• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS DAN KEDUDUKAN LEMBAGA KEJAKSAAN SEBAGAI PELAKSANA KEKUASAAN PENUNTUTAN DAN POSISI JAKSA AGUNG DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL BERDASARKAN UUD 1945.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TUGAS DAN KEDUDUKAN LEMBAGA KEJAKSAAN SEBAGAI PELAKSANA KEKUASAAN PENUNTUTAN DAN POSISI JAKSA AGUNG DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL BERDASARKAN UUD 1945."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

Hampir seluruh negara modern di dunia ini mempunyai sebuah institusi kejaksaan, yang mempunyai tugas utama melakukan penuntutan dalam perkara pidana ke pengadilan. Kedudukan lembaga kejaksaan sebagai salah satu sub sistem dalam sistem peradilan pidana mengacu konsepsi pasal 24 UUD 1945 adalah unik karena secara kelembagaan / struktural merupakan salah satu komponen pemerintah (eksekutif) yang selaku penuntut umum dibebani tugas-tugas menegakan hukum (yudisial) bersama-sama dengan badan-badan peradilan. Disinilah terjadinya keambiguan institusi Kejaksaan, dimana terjadi kontradiksi antara kedudukan dan kewenangannya. Terlebih lagi dengan adanya jabatan Jaksa Agung sebagai pimpinan dan penanggung jawab tertinggi di dalam institusi Kejaksaan yang bertugas memimpin serta mengendalikan pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden Sebagai bawahan Presiden, tentunya Jaksa Agung harus mampu melaksanakan instruksi dan berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Tujuan penelitian dari skripsi ini adalah untuk mengetahui Kedudukan Kejaksaan RI sebagai pelaksana Kekuasaan Penuntutan serta mengetahui bagaimana Efektifitas penempatan Kedudukan kejaksaan RI sebagai bagian dari Kekuasaan penuntutan sebagai upaya mewujudkan independensi Kejaksaan dalam sistem ketatanegaraan di bidang penegakan hukum di Indonesia.

(2)

v ABSTRACT

Almost all of the modern state in the world have an institution called by the prosecution office. Who has the main task of conduct a prosecution in criminal case to the court. The notch of an institution prosecutor ' s office as one sub-system in criminal justice systems reference conception article 24 uud 1945- is unique because by institutional / structural is one of the component parts of government ( executive ) that as the public prosecutor charged with the duties to enforce the law ( judicial ) together with judicial bodies including in power judicial branches. This is where the occurrence of ambiguous Prosecutorial institution, in which case the contradiction between the position and authority. Moreover, with the Office of the Attorney General as Chairman and in charge of the institution's highest prosecutor's Office who is in charge of controlling the implementation of lead as well as the duties and powers of Attorney. It was considering authority prosecutors appertain into power, judicial but the appointment and dismissal attorney as its president is done by the president. President, as a subordinate certainly attorney general instruction and should be able to carry out various policies set government. Research objectives of this thesis is to determine the position of Prosecutor of the Prosecution Authority as the holder of the RI as well as knowing how the effectiveness of the placement position of Attorney General of Indonesia as part of the Prosecution Authority and part of the Executive power in an effort to realize the independence of the Judiciary in the Constitutional system in the field of law enforcement in Indonesia.

Research methods used in analysing and researching of this thesis by using the juridical normative approach method with the main data in the form of secondary data obtained with the study of librarianship and the legislation.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian yang akan di ajukan adalah bagaimana proses komunikasi interpersonal antara

Oleh sebab itu, diwajibkan bagi orang yang beriman untuk membersihkan diri dari perilaku syirik dan tradisi khurafat (Ridha, VII, 1947, p. Alhasil dari beberapa

Langkah-langkah pelaksanaan pendi- dikan karakter di sekolah meliputi: (1) pe- rencanaan, yaitu mengidentifikasi jenis-je- nis kegiatan di sekolah yang dapat mereali-

Nada-nada yang terdapat dalam tangga nada D minor dalam finger board..

Seluruh dosen jurusan Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang berjasa. dalam mendidik dan memberikan ilmunya bagi penulis dari awal

Akses (masalah) terutama. Persebaran anak-anak sekolah jumlahnya terbatas. Jumlahnya sedikit-sedikit dengan jarak yang jauh-jauh. Tidak hanya itu, jumlah guru yang mengajar

lebih jauh, yang diperlukan adalah memahami struktur sosial masyarakat sehingga diperlukan pendekatan interdisipliner agar lebih kaya dalam pemahaman agama serta

Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya dengan tingkat keeratan hubungan variabel ini dengan kinerja manajerial sebesar 36,9%. Kondisi ini mengindikasikan