• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. diketahuinya. Pembelajaran juga mempunyai disiplin ilmu yang berbeda satu sama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. diketahuinya. Pembelajaran juga mempunyai disiplin ilmu yang berbeda satu sama"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang pasti memerlukan pembelajaran dalam kehidupan. Ia merupakan proses membelajarkan manusia agar mengetahui segala hal yang belum diketahuinya. Pembelajaran juga mempunyai disiplin ilmu yang berbeda satu sama lain sehingga setiap orang pasti memiliki kecenderungan mempelajari dan mendalami disiplin ilmu tertentu. Di antara disiplin ilmu yang mempunyai kegunaan langsung dengan kehidupan manusia adalah bahasa. Karena tanpa bahasa, seseorang tidak akan bisa mengungkapkan maksud dan tujuan yang dinginkan kepada orang lain.

Pada era globalisasi yang berkembang dan meluas bagai cendawan yang mekar di waktu hujan, membuat pembelajaran bahasa semakin digandrungi banyak orang untuk berbagai tujuan. Bahasa pun sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga mau tidak mau masyarakat harus mempelajari bahasa. Dalam sejarah, banyak bahasa yang menjadi sarana berkomunikasi dalam segala bidang, seperti bahasa Arab, Inggris, Prancis dan lain-lain1.

Dari sekian pembelajaran bahasa yang menjadi trend masyarakat global saat ini adalah bahasa Arab. Bukan hanya karena pengaruh globalisasi, bahasa Arab

1 Murdiono. Dira>sat Ha>lat ‘an Muyu>l Thalabat fi Ta’alum Al-Lugat Al-‘Arabiyah bi Al-Mada>ris Al-Mutawasit}ah Al-Isla>miyah bi Malang wa Batu. Dalam Izdiha>r, Volume 1, Nomor II. 2018. Hal 153-154.

(2)

adalah bahasa Qur’an, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Allah Ta’ala sejak lama dalam firman-Nya,

:فسوي( َنْوُلِقْعَ ت ْمُكالَعَل اايِبَرَع انَّآْرُ ق ُهاَنْلَزْ نَأ انَِّا 2

)

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadanya (Muhammad) Al-Qur’an dengan bahasa Arab, agar kalian dapat memahaminya” (QS. Yusuf: 2)

Selain dikatakan bahasa Qur’an, bahasa Arab juga digelari bahasa Islam karena semua yang berbau Islam kebanyakan berasal dari bahasa ini. Bahkan, bahasa yang masih bersaudara dengan bahasa Ibrani ini merupakan bahasa peradaban yang melahirkan sebagian besar bidang kehidupan manusia. Regis Blacere menyatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa kesatuan antara moral dan agama dengan sejarahnya yang panjang2.

Sebagaimana pembelajaran bahasa lainnya, pembelajaran bahasa Arab menuntut seseorang untuk menguasai beberapa keterampilan, yaitu mendengarkan atau menyimak, berbicara, membaca dan menulis3. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain, sehingga bila salah satu keterampilan tersebut tidak terpenuhi maka akan berdampak keterampilan yang lain. Selain keterampilan, implementasi pembelajaran bahasa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya pembiasaan bahsa Arab di lingkungan tertentu hingga pelatihan membaca kitab- kitab berbahasa Arab dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang ditentukan.

Wujud implementasi pembelajaran bahasa Arab dibuktikan dengan hadirnya

2 Dihyatun Masqon. Daur Al-‘Arabiyat fi As}r Al-‘Aulamah wa Tat}bi>quha> fi Tat}wi>r Al-‘Ulu>m. Dalam Izdiha>r, Volume 1, Nomor I. 2018. Hal 34.

3 Nur Habibah. Lingkungan Artifisial dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Dalam

‘Arabiya>t, Volume 3, Nomor 2 2016. Hal. 174

(3)

lembaga pendidikan seperti pesantren, madrasah, sekolah dan perguruan tinggi yang menjadi wadah pelaksanaannya. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, lembaga-lembaga pendidikan tersebut menampung pendidik dan peserta didik untuk memelajari dan mendalami bahasa Arab dengan saksama.

Untuk melaksanakan pembelajaran bahasa Arab, disusunlah seperangkat pedoman pembelajaran; tujuan sebagai rancang awal pedoman kurikulum, materi atau isi yang diajarkan, metode atau cara pembelajaran beserta proses pelaksanaannya, baik dari perencanaan hingga akhir pembelajaran, sampai cara mengevaluasi kurikulum, apakah berjalan baik atau tidak. Komponen-komponen tersebut harus diimbangi dengan berbagai macam pertimbangan, seperti kondisi, situasi dan tuntutan lingkungan di mana komponen dibuat, peran yang ditawarkan kepada penggunanya serta prinsip-prinsip yang harus dipatuhi seperti konsistensi, efisien dan efektif.

Seperangkat komponen tersebut, yang lebih dikenal sebagai kurikulum, memiliki hubungan satu sama lain dan harus dibuktikan dengan implementasi kurikulum secara berurutan. Apabila salah satu komponen kurikulum tersebut tidak dijalankan maka akan berakibat fatal bagi pembelajaran itu sendiri. Imbasnya, objek pembelajaran akan kehilangan arah belajar serta terbengkalai walau secara lahiriah pembelajaran masih berjalan seperti biasa. Lebih luasnya, masyarakat akan merasakan dampak tidak langsung dari fatalnya implementasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab.

Salah satu lembaga pendidikan yang mengajarkan pembelajaran bahasa Arab adalah SMP Plus An-Nur Al-Munir yang berkedudukan di desa Amadanom

(4)

Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Sebagai sekolah yang berdiri beberapa tahun lalu, sekolah tersebut mengajarkan bahasa Arab, sebagaimana sekolah- sekolah berbasis Islam lainnya. Elemen di sekolah, baik pendidik maupun peserta didik berusaha keras mempelajari bahasa Arab dengan cara yang dapat dipahami dan dikuasai oleh masing-masing pihak. Tentunya, pembelajaran bahasa Arab di sana memiliki kurikulum yang saling berhubungan satu sama lain.

Penelitian di sekolah tersebut menunjukkan bahwa kurikulum pembelajaran bahasa Arab yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang tertuang dalam Keputusan Menteri Agama nomor 2 tahun 2008 tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Otomatis, seluruh implementasi kurikulum, dari tujuan hingga evaluasi, berpedoman pada kurikulum tersebut. Pemahaman dan penguasaan keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis, pen-) merupakan Standar Kompetensi Lulusan kurikulum bersangkutan sekaligus tujuan implementasi kurikulum. Jangka panjangnya, implementasi kurikulum dapat membuat peserta didik bisa memahami bahasa Arab, baik dihadapkan dengan sejumlah literatur klasik maupun menyampaikan ungkapan berbahasa Arab. Salah satu alasan tujuan jangka panjang tersebut hadir tak lepas dari latar belakang sekolah dan lingkungan sekitar yang asing terhadap bahasa Arab sehingga implementasi kurikulum KTSP menurut pendidik masih relevan.

Implementasi kurikulum di sekolah yang berlokasi di daerah pedesaan tersebut memakai standar isi kurikulum yang disesuaikan dengan kehidupan keseharian yang berisi percakapan, kosakata, teks sederhana dan sejumlah latihan.

(5)

Untuk penunjangnya diperlukan berbagai sumber belajar, baik buku ajar maupun buku penunjang yang dimiliki pendidik. Selain itu, pelaksanaan kurikulum di kelas dilaksanakan dalam beberapa tahapan; persiapan, awal, inti dan akhir. Sebelum itu, pendidik menyiapkan perencanaan implementasi kurikulum dan materi yang akan diajarkan di kelas. Saat di kelas, pendidik menstimulus peserta didik dengan mengedepankan metode langsung dan kontekstual sembari menerangkan bentuk tata bahasa Arab yang beranekaragam. Di sela-sela pembelajaran, pendidik sering memberikan tugas, baik secara lisan maupun tertulis. Tugas lisan biasanya dihabiskan untuk hafalan dan membaca teks sederhana, sedangkan tugas tertulis berupa menjawab pertanyaan dan mengisi kalimat sumbang.

Dalam evaluasi kurikulum, pendidik menggunakan cara sumatif atau dinilai pada akhir pembelajaran dan ujian, di samping melihat sikap peserta didik selama implementasi kurikulum dilaksanakan. Secara umum, implementasi kurikulum di sekolah tersebut belum dapat dikatakan memuaskan dan berhasil. Kebanyakan nilai tugas berkaitan keterampilan membaca dan menulis lebih tinggi daripada tugas keterampilan menyimak dan berbicara. Begitu juga dengan penilaian ujian yang bervariasi; ada yang meningkat dan menurun. Perbedaan hasil belajar tersebut didukung dengan attitude mereka selama di kelas; apakah mereka dapat mengikuti pembelajaran atau tidak, apakah mereka mengerjakan tugas dengan baik dan benar atau tidak, apakah mereka hadir di kelas atau tidak.

Melihat keadaan yang demikian menunjukkan bahwa implementasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab di sekolah tersebut masih jauh dari kata sempurna. Kurikulum yang digunakan pendidik karena mengikuti ketersediaan

(6)

bahan ajar yang memuat kurikulum tersebut. Dalam komponen tujuan saja ada ketimpangan kecenderungan antara harapan pendidik yang mengedepankan keterampilan berbicara dengan peserta didik yang lebih menyukai keterampilam menulis. Sedangkan isi kurikulum yang digunakan mengikut bahan ajar yang terkesan berjalan di tempat tanpa ada pengembangan dan benar-benar terpaku pada apa yang termaktub pada bahan ajar tersebut. Proses pelaksanaan implementasi kurikulum terkesan tidak efektif dan efisien sebab sering telat masuk kelas dan pembahasan materi serta metode pembelajaran yang membutuhkan durasi panjang dan seringkali melebar kepada pembahasan lain. Adapun pengevaluasian dilakukan secara sumatif dilakukan saat ujian telah dilaksanakan sehingga indikasi penilaian dengan “asal tembak”, utamanya pada nilai tugas menjadi kentara, di samping meragukan hasil belajar peserta didik, apakah mereka benar-benar mengerjakan sesuai ketentuan atau tidak.

Belum sampai di situ, beberapa faktor menghiasi implementasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab. Faktor kuncinya terletak pada kemampuan pendidik yang sebenarnya belum mengerti dan memahami benar implementasi kurikulum yang digunakannya. Walaupun pendidik tersebut memiliki kemampuan berbahasa Arab yang mumpuni, namun tidak diirngi dengan kemampuan mengelola implementasi kurikulum dengan baik dan benar seperti menyusun rencana pembelajaran dan. Faktor lainnya yaitu latar belakang peserta didik menganggap bahasa Arab sebagai bahasa asing yang berakibat pada kurangnya minat dan motivasi mereka untuk belajar bahasa Arab serta rasa segan dan sungkan terhadap

(7)

pendidik yang menjadikan implementasi kurikulum serasa dilaksanakan secara dua arah, antara pendidik kepada peserta didik saja walau ada respon yang minim.

Oleh sebab itu, penulis bermaksud ingin melakukan penelitian mengenai analisis implementasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab di sekolah tersebut.

Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh implmentasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab di sekolah bersangkutan dari aspek perangkat pembelajarannya, sehingga menjadi pertimbangan dalam menerapkan pembelajaran bahasa Arab yang baik dan benar pada masa depan.

B. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang di atas, dapat ditarik beberapa pertanyaan yang perlu digarisbawahi, yaitu

1. Bagaimana implementasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab yang digunakan di SMP Plus An-Nur Al-Munir Amadanom Dampit Malang?

2. Bagaimana analisis implementasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab di SMP Plus An-Nur Al-Munir Amadanom Dampit Malang?

C. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah,

1. Mengetahui implementasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab yang digunakan di SMP Plus An-Nur Al-Munir Amadanom Dampit Malang, dan

2. Mengetahui analisis implementasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab di SMP Plus An-Nur Al-Munir Amadanom Dampit Malang.

(8)

D. Manfaat

Dengan adanya penelitian ini, ada manfaat yang didapatkan oleh pihak-pihak bersangkutan. Antara lain,

1. Bagi masyarakat, penelitian ini menjadi bagian dari wawasan umum mengenai implementasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab yang diajarkan di sekolah bersangkutan sehingga diketahui bagaimana kurikulum tersebut dilaksanakan;

2. Bagi peserta didik, penelitian ini menjadi sarana untuk meningkatkan diri dalam mempelajari bahasa Arab, selain juga untuk menarik minat dan motivasi peserta didik untuk belajar bahasa Arab lebih jauh lagi;

3. Bagi pendidik, penelitian ini berguna sebagai bahan atau pedoman bagi meningkatan kualitas implementasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab beserta pengembangannya di sekolah bersangkutan sehingga di kemudian hari pembelajaran bahasa Arab lebih menarik, berkualitas dan mendapatkan tempat di hati peserta didik;

4. Bagi pihak sekolah, penelitian ini sebagai wawasan, alat pertimbangan dan evaluasi mengenai pembelajaran bahasa Arab yang selama ini dilakukan di sekolah bersangkutan;

5. Bagi dosen, penelitian ini berguna sebagai sarana pengetahuan mengenai implementasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab di sekolah yang dijadikan objek penelitian penulis dan alat pertimbangan untuk mengetahui kualitas mahasiswa yang melaksanakan penelitian ini;

(9)

6. Bagi penulis, penelitian ini menjadi wawasan dan pegalaman dalam penelitian pendidikan bahasa Arab serta ajang persiapan menghadapi dunia pendidikan yang sebenarnya.

E. Batasan Penelitian

Sebagai batasan penelitian, penulis hanya meneliti dan menganalisis implementasi kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut beserta tujuan, materi yang diajarkan, metode dan pelaksanaan, serta evaluasi deskriptif, sehingga komponen evaluasi yang memiliki kalkulasi nilai, tes dan hasil belajar peserta didik tidak masuk dalam pertimbangan penelitian ini. Selain itu, objek penelitian menjadi pertimbangan lain dalam melakukan penelitian dikarenakan berbagai keadaan yang tidak memungkinkan untuk diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

19 (2) Orang itu berada dalam keadaan keracunan yang merusak kemampuan orang tersebut untuk menilai ketidak-absahan atau sifat dari perbuatannya, atau kemampuan untuk

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pengembangan produk desain Center Panel Gypsum dengan cara mengidentifikasi kategori-kategori yang berhubungan erat

Motor ini mempunyai kinerja yang lebih baik saat beroperasi pada sistem tenaga 1-fasa dimana motor dapat bekerja dengan faktor daya yang mendekati 1 (satu) dengan

Pengembangan mobile learning bertujuan terjadi proses belajar sepanjang waktu (long life learning), peserta didik dapat lebih aktif dalam proses

Penanganan yang dilakukan juga terdapat kendala-kendala yang bisa menghambat tujuan tersebut, baik yang berasal dari anak jalanan, orang tuanya, serta dari

observasi perencanaan guru pertemuan pertamasiklus II terdiri dari 5 komponen yang harus dilaksanakan oleh guru mencapai nilai rata-rata 3,9. Siklus II pertemuan kedua

apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku dengan alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif oleh Panitia Pengadaan Alat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran