• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. nilai kualitas lingkungan hidup Indonesia pada tahun 2011 sebesar 60,25 dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. nilai kualitas lingkungan hidup Indonesia pada tahun 2011 sebesar 60,25 dari"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kinerja lingkungan yang tergolong buruk. Menteri lingkungan hidup menyatakan bahwa nilai kualitas lingkungan hidup Indonesia pada tahun 2011 sebesar 60,25 dari skala 100. Nilai tersebut didapat dari tiga indikator, yaitu kualitas air sungai, kualitas udara, dan tutupan hutan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2011).

Sedangkan hasil riset dari World Economic Forum bekerja sama dengan Universitas Yale dan Universitas Colombia menunjukkan bahwa nilai Environmental Performance Index (EPI) Indonesia pada tahun 2011 sebesar 52,29

dan menempati peringkat 74 dari 132 negara di dunia (Universitas Yale, 2011).

Greenpeace Indonesia (2012) menyebutkan bahwa penyebab utama rendahnya kualitas lingkungan Indonesia adalah adanya pencemaran yang dilakukan oleh industri di Indonesia. Data Greenpeace Indonesia menyebutkan bahwa limbah industri, terutama industri manfaktur, saat ini sudah berada di luar kendali, sehingga menyebabkan kerusakan jangka panjang terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Industri manufaktur sering kali membuang bahan kimia berbahaya dari sisa manufaktur proses produksi (Greenpeace Indonesia, 2012). Bahan kimia berbahaya langsung dibuang secara tidak bertanggung jawab sebagai limbah tanpa

(2)

2 ada pengelolaan. Sebagai contoh perusahaan manufaktur yang menyumbang pencemaran terbanyak adalah industri tekstil. Greenpeace Indonesia (2012) menyebutkan bahwa proses pencetakan dan pewarnaan tekstil yang menggunakan bahan kimia secara intensif, telah membuat Sungai Citarum menjadi salah satu sungai terkotor di dunia.

Fakta tentang isu lingkungan hidup menjadikan perusahaan harus berfokus pada kelestarian lingkungan hidup. Selain harus mencapai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham, perusahaan juga berkewajiban untuk melalukan usaha pelestarian lingkungan hidup agar tercapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut membuat perusahaan menerapkan “green attitude” agar bisa meningkatkan proses bisnisnya (Al-Najjar dan Anfimiadou, 2012). Kinerja lingkungan perusahaan merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam mengukur keunggulan kompetitif perusahaan.

Perusahaan menganggap bahwa penyelesaian masalah lingkungan dan pencapaian visi perusahaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan (Hansen dan Mowen, 2007).

Eko-efisiensi sebagai salah satu indikator kinerja lingkungan bukan merupakan istilah yang baru diperkenalkan. Stephan Schmidheiny telah memperkenalkan istilah eko-efisiensi dalam bukunya yang berjudul “Changing Course” sejak tahun 1992, yaitu sejak adanya Earth Summit di Rio de Janeiro

pada tahun 1992. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mengungkapkan bahwa eko-efisiensi merupakan penyediaan barang dan jasa dengan harga bersaing yang memuaskan kebutuhan dan meningkatkan

(3)

3 kualitas hidup manusia, serta secara progresif mengurangi dampak terhadap lingkungan dan mengurangi intensitas penggunaan sumber daya sampai seminimal mungkin (WBCSD, 2000).

Bran et al. (2011) mengemukakan bahwa mengurangi konsumsi air, mengurangi konsumsi energi, dan pengurangan jumlah sampah dan limbah yang dihasilkan akan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Pengurangan konsumsi air dan pengurangan limbah yang diiringi dengan kestabilan atau peningkatan produksi akan meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan.

Beberapa penelitian telah mengungkapkan konsep eko-efisensi serta pengaruhnya. Guenster et al. (2006) menemukan bahwa eko-efisiensi berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi dan nilai perusahaan di Amerika Serikat. Sinkin et al. (2008) dan Al-Najjar dan Anfimiadou (2012) menuliskan tentang eko-

efisiensi dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sinkin et al. (2008) mengungkapkan bahwa meningkatkan keefektifan proses bisnis dan secara simultan mengurangi dampak lingkungan akan meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian tersebut dilakukan pada perusahaan di Amerika Serikat. Al-Najjar dan Anfimiadou (2012) melakukan penelitian di Inggris.

Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan eko-efisiensi memperoleh manfaat dari adanya kompetisi dan akses modal yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian terdahulu mengenai eko-efisiensi lebih banyak meneliti manfaat eko-efisiensi dalam meningkatkan nilai perusahaan,

(4)

4 sedangkan dalam kenyataan masih banyak manfaat eko-efisiensi terhadap perusahaan, misalnya manfaat eko-efisiensi terhadap cost of equity capital.

Cost of equity capital adalah cerminan biaya yang harus ditanggung

perusahaan untuk memperoleh modal dari investor. Botosan (1997) meneliti mengenai pengaruh pengungkapan terhadap cost of equity capital. Hasil menyebutkan bahwa lebih tingginya pengungkapan sukarela menghasilkan cost of equity capital yang lebih rendah. Sejalan dengan penelitian Botosan (1997),

Mangena et al. (2012) menemukan bahwa pengungkapan intellectual capital berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital. El-Ghoul et al. (2011) mengemukakan bahwa perusahaan yang meningkatkan investasi untuk meningkatkan hubungan dengan karyawan, memperbaiki kebijakan lingkungan, dan meningkatkan strategi produk mempunyai cost of equity capital yang lebih rendah. Penelitian mengenai cost of equity capital tersebut belum mengungkap cost of equity capital dalam hubungannya dengan eko-efisiensi.

Penelitian yang pernah dilakukan belum meneliti pengaruh eko-efisiensi terhadap cost of equity capital secara langsung, sedangkan Hansen dan Mowen (2007) menjelaskan bahwa salah satu keuntungan dari eko-efisiensi adalah perusahaan dapat memperoleh keuntungan eksternal. Keuntungan eksternal yang dimaksud adalah keuntungan berupa cost of capital yang lebih rendah. Namun, konsep ini belum pernah diuji secara empiris. Penelitian terdahulu secara tidak langsung mengungkap hubungan eko-efisiensi dan cost of equity capital. Eko- efisiensi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Guenster et al., 2006;

Sinkin et al., 2008; Al-Najjar dan Anfimiadou, 2012). Nilai perusahaan yang

(5)

5 meningkat merupakan bentuk dari peningkatan kesejahteraan pemegang saham. El Ghoul et al. (2011) menyatakan bahwa investor akan menanamkan modalnya jika mereka mengetahui bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik, dalam hal ini adalah perusahaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan pemegang sahamnya. Meningkatnya nilai perusahaan dan jumlah investor akan mengurangi cost of equity capital (Merton, 1987 dalam El Ghoul et al., 2011). Hal tersebut menjadi motivasi penulis untuk meneliti pengaruh eko-efisiensi terhadap cost of equity capital perusahaan manufaktur di Indonesia.

Penelitian terdahulu mengenai eko-efisiensi dan cost of equity capital dilakukan di negara maju, yaitu Amerika Serikat dan Inggris. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena dilakukan di negara berkembang, yaitu Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan kinerja lingkungan yang tergolong buruk, yaitu peringkat 74 dari 132 negara di Dunia (Universitas Yale, 2012). Selain itu, pasar modal Indonesia merupakan pasar modal yang masih berkembang. Investor belum sepenuhnya mampu merespon pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan dalam laporan tahunannya (Utami, 2005).

Penulis memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian. Hal tersebut karena data Greenpeace Indonesia menyebutkan bahwa limbah industri manfaktur saat ini sudah berada di luar kendali sehingga menyebabkan kerusakan jangka panjang terhadap kesehatan manusia dan lingkungan (Greenpeace Indonesia, 2012). Alasan lain mengapa penulis memilih perusahaan manufaktur adalah industri manufaktur merupakan sektor industri yang menyumbang kontribusi terbesar untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sektor

(6)

6 industri manufaktur menyumbang sebesar 23,94% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia (BPS, 2013).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul penelitian

“Analisis Pengaruh Eko-efisiensi terhadap Cost of Equity Capital, Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah eko-efisiensi berpengaruh secara negatif terhadap cost of equity capital perusahaan manufaktur di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah eko-efisiensi berpengaruh secara negatif terhadap cost of equity capital perusahaan manufaktur di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:

1. Dari aspek teoretis, hasil penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan di bidang akuntansi, khususnya tentang eko-efisiensi dan pengaruhnya terhadap cost of equity capital.

(7)

7 2. Bagi perusahaan, dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai

pentingnya pelestarian lingkungan melalui penerapan eko-efisiensi dan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan kinerja lingkungan perusahaan.

3. Bagi investor, dapat memberikan pemikiran baru mengenai aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam berinvestasi. Pemikiran baru tersebut tidak hanya mengacu pada aspek moneter, tetapi juga mempertimbangkan aspek lingkungan. Selain itu, penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai perusahaan dengan profitabilitas tinggi ditinjau dari aspek lingkungan.

4. Bagi masyarakat, akan memberikan gambaran mengenai perusahaan yang dapat melestarikan lingkungan dan produk yang sesuai dengan preferensi mereka. Penelitian ini juga diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat mengenai pentingnya pelestarian lingkungan melalui produk yang dikonsumsi.

5. Bagi pemerintah, dapat memberikan gambaran mengenai ketaatan perusahaan terhadap Undang-Undang Lingkungan Hidup. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi gambaran kepada pemerintah ketika akan membuat peraturan mengenai perseroan terbatas dan aspek lingkungannya.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada objek pengamatan perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia sejak perioda 2010 sampai dengan 2012 serta

(8)

8 menerbitkan laporan tahunan pada perioda tersebut. Penulis memilih perioda penelitian selama tiga tahun karena proses resertifikasi ISO 14001 dilakukan setiap tiga tahun sekali. Perioda tahun 2010-2012 dipilih karena ketersediaan data di Bursa Efek Indonesia.

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab yang runtut dan penulis anggap sesuai dengan tujuan dari penulisan penelitian ini.

Bab I adalah Bab Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, metoda penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan. Bab ini ditujukan sebagai pengantar untuk memahami penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Bab II adalah Bab Kajian Pustaka. Pada bab ini penulis memberikan definisi

terkait dengan variabel penelitian seperti eko-efisiensi, managemen lingkungan ISO 14001, dan cost of equity capital, serta teori-teori yang mendasari hipotesis, termasuk di antaranya penelitian sebelumnya. Dalam bab ini juga dijelaskan bagaimana pengembangan hipotesis hingga terbentuknya hipotesis.

Bab III adalah Bab Metoda Penelitian. Bab ini menjelaskan mengenai definisi

variabel, populasi dan sampel, metoda pengumpulan data, dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab IV adalah Bab Analisis Data dan Pembahasan. Bab ini berisi tentang analisis data dan pembahasan mengenai olahan data dari informasi yang telah penulis

(9)

9 terima dan diinterpretasikan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan di awal.

Bab V adalah Bab Penutup. Pada bab ini penulis akan menjawab rumusan

masalah yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada Bab Analisis Data dan Pembahasan. Selain itu, penulis juga menuliskan keterbatasan penelitian dan merumuskan saran untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil interpolasi pada titik pengeboran P3 di kedalaman 4,5 m memiliki nilai resistivitas 40 Ωm dan diduga batas lapisan tanah gambut dengan lempung pasiran..

Dalam konteks pasaran saham Malaysia pula, hasil kajian agak menarik di mana kemeruapan pasaran didapati lebih tinggi dan lebih meruap pada masa krisis kewangan Asia

Hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriktif dapat dikemukakan bahwa hasil pre-test ke post-test skor hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP

 Guru memfasilitasi siswa dan orang tua untuk dapat bekerja sama dalam menyelesaikan proyek kompor tenaga surya sederhana ( Collaboration ).  Siswa bersama dengan

Menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat Bersama siswa mendiskusikan cara penyelesaian soal cerita tentang penjumlahan

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

Bagian ini peneliti akan meneliti lebih jauh mengenai Demistifikasi yang dilakukan oleh anggota Band Patrolice di Kota Bandung ditinjau dari aspek pengelolaan