PENYELENGGARAAN SEKOLAH PASCA BERLAKUNYA UU BADAN HUKUM PENDIDIKAN
Prof.
Prof. Suyanto Suyanto Ph.D. Ph.D.
Direktur
Direktur Jenderal Jenderal
Direktorat Jenderal Mandikdasmen
MISSION INVISIBLE
1. UU BHP merupakan proses pendewasaan masyarakat dan satuan pendidikan dalam mengartikulasikan tujuan dan program pendidikan (Ps. 3 dan 14).
2. UU BHP menjamin demokratisasi pendidikan baik dalam arti pedagogis maupun manajemen (pasal 18 s.d. 23; 27; Penjelasan Umum butir a dan b).
3. UU BHP memberikan jaminan layanan pendidikan bermutu secara
non-diskriminatif kepada semua peserta didik (Pasal, 4 (ayat 2 d, e, f).
4. UU BHP menekankan proses selektif untuk menjadi satuan pendidikan dan penyelenggara pendidikan yang bertanggung jawab demi mutu pelayanan pendidikan (Pasal 8 (ayat 1); 7, dan 12).
5. UU BHP mendorong partisipasi masyakarakat dan pemerintah daerah dalam posisi setara (Pasal 5 s.d. 7; dan Pasal 40 (ayat 2).
MITOS
PERTAMA: UU BHP = LIBERASISASI PENDIDIKAN
Liberalisasi didasarkan pada kerangka World Trade Organization (WTO) yang menghasilkan the Doha Development Agenda (DDA) yang pada dasarnya menekankan perdagangan antar negara tanpa hambatan (non-protectionist) dan saling menguntungkan.
Suatu negara dapat memberlakukan “hambatan” dan tetap dianggap non-protectionist jika ada dua syarat: (1) tidak
melanggar kedaulatan suatu negara dan (2) consumer preference.
Di samping itu, penerapan liberalisasi diterapkan secara bertahap yang terdiri dari: (1) cross border supply, (2) consumption abroad, (3) commercial present, dan (4) movement of natural persons.
BHP Rambu-rambunya jelas sehingga tidak
KEDUA: UU BHP = KOMERSIALISASI PENDIDIKAN
Tidak ada pendidikan yang gratis. Gratis tergantung pada sudut pandang. Jika pemerintah yang membayar, maka pendidikan gratis dari sudut pandang orang tua, sebaliknya jika orang tua yang membayar maka pendidikan gratis dari sudut pandang pemerintah.
Tidak ada pendidikan bermutu yang tidak membutuhkan dana. Jer Basuki Mowo Beo (Every progres has its price).
UU BHP menekankan prinsip nirlaba (Pasal 4).
FUNGSI DAN TUJUAN BHP
FUNGSI BHP
“Badan hukum pendidikan berfungsi memberikan pelayanan pendidikan formal kepada peserta didik”
TUJUAN BHP
“Badan hukum pendidikan bertujuan memajukan pendidikan nasional dengan menerapkan
manajemen berbasis sekolah/madrasah pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah”
BHP TIDAK KOMERSIAL
BHP BERPRINSIP NIRLABA, SHU DITANAMKAN KEMBALI
JAMINAN BAGI PESERTA DIDIK MISKIN YANG QUALIFIED:
MIN. 20% KURSI DLM PENERIMAAN
BEASISWA ATAU BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN MINIMAL 20% PESERTA DIDIK
PUNGUTAN TERHADAP PESERTA DIDIK DIBATASI:
WAJAR DIKDAS PD BHP-NEGERI: GRATIS
PADA JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH BHP-NEGERI:
BIAYA INVESTASI: GRATIS
BIAYA OPERASIONAL: MAKSIMAL 1/3.
MEMPERKAYA DIRI DIHUKUM 5 TH PENJARA + DENDA 500 JT.
MODEL DEMOKRASI KHAS
DEMOKRASI “KEKITAAN,” SEMUA KELOMPOK PEMANGKU KEPENTINGAN TERWAKILI:
PEMILIK
MANAJEMEN
KARYAWAN (PENDIDIK DAN PEGAWAI)
PELANGGAN (PESERTA DIDIK)
PUBLIK, DLL.
TIDAK SEPERTI KORPORAT (DEMOKRASI “KEKAMIAN”), RUPS HANYA MENGAKOMODASI DEMOKRASI ANTAR
SESAMA PEMEGANG SAHAM
POTENSIAL DITERAPKAN PADA KOPERASI DAN
ORGANISASI LAIN YANG MENGEDEPANKAN SEMANGAT DAN SENTIMEN KEKITAAN
Korporasi VS BHP
SOSIALISME KAPITALISME
IDEOLOGI
NIRLABA LABA SEBANYAK
MUNGKIN PRINSIP
KEKITAAN KEKAMIAN
SENTIMEN KEBERSAMAAN
TIDAK ADA MANAJEMEN, KARYAWAN,
PELANGGAN, PUBLIK, DLSB
(KAMU) BERADA DI LUAR
KEBERSAMAAN
SEMUA PEMANGKU KEPENTINGAN PEMILIK (KAMI)
BERADA DI DLM KEBERSAMAAN
ORPK (MWA) LEMBAGA RUPS
KEBERSAMAAN DEMOKRATIS
BHP KORPORASI
PEMERINTAH TIDAK LEPAS TANGAN
Anggaran Dasar BHP-NEGERI DITUANGKAN DALAM PP atau PERATURAN KEPALA DAERAH.
AKTE NOTARIS Anggaran Dasar BHP-SWASTA HARUS DISETUJUI MENDIKNAS.
PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH MENJAMIN WAJAR DIKDAS GRATIS PADA BHP-NEGERI
PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH MENANGGUNG BIAYA OPERASIONAL WAJAR DIKDAS PADA BHP-SWASTA
PEMERINTAH DAN PEMDA MENJAMIN SELURUH BIAYA INVESTASI PLUS MIN. 1/3 BIAYA OPERASIONAL DIKMEN PADA BHP-NEGERI
PEMERINTAH DAN BHPP MENJAMIN SELURUH BIAYA INVESTASI PLUS MIN. ½ BIAYA OPERASIONAL DIKTI PD BHP-NEGERI
PEMERINTAH DAN PEMDA MEMBERIKAN BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN KEPADA PESERTA DIDIK MISKIN YG QUALIFIED .
PEMERINTAH DAN PEMDA MEMBERI BANTUAN PENDANAAN KEPADA SATUAN PENDIDIKAN SWASTA BER-BHP.
BHP PENYELENGGARA:
YANG BERBADAN HUKUM PENYELENGGARANYA
PENGAKUAN PENYELENGGARA SATUAN PENDIDIKAN
SWASTA YANG SUDAH ADA SEBAGAI BHP, DENGAN SYARAT MENJALANKAN FUNGSI-FUNGSI BHP.
BHP SATUAN PENDIDIKAN:
YANG BERBADAN HUKUM SATUAN PENDIDIKANNYA
TERDIRI DARI:
BHPP: UNTUK SATUAN PENDIDIKAN NEGERI PUSAT
BHPPD: UNTUK SATUAN PENDIDIKAN NEGERI DAERAH
BHPM: UNTUK SATUAN PENDIDIKAN SWASTA YANG DIDIRIKAN SETELAH UU BHP DISYAHKAN
IMPLIKASI UU BHP BAGI DIKDASMEN
1. ORGANISASI
PENERAPAN DI DIKDASMEN
SATUAN PENDIDIKAN NEGERI PUSAT
(DEPAG)
BHPP
JENIS SATUAN PENDIDIKAN JENIS BHP (UU) MADRASAH NEGERI
YANG:
MEMENUHI 8 SNP
BERAKREDITASI A SEKOLAH
NEGERI
MEMENUHI 8 SNP
BERAKREDITASI A BHPPD SEKOLAH/
MADRASAH SWASTA
YANG SUDAH ADA BHP
PENYELENGGARA
YANG BARU BHPM
Untuk menjadi Badan Hukum Pendidikan: Sekolah harus baik dan berkualitas dulu
ORGAN, FUNGSI, DAN PERTANGGUNGJAWABAN
AUDIT
NON AKADEMIK (Pengawasan)
REPRESENTASI PEMANGKU KEPENTINGAN
(PENENTUAN KEBIJAKAN UMUM)
PENGELOLA PENDIDIKAN
(PENGELOLAAN)
REPRESENTASI PENDIDIK (PENGAWASAN)
A. Pendidikan Tinggi
REPRESENTASI PEMANGKU KEPENTINGAN
(PENENTUAN KEBIJAKAN UMUM)
PENGELOLA PENDIDIKAN
(PENGELOLAAN)
B. Pendidikan Dasar dan Menengah
ORGAN, FUNGSI, DAN
PERTANGGUNGJAWABAN
TATA KELOLA
BHP PENYELENGGARA DIKDASMEN MEMILIKI FUNGSI POKOK:
1) PENENTUAN KEBIJAKAN UMUM 2) PENGELOLAAN PENDIDIKAN
BHP PENYELENGGARA DIKDASMEN MEMILIKI ORGAN:
1) REPRESENTASI PEMANGKU KEPENTINGAN YANG MENJALANKAN FUNGSI PENENTUAN KEBIJAKAN UMUM
2) PENGELOLA PENDIDIKAN YANG MENJALANKAN
FUNGSI PENGELOLAAN PENDIDIKAN
SUSUNAN ORGAN REPRESENTASI PEMANGKU KEPENTINGAN
1. PENDIRI ATAU WAKIL PENDIRI
2. PEMIMPIN ORGAN PENGELOLA PENDIDIKAN 3. WAKIL PENDIDIK
4. WAKIL TENAGA KEPENDIDIKAN
5. WAKIL KOMITE SEKOLAH/MADRASAH
ORGAN PENGELOLA PENDIDIKAN
1. MERUPAKAN ORGAN BHP YANG MENGELOLA PENDIDIKAN
2. MEMILIKI OTONOMI DALAM
MENGIMPLEMENTASIKAN MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
2. PENGELOLAAN
Memberikan otonomi kepada sekolah dengan menerapkan skema Manajemen Berbasis
Sekolah;
Menjamin kemandirian satuan pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
serta bertanggung jawab kepada pemangku pendidikan;
Menjamin adanya transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan program.
SUBSTANSI OTONOMI
“OTONOMI” DIIMBANGI DENGAN “AKUNTABILITAS” YANG SETIMPAL
PENDIDIK, TENAGA KEPENDIDIKAN, DAN PESERTA DIDIK DIPERLAKUKAN DEWASA.
LINGKUNGAN KELEMBAGAAN KONDUSIF BAGI TUMBUHNYA PRIBADI YANG:
“MANDIRI, BERTANGGUNGJAWAB, DEMOKRATIS,”
“KREATIF, INOVATIF, ENTREPRENURIAL,” DAN
“TIDAK BERMENTAL KULI”
CAKUPAN OTONOMI YANG SAMA ANTARA SATUAN PENDIDIKAN NEGERI DAN SWASTA
CAKUPAN OTONOMI DALAM BHP DI DIKDASMEN
MBS (TERMASUK BOS DAN KTSP)
OTONOMI MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
OTONOMI DALAM PERIKATAN
OTONOMI MANAJEMEN OPERASI
OTONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
OTONOMI MANAJEMEN PERSONALIA
OTONOMI MANAJEMEN KEUANGAN
BLOCKGRANT
PUNGUTAN PADA BHPP BUKAN PNBP
OTONOMI ADMINISTRASI DAN UMUM
Status: pendidik dan tenaga kependidikan dapat berstatus Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan atau pegawai Badan Hukum Pendidikan.
Ikatan kerja: Pendidik dan Tenaga Kependidikan membuat perjanjian kerja dengan pemimpin Organ pengelola BHPD dan atau BHPM.
Penggajian berdasarkan pada sistem remunerasi dari pemerintah, pemerintah daerah, dan atau Badan Hukum Pendidikan.
3. PESONALIA
Personalia dari Satuan Pendidikan BHP meliputi: Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4. PENDANAAN
Pendanaan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah:
Sumber: merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Prinsip: mandiri, nirlaba, akuntabilitas, transparansi, keadilan, kecukupan, keberlanjutan, dan partisipasi atas tanggungjawab negara.
Penggunaan: biaya investasi, beasiswa, biaya operasional, dan bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik (miskin).
Arah pembiayaan menuju Standar Nasional Pendidikan
UU BHP TIDAK
MENDISKRIMINASI SWASTA
Pendidikan adalah tanggung-jawab negara
MESKIPUN BEGITU, SISDIKNAS MEMBERIKAN PELUANG DAN KESEMPATAN KEPADA SWASTA IKUT
MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN
KONSEKUENSINYA, bersedia menanggung biaya investasi dan biaya operasional
SEBAGAI APRESIASI DAN PENGHARGAAN:
UU SISIDKNIAS: PEMERINTAH DAN PEMDA “dapat membantu”
UU BHP: PEMERINTAH DAN PEMDA “MEMBANTU”
PENDANAAN UNTUK BHPM (Pasal 44 UU BHP)
1) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya menanggung dana pendidikan untuk BHPM dan BHP Penyelenggara, dalam menyelenggarakan program wajib belajar pendidikan dasar, untuk biaya operasional dan beasiswa, serta bantuan biaya investasi dan bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik sesuai dengan standar
pelayanan minimal untuk mencapai standar nasional pendidikan.
2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberikan bantuan dana pendidikan pada BHPM dan BHP
Penyelenggara.
3) Dana pendidikan dari Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya pada badan hukum
pendidikan diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan
5. AKUNTABILITAS
Akuntabilitas Satuan Pendidikan tercermin pada tugas dan wewenang organ pengontrol pelaksanaan program yang terdiri dari: (1) organ representasi pemangku kepentingan, (2) organ representasi pendidik, dan (3) organ audit bidang non-akademis, dan (4) organ pengelola pendidikan.
a. Akuntabiltas terhadap pemangku kepentingan antara lain meliputi:
Isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
Kebijakan umum satuan pendidikan
Program jangka panjang
Kinerja representasi pendidik
b. Akuntabiltas terhadap organ representasi pendidik antara lain meliputi:
Penetapan norma dan ketentuan akademik
Kebijakan kurikulum dan proses pembelajaran
Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
c. Akuntabilitas terhadap organ audit non akademik antara lain meliputi:
Pelaksanaan program internal dan eksternal bidang non- akademik
Kinerja bidang non-akademik
d. Akuntabilitas terhadap organ pengelola antara lain meliputi:
Kinerja manajemen satuan pendidikan
Perencanaa dan program tahunan
MASA TRANSISI
NEGERI
SATUAN PENDIDIKAN TATA KELOLA
PENDANAAN
SEKOLAH/
MADRASAH YANG:
MEMENUHI 8 SNP
BERAKREDITASI A
4 TAHUN 4 TAHUN
SWASTA YANG SUDAH ADA 6 TAHUN 6 TAHUN YANG BARU 0 TAHUN 0 TAHUN
MEKANISME PENDIRIAN BHP JENJANG
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
MEKANISME PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN PEMERINTAH (BHPP)
Permendiknas No. 71 tahun 2009 pasal 3
Biro Humor dan Ditjen Mandikdasmen (Menyusun RPP AD
BHPP)
Pemerintah (Menyusun Studi Kelayakan)
Mendiknas Up. Biro Hukum dan Organisasi
Mendiknas, Menkeu dan Menpan (Koordinasi pemisahan dan pengalihan kekayaan negara sbg kekayaan awal BHPP, kelembagaan
dan kepegawaian )
Penetapan PP BHPP
Menteri Pendidikan Nasional Menkumham
(Harmonisasi RPP)
Setneg Presiden
MEKANISME PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN PEMDA (BHPPD)
Penetapan Peraturan BHPPD
Biro/Bagian Hukum dan Dinas Pendidikan
(Menyusun RP Gub/Bup/Wal AD
BHPPD)
Gubernur/Bupati/
Walikota (Harmonisasi RP Gub/Bup/Wal AD
Dinas Pendidikan (Menyusun Studi Kelayakan)
Gub/Bup/Wali Up. Biro/Bagian Hukum
Gub/Bup/Wal dan Instansi Terkait (Koordinasi pemisahan dan pengalihan kekayaan negara sbg kekayaan
Permendiknas No. 71 tahun 2009 pasal 4
Dinas Pendidikan
MEKANISME PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN MASYARAKAT (BHPM)
PENGESAHAN BHPM
PENILAIAN
Tidak
Setuju
Orang/Masyarakat (Menyusun Studi Kelayakan,
Rancangan Akta Pendirian/
AD BHPM yang sudah dikonsultasikan ke Notaris)
Mendiknas Up.
Biro Hukum dan Organisasi
Tim Penilai NOTARIS
(Pembuatan Akta Pendirian BHPM)
1
2
3
4 4
5
6
7
Permendiknas No. 71 tahun 2009 pasal 5
STUDI KELAYAKAN BHPP, BHPPD dan BHPM
Minimal berisi:
a. Latar belakang dan tujuan pendirian b. Bentuk dan nama sekolah/madrasah c. Kebutuhan masyarakat terhadap lulusan d. Prospek minat siswa
e. Kurikulum
f. Tata kelola yang dapat mewujudkan prinsip nirlaba, MBS/M, Akuntabilitas,
transparansi, layanan prima, akses yang berkeadilan, keberagaman, keberlanjutan, dan partisipasi atas tanggungjawab negara yang paling sedikit meliputi:
1) Susunan Organisasi
2) SDM serta pengembangannya
3) Sumber dana untuk pembiayaan 5 tahun yang meliputi biaya investasi, biaya operasional, beasiswa, dan bantuan biaya pendidikan
4) Sistem pengelolaan keuangan
5) Sarana dan prasarana (lahan, ruang belajar, ruang guru, ruang lab/bengkel/studio, ruang kantor) serta pengembangannya.
6) Daya tampung siswa 5 (lima) tahun mendatang
g. Sistem Penjaminan mutu pendidikan yang akan diterapkan, paling sedikit meliputi:
1) Kebijakan sistem penjaminan mutu 2) Manual Sistem Penjaminan mutu
3) Standar Dalam Sistem Penjaminan Mutu
4) Dokumen yang digunakan dalam sistem penjaminan mutu
MEKANISME PERUBAHAN BHP JENJANG
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PENILAIAN Menteri Lain/
Kepala LPND
Biro Humor dan Ditjen Mandikdasmen (Penelaahan RPP AD
BHPP)
Tidak
Setuju
Menteri Pendidikan Nasional
Satuan Pendidikan (Menyusun Rencana
Perubahan S/M, RPP Pendirian/
AD BHPP)
Setuju Mendiknas Up.
Biro Hukum dan Organisasi
Tim Penilai
Mendiknas, Menkeu dan Menpan (Koordinasi pemisahan dan pengalihan kekayaan negara sbg kekayaan awal BHPP, kelembagaan Menkumham
(Harmonisasi RPP)
Setneg Presiden
MEKANISME PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN PEMERINTAH
MENJADI BHPP
Permendiknas No. 71 tahun 2009 pasal 7
MEKANISME PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN PEMDA MENJADI
BHPPD
Penetapan Peraturan BHPPD
PENILAIAN Dinas Pendidikan
Biro/Bagian Hukum dan Dinas Pendidikan (Penelaahan RP Gub/Bup/Wal
AD BHPPD)
Tidak
Setuju
Gubernur/Bupati/
Walikota
Satuan Pendidikan (Menyusun Rencana
Perubahan S/M, RP Gub/Bup/Wal
Pendirian/
AD BHPP)
Setuju Gub/Bup/Wali Up. Biro/Bagian Hukum
Tim Penilai
Gub/Bup/Wal dan Instansi Terkait (Koordinasi pemisahan dan
pengalihan kekayaan negara sbg kekayaan awal BHPP, kelembagaan
dan kepegawaian )
Permendiknas No. 71 tahun 2009 pasal 8
MEKANISME PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN MASYARAKAT
MENJADI BHPM
PENGESAHAN BHPM
PENILAIAN
Tidak
Setuju
Penyelenggara Pendidikan (Menyusun Rencana
Perubahan S/M, Rancangan Akta Pendirian/
AD BHPM yang sudah dikonsultasikan ke Notaris)
Mendiknas Up.
Biro Hukum dan Organisasi
Tim Penilai NOTARIS
(Pembuatan Akta Pendirian BHPM)
1
2
3
4 4
5
6
7
MEKANISME PENGAKUAN PENYELENGGARA
(YAYASAN, PERKUMPULAN, DAN BADAN HUKUM LAIN) SEBAGAI BHP PENYELENGGARA
PENILAIAN
Tidak
Setuju
Penyelenggara (Menyusun Rencana Perubahan Akta Pendirian/AD,
Khusus bagian tata kelola penyelenggara disesuaikan dgn tata kelola BHP yang sudah
dikonsultasikan ke Notaris)
Mendiknas Up.
Biro Hukum dan Organisasi
Tim Penilai
NOTARIS Atau Pejabat yang
berwenang membuat Akta
1
2
3
4 4
Penyelenggara (mengubah akta pendirian
dihadapan notaris atau pejabat berwenang
membuat akta) Menkumham atau
Menteri yang berwenang atas
Badan Hukum tersebut
6 6
Pemberitahuan
8 Penyampaian fotocopy penerimaan pemberitahuan kpd Menkumham atau menteri lain yang berwenang
Permendiknas No. 71 tahun 2009 pasal 11
7 Potocopy tanda terima
Rencana Perubahan BHPP, BHPPD dan BHPM
Minimal berisi:
a. Latar belakang dan tujuan perubahan b. Bentuk dan nama sekolah/madrasah c. Kurikulum
d. Tata kelola yang dapat mewujudkan prinsip nirlaba, MBS/M, Akuntabilitas,
transparansi, layanan prima, akses yang berkeadilan, keberagaman, keberlanjutan, dan partisipasi atas tanggungjawab negara yang paling sedikit meliputi:
1) Susunan Organisasi
2) SDM serta pengembangannya
3) Sumber dana untuk pembiayaan 5 tahun yang meliputi biaya investasi, biaya operasional, beasiswa, dan bantuan biaya pendidikan
4) Sistem pengelolaan keuangan
5) Sarana dan prasarana (lahan, ruang belajar, ruang guru, ruang lab/bengkel/studio, ruang kantor) serta pengembangannya.
e. Sistem Penjaminan mutu pendidikan yang akan diterapkan, paling sedikit meliputi:
1) Kebijakan sistem penjaminan mutu 2) Manual Sistem Penjaminan mutu
3) Standar Dalam Sistem Penjaminan Mutu
4) Dokumen yang digunakan dalam sistem penjaminan mutu
f. Rencana Pengembangan
PENGGABUNGAN DAN PEMBUBARAN BHP
PENGGABUNGAN BHP
1) 2 ATAU LEBIH BHP BERGABUNG MENJADI 1 BHP YANG BARU
2) ASET DAN UTANG BHP LAMA BERALIH KEPADA BHP BARU
PEMBUBARAN BHP
1) BHP BUBAR KARENA KEPUTUSAN PENGADILAN
DENGAN ALASAN: MELANGGAR KETERTIBAN UMUM, KESUSILAAN ATAU PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN, PAILIT, DAN ASET TIDAK CUKUP MELUNASI UTANG
2) PEMBUBARAN BHP TERSEBUT DIIKUTI DENGAN LIKUIDASI
TEMPLATE ANGGARAN DASAR
1. Anggaran Dasar Sekolah/Madrasah Negeri Ber- BHPP
( Lampiran 1 Permendiknas No. 71 Tahun 2009)2. Anggaran Dasar Sekolah/Madrasah Negeri Ber- BHPPD
( Lampiran 2 Permendiknas No. 71 TAhun 2009)3. Anggaran Dasar Sekolah/Madrasah Swasta Ber- BHPM
( Lampiran 3 Permendiknas No. 71 Tahun 2009)4. Anggaran Dasar Sekolah/Madrasah Swasta Ber- BHP Penyelenggara
( Lampiran 4 Permendiknas No. 71 Tahun 2009)
KESIMPULAN
1. BHP menuntut adanya kemandirian dan profesionalisme satuan pendidikan dasar dan menengah. Mayoritas satuan pendidikan dasar masih belum siap untuk melaksanakan, dan oleh karena itu perlu dilaksanakan secara bertahap mulai dari SBI dan kemudian pada SSN.
2. Penerapan remunerasi kepada pendidik dan tenaga kependidikan harus memberikan benefit yang tinggi kepada peserta didik. Oleh karena itu, satuan pendidikan dasar dan menengah yang
mengadopsi BHP, seluruh pendidik dan tenaga kependidikannya telah menduduki jabatan profesional.
KESIMPULAN
(lanjutan)3. Berdasarkan pada aturan peralihan dari UU BHP, diberikan waktu empat tahun untuk menyesuaikan tata kelolanya sebagai BHPPD. Konsekuensi dari hal ini kesiapan dan komitmen
pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan, terutama adanya ketentuan untuk menggunakan skema pendanaan sesuai dengan pasal 40 ayat (5) dari UU ini yakni minimal 20% dari APBD.
4. Orang tua sebagai pemangku kebijakan perlu untuk terlibat
langsung pada proses penentuan kebijakan umum dan penyusunan program tahunan sebagai bagian dari transparansi. Hal ini
menuntut adanya pengetahuan tentang pedagogical bussiness dari orang tua jika efektivitas dan efficacy menjadi kriteria keberhasilan pelaksanaan program pada tingkat satuan
pendidikan.