• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi alamiah,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi alamiah,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti maka metode yang dipakai adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Tekhnik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. (Sugiyono,2010).

Sedangkan menurut Bodgan dan Taylor (Moleong, 2006), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalkan perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus ilmiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah. (Moleong, 2006).

(2)

B. Pendekatan Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik secara menyeluruh dan lebih mendalam mengenai gambaran Coping dan Stress Seorang Pria yang Sudah Berkeluarga yang Berprofesi Sebagai Bandar Narkoba, maka peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.

Pendekatan kualitatif (Poerwandari, 2012) adalah pendekatan sistematis dan subjektif yang digunakan untuk menjelaskan pengalaman hidup dan memberikan makna atasnya. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengetahui dinamika suatu permasalahan, memperoleh pemehaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti dan tidak menekankan pada usaha untuk mencari hubungan statistic antar variable (Poerwandari, 2005). Hal ini sesuai dengan manfaat penelitian kualitatif bagi peneliti yaitu ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya (Moleong, 2006).

C. Subyek penelitian

Poerwandari (2012) mengatakan bahwa penelitian kualitatif berfokus pada

kedalaman dan juga proses penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah

kasus yang sedikit. Jumlah partisipan sangat tergantung pada apa yang ingin

dilakukan peneliti, tujuan penelitian. Dalam penelitian ini jumlah subjek yang

digunakan oleh peneliti adalah sebanyak 3 orang, yang mana mereka sudah sesuai

dengan karakteristik subyek penelitian.

(3)

1. Karakteristik Subyek

Menurut Satori & Komariah (2009), penentuan sampel dalam penelitian kualitatif didasarkan pada tujuan atau masalah penelitian, yang menggunakan pertimbangan-pertimbangan dari peneliti itu sendiri, dalam rangka memperoleh ketepatan dan kecukupan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan atau masalah yang dikaji.

2. Metode Pengumpulan Data

Sugiyono (2007), menyatakan dalam penelitian kualitatif pengumpulan dta dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah), sumber data primer, dan tekhnik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi

2.

Wawancara

Poerwandari (2012), menyatakan bahwa wawancara adalah percakapan tanya

jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif

dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-

makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan

bermaksud melakukan ekspolarasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat

dilakukan melalui pendekatan lain.

(4)

Sugiyono (2007), mengatakan bahwa wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan maknanya dalam suatu topic tertentu. Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report, setidaknya pada pengetahuan dan keyakinan diri pribadi.

3.

Observasi

Nasution (dalam Sugiyono, 2007), menyatakan bahwa observasi adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data ini dikumpulkan dan sering kali dengan menggunakan bantuan alat-alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda luar angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Poerwandari (2009), observasi menjadi metode yang paling mendasar dan paling tua dari ilmu-ilmu social, karena dalam cara-cara bentuk penelitian psikologis, baik itu kualitatif maupun kuantitatif mengandung aspek observasi di dalamnya.

Istilah observasi dituturkan dalam bahasa latin yang berarti “melihat” dan

“memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secra

(5)

akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan memepertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.

Poerwandari (2012), menyatakan bahwa observasi selalu menjadi bagian dalam penelitian psikologis, dapat berlangsung dalam konteks laboratorium (eksperimental) maupun konteks ilmiah.

D. Alat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat bantu penelitian berupa pedoman wawancara, informant consent, lembar pencatat observasi, serta sebuah alat perekam. Alat-alat tersebut diharapkan dapat membantu peneliti dalam memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat dan relevan.

1. Pedoman Wawancara

Popovich (2011) meyatakan bahwa pedoman wawancara berguna untuk memandu peneliti dalam melakukan proses wawancara dengan responden guna mendapatkan informasi yang sesuai dengan topic penelitian.

Selanjutnya Yate (2009) menjelaskan bahwa jika penelitian, maka data dan informasi yang diperoleh di sinyalir tidak memenuhi kualifikasi dari penelitian yang telah ditetapkan.

Pedoman wawancara dalam penelitian ini terbagi atas 2 bagian, yaitu:

(6)

a. Identitas subjek

b. Daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian

E. Alat Bantu Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, alat bantu pengumpulan data digunakan sebagai media dokumentasi sekaligus mengabadikan kondisi dan situasi pada saat dilakukan wawancara. Alat bantu pengumpulan data penelitian ini berupa alat perekam, lembar pencata observasi, serta informed consent.

Pengguanaan alat perekam tentunya harus berdasarkan kesepakatan bersama antara peneliti dengan subyek. Peneliti terlebih dahulu meminta izin pada subyek untuk menggunakan alat perekam pada saat melakukan wawancara sampai wawancara selesai. Dengan demikian peneliti tidak akan sibuk menctat jawaban dari subyek yang bersangkutan dan peneliti lebih focus pada subyek sehinggga wawancara berjalan dengan lancar.

Informed consent dipakai untuk membuktikan bahwa wawancara berlangsung

tanpa adanya paksaan dan atas persetujuan subyek. Selanjutnya informed consent

dapat digunakan sebagai bukti bahwa penelitian benar-benar telah melakukan

penelitian terhadap subyek yang bersangkutan.

(7)

F. Prosedur Peneliftian

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dan pelaksanaan yang akan dilakukan dalam penelitian meliputi beberapa tahapan, yaitu:

a. Menyusun pedoman wawancara berdasarkan teori yang berkaitan dengan pembahasan penelitian

b. Mencari subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria yang ingin diinginkan oleh peneliti.

c. Menghubungi subyek dan mengajak untuk bertemu dan menjelaskan maksud dan tujuan

d. Bertemu dan melakukan wawancara sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan bersama.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menjelaskan mengenai “Gambaran Coping dan Stress Seorang

Pria yang Sudah Berkeluarga yang Berprofesi Sebagai Bandar Narkoba”. Penelitian

ini dilakukan karena peneliti ingin melihat bagaimana coping yang dilakukan oleh

pengedar narkoba dalam menghadapi sumber-sumber stress yang dimiliknya dan apa

saja yang menjadi tekanan-tekanan atau stressor pada dirinya. Menurut peneliti,

profesi sebagai pengedar narkoba memiliki resiko yang sangat besar baik terhadap

(8)

diri mereka sendiri maupun untuk keluarga mereka. Resiko yang sangat besar dapat berasal dari pihak-pihak penegak hukum maupun dari lingkungan eksternal dan internal sekitarnya.

Berikut ini merupakan tahapan yang dilakukan peneliti sebelum dan pada saat dilakukan peneliti sebelum dan pada saat dilakukan pada saat proses wawancara pada subyek penelitian.

a) Persiapan Wawancara

Sebelum wawancara dilaksanakan, peneliti mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses wawancara, seperti daftar pertanyaan, informed consent, lembar pencatatan obsservasi, dan alat perekam. Selanjutnya peneliti dan subyek menetapkan waktu dan lokasi tempat untuk bertemu.

b) Pelaksanaan Wawancara

Hal yang paling penting ketika wawancara akan dimulai adalah memastikan semua peralatan penunjang untuk kegiatan wawancara berfungsi dengan baik.

Misalnya alat perekam yang dalamm pengambilan informasi ini menggunakan

handphone, serta daftar pertanyaan sebagai panduan wawancara semuanya siap untuk

digunakan. Peneliti terlebih dahulu melakukan pendekatan dengan menjalin rapport

yang baik dengan subyek. Jika subyek suasanan sudah tidak tegang dan terlalu kaku,

maka selanjutnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti melakukan

(9)

wawancara pada subjek. Jika subyek telah siap dan bersedia untuk mewawancara, peneliti menyerahkan lembar persetujuan wawancara (informed consent) untuk ditandatangani oleh subyek. Hal ini dilakukan agar subyek merasa nyaman dan yakin bahwa peneliti bersifat formal. Kemudian peneliti memohon izin kepada subyek untuk menggunakan alat perekam selama wawancara sedang berlangsung. Selama pelaksanaan wawancara, semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti bersumber dan berpatokan dari daftar pertanyaan yang sudah disusun oleh dengan baik. Setelah wawancara telah selesai dilakukan, peneliti mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada peneliti untuk mewawancara subyek dan segala pertanyaan yang telah dijawab oleh subjek. Sebelum berpisah, peneliti membuat kesepakatan kepada subyek apabila peneliti memerlukan informasi tambahan kiranya peneliti dapat bertemu kembali dengan subyek dan melakukan wawancara selanjutnya.

G. Analisi Data

Higley dan Ginley (dalam Poerwandari 2012), mengatakan bahwa data yang

di analisis dan diolah diawali dengan mengorganisasikan data. Organisasi data yang

baik dan sistematik memungkinkan peneliti untuk memperoleh kualitas data yang

baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan, dan menyimpan data dan analisis

yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian.

(10)

Dalam proses analisis, peneliti dapat melakukan analisis kasus satu demi satu

yang dikenal dengan analisis intra kasus antar kasus. Dalam analisis intra kasus,

peneliti terlebih dahulu membuat laporan studi kasus untuk setiap subyek yang

diwawancara secara tertulis. Sedangkan analisis antar kasus, peneliti dapat

mengelompokkan jawaban-jawaban yang berbeda yang dimunculkan individu pada

pertanyaan yang sama.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis SWOT telah diketahui posisi pengembangan perikanan budidaya ikan nila di kolam air tenang di Kecamatan Sinjai borong terletak pada Kuadran III yang

Secara berkala pimpinan Misi Depo Bangunan memberikan tugas kepada pihak Human Resources Department (HRD) diperusahaanya untuk melakukan proses memilih karyawan-karyawan

41/M/SK/6/1991, Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan mempunyai kegiatan yang disebut Jasa Pelayanan Teknis, yaitu jasa yang diberikan dalam bidang teknologi dan

Secara lebih spesifik, penelitian ini akan menunjukkan wilayah-wilayah yang telah menjadi basis usahaternak ayam ras petelur di Tasikmalaya, dan wilayah-wilayah yang

karena menurut saya banyak material yang tidak tergolong serat , misalnya karya DTM, kabel itu benda modern tetapi tiba – tiba ada serat dari bahan alam , itu membuat saya bingung..

Atas nama Direksi PT Tempo Scan Pacific Tbk dan entitas anak (“Tempo Scan”) kami ingin memberikan laporan yang berkaitan dengan kinerja keuangan dan kegiatan usaha inti Tempo

Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu

Apabila pelanggan tetap berkeberatan dengan tindakan penanganan yang ditawarkan, maka Kepala Divisi Pemasaran meminta pertimbangan Direktur untuk pengambilan