• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEABSAHAN POLIGAMI KARENA ISTRI TIDAK DAPAT MEMENUHI KEWAJIBAN MENURUT HUKUM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEABSAHAN POLIGAMI KARENA ISTRI TIDAK DAPAT MEMENUHI KEWAJIBAN MENURUT HUKUM ISLAM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEABSAHAN POLIGAMI KARENA ISTRI TIDAK DAPAT MEMENUHI KEWAJIBAN MENURUT HUKUM ISLAM

PANDE I KETUT ARIS BUDI YASA NPM. 1310121178

DESAK GDE DWI ARINI, S.H.,M.Hum NI MADE JAYA SENASTRI, S.H.,M.H

ABSTRACT

Marriage is the inner and outer bond between a man and a woman as husband and wife in order to form a happy and eternal family (household) based on the One Godhead. Polygamy is a marriage between a man with more than one woman at the same time. According to Islam, polygamy is permissible for a Muslim man married with four women, if able to maintain and be fair to his wives in providing a living and dividing the time of their turn. If it cannot be fair, then marry only one. The purpose of marriage according to Islamic Law is to satisfy the needs of the human’s physical and spiritual life, to form family and keep and also to continue the ancestry in living his life in the world and to prevent adultery in order to create peace and tranquility of family and society. To obtain a legitimate ancestry in society by establishing a peaceful and orderly home.

Based on the case Number 443/Pdt.G/2015/PA.Dps. On the application for polygamy permit registered in the Religious Court of Denpasar, the petition entered in the case of polygamy permits was limited to applications based on the reasons or factors causing polygamy due to the incurable wife's disease and because of the husband's heightened sexual needs so that the wife could not serve her duties as a wife. In deciding the case of polygamy, preferably the benefit of the harm because the principle of benefit does not conflict with the interests and needs of society. Welfare in the sense of Islamic law basically wants to realize the essential goodness of life for human beings, both individually and socially. Marriage is like a double-edged knife. If held by the right person, it will be useful. Otherwise, if held by the wrong person, it would cause danger, not only for the perpetrators, but also for those around him. The consequences arising from the application of a permit granted by the court is the basis for the marriage between the Petitioner and the second wife and the validity of the child who will be born by the second wife candidate. In relation to this polygamy permit case, that the judge gave the decision of the granting of the petition because the judges held the principle of freedom that is the judge in giving a decision against the parties who were litigant should be based on belief and should not be affected by other parties, in addition the judges had considered the enough evidence and there is a statement from the first wife that willingly and do not mind in polygamy.

Keywords: Polygamy, Can’t Fulfill the Obligation, Islamic Law

(2)

KEABSAHAN POLIGAMI KARENA ISTRI TIDAK DAPAT MEMENUHI KEWAJIBAN MENURUT HUKUM ISLAM

PENDAHULUAN

Mengingat begitu pentingnya makna suatu perkawinan bagi kehidupan manusia, maka sudah sepantasnya setiap Negara beradab di dunia ini harus mempunyai suatu peraturan yang mengatur masalah perkawinan. Di Negara Republik Indonesia, mempunyai Undang-Undang perkawinan di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Tujuan perkawinan menurut Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 adalah membentuk keluarga (Rumah Tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, oleh karena itu untuk mewujudkannya suami istri harus saling membantu dan saling melengkapi agar masing-masing dapat berkembang guna mencapai kesejahteraan spiritual dan material. Di dalam perkawinan menimbulkan hak dan kewajiban suami istri yang bersangkutan. Kewajiban disini adalah sesuatu yang harus dilaksanakan atau diadakan oleh suami dan istri, artinya keduanya mempunyai keharusan untuk saling memenuhi kebutuhan lahiriah maupun batiniah.

Praktek poligami sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari pengaturan Undang-undang Perkawinan sebagai dasar hukum yang mengatur tentang hal tersebut. Demikian juga halnya dengan norma hukum lainnya seperti Kompilasi Hukum Islam. Ada banyak argumen seputardiboleh atau tidaknya poligami.

Seperti yang telah disebutkan misalnya ada yang berpendapat bahwa dengan poligami hubungan antara pria dan wanita menjadi legal, sehingga itu dianggap sebagai sesuatu yang baik. Demikian juga sebaliknya ada yang berpendapat bahwa poligami bertentangan dengan hak perempuan yang sama dengan laki- laki, dan dapat mengakibatkan konsekuensi emosional dan finansial bagi perempuan tersebut dan anak-anaknya, dan perkawinan seperti itu harus dicegah. Di sisi yang berbeda ada juga yang menganggap bahwa apa yang disebutkan dalam Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Perkawinan jelas merupakan suatu bentuk diskriminasi terhadap perempuan karena hanya dibebankan kepada perempuan. Demikan juga halnya dengan apa yang diatur dalam Pasal 5

(3)

Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 dalam prakteknya sering tidak dilaksanakan secara konsekwen yang berakibat pada keterlantaran keluarga, fisik, emosional, finansial dan terutama berdampak pada anak- anaknya.

Dari apa yang diuraikan dalam latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dikemukakan 2 (dua) permasalahan yang akan dibahas dalam kajian ini, yaitu: 1) Bagaimana pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan poligami menurut hukum islam? dan 2) Bagaimana keabsahanpoligami dan akibat hukum yang ditimbulkan dari permohonan poligami?

Tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Untuk tujuan umumnya adalah sebagai berikut: a) Merupakan suatu syarat wajib dalam menyelesaikan studi di perguruan tinggi khususnya Fakultas Hukum Warmadewa Denpasar; b) Untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum; c) Sebagai persyaratan akhir untuk melatih mahasiswa dalam memecahkan masalah hukum dan untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi Khususnya dalam bidang penelitian.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pertimbangan hukum yang digunakan majelis hakim dalam mengabulkan permohonan poligami menurut hukum islam; dan 2) Untuk mengetahui keabsahanpoligami dan akibat yang ditimbulkan dari permohananpoligami yang dikabulkan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian hukum merupakan prosedur atau langkah-langkah yang dianggap efektif dan efisien dan pada umumnya sudah mempola untuk mengumpulkan, menganalisis, mengolah bahan hukum dalam rangka menjawab masalah yang diteliti secara benar.

Tipe penelitian yang dipergunakan adalah tipe normatif, yaitu dengan cara pengkajian suatu masalah berdasarkan buku-buku, majalah, surat kabar yang relevan dengan permasalahan yang diangkat. Sedangkan pendekatan masalahnya menggunakan pendekatan perundang-undangan secara konseptual, pendekatan konseptual maksudnya mengacu pada asas-asas konsep ataupun teori yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas.

(4)

Dalam menyusun penelitian ini menggunakan bahan hukum yang diperoleh dari penelitian kepustakaan (library research), yaitu: 1) Bahan Hukum Primer adapun bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pokok permasalahan. 2) Bahan Hukum Sekunder menggunakan buku dan literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diangkat yaitu berupa beberapa hasil-hasil karya dari kalangan hukum, laporan- laporan, literatur, jurnal hukum, dan surat kabar yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian.

Dalam penyusunan pengumpulan bahan hukum ini metode yang digunakan dalam pengumpulan bahan hukum adalah dengan metode pencatatan yaitu dengan mengutip pasal-pasal yang berkaitan dengan kasus/fakta hukum yang dibahas, serta membaca literature-literatur yang berkaitan dan mengutip hal-hal yang dianggap penting untuk dibahas, selain itu juga dilakukan wawancara di Pengadilan Agama Denpasar.

Dalam mengolah dan Menganalisis bahan hukum, penulis menggunakan metode penafsiran hukum terhadap aturan undang-undang sehubungan dengan kasus yang dibahas serta metode argumentasi hukum/ pendapat hukum yang kemudian di susun secara deskriptif analis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Poligami merupakan gabungan kata poly atau polus yang berarti banyak, dan kata gamein atau gamos yang berarti kawin atau perkawinan. Sehingga apabila kedua kata tersebut digabungkan maka akan berarti yang banyak atau dengan kata lain poligami adalah ikatanperkawinan yang salah satu pihak (suami) mengawini beberapa istri dalam waktu bersamaan dan bisa jadi dalam jumlah yang tidak terbatas.( Ensiklopdi Islam, 1999;107)

Ada banyak aspek yang menjadi sebab mereka berpoligami, dalam hal ini alasan berpoligami tidak lagi didasarkan pada hal-hal yang bersesuai dengan historikal sebab berpoligami pada masa sebelum Islam dan sesudah Islam dan juga tidak secara keseluruhan sebab berpoligami itu berdasarkan pada hal-hal

(5)

yang telah diatur dalam ketentuan dalam Undang-undang Perkawinan maupun Kompilasi Hukum Islam. Alasan-alasan yang dikemukakan pelaku poligami cenderung berkaitan dengan kondisi perkembangan di masyarakat, oleh sebab itulah banyak hal yang baru dijadikan sebagai alasan untuk berpoligami, seperti:

Kebutuhan seksual suami,Kehadiran wanita lain,Istri kurang merawatdiri,Penyakit istri yang tidak dapat disembuhkan,Masalah ekonomi, Kurangnya pelayanan istri, Adat dan budaya.( IdhaAprilyanaSembiring, 2007;117) Dalam memutus perkara poligami, lebih diutamakan kemaslahatan dari pada kemudhorotan karena prinsip kemaslahatan tidak bertentangan dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Kemaslahatan dalam arti hukum Islam pada dasarnya hendak mewujudkan kebaikan hidup yang hakiki bagi manusia, baik secara individual maupun sosial. Menurut penulis, pertimbangan- pertimbangan yang digunakan Hakim tersebut sudah benar menggunakan prinsip kemaslahatan serta sudah memenuhi alasan hukum, sehingga penulis setuju mengenai dikabulkannya permohonan poligami dalam perkara ini.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah pada skripsi ini, maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai berikut:
1)Dalam putusan permohonan izin poligami Nomor:

443/Pdt.G/2015/PA.Dps dimana Majelis Hakim mengabulkan permohonan Pemohon dengan mempertimbangkan untuk kemaslahatan umat (Kemaslahatan dalam arti hukum Islam pada dasarnya hendak mewujudkan kebaikan hidup yang hakiki bagi manusia, baik secara individual maupun sosial) dan menghindari kemudharatan ( Semua tindakan yang merugikan bagi diri sendiri atau orang lain). 2)Akibat hukum yang ditimbulkan dari permohonan izin poligami yang dikabulkan yaitu Pemohon dengan calon istri kedua dapat melakukan perkawinan di KUA dimana putusan pengadilan tentang permohonan izin poligamidikabulkan dan izin poligami sebagai bukti otentik sebagai syarat

(6)

perkawinan ke dua serta anak yang akan dilahirkan nanti menjadi anak sah.

SARAN

Bagi para hakim hendaknya lebih memperhatikan kemaslahatan di dalam menegakkan hukum bisa dengan memperhatikan hukum atau peraturan yang hidup di masyarakat sebagai bahan ijtihad dan lebih menekankan beratnya tanggung jawab dari Pemohon terhadap istri-istri dan anak-anaknya kepada Pemohon sendiri atau orang lain yang akan mengajukan izinkanpoligami. Dan bagi masyarakat yang hendak melakukan poligami hendaknya mempelajari dahulu syarat-syarat serta akibat hukum dari poligami agar sesuai dengan tujuan dan cita-cita secara Islami dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

DAFTAR BACAAN

Amir Syariffuddin, 2002, Hukum Perkawinan Islam Indonesia, GemaInsani Press, Jakarta.

Mohammad Daud Ali, 2002, Hukum Islam dan Peradilan Agama, PT.RajaGrafindoPersada, Cetakan 2, Jakarta.

TrustoSubekti, 2009, Hukum Keluarga dan Perkawinan, Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Triwulan Tutik, Titik, dan Trianto, 2007, PoligamiPersfektifPerikatanNikah, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Denpasar, 6 Juni 2017 Telah disetujui oleh

NI MADE JAYA SENASTRI, SH.,MH DESAK GDE DWI ARINI, SH.,M.Hum

Referensi

Dokumen terkait

Menganalisis penerapan pembelajaran aktif metode Musyahadul Aflam dalam meningkatkan ketrampilan berbicara pada mahasiswa program intensif semester II IDIA

Agar pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kompetensinya dan dapat

Jepara yang merupakan sebuah kabupaten yang ada di Jawa Tengah, juga tak mau ketinggalan dengan hadirnya perusahaan – perusahaan jasa yang muncul, karena

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.. Ilham Muchtar dan Abbas Baco Miro). Penelitian ini mengkaji tentang pandangan Islam terhadap Adat Mappacing di Desa Bonto Mate’ne Kecamatan Mandai

Dapat dikatakan bahwa ATP (Ability to Pay) sopir angkot dalam studi pendahuluan sudah tinggi sehingga sesuai untuk membayar iuran jaminan kesehatan sedangkan untuk WTP

Dengan menggunakan cause and effect diagram atau diagram sebab akibat, kita akan mencari akar dari setiap masalah yang ada.. Alat bantu tersebut dirancang untuk

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Perubahan Walikota tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Kediri Nomor 11

1) Kelompok kecil harus menyediakan pelayanan kebidanan sebagai asuhan dari awal pelayanan (baiknya, pada awal kehamilan), selama kehamilan (3 trimester),