• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Guru Pembelajar Penjasorkes SMA/SMK Pedagogik Dan Profesional KK 4 Pedagogi SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modul Guru Pembelajar Penjasorkes SMA/SMK Pedagogik Dan Profesional KK 4 Pedagogi SMA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

GURU PEMBELAJAR

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olah Raga Dan Kesehatan

Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan

(SMA/SMK)

Kelompok Kompetensi D

Pedagogik

Karateristik Peserta Didik Dan Rancangan Pembelajaran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(2)

PPPPTK Penjas dan BK | ii

Penulis :

1. Dewi Setiawati, M.Pd, 08111881553, e-Mail: dewi.setiawati501@gmail.com

2. Awan Hariyono, M.Or, 085868466797, e-Mail: awan.dibha@gmail.com

Penelaah:

1. Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd, 081392297979, e-Mail: harirachman@yahoo.com.au

2. Drs. Suroto, MA, Ph.D, 081331573321, e-Mail: suroto@unesa.ac.id

3. Dr. Sugito Adiwarsito, 085217181081, e-Mail: sugito72@yahoo.com

Ilustrator:

Yuni Tuningrum, S.H.

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

.

Mata Pelajaran

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Sekolah Menengah Atas (SMA)

lompok Kompetensi Pedagogi D

(3)

PPPPTK Penjas dan BK | i

KATA SAMBUTAN

Peran guru professional dalam pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilannbelajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan professional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online) dan campuran (blended) tatap muka dengan online.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksana Teknis dilingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar (GP) tatap muka dan GP online

untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

(4)

PPPPTK Penjas dan BK | ii

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mendukung pencapaian visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2015-2019 “Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan

dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong” serta

untuk merealisasikan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat dan pembelajaran yang bermutu, PPPPTK Penjas dan BK tahun 2016 telah merancang program peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan lainnya.

Salah satu upaya PPPPTK Penjas dan BK dalam merealisasikan program peningkatan kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dan Guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah melaksanakan Program Guru Pembelajar yang bahan ajar nya dikembangkan dalam bentuk modul berdasarkan standar kompetensi guru.

Sesuai fungsinya bahan pembelajaran yang didesain dalam bentuk modul agar dapat dipelajari secara mandiri oleh para peserta diklat. Beberapa karakteristik yang khas dari bahan pembelajaran tersebut adalah: (1) lengkap (self-contained), artinya seluruh materi yang diperlukan peserta program guru pembelajar untuk mencapai kompetensi tertentu tersedia secara memadai; (2) menjelaskan diri sendiri (self-explanatory), maksudnya penjelasan dalam paket bahan pembelajaran memungkinkan peserta program guru pembelajar dapat mempelajari dan menguasai kompetensi secara mandiri; serta (3) mampu membelajarkan peserta program guru pembelajar (self-instructional), yakni sajian dalam paket bahan pembelajaran ditata sedemikian rupa sehingga dapat memicu peserta untuk secara aktif melakukan interaksi belajar, bahkan menilai sendiri kemampuan belajar yang dicapainya.

Modul ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran utama dalam pelaksanaan program guru pembelajar guru PJOK dan guru BK sebagai tindak lanjut dari Uji Kompetensi Guru (UKG).

Kami mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi serta penghargaan setinggi-tingginya kepada tim penyusun, baik penulis, tim pengembang teknologi pembelajaran, pengetik, tim editor, maupun tim pakar yang telah mencurahkan pemikiran, meluangkan waktu untuk bekerja keras secara kolaboratif dalam mewujudkan modul ini.

(5)

PPPPTK Penjas dan BK | iii

DAFTAR ISI

Hal

KATA SAMBUTAN ….... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Peta Kompetensi ... 2

D. Ruang Lingkup ... 2

E. Cara Penggunaan Modul ... 2

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ... 4

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK ... 4

A. Tujuan ... 4

1. Kompetensi Dasar ... 4

2. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 4

B. Uraian Materi ... 4

1. Karakteristik Kognitif Peserta Didik Usia SMA ... 5

2. Karakteristik Fisik Peserta Didik Usia SMA ... 6

3.

Karakteristik Psikis Peserta Didik Usia SMA ... 10

4. Karakteristik Sosial Peserta Didik Usia SMA ... 11

C. Aktivitas Pembelajaran ... 15

D. Latihan/Kasus/Tugas ... 15

E. Rangkuman ... 15

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 16

G. Kunci Jawaban ... 16

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ... 17

RANCANGAN PEMBELAJARAN ... 17

A. Tujuan ... 17

1. Kompetensi Dasar ... 17

2. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 17

B. Uraian Materi ... 17

1. Komponen RPP ... 17

2. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP ... 20

3. Langkah-langkah dan Praktik Penyusunan RPP ... 21

C. Aktivitas Pembelajaran ... 22

D. Latihan/Kasus/Tugas ... 23

E. Rangkuman ... 25

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 25

G. Kunci Jawaban ... 26

EVALUASI ... 27

(6)

PPPPTK Penjas dan BK | iv

GLOSARIUM ... 32

(7)

PPPPTK Penjas dan BK| 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat.

(8)

PPPPTK Penjas dan BK | 2

Modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan keprofesionalan yang diperlukan guru dalam melaksanakan kegiatan PKB.

B. Tujuan

Modul ini disajikan agar Anda memiliki kompetensi dalam menganalisis materi pembelajaran dari berbagai lingkup pembelajaran untuk mendapatkan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan karakteristik peserta didik dan rancangan pembelajaran.

C. Peta Kompetensi

D. Ruang Lingkup

Modul ini berisi tentang karakteristik peserta didik dan rancangan pembelajaran.

E. Cara Penggunaan Modul

Untuk memahami dan mampu melaksanakan seluruh isi dalam modul ini Anda diharapkan membaca secara seksama, menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh fasilitator, serta menggali lebih dalam informasi yang diberikan melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya lain yang relevan. Pada tahap penguasaan keterampilan diharapkan Anda

Memahami konsep dasar keilmuan PJOK dan aspek-aspek pembelajaran

Rancangan

Pembelajaran

Komponen-komponen RPP Prinsip-prinsip

Langkah-langkah & praktik penyusunan RPP

Karakteristik peserta

didik

(9)

PPPPTK Penjas dan BK| 3

mencoba berbagai keterampilan yang disajikan secara bertahap sesuai dengan langkah dan prosedur yang dituliskan dalam modul ini. Cobalah berkali-kali dan kemudian Anda bandingkan keterampilan yang Anda kuasai dengan kriteria yang ada dalam setiap pembahasan.

Selain itu Anda juga diminta untuk mengerjakan berbagai tugas/ latihan/ kasus yang disajikan. Pengerjaan tugas/ latihan/ kasus didasarkan pada informasi yang ada pada modul ini sebelumnya, dan kemudian diperkaya dengan berbagai informasi yang Anda dapat dari sumber-sumber lain.

(10)

PPPPTK Penjas dan BK | 4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

A. Tujuan

1.

Kompetensi Dasar

Memiliki kecakapan dalam memahami konsep dasar aspek-aspek pembelajaran PJOK, terampil dalam melakukan, dan membelajarkan dengan menerapkan dasar keilmuan, serta memiliki tanggung jawab personal dan sosial sebagai tauladan bagi peserta didik dan masyarakat sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

2.

Indikator Pencapaian Kompetensi

a. Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Anda dapat menjelaskan karakteristik kognitif peserta didik usia SMA/SMK

b. Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Anda memiliki kecakapan dalam memahami karakteristik fisik peserta didik usia SMA/SMK

c. Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Anda memiliki kecakapan dalam memahami karakteristik psikis peserta didik usia SMA/SMK

d. Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Anda memiliki kecakapan dalam memahami karakteristik sosial peserta didik usia SMA/SMK

B. Uraian Materi

(11)

PPPPTK Penjas dan BK| 5

menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut mereka melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara riil belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa.

Ada perubahan-perubahan yang bersifat universal pada masa remaja, yaitu meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikis, perubahan tubuh, perubahan minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial tertentu untuk dimainkannya yang kemudian menimbulkan masalah, berubahnya minat, perilaku, dan nilai-nilai, bersikap mendua (ambivalen) terhadap perubahan. Perubahan-perubahan tersebut akhirnya berdampak pada perkembangan kognitif, afektif, dan juga psikomotorik mereka.

1. Karakteristik Kognitif Peserta Didik Usia SMA

Intelektual adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan. Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12-20 tahun secara fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.

b. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah.

c. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak.

d. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis.

e. Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya

(12)

PPPPTK Penjas dan BK | 6

g. Wawasan berfikirnya semakin meluas, bias meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri).

Adapun karakteristik perkembangan intelektual remaja yang digambarkan oleh Keating dalam Syamsu Yusuf (2004) adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan intelektual remaja telah sampai pada fase operasi formal sebagaimana konsep Piaget. Berlainan dengan cara berpikir anak-anak yang tekanannya kepada kesadaran sendiri di sini dan sekarang (here and now), cara berpikir remaja berkaiatan erat dengan dunia kemungkinan (world of possibilities).

b. Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan nalar secara ilmiah.

c. Mampu memikirkan masa depan dan membuat perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya. d. Mampu menyadari aktivitas kognitifnya dan mekanisme yang

membuat proses kognitif tersebut efisien atau tidak efisien. e. Cakrawala berpikirnya semakin luas.

2. Karakteristik Fisik Peserta Didik Usia SMA

Kemampuan fisik berkaitan dengan keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara dramatis atau sering disebut dengan (growth spurt) yaitu percepatan pertumbuhan, dimana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan diseluruh bagian dan dimensi fisik (Zigler & Stevenson, 1993), baik pertambahan berat dan tinggi badan, perubahan dalam proporsi dan bentuk tubuh, maupun pencapaian kematangan seksual (Papalia, Old & Feldman, 2008).

Pada dasarnya, perubahan fisik selama masa remaja dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu: perubahan yang besifat internal dan perubahan yang bersifat eksternal.

(13)

PPPPTK Penjas dan BK| 7

Merupakan perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar dan sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Adapun perubahan tersebut, di antaranya adalah:

1) Sistem Pencernaan

Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot diperut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang. 2) Sistem Peredaran Darah

Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17 atau 18, beratnya 12 kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.

3) Sistem Pernafasan

Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia 17 tahu; anak laki-laki mencapai tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.

4) Sistem Endokrin

Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh sistem endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.

5) Jaringan Tubuh

Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.

(14)

PPPPTK Penjas dan BK | 8

Merupakan perubahan-perubahan pada tubuh remaja dimana perubahan tersebut dapat diamati. Adapun perubahan tersebut, di antaranya adalah:

1) Tinggi Badan

Rata-rata anak perempuan mencapai tingkat matang pada usia antara 17 dan 18 tahun, sedangkan untuk rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan. Misalnya: anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dipada anak yang tidak mendapatkan imunisasi oleh karena anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terlambat.

2) Berat Badan

Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidak idealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik (gemuk pendek).

3) Proporsi Tubuh

Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan yang tumbuh baik. Misalnya, badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu pandang. 4) Organ Seks

Baik laki-laki maupun perempuan, organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.

(15)

PPPPTK Penjas dan BK| 9

Ciri-ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbuhnya kumis dan jakun pada laki-laki, sedangkan pada perempuan ditandai dengan membesarnya payudara.

Perkembangan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, sebaliknya kondisi yang kurang baik juga akan berdampak kurang baik bagi pertumbuhan fisik remaja. Adapun kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja, di antaranya:

a. Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Sebagai contoh: seorang anak dapat lebih tinggi dari anak yang lain karena memiliki ayah dan ibu atau kakek yang lebih tinggi.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari orang tuanya. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.

c. Pengaruh Gizi

Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapat gizi cukup.

d. Gangguan Emosional

(16)

PPPPTK Penjas dan BK | 10

e. Jenis Kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki. Hal ini terjadi karenabentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan permpuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya daripada laki-laki.

f. Sifat Sosial Ekonomi

Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi yang tinggi.

g. Kesehatan

Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit sehingga biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat dibanding yang sering sakit.

3. Karakteristik Psikis Peserta Didik Usia SMA

Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress, yaitu terjadinya pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi. Pada masa remaja (usia 12-21 tahun) terdapat beberapa fase, yaitu: a) Fase remaja awal (12-15 tahun), b) Fase remaja pertengahan (15-18 tahun), dan c) Fase remaja akhir (18-21 tahun). Di antara fase-fase tersebut juga terdapat fase pubertas (11/12-16 tahun) yang terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya.

(17)

PPPPTK Penjas dan BK| 11

menjadi sering melamun, mudah marah, dan menginginkan kebebasan tanpa batas pada dirinya.

Sehubungan dengan emosi remaja yang sering melamun dan sulit diterka, maka satu-satunya upaya yang dapat guru lakukan adalah memperlakukan peserta didik seperti orang dewasa yang penuh dengan rasa tanggung jawab moral. Dalam hal ini, guru dapat membantu mereka bertingkah laku progresif untuk mencapai keberhasilan dalam pekerjaan atau tugas-tugas sekolahnya. Salah satu cara yang mendasarinya adalah dengan memotivasi mereka untuk bersaing dengan diri sendiri.

Bertambahnya kebebasan pada para remaja akan memicu emosionalnya jika sesuatu yang diinginkan merasa dihambat atau dirintangi oleh orang tua dan guru. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan meminta peserta didik mendiskusikan perasaan-perasaan mereka. Untuk itu, penting bagi guru untuk dapat memahami alasan-alasan pemberontakan mereka dan guru harus menekankan pentingnya bagi remaja untuk mengendalikan dirinya karena hidup di masyarakat harus menghormati dan menghargai keterbatasan-keterbatasan dan kebebasan individu. Bila terjadi ledakan-ledakan emosional pada remaja, sebaiknya guru memperkecil ledakan emosi tersebut dengan jalan dan tindakan yang bijaksana, lemah lembut, merubah pokok pembicaraan, dan memulai aktivitas baru.

4. Karakteristik Sosial Peserta Didik Usia SMA

(18)

PPPPTK Penjas dan BK | 12

Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerjasama.

Pada masa remaja berkembang “social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya.

Pada masa remaja juga berkembang sikap “conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).

Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan perilaku yang secara moral dan agama dapat dipertanggung jawabkan maka kemungkinan besar remaja tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik. Sedangkan, apabila kelompoknya itu menampilkan dan perilaku yang melecehkan nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan perilaku seperti kelompoknya tersebut.

a.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan intelegensi.

1) Keluarga

(19)

PPPPTK Penjas dan BK| 13

termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi atau tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang yang kondusif bagi sosialisasi anak. Didalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak.

Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diartikan oleh keluarga.

2) Kematangan Anak

Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Disamping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

3) Status Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya

yang utuh dalam keluarga anak itu. “Ia anak siapa”. Secara

tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku didalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam

(20)

PPPPTK Penjas dan BK | 14

dalam ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud

“menjaga status dalam keluarganya” itu mengakibatkan

menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat.

Hal tersebut dapat mengakibatkan anak menjadi “terisolasi” dari

kelompoknya sehingga akan membuat mereka membentuk sebuah kelompok elit dengan menggunakan norma tersendiri.

4) Pendidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah).

Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma-norma kehidupan bangsa (nasional) dan norma-norma kehidupan antarbangsa, titik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

5) Kapasitas Mental, Emosi dan Intelegensi

(21)

PPPPTK Penjas dan BK| 15

dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.

C. Aktivitas Pembelajaran

Untuk memahami secara komprehensif materi mengenai karateristik kognisi, psikis, sosial, dan fisik maka Anda diharapkan untuk:

1. Membaca, memahami dan melakukan note taking (membuat catatan) 2. Lakukan investigasi literatur dengan panduan 5W1H (why, what, when,

who, where, dan how) atas apa yang dibaca 3. Menelaah sumber literer (literatur) dari internet

4. Melakukan observasi terhadap perilaku peserta didiknya dan mengkritisi sesuai kajian teori yang relevan

D. Latihan/ Kasus/ Tugas

Kerjakan soal di bawah ini dengan cermat dan ringkas

1. Bagaimana pola perkembangan kognisi pada anak usia SMA?

2. Mengapa guru perlu mewadahi perkembangan anak untuk menghebatkan potensi yang ada padanya dalam medium PJOK?

3. Faktor apakah yang mempengaruhi perkembangan sosial anak?

E. Rangkuman

(22)

PPPPTK Penjas dan BK | 16

sosial sebagai pusat dunianya. Kecerdasan sosial tengah berkembang menuju sikap conformity, dan imitasi.

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Sekiranya pada bagian ini Anda telah memiliki kapasitas wawasan yang mumpuni mengenai karakteristik kognisi, karakteristik psikologis, karakteristik sosial, dan karakteristik fisik. Kapasitas tersebut akan nampak dalam kemudahan Anda dalam menjabarkan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. Namun, ketika masih mengalami kendala pemahaman, maka lakukan telaah ulang atas paparan materi di atas dan penelusuran sumber literer sekunder seperti internet. Untuk memantau keterserapan materi, lakukan investigasi akademis melalui pengajuan pertanyaan menggunakan 5W1H (why, what, when, where, who dan how)

G. Kunci Jawaban

1. Karakteristik perkembangan usia sekolah menengah atas ditandai dengan kemampuan berpikir secara abstrak dan hipotesis, sehingga ia mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi, sesuatu yang abstrak. Remaja dapat mangintegrasikan apa yang telah mereka pelajari dengan tatantngan di masa mendatang dan membuat rencana untuk masa depan. Mereka juga sudah mampu berpikir secara sistematk, mampu berpikir dalam kerangka apa yang mungkin terjadi, bukan hanya apa yang terjadi.

2. Selaras dengan tujuan utama pendidikan jasmani, bahwa pendidikan jasmani adalah mendidik melalui aktifitas jasmani bukan terpancang dan terhenti pada aktivitas jasmani dengan makna utama penguasaan gerak olahraga. Keunikan pertautan konsep kognisi, afeksi, dan psikomotor melebur ke dalam bentuk bermain, permainan, dan olahraga.

(23)

PPPPTK Penjas dan BK| 17

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

RANCANGAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan

1.

Kompetensi Dasar

Memiliki kecakapan dalam memahami konsep dasar aspek-aspek pembelajaran PJOK, terampil dalam melakukan, dan membelajarkan dengan menerapkan dasar keilmuan, serta memiliki tanggung jawab personal dan sosial sebagai tauladan bagi peserta didik dan masyarakat sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

2.

Indikator Pencapaian Kompetensi

a.

Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Anda dapat memahami Komponen RPP

b.

Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Anda dapat memahami Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

c.

Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Anda dapat menyusun langkah-langkah praktik penyusunan RPP

B. Uraian Materi

1. Komponen RPP

(24)

PPPPTK Penjas dan BK | 18

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : Mata pelajaran : Kelas/Semester : Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI)

B. Kompetensi Dasar

a.

KD pada KI-1

b.

KD pada KI-2

c.

KD pada KI-3

d.

KD pada KI-4 Catatan:

Penyusunan RPP diawali dengan menentukan KD pada KI 3, kemudian memilih KD yang relevan pada KI 4. Selanjutnya menentukan sikap spiritual dan sikap sosial yang sesuai dengan KD pada KI 3 dan KI 4.

C.

Indikator Pencapaian Kompetensi*)

1. Indikator KD pada KI-1 2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4

Catatan : Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. a. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2

dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4.

(25)

PPPPTK Penjas dan BK| 19

D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial)

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **)

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi/mencoba

Menalar/mengasosiasi

Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup

2. Pertemuan Kedua: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **)

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi/mencoba

Menalar/mengasosiasi

Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup 3. Pertemuan seterusnya.

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian

(26)

PPPPTK Penjas dan BK | 20

b. Pertemuan Kedua c. Pertemuan seterusnya

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan. Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian.

G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media/alat

2. Bahan

3. Sumber Belajar

Catatan:

Komponen RPP tersebut di atas bersifat minimal, artinya setiap satuan pendidikan diberikan peluang untuk menambahkan komponen tambahan selain itu selama komponen tersebut memberi kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP

Penyusunan RPP harus mengacu pada beberapa prinsip berikut ini: a. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap

spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4).

b. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. c. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

d. Berpusat pada peserta didik.

(27)

PPPPTK Penjas dan BK| 21

saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

e. Berbasis konteks.

Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar.

f. Berorientasi kekinian.

Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini. g. Mengembangkan kemandirian belajar.

Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri.

h. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

i. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan.

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. j. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

3. Langkah-Langkah dan Praktik Penyusunan RPP

a. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber belajar;

(28)

PPPPTK Penjas dan BK | 22

c. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial;

d. Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar;

e. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup;

f. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;

g. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan penilaian; dan

h. Menentukan media, alat, bahan dan sumber belajar disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran.

C. Aktivitas Pembelajaran

(29)

PPPPTK Penjas dan BK| 23

D. Latihan/ Kasus/ Tugas

1. Berikut ini adalah komponen-komponen dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, KECUALI...

A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar B. Standar pencapaian kompetensi C. Standar Kompetensi Lulusan D. Kegiatan pembelajaran

2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SMK diturunkan dari... A. PERMENDIKBUD No 103/2014

B. PERMENDIKBUD No 59/2014 C. PERMENDIKBUD No 57/2014 D. PERMENDIKBUD No 104/2014

3. Pelaksanaan RPP bisa dilakukan... A. 1 jam

B. 1 atau beberapa pertemuan C. 1 semester

D. 1 tahun ajaran

4. Salah satu prinsip penyusunan RPP adalah proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar, atau yang disebut...

A. Berbasis kompetensi B. Berpusat pada siswa C. Berbasis kekinian D. Berbasis konteks

5. Prinsip penyusunan RPP dalah pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini, atau disebut...

(30)

PPPPTK Penjas dan BK | 24

B. Berpusat pada siswa C. Berbasis kekinian D. Berbasis konteks

6. Dalam menyusun RPP diperlukan pengkajian silabus, yang mengkaji unsur-unsur di bawah ini, KECUALI...

A. Kurikulum

B. Materi pembelajaran C. Proses pembelajaran D. Penilaian pembelajaran

7. Materi pembelajaran dapat diambil dari: A. Buku teks pelajaran

B. Masukan orangtua C. Usulan siswa

D. Buku pedoman akreditasi sekolah

8. Penentuan alokasi waktu setiap pertemuan mengacu pada? A. Penilaian

B. Rencana tahunan C. Kalender sekolah D. Silabus

9. Kapan dilakukan pembelajaran remedial? A. Awal semester

B. Sebelum penilaian C. Segera setelah penilaian

D. Beberapa minggu setelah penilaian

10. Kepanjangan RPP adalah:

(31)

PPPPTK Penjas dan BK| 25

E. Rangkuman

Komponen-komponen RPP meliputi: (a) Kompetensi Inti; (b) Kompetensi Dasar; (c) Indikator Pencapaian Kompetensi; (d) Materi Pembelajaran; (e) Kegiatan Pembelajaran; (f) Penilaian, Pembelajaran Remedial, Pengayaan; (h) Media, Bahan, dan Sumber Belajar.

Prinsip-prinsip penyusunan RPP memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4). Satu RPP dapat disusun untuk satu kali pertemuan atau lebih, memperhatikan perbedaan individu peserta didik, berpusat pada peserta didik, berbasis konteks, berorientasi kekinian, mengembangkan kemandirian belajar, memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran, RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi, memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan, serta RPP disusun dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Langkah-langkah penyusunan RPP diawali dengan pengkajian silabus, erumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4, menyiapkan sumber untuk materi pembelajaran, penjabaran Kegiatan pembelajaran secara operasional, penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan, pengembangan penilaian pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran remedial, menentukan media, alat, bahan dan sumber belajar.

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

(32)

PPPPTK Penjas dan BK | 26

G. Kunci Jawaban

1. C
(33)

PPPPTK Penjas dan BK| 27

EVALUASI

Pilihlah jawaban yang paling tepat pada soal-soal di bawah ini!

1. Unsur langkah-langkah pembelajaran yang tertuang dalam RPP adalah…. A. kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir

B. identitas, sandar kompetensi, kompetensi dasar C. indikator, tujuan, metode

D. kegiatan awal, inti, akhir,evaluasi, sumber belajar

2. Pernyataan di bawah ini merupakan karakteristik perkembangan peserta didik ditinjau dari aspek fisik, kecuali....

A. menunjukkan variasi yang besar pada tinggi dan berat badan B. memiliki keterampilan fisik untuk memainkan permainan C. penambahan-penambahan dalam kemampuan motorik halus D. memiliki kemampuan dalam mengangkat beban yang berat

3. Kreativitas merupakan salah satu karakteristik perkembangan intelektual peserta didik, yang artinya kemampuan untuk….

A. memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang sering dilakukan dan menghasilkan kepuasan kepada dirinya sendiri dan orang lain

B. penalaran yang menggunakan logika-logika yang dapat diterima oleh semua orang dan menghasilkan penyelesaian persoalan untuk mengambil keputusan

C. berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan

D. mengembangkan ide-ide secara cerdas dalam rangka penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan masa sekarang maupun masa yang akan datang

(34)

PPPPTK Penjas dan BK | 28

A. mulai menyukai teman sebaya sesama jenis B. berperan serta dalam permainan logika C. menyukai teman sebaya lawan jenis

D. dapat bekerja dalam durasi waktu yang lama

5. Pelaksanaan RPP bisa dilakukan... A. 1 jam

B. 1 atau beberapa pertemuan C. 1 semester

D. 1 tahun ajaran

6. Salah satu prinsip penyusunan RPP adalah proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar, atau yang disebut...

A. Berbasis kompetensi B. Berpusat pada siswa C. Berbasis kekinian D. Berbasis konteks

7. Prinsip penyusunan RPP dalah pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini, atau disebut...

A. Berbasis kompetensi B. Berpusat pada siswa C. Berbasis kekinian D. Berbasis konteks

8. Dalam menyusun RPP diperlukan pengkajian silabus, yang mengkaji unsur-unsur di bawah ini, KECUALI...

A. Kurikulum

(35)

PPPPTK Penjas dan BK| 29

9. Materi pembelajaran dapat diambil dari: A. Buku teks pelajaran

B. Masukan orangtua C. Usulan siswa

D. Buku pedoman akreditasi sekolah

10. Penentuan alokasi waktu setiap pertemuan mengacu pada? A. Penilaian

(36)

PPPPTK Penjas dan BK | 30

KUNCI JAWABAN EVALUASI

1.

A

2.

D

3.

C

4.

A

5.

B

6.

D

7.

C

8.

A

9.

A

(37)

PPPPTK Penjas dan BK| 31

PENUTUP

Modul Diklat Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Pembelajar Kelompok Kompetensi 4 ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sepuluh modul lainnya dalam Diklat Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Pembelajar. Perluasan wawasan dan pengetahuan Anda berkenaan dengan substansi materi ini penting dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun penerbitan lain yang relevan. Di samping itu, penggunaan sarana perpustakaan, media internet, serta sumber belajar lainnya merupakan wahana yang efektif bagi upaya perluasan tersebut. Demikian pula dengan berbagai kasus yang muncul dalam penyelenggaraan pembelajaran PJOK, baik berdasarkan hasil pengamatan maupun dialog dengan praktisi pendidikan PJOK akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan Anda.

Dalam tataran praktis, mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperolah setelah mempelajari modul ini, penting dan mendesak untuk dilakukan. Melalui langkah ini, kebermaknaan materi yang dipelajarai akan sangat dirasakan oleah Anda. Di samping itu, tahapan penguasaan kompetensi Anda sebagai guru PJOK secara bertahap dapat diperoleh.

(38)

PPPPTK Penjas dan BK | 32

GLOSARIUM

Equilibrium: yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya dilingkungan.

Disequilibrium: yakni ketidaknyamanan mental yang mendorongnya untuk membuat pemahaman tentang yang mereka lihat.

(39)

PPPPTK Penjas dan BK| 33

DAFTAR PUSTAKA

Anita Woolfolk, Educational Psychology, Active Learning Edition, Bagian Pertama, Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2009

Anonymous, Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV. Citra Praya. Kuntjojo, 2010

Ateng, Abdulkadir, Pendidikan Jasmani Di Indonesia. Jakarta: Yayasan Ilmu Keolahragaan Guna Krida Prakasa Jati, 1993

______________, Azas dan Landasan Pendidikan Jasmani dan Olahraga.

Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993

Dauer, Victor P, Dynamic Physical Education For Elementary School

Children, Minnesota: Burgess Publishing Company, 1979

Gabbard, Carl., LeBlance, Elizabeth, and Lowy, Susan, Physical Education For

Children.New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 1987

Hurlock, Elizabeth B, Perkembangan Anak. Terjemahan Tjandrosa dan Muslichah Zarkasih. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1990

Kemendikbud, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015, Jakarta: Kemendikbud. 2015

____________, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A

Tahun 2014 tentang Implementasi kurikulum. Jakarta: Balitbang.

2014

____________, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun

2014 tentang Kurikulum 2013 SD/MI, Jakarta: Balitbang, 2014

____________, Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan

Pendidikan Menengah, Jakarta: Kemendikbud, 2014

Santrock, J.W. Psikologi pendidikan. Edisi kedua. Jakarta: Kencana Prenada media

group, 2010

Santrock, J.W. Masa Perkembangan Anak. Buku 2 Edisi 11. Jakarta: Salemba

Humanika. 2011

Shaffer, R.D. and Kipp, K. Developmental Psychology: Childhood and Adolescence. United kindom : Wadsworth Cangage Learning, 2010 Sugiyanto, Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta : Universitas Terbuka,

(40)

PPPPTK Penjas dan BK | 34

Sukintaka, Dr. Prof., Teori Penjas: Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan,

Bandung: Nuansa, 2001

Syarifudin, Aip. dkk, Azas dan Falsafah Penjaskes, Jakarta, Universitas Terbuka, 2000

Tamat, Tisnowati. Dan Mirman, Moekarto. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998 _______________________, Buku Bahan Ajar Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan. Bogor : PPPPTK Penjas & BK, 2010

Wahjoedi, Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani, Jakarta: P.T. RAJA GRAFINDO PERSADA 2000

Wall, A.E. and Reid, Greg. “Physical Activity In Childhood and Youth” dalam Claude Bouchard, Barry D. McPherson and Albert W. Taylor (Ed.).

Physical Activity Sciences Champaign, Illinois: Human Linetics

Books. 1992

Di akses: 01 Maret 2013 9:04:06:

http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-perkembangan-kognitif-jean-piaget-dan-implementasinya-dalam-pendidikan-346946.html.

Diakses 01 Maret 2013 9:05:32: http://www.psikologizone.com/favicon.ico/Teori Kognitif Psikologi Perkembangan Jean Piaget/

Di akses: Senin, 13 Mei 2013: Pukul. 22:56 WIB: http://penjaskes-

pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/11/pengertian-definisi-pendidikan-jasmani.html.

Di akses: Senin, 13 Mei 2013. Pukul. 23:02 WIB:

Referensi

Dokumen terkait

Metode permainan kuis dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika di kelas V SDN 1 Ngrencak Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek yaitu dari 2(9%) peserta didik yang sangat

tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap sebagai anggota DPR selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun;

[r]

Tanggapan Responden tentang Kesesuaian Manfaat yang Diperoleh dengan Harga yang Dikeluarkan untuk Membeli produk yang Menggunakan Outsole Produk PT.. Framas Plastic

If the speaker chooses to perform an inappropriate politeness strategy to the hearer, the hearer will feel his or her face threatened, regardless of the speaker’s effort to

Pembangunan perkebunan kelapa sawit ini telah memberikan tetesan manfaat (trickle down effect), sehingga dapat memperluas daya penyebaran (power of dispersion) pada ma-

Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Sembilan bulan Agustus tahun Dua Ribu Enam Belas (29-08-2016) bertempat di Sekretariat ULP Kabupaten Sumbawa, Kelompok Kerja 43

Derek Adii, Saksi melihat seorang warga (yang belakangan diketahui teman Sdr. Derek Adii) berkaos merah, menghampiri Terdakwa langsung memaki-maki dan hendak