PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI
BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA
PERSIAPAN TANAM
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN
2015
Sesi : Persiapan Tanam
Tujuan berlatih:
Setelah berlatih Peserta dapat:
1. Menentukan varietas spesifik lokasi dengan SMS KATAM 2. Menghitung kebutuhan benih
3. Melakukan seleksi benih 4. Melakukan perlakuan benih 5. Membuat persemaian
Waktu : 4 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 3 JP)
Persiapan tanam adalah persiapan benih yang memenuhi sebagai berikut :
A. Mutu fisis
Mutu fisik benih ini berkaitan dengan kondisi fisik benih secara visual, seperti warna, ukuran, bentuk, bobot dan tektur permukaan kulit benih. Tolak ukur yang dijadikan kriteria adalah keseragaman. Sifat-sifat lain yang diamati adalah tingkat keutuhan benih (tolak ukur; tingkat kerusakan benih), tingkat kelembaban benih (tolok ukur; kadar air benih), dan tingkat kontaminasi benda lain (tolok ukur; kemurnian mekanis benih).
Kebernasan benih merupakan hal yang sangat penting, karena kebernasan menentukan banyak sedikitnya cadangan makanan selama persemaian dan Dari segi ukuran kebernasan benih dapat dilakukan dengan melakukan seleksi benih menggunakan air biasa atau larutan garam.
Pemilihan benih dengan larutan garam hanya dianjurkan untuk jenis padi Inhibrida, sedangkan pemilahan untuk padi hibrida cukup dengan air bersih saja
Kadar air benih padi sesuai dengan SNI adalah maximal 13%, kadar air ini sangat berhubungan erat dengan daya simpan. Untuk menguji kadar air benih biasanya dilakukan dengan alat pengukur air benih digital
Alat moisture tester digital
B. Mutu fisiologis
Mutu fisiologis benih berkaitan dengan aktivitas perkecambahan benih, yang di dalamnya terdapat aktivitas enzim, reaksi-reaksi biokimia serta respirasi benih. Parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui mutu fisiologis benih ini adalah viabilitas benih serta
vigor benih.
C. Mutu genetis
Mutu benih secara genetik ini barkaitan dengan susunan kromosom dan DNA benih serta jenis protein yang ada dalam benih, dengan tolak ukur kemurnian genetis benih. Selain itu, tolak ukur lain adalah kemurnian mekanis benih yaitu persentase kontaminasi jenis atau varietas lain. Varietas padi di release berdasarkan SK Menteri Pertanian, yang didalamnya memuat asal silangan, semua ciri fisik, kemampuan produksi dan ketahanan penyakit.
Di Indonesia kemurnian genetis ini sudah diatur dalam sistem sertifikasi benih, untuk menjamin konsumen mendapatkan varietas murni sesuai dengan keinginannya. Dalam system sertifikasi disebutkan bahwa batas minimal campuran varietas lain adalah 0.5% dan benih murni minimum adalah 98%, campuran biji tanaman lain 0% dan campuran biji gulma 0%.
Dalam pemilihan varietas perlu diperhatikan adalah umur varietas dalam mempertimbangkan pola tanam. Ketahanan varietas terhadap OPT juga menjadi faktor pertimbangan untuk dapat bertahan di daerah endemik.
Kegiatan A (Pemilihan Varietas Spesifik Lokasi)
Sasaran kegiatan ini adalah membantu peserta mempertimbangkan pemilihan varietas spesifik lokasi
No Langka Kegiatan Uraian kegiatan Alat dan bahan
1 Menentukan varietas spesifik lokasi
1. Sediakan HP yang dapat digunakan untuk SMS 2. Buka menu SMS dan ketik
“INFO VARIETAS PADI (LOKASI KECAMATAN)” 3. Contoh INFO VARIETAS
PADI LAWANG
4. Kirim ke nomor KATAM 082123456500
5. Baca hasil balasan SMS yang merupakan varietas rekomendasi spesifik lokasi berdasarkan ketahanan OPT dan topografi tempat
6. Pilih varietas yang sesuai selera pasar dilokasi saudara
- HP yang dapat digunakan untuk SMS
Klasifikasi benih di Indonesia di sertifikasi dengan label sebagai berikut:
1. Benih Penjenis (Label Kuning)
2. Benih Dasar (Label Putih)
3. Benih Pokok (Label Ungu)
Diskusi
Langkah 1. Hubungkan dengan garis lingkaran Varietas Unggul Baru (VUB) dengan lingkaran lain yang menurut anda ada hubungannya dalam mempertimbangkan pemilihan varietas.
Langkah 2. Beri nomer setiap garis yang anda buat kemudian diskusikanlah dalam kelompok tentang penjelasan hubungan lingkaran-lingkaran tersebut dalam setiap garis bernomor yang anda buat
Garis ke….. Keterangan hubungan
Garis 1 VUB sangat berhubungan dengan SDA karena dalam pertimbangan pemilihan varietas terdapat alternatif:
- Varietas-varietas yang cocok untuk lahan irigasi, kering, rawa dan pasang surut.
- Varietas sesuai ketinggian tempat
Garis 2 Garis 3
VUB
Pasar
OPT
SDA
SDM
Potensi
Hasil
Jumlah
Anakan
SDM
Daun
Bendera
1Garis 4 Garis 5 Garis 6 Garis 7 Garis 8 Garis 9 Garis 10
Langkah 3. Setelah mengetahui faktor pertimbangan varietas isilah table dibawah ini Faktor yang
berhubungan dengan pemilihan
varietas
Kondisi riil lokasi peserta Varietas terpilih berdasarkan Deskripsi Varietas
1 Pasar Menghendaki varietas pera
2 OPT
4 Dst… 5 6 7 8 9
Kegiatan B (Seleksi Benih)
Sasaran kegiatan ini adalah membantu peserta melakukan seleksi benih untuk memperoleh benih yang bernas, sebagai cadangan unsur hara yang optimal untuk pertumbuhan awal bibit padi. Metode yang dilakukan adalah menggunakan larutan garam dan telur mentah sebagai indikator kebernasan.
Telur mempunyai 10-15% ruang udara sebagai persediaan oksigen bagi embrio. Apabila telur mengapung dalam larutan garam, maka gabah dengan 10-15% kosong akan mengapung.
Langkah Hubungkan dengan garis gambar mana yang sesuai urutan seleksi benih menggunakan larutan garam yang benar
1
2
3
4
5
a
b
c
d
e
*
*
*
*
*
6
Kegiatan C (Menghitung Kebutuhan Benih)
Sasaran kegiatan ini adalah membantu peserta menghitung kebutuhan benih. Untuk menghitung kebutuhan benih sebagai berikut:
KB = L x 100/p x 100/l x Dt x bb x t
KB : kebutuhan benih p : panjang jarak tanam I : lebar jarak tanam Dt : Daya tumbuh
bb : Berat benih per 1000 butir t : Jumlah tanaman pertancap Contoh :
Misalkan luas areal yang akan ditanami 1 ha, jarak tanam yang dibutuhkan adalah 25 cm x 25 cm, daya tumbuh 80% dan berat benih per 1000 butir sesuai deskripsi varietas adalah 29 gram dan jumlah bibit pertancap adalah 2 maka benih yang dibutuhkan adalah??
KB = L x 100/p x 100/l x Dt x bb x t
KB = 10000 x100/25 x 100/25 x 80/100 x 29/1000 x 2 KB = 7,424 kg
Hitunglah kebutuhan benih padi untuk kasus dibawah ini :
1. Misalkan luas areal yang akan ditanami 1.5 ha, jarak tanam yang dibutuhkan adalah 20 cm x 20 cm, daya tumbuh 80% dan berat benih per 1000 butir sesuai deskripsi varietas adalah 24 gram dan jumlah bibit pertancap adalah 2 maka benih yang dibutuhkan adalah??
KB = L x 100/p x 100/l x Dt x bb x t
KB = ………… x100/……. x 100/…… x ……/…… x ……/1000 x …….. KB = ………. Kg
2. Misalkan luas areal yang akan ditanami 5 ha, jarak tanam yang dibutuhkan adalah 25 cm x 25 cm, daya tumbuh 85% dan berat benih per 1000 butir sesuai deskripsi varietas adalah 25 gram dan jumlah bibit pertancap adalah 3 maka benih yang dibutuhkan adalah??
KB = L x 100/p x 100/l x Dt x bb x t
KB = ………… x100/……. x 100/…… x ……/…… x ……/1000 x …….. KB = ………. Kg
3. Misalkan luas areal yang akan ditanami 0.5 ha, jarak tanam yang dibutuhkan adalah 222.5 cm x 22.5 cm, daya tumbuh 70% dan berat benih per 1000 butir sesuai deskripsi varietas adalah 24 gram dan jumlah bibit pertancap adalah 1 maka benih yang dibutuhkan adalah??
KB = L x 100/p x 100/l x Dt x bb x t
KB = ………… x100/……. x 100/…… x ……/…… x ……/1000 x …….. KB = ………. kg
Kegiatan D (Perlakuan Benih)
Sasaran kegiatan ini adalah membantu peserta melakukan perlakuan benih sebelum sebar, baik menggunakan pestisida kimia maupun secara biologi
Langkah Kegiatan Uraian Alat dan bahan
a. Perlakuan benih
dengan pestisida 1. Rendam benih yang telah terseleksi dalam larutan cruiser 4 ml untuk 1 kg benih selama 1 malam
2. Tiriskan dan peram benih selama 2 x 24 jam
3. Benih siap digunakan untuk dilakukan persemaian
- Benih yang telah di seleksi - Cruiser 35 FS - Ember - Karung goni b. Perlakuan benih dengan PGPR
1. Rendam benih yang telah terseleksi dalam larutan PGPR 10ml/liter selama 1 malam
2. Tiriskan dan peram benih selama 2 x 24 jam
3. Benih siap digunakan untuk dilakukan persemaian
- Benih yang telah di seleksi
- PGPR - Ember - Karung goni
c. Cara membuat PGPR
1. Satu genggam akar bambu beserta tanah,masukkan dalam air mineral 400cc .biarkan selama 3 hari. simpan di tempat yang
sejuk.(sebagai sumber inoculum PGPR)
2. Rebus semua bahan disamping selama 20 menit,dihitung dari pertama kali mendidih.
3. Saring dan masukkan air rebusan kedalam wadah/jerigen yang steril 4. Tunggu sampai dingin kurang lebih
24 jam.
5. Masukkan air yang berisi inokulan PGPR dalam larutan media biak dan tutup rapat.
6. Goyang-goyang media sesekali agar mikroba cepat berbiak. 7. Buka tutup jerigen jika penuh
dengan gas.
8. PGPR jadi jika berbau harum khas tapai dan jerigen sudah tidak kembung lagi +- 7hari.
- Biji kedelai : 250 gram
- Udang rebon : 1 sendok teh
Gula pasir : 1 sendok makan
- Garam grosok : 1 sendok makan - Air : 1,5 liter
Kegiatan E (Pembuatan Persemaian)
Sasaran kegiatan ini adalah membantu peserta memilih metode pembuatan persemaian terbaik sesuai SDM, SDA dan ekonomi setempat
Langkah kegiatan Uraian kegiatan Alat dan bahan
Langkah 1
Pembuatan persemaian kering1. Siapkan alat dan bahan, tanah 70%, abu 10% dan pupuk kandang yang telah terfermentasi 20%
- Tampah bambu/Loyang plastic - Tanah
- Abu dapur - Pupuk
2. Campur semua media
3. Letakkan pada tampah bambu atau baki plastik yang telah di lubangi bawahnya. Kemudian tebar benih yang telah berkecambah dan rawatlah
4. Benih dapat ditanam antara umur 10-15 hari setelah tebar
Langkah 2
Persemaian basah1. Hamparkan plastik bekas sebagai pembatas akar. (plastik bekas dapat diganti dengan daun pisang, karung bekas beras/semen dsb.)
2. Letakkan lumpur cair 1-2 cm diatas pembatas akar
3. Taburkan benih diatas lumpur tipis
4. Siram dengan air lumpur untuk menutupi benih
5. Bibit mudah dicabut. Tanamlah benih dengan umur minimal 10 hari setelah tebar dan
maksimal 21 hari setelah tebar
Diskusi
Tentukanlah system persemaian yang cocok untuk lokasi saudara dengan pertimbangan SDM, SDA dan ekonomi
System persemaian
Kelebihan
(SDA, SDM, Ekonomi)
Kelemahan
(SDA, SDM, Ekonomi)
Kegiatan Rencana Aksi
Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi perbaikan persiapan tanam di wilayah masing-masing
Langkah kegiatan
Langkah kegiatan
Uraian Alat bantu
Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang persiapan tanam
Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana aksi perbaikan persiapan tanam di wilayah masing-masing