v
TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN NAZARUDDIN DALAM HAL DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN KARTU TANDA
PENDUDUK ELEKTRONIK (E-KTP) DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI
DAN KORBAN SEBAGAI JUSTICE COLLABORATOR ABSTRAK
Septian Agung Saputra 110110080276
Korupsi merupakan salah tindak pidana yang sangat merugikan negara, dan telah menjadi tindak pidana yang sistematis dan terorganisir dimana tindak pidana ini tidak mungkin atauu sangat kecil kemungkinannya untuk dilakukan oleh seorang saja, pengungkapan tindak pidana korupsi sendiri dapat melibatkan seorang yang telah diketahui terlibat untuk membbongkar rekan-rekannya yang turut terlibat dalam kejahatan tersbut, memorandum hukum ini memuat tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh Nazarudin sebagai Terdakwa dalam kasus korupsi guna menjadi justice
collaborator yang diharapkan dapat membuka keterlibatan pihak lainnya
dalam tindak pidana yang dilakukanya.
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun memorandum hukum ini adalah melalui data yuridis normatif dengan data utama berupa data sekunder yang diperoleh dengan studi kepustakaan.
Hasil dari penelitian dalam penyusunan studi kasus ini menunjukan bahwa, pertama Perbuatan Nazaruddin merupakan perbuatan yang melanggar hukum dengan tindak pidana korupsi penggelembungan dana pengadaan barang dan jasa pemerintah terkait pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) yang perbuatannya melanggar ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Akan tetapi Nazaruddin dapat dijadikan sebagai
Justice Collaborator karena atas kesaksiannya dapat membongkar kasus
korupsi pengadaan e-KTP. Kedua bahwa Nazarudin dan kuasa hukumnya dapat menempuh berbagai cara untuk mendapatkan perlindungan sebagai saksi. Dan dapat melakukan tindakan hukum yang sebagai Justice
Collaborator dapat memohon perlindungan secara optimal dan dapat terus