didik yang sudah tidak asing lagi dengan android. Berdasarkan observasi, semua peserta didik di SMA Negeri 2 Sleman kelas XI memiliki smartphone yang berbasis android. Pada smartphone yang berbasis android terdapat banyak aplikasi yang dapat diunduh oleh penggunanya. Salah satunya adalah suatu aplikasi mobile learning yang dapat digunakan sebagai fasilitas belajar peserta didik.

(20)

5

peserta didik dapat belajar lebih untuk memahami materi tidak hanya di sekolah tetapi dapat dimanapun dan kapanpun.

Berdasarkan hasil penelitian dari Nasih (2016) mengenai pengembangan aplikasi Ada Apa dengan Chemistry (AADC). Aplikasi ini termasuk dalam kategori sangat baik dan layak digunakan. Pada aplikasi Ada Apa dengan

Chemistry (AADC) terdapat ringkasan materi, soal, dan video mengenai materi termokimia kelas XI SMA/MA. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh penerapan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) terhadap motivasi dan prestasi belajar peserta didik khususnya pada materi termokimia kelas XI.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu sebagai berikut:

1. Pembelajaran kimia yang kurang menarik menjadikan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

2. Belum optimalnya penggunaan media pembelajaran kimia berbasis teknologi untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik, sehingga diperlukan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik. 3. Belum ada pemanfaatan mobile learning sebagai media pembelajaran materi

termokimia untuk kelas XI IPA, sehingga pada penelitian ini menggunakan

mobile learning sebagai media pembelajaran.

(21)

6

menerapkannya di sekolah, sehingga pada penelitian ini menerapkan media AADC.

5. Belum ada penelitian tentang pengaruh penerapan media pembelajaran Ada Apa dengan Chemistry (AADC) terhadap motivasi dan prestasi belajar peserta didik kelas XI IPA.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang ada dalam pendidikan sangat luas, agar cakupan dalam penelitian ini lebih terfokus maka diberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut:

1. Materi kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah termokimia.

2. Media pembelajaran berbasis teknologi yang dapat menarik belajar peserta didik salah satunya adalah mobile learning.

3. Mobile learning yang digunakan adalah media Ada Apa dengan Chemistry

(AADC) sebagai media pembelajaran materi termokimia.

4. Penerapan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) terhadap motivasi dan prestasi belajar peserta didik kelas XI pada materi termokimia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

(22)

7

2. Adakah perbedaan motivasi belajar kimia antara peserta didik yang menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) dengan peserta didik yang tidak menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) pada kelas XI semester 1 di SMA Negeri 2 Sleman ?

3. Adakah perbedaan prestasi belajar kimia antara peserta didik yang menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) dengan peserta didik yang tidak menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) pada kelas XI semester 1 di SMA Negeri 2 Sleman, apabila pengetahuan awal kimia dikendalikan secara statistik ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1. Perbedaan motivasi belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) pada kelas XI semester 1 di SMA Negeri 2 Sleman.

2. Perbedaan motivasi belajar kimia antara peserta didik yang menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) dengan peserta didik yang tidak menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) pada kelas XI semester 1 di SMA Negeri 2 Sleman.

(23)

8 F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peserta didik: Prestasi dan motivasi belajar peserta didik pada

pembelajaran kimia meningkat karena suasana belajar yang menyenangkan. 2. Bagi guru: memberikan alternatif bagi guru agar menjadikan pembelajaran di

dalam kelas menjadi menyenangkan untuk peserta didik.

(24)

9 BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kimia

Belajar adalah mengalami sesuatu. Proses belajar adalah berbuat, bereaksi, mengalami, menghayati. Pengalaman berarti melakukan situasi-situasi yang sebenarnya dan bereaksi dengan sungguh-sungguh terhadap berbagai aspek situasi itu demi tujuan-tujuan yang nyata bagi pelajar. Rusman (2012) menyatakan bahwa, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen yang dimaksud meliputi : tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran harus diperhatikan oleh pendidik dalam menentukan media, metode, strategi, dan pendekatan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran adalah penyediaan kondisi yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Penyediaan kondisi dapat dilakukan dengan bantuan pendidik atau ditemukan sendiri oleh individu (belajar secara otodidak). Sani (2014) menyatakan bahwa, pembelajaran yang efektif tidak terlepas dari peran pendidik yang efektif, kondisi pembelajaran yang efektif, keterlibatan peserta didik, dan sumber belajar/lingkungan belajar yang mendukung. Kondisi pembelajaran yang efektif harus mencakup tiga faktor penting, yaitu:

a. Motivasi belajar (kenapa perlu belajar) b. Tujuan belajar (apa yang dipelajari)

(25)

10

Proses pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik, melainkan suatu proses kegiatan, yaitu terjadi interaksi antara pendidik dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik. Pembelajaran hendaknya tidak menganut paradigma transfer of knowledge, yang mengandung makna bahwa peserta didik merupakan objek dari belajar. Tapi upaya untuk membelajarkan peserta didik (Jihad, 2008).

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20 bahwa, “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar” (Sisdiknas, 2003, h.6). Ada lima jenis interaksi yang dapat berlangsung dalam proses belajar dan pembelajaran, yaitu: 1) interaksi antara pendidik dengan peserta didik; 2) interaksi antara sesama peserta didik atau antar sejawat; 3) interaksi peserta didik dengan narasumber; 4) interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar; dan 5) interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam.

(26)

11

indikasi mengapa beberapa peserta didik tidak pernah datang untuk menyukai kimia. Konsep-konsep kimia semakin berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga perlu ada berbagai pendekatan yang dilakukan pendidik untuk mengajarkan materi kepada peserta didik agar konsep tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik lebih lama.

2. Konsep Kimia

Konsep kimia adalah gagasan mengenai materi. Sebuah (atau dua) kata konsep kimia akan mempunyai arti yang sama dengan gagasan kimia itu seluruhnya. Kimia merupakan materi yang bersifat abstrak, seperti membahas mengenai atom dan molekul yang tak tampak, ada juga energi yang tak nampak namun dapat dirasakan. Materi kimia dalam proses pembelajaran diajarkan dalam bentuk yang lebih sederhana agar mudah dipahami daripada kenyataannya. Pelajaran ini juga bersifat berurutan dan berkembang dengan pesat (Kean & Chaterine, 1985).

(27)

12 Termokimia

Energi merupakan konsep yang abstrak sehingga lebih sulit dipahami daripada zat, karena energi hanya dapat dirasakan namun tidak dapat dilihat. Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi dapat berubah menjadi bermacam-macam bentuk, seperti panas, listrik, gerak, gravitasi, dan sebagainya.

Chang (2005) menyatakan bahwa, meskipun energi memiliki berbagai bentuk yang berbeda yang dapat diubah, ilmuwan telah menyimpulkan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan maupun diciptakan. Ketika satu bentuk energi hilang, bentuk energi yang lain (dengan besar yang sama) pasti akan terbentuk, dan sebaliknya. Asas ini dirangkum dalam hukum kekekalan energi. Salah satu bentuk energi yang berhubungan dengan ilmu kimia adalah perubahan energi menjadi panas. Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dalam bentuk kalor, oleh sebab itu lebih tepat bila istilahnya disebut kalor reaksi. Ilmu yang mempelajari perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia disebut termokimia.

Pada awal materi termokimia peserta didik mengenal istilah dalam perubahan energi dalam reaksi kimia, yaitu sistem dan lingkungan. Sistem merupakan bagian tertentu yang menjadi pusat perhatian, sedangkan lingkungan adalah daerah diluar sistem. Sistem dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sistem terbuka, sistem tertutup dan sistem terisolasi. Interaksi antara sistem dan lingkungan dapat berupa pertukaran materi atau pertukaran energi.

(28)

13

lingkungan ke sistem disebut proses endoterm. Setiap reaksi reaktan menjadi produk, didefinisikan sebagai perubahan energi yang disebut entalpi reaksi, ∆H, sebagai selisih antara entalpi produk dan entalpi rektan:

∆H = H(produk) – H(reaktan)

Entalpi reaksi dapat bernilai positif atau negatif, bergantung pada prosesnya. Untuk proses endoterm (kalor diserap oleh sistem dari lingkungan), ∆H bernilai positif (yaitu, ∆H > 0). Untuk proses eksoterm (kalor dilepaskan oleh sistem ke lingkungan), ∆H bernilai negatif (yaitu, ∆H < 0).

Persamaan termokimia merupakan reaksi-reaksi kimia yang melibatkan kalor. Koefisien pada persamaan termokimia menunjukkan perbandingan jumlah mol, dan menyatakan jumlah mol yang bereaksi. Persamaan termokimia juga menyertakan nilai perubahan entalpi (Sutresna, 2007).

Jenis-jenis entalpi reaksi (∆H) adalah entalpi pembentukan standar (∆H0f), entalpi penguraian standar (∆H0

d), dan entalpi pembakaran standar (∆H0c).

Penentuan nilai perubahan entalpi bermacam-macam yaitu penentuan nilai ∆H reaksi menggunakan percobaan kalorimeter, perhitungan ∆H reaksi menggunakan hukum hess, perhitungan ∆H reaksi berdasarkan data ∆H pembentukan standar,

dan perhitungan ∆H reaksi menggunakan data energi ikatan. Sedangkan untuk materi pembakaran bahan bakar meliputi entalpi pembakaran bahan bakar dan dampak pembakaran bahan bakar.

(29)

14

media pembelajaran berbasis android diharapkan mampu membantu peserta didik dalam memahami materi termokimia.

3. Motivasi belajar

Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang melakukan sesuatu sesuai dengan gerakkan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya (Uno, 2008).

Motivasi yang terkait dengan pemaknaan dan peranan kognisi lebih merupakan motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang, seperti minat atau keingintahuan (curiosity). Sehingga seseorang tidak lagi termotivasi oleh bentuk-bentuk insentif atau hukuman (Uno, 2008). Peserta didik yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung akan mengalihkan perhatiannya ke bidang tersebut sebagai tanda ketertarikannya dan akan timbul motivasi untuk mempelajari bidang studi tersebut. Selain itu motivasi dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupan. Nilai-nilai tersebut akan mengubah tingkah laku dan motivasinya.

(30)

15

penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat (Uno, 2008).

Menurut Hamalik (2008), terdapat dua prinsip yang dapat digunakan untuk meninjau motivasi, yaitu: (1) Motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini akan membantu dalam menjelaskan kelakuan yang diamati dan untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang; (2) Menentukan karakter dari proses ini dengan melihat petunjuk-petunjuk dari tingkah lakunya.

Sani (2014) menyimpulkan bahwa, terdapat dua jenis motivasi dalam belajar, yaitu sebagai berikut:

a. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi melakukan sesuatu karena pengaruh eksternal. Motivasi ekstrinsik muncul akibat intensif eksternal atau pengaruh dari luar peserta didik.

b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal dari dalam diri untuk melakukan sesuatu, misalnya peserta didik mempelajari ilmu pengetahuan alam karena dia menyenangi pelajaran tersebut.

(31)

16

hanya melengkapi elemen pembelajaran, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pembelajaran yang efektif. Implikasi prinsip motivasi bagi peserta didik adalah disadarinya oleh peserta didik bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan dikembangkan secara terus-menerus (Rusman, 2012). Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan tujuan belajar yang ingin dicapai, menanggapi secara positif pujian/dorongan yang diperoleh dari orang lain, menentukan target penyelesaian tugas belajar, dan perilaku sejenis lainnya.

Sehubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan motivasi peserta didik, DeCecco dan Grawford (1974) dalam Slameto (2003), mengajukan 4 fungsi pendidik:

1. Menggairahkan peserta didik

Saat kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Pendidik harus selalu memberikan peserta didik cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. 2. Memberikan harapan realistis

Pendidik harus memelihara harapan-harapan peserta didik yang realistis, dan memodifikasikan harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis.

3. Memberikan insentif

(32)

17 4. Mengarahkan

Pendidik harus mengarahkan tingkah laku peserta didik, dengan cara menunjukkan pada peserta didik hal-hal yang dilakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya.

4. Prestasi Belajar

Hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik. Kemajuan prestasi belajar peserta didik tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian penilaian hasil belajar peserta didik mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan (Jihad, 2008).

(33)

18

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi dalam Rusman (2012), meliputi faktor internal dan eksternal yaitu:

a. Faktor Internal 1) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

2) Faktor Psikologis

Setiap individu pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar peserta didik.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban, dan lain-lain.

2) Faktor Instrumental

(34)

19

tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan guru.

5. Media Pembelajaran

Media berfungsi sebagai tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan peserta didik baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi (Arsyad, 2004). Media pembelajaran harus dirancang, disusun, dan dibuat sedemikian rupa sehingga media yang diterapkan dalam suatu proses belajar-mengajar merupakan suatu karya dan digolongkan sebagai “teknologi” dalam

pembelajaran (Arifin, 2005). Media pembelajaran dapat digunakan sebagai penyajian informasi dihadapan sekelompok peserta didik. Isi dan bentuk penyajian bersifat sangat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi (Arsyad,2004).

(35)

20

Pada proses pembelajaran, media memiliki peranan yang penting dalam mencapai sebuah tujuan belajar. Hubungan interaksi antara pendidik dan peserta didik akan lebih baik dan efisien apabila menggunakan media. Media dalam proses belajar mengajar memiliki dua peranan penting (Rusman, 2012), yaitu (1) Media sebagai alat bantu mengajar atau disebut sebagai dependent media karena media disini sebagai alat bantu (efektivitas), dan (2) Media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh peserta didik secara mandiri yang disebut dengan

independent media.

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Menurut Rusman (2012), “Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi peserta didik” (h.141). Penggunaan media pembelajaran bertujuan untuk memberikan motivasi kepada peserta didik. Selain itu media juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu dalam penyampaian pesan dan isi pelajaran serta memberikan makna yang lebih dari proses pembelajaran sehingga memotivasi peserta didik untuk meningkatkan proses belajarnya (Rusman,2012).

(36)

21

audio bisa berupa radio dan rekaman suara. Media visual dapat berupa foto atau gambar. Media audio-visual bisa berwujud CD interaktif dan video animasi. Peserta didik dituntut untuk berinteraksi dengan media tersebut selama mengikuti proses pembelajaran, tidak hanya memperhatikan saja.

Media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta didik ketika berada dalam kegiatan pembelajaran. Melalui media dengan kata lain peserta didik memperoleh pesan dan informasi sehingga membentuk pengetahuan baru bagi peserta didik. Media dapat menggantikan fungsi pendidik sebagai sumber informasi/pengetahuan bagi peserta didik dalam batasan tertentu. Secara garis besar media berfungsi sebagai pembawa informasi/ pesan pembelajaran, membantu memusatkan perhatian pada pelajaran, memperjelas dan memudahkan penyampaian materi pembelajaran, serta membuat peserta didik tertarik dengan materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Sehingga peserta didik dapat termotivasi.

6. Mobile Learning

Mobile Learning atau yang biasa disebut M-learning adalah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan portabel perangkat komputasi. Perangkat komputasi yang dimaksud seperti smartphone, Personal Digital Assistant (PDA), tablet, laptop dan perangkat genggam yang sama (Behera, 2013). Mobile learning

merupakan suatu layanan yang memberikan informasi elektronik secara umum kepada pembelajar dengan konten yang edukasional yang membantu pencapaian pengetahuan tanpa mempersalahkan lokasi dan waktu. Adanya mobile learning

(37)

22

dimanapun dan kapanpun, tidak terikat oleh tempat dan waktu tertentu. Hal ini dapat meningkatkan perhatian pada materi pembelajaran, dan dapat mendorong motivasi belajar peserta didik.

Mobile learning muncul untuk merespon perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi bergerak, yang sangat pesat belakangan ini. Mobile learning yang sudah banyak dikembangkan adalah mobile learning berbasis android. Android adalah suatu perangkat lunak yang digunakan pada perangkat berjalan (mobile device). Android

merupakan sistem operasi untuk smartphone, komputer tablet, e-books, digital players, jam tangan, permainan konsol, net-books, smart-books dan perangkat lain. Keuntungan utama dari pengembangan dan merancang aplikasi adalah bebas dan perangkat lunak open source (Toktarova, 2015). Sistem operasi android

(38)

23

mendistribusikan pengetahuan dan pembelajaran, tetapi menciptakan lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan modern.

Awad (2014) menyimpulkan bahwa, “Perangkat mobile learning

menawarkan kesempatan unik bagi pendidik dan peserta didik dalam berbagai jenis pengaturan instruksional untuk memanfaatkan fleksibilitas dan kebebasan yang diberikan oleh perangkat ini” (h.44). Jika difasilitasi, mobile learning bisa dijadikan keuntungan oleh peserta didik dengan memberikan mereka bahan ajar dan interaksi melalui perangkat mobile yang dapat digunakan dimanapun dan setiap kali mereka membutuhkannya. Menurut Behera (2013), pentingnya mobile learning dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Signifikansi Mobile Learning (Behera, 2013, h.27) a) Mobilitas: M-learning menurunkan alasan keterbatasan lokasi pembelajaran;

(39)

24

di mana saja dan kapan saja, termasuk di rumah, sekolah atau bahkan di perjalanan.

b) Mudah Digunakan: Saat ini dapat dengan mudah menggunakan ponsel. Hal ini menjadikan mudahnya mengakses informasi, mengambil foto, merekam dengan satu perangkat, dan dapat berbagi dengan teman-teman.

c) Kemampuan Komputer: Mobile learning memiliki semua kemampuan fungsional dari komputer modern, terutama smartphone, symbin dan PDA memiliki semua kemampuan komputasi yang membantu pelajar untuk mendukung berbagai perangkat lunak pembelajaran M-learning.

d) Menyimpan data dan berbagi kapasitas: Ada dua jenis memori ponsel yaitu internal dan eksternal. Adanya memori ponsel dapat digunakan untuk menyimpan data penting atau file di kartu memori. Semua ponsel multimedia memiliki kapasitas informasi transfer antara ponsel ke ponsel atau ponsel ke PC melalui kabel USB / Bluetooth. Dengan cara ini membantu pelajar untuk bertukar data dengan orang lain dan mendapatkan pengetahuan yang cukup. e) Kaya Perangkat Multimedia: Mobile learning bukan alat utilitas tunggal

tetapi merupakan perangkat multi-utilitas yang bergerak. Melalui penyediaan konten media yang kaya seperti musik, video, game dan konten informasi menjadikan perangkat multimedia terbaik bagi peserta didik.

f) Frekuensi Konektivitas: Konektivitas adalah faktor yang paling penting dari

(40)

25

seperti Bluetooth, Wi-Fi, inframerah yang membantu untuk terhubung dengan perangkat lain dan pengguna.

g) Mode: Pada dasarnya peserta didik sebagian besar pengadopsi teknologi baru. Ponsel saat ini tidak hanya perangkat komunikatif bagi peserta didik melainkan sebagai bagian dari kehidupan. Peserta didik menggunakan ponsel sebagai cara untuk mengekspresikan rasa, gaya dan hidup mewah sehingga ponsel digunakan sebagai alat simbolis fashion.

h) Harga murah: Saat mulai bergerak dianggap sebagai barang yang mewah. Harga satu tarif handset dan panggilan itu di luar jangkauan dari orang biasa. Tapi harga ini jatuh dan itu sangat murah dibandingkan perangkat lain.

7. Media Ada Apa dengan Chemistry (AADC)

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang demikian pesatnya peran pendidik dalam mengajar juga mengalami perkembangan, dari hanya sekedar menyampaikan pelajaran menjadi peran yang lebih kompleks dalam menciptakan suasana pembelajaran yang penuh inovatif dan kreatif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai (Suyanti, 2010).

(41)

26

Teknologi informasi berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, komunikasi, dan teknologi yang menunjang kegiatan pembelajaran.

Media pembelajaran yang menggunakan teknologi saat ini sudah banyak digunakan untuk menarik perhatian peserta didik. Salah satu teknologi yang dekat dengan kehidupan peserta didik adalah smartphone. Smartphone berbasis android sudah banyak digunakan oleh peserta didik seiring perkembangan zaman.

Smartphone tidak hanya digunakan untuk komunikasi tetapi sudah bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya dengan adanya banyak aplikasi yang dapat dengan mudah diunduh.

Ada Apa dengan Chemistry (AADC) berbasis flash adalah sebuah aplikasi

(42)

27 B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Affi Rusdaningrum (2013) dengan judul “Perbandingan Penerapan

Media Audio Visual Learning dan Media Powerpoint pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit terhadap Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik Kelas X Semester 2 SMA Negeri 2 Bantul”. Penelitian ini dengan desain meliputi : (a)

satu faktor, dua sampel, dan satu kovariabel; dan (b) desain satu faktor dua sampel. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 2 Bantul dengan jumlah populasi 228 peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan motivasi belajar kimia yang signifikan antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan kedua media pembelajaran, ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar kimia peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan kedua media pembelajaran jika pengetahuan awal peserta didik dikendalikan secara statistik.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Affi Rusdaningrum (2013) relevan dengan penelitian ini dalam hal media yang digunakan, dan analisis data. Kelas eksperimen dalam penelitian tersebut berbasis teknologi sama dengan penelitian ini dan untuk kelas kontrol sama menggunakan media powerpoint. Analisis data yang digunakan relevan dengan penelitian ini yaitu menggunakan uji independent samples t-test dan anakova.

Penelitian yang relevan lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hesty Parbuntari (2014) yang berjudul “Implementasi Multimodal Learning Melalui

(43)

28

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Peserta Didik.” Jenis penelitian ini

adalah penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2013/2014. Sampel terbagi menjadi dua yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan motivasi belajar awal dan motivasi belajar akhir di kelas eksperimen, motivasi belajar akhir peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta prestasi belajar peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Akan tetapi, hasil penelitian juga menunjukkan tidak ada perbedaan motivasi belajar awal dan motivasi belajar akhir di kelas kontrol.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Hesty Parbuntari (2014) relevan dengan penelitian ini dalam hal media yang digunakan, variabel terikatnya, dan analisis data. Media yang digunakan pada kelas eksperimen berbasis teknologi sehingga sama dengan penelitian ini, hanya saja pada penelitian tersebut menggunakan komputer sedangkan penelitian ini menggunakan perangkat mobile. Variabel terikat pada penelitian tersebut sama yaitu motivasi dan prestasi belajar kimia. Analisis data yang digunakan adalah uji paired samples t-test, uji

independent samples t-test, dan anakova.

Penelitian ini juga relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Efi Wijayanti (2016) yang berjudul “Efektivitas Penerapan Chemistry Double Quiz

(44)

X-29

A sebagai kelas eksperimen dan kelas X-B sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar kimia peserta didik antara sebelum dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan Chemistry Double Quiz (CDQ). Ada perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar kimia peserta didik antara sebelum dan setelah mengikuti proses pembelajaran tanpa penerapan CDQ. Tidak ada perbedaan peningkatan yang signifikan antara motivasi belajar kimia peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan CDQ dan peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tanpa penerapan CDQ. Ada perbedaan prestasi belajar kimia yang signifikan antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan penerapan CDQ dan peserta didik yang mengikuti pembelajaran tanpa penerapan CDQ apabila pengetahuan awal peserta didik dikendalikan secara statistik.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Efi Wijayanti (2016) relevan dengan penelitian ini. Pada penelitian tersebut relevan dalam hal variabel terikat yang digunakan dan analisis data. Variabel terikat yang digunakan adalah motivasi dan prestasi belajar kimia peserta didik. Analisis data pada penelitian tersebut adalah uji paired samples t-test, uji independent samples t-test, dan anakova.

C. Kerangka berpikir

(45)

30

termokimia terdiri dari konsep dan perhitungan kimia sehingga perlu pemahaman yang kuat dan teliti saat mempelajarinya.

Pembelajaran kimia merupakan proses belajar ilmu kimia dengan konsep yang kompleks. Hakikatnya, pembelajaran kimia digunakan sebagai alat untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar salah satunya ditentukan oleh tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Tingkat pemahaman peserta didik ditentukan oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan eksternal yang saling mempengaruhi. Faktor internal meliputi motivasi belajar peserta didik itu sendiri, sedangkan faktor eksternal meliputi kegiatan pembelajaran di kelas, karakteristik materi, cara mengajar guru (metode, media dan model pembelajaran yang digunakan). Pendidik dapat merancang faktor eksternal untuk meningkatkan prestasi belajar sebagai pendukung dalam pembelajaran.

(46)

31

didik memahami suatu materi, sehingga motivasi dan prestasi belajar peserta didik meningkat.

Salah satu media pembelajaran berbasis teknologi yang penggunaannya masih terbatas adalah mobile learning. Pemanfaatan mobile learning sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan yaitu peserta didik dapat mempelajari materi kembali kapanpun dan dimanapun. Mobile learning tersedia dalam sistem operasi android pada smartphone. Berdasarkan observasi, semua peserta didik di SMA Negeri 2 Sleman kelas XI memiliki smartphone yang berbasis android. Hal ini memungkinan pendidik untuk memanfaatkan aplikasi android menjadi media pembelajaran yang menarik.

Berdasarkan hasil penelitian dari Nasih (2016) mengenai pengembangan aplikasi Ada Apa dengan Chemistry (AADC). Aplikasi ini termasuk dalam kategori sangat baik dan layak digunakan. Pada aplikasi Ada Apa dengan

Chemistry (AADC) terdapat ringkasan materi, soal, dan video mengenai materi termokimia kelas XI SMA/MA. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh penerapan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) terhadap motivasi dan prestasi belajar peserta didik khususnya pada materi termokimia kelas XI.

D. Hipotesis penelitian

(47)

32

2. Ada perbedaan motivasi belajar kimia antara peserta didik yang menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) dengan peserta didik yang tidak menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) pada kelas XI Semester 1 SMA Negeri 2 Sleman.

(48)

33 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen dengan desain

quasi experimental posttest only design . Quasi experimental didefinisikan sebagai eksperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan teknik random dalam penentuan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol (Creswell,2008). Ada dua kelompok sampel yang digunakan yaitu kelompok pertama sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan penggunaan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC) dalam proses pembelajaran dan kelompok kedua sebagai kelas kontrol yang menggunakan media power point dalam proses pembelajaran.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi yang ditetapkan untuk diteliti. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran kimia dengan menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry (AADC).

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

(49)

34

menggunakan angket motivasi. Angket motivasi diisi oleh peserta didik sebelum dan sesudah perlakuan.

3. Variabel kendali

Variabel kendali pada penelitian ini adalah pengetahuan awal kimia peserta didik yang berupa nilai raport kimia kelas X semester 2.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI semester 1 SMA Negeri 2 Sleman Tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 64 peserta didik yang terbagi dalam 2 kelas.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian yang digunakan adalah dua kelas keseluruhan populasi. Satu kelas sebagai kelas eksperimen yang melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry dan satu kelas sebagai kelas kontrol yang melaksanakan proses pembelajaran tidak dengan menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry.

3. Teknik Sampling

(50)

35

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen perlakuan dan instrumen pengambilan data. Instrumen perlakuan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sedangkan instrumen pengambilan data yaitu data pengetahuan awal kimia, soal prestasi belajar kimia dan angket motivasi belajar kimia.

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan instrumen untuk memberi perlakuan pada kelas sampel. Pada penelitian ini RPP yang digunakan ada dua jenis, yaitu RPP untuk kelas eksperimen yang menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry dan RPP untuk kelas kontrol yang tidak menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry. Sebelum dilaksanakan pada proses pembelajaran, RPP dikonsultasikan terlebih dahulu ke dosen pembimbing dan pendidik kimia di SMA Negeri 2 Sleman.

b. Angket Motivasi

(51)

36

Pada angket motivasi yang digunakan berjumlah 35 item pernyataan. Disetiap item pernyataan terdapat 5 alternatif jawaban (skala likert). Pengisian skala likert dalam instrumen penelitian telah disediakan alternatif jawaban dari setiap item pernyataan dan responden dapat memilih satu jawaban yang sesuai. Pemberian skor untuk jawabannya adalah 5,4,3,2 dan 1 untuk pernyataan positif dan 1,2,3,4, dan 5 untuk pernyataan negatif. Kisi-kisi item instrumen motivasi belajar kimia peserta didik terdapat dalam Tabel 1 dan skala penilaian untuk pengisian angket dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Kisi-Kisi Item Instrumen Motivasi Belajar Kimia

No Indikator Nomor Pernyataan Jumlah

1 Minat 1,2,3,23,25,30,32 7

2 Ketekunan dalam belajar 4,5,6,7,8,22,28,31,34 9 3 Partisipasi aktif dalam belajar 9,10,11,12,13,21,27,35 7 4 Usaha untuk belajar 14,15,16,17,24,29 7 5 Besar perhatian dalam belajar 18,19,26,33 4

6 Penyelesaian tugas 20 1

Jumlah 35

Tabel 2. Skala Penilaian untuk Pengisian Angket

Alternatif Jawaban Bobot skor (+) Bobot Skor (-)

Selalu (SL) 5 1

Sering (SR) 4 2

Kadang-kadang (KD) 3 3

Jarang (J) 2 4

Tidak Pernah (TP) 1 5

c. Butir Soal Prestasi Belajar Kimia

(52)

37

butir soal hanya ada satu jawaban yang benar. Dalam menyusun soal ini juga perlu diperhatikan sebaran tingkat kognitifnya yaitu dibatasi dari C1-C6. Enam jenjang kemampuan ini diurut dari yang mudah sampai yang tersukar antara lain : mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasi (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Soal prestasi belajar kimia divalidasi secara logis dan empiris. Untuk memenuhi validitas logis, soal disusun berdasarkan kisi-kisi butir dan untuk memenuhi validitas empiris dilakukan uji validitas butir soal. Selanjutnya butir soal yang sudah valid diuji reliabilitasnya.

(53)

38

Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Prestasi Belajar Kimia Sebelum Validasi No Sub Materi

Pokok

Dimensi proses kognitif ∑

C1 C2 C3 C4, C5,

3 Reaksi eksoterm dan endoterm

6 Kalorimeter 23*,24*,40*

,44

(54)

39

Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Prestasi Belajar Setelah Validasi No Sub Materi

Pokok

Dimensi proses kognitif ∑

C1 C2 C3 C4, C5,

2. Validasi Instrumen Penelitian

(55)

40 a. Validitas Butir Soal

Validitas butir soal obyektif diuji dengan rumus korelasi point biserial karena penskoran butir soal bersifat dikhotomis. Menurut Nurgiyantoro (2009), korelasi point biserial dipergunakan jika data berpasangan yang akan dicari hubungannya berupa data berskala interval dan nominal yang bersifat dikhotomis.

̅̅̅̅ ̅̅̅ √

rpbi = koefisien korelasi point biserial

̅̅̅̅ = rata-rata hitung data interval yang menjawab benar (dikhotomi 1) ̅̅̅ = rata-rata hitung data interval yang menjawab salah (dikhotomi 0) s = simpangan baku dari keseluruhan data interval

p = proporsi peserta didik yang menjawab benar (dikhotomi 1) q = proporsi peserta didik yang menjawab salah (dikhotomi 0)

Selanjutnya harga rpbi dikonsultasikan dengan harga rtabel pada taraf signifikan 5 %. Bila harga rpbi > rtabel , maka butir soal tersebut valid dan dapat diujikan.

Pada penelitian ini melakukan uji validitas butir soal dengan menggunakan SPSS 21 dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menyiapkan data yang akan diuji validitasnya

2) Memasukkan nama data ke dalam menu Variabel View. Baris pertama butir soal 1, baris kedua butir soal 2, dan seterusnya sampai butir soal ke-50. Kemudian memilih Nominal pada kolom Measure.

3) Memasukkan data ke dalam menu Data View

(56)

41

Pada program SPSS 21 setiap butir soal yang memiliki nilai pearson correlation > 0,3 dapat dikatakan valid.

b. Reliabilitas Butir Soal

Reliabilitas butir soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes (Jihad, 2008). Setelah melakukan uji validasi, butir-butir soal yang valid tersebut kemudian diuji reliabilitasnya dengan uji Kuder Richardson 20 (KR20), (Sugiyono, 2011), rumusnya adalah

( )

= reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p) ∑pq = jumlah hasil perkalian p dan q

k = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar dari varians)

Menurut Arikunto (2001), kriteria koefisien reliabilitas yang digunakan dapat dinyatakan sebagai berikut :

0,800-1,00 : sangat tinggi 0,600-0,800 : tinggi

0,400-0,600 : cukup 0,200-0,400 : rendah 0,00-0,200 : sangat rendah

(57)

42

soal prestasi belajar kimia tersebut reliabel dan dapat digunakan sebagai instrumen tes prestasi belajar kimia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga teknik, yaitu teknik dokumentasi, teknik ujian dan teknik angket.

a. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi pada penelitian ini untuk mendapatkan data pengetahuan awal kimia peserta didik. Pengetahuan awal kimia yang digunakan adalah nilai raport peserta didik pada saat kelas X semester 2. Data pengetahuan awal kimia digunakan sebagai kovariabel.

b. Teknik Ujian

Teknik ujian pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar peserta didik setelah perlakuan. Instrumen yang digunakan adalah soal pilihan ganda yang sudah memenuhi validitas dan reliabilitas.

c. Teknik Angket

Teknik angket pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data angket motivasi belajar peserta didik. Angket motivasi diberikan sebelum dan sesudah perlakuan dengan 35 item pernyataan.

E. Teknik Analisis Data

(58)

43 1. Uji Persyaratan Hipotesis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap data pengetahuan awal, motivasi belajar dan data prestasi belajar peserta didik. Pengujian normalitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-smirnov dengan menghitung selisih absolut (D). Kriteria normal terpenuhi jika selisih absolut terbesar (D maks) < nilai tabel Kolmogorov-smirnov (Sugiyono,2010) . Rumus uji Kolmogorov-smirnov adalah sebagai berikut:

D = |Fs(x) – Ft(x)| maks Keterangan, D = selisih absolut

Fs(x) = distribusi frekuensi kumulatif sampel Ft(x) = distribusi frekuensi kumulatif teoritis

Pada penelitian ini melakukan uji normalitas menggunakan SPSS 21 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menyiapkan data yang akan diuji normalitasnya

2) Memasukkan nama data ke dalam menu Variabel View dan memilih Scale pada kolom Measure.

3) Memasukkan data ke dalam menu Data View

(59)

44

Kriteria normal terpenuhi jika Kolmogorov-Smirnov significance > (α) 0,05

(Nurgiyantoro, 2009). b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas ini dilakukan terhadap data pengetahuan awal dengan prestasi belajar kimia peserta didik, dan data motivasi belajar peserta didik sebelum perlakuan dengan sesudah perlakuan. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas dua variasi (Sundayana,2014) yaitu:

1) Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya: Ho: Kedua varians homogen (v1=v2)

Ha: Kedua varians tidak homogen (v1≠v2) 2) Menentukan nilai Fhitung dengan rumus :

=

3) Menentukan nilai Ftabel dengan rumus: Ftabel = Fa (dk nvarians besar -1 / dk nvarians kecil -1)

4) Kriteria uji: Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima (Varians homogen) atau analisis dengan program komputer jika diperoleh p>0,05.

Pada penelitian ini melakukan uji homogenitas menggunakan SPSS 21 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menyiapkan data yang akan diuji homogenitasnya

(60)

45

Baris kedua (Name = Kelas, Value = {1;Kelas Eksperimen, 2;Kelas Kontrol}, Measure = Scale)

3) Memasukkan data ke dalam menu Data View

4) Memilih menu Analyse-Compare Means-One Way Anova.

5) Memasukkan nama data ke dalam Dependent List, dan kelas ke dalam Factor List

6) Memilih Option-Homogenity-OK

Kriteria Homogen terpenuhi jika significance test of homogenity variance > (α) 0,05 (Nurgiyantoro, 2009).

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji paired samples t-test, uji

independent samples t-test, dan analisis kovarian satu jalur (anakova). Pengetahuan awal kimia peserta didik yang berupa nilai raport kimia kelas X semester 2 sebagai variabel yang dikendalikan. Uji paired samples t-test

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan Ada Apa dengan Chemistry (AADC), dan uji independent samples t-test digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun uji anakova digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol jika pengetahuan awal peserta didik dikendalikan secara statistik.

(61)

46 1) Uji Paired Samples T-Test

Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan keadaan satu faktor dengan dua kali pengamatan. Pengukuran motivasi belajar kimia peserta didik dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran kimia, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Hipotesis nolnya (Ho) adalah tidak ada perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar kimia sebelum dan sesudah pembelajaran kimia. Sedangkan Hipotesis alternatif (Ha) ada perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar kimia sebelum dan sesudah pembelajaran kimia. Hipotesis nol diuji menggunakan uji paired samples t-test dengan rumus berikut (Nurgiyantoro, 2009):

= ̅ √

Dimana, d = (X1)i - (X2)i n = jumlah kasus = di – d Penguji hipotesis : Ho : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

dengan: µ1 =rata-rata skor motivasi belajar kelas eksperimen µ2= rata-rata skor motivasi kelas kontrol

(62)

47

jika p hitung < 0,05. Uji paired samples t-test dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21 dengan langkah-langkah berikut ini:

1) Menyiapkan data yang akan diuji paired samples t-test

2) Memasukkan nama data yang akan diuji ke dalam menu Variabel View, Misalnya :

Baris pertama (Name = Motivasi Belajar Awal, Measure = Nominal) Baris kedua (Name = Motivasi Belajar Akhir, Measure = Nominal) 3) Memasukkan data yang akan di uji ke dalam Data View

4) Memilih menu Analyse-Compare Means-Paired Sample T-test.

5) Memasukkan Motivasi Belajar Awal ke dalam Variabel 1 dan Motivasi Belajar Akhir ke dalam Variabel 2, kemudian OK.

Jika hasil significance (2-tailed) < (α) 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya ada perbedaan motivasi belajar kimia yang signifikan sebelum dan sesudah pembelajaran kimia. Sedangkan apabila hasil significance (2-tailed)

> (α) 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti tidak ada perbedaan motivasi belajar kimia yang signifikan sebelum dan sesudah pembelajaran kimia (Nurgiyantoro, 2009).

2) Uji Independent Samples T-Test

(63)

48

Hipotesis nolnya (Ho) adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar kimia peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan Hipotesis alternatif (Ha) adalah ada perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar kimia peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis nol diuji menggunakan uji independent samples t-test dengan rumus:

= | ̅̅̅̅ ̅̅̅̅|

=

Keterangan , S: simpangan baku

S1: simpangan baku untuk data kelompok 1 S2: simpangan baku untuk data kelompok 2 n1: jumlah anggota kelompok 1

n2: jumlah anggota kelompok 2

Besarnya t0 hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tTabel pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan db= n1 + n2 -2. Ho ditolak dan Ha diterima jika nilai t yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dibandingkan nilai ttabel. Jika menggunakan program SPSS 21, apabila significance (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar kimia peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini langkah-langkah melakukan uji independent samples t-test menggunakan program SPSS 21:

(64)

49

2) Memasukkan nama data yang akan diuji ke dalam menu Variabel View, Misalnya :

Baris pertama (Name = n-gain skor motivasi belajar, Measure = Scale) Baris kedua (Name = Kelas, Value = {1;Kelas Eksperimen, 2;Kelas Kontrol}, Measure = Nominal)

3) Memasukkan data yang akan di uji ke dalam Data View

4) Memilih menu Analyse-Compare Means-Independent Sample T-test.

5) Memasukkan variabel n-gain skor motivasi belajar ke dalam Test Variable dan Kelas ke dalam Grouping Variable.

6) Memilih Define Group, memasukkan angka 1 ke group 1, dan angka 2 ke group 2.

7) Memilih Continue-OK

Jika hasil significance (2-tailed) < (α) 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima

(Nurgiyantoro, 2009, h.196). 3) Uji Anakova

Pengujian hipotesis menggunakan analisis kovarian satu jalur (anakova rancangan rambang lugas satu kovariabel). Analisis kovarian digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan rerata suatu variabel terikat antara dua kelompok dengan mengendalikan variabel lain yang berpengaruh terhadap variabel terikat. Hipotesis nolnya (Ho) adalah tidak ada perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar kimia peserta didik yang menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry

(65)

50

Hipotesis alternatifnya (Ha) adalah ada perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar kimia peserta didik yang menggunakan media Ada Apa dengan Chemistry

(AADC) dengan peserta didik yang tidak menggunakan media tersebut, jika pengetahuan awal kimia peserta didik dikendalikan secara statistik. Hipotesis nol diuji menggunakan analisis anakova dengan rumus (Nurgiyantoro, 2009):

=

Keterangan, F0 : F hitung (observasi)

RKA : rerata kuadrat antar kelompok RKD : rerata kuadrat dalam kelompok

Adapun ringkasan rumus-rumus anakova, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.

(66)

51 (Nurgiyantoro,2009)

Harga rerata sesuaian yaitu rerata korelasi variabel terikat oleh variabel terkendali, ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

̅ ̅

Pengujian umum hipotesis : Ho : µA1 = µA2

Ha : µA1 ≠ µA2

Harga F0 dibandingkan dengan harga FTabel pada taraf signifikan 5% dengan db pembilang =k-1 dan db penyebut = N-k-m. Apabila harga F0 > FTabel maka ada perbedaan rerata A1 dan A2 atau jika p hitung <0,05 maka H0 ditolak, yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan.

Korelasi antara prestasi belajar kimia (Y) dengan pengetahuan awal kimia (X) dapat ditentukan dengan rumus analisis regresi linier satu prediktor dengan rumus sebagai berikut (Nurgiyantoro,2009):

Keterangan, rxy = harga koefisien korelasi X = prediktor (pengetahuan awal) Y = kriterium (prestasi belajar)

Gambar

Gambar 1. Signifikansi Mobile Learning (Behera, 2013, h.27)
Tabel 1. Kisi-Kisi Item Instrumen Motivasi Belajar Kimia
Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Prestasi Belajar Kimia Sebelum Validasi
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Prestasi Belajar Setelah Validasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan tidaklah berkompetisi dengan perusahaan yang diketahui sebagai pesaing terdekat saja,dalam hal ini pesaing terdekat PT.Indosurya Gemilang adalah PT.Subur

Dan kepada Bapak Dekan FMIPA USU dan Bapak/Ibu Dosen di Departemen Fisika FMIPA USU serta Staf pegawai yang memberi saran, dukungan dan banyak motivasi selama

Adanya pengaruh yang kuat antara anggo dengan dunia magis dibenarkan oleh orang-orang yang memahami keberadaan anggo sebagai nyanyian khas masyarakat Tolaki, bahkan oleh para

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar, proses, dan prosedur, serta rancangan penelitian, menyusun kajian pustaka dan teori, kerangka berpikir

Dengan penulis melakukan kerja praktek dan meninjau Prosedur SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) pajak parkir pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung, untuk menambah

70 tahun 2012, maka kepada seluruh peserta yang merasa keberatan terhadap ditetapkannya pemenang tersebut diatas dapat mengajukan sanggahan secara elektronik

Sehubungan dengan tahapan pelelangan pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan, Business Plan, dan Detail Enginering Design (DED) Pengembangan Wisata Bahari TWP Laut Banda

Panitia memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh perusahaan yang telah ikut. berpartisipasi dalam proses tender