• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti Ekspektasi Inflasi...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti Ekspektasi Inflasi..."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

Daftar Isi

Daftar Isi ... i

Daftar Tabel ... iv

Daftar Grafik ... v

Kata Pengantar ... x

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung ... xii

Ringkasan Eksekutif... xv

Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah ... 1

1.1. Analisis PDRB Sisi Permintaan ... 1

1.1.1. Konsumsi Rumah Tangga... 2

1.1.2. Konsumsi Pemerintah... 5

1.1.3. Investasi ... 5

1.1.4. Ekspor dan Impor ... 8

1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran ... 11

1.2.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ... 12

1.2.2. Sektor Industri Pengolahan ... 13

1.2.3. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor .. 15

1.2.4. Sektor Konstruksi ... 16

1.2.5. Sektor Pertambangan dan Penggalian ... 17

1.2.6. Sektor Transportasi dan Pergudangan ... 19

1.2.7. Sektor Lainnya ... 20

Bab 2 Keuangan Pemerintah ... 22

2.1. APBD Provinsi Lampung ... 22

2.1.1. Anggaran Pendapatan Provinsi Lampung... 3

2.1.2. Realisasi Pendapatan Provinsi Lampung ... 3

2.1.3. Anggaran Belanja Provinsi Lampung ... 3

2.1.4. Realisasi Belanja Provinsi Lampung ... 3

2.2. Belanja APBD Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung... 3

2.3. Penerimaan & Belanja Negara di Provinsi Lampung ... 3

2.3.1. Penerimaan ... 3

2.3.2. Belanja ... 3

Bab 3 Perkembangan Inflasi... 3

3.1. Inflasi Umum Provinsi Lampung ... 3

3.1.1. Inflasi Bulanan ... 3

(3)

ii

3.1.2. Inflasi Tahunan ... 3

3.2. Disagregasi Inflasi ... 3

3.2.1. Non Fundamental ... 3

3.2.2. Fundamental/Inti ... 3

3.2.3. Ekspektasi Inflasi ... 3

3.2.4. Pengendalian Inflasi ... 3

3.3. Inflasi Kota-Kota di Provinsi Lampung ... 3

3.3.1. Inflasi Kota Bandar Lampung ... 3

3.3.2. Inflasi Kota Metro ... 3

3.4. Inflasi Kota-Kota di Sumatera ... 3

3.5. Arah Perkembangan Inflasi Tahun 2017 ... 3

Bab 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan & UMKM ... 3

4.1. Asesmen Sektor Rumah Tangga ... 3

4.1.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Rumah Tangga ... 3

4.1.2. Kinerja Keuangan Rumah Tangga ... 3

4.1.3. Dana Pihak Ketiga Perseorangan di Perbankan ... 3

4.1.4. Kredit Perbankan pada Sektor Rumah Tangga ... 3

4.2. Asesmen Sektor Korporasi ... 3

4.2.1. Kinerja Korporasi ... 3

4.2.2. Eksposure Perbankan pada Sektor Korporasi ... 3

4.3. Asesmen Institusi Keuangan ... 3

4.3.1. Bank Umum ... 3

4.3.2. Bank Perkreditan Rakyat ... 3

4.3.3. Bank Syariah ... 3

4.4. Perkembangan Kredit UMKM ... 3

BOKS 1 : Program Pengembangan UMKM Bank Indonesia di Provinsi Lampung ... 3

Bab 5 Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah ... 3

5.1. Pemantauan Transaksi Sistem Pembayaran Tunai ... 3

5.1.1. Perkembangan Aliran Uang Kartal ... 3

5.1.2. Penyediaan Uang Layak Edar... 3

5.1.3. Perkembangan Temuan Uang Palsu ... 3

5.2. Perkembangan Sistem Pembayaran ... 3

5.2.1. Perkembangan Transaksi RTGS ... 3

5.2.2. Perkembangan Transaksi Kliring ... 3

(4)

iii

5.3. Pengembangan Elektronifikasi dan Akses Keuangan ... 3

Bab 6 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan ... 3

6.1. Ketenagakerjaan ... 3

6.2. Nilai Tukar Petani ... 3

Bab 7 Prospek Perekonomian Daerah ... 3

7.1. Pertumbuhan Ekonomi ... 3

7.2. Inflasi ... 3

7.3. Rekomendasi ... 3

Lampiran ... 3

Daftar Istilah ... 3

(5)

iv

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung - Sisi Permintaan (% yoy) ... 2

Tabel 1.2. Daftar Kegiatan Investasi Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 7

Tabel 1.3. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung - Sisi Penawaran (% yoy) ... 11

Tabel 1.4. Realisasi dan Target Produksi Tanaman Pangan ... 13

Tabel 2.1. Struktur APBD Pemerintah Provinsi Lampung ... 3

Tabel 2.2. Struktur Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Lampung ... 3

Tabel 2.3. Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Lampung ... 3

Tabel 2.4. Struktur Belanja APBD Pemerintah Provinsi Lampung ... 3

Tabel 2.5. Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Lampung ... 3

Tabel 2.6. Laporan Arus Kas Masuk di Provinsi Lampung ... 3

Tabel 2.7. Laporan Arus Kas Keluar di Provinsi Lampung ... 3

Tabel 3.1. 5 Komoditas Inflasi & Deflasi Apr-17 ... 3

Tabel 3.2. 5 Komoditas Inflasi & Deflasi Mei-17 ... 3

Tabel 3.3. 5 Komoditas Inflasi & Deflasi Jun-17 ... 3

Tabel 3.4. Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang & Jasa (% mtm) ... 3

Tabel 3.5. Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang & Jasa (% yoy) ... 3

Tabel 4.1. Indikator Kinerja Bank Umum Provinsi Lampung... 3

Tabel 4.2. Indikator Kinerja Bank Syariah ... 3

Tabel 5.1. Perputaran Cek & Bilyet Giro Kosong ... 3

Tabel 7.1. Perkembangan Pertumbuhan Harga Komoditas, Volume Perdagangan Dunia, dan Harga Konsumen ... 3

(6)

v

Daftar Grafik

Grafik 1.1. PDRB Provinsi Lampung (qtq) ... 1

Grafik 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (%yoy) ... 1

Grafik 1.3. Indeks Tendensi Konsumen ... 3

Grafik 1.4. Komponen Indeks Tendensi Konsumen ... 3

Grafik 1.5. Indeks Keyakinan Konsumen ... 3

Grafik 1.6. Konsumsi Listrik Rumah Tangga ... 3

Grafik 1.7. Kredit Konsumsi ... 3

Grafik 1.8. Kinerja KPR, KKB, Alat RT dan Multiguna ... 3

Grafik 1.9. Volume Impor Barang Konsumsi ... 4

Grafik 1.10. Pangsa Komoditas Impor Barang Konsumsi ... 4

Grafik 1.11. Perkiraan Kegiatan Dunia Usaha ... 4

Grafik 1.12. Perkembangan Ekspektasi Konsumen 6 Bulan Mendatang ... 4

Grafik 1.13. Giro Pemerintah di BPD Triwulanan... 5

Grafik 1.14. Perkembangan Giro Pemerintah Bulanan ... 5

Grafik 1.15. Porsi Investasi Bangunan dan Non Bangunan ... 6

Grafik 1.16. Impor Barang Modal ... 6

Grafik 1.17. Porsi Pangsa Investasi PMA Tw II 2017 ... 6

Grafik 1.18. Porsi Pangsa Investasi PMDN Tw II 2017 ... 6

Grafik 1.19. Perkembangan Ekspor Luar Negeri ... 8

Grafik 1.20. Pangsa Kelompok Ekspor Non Migas ... 8

Grafik 1.21. Negara Tujuan Ekspor ... 8

Grafik 1.22. Perkembangan Impor Luar Negeri ... 9

Grafik 1.23. Pangsa Kelompok Impor Non Migas ... 9

Grafik 1.24. Negara Asal Impor ... 9

Grafik 1.25. Tracking Perkembangan Ekspor Luar Negeri ... 10

Grafik 1.26. Perkembangan Harga Kopi Internasional ... 10

Grafik 1.27. Perkembangan Harga Batu Bara Internasional ... 10

Grafik 1.28. Tracking Perkembangan Impor Luar Negeri ... 10

Grafik 1.29. Sumber Pertumbuhan PDRB Lap. Usaha Tw-II 2017 ... 12

Grafik 1.30. Pangsa PDRB Lap. Usaha ... 12

Grafik 1.31. Kredit Sektor Pertanian ... 13

Grafik 1.32. Nilai Tukar Petani ... 13

Grafik 1.33. Kredit Sektor Industri ... 14

Grafik 1.34. Penjualan Listrik Industri ... 14

(7)

vi

Grafik 1.35. Ekspor Industri... 14

Grafik 1.36. Kapasitas Industri Terpakai ... 14

Grafik 1.37. Penggunaan Tenaga Kerja Industri ... 15

Grafik 1.38. Penjualan Motor ... 15

Grafik 1.39. Penjualan Truk ... 15

Grafik 1.40. Kredit Sektor Perdagangan ... 16

Grafik 1.41. Perkiraan Kegiatan Usaha Sektor Perdagangan ... 16

Grafik 1.42. Kredit Sektor Konstruksi ... 17

Grafik 1.43. Penjualan Semen ... 17

Grafik 1.44. Pembangunan Properti ... 17

Grafik 1.45. Perkiraan Kegiatan Usaha Sektor Konstruksi ... 17

Grafik 1.46. Perkiraan Pembangunan Properti Tw-III 2017 ... 17

Grafik 1.47. Ekspor Batubara ... 18

Grafik 1.48. Harga Batubara... 18

Grafik 1.49. Kredit Sektor Pertambangan ... 18

Grafik 1.50. Perkiraan Kegiatan Usaha Sektor Pertambangan ... 18

Grafik 1.51. Arus Barang Melalui Pelabuhan ... 19

Grafik 1.52. Arus Barang Melalui Kereta Api ... 19

Grafik 1.53. Jumlah Penumpang Kereta Api ... 20

Grafik 1.54. Jumlah Penumpang Angkutan Laut ... 20

Grafik 1.55. Jumlah Penumpang Angkutan Udara ... 20

Grafik 1.56. Kredit Sektor Transportasi & Pergudangan ... 20

Grafik 1.57. Total Penjualan Listrik ... 21

Grafik 1.58. Jumlah Pelanggan Terhadap Konsumsi Listrik ... 21

Grafik 1.59. Total Penjualan PDAM ... 21

Grafik 1.60. Jumlah Pelanggan PDAM ... 21

Grafik 2.1. Perkembangan APBD Provinsi Lampung ... 3

Grafik 2.2. Perkembangan Derajat Otonomi Fiskal (DOF) Provinsi Lampung ... 3

Grafik 2.3. Proporsi Anggaran Belanja Provinsi Lampung ... 3

Grafik 2.4. Pangsa Anggaran Belanja Kab/Kota 2017 ... 3

Grafik 2.5. Realisasi Belanja per Kab/Kota Tw-II 2017 ... 3

Grafik 2.6. Struktur Belanja APBD Kab/Kota 2017 ... 3

Grafik 3.1. Inflasi Bulanan Lampung & Nasional ... 3

Grafik 3.2. Sumbangan Inflasi Bulanan Apr-17 ... 3

(8)

vii

Grafik 3.3. Sumbangan Inflasi Bulanan Mei-17 ... 3

Grafik 3.4. Sumbangan Inflasi Bulanan Jun-17... 3

Grafik 3.5. Inflasi Tahunan Lampung & Nasional ... 3

Grafik 3.6. Inflasi Tahunan Menurut Sumber Penyebab ... 3

Grafik 3.7. Perkembangan Inflasi Volatile Food ... 3

Grafik 3.8. Perkembangan Harga Beras ... 3

Grafik 3.9. Perkembangan Harga Bumbu-Bumbuan ... 3

Grafik 3.10. Perkembangan Harga Sayur-Sayuran ... 3

Grafik 3.11. Perkembangan Harga Daging & Telur ... 3

Grafik 3.12. Perkembangan Inflasi Administered Prices ... 3

Grafik 3.13. Perkembangan Harga BBM ... 3

Grafik 3.14. Perkembangan Harga BBM Rumah Tangga ... 3

Grafik 3.15. Perkembangan Tarif Angkutan ... 3

Grafik 3.16. Perkembangan Harga Rokok ... 3

Grafik 3.17. Perkembangan Inflasi Inti (Core) ... 3

Grafik 3.18. Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen ... 3

Grafik 3.19. Ekspektasi Konsumen Terhadap Barang & Jasa 3 Bulan Ke Depan ... 3

Grafik 3.20. Inflasi Bulanan Kota Bandar Lampung... 3

Grafik 3.21. Inflasi Tahunan Kota Bandar Lampung ... 3

Grafik 3.22. Inflasi Bulanan Kota Metro ... 3

Grafik 3.23. Inflasi Tahunan Kota Metro ... 3

Grafik 3.24. Inflasi Tahunan Kota-Kota di Sumatera ... 3

Grafik 3.25. Realisasi Inflasi vs Nilai Historis Inflasi 5 Tahun Terkahir ... 3

Grafik 3.26. Realisasi Inflasi Juli Provinsi Lampung ... 3

Grafik 4.1. Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga ... 3

Grafik 4.2. Indeks Keyakinan Konsumen ... 3

Grafik 4.3. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ... 3

Grafik 4.4. Indeks Ekspektasi Konsumen 6 Bulan Mendatang ... 3

Grafik 4.5. Preferensi Investasi Konsumen ... 3

Grafik 4.6. Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga ... 3

Grafik 4.7. Komposisi DPK Perbankan ... 3

Grafik 4.8. Pertumbuhan DPK Perbankan ... 3

Grafik 4.9. Komposisi DPK Perseorangan ... 3

Grafik 4.10. Pertumbuhan DPK Perseorangan ... 3

(9)

viii

Grafik 4.11. Komposisi Kredit Perbankan ... 3

Grafik 4.12. Komposisi Penggunaan Kredit Perseorangan ... 3

Grafik 4.13. Komposisi Kredit Konsumsi Perorangan ... 3

Grafik 4.14. Pertumbuhan Kredit Konsumsi Perorangan ... 3

Grafik 4.15. Perkiraan Kegiatan Dunia Usaha dan Indeks Keyakinan Konsumen ... 3

Grafik 4.16. Perkembangan Biaya Operasional Korporasi ... 3

Grafik 4.17. Pertumbuhan Kredit Korporasi ... 3

Grafik 4.18. Pertumbuhan Kredit Konsumsi Perorangan ... 3

Grafik 4.19. Pertumbuhan Kredit Bank Umum ... 3

Grafik 4.20. Pertumbuhan Kredit Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 3

Grafik 4.21. Pertumbuhan Kredit Bank Umum pada Sektor Ekonomi Utama Lampung ... 3

Grafik 4.22. Non-Performing Loan (NPL) Bank Umum ... 3

Grafik 4.23. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum ... 3

Grafik 4.24. Pertumbuhan Komponen DPK Bank Umum ... 3

Grafik 4.25. Pertumbuhan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum ... 3

Grafik 4.26. Pertumbuhan Aset BPR ... 3

Grafik 4.27. Penyaluran Kredit BPR ... 3

Grafik 4.28. Pertumbuhan Kredit BPR Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 3

Grafik 4.29. Penyaluran Kredit BPR Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 3

Grafik 4.30. Penghimpunan DPK BPR... 3

Grafik 4.31. Pertumbuhan DPK BPR Berdasarkan Jenis Simpanan ... 3

Grafik 4.32. Pertumbuhan LDR dan NPL BPR ... 3

Grafik 4.33. Fungsi Intermediasi Bank Syariah... 3

Grafik 4.34. Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah ... 3

Grafik 4.35. Penghimpunan Dana Bank Syariah ... 3

Grafik 4.36. Non-Performing Financing Bank Syariah ... 3

Grafik 4.37. Perkembangan Kredit UMKM ... 3

Grafik 4.38. Pangsa Kredit UMKM ... 3

Grafik 4.39. NPL Kredit UMKM ... 3

Grafik 5.1. Aliran Uang Kartal Inflow... 3

Grafik 5.2. Aliran Uang Kartal Outflow ... 3

Grafik 5.3. Perkembangan Perkasan Triwulanan ... 3

Grafik 5.4. Perkembangan Penarikan Uang Lusuh ... 3

Grafik 5.5. Penukaran Uang Melalui BI ... 3

(10)

ix

Grafik 5.6. Perkembangan Uang Palsu ... 3

Grafik 5.7. Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan ... 3

Grafik 5.8. Nilai Transaksi RTGS ... 3

Grafik 5.9. Volume Transaksi RTGS ... 3

Grafik 5.10. Perkembangan Rata-Rata Jumlah Perputaran Kliring Harian ... 3

Grafik 6.1. Realisasi Penggunaan Tenaga Kerja ... 3

Grafik 6.2. Realisasi Penggunaan Tenaga Kerja per Sektor ... 3

Grafik 6.3. NTP Provinsi Lampung dan Komponen Penyusunnya ... 3

Grafik 6.4. NTP per Sub Sektor ... 3

Grafik 6.5. Indeks yang Diterima per Sub Sektor ... 3

Grafik 6.6. Indeks yang Dibayar per Sub Sektor ... 3

Grafik 6.7. NTP Juni 2017 Provinsi di Sumatera ... 3

Grafik 7.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Lampung (yoy) ... 3

Grafik 7.2. Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Lampung ... 3

Grafik 7.3. Perkembangan Ekspektasi Konsumen Mendatang ... 3

(11)

x

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Lampung Periode Agustus 2017 akhirnya dapat diselesaikan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.3 Tahun 2004 bahwa Bank Indonesia memiliki tujuan yang difokuskan pada pencapaian dan pemeliharaan kestabilan nilai rupiah. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia secara periodik melakukan asesmen terhadap perkembangan ekonomi di daerah, sumber-sumber tekanan inflasi, risiko dan prospeknya serta rekomendasi kebijakan yang perlu ditempuh Pemerintah Daerah.

Seiring dengan penerapan otonomi daerah sejak 1999, asesmen ekonomi regional semakin berperan dalam konteks pembangunan ekonomi nasional dan upaya untuk menstabilkan harga.

Perhatian terhadap perkembangan ekonomi daerah semakin kuat di era pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dicerminkan oleh realisasi anggaran desa yang meningkat cukup signifikan dalam 3 tahun terakhir. Perkembangan ini merupakan sesuatu yang diharapkan banyak pihak bahwa aktivitas ekonomi tidak lagi terpusat pada suatu daerah tertentu, melainkan tersebar di berbagai daerah, sehingga disparitas antar daerah semakin mengecil. Terkait dengan hal tersebut di atas, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung melakukan kajian serta memberikan asesmen terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan regional Lampung secara menyeluruh dan dituangkan dalam publikasi “Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Lampung”. Diskusi dan evaluasi terhadap perkembangan ekonomi daerah Lampung dilakukan dengan berbagai pihak terutama para pembina kepentingan di daerah seperti sektor dan dinas Pemerintah Daerah, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, serta dengan para akademisi dari Universitas Lampung dan Perguruan Tinggi di Lampung.

Di tengah proses pemulihan ekonomi nasional yang tidak secepat perkiraan, perekonomian Lampung di triwulan II 2017 masih dapat tumbuh cukup tinggi yakni 5,03% (yoy), didorong oleh pesatnya pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi yang di atas rata-rata historis 3 tahun terakhir. Dari sisi produksi, perekonomian Lampung triwulan II 2017 ditopang oleh sektor perdagangan yang tumbuh hampir 3 kali lipat dari rata-rata historisnya dan sektor konstruksi yang tumbuh double digit. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Lampung tersebut di atas pertumbuhan ekonomi Sumatera dan nasional yang masing-masing sebesar 4,90% (yoy) dan 5,01% (yoy).

Dari sisi perkembangan harga-harga, Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) provinsi Lampung selama triwulan II 2017 tercatat meningkat, namun cukup terkendali yakni sebesar 4,91% (yoy). Inflasi tersebut terutama karena adanya peningkatan tekanan inflasi pada kelompok administered prices seiring dengan adanya kebijakan penyesuaian tarif listrik tahap II dan III, serta kenaikan harga angkutan antar kota menjelang perayaan Idul Fitri. Di sisi lain, inflasi kelompok pangan (volatile food) yang merupakan fokus kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah provinsi Lampung khususnya pada bulan Ramadhan, masih memberikan sumbangan inflasi, namun dengan laju yang cenderung turun dan terkendali. Secara keseluruhan, terkendalinya inflasi pada triwulan II 2017 terutama didukung oleh pasokan bahan makanan yang memadai ditengah meningkatnya permintaan masyarakat selama bulan Ramadhan 2017. Kedepan, upaya pengendalian inflasi Provinsi Lampung masih menghadapi tantangan yang cukup besar diantaranya bersumber dari inflasi kelompok volatile foods dan kelompok administered prices.

Memasuki triwulan III 2017, kegiatan ekonomi di Provinsi Lampung diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2017 yang didorong oleh masih baiknya konsumsi rumah

(12)

xi tangga dan meningkatnya konsumsi pemerintah. Sementara itu, secara sektoral pertumbuhan ekonomi Lampung masih ditopang oleh pertumbuhan sektor Pertanian dan Industri Pengolahan, seiring dengan kembali meningkatnya produksi perkebunan, termasuk sektor Perdagangan Besar &

Eceran dan Reparasi Mobil & Motor sejalan dengan akselerasi pembangunan proyek infrastruktur Pemerintah yang sedang gencarnya dilakukan. Dari sisi perkembangan harga-harga, inflasi IHK Provinsi Lampung dipredikasi masih cukup terkendali seiring dengan mulai meredanya tekanan inflasi pasca bulan Ramadhan 2017. Meskipun demikian, ke depan risiko inflasi tetap perlu dikelola dengan baik khususnya terkait peningkatan biaya pendidikan yang diikuti oleh kenaikan harga perlengkapan pendukungnya, gejolak beberapa harga pangan, serta kemungkinan penyesuaian harga bahan bakar bersubsidi. Sejumlah langkah telah perlu ditempuh antara lain dengan memperkuat koordinasi dan implementasi kerjasama perdagangan antar daerah maupun Kabupaten/Kota dalam rangka pemenuhan pasokan, melakukan pengendalian ekspektasi masyarakat dengan memberikan informasi harga pangan terkini dan himbauan melakukan konsumsi secara lebih bijak, serta mengantisipasi jika terjadi kenaikan harga bahan bakar bersubsidi melalui perhitungan simulasi kenaikan tarif angkutan umum yang wajar dan mengupayakan pasokan bahan bakar tercukupi di seluruh daerah.

Dalam kesempatan ini kami sampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini, khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, PLN Wilayah Lampung, Bulog Provinsi Lampung dan semua penyedia data yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Kami menyadari bahwa hasil kajian ekonomi yang disajikan dalam buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak yang berkepentingan dengan buku ini. Kami juga mengharapkan kiranya kerjasama yang baik selama ini dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang.

Akhirnya, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridha-Nya kepada kita semua.

Bandar Lampung, Agustus 2017 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI LAMPUNG

Arief Hartawan Direktur

(13)

xii

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung

A. Inflasi dan PDRB

Indikator 2015 2016

2016 2017

I II III IV I II

Indeks Harga

Konsumen (IHK)

Bandar Lampung 124,20 124,26 125,16 127,31 129,05 130,62

Metro 131,84 131,63 133,06 134,08 135,01 136,59

Gabungan 125,32 125,34 126,32 128,31 129,93 131,50

Laju Inflasi (yoy)

Bandar Lampung 5,37 3,21 2,41 2,75 3,90 5,12

Metro 4,83 2,84 2,79 2,92 2,40 3,77

Gabungan 5,28 3,15 2,47 2,78 3,68 4,91

PDRB - Harga

Konstan (Miliar Rp) 199.525,42 51.069,83 53.281,01 55.079,50 50.354,83 209.807,19 53.682,96 55.984,87 Pertanian,

Kehutanan, &

Perikanan

63.932,02 17.083,90 17.865,09 18.311,94 12.538,46 65.730,29 17.158,67 18.066,68

Pertambangan &

Penggalian 12.079,30 3.001,93 3.146,67 3.213,66 3.244,22 12.606,48 3.374,23 3.247,56 Industri Pengolahan 35.912,94 8.613,37 9.275,10 9.476,32 9.960,91 37.312,09 9.197,09 9.768,04 Pengadaan Listrik,

Gas 203,87 60,26 61,17 61,68 68,80 269,49 80,25 93,71

Pengadaan Air 200,67 50,83 51,51 52,74 52,75 207,84 53,19 55,60

Konstruksi 17.413,16 4.367,68 4.325,82 4.756,85 5.232,75 18.963,10 4.753,60 4.807,11 Perdagangan Besar

& Eceran dan Reparasi Mobil &

Sepeda

23.163,98 5.867,85 6.215,05 6.519,88 6.444,79 24.843,32

6.278,44 6.645,10

Transportasi &

Pergudangan 9.779,65 2.490,73 25.593,93 2.782,02 2.747,17 10.566,31 2.702,40 2.819,14 Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum

2.632,96 671,33 697,26 721,42 723,16 2.813,17 719,78 767,63

Informasi &

Komunikasi 8.406,95 2.294,42 2.305,96 2.349,77 2.350,08 9.300,23 2.478,57 2.598,43 Jasa Keuangan 4.143,42 1.084,93 1.101,13 1.129,49 1.148,58 4.475,53 1.137,26 1.167,02 Real Estate 5.966,15 1.549,45 1.589,43 1.651,34 1.637,05 6.427,27 1.659,47 1.704,82

Jasa Perusahaan 285,14 72,40 73,35 76,45 75,19 297,39 76,29 78,25

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial

6.423,70 1.536,36 1.670,19 1.578,72 1.671,78 6.457,06 1.559,05 1.670,10

Jasa Pendidikan 5.361,60 1.399,42 1.400,19 1.429,11 1.481,65 5.723,37 1.471,73 1.479,18 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 1.902,99 491,88 501,00 511,88 516,11 2.020,87 520,54

527,18

Jasa Lainnya 1.716,92 433,06 442,72 456,22 461,39 1.793,40 462,39 489,31

Pertumbuhan PDRB

(yoy) 5,13 5,06 5,21 5,26 5,01 5,15 5,13 5,03

Nilai Ekspor Non

Migas (Juta USD) 3.864,61 740,65 600,72 261,81 1.048,25 3.101,06 1.046,66 867,65 Volume Ekspor (Ribu

Ton) 11.294,26 2.664,53 1.485,63 898,68 2.660,01 9.063,27 2.648,79 2.257,79

Nilai Impor

(Juta USD) 1.122,10 260,71 355,76 123,21 328,21 1.358,17 264,25 361,54

Volume Impor

(Ribu Ton) 2.193,55 479,17 698,88 176,95 538,86 2.348,41 492,52 566,40

(14)

xiii B. Sistem Pembayaran

Indikator Makro 2015 2016 2017

IV I II III IV I II

Posisi Kas Gabungan (Triliun Rp) 1,92 2,63 3,31 4,22 3,50 3,90 3,05

Inflow (Triliun Rp) 2,08 2,75 1,19 3,38 2,16 2,59 1,94

Outflow (Triliun Rp) 1,74 0,96 4,86 2,06 1,81 1,74 5,87

Pemusnahan Uang (Triliun Rp) 0,46 1,22 1,44 0,73 0,93 0,90 0,46

Nominal Transaksi RTGS (Triliun Rp) 2,54 4,08 5,08 6,43 7,61 6,22 8,32

Volume Transaksi RTGS (Lembar) 1.048 1.777 2.047 4.708 5.722 5.143 5.674

Rata-Rata Harian Nominal Transaksi

RTGS (Triliun Rp) 60,54 66,96 80,71 107,19 120,73 100.356 143.434

Rata-Rata Harian Volume Transaksi

RTGS (Lembar) 25 29 32 78 91 83 98

Volume Kliring Kredit (Lembar) 49.773 84.233 103.083 96.904 101.659 98.211 92.509

Nominal Kliring Kredit (Triliun Rp) 2,62 4,92 6,93 4,62 4,65 4,21 4,15

Rata-Rata Harian Volume Kliring

Kredit (Lembar) 790 1.381 1.636 1.514 1.614 1.584 1.595

Rata-Rata Harian Nominal Kliring

Kredit (Miliar Rp) 41,55 80,66 109,96 72,21 73,83 67,89 71,56

Volume Kliring Debet (Lembar) 175.652 166.780 166.605 163.271 159.031 150.596 113.157

Nominal Kliring Debet (Triliun Rp) 7,20 6,44 6,73 6,70 6,57 6,10 4,55

Rata-Rata Harian Volume Kliring

Debet (Lembar) 2.788 2.734 2.645 2.551 2.524 2.429 1.951

Rata-Rata Harian Nominal Kliring

Debet (Miliar Rp) 114,23 105,60 106,76 104,71 104,33 98,34 78,51

Volume Kliring Pengembalian

(Lembar) 4.327 4.579 4.464 3.640 3.918 3.498 4.375

Nominal Kliring Pengembalian

(Triliun Rp) 0,21 0,15 0,16 0,16 0,15 0,14 0,15

Rata-Rata Harian Volume Kliring

Pengembalian (Lembar) 69 75 71 57 62 56 75

Rata-Rata Harian Nominal Kliring

Pengembalian (Miliar Rp) 3,39 2,44 2,55 2,43 2,42 2,30 2.56

Volume Tolakan Cek/BG Kosong

(Lembar) 3.307 3.635 3.476 2.604 2.879 2.783 3.041

Volume Tolakan Cek/BG Kosong

(Triliun Rp) 0,17 0,11 0,12 0,12 0,12 0,11 0,10

Rata-Rata Harian Volume Cek/BG

Kosong (Lembar) 52 60 55 41 46 45 52

Rata-Rata Harian Volume Cek/BG

Kosong (Miliar Rp) 2,66 1,80 1,89 1,88 1,85 1,71 1,72

(15)

xiv C. Perbankan

Indikator Perbankan 2015 2016 2017

IV I II III IV I II

Bank Umum

Total Aset (Triliun Rp) 52,41 51,86 53,48 53,62 54,24 56,23 60,85 DPK (Triliun Rp) 33,09 32,53 33,63 34,04 34,88 36,20 38,26

Giro 7,90 7,29 6,92 6,82 5,01 7,49 8,04

Tabungan 16,90 16,46 17,92 18,35 20,79 19,47 20,78

Deposito 8,29 8,78 8,79 8,88 9,09 9,24 9,43

Kredit (Triliun Rp) -

Berdasarkan Lokasi Proyek 52,67 52,93 56,11 57,00 57,52 47,76 50,75 Modal Kerja 24,78 24,69 26,81 27,91 27,87 24,26 25,22 Investasi 13,19 13,70 14,39 13,95 14,16 10,49 11,84 Konsumsi 14,70 14,54 14,90 15,13 15,49 13,01 13,70 LDR 138,00 134,13 135,93 135,84 137,48 131,95 132,64 Kredit (Triliun Rp) -

Berdasarkan Lokasi Kantor Cabang

42,87 43,63 45,71 46,25 47,96 53,54 55,61

Modal Kerja 22,31 22,43 23,80 24,29 24,81 27,16 25,97

Investasi 9,17 9,26 9,58 9,49 10,31 14,08 13,32

Konsumsi 11,39 11,93 12,32 12,46 12,84 12,29 16,32

LDR (%) 129,54 134,13 135,93 135,84 137,48 131,95 132,64 Kredit UMKM (Triliun Rp) 13,92 14,64 15,53 15,18 15,62 17,04 15,80 Kredit Mikro (<Rp50 Juta)

(Triliun Rp) 4,64 5,12 5,43 5,28 5,35 5,39 5,66

Modal Kerja 2,90 3,51 3,84 3,74 3,86 3,88 4,09

Investasi 0,34 0,42 0,45 0,45 0,46 0,47 0,48

Konsumsi 1,40 1,18 1,14 1,10 1,03 1,05 1,09

Kredit Kecil (Rp50 Juta < X <

Rp500 juta) (Triliun Rp) 13,51 14,62 15,06 15,11 15,44 15,60 15,60

Modal Kerja 3,66 3,82 3,90 3,82 3,88 3,90 3,90

Investasi 1,35 1,23 1,23 1,21 1,18 1,09 1,09

Konsumsi 8,50 9,56 9,92 10,08 10,38 10,60 10,60

Kredit Menengah (Rp500jt < X

< Rp5m) (Triliun Rp) 7,02 7,42 7,61 7,59 7,67 7,68 7,68

Modal Kerja 4,75 5,10 5,25 5,22 5,23 5,19 5,19

Investasi 1,25 1,20 1,19 1,17 1,15 1,18 1,18

Konsumsi 1,01 1,12 1,17 1,20 1,29 1,31 1,31

Total Kredit MKM (Triliun Rp) 25,17 27,15 28,10 27,99 28,45 28,68 29,23

NPL MKM Gross (%) 3,25 2,95 3,20 3,23 2,76 2,74 2,69

BPR

Total Aset (Trilun Rp) 8,71 9,10 9,49 9,84 10,53 10,51 10,92 Dana Pihak Ketiga

(Triliun Rp) 4,23 4,74 4,68 4,87 5,13 5,38 5,41

Tabungan 0,73 0,76 0,74 0,78 0,86 0,97 0,88

Simpanan Berjangka 3,49 3,98 3,94 4,08 4,28 4,41 4,53 Kredit (Triliun Rp) -

Berdasarkan Lokasi Proyek 6,93 7,21 7,42 7,40 7,65 7,95 8,15

Modal Kerja 0,82 0,79 0,83 0,80 0,78 0,79 0,81

Investasi 0,18 0,17 0,18 0,19 0,20 0,23 0,23

Konsumsi 5,93 6,26 6,42 6,41 6,67 6,94 7.11

Kredit UMKM (Milyar Rp) 1.029,84 997,24 1.049,74 1.033,61 1.016,43 1.082,38 1.134,96

Rasio NPL Gross (%) 1,46 1,60 1,62 1,73 1,46 1,63 1,72

LDR (%) 172,59 160,48 167,19 161,08 157,46 156,19 159,51

(16)

xv

Ringkasan Eksekutif

Pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan II 2017 mencapai 5,03%

(yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Nasional yang masing-masing sebesar 4,90% (yoy) dan 5,01% (yoy).

Pertumbuhan Ekonomi

Di tengah proses pemulihan ekonomi nasional yang tidak secepat perkiraan, perekonomian Lampung di triwulan II 2017 masih dapat tumbuh cukup tinggi, yakni 5,03% (yoy), didorong oleh pesatnya pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi di atas rata-rata historis 3 tahun terakhir. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Lampung tersebut di atas pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Nasional yang masing-masing sebesar 4,90% (yoy) dan 5,01% (yoy).

Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,09% (yoy) sesuai dengan pola musiman pada periode Ramadhan dan Idul Fitri yang bersamaan dengan liburan sekolah. Selain itu, pertumbuhan investasi juga tercatat meningkat cukup signifikan yaitu sebesar 11,82% (yoy), terutama pada investasi bangunan seiring dengan pesatnya pembangunan proyek strategis Pemerintah. Di sisi penawaran, motor penggerak perekonomian Lampung bersumber dari sektor Perdagangan Besar- Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor, sektor Industri Pengolahan, dan sektor Konstruksi yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,98%, 0,92%, dan 0,90%.

Memasuki triwulan III 2017, ekonomi Lampung diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi yang didorong oleh masih baiknya konsumsi rumah tangga dan meningkatnya konsumsi pemerintah. Sementara itu, secara sektoral, meningkatnya kinerja sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan diperkirakan menjadi pendorong ekonomi Lampung pada triwulan III 2017.

Realisasi anggaran belanja pada triwulan II tahun 2017 relatif lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Keuangan Pemerintah

Sampai dengan triwulan II 2017, realisasi anggaran belanja relatif lebih rendah dibandingkan triwulan II tahun 2016 sejalan dengan rendahnya realisasi belanja modal dan belanja bagi hasil kepada pemerintah kabupaten/kota & pemerintah desa. Meskipun secara total realisasi pendapatan lebih tinggi, namun penyerapan anggaran tersebut belum optimal di setiap Kab/Kota yang antara lain disebabkan oleh penundaan pencairan dana perimbangan. Secara keseluruhan, ketergantungan fiskal Provinsi Lampung terhadap Pusat semakin tinggi yang berimplikasi pada terbatasnya diskresi Pemerintah daerah dalam melakukan inovasi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah.

(17)

xvi Dari anggaran tersebut, komposisi belanja pegawai masih mendominasi, khususnya pada anggaran belanja Kab/kota. Di tengah keterbatasan alokasi anggaran, komitmen pemerintah daerah terhadap pengeluaran yang bersifat produktif semakin tinggi yang ditunjukkan dengan meningkatnya pangsa anggaran belanja modal.

Inflasi IHK Provinsi LampungTriwulan II 2017 sebesar 4,91% (yoy), relatif terkendali meskipun mengalami peningkatan yang terutama disebabkan oleh tekanan inflasi kelompok administered prices dan volatile food.

Inflasi

Sesuai dengan pola historisnya, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) provinsi Lampung pada triwulan II 2017 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni dari 3,68% (yoy) menjadi sebesar 4,91% (yoy). Inflasi tersebut terutama dikarenakan adanya peningkatan tekanan inflasi pada kelompok adiministered prices seiring dengan adanya kebijakan penyesuaian tarif listrik tahap II dan III, serta kenaikan harga angkutan antar kota menjelang perayaan Idul Fitri. Di sisi lain, inflasi kelompok pangan (volatile food) yang merupakan fokus kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah provinsi Lampung khususnya pada bulan Ramadhan, masih memberikan sumbangan inflasi, namun dengan laju yang cenderung turun dan terkendali. Secara keseluruhan, terkendalinya inflasi pada triwulan II 2017 terutama didukung oleh pasokan bahan makanan yang memadai ditengah meningkatnya permintaan masyarakat selama bulan Ramadhan 2017.

Berdasarkan kota perhitungan IHK, inflasi IHK kota Metro tercatat lebih rendah dibandingkan kota Bandar Lampung, dan rata-rata inflasi kota-kota perhitungan IHK di Sumatera. Adapun secara nasional, inflasi IHK Provinsi Lampung sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi IHK Nasional yang mencapai 4,37% (yoy).

Tantangan pengendalian inflasi Provinsi Lampung kedepan masih cukup besar diantaranya bersumber dari inflasi kelompok volatile foods dan kelompok administered prices.

Ditengah kondisi pemulihan ekonomi domestik, stabilitas keuangan Provinsi Lampung masih terjaga yang ditopang oleh kinerja sektor rumah tangga dan korporasi.

Stabilitas Keuangan Daerah dan Pengembangan UMKM

Ditengah kondisi pemulihan ekonomi domestik, stabilitas keuangan provinsi Lampung yang ditopang oleh kinerja sektor rumah tangga dan korporasi masih terjaga. Ketahanan sektor rumah tangga tercermin dari masih cukup stabilnya penghasilan rumah tangga dan konsumsi yang meningkat sesuai pola historis musiman bulan Ramadhan dan libur hari raya Idul Fitri yang bersamaan dengan liburan sekolah meskipun tidak setinggi perkiraan semula.

Meningkatnya NPL kredit rumah tangga dan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi kedepan yang melemah masih menjadi risiko kerentanan sektor rumah tangga kedepan. Sementara ketahanan sektor korporasi ditengah proses konsolidasi

(18)

xvii perekonomian global masih cukup rentan yang disebabkan oleh struktur ekonomi Lampung yang masih mengandalkan komoditas.

Sistem pembayaran pada triwulan II 2017 tercatat mengalami peningkatan baik tunai dan non tunai sejalan dengan masih baiknya pertumbuhan ekonomi.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran & Pengelolaan Uang Rupiah Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2017 tercermin dari perkembangan positif pertumbuhan sistem pembayaran non tunai di Provinsi Lampung. Nilai transaksi pembayaran melalui Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) menunjukkan peningkatan pertumbuhan, walaupun dari volume pertumbuhannya tidak setinggi triwulan sebelumnya.

Untuk meningkatkan layanan ketersediaan uang layak edar, Bank Indonesia senantiasa terus mendorong clean money policy melalui kegiatan pengelolaan uang tunai dengan melakukan pembukaan layanan penukaran uang bekerjasama dengan perbankan, kas keliling, remise, program peduli uang lusuh, gerakan peduli koin dan edukasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah.

Dalam hal pengembangan akses keuangan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung terus berupaya memperkenalkan Gerakan Nasional Non Tunai untuk memperluas edukasi terkait elektronifikasi dan keuangan inklusif kepada masyarakat di Provinsi Lampung.

Kesejahteraan masyarakat di Provinsi Lampung pada triwulan II 2017 tercatat stabil namun cenderung menurun seiring dengan kondisi ketenagakerjaan yang secara umum tidak terjadi perubahan yang signifikan.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Lampung pada triwulan II 2017 mengalami perbaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), penggunaan tenaga kerja meningkat terutama dari sektor Industri Pengolahan, Perdagangan, serta Pertambangan.

Sementara itu, kesejahteraan petani yang tercemin dari Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat stabil namun cenderung menurun dari 104,32 pada triwulan I 2017 menjadi 104,28 pada triwulan laporan.

Penurunan NTP tersebut disebabkan oleh indeks yang diterima petani (It) tercatat memiliki penurunan yang lebih dalam dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani (Ib). Relatif menurunnya NTP dimaksud antara lain didorong oleh meningkatnya biaya produksi seiring dengan standard kualitas hasil produksi yang cukup tinggi, termasuk fluktuasi harga pada komoditas tanaman hortikultura dan perkebunan. Kedepan, kesejahteraan petani masih rentan apabila ketergantungan Lampung terhadap ekonomi yang berbasis komoditas masih tinggi mengingat harga komoditas yang cenderung berfluktuasi.

(19)

xviii Prospek pertumbuhan

ekonomi Lampung pada triwulan IV 2017

diperkirakan tumbuh cukup tinggi, namun dibayangi downward risk yang sedikit lebih tinggi.

Prospek inflasi tahun 2017 diperkirakan masih tetap terkendali namun dengan level yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Prospek

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan IV 2017 diperkirakan tumbuh cukup tinggi pada kisaran 5,0%-5,4% (yoy), namun dibayangi downward risk yang sedikit lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.

Konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah diperkirakan menjadi pendorong pertumbuhan, sedangkan net ekspor berpotensi mengalami koreksi dibandingkan triwulan III seiring besarnya kemungkinan berlanjutnya depresiasi harga komoditas ekspor seperti CPO dan Batubara, berkurangnya produksi kopi dan komoditas pangan, serta downward bias proyeksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara mitra dagang. Secara sektoral, peningkatan kinerja sektor perdagangan diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan triwulan IV seiring pola musiman perayaan hari besar keagamaan dan libur akhir tahun, sedangkan pertumbuhan sektor pertanian sedikit termoderasi seiring turunnya produksi pangan memasuki awal musim hujan. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Lampung pada tahun 2017 diperkirakan sedikit meningkat dari tahun sebelumnya meskipun masih dalam kisaran 5,0%-5,4% (yoy).

Inflasi

Prospek inflasi pada triwulan IV dan keseluruhan tahun 2017 diperkirakan masih tetap terjaga pada kisaran 4%±1% (yoy), namun berpotensi mencatatkan level yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan tekanan inflasi pada periode tersebut berasal dari kelompok volatile food sejalan dengan masuknya musim penghujan.

Hal pokok yang perlu menjadi fokus kegiatan TPID adalah menjaga stabilitas inflasi pangan pada level yang cukup rendah (dibawah 5%) dalam rangka menjaga daya beli masyarakat, khususnya kelompok masyarakat yang sebagian besar pengeluarannya masih dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan pangan.

(20)

1

Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

Di tengah proses pemulihan ekonomi nasional yang tidak secepat perkiraan, perekonomian Lampung di triwulan II 2017 masih dapat tumbuh cukup tinggi, yakni 5,03% (yoy), didorong oleh pesatnya pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi di atas rata-rata historis 3 tahun terakhir. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Lampung tersebut di atas pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Nasional yang masing-masing sebesar 4,90% (yoy) dan 5,01% (yoy).

Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,09% (yoy) sesuai dengan pola musiman pada periode Ramadhan dan Idul Fitri yang bersamaan dengan liburan sekolah. Selain itu, pertumbuhan investasi juga tercatat meningkat cukup signifikan yaitu sebesar 11,82% (yoy), terutama pada investasi bangunan seiring dengan pesatnya pembangunan proyek strategis Pemerintah. Di sisi penawaran, motor penggerak perekonomian Lampung bersumber dari sektor Perdagangan Besar- Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor, sektor Industri Pengolahan, dan sektor Konstruksi yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,98%, 0,92%, dan 0,90%.

Memasuki triwulan III 2017, ekonomi Lampung diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi yang didorong oleh masih baiknya konsumsi rumah tangga dan meningkatnya konsumsi pemerintah. Sementara itu, secara sektoral, meningkatnya kinerja sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan diperkirakan menjadi pendorong ekonomi Lampung pada triwulan III 2017.

1.1. Analisis PDRB Sisi Permintaan

Di tengah proses pemulihan ekonomi nasional yang tidak secepat perkiraan, perekonomian Lampung pada triwulan II 2017 masih dapat tumbuh cukup tinggi yakni 5,03% (yoy), di atas pertumbuhan ekonomi Sumatera dan nasional yang masing-masing sebesar 4,09% (yoy) dan 5,01%

(yoy) (Grafik 1.2.). Dibalik pertumbuhan yang masih cukup tinggi, ekonomi Lampung tercatat mengalami perlambatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu mencapai 5,13% (yoy).

Hal ini disebabkan net ekspor yang tercatat negatif dan penurunan kinerja konsumsi pemerintah.

Grafik 1.1. PDRB Provinsi Lampung (qtq)

Sumber: BPS Provinsi Lampung, diolah

Grafik 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (%yoy)

Sumber: BPS Provinsi Lampung, diolah

(21)

2 Pertumbuhan ekonomi Lampung di sisi permintaan tidak banyak mengalami perubahan dari 5 (lima) tahun sebelumnya, dimana konsumsi rumah tangga masih mendominasi struktur ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan II 2017 dengan pangsa sebesar 57,02% yang diikuti oleh ekspor, impor dan pementukan modal tetap bruto (PMTB)/investasi dengan peranan masing-masing sebesar 39,68%, 35,39% dan 29,17% dari total pengeluaran ekonomi Provinsi Lampung.

Dilihat dari sumber pertumbuhannya, pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung terutama tercermin dari meningkatnya investasi, konsumsi rumah tangga serta perbaikan kinerja ekspor (Tabel 1.1.).

Investasi menyumbang 3,61% terhadap pertumbuhan ekonomi Lampung, sementara konsumsi rumah tangga yang selalu menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung hanya mampu tumbuh terbatas dan memberikan kontribusi sebesar 3,54%. Di sisi lain, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi pertumbuhan dan mempunyai andil negatif terhadap laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan (-0,53%). Dari sisi eksternal, sumber pertumbuhan baik dari kinerja ekspor maupun impor tecatat mengalami peningkatan dengan sumbangan masing-masing sebesar 4,04% dan 5,85%.

Memasuki triwulan III 2017, peningkatan kegiatan ekonomi di Provinsi Lampung diperkirakan terus berlanjut dengan motor pertumbuhan masih akan bersumber dari konsumsi rumah tangga dan investasi. Dari sisi eksternal, kinerja ekspor Lampung diperkirakan akan mengalami pertumbuhan seiring perbaikan harga beberapa komoditas ekspor seperti kopi dan batu bara, meskipun pertumbuhan ekspor diperkirakan tidak sekuat perbaikan kinerja impor yang diperkirakan juga mengalami peningkatan seiring akselerasi proyek infrastruktur pemerintah maupun swasta yang mendorong naiknya impor barang modal dan bahan baku.

1.1.1. Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga memiliki pangsa terbesar dalam struktur perekonomian Lampung dan masih tumbuh cukup baik pada triwulan laporan yakni sebesar 6,09% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,63% (yoy). Kondisi tersebut juga tercermin dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan II 2017 menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3.). Konsumsi rumah tangga yang meningkat didorong oleh meningkatnya pendapatan rumah tangga dan volume konsumsi barang/jasa yang tercermin dari indeks pendapatan rumah tangga yang meningkat dari 98,9 menjadi 116,49 dan kenaikan indeks volume konsumsi barang dan jasa dari 111,2 menjadi 123,24 (Grafik 1.4.). Meningkatnya konsumsi barang dan jasa pada triwulan ini sesuai dengan pola musiman pada periode Ramadhan dan Idul Fitri yang bersamaan dengan liburan sekolah pada bulan Juni dan Juli. Selain itu, cukup terkendalinya inflasi dalam tujuh bulan terakhir menjaga daya beli masyarakat dan memberi dorongan untuk meningkatkan

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung - Sisi Permintaan (% yoy)

Sumber: BPS Provinsi Lampung, diolah

(22)

3 pengeluaran. Di sisi lain, survei konsumen Bank Indonesia mengindikasikan bahwa tingkat keyakinan konsumen sepanjang triwulan II 2017 tetap dalam level optimis, meskipun sedikit melemah dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.5.).

Peningkatan konsumsi rumah tangga juga ditunjukkan dari data pertumbuhan konsumsi listrik rumah tangga yang tumbuh menjadi 42,85% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 41,44% (yoy) (Grafik 1.6.). Penggunaan listrik rumah tangga oleh masyarakat pada triwulan II 2017 tercatat meningkat menjadi 608,82 juta KwH dari triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 571,40 juta KwH. Penyesuaian tarif listrik 900 VA untuk rumah tangga mampu pada bulan Mei 2017 tidak mempengaruhi konsumsi listrik rumah tangga yang tetap mengalami peningkatan seiring peningkatan jumlah rumah tangga di Provinsi Lampung yang mendapatkan pelayanan listrik dari PLN sebanyak 29.066 rumah tangga sehingga jumlah keseluruhan rumah tangga yang menerima pelayanan listrik sampai dengan triwulan laporan adalah sebanyak 1,790 juta rumah tangga.

Grafik 1.3. Indeks Tendensi Konsumen

Sumber: BPS Provinsi Lampung, diolah Sumber: BPS Provinsi Lampung, diolah

Grafik 1.4. Komponen Indeks Tendensi Konsumen

Grafik 1.5. Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Sumber: PT PLN Distribusi Lampung, diolah

Grafik 1.6. Konsumsi Listrik Rumah Tangga

Grafik 1.7. Kredit Konsumsi

Sumber: LBU Bank Indonesia

Grafik 1.8. Kinerja KPR, KKB, Alat RT dan Multiguna

Sumber: LBU Bank Indonesia

(23)

4 Sejalan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga, data indikator kredit konsumsi juga menunjukkan tren meningkat sejak triwulan III tahun lalu. Dibandingkan triwulan sebelumnya, kredit konsumsi Lampung pada triwulan II sedikit meningkat, yakni tercatat sebesar Rp21,20 triliun dengan pertumbuhan sebesar 10,99% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,64% (yoy) (Grafik 1.7.). Berdasarkan penggunaannya, kredit konsumsi rumah tangga yang digunakan untuk pembelian alat rumah tangga mengalami pertumbuhan tertinggi yakni mencapai 175,9% (yoy) seiring perayaan Idul Fitri yang jatuh pada triwulan II 2017 (Grafik 1.8.).

Berdasarkan hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Lampung, meningkatnya permintaan kredit konsumsi pada triwulan II 2017 didorong oleh prospek usaha nasabah yang mulai meningkat serta tingkat suku bunga kredit konsumsi yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sehingga mendorong aktivitas penyaluran kredit konsumsi.

Peningkatan konsumsi ditengarai terutama bersumber dari barang impor. Hal ini tercermin pada pertumbuhan volume impor barang konsumsi yang tercatat sebesar 826,78% (yoy), meningkat sangat signifikan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi -57,59% (yoy). (Grafik 1.9.). Berdasarkan pangsanya, impor barang konsumsi masih didominasi impor makanan olahan yang meningkat signifikan dari 76,6% menjadi 96,24%, diikuti oleh impor barang semi tahan lama dengan kontribusi 1,85% (Grafik 1.10.).

Memasuki triwulan III 2017, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan tetap tumbuh didukung perbaikan harga komoditas utama, dan faktor panen komoditas pangan yang diperkirakan akan mendorong perbaikan kegiatan usaha masyakarat, meningkatkan pendapatan serta menambah daya beli (disposible income) rumah tangga. Hal tersebut diindikasikan dari hasil survei kegiatan dunia usaha

Sumber: BPS Provinsi Lampung, diolah

Grafik 1.9. Volume Impor Barang Konsumsi Grafik 1.10. Pangsa Komoditas Impor Barang Konsumsi

Sumber: BPS Provinsi Lampung, diolah

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha KPw BI Provinsi Lampung Grafik 1.11. Perkiraan Kegiatan Dunia Usaha

Sumber: Survei Konsumen KPw BI Provinsi Lampung

Grafik 1.12. Perkembangan Ekspektasi Konsumen 6 Bulan Mendatang

(24)

5 (SKDU) yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Lampung yang menunjukkan adanya perkiraan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.11.). Hal yang menjadi perhatian adalah turunnya ekspektasi penghasilan konsumen 6 bulan mendatang, persepsi ketersediaan tenaga kerja (Grafik 1.12.) serta pengeluaran untuk barang tahan lama yang cenderung menurun dan meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk menyimpan uangnya berpotensi menahan ekspansi konsumsi rumah tangga triwulan mendatang.

1.1.2. Konsumsi Pemerintah

Berbeda dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh cukup stabil, pengeluaran konsumsi pemerintah pada triwulan II 2017 mengalami kontraksi pertumbuhan yakni -6,8% (yoy).

Terkontraksinya pengeluaran konsumsi pemerintah antara lain disebabkan pergeseran pembayaran gaji ke-13 PNS yang mempengaruhi realisasi belanja tidak langsung APBD 2017. Selain itu, realisasi belanja modal pemerintah yang dikeluarkan dalam rangka membiayai pembangunan serta rehabilitasi proyek pemerintah yang masih rendah turut mempengaruhi turunnya pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan laporan. Hal ini juga tercermin dalam pertubuhan giro pemerintah di BPD tercatat 20,10% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi - 3,77% (yoy).

Pada triwulan III 2017, pengeluaran konsumsi pemerintah diperkirakan masih akan tumbuh yang tercermin dari posisi giro pemerintah daerah yang mengalami penurunan pada bulan Juli 2017. Sesuai pola musiman diperkirakan belanja pemerintah akan meningkat pada semester II, seiring realisasi konsumsi pemerintah pada beberapa proyek infrastruktur di Provinsi Lampung. Hal yang perlu menjadi perhatian antara lain adalah penerapan kebijakan terkait penyaluran yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 50/PMK.07/2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) yang mengatur penyaluran TKDD berdasarkan kinerja penyerapan dan capaian atas penggunaan TKDD yang disalurkan pada tahun sebelumnya. Penyaluran berbasis kinerja ini diterapkan pada Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik, Dana Alokasi Khusus Nonfisik, Dana Insentif Daerah, Dana Otonomi Khusus dan Dana Tambahan Infrastruktur Papua dan Papua Barat, serta dana desa.

Apabila penyerapan dan capaian atas penggunaan TKDD masih rendah maka kondisi ini dapat membatasi ruang gerak Pemerintah Daerah Provinsi Lampung dalam melakukan percepatan pembangunan infrastuktur yang sudah direncanakan.

1.1.3. Investasi

Kinerja Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) tercatat meningkat cukup signifikan yakni sebesar 11,82% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi -1,44% (yoy).

Sumber: LBU Bank Indonesia

Grafik 1.13. Giro Pemerintah di BPD Triwulanan

Sumber: LBU Bank Indonesia

Grafik 1.14. Perkembangan Giro Pemerintah Bulanan

(25)

6 Peningkatan kinerja investasi terutama di sektor investasi bangunan seiring dengan pesatnya pembangunan proyek strategis pemerintah seperti infrastruktur jalan terus menjadi prioritas pembangunan di Provinsi Lampung, termasuk pembangunan properti bersubsidi oleh swasta yang secara langsung mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pembangunan dan perbaikan infrastruktur oleh pemerintah dapat menjadi daya tarik bagi investor swasta untuk berinvestasi di Provinsi Lampung. Perkembangan yang positif juga terjadi pada investasi non bangunan yang tercermin dari peningkatan impor barang modal secara signifikan yakni mencapai 124,32% (yoy) serta penyaluran kredit investasi yang tercatat tumbuh cukup tinggi, yakni 23,89% (yoy).

Berdasarkan jenis investasinya, meningkatnya investasi pada triwulan laporan terutama didorong oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1.800,39 milyar atau tumbuh 13,23%(qtq). Penanaman modal dalam negeri terbesar pada triwulan laporan terutama berada pada sektor konstruksi (89,70%), diikuti oleh sektor industri makanan (10,3%).

Sementara itu, penanaman modal asing (PMA) pada triwulan laporan tercatat sebesar US$ 11,64 juta atau tumbuh negatif sebesar -66,7% (qtq). Penanaman modal asing terbesar pada triwulan laporan berada pada sektor industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik (56,7%) kemudian diikuti oleh sektor pertambangan (25,57%) dan listrik, gas dan air (11,89%) (Grafik 1.17. dan 1.18.).

Meningkatnya investasi pada triwulan ini juga ditunjukkan dari hasil liaison1 yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung yang menyatakan bahwa investasi yang dilakukan (kontak liaison) sebagian besar berupa ekspansi usaha berupa pembukaan lini bisnis baru maupun kantor cabang baru. Kegiatan investasi dengan skala besar terjadi di subsektor industri pengolahan makanan dan perdagangan otomotif, Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan,

Sumber: BPS Provinsi Lampung, diolah

Grafik 1.15. Porsi Investasi Bangunan dan Non Bangunan

Sumber: BPS Provinsi Lampung, diolah

Grafik 1.16. Impor Barang Modal

Sumber: BKPM

Grafik 1.17. Porsi Pangsa Investasi PMA Tw II 2017

Sumber: BKPM

Grafik 1.18. Porsi Pangsa Investasi PMDN Tw II 2017

1 Liaison merupakan wawancara mendalam mengenai perkembangan usaha selama satu tahun dengan responden meliputi perusahaan, asosiasi, dan lembaga pemerintahan

(26)

7 dan Perikanan - Peternakan & Hasil-hasilnya sementara di subsektor lainnya hanya melakukan perawatan, peremajaan alat dan mesin serta renovasi untuk kegiatan operasional (Tabel 1.2.).

Sektor Produk Bentuk Investasi

Pengolahan

Konveksi sulam usus,tapis,batik

& kebaya Lampung

Perawatan rutin alat produksi sulam usus Persiapan mengikuti pameran di Perancis yang membutuhkan biaya sebesar Rp2,5 miliar

Escargots, nata de coco, wood package

Perluasan kapasitas gedung untuk kegiatan pengolahan yang telah dimulai pada tahun 2016.

Renovasi layout pabrik agar proses produksi menjadi lebih baik. Proses renovasi ini diperkirakan selesai pada bulan Juli hingga Agustus 2017.

Penggantian pendingin ruangan yang sebelumnya menggunakan AC menjadi AHU.

Total investasi ini diperkirakan memerlukan biaya sebesar Rp 10 miliar.

Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan - Peternakan &

Hasil-hasilnya

Sapi

Pembangunan kandang berkapasitas sampai dengan 10 ribu ekor sapi dengan total investasi sebesar Rp30 miliar untuk proyek peternakan dairy yang ditargetkan berjalan secara penuh pada tahun 2020.

Pengembangan usaha breeding sebanyak 5.000 ekor sapi yang diperkirakan dapat berjalan penuh pada tahun 2019,

Ekspansi kandang usaha breeding senilai Rp10 miliar.

Feasibility study mengenai RPH modern, serta rencana pengembangan fungsi agribisnis dari hulu ke hilir yang diperkirakan berjalan hingga tahun 2018 senilai Rp30 miliar.

Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan - Tanaman Perkebunan

Sawit, Karet, Teh, Tebu

Investasi tanaman (replanting) rata-rata senilai Rp31,1 miliar, investasi non tanaman (pabrik, jalan, jembatan) rata-rata senilai Rp5 miliar, serta investasi

pengembangan (termasuk revitalisasi pabrik gula dan pengembangan lainnya) rata-rata senilai Rp3,71 miliar.

Perdagangan Kopi

Pembukaan gerai penjualan kopi hasil perkebunan perkebunan yang direncanakan setelah Lebaran tahun 2017.

Tabel 1.2. Daftar Kegiatan Investasi Berdasarkan Sektor Ekonomi

Gambar

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung - Sisi Permintaan (% yoy)
Tabel 1.3. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung - Sisi Penawaran (% yoy)
Tabel 1.4. Realisasi dan Target Produksi Tanaman Pangan
Grafik 1.34. Penjualan Listrik Industri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya ucapan terima kasih juga disampaikan kepada kakitangan pentadbiran pada Fakulti Penyelidikan dan Pascasiswazah Kolej Undang-undang, Kerajaan dan Pengajian

Hasil simulasi menunjukkan bahwa distribusi temperatur dan kelembaban relatif di dalam ruangan dengan konsentrasi liquid desiccant 30% mengalami penurunan

Karena siswa bekerja dalam team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, hipotesis saya dalam penelitian ini adalah poin-poin yang terkandung dalam kemampuan manajerial akan berpengaruh

remunerasi penting untuk meningkatkan kinerja pegawai, oleh karena itu dalam pemberian kompensasi finansial khususnya remunerasi harus ada pengevaluasian terhadap

Begitupun untuk penetapan sasaran SAR 2 Prodi S2 dan S3 di Fakultas, tidak sama dengan sasaran yang ditetapkan oleh Departemen, meskipun capaian SAR-2 dapat

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kulikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan penerapan teori yang diperoleh dalam

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu aplikasi bimbingan skripsi berbasis web (ABTA) yang dapat membantu mahasiswa dalam proses bimbingan, sehingga menghemat