• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat penting karena suatu organisasi dikembangkan demi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat penting karena suatu organisasi dikembangkan demi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam organisasi pemerintah maupun swasta, peranan sumberdaya manusia sangat penting karena suatu organisasi dikembangkan demi kepentingan manusia. Selain itu, perkembangan organisasi sangat tergantung pada sumberdaya manusianya. Apabila sumberdaya manusia tidak maksimal, maka kinerja organisasi tidak akan optimal.

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaannya (Handoko, 1992: 193). Kepuasan kerja merupakan cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak dari sikap positif pekerja terhadap pekerjaan yang dihadapi dan lingkungannya. Sebaliknya, karyawan yang tidak puas akan bersikap negatif terhadap pekerjaannya dan bentuk- bentuk yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

Tiffin, (1958) dalam As’ad (2001: 104) mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerja sama pimpinan dengan sesama karyawan. Kemudian As’ad (2001: 104) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri, dan hubungan sosial individual diluar kerja.

Menurut Kreitner & Kinicky (2003: 271) kepuasan kerja adalah suatu efektifitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Ini

(2)

berarti kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal, sebaliknya seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih dengan aspek lainnya.

Menurut Koh dan Boo, dalam Dalimunthe, (2005: 314), faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja antara lain: (1) Faktor gaji (pay), merupakan imbalan langsung berupa uang yang dapat memberikan rasa puas bagi karyawan atas sumbangan mereka pada pencapaian tujuan perusahaan.

(2) Faktor promosi (promotion), merupakan tingkat dimana seseorang dapat memikul tanggung jawab yang tinggi yang diberikan kepadanya. (3) Faktor rekan kerja (co-workers), merupakan hubungan rekan sekerja, bersahabat, kompeten dan mendukung. (4) Faktor pengawasan (supervision), merupakan suatu sistem dengan manajemen yang baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan dan dapat pula menyebabkan dan meningkatkan suatu kepuasan kerja karyawan. (5) Faktor kerja (work), dalam hal ini para karyawan tersebut dapat juga merasa puas apabila dia merasa bahwa pekerjaan yang dilakukannya sangat menarik, cukup berbobot, dan dapat diterima dengan baik oleh pimpinannya.

Kemudian dalam melakukan pekerjaannya manusia selalu didasarkan pada aturan dan etika organisasi yang ditetapkan dan disepakati secara bersama-sama dan etika organisasi sangat perlu ditegakkkan dalam kerja.

Etika organisasi adalah suatu perilaku manusia dalam suatu organisasi yang lebih kepada penentuan mengenai benar dan salah (Dalimunthe, 2005:

305). Etika organisasi dapat membantu orang mendekati masalah moral dalam bisnis secara lebih sistematis dan dapat memberikan argumentasi untuk

(3)

menunjukkan bahwa suatu praktek organisasi ataupun bisnis tidak bermoral.

praktek-praktek dalam organisasi dan bisnis yang tidak etis dapat sangat berpengaruh tidak baik pada nilai organisasi ataupun perusahaan. Keputusan yang tidak etis biasanya timbul jika pengambil keputusan membuat keputusan yang dimaksudkan untuk menguntungkan diri sendiri daripada para pemegang kepentingan (firm’s stakeholders).

Tetapi akhir-akhir-akhir ini garis yang membedakan antara yang benar dan yang salah telah menjadi kabur. Sebagia bukti dapat dilihat bahwa banyak karyawan yang tidak berperilaku yang benar dan banyak pula pejabat yang melakukan korupsi dan menerima uang suap dalam memperlancar urusan seseorang. Organisasi menanggapi masalah ini dengan menulis kode etik sebagai panduan karyawan dalam mengatasi perilaku yang tidak etis bahkan banyak manajer yang menawarkan agar karyawan mengikuti seminar-seminar, lokakarya, dan pelatihan-pelatihan untuk mencoba memperbaiki perilaku yang tidak etis.

Situasi etika di dalam bisnis dewasa ini berkembang menjadi lebih komplek, dimana di dalamnya termasuk issue seperti harapan masyarakat, persaiangan yang wajar, perlindungan dan hak, dan tanggung jawab masyarakat luas. Etika juga mempunyai konsekwensi terhadap konsumen, karyawan, pesaing, dan publik secara keseluruhan. Apalagi adanya persaingan yang ketat dewasa ini, tidaklah mengherankan bahwa banyak karyawan merasa tertekan sehingga mengambil jalan pintas, melanggar aturan, dan sebagainya. Hal ini merupakan dilemma bagi karyawan dan ternyata makin banyak anggota organisasi yang menyadarinya sehingga mereka menghadapi

(4)

dilemma etis (ethical dilemmas) yaitu suatu situasi dimana karyawan dituntut untuk mendefinisikan tingkah laku yang benar atau salah.

Banyak hasil penelitian yang menyatakan bahwa dalam kaitannya dengan kemajuan suatu perusahaan, ternyata etika organisasi mempunyai pengaruh dengan kepuasan kerja karyawan (job satisfaction) (Koh and Boo, dalam Dalimunthe, 2001: 303). Organisasi pemerintah mauapun swasta juga banyak yang berusaha melakukan praktek-praktek yang etis dalam menjalankan bisnisnya karena mereka yakin bahwa penerapan etika dalam organisasi juga membawa dampak positif terhadap kepuasan kerja karyawan yang merupakan salah satu aspek untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli, menunjukkan bahwa etika organisasi (organizational ethics) mempunyai pengaruh dengan kepuasan kerja karyawan (job satisfaction). Sebagai ukuran untuk etika di dalam organisasi, dapat digunakan dengan tiga dimensi yaitu: (1) Top management support for ethical behavior, merupakan tindakan menejemen puncak (top management) yang mempunyai dampak besar pada perilaku yang etis dalam organisasi. Lewat apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka berperilaku, eksekutif senior menegakkan norma-norma yang merembes kebawah sepanjang organisasi, misalnya apakah pengambilan resiko yang diinginkan; berapa banyak kebebasan seharusnya yang diberikan para menejer kepada bawahan mereka, pakaian apakah yang pantas; dan tindakan apakah yang diambil dalam kenaikan upah, promosi dan ganjaran lain (Robbins, 2003: 532). (2) Organization’s ethical climate, merupakan sekumpulan norma-norma yang dapat digunakan sebagai pedoman berperilaku. Ada juga

(5)

berpendapat yang menyatakan bahwa etical climate adalan suatu konsep yang multidimensional yang ada dalam organisasi yang berhubungan dengan berbagai bentuk perilaku yang ada dalam suatu organisasi dan ethical climate dalam suatu organisasi merupakan suatu dimensi dari bentuk situasi dan lingkungan kerja. (3) Association between ethical behavior and career success. Dalam hal ini perencanaan dan pengembangan karir seseorang merupakan hal yang penting sehingga sukses dalam berkarir (career success) merupakan harapan dari setiap karyawan. Jika seorang karyawan menerima dukungan yang kuat dari top management terhadap perilaku etika, dukungan terhadap bebagai hal mengenai situasi etika dalam lingkungan kerja (ethical climate) dan adanya hubungan yang kuat antara perilaku etika dan kesuksesan karir seseorang dalam perusahaan, maka mereka akan cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi. (Dalimunthe, 2005: 312-313).

Dalam kaitannya dengan kemajuan organisasi atau perusahaan, maka penelitian tentang etika organisasi sangat penting dilakukan. Penelitian ini, juga mengkaji bagaimana pengaruh etika organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Etika Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Perawat pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar”.

(6)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh top management support for ethical behavior terhadap kepuasan kerja karyawan (job satisfaction)?

2. Apakah terdapat pengaruh organization’s ethical climate terhadap kepuasan kerja karyawan (job satisfaction)?

3. Apakah terdapat pengaruh association between ethical behavior dan career success terhadap kepuasan kerja (job satisfaction)?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh etika organisasi (organizational ethics) terhadap kepuasan kerja (job satisfaction) karyawan.

2. Untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing elemen etika organisasi (organizational ethics) yang terdiri dari top management support for ethical behavior, organization’s ethical climate, association between ethical behavior dan career success terhadap kepuasan kerja (job satisfaction).

(7)

1.4. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan berkontribusi pada pihak-pihak:

1. Bagi penulis

Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi kajian ilmu yang telah dipelajari diperkuliahan dalam ilmu manajemen sumber daya manusia sehingga dapat dijadikan sebagai suatu rujukan untuk pengembangan penelitian sumbar daya manusia yang akan datang.

2. Bagi organisasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi para manajer dalam organisasi dalam rangka menyusun kebijaksanaan dan praktek dalam membina dan mengembangkan sumber daya manusia di perusahaannya terutama dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja dan performansi karyawan.

3. Bagi pembaca

Dapat memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu pengetahuan khususnya untuk menambah perbendaharaan penelitian tentang etika organisasi.

1.5. Batasan Penelitian

Batasan penelitian memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pengaruh etika organisasi terhadap kepuasan kerja perawat, maka penulis membatasi penelitianya pada:

1. Penelitian ini dilakukan pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Djasamen Saragih, Pematangsiantar.

(8)

2. Responden yang diteliti adalah perawat pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Djasmen Saragih, Pematangsiantar.

3. Variabel yang diteliti meliputi:

a. Etika Organisasi

Etika organisasi adalah suatu perilaku manusia dalam suatu organisasi yang lebih kepada penentuan mengenai benar dan salah (Dalimunthe, 2005:305).

Dimensi etika organisasi yang diteliti dalam penelitian ini akan mengarah pada tiga hal, yaitu :

a) Top management support for ethical behavior, merupakan tindakan menejemen puncak (top management) yang mempunyai dampak besar pada perilaku yang etis dalam organisasi. Lewat apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka berperilaku, eksekutif senior menegakkan norma-norma yang merembes kebawah sepanjang organisasi, misalnya apakah pengambilan resiko yang diinginkan;

berapa banyak kebebasan seharusnya yang diberikan para menejer kepada bawahan mereka, pakaian apakah yang pantas; dan tindakan apakah yang diambil dalam kenaikan upah, promosi dan ganjaran lain (Robbins, 2003:532).

b) Organization’s ethical climate merupakan sekumpulan norma-norma yang dapat digunakan sebagai pedoman berperilaku. Ada juga berpendapat yang menyatakan bahwa etical climate adalan suatu konsep yang multidimensional yang ada dalam organisasi yang berhubungan dengan berbagai bentuk perilaku yang ada dalam suatu

(9)

organisasi dan ethical climate dalam suatu organisasi merupakan suatu dimensi dari bentuk situasi dan lingkungan kerja (Dalimunthe, 2005:305).

c) Association between ethical behavior and career success. Dalam hal ini perencanaan dan pengembangan karir seseorang merupakan hal yang penting sehingga sukses dalam berkarir (career success) merupakan harapan dari setiap karyawan. Jika seorang karyawan menerima dukungan yang kuat dari top management terhadap perilaku etika, dukungan terhadap bebagai hal mengenai situasi etika dalam lingkungan kerja (ethical climate) dan adanya hubungan yang kuat antara perilaku etika dan kesuksesan karir seseorang dalam perusahaan, maka mereka akan cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi. (Dalimunthe, 2005: 312-313).

b. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Martoyo, 2000:142). Kemudian Gilmer (1966) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah kesempatan untuk maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen, faktor intrinsik dan pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi, dan fasilitas (As'ad, 2004:122).

(10)

Dimensi kepuasan kerja yang diteliti dalam penelitian ini akan mengarah pada 5 hal (Koh dan Boo, 2001:312) antara lain:

a) Faktor gaji (pay), merupakan imbalan langsung berupa uang yang dapat memberikan rasa puas bagi karyawan atas sumbangan mereka pada pencapaian tujuan perusahaan

b) Promosi (promotion), merupakan tingkat dimana seseorang dapat memikul tanggung jawab yang tinggi yang diberikan kepadanya.

c) Rekan kerja (co-workers), merupakan hubungan rekan sekerja, bersahabat, kompeten dan mendukung.

d) Pengawasan (supervision), merupakan suatu sistem dengan manajemen yang baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan dan dapat pula menyebabkan dan meningkatkan suatu kepuasan kerja karyawan.

e) Kerja (work) dalam hal ini para karyawan tersebut dapat juga merasa puas apabila dia merasa bahwa pekerjaan yang dilakukannya sangat menarik, cukup berbobot, dan dapat diterima dengan baik oleh pimpinannya.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dalam perjanjian kerja antara perusahaan penerima pemborongan pekerjaan atau perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh dengan pekerja/buruhnya tidak memuat adanya pengalihan

Pariwisata API Yogyakarta akan mengambil peran dalam pengembangan pariwisata bagi desa karena menyesuaikan konteks tantangan dan peluang akan banyaknya wisatawan yang

Dari urian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh peristiwa yang terjadi pada seseorang (locus of control), pengetahuan

Dalam mengisi kegiatan guru pada Era New Normal di SD Negeri 3 Bandar Agung melaksanakan kegiatan keagamaan yaitu meningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an Guru melalui penerapan

pencatatan, pengikhtisaran, sampai pelaporan posisi dan operasi keuangan pada menteri keuangan selaku bendahara umum Negara(BUN). SiAP memproses data transaksi KUN dan

etika seseorang yang telah saya bantu atau ketika orang-orang yang mana saya menaruh harapan yang sangat besar terhadapnya, memperlakukan saya dengan semena-mena, saya akan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh varietas kedelai berukuran besar dan sedang terhadap daya hantar listrik dan berbagai peubah vigor benih

Pengecualian dari instrumen ekuitas tersedia untuk dijual, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah