BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tak dapat di pungkiri lagi. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan manusia. Oleh karena itu di perlukanlah pembangunan secara nasional di segala bidang, yang merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, dan masyarakat Indonesia yang di lakukan secara bertahap dan berkelanjutan, yang berlandaskan kepada kemampuan nasional. Dalam pelaksanaannya mengacu kepada nilai – nilai luhur bangsa yang telah ada sejak dahulu dan juga mengacu kepada kepribadian bangsa yang mandiri, berdaulat, maju dan berkeadilan.
Pembangunan nasional khususnya di sektor ekonomi di laksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencapai kemakmuran. Dengan tercapainya hal tersebut, maka kehidupan masyarakat akan semakin baik, dan terbebas dari belenggu kemiskinan yang selama ini menghantui masyarakat.
Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di pisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan para pelaku ekonomi yang secara terus – menerus dari waktu ke waktu yang di dukung oleh kebijakan politik ekonomi yang semakin kondisif.
11
Sri Rejeki Hartono, Beberapa Aspek Tentang Permodalan Perseroan Terbatas, (Bandung :, Mandar Maju), 2000, hal. 1.
Perkembangan dunia usaha tidak dapat di lepaskan dari
perkembangan sektor usaha perbankan, dan bank yang mempunyai fungsi pokok
sebagai agen pembangunan maupun financial intermediary merupakan salah satu pendukung usaha pembangunan tersebut. Pembangunan di berbagai bidang usaha dan industri tentunya memerlukan dana pendukung yang tidak sedikit, dan untuk itu peran sektor perbankan nasional sangat menentukan. Hal tersebut tampak jelas pada perkembangan jumlah kredit perbankan, yang mempengaruhi secara langsung sistem perekonomian nasional.
Sebagai landasan yuridis pembangunan perekonomian nasional di atur dalam Pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi sabagai berikut :
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
2) Cabang – cabang produksi yang penting dan yang menguasai hajat hidup orang banyak di kuasai oleh negara.
3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara dan di pergunakan untuk sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.
Dengan landasan konstitusional pembangunan ekonomi tersebut, maka
kegiatan perekonomian di kelola dengan berbagai bentuk kegiatan pembangunan di
berbagai sektor ekonomi baik yang berwujud sarana maupun prasarana. Dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi tersebut peranan dan dukungan dana atau modal
merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung efektifitas pembangunan,
juga untuk mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan ekonomi dan
perdagangan tersebut, sehingga masyarakat dapat menjadi subjek utama dalam
kegiatan perekonomian yang semakin berkembang, baik yang berskala nasional
maupun internasional khususnya dalam era globalisasi saat ini.
Lembaga keuangan pada umumnya dan lembaga perbankan pada khususnya mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Peranan yang penting dan strategis dari suatu lembaga perbankan itu merupakan bukti bahwa lembaga perbankan merupakan salah satu pilar utama bagi pembangunan ekonomi nasional.
Dalam peranannya sebagai salah satu pilar ekonomi yang utama tersebut, lembaga perbankan tersebut di tuntut untuk mampu mewujudkan tujuan perbankan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 4 Bab II Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 tenatang Perbankan yang berbunyi sebagai berikut :
“Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”.
Tentu saja tujuan tersebut akan dapat terwujud apabila di dukung oleh sistem perbankan yang sehat dan stabil.
Sejalan dengan meningkatnya perekonomian masyarakat maka kebutuhan akan pembiayaan juga semakin meningkat. Dan dalam keadaan yang seperti ini jasa pemberian kredit oleh bank merupakan salah satu jalan keluar yang sangat baik, mengingat bank merupakan salah satu lembaga pembiayaan yang dapat memberikan pinjaman atau kredit kepada masyarakat atau nasabah. Bank dan kredit usahanya merupakan dua faktor yang saling berkaitan.
Pemberian pinjaman atau kredit oleh bank dapat berupa pemberian kredit
biasa ataupun pemberian kredit secara sindikasi. Pemberian kredit secara sindikasi ini
merupakan suatu langkah yang sangat baik untuk di lakukan, mengingat semakin
besarnya kebutuhan masyarakat dan semakin banyaknya pembangunan-pembangunan atau proyek-proyek yang memerlukan jangka waktu yang relatif lama. Pinjaman sindikasi ini baik untuk dilakukan untuk membagi resiko yang akan di hadapi oleh suatu bank dan juga agar masing-masing bank dapat terhindar dari pelanggaran ketentuan “Batas Maksimum Pemberian Kredit”.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Bagaimanakah prosedur pemberian kredit sindikasi pada PT. Bank Sumut Medan
?
2. Apasajakah dokumen yang di perlukan dalam pemberian kredit sindikasi pada PT. Bank Sumut Medan ?
3. Bagaimanakah penyelesaian sengketa dalam perjanjian kredit sindikasi pada PT.
Bank Sumut Medan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit sindikasi pada PT.
Bank Sumut Medan.
b. Untuk mengetahui apasaja dokumen yang di perlukan dalam pemberian kredit sindikasi pada PT. Bank Sumut Medan.
c. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian sengketa dalam perjanjian kredit
sindikasi pada PT. Bank Sumut Medan.
2. Manfaat Penulisan a. Bagi Penulis
Melalui penulisan skripsi ini dapat menambah pengetahuan serta pengalaman dan merupakan suatu kesempatan untuk mengimplementasikan teori – teori yang selama ini di peroleh pada masa perkuliahan. Khususnya yang menyangkut tentang perjanjian kredit sindikasi, dalam bidang hukum pembiayaan dan perbankan.
b. Bagi PT. Bank Sumut
Penulisan skripsi ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan bagi PT.Bank Sumut dalam melaksanakan perjanjian kredit khususnya perjanjian kredit sindikasi sehingga nantinya akan semakin banyak nasabah/klien yang menggunakannya dan akan semakin besar pula kepercayaan masyarakat terhadap PT. Bank Sumut, tidak hanya menggunakan jasa kredit dari Bank Sumut tetapi juga jasa-jasa yang lain.
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penulisan skripsi ini di harapkan dapat menjadi bahan untuk perbandingan segala teori – teori perkuliahan, serta menambah arsip kepustakaan yang ada guna di jadikan pedoman serta perbandingan dalam penulisan skripsi selanjutnya.
D. Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Perjanjian
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai istilah perjanjian. Mengenai
istilah perjanjian dalam hukum perdata Indonesia yang berasal dari istilah Belanda
sebagai sumber aslinya sampai saat ini belum ada kesamaan dan kesatuan dalam
menyalin kedalam bahasa Indonesia, dengan kata lain belum ada kesatuan
terjemahan. Para ahli hukum perdata Indonesia menerjemahkan atau menyalin istilah perjanjian yang berasal dari istilah Belanda di dasarkan kepada pandangan dan tinjauan masing-masing.
Istilah yang berasal dari kata “janji” itu dapat di artikan sebagai suatu kesediaan atau kesanggupan yang di ucapkan atau di buat secara lisan dan dapat pula dinyatakan secara tulisan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal.
Menurut Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata dinyatakan bahwa : “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih” .
Di antara kalangan pakar hukum terjadi perbedaan mengenai pengertian dari suatu perjanjian, seperti defenisi perjanjian yang di berikan oleh Wirjono Projodikoro, bahwa perjanjian adalah suatu perhubungan hukum mengenai harta benda kekayaan antar dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji untuk melakukan suatu hal atau tidak melakukan suatu hal sedangkan pihak yang lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu.
2Sedangkan menurut pendapat sarjana yang lain memberikan defenisi perjanjian antara lain menurut K.R.M.T Tirtodiningrat, SH , perjanjian adalah suatu perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat di antara dua orang atau lebih untuk menimbulkan akibat-akibat hukum yang di perkenankan oleh Undang-Undang.
Sedangkan menurut R. Subekti, SH , perjanjian adalah suatu peristiwa dimana
2
Wirjono Projodikoro, Hukum Perdata tentang Persetujuan-persetujuan Tertentu, (Sumur
Bandung), Hal. 11.
seseorang berjanji kepada seseorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melakukan sesuatu hal.
3Dalam Pasal 1233 Kitab Undang-undang Hukum Perdata di tentukan bahwa perjanjian atau Undang-Undang dapat melahirkan suatu perikatan. Adapun yang di maksud dengan perikatan adalah hal yang mengikat antara orang yang satu dengan orang yang lain, hal yang mengikat itu adalah peristiwa hukum yang dapat berupa perbuatan, berupa kejadian, atau berupa keadaan.
42. Pengertian Kredit
Dari uraian di atas dapatlah di simpulkan bahwa untuk terjadinya perjanjian itu haruslah ada dua belah pihak di dalamnya dan sedikitnya terdapat satu hak dan satu kewajiban.
Kata kredit barasal dari bahasa Romawi yaitu dari kata “credere” yang artinya adalah percaya. Dalam bahasa Belanda di sebut dengan vertrouwen, sedangkan dalam bahasa Inggris di sebut dengan believe atau trust atau confidence yang artinya juga sama yaitu percaya. Kepercayaan adalah unsur yang sangat penting dan utama dalam kehidupan manusia sehari-hari. Karena seseorang akan di hargai apabila ia dapat di percaya. Dan rasa kepercayaan dari orang lain itu tidak dengan mudah di dapatkan, kita harus menunjukkan tingkah laku yang baik terhadap orang, berkata dengan jujur dan selalu menepati janji yang telah kita ucapkan. Jadi kepercayaan itu sangat penting dalam kehidupan. Dan seseorang tidak akan dengan mudah di terima dalam pergaulan masyarakat apabila ia tidak dapat di percaya.
3
Prof. Subekti, SH, Hukum Perjanjian, (Jakarta : PT. Intermasa), 1979, Hal. 1.
4
Abdul Kadir Muhammad, SH, Hukum Perdata Indonesia, (Bandung :Citra Aditya Bakti),
1990, Hal. 198.
Menurut Molengraaf dalam buku (“kredoet” Tjeenk Willink Zwolle h 5 1878) yang di kutip oleh Prof. Dr. Mariam Darus Badrullzaman, SH dalam buku (Aneka Hukum Bisnis Hal.138) kredit adalah meminjamkan benda pada peminjam dengan kepercayaan, bahwa benda itu akan di kembalikan di kemudian hari kepada pihak yang meminjamkan. Defenisi tersebut di kembangkan bahwa jenis kredit mencakup :
a) Kredit berupa uang yang kemudian hari di kembalikan dalam bentuk uang.
b) Kredit berupa uang yang kemudian hari di kembalikan dalam bentuk barang.
c) Kredit dalam bentuk barang yang di kemudian hari di kembalikan dalam bentuk uang.
d) Kredit dalam bentuk barang yang kemudian di kembalikan dalam bentuk barang.
Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 Pasal 1 poin 11 tentang Perbankan memberikan rumusan mengenai pengertian kredit yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Dari pengertian kredit tersebut maka dapat di simpulkan bahwa elemen- elemen kredit adalah :
a) Kredit mempunyai arti khusus yaitu meminjamkan uang.
b) Penyedia atau pemberi pinjaman uang khusus terjadi di dunia perbankan.
c) Berdasarkan perjanjian pinjam-meminjam sebagai acuan dari perjanjian kredit.
d) Dalam jangka waktu tertentu.
e) Adanya prestasi dari pihak peminjam untuk mengembalikan utang di sertai dengan bunga.
3. Pengertian Kredit Sindikasi
Kredit sindikasi atau ”Syndicated Loan” ialah pinjaman yang di berikan oleh beberapa kreditur sindikasi, yang biasanya terdiri dari bank-bank dan/atau lembaga- lembaga keuangan lainnya kepada seorang debitur, yang biasanya berbentuk badan hukum untuk membiayai satu atau beberapa proyek (pembangunan gedung atau pabrik) milik debitur. Pinjaman tersebut di berikan secara sindikasi mengingat jumlah yang di butuhkan untuk membiayai proyek tersebut sangat besar, sehingga tidak mungkin di biayai oleh kreditur tunggal.
Stanley Hurn dalam bukunya Syndicated Loan : A Handbook for Banker and Borrower memberikan definisi mengenai kredit sindikasi sebagai berikut : A syndicated loan is a loan made by two or more lending institution, on similar terms and condition, using common documentation and administered by common agent.
5Definisi tersebut di atas mencakup semua unsur – unsur yang penting dari suatu kredit sindikasi, yaitu :
65
Stanley Hurn, Syndicated Loan, A Hanbook For Banker and Borrower, (Cambridge, Woodhead Faulkener), hal. 1.
6
Sutan Remy Syahdeni, Kredit Sindikasi, Proses Pembentukan dan Aspek Hukumnya,
(Jakarta : Grafiti), 1997, hal. 2-3.
1) Kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga pembiayaan dalam suatu fasilitas sindikasi.
2) Definisi tersebut menyatakan bahwa kredit sindikasi adalah kredit yang di berikan berdasarkan syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan yang sama bagi masing – masing peserta sindikasi. Hal ini di wujudkan dalam bentuk hanya ada satu perjanjian kredit antara nasabah dan sebuah bank peserta sindikasi.
3) Definisi tersebut menegaskan bahwa hanya ada satu dokumentasi kredit, karena dokumentasi inilah yang menjadi pegangan bagi semua bank peserta sindikasi secara bersama – sama.
4) Sindikasi tersebut di administrasikan oleh satu agen (agent) yang sama bagi semua bank peserta sindikasi. Bila tidak, maka terpaksa harus ada serangkaian fasilitas bilateral (dua pihak), yang sama tetapi mandiri, antara masing – masing bank peserta dengan nasabah. Kredit yang berbentuk sindikasi atau kredit patungan yang dilakukan oleh bank ini, berbeda dari kredit – kredit yang biasa di berikan oleh bank kepada nasabahnya.
Adapun tujuan dan sasaran dari pemberian kredit sindikasi ini ialah : membantu sponsor/debitur yang membutuhkan kredit dalam jumlah yang besar dan sulit di biayai oleh satu bank dengan maksud membagi resiko, mengatasi masalah BMPK, meningkatkan interest income dan fee based income. Sedangkan sasaran kredit sindikasi ini ialah sponsor/debitur yang memerlukan bantuan pembiayaan (kredit) dalam jumlah besar, baik pembiayaan langsung maupun tidak langsung.
7E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah empiris normatif yang dimana penulis melakukan studi ke lapangan untuk menemukan fakta-fakta yang terjadi di lapangan atau yang terjadi di dalam masyarakat. Dan juga mengacu/melihat kepada literatur-literatur atau
7