• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terbuka Hijau (RTH), ruang publik (public spaces) mempunyai pengertian yang hampir sama.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terbuka Hijau (RTH), ruang publik (public spaces) mempunyai pengertian yang hampir sama."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka (open spaces) merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang terbuka, Ruang Terbuka Hijau (RTH), ruang publik (public spaces) mempunyai pengertian yang hampir sama.

Secara teoritis yang dimaksud dengan ruang terbuka adalah ruang yang berfungsi sebagai wadah (container) untuk kehidupan manusia, baik secara individu maupun berkelompok, serta wadah makhluk lainnya untuk hidup dan berkembang secara berkelanjutan. Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu dan dapat dijadikan salah satu tempat untuk berkumpul oleh masyarakat. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang terbuka hijau seperti taman kota, hutan dan sebagainya (Utomo dalam Haryanti, 2008).

Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan satu wadah media komunikasi warga kota, tempat rekreasi, tempat pendidikan dan penelitian. Ekositem perkotaan produsen oksigen, tanaman berbunga, berbuah dan berdaun indah serta bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, kehutanan dan lain sebagainya. Fungsi estetis yaitu meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro berupa halaman rumah, lingkungan permukiman, maupun makro berupa lanskap kota secara keseluruhan yang mampu menstimulasi kreatifitas dan produktivitas warga kota. Menurut Permen PU No.5/PRT/M, 2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Tebuka Hijau di Kawasan Perkotaan RTH, baik RTH public maupun RTH privat, memiliki fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis dan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi estetika, social dan fungsi ekonomi. Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota seperti perlindungan tata air, keseimbangan ekologi dan

(2)

5 konservasi hayati. Manfaat ruang terbuka hijau adalah untuk menunjang kesehatan, kesejahteraan dan kemanan bagi penghuni kota (Rapuono, 1964:13). Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga dapat memberikan hasil produksi sumber daya alam memberikan perlindungan terhadap bencana alam, melestarikan lingkungan hidup, menunjang kesehatan dan keselamatan, memfasilitasi kegiatan rekreasi serta dapat mengendalikan pembangunan (Seymour, 1980:10).

2.2. Hutan Kota

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 menyatakan bahwa hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di wilayah perkotaan, baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat berwenang. Luasan 0,25 hektar merupakan hamparan terkecil hutan kota dengan pertimbangan bahwa pohon-pohon di dalam hutan kota tersebut dapat menciptakan iklim mikro. Kota merupakan sebuah sistem yaitu sistem terbuka, baik secara fisik maupun sosial ekonomi, bersifat tidak statis dan dinamis atau bersifat sementara (Irwan, 2005).

Perkembangan kota susah untuk di kontrol dan sewaktu-waktu dapat menjadi tidak beraturan/berubah. Kota merupakan suatu tempat berkembangnya kegiatan sosial, budaya dan ekonomi perkotaan yang tidak berstatus sebagai kota administratif atau kotamadya. Aktivitas dan perkembangan kota mempunyai pengaruh terhadap lingkungan fisik. Dahlan (2004), menyatakan bahwa hutan kota yaitu suatu lahan yang bertumbuhan pohon di wilayah perkotaan di tanah negara atau hak milik yang berfungsi menyangga lingkungan dalam rangka pengatur tata air, udara, habitat fauna yang memiliki nilai estetika dan merupakan areal terbuka dan dinyatakan ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai hutan kota.Peranan dan manfaat vegetasi dalam hutan kota antara lain sebagai berikut (Dahlan, 1992) :

a. Identitas kota, jenis tanaman dan hewan yang merupakan simbol atau lambang suatu kota dapat dikoleksi pada areal hutan kota.

(3)

6 b. Pelestarian plasma nutfah, merupakan bahan baku yang paling penting untuk pembangunan dimasa depan, terutama dibidang pangan, sandang, papan, obat-obatan dan industri.

c. Penahan dan penyaringan partikel padat dan udara. Keberadaan hutan kota menyebabkan partikel padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi akan dapat dibersihkan oleh tajuk pohon melalui proses jerapan dan serapan.

d. Penyerapan dan penjerapan partikel timbal, hutan kota dengan jenis-jenis tanaman yang sesuai mempunyai kemampuan untuk menyerap dan penyerap partikel timbal serta serbuk semen.

e. Perlindungan terhadap kondisi fisik alami sekitar (angin kencang, terik matahari, gas dan debu).

f. Mengurangi polusi air, vegetasi dapat membantu membersihkan air.

g. Mengurangi polusi udara kerena vegetasi dapat menyerap suara.

h. Keindahan, dengan terdapatnya unsur penghijauan yang direncanakan secara baik dan menyeluruh dapat menambah keindahan kota.

i. Kesehatan, warna dan karakter tunbuhan dapat digunakan untuk terapi mata dan jiwa.

2.3. Persepsi dan Tingkat Kenyamanan

Persepsi adalah pandangan seseorang atau banyak orang terhadap hal atau peristiwa yang didapatkan atau diterima. Persepsi dapat pula diartikan sebagai proses diletakkannya suatu hal oleh seseorang melalui panca indra yang dimilikinya (Gunawan,1999). Persepsi sangat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap lingkungannya. Seseorang yang mempunyai persepsi yang benar terhadap lingkungan, kemungkinan besar orang tersebut akan berperilaku positif terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan (Windawari, 1994).

Kenyamanan merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan pengaruh keadaan lingkungan fisik atmosfer atau iklim terhadap manusia. Kondisi yang nyaman adalah kondisi

(4)

7 dimana sebagian besar energi manusia dibebaskan untuk kerja produktif, yang berhubungan dengan usaha pengaturan suhu tubuh yang minimum. Kondisi nyaman menunjukkan keadaan yang bervariasi untuk setiap individu, sehingga kenyamanan bersifat subyektif dan berhubungan dengan keadaan tingkat aktivitas, pakaian, suhu udara, kecepatan angin, rata-rata suhu pancaran radiasi dan kelembaban udara (Gates, 1972). Menurut Lakitan (1994), kenyamanan suatu daerah juga sangat dipengaruhi oleh iklim mikro setempat, karena secara langsung unsur-unsur iklim akan terlibat dalam aktivitas dan metabolisme manusia yang ada didalamnya. Menentukan tingkat kenyamanan suatu daerah, kita tidak dapat menggunakan semua parameter iklim secara langsung. Suhu udara dan kelembaban udara merupakan parameter iklim yang biasa digunakan dalam mempelajari masalah kenyamanan udara (Gates 1972 dan Brooks, 1988) yang dinyatakan dalam bentuk “Indeks Suhu Kelembaban atau Temperature Humidity Index (THI).

Laurie (1986), menyatakan bahwa indeks kenyamanan dalam kondisi nyaman ideal berada pada kisaran THI 21-27. Nilai THI ini dipengaruhi oleh besarnya suhu udara (°C) dan kelembaban udara (%). Semakin tinggi suhu udara maka kelembaban udara harus diturunkan untuk mendapatkan nilai THI yang sama, dan begitu pula sebaliknya. Elemen landskep yang banyak mempengaruhi kenyamanan di suatu tempat yaitu tanaman. Tanaman memberikan manfaat yang sangat besar bagi bumi, tanaman dapat mengurangi sinar dan pantulannya, baik dari cahaya matahari maupun sinar lampu kendaraan, dan menutupi pemandangan yang tidak diinginkan, membentuk ruang yang pribadi, dan dapat menegaskan pandangan ke arah pemandangan yang diinginkan. Tanaman dapat mengontrol radiasi matahari dan suhu tanaman mampu merubah dan memodifikasi suhu udara melalui pengontrolan radiasi matahari dengan proses evapotranspirasi.

Menurut Simonds (1983), pohon yang memiliki batas kanopi yang tinggi berguna untuk menangkap radiasi matahari. Kriteria tanaman yang dapat digunakan untuk menghalangi sinar

(5)

8 matahari dan menurunkan suhu yaitu memiliki tajuk yang lebar, bentuk daun lebar dengan kerapatan tinggi, ketinggian kanopi lebih dari 2 meter. Kemampuan hutan kota dalam menciptakan iklim mikro yang sejuk dan nyaman, Wenda (1991) dalam Dahlan (2004) telah melakukan pengukuran suhu dan kelembaban udara pada lahan yang berpepohonan dengan berbagai kerapatan, tinggi dan luasan yang dibandingkan dengan lahan permukiman yang didominasikan oleh tembok dan jalan aspal.

2.4. Jenis- Jenis Persepsi

Proses pemahaman terhadap rangsangan atau stimulus yang diperoleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a. Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.

b. Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang 11 belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak.

c. Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil, yaitu kulit. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.

(6)

9 d. Persepsi penciuman didapatkan dari indera penciuman, yaitu hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata. Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya.

Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan bau.

e. Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. Pengecapan atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung dan merupakan satu dari lima indra tradisional. Indra ini merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun. Pada manusia dan banyak hewan vertebrata lain, indra pengecapan terkait dengan indra penciuman pada persepsi otak terhadap rasa.

2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Persepsi Pengunjung

2.5.1 Persepsi Pengunjung

Persepsi pengunjung terbentuk oleh adanya persepsi individu, dimana proses pengolahan informasi dalam otak akan memiliki perbedaan antara satu individu dengan individu yang lain. Berikut adalah faktor yang mempengaruhi persepsi individu dalam menciptakan suatu persepsi pengunjung (Horton dan Choster,1997):

1. Obyek yang menjadi pengamatan berbeda pada setiap orang berdasarkan penerimaan rangsangan indera terhadap obyek tersebut.

2. Kedalaman pengamatan terhadap obyek yang diamati tersebut berdasarkan pengidentifikasian melalui wujud obyeknya.

(7)

10 3. Faktor pribadi yang ditentukan oleh pengalaman, tingkat kecerdasan, kemampuan

mengingat dan sebagainya.

2.5.2 Pengunjung (visitors)

Pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu daerah atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud terstentu. Dalam hal ini pengunjung taman adalah setiap orang yang datang ke suatu taman dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.

2.5.3 Kenyamanan

Pengertian Kenyamanan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online kenyamanan adalah keadaan nyaman. Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Kebutuhan akan makan, minum, pelindung (shelter), ataupun tempat peristirahatan ketika lelah, semuanya membutuhkan kenyamanan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut tanpa kenyamanan akan sulit untuk dapat merasa kebutuhannya telah terpenuhi walaupun setiap orang akan berusaha untuk mendapatkannya.

2.6. Fungsi Tanaman pada Hutan Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau

Taman adalah salah satu fasilitas kota yang disediakan dan dipelihara oleh pemerintah kota untuk memenuhi kebutuhan penduduknya dalam memperoleh kebutuhan rekreatif seperti rileks, kesenangan, istirahat, olahraga, permainan, pemandangan, pendidikan dan fungsi ekologi lingkungan. Taman-taman kota ini dapat berbentuk lapangan olahraga, hutan kota, taman untuk duduk-duduk, taman untuk pejalan kaki atau taman penghias kota yang beragam luas dan keindahannya (Simond, 1984:72). Pada dasarnya fungsi pengadaan taman di wilayah perkotaan adalah fungsi rekreatif, peningkatan kualitas lingkungan hidup dan kesehatan, membentuk karakter dan identitas serta moralitas wilayah kota.

Fungsi-fungsi tersebut dapat diperoleh dengan melakukan beberapa pendekatan perencanaan yang akan mempermudah dalam melakukan pengembangan kawasan yang

(8)

11 bersifat rekreatif dan sehat serta bermoral. Fungsi lainnya adalah membetuk karakter dan kawasan yang lebih memiliki identitas sehingga pada akhirnya akan didapatkan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik. Hutan kota merupakan cita-cita masyarakat kota dari berbagai generasi untuk menciptakan kota yang nyaman, bersih dan aman. Dalam hal ini dibatasi bahwa taman kota adalah fasilitas kota yang dibuat berfungsi sebagai sarana rekreasi, berolahraga, bersosialisasi dan penambahan keindahan visual wajah kota (elemen estetik kota).

(Departemen PU, Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2007), membagi jenis-jenis taman sebagai berikut:

1. Taman Rukun Tetangga ( RT ) adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk dalam satu RT, khususnya untuk melayani kegiatan bermain anak usia balita, kegiatan sosial para ibu rumah tangga serta para manula di lingkungan RT tersebut. Luas Taman ini adalah 129 m2 per penduduk RT, dengan luas minimal 250 m2. Lokasi Taman berada pada radius kurang dari 300 meter dari rumah- rumah penduduk yang dilayaninya. Fasilitas yang harus disediakan adalah setidaknya 2- 4 unit bangku taman dan 2 jenis mainan anak-anak. Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 40% dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan berbagai aktifitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 10 (sepuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang.

2. Taman Rukun Warga ( RW ) adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatan remaja, kegiatan olahraga masyarakat serta kegiatan masyarakat lainnya di lingkungan RW tersebut. Luas Taman ini adalah 0,5 m2 perpenduduk RW, dengan luas minimal 1.250 m2. Lokasi Taman berada pada radius kurang dari 1000 meter dari rumah - rumah penduduk yang dilayaninya. Fasilitas yang disediakan berupa lapangan untuk berbagai kegiatan, baik olahraga maupun aktifitas lainnya, 5 – 8 unit bangku taman yang dipasang secara berkelompok sebagai sarana berkomunikasi dan bersosialisasi antar warga.

(9)

12 Dua jenis mainan anak yang tahan dan aman untuk dipakai pula oleh anak remaja. Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70 % dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan berbagai aktifitas atau sirkulasi. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 10 pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang.

3. Taman Kelurahan adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kelurahan.

Luas Taman ini adalah 0,33 m2 per penduduk kelurahan, dengan luas minimal 10.000 m2. Lokasi taman berada pada wilayah kelurahan yang bersangkutan. Taman ini dapat berupa taman aktif dengan fasilitas utama lapangan olahraga (sepak bola), dengan jalur trek lari di seputarnya, atau dapat berupa taman pasif dimana aktifitas utamanya adalah kegiatan yang lebih bersifat pasif, misalnya duduk atau bersantai, sehingga lebih didominasi oleh ruang hijau dengan pohon-pohon tahunan.

4. Taman Kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau bagian wilayah kota. Taman ini melayani 480.000 penduduk dengan standar luas 0,3 m2 per penduduk kota, dengan luas minimal 144.000 m2. Taman ini dapat berupa stadion olahraga dengan dilengkapi dengan 4 unit atau lebih lapangan olah raga lainnya seperti lapangan basket, volley, atletik atau soft ball dan lain sebagainya. Semua fasilitas olah raga tersebut terbuka untuk umum. Pohon tahunan, perdu dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar lapangan olah raga.

2.7.Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kenyamanan Pengunjung

Beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan antara lain (Hakim, 2003):

a. Sirkulasi Sistem sirkulasi sangat hubungannya dengan pola penempatan aktivitas dan pengunjungan sehingga pergerakan dari ruang satu ke ruang lain. Kenyamanan dapat

(10)

13 berkurang akibat dari sirkulasi yang kurang baik (Hakim, 2003:186). Hendaknya diadakan pembagian sirkulasi antara manusia dengan kendaraan.

b. Iklim atau Kekuatan Alam

 Radiasi sinar matahari dapat mengurangi rasa nyaman terutama pada daerah tropic,

khususnya di siang hari, maka diperlukan adanya peneduh. Arah angin pada suatu daerah perlu diperhatikan dalam pengolahan tata ruang luar. Hal ini dimaksudkan agar tercipta pergerakan angin mikro yang sejuk dan menyenangkan bagi kegiatan manusia. Pada ruang terbuka yang luas jika diperlukan dapat ditempatkan elemen- elemen penghalang angin (wind break) agar kecepatan angin kencang dapat diperlambat sehingga tercipta suasana yang nyaman. Curah hujan Faktor ini sering menimbulkan gangguan terhadap aktivitas manusia di ruang luar. Oleh karenanya perlu disediakan tempat berteduh apabila terjadi hujan (shelter, gazebo).

 Temperature untuk daerah tropik, temperatur di siang hari relatif cukup panas apalagi

pada ruang terbuka yang sedikit pepohonan. Untuk mendapatkan iklim mikro yang sejuk maka perlu ditempatkan pohon peneduh dengan tajuk lebar.

c. Kebisingan adalah salah satu masalah yang dapat mengganggu kenyamanan bagi penduduk disekitarnya. Oleh karenanya untuk mengurangi kebisingan tersebut dapat kita pakai tanaman dengan pola dan ketebalan yang rapat.

d. Aroma atau bau-bauan terutama pada daerah pembuangan sampah maka bau yang tidak enak akan tercium oleh orang yang melaluinya. Untuk mengurangi hal itu, maka sumber bau dilokalisasikan dan ditempatkan pada area yang tertutup dari pandangan visual serta dihalangi oleh tanaman pepohonan/semak ataupun dengan peninggian muka tanah.

e. Bentuk elemen furniture harus disesuaikan dengan ukuran standar manusia agar skala yang dibentuk mempunyai rasa nyaman. Sebagai contoh, bentuk bangku taman harus

(11)

14 mempunyai fungsi yang jelas dan sesuai ukuran agar bila dimanfaatkan oleh manusia akan terasa nyaman.

f. Keamanan merupakan masalah yang penting, karena ini dapat mengganggu dan menghambat aktivitas yang dilakukan. Pengertian dari keamanan bukan saja mencangkup segi kejahatan (kriminal) tapi juga termasuk kekuatan konstruksi dari elemen taman, tata letak elemen, bentuk elemen, dan kejelasan fungsi.

g. Kebersihan merupakan sesuatu yang dapat menambah daya tarik lokasi, juga menambah rasa nyaman karena bebas dari kotoran sampah dan bau yang tidak menyenangkan. Untuk memenuhi hal tersebut kiranya perlu ditempatkan dan disediakan bak sampah sebagai elemen taman serta tempat pembuangan.

h. Keindahan dalam suatu desain dapat dilihat dari sudut keindahan bentuk dan ekspresi dimana keindahan suatu bentuk menyangkut pertimbangan terhadap prinsip-prinsip yang terkait aspek keindahan yaitu adanya keteraturan, keterpaduan, keseimbangan, irama, proporsi, aksentuasi, ritme dan skala. Keindahan perlu diperhatikan berkaitan dengan kenyamanan yang mencangkup kepuasan batin, indra, hingga rasa nyaman dapat diperoleh. Sulit untuk menilai suatu keindahan karena setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda. Namun, dalam hal nyaman maka keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk, warna, dan komposisi susunan tanaman, serta komposisi elemen perkerasan.

2.8.Tipe-Tipe Hutan Kota

Pembangunan hutan kota harus sesuai dengan guna lahan (land use) yang dikembangkan.

Menurut Irwan (2005), terdapat beberapa tipe hutan kota, yaitu :

1. Hutan Kota Tipe Permukiman Hutan kota tipe ini lebih dititik-beratkan kepada keindahan, penyejukan, penyediaan habitat satwa khususnya burung, dan tempat bermain dan bersantai.

Hutan kota di daerah permukiman dapat berupa taman dengan 9 komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan semak dan rerumputan.

(12)

15 2. Hutan Kota Industri Kawasan industri yang memiliki kebisingan yang tinggi dan udaranya tercemar, maka harus dibangun hutan kota dengan tipe kawasan industri yang mempunyai fungsi sebagai penyerap pencemar, tempat istirahat bagi pekerja, tempat parkir kendaraan dan keindahan. Beberapa jenis tanaman telah diketahui kemampunannya dalam menyerap dan menjerap polutan. Dewasa ini juga tangah diteliti ketahanan dari beberapa jenis tanaman terhadap polutan yang dihasilkan oleh suatu pabrik. Informasi ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih jenis-jenis tanaman yang akan dikembangkan di kawasan industri.

3. Hutan Kota Rekreasi dan keindahan manusia dalam kehidupannya tidak hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah seperti makanan dan minuman, tetapi juga berusah memenuhi kebutuhan rohaniahnya, antara lain rekreasi dan keindahan. Rekreasi merupakan setiap kegiatan manusia untuk memanfaatkan waktu luangnya.

4. Hutan Kota Pelestarian Plasfa Nutfah Hutan koservasi mengandung tujuan untuk mencegah kerusakan perlindungan dan pelestarian terhadap sumberdaya alam. Bentuk hutan kota yang memenuhi kriteria ini antara lain: kebun raya, hutan raya dan kebun binatang. Ada 2 sasaran pembangunan hutan kota untuk pelestarian plasma nutfah yaitu :

a. Sebagai tempat koleksi plasma nutfah, khususnya vegetasi secara ex-situ.

b. Sebagai habitat, khususnya untuk satwa yang akan dilindungi atau dikembangkan.

5. Hutan Kota Perlindungan Kota yang memiliki kuantitas air tanah yang sedikit dan atau ancaman masalah intrusi air laut, maka fungsi hutan yang harus diperhatikan adalah sebagai penyerap, penyimpan, dan pemasok air maka hutan yang cocok adalah hutan lindung di daerah tangkapan airnya. Kota dengan kemiringan yang cukup tinggi yang ditandai tebing- tebing yang curam ataupun daerah tepian sungai perlu dijaga dengan membangun hutan kota agar terhindar dari bahaya bahaya longsoran.

Referensi

Dokumen terkait

Sejumlah kelompok serangga seperti kumbang (terutama kumbang pupuk), semut, kupu-kupu dan rayap memberikan respons yang khas terhadap tingkat kerusakan hutan sehingga memiliki

Hasil penelitian di kelas X MIA 2 SMA Batik 1 Surakarta menunjukkan setiap aspek keterampilan proses sains peserta didik meningkat dan miskonsepsi peserta didik pada

Akan tetapi, yang menjadi persoalan dalam ritual setiap tarekat yang ada adalah bahwa hampir mayoritas ritual tarekat mencitrakan Tuhan dalam bentuk atau citra laki-laki dan

Dari data yang terkumpul, maka didapat kesimpulan bahwa sistem pakar yang akan dirancang dapat menggunakan metode fuzzy, hal ini dikarenakan bahwa para pakar selalu

“ Bagi siapapun yang masih mempunyai harapan akan Bagi siapapun yang masih mempunyai harapan akan masa depan Indonesia baru yang lebih baik, dan juga masa depan Indonesia baru

Hasil ini menyatakan variabel-variabel independen yang dicakup dalam persamaan dari penelitian ini (yaitu: Komite Audit, Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional dan

dekatan aljabar max-plus dalam sistem even diskrit dinamik adalah karena plus dapat menangani dengan mudah proses sinkronisasi (Braker, 1990). Pendekatan dengan aljabar

[r]