8
TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2017) yang berjudul Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Kualitas Layanan terhadap Minat Beli Konsumen pada Brand Bakso Alex (Studi pada Konsumen Bakso Alex Surakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek, kualitas produk dan kualitas layanan terhadap minat beli konsumen pada produk Bakso Alex. Dengan menggunakan metode analisis data uji validitas, reliabilitas dan hipotesis untuk melihat seberapa besar pengaruh minat beli konsumen terhadap produk Bakso Alex. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa penyebaran kuisioner pada 100 responden konsumen Bakso Alex. Sumber data tersebut berdasarkan hasil pengolahan kuesioner melalui SPSS.
Teknik analisis data yang digunakan adalah uji validitas dengan semua variabel dinyatakan valid dengan nilai corrected item-total correlation masing-masing variabel diatas 0,195, uji reliabilitas dengan hasil pengujian penelitian ini masing-masing variabel dinyatakan reliabel dengan Cronbach Alpha diatas 0,600. Dengan kriteria bahwa minat beli konsumen serta variabel citra merek, kualitas produk dan kualitas layanan bernilai positif dan berpengaruh terhadap minat beli konsumen, uji hipotesis melalui uji t pada variabel citra merek, kualitas produk dan kualitas layanan signifikan. Uji F pada masing- masing variabel berpengaruh secara signifikan dan hasil uji R2sebesar 62,2% dan sisa nya dijelaskan oleh variabel lain sebesar 37,8%.
2. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Kosasih dan Liu (2015) yang berjudul analisa pengaruh kualitas produk, brand image, dan promosi tergadap minat beli pelanggan pada
populer bakery untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong minat beli pelanggan pada Populer Bakery. Data - data dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis deskriptif, analisis regresi linier berganda, dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor brand image tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli, sedangkan kedua faktor lainnya yaitu faktor kualitas produk dan promosi memiliki pengaruh yang signifikan dalam menimbulkan minat beli pelanggan di Populer Bakery Sidoarjo.
3. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Seran (2016) yang berjudul Pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli Produk Mie Instan “POP MIE” . Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh citra merek berpengaruh terhadap minat beli produk mie instan
“pop mie”. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 di Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta yang belum pernah membeli atau mengkonsumsi produk mie instan “pop mie”. Metode pengambilan sampel menggunakan metode incidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan
data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa citra merek berpengaruh terhadap minat beli produk mie instan “pop mie”.
B. Landasan teori 1. Brand Image
Merek merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek (Tjiptono, 2011:23). Hubungan terhadap suatu brand akan semakin kuat jika didasarkan
pada pengalaman dan mendapat banyak informasi. Nama Brand yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler & Armstrong, 2001:360)
Menurut Kotler (2009:29) pengukuran brand image dapat dilakukan berdasarkan aspek yang dimiliki sebuah merek, yaitu :
1. Kekuatan (strengthness)
Dalam hal ini adalah keunggulan yang dimiliki oleh merek yang bersifat fisik dan tidak ditemukan pada merek lainnya. Keunggulan merek ini mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek tersebut sehingga bisa dianggap sebagai sebuah kelebihan dibanding dengan merek lainnya. Yang termasuk pada sekelompok kekuatan (strenght) adalah keberfungsian semua fasilitas produk, penampilan fisik, harga produk, maupun penampilan fasilitas pendukung dari produk tersebut dan memiliki cakupan pasar yang luas.
2. Keunikan (uniqueness)
adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek diantara merek lainnya.
Kesan ini muncul dari atribut produk tersebut yang menjadi bahan pembeda atau diferensiasi dengan produk-produk lainnya. Yang termasuk dalam kelompok unik ini adalah variasi penampilan atau nama dari sebuah merek yang mudah diingat dan diucapkan, serta fisik produk itu sendiri.
3. Keunggulan (favorable)
Yang termasuk dalam kelompok favorable ini antara lain, kemudahan merek produk diucapkan serta kemampuan merek untuk tetap diingat oleh pelanggan yang membuat produk terkenal dan menjadi favorit di masyarakat maupun kesesuaian antara kesan
merek di benak pelanggan dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek yang bersangkutan.
Merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendifernsiasikan mereka dari para pesaing (American Marketing Association dalam Kotler & Keller, 2008:258). Manfaat merek menurut Tjiptono (2011:43) antara lain :
a. Bagi konsumen
Manfaat merek suatu produk bagi konsumen diantaranya : 1. Sebagai sumber identifikasi produk
2. Penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu.
3. Pengurang resiko
4. Penekan biaya pencarian
5. Janji atau ikatan khusus dengan produsen 6. Alat simbolis yang menggambarkan citra diri 7. Signal kualitas
b. Bagi penjual
Manfaat nama merek suatu produk bagi penjual diantaranya :
1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penangan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akutansi.
2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membeli di lain waktu.
4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing.
5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.
Sebuah merek dapat dikatakan sukses (succesful brand) apabila pembeli atau pemakainya mempersepsikan adanya nilai tambah relevan, unik, dan berkesinambungan yang memenuhi kebutuhannya secara paling memuaskan (Tjiptono, 2011:42).
2. Kualitas Produk
Diartikan sebagai totalitas fitur dan karakteristik produk barang atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau diimplisitasikan (Kotler & Amstrong, 2008:272). Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, dimana persaingan produk semakin marak, perkara kualitas produk menjadi sangat penting untuk ditonjolkan (Kosasih & Liu, 2015)
Dalam hal ini yang terpenting adalah perusahaan harus mampu menjaga konsistensi dari output produk pada tingkat kualitas yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen.
Semakin tinggi pula tingkat kualitas, semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan yang dihasilkan, yang dapat mendukung harga yang lebih tinggi dan (sering kali) biaya yang lebih rendah (Kotler & Keller, 2008:144).
Dalam kaitannya dengan kualitas produk, terdapat delapan dimensi kualitas produk yaitu (Tjiptono & Diana, 2001:27):
1. Kinerja (performance). Karakteristik operasi pokok dari produk inti.
2. Fitur (features). Karakteristik pelengkap atau sekunder.
3. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.
4. Konformasi (conformance), merupakan kesesuaian kinerja produk dengan dinyatakan dan disampaikan suatu produk. Ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk.
5. Daya tahan (Durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
6. Serviceability, yaitu kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi;
penangan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika (esthetics), yaitu menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai dengan panca indera (rasa, aroma, suara, dan seterusnya).
8. Persepsi terhadap kualitas (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Menurut Putro dkk. (2014), kualitas produk adalah sekumpulan ciri dan karakteristik suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang merupakan gabungan dari keandalan, ketepatan, kemudahan, pemeliharaan serta atribut yang terkandung dalam produk itu sendiri.
3. Minat Beli
Menurut Kotler & Keller (2012, p. 137) minat beli adalah perilaku pelanggan yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk
melakukan pembelian. Minat beli merupakan salah satu tindakan dari komponen perilaku dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya menghilangkan minat (Swastha & Irawan, 2003). Minat beli bisa menjadi motivasi konsumen untuk dapat menjadi suatu kebutuhan yang diinginkan dan menjadi kemungkinan untuk diterapkan ke keputusan pembelian. terdapat beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi minat beli seseorang, yaitu (Kosasih & Liu, 2015:3) :
1. Motivasi
Merupakan dorongan seseorang untuk melakukan tindakan untuk memuaskan kebutuhan maupun keinginannya agar dapat mengurangi ketegangan yang dimilikinya.
2. Persepsi
Dimana seorang individu melakukan pemilihan, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan yang diterima agar dapat menciptakan gambaran yang bermakna.
3. Pengetahuan
Suatu pembelajaran yang diterima sesorang dan dapat merubah perilakunya yang timbul dari pengalaman.
4. Keyakinan dan Pendirian
Merupakan sesuatu yang diperoleh seorang individu dengan cara bertindak dan belajar.
Menurut Ferdinand (2002) Minat beli dapat diidentifikasikan melalui indikator- indikator sebagai berikut :
1. Minat transaksional : kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
2. Minat referensial : kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
3. Minat preferensial : minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
4. Minat eksploratif : minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
C. Kerangka Pikir
Pada Penelitian ini Minat Beli sebagai Variabel Dependen (Y) yang dipengaruhi oleh 2 Variabel Independen brand image (X1), dan kualitas produk (X2). Variabel Dependen adalah Variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel-variabel yang mempengaruhinya atau lebih di kenal dengan Variabel Terikat. Sedangkan Variabel Independen adalah Variabel yang mempengaruhi keberadaan Y.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 2.1. Hubungan Brand Image dan Kualitas Produk terhadap Minat Beli
Berdasarkan kerangka pikir bahwa minat beli (Y) menurut Sindapati (2015) menunjukan bahwa brand image (X1) mempengaruhi minat beli, dan minat beli juga (Y) dipengaruhi oleh kualitas produk (X2) (Kosasih dan Liu 2015). Berdasarkan kerangka pikir, bahwa minat beli di pengaruhi brand image dan kualitas produk. Hasil dari kedua variabel tersebut akan dibandingkan dan akan diketahui mana yang lebih besar mempengaruhi minat beli.
D. Hipotesis
Penulis melihat adanya pengaruh dari brand image dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen Teh Racek dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan uraian diatas, maka hipotesis yang diperoleh adalah :
Pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli
Minat Beli (Y) Brand Image (X1)
1. Kekuatan 2. Keunikan 3. Keunggulan
Kualitas Produk (X2) 1. Performance 2. Feature 3. Reliability 4. Conformance 5. Durability 6. Esthetics
H1
H2 H3
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sindapati (2015) pengaruh iklan dan brand image Teh Botol Sosro terhadap minat beli konsumen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa brand image mempengaruhi minat beli. Dari uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan sebagai
berikut :
H1 : Diduga brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
Pengaruh Kualitas Produk terhadap Minat Beli
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Kosasih dan Liu (2015) yang berjudul Analisa pengaruh kualitas produk, brand image, dan promosi tergadap minat beli pelanggan pada Populer Bakery, menghasilkan penelitian bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. Dari uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut :
H2 : Diduga kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
Pengaruh Brand Image dan Kualitas Produk terhadap Minat Beli
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2017) yang berjudul Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Kualitas Layanan terhadap Minat Beli Konsumen pada Brand Bakso Alex (Studi pada Konsumen Bakso Alex Surakarta), menghasilkan penelitian bahwa brand image dan kualitas produk secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan
terhadap minat beli. Dari uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut :
H3 : Diduga brand image dan kualitas produk secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
Variabel yang Paling Berpengaruh terhadap minat beli
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016) analisis pengaruh citra merek, kualitas produk dan kualitas layanan terhadap minat beli konsumen pada produk smartphone samsung (Studi Pada Mahasiswa FEB UMS Surakarta), menghasilkan penelitian bahwa citra merek memiliki pengaruh dominan terhadap minat beli. Dari uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut :
H4 : Diduga kualitas produk memberikan kontribusi terbesar untuk mempengaruhi minat beli.