• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya akan disingkat menjadi KBBI mengartikan bahasa sebagai, "sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.”

Salah satu kesulitan yang kita hadapi saat mempelajari suatu bahasa adalah perbedaan-perbedaan yang terdapat antara bahasa ibu kita dan bahasa asing yang kita pelajari. Bahasa Jepang memiliki banyak perbedaan dengan bahasa Indonesia. Perera (1997:157) menjelaskan bahwa ”sumber utama kesulitan belajar bahasa kedua adalah perbedaan antar bahasa.”

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa di dunia yang memiliki keanekaragaman dalam hal tata bahasanya sehingga kita sebagai pemelajar bahasa Jepang akan menemukan banyak bermacam-macam makna dalam bahasa Jepang. Sudjianto (2004) mengatakan bahwa dilihat dari aspek-aspek kebahasaannya, bahasa Jepang memiliki karakteristik tertentu yang dapat kita amati dari furuf yang dipakainya, kosakata, sistem

(2)

adalah apabila kita melihat para penuturnya, tidak ada masyarakat negara lain yang memakai bahasa Jepang sebagai bahasa nasionalnya. Nilai keunikan tersebutlah yang menjadi perbedaan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang misalnya dimana kesalahan juga sering terjadi karena berbeda bahasa baik secara makna, struktur maupun fungsinya. Berbagai keragaman dalam satu bahasa pada akhirnya memunculkan berbagai aturan-aturan dalam penggunaan masing-masing bahasa tersebut. Aturan dalam suatu bahasa sangat penting diketahui dan diperhatikan oleh pemelajar bahasa asing yang hendak memahami penggunaan yang tepat dari suatu bahasa yang dipelajari.

Dalam bahasa Jepang, terdapat banyak jenis kategori gramatikal, salah satunya adalah kategori gramatikal dalam predikat. Sutedi (2004:14) membagi kategori gramatikal dalam predikat menjadi enam jenis, yaitu: teineisa atau tingkat kehalusan, mitomekata atau bentuk positif dan negatif, tai atau voice/diatesis, sou atau aspek, jisei atau kala/tense, dan hou atau modalitas.

Masuoka dan Takubo (1989:2) berpendapat bahwa:

我々は言語を用いて相互の意志を伝達するわけであるが言語表現の最も 基本的な単位は「文」である。「文」は、あるまとまった内容を持ち、形 の上で完緒した(表記において、「句点」が与えられる)単位である。 Terjemahan:

Kita menggunakan bahasa untuk menyampaikan keinginan, satuan bahasa yang paling dasar adalah [kalimat]. Kalimat mengandung berbagai macam makna di dalamnya. Berdasarkan bentuk, kalimat merupakan satuan yang lengkap (secara tertulis diberikan [tanda baca]).

(3)

Predikat mempunyai peranan yang sangat penting dalam kalimat karena predikat merupakan pusat dari satu kalimat. Hal tersebut diungkapkan oleh Masuoka dan Takubo (1989:2) sebagai berikut:

文未の位置で文をさせるのが「述語」である。「述語」は文の中心的な要 素であり、述語の内容によって文の大枠が決定された。

Terjemahan:

Predikat adalah penopang akhir kalimat. Predikat merupakan unsure pusat kalimat, keseluruhan kalimat ditentukan oleh predikat.

Berikut pendapat Sutedi (2004:73) mengenai kategori gramatikal dalam predikat: Kalimat berfungsi untuk menyampaikan suatu makna. Untuk itu, predikat dalam suatu kalimat merupakan bagian yang terpenting, karena dengan predikat tersebut, maka bentuk, fungsi dan makna kalimat akan berbeda-beda. Penggolongan satuan bahasa atas dasar bentuk, fungsi, dan makna ini disebut kategori gramatikal 「文 法カテゴリー」。

Menurut Katou dan Fukuchi (1989:25) dalam bahasa Jepang, untuk menunjukkan kewaktuan dari suatu peristiwa atau kejadian ada dua bentuk yang digunakan. Yang pertama adalah kala atau tense, yaitu kategori gramatikal yang menyatakan waktu dilakukannya aksi verba apakah terjadi sebelum, sedang, atau akan datang terhitung dari detik penutur berbicara. Bentuk yang kedua adalah aspek yaitu kategori gramatikal yang memandang waktu secara internal yang melibatkan situasi dan proses yang terjadi di dalam peristiwa tersebut. Menurut Kudou (1995:8) di dalam bahasa Jepang kala maupun aspek memiliki hubungan yang sangat erat. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan morfem yang digunakan untuk menunjukkan kala dan aspek. Kudou (1995:8) menjelaskan bahwa morfem yang digunakan untuk menunjukkan aspek adalah morfem 「~る」,

(4)

Sedangkan untuk menunjukkan kala, morfem yang digunakan adalah morfem 「~る」 dan morfem「~た」.

Di dalam skripsi ini, penulis tertarik untuk meneliti perbedaan fungsi morfem 「~ た」dan morfem rangkap 「~ていた」yang merupakan bagian dari aspek karena kedua morfem ini sangat sering dijumpai dan masih sedikit buku pelajaran yang membahas mengenai aspek dalam bahasa Jepang. Baik morfem 「~た」maupun morfem rangkap 「~ていた」sama-sama menunjukkan kelampauan dan sangat sulit untuk dibedakan. Penulis sering kali merasa kesulitan dalam membedakan kedua morfem tersebut. Apalagi pelajaran mengenai aspek dalam bahasa Jepang belum terlalu mendetail dan masih sangat jarang penelitian mengenai aspek.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas dan untuk menambah pengetahuan bagi pemelajar bahasa Jepang di Universitas Bina Nusantara pada khususnya dan masyarakat pemelajar bahasa Jepang pada umumnya, penulis akan menganalisis perbedaan fungsi morfem「~た」dan morfem rangkap 「~ていた」sebagai aspek, karena kedua morfem ini masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Buku yang akan dipakai sebagai korpus data adalah novel Ima Ai ni Yukimasu karangan Takuji Ichikawa. Novel ini dipakai sebagai korpus data karena di dalamnya banyak ditemukan contoh-contoh kalimat yang menggunakan morfem 「 ~ た」 dan morfem rangkap 「 ~ ていた」 yang merupakan bagian dari aspek dan juga karena ceritanya mudah dipahami.

(5)

1.2 Rumusan Permasalahan

Rumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah menganalisis perbedaan fungsi morfem「~た」dan morfem rangkap 「~ていた」sebagai sebuah aspek.

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Ruang lingkup permasalahan dalam skripsi ini adalah menganalisis perbedaan fungsi morfem「~た」dan morfem rangkap 「~ていた」sebagai sebuah aspek dalam novel Ima Ai ni Yukimasu karangan Takuji Ichikawa sebagai sumber data yang akan dianalisa. Penulis juga akan menggunakan buku-buku teori linguistik berbahasa Jepang yang akan digunakan sebagai landasan teori dalam bab 2.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami perbedaan fungsi morfem「~ た 」 dan morfem rangkap 「 ~ て い た 」 sebagai aspek. Sedangkan, manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat membantu mahasiswa jurusan Sastra Jepang untuk memahami perbedaan fungsi dari morfem「~た」dan morfem rangkap 「~ていた」 sebagai sebuah aspek, dan juga pembaca dapat mengetahui ada berapa fungsi dari morfem 「~た」dan morfem rangkap 「~ていた」sebagai aspek dan apa saja fungsi-fungsi tersebut.

(6)

1.5 Metode Penelitian

Pertama untuk mengumpulkan data dan teori pendukung, maka peneliti akan menggunakan metode kepustakaan. Data bisa diperoleh dari buku, komik dan juga internet. Peneliti dapat mencarinya di perpustakaan Universitas Bina Nusantara, Universitas Indonesia, dan perpustakaan Japan Fondation.

Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu melakukan analisis berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari korpus data yang digunakan penulis.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam bab 1 Pendahuluan, berisi gambaran tentang permasalahan secara umum dari topik yang akan diteliti oleh penulis. Dalam bab ini juga akan dijelaskan mengapa penulis mengambil topik ini untuk dijadikan penelitian. Bab ini merupakan pendahuluan dari penulisan skripsi. Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

Pada bab 2 Landasan Teori, penulis menguraikan teori-teori yang dijadikan sebagai landasan atau dasar dalam membahas permasalahan penelitian. Selain uraian teoritis, bab ini juga akan mencantumkan kutipan-kutipan cara pandang dari para pakar pada topik yang telah dipilih oleh penulis.

(7)

Pada bab 3 Analisis Data, berisi hasil analisis dari penulis. Setelah membaca dan menganalisis data, penulis akan memilah-milah data yang akan dijadikan sebagai acuan penelitian dan dengan itu penulis akan membandingkan dan meneliti antara teori yang ada dan materi dari korpus data.

Dalam bab 4 Simpulan dan Saran, penulis menjabarkan simpulan dari hasil analisis data yang ada pada bab 3, dengan bahasa yang lebih singkat dan jelas. Disamping itu, dalam bab ini juga berisi saran agar pihak-pihak yang terkait dapat mengambil manfaat dari penelitian ini. Dan untuk para peneliti selanjutnya dapat memberikan wawasan untuk melanjutkan penelitian ini.

Bab 5 Ringkasan, merupakan isi skripsi singkat dari isi penelitian penulis mulai dari latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, serta tujuan penelitian dan hasil penelitian sebagai jawaban dari permasalahan yang diangkat.

Referensi

Dokumen terkait

Dari gambar 4.12 sampai dengan 4.15 dapat dilihat bahwa saat tidak dihubungkan dengan jala-jala listrik sistem mampu mengirim dan menerima data dengan baik pada kecepatan

Biaya merepresentasikan investasi yang penting untuk menangkap nilai atau keuntungan- keuntungan dari proyek-proyek yang diajukan. Unit-unit TI atau bisnis bisa saja

Ide pokok paragraf 3: Selain itu, otot dalam tubuh manusia juga berperan dalam gerakan manusia yang tidak disengaja.. Ide pokok paragraf 4: Otot dalam tubuh juga berfungsi

• Sebagai contoh bila dikatakan Percentile ke‐ 95 dari suatu pengukuran tinggi badan berarti bahwa 95% populasi merupakan data tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan siaga bencana gempa bumi terhadap kesiapsiagaan anak-anak sekolah dasar dalam menghadapi

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis kayu alternatif pengganti kayu pokhout sebagai bantalan poros propeller, dengan proses impre!:,rnasi untuk

Proses pengenalan karakter plat nomor kendaraan bermotor dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu akuisisi citra, pra proses yang meliputi grayscale, binerisasi, segmentasi,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kerapatan dan luas mangrove di daerah penangkapan ikan, mengetahui hasil tangkap nelayan di kawasan mangrove