• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Ekspor

1. Pengertian Ekspor

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang- barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu (Triyoso, 2004).

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang- barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu (Utomo, 2000).

Ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa negara, di mana dapat mengadakan perluasan dalam suatu industri, sehingga mendorong dalam industri lain, selanjutnya mendorong sektor lainnya dari perekonomian (Baldwin, 2005).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas mengenai ekspor, makna inti dari ekspor adalah kegiatan menjual barang ke luar negeri dengan tujuan mencari keuntungan baik bagi perusahaan, individu, maupun bagi negara.

(2)

2. Prosedur Ekspor

Prosedur ekspor adalah langkah-langkah atau persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan kegiatan ekspor barang.

Bagan 2.1 Prosedur Ekspor sumber: djpen.kemendag.go.id

Dalam hal ini prosedur ekspor termasuk pengurusan dokumen-dokumen ekspor, persiapan barang ekspor, dan hal pembiayaan (Amir, 2004). Berikut adalah langkah-langkah untuk melengkapi prosedur ekspor:

a. Korespondensi, yaitu eksportir melakukan korespondensi dengan importir di luar negeri untuk menawarkan komoditas yang mau dijual

(3)

b. Pembuatan Kontrak Dagang, setelah importir setuju dengan semua kondisi yang ditawarkan oleh eksportir, kontrak dagang segera dibuat.

c. Penerbitan Letter of Credit (L/C), importir membuka L/C melalui bank koresponden di negaranya dan mengirimkan L/C tersebut ke bank devisa yang ditunjuk eksportir di Indonesia.

d. Mempersiapkan barang ekspor, dengan diterimanya L/C, eksportir segera mempersiapkan barang yang dipesan importir.

e. Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), pendaftaran dilakukan ke bank devisa dengan melampirkan keterangan sanggup membayar apabila barang ekspornya terkena pajak ekspor.

f. Pemesanan ruang kapal, dilakukan eksportir ke Perusahaan. Pelayaran Samudera atau perusahaan penerbangan.

g. Pengiriman barang ke pelabuhan. Tahapan ini dapat dilakukan oleh eksportir sendiri melalui perusahaan jasa pengiriman barang.

h. Pemeriksaan Bea Cukai, pihak Bea Cukai akan memeriksa barang-barang yang akan di ekspor beserta dokumennya. Setelah itu ia akan mendatangani pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB.

i. Pemuatan barang ke kapal. Setelah PEB ditandatangani oleh pihak Bea Cukai, barang bisa dimuat ke kapal. Kemudian pihak pelayaran akan memberikan B/L kepada Eksportir.

j. Surat Keterangan Asal Barang (SKA), surat ini bisa diperoleh dari Kanwil Depperindag atau kantor Depperindag setempat.

(4)

k. Pencairan L/C, apabila barang sudah dikapalkan, eksportir bisa mencairkan L/C ke bank dengan menyerahkan syarat B/L, faktur, packing list.

l. Pengiriman barang ke importir.

3. Dokumen Ekspor

Jenis-jenis dokumen yang diperlukan dalam melakukan ekspor antara lain:

a. Invoice

Invoice adalah dokumen nota/ faktur penjualan barang ekpor/impor. Diterbitkan oleh penjual/ eksportir/ pengirim barang. Di dalam invoice ini wajib mencantumkan: nomer dan tanggal dokumen invoice, Nama pembeli/ importir/

penerima barang/ consignee/ applicant, Nama barang, harga per unit (dijual berdasarkan, pcs/ kgm/ cbm/ dozen/ lainnya), harga total seluruh barang, cara penyerahan barang (FOB, CNF, CIF / lainnya). Hal-hal diatas perlu ditulis didalam invoice, adapun informasi lain dapat disertakan seperti: nama kapal/

pesawat, no container, tempat muat dan bongkar dan sebagainya. Invoice ini juga digunakan sebagai dasar untuk menghitung pajak / pungutan negara.

b. Packing List

Packing list adalah merupakan dokumen packing / kemasan yang menunjukkan jumlah, jenis serta berat dari barang ekspor/impor. Juga merupakan penjelasan dari uraian barang yang disebut di dalam commercial invoice. Diterbitkan oleh penjual/ eksportir/ pengirim barang. Di dalam Packing List ini wajib mencantumkan: nomer dan tanggal dokumen packing list, nama pembeli/ importir/ penerima barang/ consignee/applicant, nama

(5)

barang, jumlah dan jenis pengemas, berat bersih dan kotor dari barang- barang tercantum. Hal-hal diatas perlu ditulis, adapun informasi lain dapat disertakan seperti: nama kapal/ pesawat, no. container, tempat muat dan bongkar dan sebagainya. Packing list ini juga digunakan sebagai dasar pemeriksaan barang oleh pihak-pihak terkait.

c. COO/ SKA

COO (Certificate of origin) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Surat Keterangan Asal (SKA) merupakan suatu dokumen yang berdasarkan kesepakatan dalam suatu perjanjian antar negara baik perjanjian bilateral, regional maupun multilateral. Dokumen tersebut fungsinya sebagai “surat keterangan” yang menyatakan bahwa barang yang diekspor (atau diimpor) berasal dari suatu negara yang telah membuat suatu kesepakatan (agreement) dengan negara tersebut. Biasanya aggreement tersebut berkaitan dengan skema Free Trade Area dalam perdagangan internasional. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa Certificate Of Origin (COO) atau Surat Keterangan Asal (SKA) merupakan dokumen yang dibuat

oleh eksportir (seller) dan disertakan pada saat mengirim / mengekspor barang ke suatu negara tertentu dimana negara penerima barang tersebut telah menyepakati suatu perjanjian untuk memberikan suatu kemudahan bagi barang dari negara asal (origin) untuk memasuki negara tujuan tersebut, sebagai contoh kemudahan berupa keringanan bea masuk atau dengan kata lain fasilitas preferensi berupa pembebasan sebagian atau keseluruhan bea masuk impor yang diberikan oleh negara tertentu. Selain itu SKA juga

(6)

berfungsi sebagai dokumen yang menerangkan bahwa barang ekspor tersebut benar-benar berasal, dihasilkan atau diolah di negara asal yang disebutkan di dalamnya.

d. L/C

Letter of credit (L/ C) adalah surat dari bank ditujukan kepada eksportir yang menyatakan atas nama nasabah mereka (importir) akan membayar atau mengaksep draft yang diterbitkan oleh eksportir, dengan ketentuan semua syarat yang ditentukan dalam L/ C telah dipenuhi. L/ C pada umumnya cenderung ditujukan untuk kepentingan eksportir dan sebagai akibatnya eksportir akan mendesak importir agar menerbitkan L/ C guna kepentingannya sebelum pengapalan barang terjadi. L/ C dapat dikeluarkan oleh pedagang importir sendiri (merchant’s L/ C) tetapi mengingat resikonya maka sering dikehendaki L/ C yang dikeluarkan oleh bank (banker’s L/ C).

Dari sudut pandangan importir, L/ C yang ia minta untuk diterbitkan oleh sebuah bank tertentu adalah import credit (outward credit) dan biasanya L/ C tersebutdinamakan demikian oleh importir dan bank penerbit L/ C (opening/

issuing bank). Sebaliknya dari sudut pandangan advising bank yang meneruskan L/ C tersebut kepada eksportir atau melakukan pembayaran bertindak sebagai negotiating bank, L/ C tersebut dinamakan export credit (inward credit).

e. B/L

Bill of lading (B/L) adalah dokumen perjalanan atau pemuatan. B/L dikeluarkan oleh pihak pengangkut baik pelayaran, penerbangan atau lainnya

(7)

atau agennya yang menunjukkan bahwa pengirim mengirimkan barangnya dengan kesepakatan yang tertulis di dalam B/L tersebut. B/L ini jika oleh pelayaran lazim disebut Bill Of Lading (B/L) namun untuk maskapai penerbangan disebut Airwaybill, atau bahkan ada sebutan lain Ocean B/L, Marine B/L, Sea waybill. Apapun sebutan itu pada dasarnya sama adalah dokumen pengangkut, dan semua itu adalah dalam kategori B/L. Pendeknya B/L adalah bukti penyerahan / pengiriman barang dari pengirim kepada pelayaran untuk mengirimkan barangnya sampai ke tempat tujuan yang ditunjuk oleh si pengirim. Jadi B/L dapat berfungsi sebagai : Dokumen penyerahan barang dari eksportir kepada pihak ekspedisi, Dokumen kontrak perjalanan antara eksportir dengan perusahaan ekspedisi, Dokumen kepemilikan barang yang tertera dalam dokumen B/L. Dalam B/L wajib disebutkan : nomer dan tanggal B/L dan ditandatangani yang mengeluarkan, nama pengirim, penerima barang, pelabuhan muat, bongkar, nama sarana pengangkut, nama kapal atau pesawat dan nomor perjalanannya, nama, jumlah dan jenis barangnya, berat bersih atau kotor barang, model penyerahan barang, ongkos perjalanan dibayar dimuka atau dibelakang.

f. Sales Contract

Sales contract adalah dokumen/surat persetujuan antara penjual dan pembeli yang merupakan follow-up dari purchase order yang diminta importer.

Isinya mengenai syarat-syarat pembayaran barang yang akan dijual, seperti

(8)

harga, mutu, jumlah, cara pengangkutan, pembayaran asuransi dan sebagainya. Kontrak ini merupakan dasar bagi pembeli untuk mengisi aplikasi pembukaan L/C kepada Bank.

B.

Quality control

1. Pengertian Quality control

Quality control adalah semua usaha untuk menjamin (assurance) agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan konsumen.

Quality control menentukan komponen-komponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan untuk produksi mendatang jangan sampai rusak. Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak (Reksohadiprojo, 1995).

Quality control adalah prosedur yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa produk yang diproduksi atau servis yang diberikan sesuai dengan kriteria kualitas dan memenuhi persyaratan dari klien atau pelanggan. Quality control adalah fungsi penting dalam sebuah proses produksi karena melibatkan pemeriksaan produk sebelum produk tersebut dikapalkan ke pelanggan (Reddy, dkk, 2010).

Kualitas secara umum adalah membuat produk atau jasa yang tepat pada waktunya, pantas digunakan dalam lingkungan, memiliki zero defacts dan memusakan konsumen (Pond, 1995).

Kata quality atau kualitas sudah tidak asing lagi ditelinga kita bahkan melekat dalam kehidupan sehari-hari kita. Ketika kita membeli sebuah barang, selain harga yang terjangkau kita pasti menginginkan kualitas yang baik. Ketika bepergian, kita pasti

(9)

memilih maskapai penerbangan yang menawarkan kualitas yang baik. Jadi quality adalah hal yang sangat penting baik bagi produsen maupun konsumen produk dan jasa.

Untuk dapat diterima dengan baik dipasar, perusahaan harus menerapkan perbaikan dan pengendalian kualitas dengan baik dan benar karena kualitas merupakan hal penting dalam kesuksesan sebuah produk dan jasa. Perusahaan lebih memilih untuk meningkatkan kualitas daripada menurunkan harga yang berdampak pada penurunan kualitas.

2. Prinsip Dasar Quality control

Pada dasarnya, prinsip-prinsip dasar quality control tercakup dalam tiga tahap berikut, dimana penerapannya akan berbeda tergantung pada industri terkait:

a. Material Control

Material control adalah pekerjaan dari proses quality control untuk melakukan inspeksi dan menangani masalah kualitas sebelum proses perakitan dimulai.

Melakukan inspeksi terhadap kualitas material yang akan digunakan dalam proses produksi adalah sangat krusial karena material yang tidak sesuai standar akan menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas.

b. Process Control

Process control mencakup pengawasan kualitas selama proses perakitan untuk mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang mungkin timbul sebagai akibat dari perakitan. Perusahaan perlu melakukan kontrol proses agar dapat dengan

(10)

sesegera mungkin memperbaiki komponen-kompenen yang mungkin rusak selama proses produksi sehingga masalah dapat terselesaikan sebelum material menjadi produk jadi.

c. Finished product inspection

Merupakan proses terakhir sebelum produk di distribusikan untuk di jual kepada pelanggan. Perusahaan perlu memastikan bahwa produk yang dihasilkan dan kemudian akan dijual kepada pelanggan sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan dan memenuhi kriteria pelanggan.

Tujuan dari setiap perusahaan adalah sama yaitu untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan/harapan pelanggan, memenuhi syarat ISO dan dapat bersaing di pasar. Salah satu cara untuk memastikan bahwa standar kualitas yang diinginkan telah tercapai dengan biaya dan waktu yang tepat adalah dengan menerapkan quality control dalam organisasi tersebut.

Tidak peduli seberapa bagus produk dan servis yang ditawarkan, atau seberapa hebat layanan pelanggan sebuah perusahaan jika tidak memiliki sistem pengendalian mutu atau quality control yang efektif. Seperti yang kita ketahui, kabar buruk akan tersebar dengan cepat dan hal ini adalah fakta terutama dalam dunia bisnis. Mungkin hanya ada satu orang yang tidak puas dengan produk dan servis yang kita tawarkan, tetapi kita tidak boleh mengabaikan ketidakpuasan tersebut, karena apa yang terjadi jika seseorang yang tidak puas tersebut memutuskan untuk memberi tahu teman-temannya,

(11)

kemudian teman nya memberi tahu teman yang lain, atau mengungkapkan kekecewaannya melalui media sosial seperti facebook dan twitter dimana individu ini bisa mempengaruhi ribuan pelanggan potensial kita, seperti hal nya yang mungkin terjadi pada produsen furniture yang menarik produk nya dari pasaran karena adanya kerusakan pada bagian furmiture yang telah dipasarkan.

3. Manfaat Quality control

Berikut adalah beberapa manfaat quality control :

a. Keseragaman

Baik menyediakan produk atau jasa layanan, cacat apapun dalam produk dan servis akan berakibat buruk bagi perusahaan dan dapat menurunkan reputasi / kredibilitas. Program quality control di design untuk mencegah dan mengurangi cacat yang mungkin muncul dalam produk dan servis perusahaan.

b. Deteksi dini di proses manufaktur

(12)

Quality control memungkinkan perusahaan untuk mendeteksi adanya produk yang cacat dan memperbaiki mereka sebelum mencapai konsumen akhir.

c. Deteksi dalam industri jasa

Quality control atau feedback survey dapat didistribusikan kepada pelanggan untuk memantau tingkat kepuasan pelanggan sehingga perusahaan dapat menggunakan informasi ini untuk meningkatkan mutu pelayanan nya.

d. Prevention / Pencegahan

Menurut Juran dalam bukunya Quality control Handbook 1998, biaya untuk mendeteksi cacat produk rata-rata 20 sampai 40 persen dari total penjualan.

Quality control dapat membantu untuk mencegah cacat produk dengan mengidentifikasikan masalah sebelum terjadi.

e. Pertimbangan

Menurut pengacara litigasi produk cacat Denver, ribuan orang terluka setiap tahunnya karena produk yang cacat. Menerapkan quality control dapat membantu perusahaan menghemat jutaan dollar dalam tuntutan hukum atas produk yang cacat.

Dengan menerapkan quality control, perusahaan dapat memanfaatkan waktu dengan baik dalam proses produksi karena mengurangi re-work atas barang yang cacat, meningkatkan profitabilitas perusahaan, serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan menarik pelanggan baru.

Pada dasarnya perusahaan harus kembali kepada prinsip Total Quality Management dimana perbaikan kualitas adalah proses yang berfokus kepada pemuasan

(13)

kebutuhan pelanggan memerlukan kerja keras dan sikap mental untuk selalu melakukan perbaikan terus menerus melibatkan seluruh kekuatan sumber daya dalam perusahaan.

Quality control memungkinkan perusahaan untuk melakukan tindak pencegahan atas kemungkinan masalah yang timbul, dan meningkatkan jaminan mutu untuk produk dan jasa yang akan ditawarkan kepada pelanggan. Dengan demikian, kredibilitas dan kualitas perusahaan dimata pelanggan akan lebih di hargai.

Quality control merupakan suatu kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu atau ukuran seberapa dekat sebuah barang atau jasa memiliki kesesuaian dengan standar-standar yang dicantumkan yang dapat tercermin dalam hasil akhir atau pengendalian kualitas dapat dikatakan juga sebagai usaha untuk mempertahankan mutu dan kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan-kebijakan perusahaan (Yusuf, 2009).

4. Tujuan Quality control

Tujuan quality control adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi.

Tujuan Pengusaha menjalankan adalah untuk memperoleh keuntungan dengan cara yang fleksibel dan untuk menjamin agar pelanggan merasa puas, investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapat keuntungan untuk jangka panjang. Bagian pemasaran dan bagian produksi tidak perlu melaksanakan, tetapi perlu kelancaran

(14)

dengan memanfaatkan data, penelitian dan testing dengan analisa statistik dari bagian quality control yang disampaikan kepada pihak produksi untuk mengetahui bagaimana hasil kerjanya sebagai langkah untuk perbaikan. Saat pelaksanaan penguji quality control dan testing bila ditemukan beberapa masalah khusus, perlu dibuat suatu study agar dapat digunakan untuk mengatasi masalah di bagian produksi tersebut.

Di samping tersebut di atas tugas bagian quality control yaitu jika terjadi komplain, mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran untuk bisa diterima secara terpisah lalu dilaporkan kepada departemen terkait untuk perbaikan proses selanjutnya.

Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a.

Pengendalian biaya (Cost Control)

Tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan memberikan harga yang bersaing (Competitive price)

b.

Pengendalian Produksi (Production Control)

Tujuanya adalah agar proses produksi (proses pelaksanaan ban berjalan) bisa lancar, cepat dan jumlahnya sesuai dengan rencana pencapaian target.

c.

Pengendalian Standar Spesifikasi produk

Meliputi aspek kesesuaian, keindahan, kenyamanan dipakai dan sebagainya, yaitu aspek-aspek fisik dari produk.

d.

Pengendalian waktu penyerahan produk (delivery control)

Penyerahan barang terkait dengan pengaturan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat waktu pengiriman, sehingga dapat tepat waktu diterima oleh pembeli.

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Mejelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,

Adapun dasar pertimbangan dikeluarkannya Kepmendiknas tersebut adalah untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dan untuk memperoleh keterangan mengenai mutu pendidikan

Umumnya pembuatan biogas dilakukan dalam alat yang disebut digester yang kedap udara, sehingga proses penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme dapat

Masing-masing reaktor berukuran sama dengan penutup ulir serta dimodifikasi dengan dua pipa udara (0.5 inci) dan tiga lubang sampel dengan diameter 2 cm. Pipa dalam

tidak terpisah antara rawat jalan dan rawat inap digabungkan, jadikan memang sementara bentuk rekam medik kita dirumah sakit haji inikan belum instalasi kalau kita

1. Penerapan Model Project Based Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Disini pada siklus pertama memakai materi IPS sebagai mata pelajaran penelitian, dengan

dari pihak luar. 4) kemiskinan struktural: situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya sehingga proposal tugas akhir dengan judul “Analisa Kestabilan Lereng Tambang Terbuka Pada