• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ALASAN HUKUM PENANGGUHAN PENAHANAN TERHADAP TERDAKWA. umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II ALASAN HUKUM PENANGGUHAN PENAHANAN TERHADAP TERDAKWA. umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

ALASAN HUKUM PENANGGUHAN PENAHANAN TERHADAP TERDAKWA

Penahanan

Maksud penahanan menurut penjelasan Pasal 1 butir 21 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (selanjutnya disingkat KUHAP): “Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini”.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 21 KUHAP, semua instansi penegak hukum mempunyai wewenang untuk melakukan penahanan. Juga dari ketentuan tersebut telah diseragamkan istilah tindakan penahanan. Tidak dikacaukan lagi dengan berbagai ragam istilah seperti yang dulu dalam HIR, yang membedakan dan mencampur aduk antara penangkapan, penahanan sementara dan tahanan sementara, yang dalam peristilahan Belanda disebut de verdachte aan te houden (Pasal 60 ayat (1) HIR) yang berarti menangkap tersangka, dan untuk menahan sementara digunakan istilah voorlopige aan houding (Pasal 62 ayat (1) HIR). Serta untuk perintah penahanan yang dimaksud Pasal 83 HIR dipergunakan istilah zijin gevangen houding bevelen.6

KUHAP hanya mengenal dua istilah dengan batas wewenang yang tegas, yakni penangkapan yang wewenangnya diberikan kepada penyidik. Batas waktunya hanya 1 hari dan mesti ada surat tugas serta surat perintah penangkapan. Berbeda dengan Herzien Indonesia Reglement (selanjutnya disingkat HIR), memberi wewenang penangkapan baik kepada Polri atau Jaksa, dan dalam tempo 10 hari boleh dilakukan penangkapan tanpa surat perintah.

6

(2)

Selain penangkapan KUHAP juga mengenal panahanan. Istilahnya cukup sederhana tanpa embel-embel kata sementara. KUHAP hanya mengenal istilah penahanan, yang wewenangnya diberikan kepada semua instansi penegak hukum yaitu kepolisian, kejaksanaan dan kehakiman. Masing-masing mempunyai batas waktu yang ditentukan secara limitatif.

Sehubungan dengan penetapan waktu yang sangat terbatas bagi setiap instansi merupakan hal baru yang sangat menggembirakan dalam dunia penegakan hukum. Sebab dengan pembatasan yang limitatif tersebut, tercipta tegaknya kepastian hukum dalam penahanan. Tidak lagi seperti pada masa HIR, yang memberi keleluasaan bagi Ketua Pengadilan Negeri untuk memperpanjang penahanan tanpa batas, sehingga sering terjadi perpanjangan tahanan yang melebihi satu atau dua tahun. Benar-benar tak ada kepastian hukum bagi seorang tersangka atau yang ditahan.

Tujuan penahanan disebutkan dalam Pasal 20 KUHAP yang menjelaskan:

a. Untuk kepentingan penyidikan, penyidik atau penyidik pembantu atas perintah penyidik berwenang melakukan penahanan. Mengenai ukuran kepentingan penyidikan pada dasarnya ditentukan oleh kenyataan keperluan pemeriksaan penyidikan itu sendiri secara objektif. Tergantung kepada kebutuhan tingkat upaya penyidik untuk menyelesaikan fungsi pemeriksaan penyidikan yang tuntas dan sempurna sehingga penyidikan benar-benar mencapai hasil pemeriksaan yang akan diteruskan kepada penuntut umum, untuk dipergunakan sebagai dasar pemeriksaan di depan sidang pengadilan. Berarti jika pemeriksaan penyidikan sudah cukup, penahanan tidak diperlukan lagi, kecuali ada alasan untuk tetap menahan tersangka (Pasal 20 ayat (1)).

(3)

c. Demikian juga penahanan yang dilakukan oleh peradilan, dimaksud untuk kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan. Hakim berwenang melakukan penahanan dengan penetapan yang didasarkan kepada perlu tidaknya penahanan dilakukan sesuai dengan kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan (Pasal 20 ayat (3)).7

Dimaksudkan landasan penahanan meliputi dasar hukum, keadaan, serta syarat-syarat yang memberi kemungkinan melakukan tindakan penahanan. Antara yang satu dengan yang lain dari dasar tersebut, saling menopang kepada unsur yang lain. Sehingga kalau salah satu unsur tidak ada, tindakan penahanan kurang memenuhi asas legalitas meskipun tidak sampai dikualifikasi sebagai tindakan yang tidak sah (ilegal). Misalnya yang terpenuhi hanya unsur landasan hukum atau yang sering juga dinamakan landasan unsur objektif, tetapi tidak didukung unsur keperluan atau yang disebut unsur subjektif, serta tidak dikuatkan unsur syarat-syarat yang ditentukan undang-undang, penahanan yang seperti itu lebih bernuansa kezaliman dan kurang berdimensi relevansi dan urgensi.

Penangguhan Penahanan Menurut HIR dan KUHAP

Menurut HIR (Herzeine Inlands Regelement)

Pada masa HIR (Herzeine Inlands Reglement), penangguhan penahanan diatur dalam Pasal 358. Dalam pasal tersebut diatur tentang wewenang Hakim untuk menangguhkan penangkapan atau penahanan dengan perjanjian dan perlu dengan suatu jaminan.

7

(4)

Hakim menentukan apabila ada alasan untuk dapat memberikan penangguhan penahanan dengan ditentukan syarat-syaratnya sebagai berikut: Syarat Mutlak (Pasal 358 HIR)

1) Tersangka harus menyatakan kesanggupannya bila dikemudian hari “Surat Perintah Penangguhan Penahanan sementara” itu dicabut sewaktu-waktu tersangka bersedia ditahan kembali.

2) Tersangka selama dalam waktu penangguhan, kemudian ia dipersalahkan lagi terhadap tindak pidana lain, ia harus bersedia ditahan bila terhadap tindak pidana lain itu ia perlu ditahan.

Syarat Alternatif

Tersangka harus menyediakan sejumlah uang tanggungan yang diminta sebagai syarat oleh Hakim. Hakim menentukan jumlahnya dan tempat uang disimpan. Uang tanggungan ini dapat juga disediakan oleh orang lain, tidak perlu oleh tersangka sendiri. Tanggungan ini dapat berupa uang, barang atau orang lain (zakelijke borg dan personalijke borg).

(5)

Kembali kepada pemeriksaan atas diri tersangka, sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa pemeriksaan terhadap diri tersangka itu harus dititikberatkan pada perbuatan-perbuatan pidana yang telah ia lakukan sehingga memenuhi unsur-unsur pidana sebagaimana Pasal yang telah dilanggarnya. Dalam pemeriksaan tersebut harus diungkapkan waktu perbuatan pidana itu dilakukan, jalannya perbuatan itu sendiri dilakukan (misalnya dengan penganiayaan, pembunuhan dan sebagainya). Dan juga pihak-pihak lain yang turut membantu terjadinya perbuatan Tindak Pidana tersebut.

Menurut KUHAP

Penangguhan penahanan diatur dalam Pasal 31 KUHAP. Memperhatikan ketentuan Pasal 31 KUHAP, pengertian penangguhan tahanan tersangka atau terdakwa dari penahanan, mengeluarkan tersangka atau terdakwa dari penahanan sebelum habis masa atau waktu penahanannya berakhir.

Tahanan yang resmi dan sah masih ada dan belum habis, namun pelaksanaan penahanan yang masih harus di jalani tersangka atau terdakwa ditangguhkan, sekalipun masa penahanan yang diperintahkan kepadanya belum habis. Dengan adanya penangguhan penahanan, seorang tersangka atau terdakwa dikeluarkan dan tahanan pada saat masa tahanan yang salah dan resmi sedang berjalan.

(6)

pembebasan dari tahanan.

Dari segi hukum, pelaksanaan dan persyaratan :

Pada penangguhan penahanan masih sah dan resmi serta masih benda dalam batas waktu penahanan yang dibenarkan Undang-Undang. Namun pelaksanaan penahanan dihentikan dengan jalan mengeluarkan tahanan setelah instansi yang menahan menetapkan syarat-syarat penanguhan yang harus dipenuhi.

Sedangkan pada pembebasan dari tahanan harus berdasar ketentuan Undang-Undang. Tanpa dipenuhi unsur-unsur yang ditetapkan Undang-Undang, pembebasan dari tahanan tidak dapat dilakukan. Umpamanya, oleh karena pemeriksaan telah selesai sehingga tidak diperlukan penahanan. Atau oleh karena penahanan yang dilakukan tidak sah dan betentangan dengan Undang-Undang maupun karena batas waktu penahan yang dikenakan telah habis, sehingga tahanan harus dibebabaskan dari hukum. Atau bisa juga oleh karena lamanya penahanan yang dijalani sudah sesuai dengan hukuman pidana yang dijatuhkan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Disamping itu dari segi pelaksanaan pembebasan tahanan, dilakukan tanpa syarat jaminan.

Menurut penegasan yang terdapat dalam Pasal 31 Ayat I KUHAP, penangguhan penahanan terjadi:

Karena permintaan Tersangka atau Terdakwa.

(7)

jawab secara yuridis atas penahanan dengan syarat dan jaminan yang ditetapkan.

Ada persetujuan dari orang tahanan untuk mematuhi syarat yang ditetapkan serta memenuhi jaminan yang ditentukan. 14Gambaran terjadinya penangguhan penahanan seolah-olah didasarkan pada bentuk kontrak atau perjanjian dalam hubungan perdata. Itu sebabnya cenderung untuk mengatakan terjadinya penangguhan penahanan berdasarkan perjanjian antara orang tahanan atau orang yang menjamin dengan pihak instansi yang menahan. Orang tahanan berjanji akan melaksanakan dan memenuhi syarat dan jaminan yang ditetapkan instansi yang menahan sebagai imbalan atau tegen prestasi pihak yang menahan mengeluarkan dari tahanan dengan menangguhkan penahanan.

(8)

penahanan.

Lembaga penanguhan penahanan dengan jaminan uang atau orang seperti yang diatur dalam Pasal 31 KUHAP merupakan suatu lembaga baru dalam Hukum Acara Pidana di Indonesia, yang diatur secara tegas dalam Undang-Undang.8

Menurut M.Yahya Harahap menyatakan bahwa seperti yang sudah kita katakan salah satu perbedaan antara penangguhan penahanan dan pembebasan tahanan, terletak pada “syarat”. Faktor “syarat” ini merupakan “dasar” atau landasan pemberian penangguhan penahanan. Sedang dalam tindakan pembebasan tahanan, dilakukan tanpa syarat, sehingga tadi tidak merupakan faktor yang mendasari pembebasan.

Dalam KUHAP maupun dalam peraturan-peraturan pelaksanaannya tidak ditetapkan tentang penangguhan penahanan. Dengan demikian berarti pembentuk undang-undang menyerahkan hal itu kepada Aparat penegak hukum untuk menetapkannya. Hal tersebut tercakup dalam makna dapat ditarik dari kalimat terakhir Pasal 31 ayat 1 KUHAP yang menyatakan “Berdasarkan syarat yang ditentukan”. Dalam penjelasan ayat 31 KUHAP dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan syarat ditentukan ialah wajib lapor, tidak keluar rumah atau kota.

9

Penetapan syarat-syarat penangguhan penahanan oleh Instansi yang

8

Ratna Sari, Penyidikan dan Penuntutan dalam Hukum Acara Pidana, Penerbit: Kelompok studi Hukum dan Masyarakat, Desember 1995, hal.39

9

(9)

akan memberikan penangguhan penahanan adalah faktor yang menjadi dasar pemberian penangguhan penahanan. Tanpa adanya syarat-syarat yang ditetapkan lebih dulu, penangguhan penahanan tidak dapat diberikan. Sehingga dengan demikian instansi yang menahan seorang tersangka atau terdakwa terlebih dahulu menetapkan syarat-syarat agar penangguhan penahanan dapat diberikan. Kemudian tahanan yang bersangkutan menyatakan bersedia untuk menaati syarat-syarat tersebut. Atas kesediaan tersebut, barulah instansi yang berwenang memberikan penangguhan penahanan memproses permohonan penangguhan penahanan. Dengan demikian penetapan syarat dalam penangguhan penahanan merupakan conditio sinequanon dalam pemberian penangguhan penahanan.

Alasan Hukum Penangguhan Penahanan Terhadap Seorang Terdakwa

Sebagaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa penangguhan penahanan diatur dalam Pasal 31 KUHAP yang berbunyi:

(1) atas permintaan tersangka atau terdakwa, penyidik atau penuntut umum atau hakim, sesuai dengan kewenangan masing-masing dapat mengadakan penangguhan-penangguhan dengan atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang berdasarkan syarat yang ditentukan.

(2) Karena jabatannya penyidik atau penuntut umum atau hakim sewaktu-waktu dapat mencabut penangguhan penahanan dalam hal tersangka atau terdakwa melanggar syarat sebagaimana dimaksud ayat (1).

Rumusan Pasal 31 ayat (1) KUHAP di atas, memberikan kebebasan penentuan “penangguhan penahanan”. Kepada aparat penegak hukum sesuai kewenangannya masing-masing.

(10)

Selanjutnya penjelasan resmi pasal tersebut memuat: “masa penangguhan penahanan dari seorang tersangka atau terdakwa tidak termasuk masa tahanan”.

Dengan penjelasan ini berarti berbeda dengan “penahanan rumah” dan “penahanan kota” karena baik penahanan rumah maupun penahanan kota diperhitungkan pada masa tahanan, (1/3 dan 1/5 dari jumlah lamanya ditahan).

Berdasarkan rumusan Pasal 31 ayat (1) KUHAP maka penangguhan penahanan dapat dilakukan:

Dengan syarat, yang dalam Lampiran Peraturan Menteri Kehakiman RI Nomor: M.14.PW.07.03 Tahun 1983 tanggal 10 Desember 1983, syarat tersebut dimuat dalam perjanjian.

Dengan jaminan uang dan syarat yang tercantum dalam perjanjian. Dengan jaminan orang dan syarat yang tercantum dalam perjanjian.10

Tentang alasan penangguhan penahanan tidak ada disinggung dalam Pasal 31 KUHAP maupun juga dalam penjelasan pasal tersebut. Kalau begitu ditinjau dari segi yuridis mengenai alasan penangguhan dianggap tidak relevan untuk dipersoalkan oleh KUHAP.

Uraian di atas belum menjelaskan alasan penangguhan tetapi masih menjelaskan syarat daripada penangguhan penahanan itu sendiri. Sedangkan alasan penangguhan penahana itu sendiri dapat dilihat uraian berikut ini.

11

1. Penangguhan penahanan diajukan dengan alasan karena tahanan masih berada di bawah umur

Persoalan pokok dalam penangguhan berkisar pada masalah syarat dan jaminan penangguhan. Akan tetapi, sekalipun undang-undang tidak menentukan alasan penangguhan, dan memberi kebebasan dan kewenangan penuh kepada instansi yang menahan untuk menyetujui atau tidak menangguhkan, sepatutnya instansi yang bersangkutan mempertimbangkan dari sudut kepentingan dan ketertiban umum dengan jalan pendekatan sosiologis, psikologis, preventif, korektif dan edukatif. Uraian berikut ini mencoba melihat beberapa perkara yang pernah dikabulkan penangguhan penahanan.

Contoh kasus dalam point pertama ini adalah penangguhan penahanan Ant (16) dan My (15) yang menjadi tersangka kasus pornografi dikabulkan oleh Pengadilan yang sedang memeriksa kasus tersebut. Latar belakang pengajuan penangguhan penahanan, dikarenakan selama ditahan di Polres Cilegon dua

10

(11)

kliennya dicampur bersama tahanan dewasa. Selain itu mereka juga masih butuh pembinaan oleh orangtua. Terkait penangguhan penahanan Ant dan My, alasan lainnya adalah karena kedua tersangka masih di bawah umur. 12

Kasus kedua tersangka Kota Cilegon digegerkan oleh video tarian telanjang (striptis) yang dilakukan dua bar girl New LM, Ant dan My. Tarian itu direkam oleh dua pria dewasa yang saat ini belum ditangkap polisi. Kedua pria dewasa itu bisa merekam dua bar girl menari telanjang di atas meja karaoke atas jasa seorang Siti Khodijah. Video berdurasi 1 menit 8 detik itu marak dimiliki warga Cilegon melalui handphone.13

2. Penangguhan penahanan dengan alasan agar tahanan dapat bekerja kembali sebagai ibu rumah tangga atau sebagai pegawai pada suatu perusahaan.

Kasus ini menjelaskan bahwa identifikasi masalah penangguhan penahanan tersebut bukan semata-mata terdakwa masih berada di bawah umur, tetapi lebih kepada sifat pembinaan yaitu pembinaan agar kedua terdakwa tidak lagi mengulang perbuatannya.

Point kedua ini sepertinya kurang logis sebagai dasar atau alasan dapat dilakukannya penangguhan penahanan. Hal ini dimungkinkan karena kasus yang menyangkut dikabulkannya penangguhan penahanan karena kasus tersebut yaitu kasus atas nama Prita dengan dakwaan telah menyebarkan informasi yang tidak benar melalui teknologi informasi menggunakan internet

11

Utrech, Pengantar Hukum Indonesia, Terjemahan Moh. Saleh Djindang, Sinar Harapan, Jakarta, 1989, hal. 231.

12

Redaksi, “Penangguhan Penahanan Dua Penari Striptis Dikabulkan”,

(12)

tentang tidak atau kurang bagusnya pelayanan sebuah rumah sakit telah menyita perhatian publik, dan sepertinya publik memberikan dukungan kepada Prita. Selain itu dakwaan yang diancamkan kepada Prita tidak akan memberikan efek mengganggu ketertiban umum, sehingga kepada Prita dapat diberikan penangguhan penahanan.

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tangerang mengeluarkan penetapan yang menyatakan bahwa terdakwa Prita Mulyasari tidak lagi berstatus tahanan kota. Penetapan tersebut menyusul adanya permohonan penangguhan penahanan yang diajukan oleh kuasa hukum Prita, OC Kaligis bersama tim. Permohonan tersebut dilakukan dengan alasan agar Prita bisa bekerja kembali, baik itu sebagai ibu rumah tangga atau sebagai pegawai di bank.14

3. Penangguhan penahanan dengan alasan pemeriksaan perkara sudah selesai dilaksanakan.

Point ketiga ini menyangkut dikabulkan permohonan penangguhan penahanan Pilot Marwoto Komar.Polda DIY melalui surat yang dikeluarkan Direktur Reserse Kriminal, mengabulkan permohonan penangguhan penahanan kapten pilot Marwoto Komar. Penangguhan penahanan terhadap pilot pesawat Garuda yang mengalami kecelakaan saat mendarat di Bandara Adisucipto Yogyakarta . Penangguhan itu dikabulkan karena pemeriksaan terhadap

13

Ibid.

14

(13)

Marwoto sudah dianggap selesai.15

4. Penangguhan penahanan dengan alasan agar terdakwa berkesempatan untuk belajar di sekolah.

Kasus Marwoto yang dikabulkannya permohonan penangguhan penahanan karena pemeriksaan perkara sudah selesai dilaksanakan, sehingga tinggal pelaksanaan pemeriksaan di Pengadilan menjelaskan bahwa kondisi terdakwa itu sendiri dalam hal dikabulkannya permohonan penangguhan penahanan. Atau dengan perkataan lain bahwa dakwaan yang diajukan kepada terdakwa bukanlah merupakan suatu kejahatan yang dikehendaki oleh korban tetapi semata-mata merupakan kecelakaan pesawat korban. Artinya korban dalam hal ini sebagai pilot harus bertanggung jawab atas kecelakaan itu sendiri.

Masalah tentang diajukannya seorang pilot sebagai terdakwa sempat menjadi polemik hukum di negeri ini, sehingga perlu diselesaikan secara berhati-hati.

Setelah lebih sebulan menjalani masa penahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pati, empat orang cewek ABG anggota ”Geng Nero” yang saat ini menjadi terdakwa perkara pengeroyokan terhadap sejumlah siswa, akhirnya mendapat penangguhan penahanan16

Permohonan penangguhan penahanan disampaikan penasihat hukum terdakwa untuk memberi kesempatan kepada terdakwa yang masih berstatus

15

PAB Indonesia, “Polda DIY Kabulkan Penangguhan Penahanan Pilot Marwoto”,

Http://www.pab_indonesia.com, Diakses tanggal 4 Januari 2011.

16

(14)

sebagai pelajar untuk mengikuti proses kegiatan belajar di sekolah.

Melihat beberapa kasus yang disadur dari beberapa situs di internet tersebut dapat dipahami bahwa alasan penangguhan penahanan tersebut beraneka ragam sesuai dengan kepentingan dan keadaan terdakwa. Pengajuan alasan penangguhan penahanan seperti dilihat dari beberapa point di atas menjelaskan suatu keadaan tertentu dari terdakwa sendiri dan akibat perbuatannya terhadap masyarakat banyak. Sehingga dalam kondisi ini meskipun penangguhan penahanan yang diajukan oleh terdakwa dengan alasan sakit atau hendak melahirkan dapat saja ditolak tatkala kasus tersebut berhubungan dengan tindak pidana pembunuhan, korupsi atau tindak pidana berat lainnya yang sangat mengganggu keadilan masyarakat banyak.

Oleh sebab itu terkadang meskipun ditemukan alasan penanggungan penahanan tersebut kurang masuk akal dan signifikan dengan perkara yang didakwakan dapat dikabulkan. Hal ini dimungkinkan perkara tersebut kurang direspon oleh masyarakat atau merupakan perkara yang kurang mendapatkan respek masyarakat umum. Hal ini dapat dilihat dalam kasus di atas seperti Kasus Prita dan Kasus pilot Marwoto yang dikabulkan penangguhan penahanannya, hal ini disebabkan baik itu secara sosiologis, psikologis, pereventif, korektif dan edukatif perkara yang diajukan kepada terdakwa tidak mengganggu ketertiban umum.

(15)

menciptakan suatu kepastian hukum apabila dikabulkannya permohonan penangguhan penahanan dengan sebab hamil. Karena apabila ia akan melahirkan maka aparat penegak hukum akan dapat memberikan pelayanan maksimal tanpa perlu mengabulkan permohonan penangguhan penahanan.

Hal ini senada juga dengan apa yang dikemukakan oleh M. Yahya Harahap bahwa pemberian penangguhan penahanan bagi pelaku tindak pidana pembunuhan, narkotik, penyelundupan atau korupsi, secara umum bertentangan dengan kepentingan dan ketertiban umum. Ditinjau dari segi sosiologis dan psikologis penangguhan penahanan atas kejahatan tindak pidana semacam itu bertentangan dengan tujuan preventif dan korektif serta tidak mencerminkan upaya edukatif bagi anggota masyarakat. Oleh sebab itu, kebebasan dan kewenangan menangguhkan penahanan, jangan semata-mata bertitik tolak dari sudut persyaratan dan jaminan yang ditetapkan, tetapi juga harus mengkaji dan mempertimbangkan lebih dalam dari sudut yang lebih luas khususnya dalam memberikan arti keadilan bagi masyarakat luas.17

17

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu prinsip pemeriksaan terdakwa dalam peradilan pidana menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) mengharuskan penuntut umum “menghadirkan” terdakwa di

(1) Atas permintaan tersangka atau terdakwa, penyidik atau penuntut umum atau hakim, sesuai dengan kewenangan masing-masing, dapat mengadakan penangguhan penahanan dengan atau tanpa

Penahanan dapat dilakukan terhadap tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup dan adanya kekhawatiran bahwa

meneliti terbatas penahanan dalam proses penanganan perkara dikaitkan dengan perlindungan HAM, melainkan sekaligus merekonstruksi peraturan penahanan terhadap tersangka atau

Pada tahap penyidikan penyidik dapat melakukan penahanan, dalam tahap penuntutan penuntut umum dapat melakukan penahanan dan tahap pemeriksaan di Pengadilan mulai dari

Berdasarkan KUHAP tindakan penegak hukum untuk kepentingan penyidikan, kepentingan penuntutan dan kepentingan pemeriksaan terhadap tersangka atau terdakwa pelaku tindak

Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP Putusan

TANGGUNG JAWAB PENJAMIN DALAM PENANGGUHAN ATAU PENGALIHAN PENAHANAN TERSANGKA ATAU TERDAKWA PENELITIAN HUKUM/SKRIPSI Diajukan sebagai Tugas Akhir Program Sarjana Bidang Ilmu