• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Sifat dan Ciri Tanah Ultisol

Ultisol di Indonesia cukup luas yaitu sekitar 38,4 juta hektar atau sekitar 29,7%

dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada Ultisol adalah pH rendah, kapasitas tukar kation rendah, kejenuhan basa rendah, kandungan unsur hara seperti N, P, K, Ca dan Mg rendah dan tingkat Al-dd yang tinggi, mengakibatkan tidak tersedianya unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman (Subagyo, dkk, 2002). Selain itu menurut Foth (1994) Ultisol merupakan tanah masam yang mempunyai tingkat kesuburan tanah yang rendah untuk tanaman pangan. Dimana dalam pemanfaatannya memiliki permasalahan diantaranya adalah memperlihatkan kandungan liat pada horizon argilik, kandungan bahan organik yang rendah pada semua horizon, kapasitas tukar kation yang relatif rendah dan jumlah basa dapat tukar dan persentase kejenuhan basa sangat rendah, serta terdapat kejenuhan aluminium yang tinggi.

Pelapukan yang lanjut pada tanah Ultisol dapat membentuk liat oksida hidrous Fe dan Al dalam jumlah yang tinggi dan dapat bereaksi dengan P membentuk sederetan hidroksid yang sukar larut sehingga kurang tersedia bagi tanaman (Tan, 1995).

Unsur Hara Posfor

Posfor merupakan unsur hara esensial. Tidak ada unsur hara lain yang dapat mengganti fungsinya di dalam tanaman, sehingga tanaman harus mendapatkan atau mengandung P secara cukup untuk pertumbuhannya secara normal. Fungsi penting

(2)

posfor di dalam tanaman yaitu dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya dan membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan. P dapat merangsang pertumbuhan akar, yang selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan bagian di atas tanah (Winarso, 2005). Pada tanaman muda, kadar P paling tinggi dijumpai pada pusat -pusat pertumbuhan. Seperti halnya unsur N, unsur P juga bersifat mobil, yaitu apabila tanaman defisiensi P maka P yang ada dalam jaringan tua dimobilisasi ke jaringan muda, sehingga yang defisiensi lebih dulu pada jaringan tua. Tanaman menyerap sebagian besar unsur hara P dalam bentuk ion orthofosfat primer H2PO42- . Sejumlah kecil diserap dalam bentuk ion orthofosfat sekunder HPO4-

. Ciri tanaman yang kekurangan P : tanaman menjadi kerdil, bentuk daun tidak normal dan apabila sudah parah maka bagian daun, buah, dan batang akan

mati dan warna daun akan berwarna ungu (akumulasi gula) (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Pengambilan P oleh tanaman tanaman jagung dipengaruhi oleh sifat akar dan sifat tanah dala menyediakan P. Sebaran akar di dalam tanah sangat penting dalam meningkatkan serapan P dan bobot kering tanaman terutama bila kepekatan P rendah dalam media tumbuh (Hakim, 2005).Serapan P sangat tergantung pada kontak akar dengan P dalam larutan tanah. Berarti volume akar yang kontak dengan besaran kepekatan P dalam larutan adalah faktor yang sangat menentukan serapan P tanaman.

Pada tanah masam umumnya ketersediaan unsur Al, Fe dan Mn larut lebih besar dimana ion ini dapat mengikat ion fosfat. Reaksi kimia antara ion fosfat dengan Fe dan Al larut akan menghasilkan hidroksi fosfat yang tidak larut. Dalam hal ini ion

(3)

fosfat menggantikan kedudukan ion OH- dari koloid tanah atau mineral dengan reaksi sebagai berikut :

Al3+ + H2PO4 + 2H2O 2H+ + Al(OH)2H2PO4

Larut Tidak Larut

Pada kebanyakan tanah masam konsentrasi ion-ion Fe dan Al jauh melampaui konsentrasi ion H2PO4 . Karena itu, reaksi di atas bergerak ke kanan membentuk fosfat tidak dapat larut. Dengan demikian hanya tertinggal sejumlah kecil ion H2PO4 yang segera tersedia bagi tanaman dalam keadaan tersebut (Buckman dan Brady, 1982).

Menurut Hakim (2005), dari pelapukan bahan organik akan dihasilkan asam humat, asam fulvat, serta asam-asam organik lainnya. Asam-asam itu dapat juga mengikat logam seperti Al dan Fe, sehingga mengurangi kemasaman serta pengikatan P sehingga P akan lebih tersedia. Anion-anion organik seperti sitrat,asetat, tartrat dan oksalat yang dibentuk selama pelapukan bahan organik dapat membantu pelepasan P yang diikat oleh hidroksida-hidroksida Al, Fe, dan Ca dengan jalan bereaksi dengannya membentuk senyawa kompleks.

Ketersediaan fosfor anorganik sebagian besar ditentukan oleh faktor berikut:

(1) pH tanah ; (2) besi, alumunium dan mangan yang dapat larut ; (3) terdapatnya mineral yang mengandung besi, alumunium dan mangan ; (4) kalsium tersedia dan mineral kalsium ; (5) jumlah dan dekomposisi bahan organik ; (6) kegiatan mikroorganisme. Empat faktor pertama saling berhubungan, karena efeknya sebagian besar tergantung pada pH (Buckman dan Brady, 1982).

(4)

Pada umumnya, kadar P di dalam tanah kebanyakan terdapat dalam bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman. Fosfat organik terlebih dahulu mengalami mineralisasi agar bisa dimanfaatkan tanaman. Tanaman menyerap P dalam bentuk ion orthofosfat yakni H2PO4-

, HPO42-

, dan PO43-

dimana jumlah dari masing-masing bentuk sangat tergantung terhadap pH tanah. Pada tanah yang bereaksi masam lebih banyak dijumpai bentuk H2PO4-

dan pada tanah alkalis adalah bentuk PO43-

. Kalau pH menurun menjadi sedikit atau cukup masam, bentuk ion ialah HPO4=

dan H2PO4-

(Damanik et al, 2010).

Akar tanaman yang kekurangan P akan sangat terhambat perkembangannya.

Akar menjadi pendek, membengkak, beruas – ruas serta perkembangan akar rambut menjadi kurang baik sehingga penyerapan unsur hara terganggu. Peningkatan pemakaian pupuk P akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat kering akar dan serapan P tanaman jagung (Damanik dan Fauzi, 1992).

Bahan organik di dalam tanah dapat mempengaruhi ketersediaan P melalui dekomposisinya yang menghasilkan asam organik dan CO2. Asam organik akan menghasilkan anion organik. Anion organik mempunyai sifat dapat mengikat ion Al, Fe dan Ca dalam larutan tanah. Dengan demikian konsentrasi ion Al, Fe dan Ca yang bebas dalam larutan akan berkurang sehingga diharapkan P tersedia akan lebih banyak. Dengan kata lain, kecepatan pelepasan P dari bentuk tidak tersedia menjadi bentuk tersedia adalah sangat bergantung pada pH tanah dan bahan organik (Ardjasa, 1994).

(5)

Pupuk SP-36

Pupuk SP-36 merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara fosfor karena keunggulan yang dimilikinya:

1) Kandungan hara fosfor dalam bentuk P2O5 tinggi yaitu sebesar 36%

2) Unsur hara fosfor yang terdapat dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air.

3) Tidak mudah menghisap air, sehingga dapat disimpan cukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik.

4) Dapat dicampur dengan pupuk Urea atau pupuk ZA pada saat penggunaan.

(Anonim, 2002).

Rumus kimia pupuk ini adalah Ca(H2PO4)2, mengandung kurang lebih 36%

P2O5 . Pupuk ini larut dalam air dan reaksinya di dalam tanah adalah netral. Sebagai pupuk komersil, pupuk ini berbentuk tepung kotor atau putih keabu-abuan (Hasibuan, 2004).

Vermikompos

Vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahan- bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah. Vermikompos merupakan campuran kotoran cacing tanah (casting) dengan sisa media atau pakan dalam budidaya cacing tanah. Oleh karena itu, vermikompos merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan (Anonim, 2010). Keuntungan vermikompos adalah prosesnya cepat dan kompos yang dihasilkan (kascing = bekas cacing) mengandung unsur hara tinggi.

(6)

Sementara komposisasi dengan cara konvensional membutuhkan waktu yang relatif lama dengan kandungan unsur hara yang lebih rendah.

Vermikompos memiliki beberapa keunggulan yaitu:

1) Vermikompos mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, K, Ca, Mg, S. Fe, Mn, Al, Na, Cu, Zn, Bo dan Mo tergantung pada bahan yang digunakan.

2) Vermikompos merupakan sumber nutrisi bagi mikroba tanah. Dengan adanya nutrisi tersebut mikroba pengurai bahan organik akan terus berkembang dan menguraikan bahan organik dengan lebih cepat. Oleh karena itu selain dapat meningkatkan kesuburan tanah, vermikompos juga dapat membantu proses penghancuran limbah organik.

3) Vermikompos berperan memperbaiki kemampuan menahan air, membantu menyediakan nutrisi bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah dan menetralkan pH tanah.

4) Vermikompos mempunyai kemampuan menahan air sebesar 40-60%. Hal ini karena struktur vermikompos yang memiliki ruang-ruang yang mampu menyerap dan menyimpan air, sehingga mampu mempertahankan kelembaban.

(Mashur, 2001).

Kompos Tithonia diversifolia

Tithonia diversifolia merupakan tanaman perdu, memiliki tinggi ± 3 m.

Memiliki batang yang tegak dan bulat. Berdaun tunggal,berseling, pertulangan

(7)

kelopak berbentuk tabung, berbulu halus, mahkota lepas, halus, kuning, benang sari bulat dan putiknya melengkung. Perakaran tanaman tunggang berwarna putih kotor (Anonim, 2007).

Tithonia diversifolia banyak tumbuh sebagai semak di pinggir jalan, tebing dan

sekitar lahan pertanian. Tanaman ini telah menyebar hampir di seluruh dunia, dan sudah dimanfaatkan sebagai kompos oleh petani di Kenya, namun di Indonesia belum banyak dimanfaatkan. Tithonia diversifolia merupakan sejenis tanaman liar yang dapat tumbuh di sembarang tanah, namun mengandung unsur hara yang tinggi terutama N, P, K (Hartatik, 2007). Jumlah P di daun tithonia lebih tinggi daripada tingkat yang ditemukan di tumbuhan polong yang biasanya digunakan di pertanian maupun pada hutan dan perkebunan (Wanjau, dkk, 2002).

Dari penelitian yang telah dilakukan Hakim, dkk (2008) kompos tithonia dapat menggantikan 50% pupuk buatan. Selain itu pemberian tithonia dapat meningkatkan kesuburan tanah/produktivitas lahan (menurunkan Al, serta meningkatkan pH tanah, bahan organik, kandungan hara N,P,K, Ca dan Mg tanah)

Tanaman Jagung Iklim

Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim sedang hingga beriklim subtropik/tropis basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 500LU – 400LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan selama masa pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari

(8)

yang penting dalam masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan terbaiknya antara 270 – 320 C (Purwono dan Hartono, 2005).

Jagung dapat ditanam di indonesia mulai dataran rendah sampai di daerah pengunungan yang memliliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Jagung yang ditanam di dataran rendah di bawah 800 m dpl dapat berproduksi baik dan diatas 800 m dpl pun jagung masih bisa memberikan hasil yang baik pula (Anonim, 1993).

Tanah

Jagung termasuk tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus dalam penanamanya. Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh di lahan kering, sawah dan pasang surut asalkan syarat tumbuh yang diperlukan terpenuhi. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol, latosol, dan grumosol. Tanah bertekstur lempung atau liat berdebu (latosol) merupakan jenis tanah yang terbaik untuk pertumbuhan jagung. Tanaman jagung akan tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur dan kayu humus, keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan jagung antara 5,6-7,5 (Purwono dan Hartono, 2005).

Pemupukan

Takaran pupuk untuk tanaman jagung pada tanah ultisol per hektar adalah urea 200 kg, SP-36 150 kg, dan KCl 75 kg. Pupuk urea diberikan 2 kali, masing-masing 1/2 bagian pada saat tanaman berumur 18 hari dan 35 hari. Sedangkan pupuk kandang, SP-36 dan KCl diberikan seluruhnya pada saat tanam (Sihotang, 2010).

Referensi

Dokumen terkait

Kemahiran interpersonal dengan strategi amalan membendung masalah disiplin pengawas sekolah menunjukkan hubungan yang kuat antara aspek memahami keperluan pelajar

Cup Sealer Semi Otomatis dapat menghasilkan hasil yang baik dengan variabel parameter penggepressan ditentukan pada kecepatan motor low (23,8 Rpm) dan temperatur

Pengawasan Ketenagakerjaan Terlaksananya Monev pelaksanaan Program Perlindungan dan pengembangan Lembaga Tenaga Kerja. 1 Keg BIDANG

Definisi bagi tajuk kajian Hubungan di antara Personaliti dan Efikasi Kendiri dalam kalangan Pelajar Sarjana dan Pelajar Doktor Falsafah bagi Program Bimbingan

Dalam kajian ini autoritatif merujuk kepada gaya yang di amalkan oleh ibu bapa dalam mendidik anak-anak serta kesannya terhadap pencapaian akademik

Dengan memberikan dukungan, dorongan, membantu pekerjaan ibu, mengurangi beban mentalnya, menghindari membahas masalah emosi, dan segera memberikan penanganan yang tepat

Hasil Pengolahan Data dan Analisis Harapan dan Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dan Daerah Palembang Bari Dimensi Tangibles ...36 4.3.

Perencanaan struktur pada laporan tugas akhir ini bertujuan untuk merencanakan suatu struktur gedung yang dapat menahan beban- beban yang akan terjadi termasuk