KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipersembahkan kehadirat Tuhan Yang Mah~ Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya penelitian dan penulisan tesis ini dapat diselesaikan qengan baik. Disadari pula bahwa Tesis ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan yang bersifut akademis maupun non akademis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tjngginya dan setulus-tulusnya kepada Bapak Dr. Julaga Situmorang. M.Pd. (Pembimbing I) dan Bapak Dr. Abdul Hamid- K M.Pd. (Pembimbit1g JJ) yang telah memberikan dan arahan mulai dari penyusunan proposal sampai dengan penyelesaian Tesis ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan ·epa a: apa.- ro~. r.
Manullang, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Ncgeri Medan,
~epada Bapak Dr. Abdul Hamid K., M.Pd. sebagai Ketua Prot,'Tam Studi Tehnologi Pendidikan dan juga kepada Bapa-k- Dr. Julaga Situmorang, M.Pd. sel aku Sekertaris Program Studi Tehnologi Pendidikan, serta seluruh pimpinan
pan staf administrasi yang telah memberikan pelayanan dalam penyelesaian Tesis
ini. Disamping itu terima kasih yang sama, disampaikan kepada ibu Prof Dr. Hj.
pj anius Djamin, SH, MS selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
Akhirnya ucapan terima kasih yang sangat pribadi disampaikan kepada jsteri tercinta Dra. Anna R_ytha Valentina Omp]..!sunggu dan lebib.. l<husus lagi kepada anak-anak tercinta: Dcwi Lestari Pardede, Andi Suharto Pardcdc, Margarcth Pratiwi Padcde. dan Aron Pangihutan Pardede. Atas doa merckalah penulisan Tesis ini dapat diwujudkan. Kepada orang tua saya yang tercinta Bapak dan Mamak dan juga Mertua, dipersembahkan karya yang scderhana ini .Ucapan trimakasih yang sangat pribadi buat sahabatku Dr. Malja Sinurat MPd ,MM dan juga temanku Drs.Nelson Sinaga MPd, Dra.Mery Sembiring MPd yang memberikan kontribusinya clalam penulisan tesis-ini
A min.
Demikian disampaikan, semoga Tuhan memberkati dan meridoi-Nya.
M~dan,
Penulis,
Mei 2005
ABSTRACT
Lukman Pardede, Tire Correlation Between Motivation - Achievement and
Interpersonal Communication with Teacher's Teaching Performance at
State SeniiJr High School Medan : Post Graduate Program of Medan State
University.
The objective of this research is to know relationship between motivation achievement with teacher' teaching perfonnance, interpersonal communication and altogether with teacher' teaching perfonnance.
This research sample is carried out for the teacher of state Senior High School in"Medan with the sample for 80 teacher:-Jt is obtained using for of item systematic random sampling. The research method used is survey and for analysis technique, the research data used js simple regression analysis and multiple · · for filterin the data is uestionnaire. Instrument test for the three instruments uses the fonnula of product moment or va t tty test and for reliability test, it uses Alpha Cronhach with value ! = 0,8 for teacher' teaching performance._r
=
0,85 for motivation with achievement andr
=
0,89 for interpersonal communication.The Result of research shows that ( 1 ) there is positive correlation. between motivation - achievement with teacher' teaching performance with correlation coefficient ry1== 0,71 and regression equation
Y
=
27,06 + 0,85 X1 detenninationcoefficient ryl2 = 0,5090 which means 50,90%. Variation of teacher' te .. ching perfonnancc can be explained by teachers' teaching achievement. (2 ) there is positive correlation between interpersonal communication with teacher' s teaching
performance with correlation coefficient ry2 = 0,53-With regression equation
Y
=
70,45 + 0, 49 X2 detennination coefficient
r.,.i ""'
0,2835, which means 28,35 %.Variation of teacher' teaching perfonnance 'can be explained by motivation with achievement altogether with interpersonal communication.
ABSTRAK
Lukman Pardede, Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Komunikasi fnterpersomd dengan Kinerja Mengajar Guru Sekolah Menengah Atas (SMA)
~egeri di Kola Medan. Tesis. Meclan: Progam Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2005.
J
I '"] I c I'Fujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara: motivasi berprestasi dengan kinerja mengajar guru, komunikasi interpersonal dengan kinerja mengajar guru, dan motivasi berprestasi dan komunikasi interpersonal
.
. .
Penelitian dilakukan terhadap guru SMA Negeri di Kota Medan dengan jumlah sample 80 orang guru yang diperoleh dengan menggunakan teknik
sistematic random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dan
untuk tekn ik analisis data - penelitian digunaK:an anal isis regresis ederhana dan korelasi ganda. lnstrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah angket. Uji coba instrumen penelitian untuk ketiga instrurnen adalah menggunakan rumus product moment untuk uji validitas butir dan uji reliabilitas instrumen penelititan digunakan rumus alpha cronbach dengan hasil r = 0,87 untuk kinetja mengajar guru; r
=
0,85 untuk motivasi berprestasi dan r = 0,89 untuk komunikasii nterpers._o_nal.
Hasil penel itian mengungkapkan bahwa: (I) terdapat korelasi positi f antara motivasi berprestasi dengan kinerja mengajar guru dengan koefisien korelasi rv,= 0,71 dan persamaan regresi
Y
= 27,06 + 0,85X1 koefisien detenninasirv/
= 0,5090 yang bcrarti 50,90% variasi kinetja mengajar guru dapat dijelaskan· olch motivasi berprestasi guru. (2) terdapat korelasi positif antara komunikasi interpersonal dengan kineija mengajar guru dengan koefisien korelasi rv2 = 0,53 dengan ~ersamaan regresi "\: ;;70,45 + 0,49X2 keefisien determinasi- r j.
~ 0.2835. . . yang ~ berarti 28,35% variasi kinerja mengajar guru dapat dijclaskan oleh komuikasi interpersonal.Lebih lanjut ditemukan bahwa terdapat hubungar positif antara motivasi berprestasi dan kom_unikasi interpersonal secara bersama-sama dengan kinerja mengajar guru Ry1z= 0,77 dan persamaan regresi jarnak
Y
= 11,54 • 0,71XI + 0,29X2 dengan koefisien determinasi ry1/ = 0,5982 yang berarti 58,82% variasikinerja mengajar guru dapat dijelaskan oleh motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan komunikasi interpersonal.
Berdasarkan temuan penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kincrja mengajar guru daRat ditingkatkan melalui upaya peningkatan motivasi ber:prestasi
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Deskrip~i
Teo~eti~
.op_ . •~
\ ( {~
\l. Halo kat Kmef)a Menga]ar Guru ... :7 ... ..
2. Hakikat Motivasi Berprestasi ...
?. ...
~ . ( 3. Hakikat Kornunikasi Interpersonal ....~
...~ -
f! .... • ... .._..;- ~
B. Penelitian yang Relevan ...
~
... ./ /~"' 'SI,
./1! Jito ~
C. Kerangka Berpikir
I. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Mengajar Guru ... . 2. Hubungan antara Komunikasi lntcrpersonal dengan Kinerja
Mengajar Guru-:': ... ::-.:-:-: ... : ~-:-:: .... . 3. Hubungan antara Motivasi berprestasi dan Komunikasi
Interpersonal secara bersama-sama dengan Kinerja mengajar
l
Guru ... ..D~ _r erumusan
Hipot ~ is
...Y\~/
\~/
IV
HaL
ii
lll
IV
Vl VIII
1
8
lO
10
It
11
13
25 38
46
47
50
51
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN
~
A TempatdanWaktuPenelitian ....~
--- z ~
·-··
-:,~
B. Metode Penelitian ... T ....~
... · · ·~~ -
· i'i·! ..
· · ·
-~~ ~ -
\'
• C. Populasi dan Sampel. ... . D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ...
~ I
E. Instrumen Penelitian ..... ~ . !. . F. Uji Coba lnstrum(Ln_. ...
~
...~ ~~~~
~::(:
...~~ /.
... . G. Teknik Analisis Data ... ~ ... ..1 H. Hipotesis statistik ...
-~~Sif
...
...
-- :~~SII"~r:-~
. -- ~~~~i\
BAB IV A
,;,;~;;n~MGU
~ }~ -~N -~;!!.~;!)
2. Motivasi Berprestasi.. ...
~
--
...- ~
--
... . 3. Komunikasi Interpersonal.. ... ~ ... - ~ .... ~1 ~.... .
B. Pengujian Persyaratan Analisis ...~
) .l. Uji Normalitas ... . ...
-~ .!.
2. UjiHomogenitas ...:C:!. .,? ...
~l . ~?
...
~f. .
C. Pengujian Hipotesis ' ' "'
--1. Hubungan antara Motivasi Berpresta:si dengan Kinerja ~ Mengajar
Guru ... .. 2. Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja ·~
Mengaj_¥ Guru ... . 3. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Komunikasi Inter-
f
personal secara bersama-sama dengan Kinelja Mengajar Guru ... . D. Pembahasan Hasil ... ..- - b - ~ ~ --c_
-E. Keter atasan Pene tttan ... ..._ .... ... . .. ..
B ~:V
A
:::~~~N,I
~ LU(.~SID ~ S ~ ;J~
~m
\ B. lmplikasi ...
·-- ~ ·.:. ·,
..... '!l. . .:..·;.,·,·Niii..;.."c_./ .. ... '!'. .t,.ili'fl.·e·:;5/.. C.--Saran ... _ _.Z ...
~
.. ... .
~~
DAFTAR PUSTAKA ... · ... · .~ ... - ~ ... -~ - ... .
~
($
~
(,r
~'r
LAMPIRAN ...
~
...~
... ....~ -
...~
... .. .P,J
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
DAFTAR TABEL
Pensampelan Guru SMA Negeri Kota Med3.Q ... :.:. ... . Kisi-kisi Kinerja Mengajar Guru .... .... ... ... ... .... ... :-: .. .... .. :-: .. ... .
Ki st- s1 . ki . M . ot1vas1 erprestas1 ... .... ... .. .... ... .. ... .. . • .. .... ... ... .. .. . B .
h'
Kisi-kisi Komunikasi Interpersonal ... ... ... ... ... . Di stn 'b . F k ust re uens1 . Ki . nerJa enga.Jar uru ... ... ... M . G ~ ... ._. ... .. cj
D. -:b . F k Istn USI re uenst otJvast erprestast ... ... ... .... ... :: ... ... . . M .- . B . - ,.,..
[image:6.612.50.567.93.675.2]Distribusi Frekuensi Komunikasi Interpersonal ... • ... .... .. .... .... ... ~~ - ... .. Rangkwnan Hasil Uji Nonnalitas Galat Taksiran ... ... ... .. .... ... .. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Y atas X ... . Tabel ANA VA Uji Signiftkansi dan Line ari~s Y atas Xl ... ... ... ... .. Tabel ANA VA Uji Signifikansi dan Linearitas Y atas X2 .... ... ... ... .. . .
'P,. Tabel ANAV A Regresi Jarnak ... ~ ... ..
~~ cJI~
o)
Matriks Korelasi Antar Variabe1 ... ~ ... ~ ... ~ ... !:'. ~ .. Rangkuman Analisis Korela5i Parsial.. .. : ..... ... . Kisi-k.isi Kinerja Mengajar Guru ... ... ... ... . ... ... ... .
4
p.S NEe~0
5 NEeKisi-kisi Motivasi Berprestasi ...
}~
...~~
.... ....·~~~
-
...~'?
... . Kisi-kisi Komunikasi Interpersonal ... . Koefisien Korelasi Produc Moment Kuesioner Y ... .. .. B esar - ~ " . anans1 . S .. ettap B . K utlr ues10ner . K' meJJa . M engaJar . G uru ... ... . ..~
0J
Koefisien Korelasi Product Moment X 1 ... .. .... ... .... ... ... ... . . Besar Variansi Setiap Butir Kuesioner Valid Motivasi Berprestasi ... .... . .. Koefisien Korelasi Product Moment X2 ... .. ... . .. .. .. . .... . .. ... . . Besar Variansi Setiap Butir Kucsioner Komunikasi Interpersonal. ... '. ... ..25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52.
Data Uji Coba Kinerja Mengajar Guru... 148 Lembaran Kerja ...
£ .~
...~
.
... 150I - ... "51,.
Perhitungan Reliabilitas K.inerja Mengajar Guru ... -- ~ -- .. . 151
Data Uji Coba Motivasi Berpresta5i . . . 153
Lembaran Kerja Motivasi Berprestasi ... ;,..·'- ... ···t;. ·· ; ·· ... ... ... .. 155 Perllltungan ReliabilitaS Motivasi Berprestasi .... -:... . . . 156 Data Uji Coba Komunikasi Interpersonal ... . ... ~ ... 158
PerhitWigan Reliabilitas Komunikasi Interpsersonal ... ~ ... . D ata ene P 1· . ttJ.an K. melJa engaJar uru ... . M . G ""';"' ... . ~,
~
-
~-D ata P ene tttan ott vast erprestast ...I'" M . . B . · "" .. c ..... .. . / . ~ ... . / ... 'SI Data P ene I. . K ttlan omum 'kas' 1 I nterpersona ... I ../ :.~; :' ... .. ,.~ Rangkuman Data Penelitian ...
-~
}. { _; _ ...~ - )_
Pengelompokan Data penenlitian ...- ~~
...-- ~ - ~ -- - ~~
..... C:f .
o· - ·b ·p k
.K. -~ .
M . G __ ; /~
1stn ust re uenst meTJa engaJar urn ... ·: · ....
(i
..
...
~~c - ~...
. . • • . . . ~~ -(t'" ~~
Dtstnbust Frekuenst Mottvast Berprestas1 ... - ~ -;; · · .. ~~ --- ... ~ .. Distribusi Frekuensi Komunikasi Interpersonal ...
-~ ·) ·
..f! .
...
-~ -
..
:c.
\%.
~~Rangkuman Statistik Dasar Penelitian ... ~ - ....
? ..
...
~.. .
Uji_Norrnalitas Y atas
XL ...
~~~~~;!
...
~~~~~~/
..
Uji Normalitas Y atas X2 ......h~
... .
Uji Homogenitas Y atas Xl ...
~?.\ . ·-- ~~
..
... .
v
Uji Homogenitas Y atas X2 ... .. ...
~ .
An ava enguJtan P ..
s·
tgm ·fika · 1 ns1 da n meantas ... .. ... .. ... ... . L. · oJ
\
oA - -nava U" Jl
s·
tgm 'fik.a nst ·":J:-U<lTI K 1· e mearan Regrest ... - -· .( ~~
... . ~ sNEcPengujian Keberartian Koefisien Korelasi XI dengan Y ...
-~~~ -
...~~ ~
.... Anava Uji Si!JI1ifikansi dan Kelinearan Regresi ...-~)
Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi X1 dengan Y ...~
.. RangkumanPengujian
~~ berartian
... ..--. ...-~ -~~~~:/..
.
DAFTAR GAMBAR
Gambar.
~
g•s
.NEe~~
~, '%.. \ /.;'·.1-•s
NEe~~
-~ ~ \ ~ Hal. l Proses Bela jar ... ~ ... 24 23 4
6
7 8
9
lO
11
Satisfaction of Needs ... ~ ... . ... .. Derajat Penguasaan Pes an ... ~ ... , .... .-.-:-: ...... .
Komunikasi Interpersonal Masuk Dalam Konteks Komunikasi Lain ... ..
Paradigma Hubungan Antar Variabel Penelitian ... .. Histogram Kinerja mengajar guru ... ..
~-
__..._....
H. tstograrn M. 'b ott vast erprestas1. ... -: .. . ~ ... . ..._
-Histogram Komunikasi Interpersonal. ... .
Model Persamaan Regresi Y dengan X 1 ... ..
ModeL Persamaan Regresi Y dengan X2 ... .
"
viii
27
41
42
43
58
73
75 77
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. 8. 9.
10. 11.
DAFTAR LAMPIRAN
Instrumen Penelitian ... : ...
~
.. ·.: ....-::-~ . ~~ -
.... ct. !.· ...-::-~ . ~ --.
... ~
Laporan Uji Coba Instrumen Penelitian .... -:::'" ... - ~ - .. ..
Data Uji CQba ...
~ .~:
...·-- ~ --
... .1.1
Data Hast Pene ttlan ... 1 Rangkuman Data Penelitian ..... -: .......
~
... . Pemitungan Statistik Dasar ...~
-~
-
... "!'C ... .Perhitungan Uji Normalitas ...
-- ~~
-
...-- ~~
.. Perbibmgan Uji HomogenitJJsJ
ff_ ...
~ ~
\.(
f
. . . .. ,
~
j
Regresi dan LinearitJJs ...y·'
~ ~
...
r
Riwayat Hidup ...
-- ~ -~ -
...~ -- ~~
....·.f:~
..~
... ... ! . . .. :-. . . / .~ ~
Hal.
116
I 19
136
148
172
177
185
191
195
I
MIL'K.
!.Y'Rl 0t~ ~T
.. , l' ,; 1\ 1\1l
I f \ • ,_. , -'o-.1'\J • ,..., •• \ ;-) 1-.tlt _
BAB..
I
tJ
rv
_v;\~
F P :
PENDAHULUAN
---· --- - ~···.
--A. Latar Belakang Masalah
i)~
T'l)
Pendidikan pada _ dasamya merupakan upaya ..pengembangan
kemampuan dan kepribadian manusia. Dalam era globalisasi dan
suatu proses erat kaitannya dengan pengernbangan kemampuan dan
kepribadian manusia yang berwaw~ berilmu, bermoral, dan berbudaya di
masa datang. I~
l
~ Pernyataan tentang peranan pendidikan dalam pembentukan manusiaberkualitas sejalan dengan tujuan pendidik.an d ~ Indonesia. Di da@n
Undang-Undang Rl Nomor 20 tahun 2003 tentang: Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) disebutkan bahwa: "pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. bertuj uan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia. sehat,
be rilmu, ~kap , kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab" (UU RI No . 20, 2003 : 6-7). ~ ~~ """~\
( : Sekolah sebagai sektor penting dan kedudukannya yang sangat strategis
perlu dipersiapkan dan disempurnakan sebaik mungkin, baik da ri sisi
lainnnya. Salah satu bagian yang paling menentukan dalam pelaksanaan pendidikan adalah guru. Guru adalah pelaksana pendidikan dan merupakan ujung tombak pembangunan pendidikan. Sedangkan siswa merupakan sasaran pendidikan dalam proses belajar mengajar dan siswa berkedudukan sebagai subjek y~g sekaligus objet pendidikan itu.sendiri. Kedua kemponen inilah yang cukup penting dalam pembangunan pendidikan.
/,&-
._.,.
I - seg1 proses, m a pendidikan
selalu merupakan proses pencemaan dan intemalisasi nilai. Dalam hal ini, sosok guru menjadi manusia-teladan dan tokoh panutan, karena pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada siswa dalam proses belajar mengajar adalah ilmu pengetahuan, nilai, keterampilan, dan informasi yang dapat digunakan untuk mengubah diri dan kehidupannya. vNrMf:.'l ~
Guru dikatakan sebagai ujung tombak dalam pembangunan pendidikan, maksudnya tidak lain karena guru adalah pelaksana pendidikan sekaligus motor penggerak proses pembelajaran yang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan itu sendiri. Guru, dalam pelaksanaan tugas dan kegiatannya sesuai dengan kemajuan dan perkembangan teknologi menyebabkan adanya pergeseran yang menuntut kemampuan guru dan motivasi berprestasi yang harus dimiliki oleh guru. ' / CJNrMf:.Q
J
pelaksanaan tugasnya. Pihak pertama dan utarna yang ada dan bergerak daJam bidang pendidikan dan pengajaran adalah guru. Guru yang mempunyai kinerja yang baik tentu menjadi darnbaan dalam pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran Hal ini dinyatak.an karena kunci utama keberhasilan pendidikan salah satu- faktor penentu adalah guru yang bermutu. Setiap saat mutu dan keberhasilan guru selalu dipertanyakan melalui tindakan dan perlakuan guru yang uasakan siswa di sckolah maupun di masyarakat s~kitamya yang sekaligus penentu mutu gwu tersebut. ~NJ e,O _ / ~~ •• ~o
J
Guru adalah pemimpin pendidikan dan pengajaran di sekolah. Apabila dikaitk.an dengan pemimpin pada era globalisasi, guru sebagai seorang pemimpin harus benar-benar mempunyai pandangan luas, kreatif dan inovatif, komunikat.lf. tidak menaruh k_etakutan, dan suka akan ide-ide baru, punya visi dan mau belajar terus. Berbagai indikator pemimpin pendidikan seperti yang disebutkan di atas barus dikerjakan oleh seorang guru agar dapat menjalankan
tugasnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran dengan baik.
Sesuai dengan zarnannya, guru yang bermutu harus mernpunyai: (l) kemampuan profesional, (2) upaya profesional, (3) waktu yang tercurah untuk kegiatan profesiona~ dan (4) akuntabilitasnya (Suryadi dan Tilaar, 2001: 43). Guru yang profesional merupakan guru yang mempunyai kinerja yang baik dan harus dapat menjalankan fungsi pengajaran sebagai ciri pokok pekerjaan seorang guru. Kinerja mengajar guru dalam proses belajar mengajar dapat menentukan keberhasilan siswa untuk mengikuti pengajaran guna mencapai tujuan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa guru merupakan kunci dalam
meningkatkan mutu pendidikan dan berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif (Jalal dan Supriadi, 2001: 262).
"fu
11
~ ~ \1141 ~l
Guru, kurikulum, sarana prasarana, dan unsur lain yang terkait dalam pendidikan- dan pengajaran di sekolah merupakan satu kesatuan dalam mewujudkan tujuan pendidikan dan pengajaran. Apabila guru tidak
memper atl an peranannya secara u
anak yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan dan harapan masyarakat yang pa<la akhirnya sekolah gagal melaksanakan fungsi pendidikan dan pengajaran yang diembannya. Pemyataan ini tertuju secara langsung kepada guru, sebab gurulah pihak yang berhubungan langsung dengan siswa di
sekolah. _.:::_:...,r -"1M~ ~ IVIMt.~
/_ Salah satu wujud dan tingkatan dalam pengelolaan pendidikan yang cukup penting tetapi masih kurang tersentuh dalam program pendidikan adalah kinerja guru dalam mengajar. Sesungguhnya seberapapun input persekolahan
ditambah ~atau diperbaiki, namun output tetap tidak akan berubah menjadi baik
secara optimal apabila faktor guru yang merupakan aspek yang sangat strategis dalam pendidikan dibiarkan terlantar atau tidak diberikan perhatian yang serius.
J
CJ M~Q / CJ , (',Q / CJ • ... {;.Q /ukuran atau pedoman tata tertib kehidupan sekolah untuk menjadi ukuran dan pedoman kehidupan sekolah bagi siswanya, dan dalam masyarakat dipandang sebagai suri teladan bagi setiap warga masyarakat. ~
1
f
~\ ~ Di sekolah (Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah_Atas, dan SekoJah Menengah Kejur®n), tugas dan peranan seorang guru bukanlah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, namun berbeda dengan
lain, guru harus siap selalu memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani siswa dalam pertumbuhannya. Dengan demikian, seorang guru harus -mengetahui apa, mengapa dan bagaimana proses perkembangan jiwa anak melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Guru sebagai pendidik formal terutama bertugas untuk mem~ina mental siswa, membentuk moral, dan membangun kepribadian yang baik dan integral sehingga kelak dapat membangun dirinya sendiri, keluarga, masyarakat sekitarnya, dan berguna bagi nusa dan bangsanya. Peran dan tugas guru tersebut selanjutnya ditujukan pada kehidupan kepada peserta diclik dengan pengembangan empilar pendidikan: learning to know, learning to do, learning
to be, dan learning to life together (Mulyasa, 2004: 124). ~I Kinerja mengajar guru menempati kedudukan sentral dalam pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran. Demikian juga guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Ncgeri Kota Medan, sebagai ujung tombak dan penentu keberhasilan pendidikan di Kota Medan. Berbagai keinginan dan harapan terletak ditangan guru..:_ Guru SMA Ne~eri di Kota Medan ~ k.hir-akhir
ini menunjukkan kemajuan dan keberhasilan yang cukup membanggakan. Namun, tidak terlepas dari berbagi kekurangan dan kendala yang dihadapi guru dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam kelas.
g
JSesuai dengan perubahan dan kemajuan yang hendak diraih melalui pendidikan di masa rnendatang, kurikulum 2004 diluncurkan dan saat ini berada dalam tahap sosialisasi. Hal ini menuntut berbagai kemampuan dan krcativitas guru dalam menjaJankannya dengan sikap positif dan motivasi
berpr estas ~ yang tinggi. Dengan motivasi berprestasi yang tinggi diharapkan
berbagai kendala dan tantangan yang terjadi dalam pelaksanaan tugas guru sebagai pelaksana proses pembelajaran di sekolah akan dapat teratasi dengan baik untuk meraih tujuan pendidikan di masa yang akan datang. J
Pengajar yang baik s_ebagaimana dikatakan oleh Notoatmedjo (1998: 65) bahwa salah satu bagian terpenting yang dapat mempercepat keberhasilan dan tugas pencapa1an tugas mengajar adalah motivasi berprestasi dari pengajar itu sendiri. Disamping persiapan, sikap mengajar, suara, tulisan dan alat peraga, kinerja mengajar aki'n tercapai dengan baik dengan kekuatan motivasi berprestasi dari pengajar itu sendiri. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh guru dan kekuatan motivasi berprestasi yang ada dalam diri pribadi guru akan dapat menunjukkan keberhasilan dalam wujud kinetja mengajar gur.!:!. ./
dapat mernpererat hubungan antar pribadi atau interpersonal dan sating mernbagi rasa dengan didasari konsep diri, serta memberikan evaluasi positif dalam rnenerima dan menyapaikan informasi sesuai dengan kondisi yang
dihadapi.
I
?J
Komunikasi interpersonal dalarn diri setiap individu, secara khusus pada diri guru dalarn pelaksanaan tugas dan pekerjaannya sebagai pengajar di apat mcmbantu dirinya dalarn memenuhi kekurangannya. Dengan komunikasi interpersonal setiap individu rnampu menujukkan diri pribadinya kepada orang lain melalui hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi wujud penyaluran atas keinginan dengan keterbatasan yang dimilikinya dan berdasarkan hubungan ~rsebut orang l ~ n dihadapannya _ akan memberikan respon. Kornunikasi interpersonal seorang guru rnerupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam mewujudkan kinerja mengajar guru di sekolah dihadapan siswa sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar dan sebagai ujung tombak pembelajaran dalam kelas.
J Keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan guru dalarn rnerrcapai tujuarrnya terletak pada diri guru itu sendiri. Dengan kata lain, di tangan para gurulah terletak kernungkinan keberhasilan atau tidaknya tujuan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah, serta di tangan gurulah bergantung rnasa depan karier para peserta didik yang menjadi turnpuan harapan para orang tuanya, rnasyarakat, bangsa dan negara. Agar guru mempunyalkinerja yang tinggLatau unjuk ketja y_ang baik, maka terJebih dulu
hendaknya guru memahami dengan seksama hal-hal yang bertalian dengan tugas dan tanggungjawabnya dalam proses belajar mengajar di sekolah dengan baik.
\ Berdasarkan pengalaman dan kenyataan saat ini rnenunjukkan bahwa guru yang bertugas di Sekolah Menengah Atas-(SMA) Negeri di-Kota Medan sehari-hari sebenamya memiliki kinerja yang berbeda antara guru yang satu
mengajar. Hal ini tentu saja akan dapat berpengaruh terhadap kemajuan dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Perbedaan kinerja mengajar guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Medan tersebut mungkin saja terjadi akibat dari adanya pengaruh yang perbedaan terhadap kinerja mengajar guru seperti: motivasi ke:rja yang dimiliki oleh guru, pengalaman keJ.ja atau
--
-
--
-pengalaman mengajar guru, iklim kerja sekolah dan kondisi sekolah, perilaku komunikasi interpersonal, supervisi kepala sekolah, kompetensi mengajar guru, sikap terhadap profesinya sebagai guru, konsep diri guru, pengetahuan tentang pembelajaran, pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan, tingkat
atau jenjang pendidikan, disiplin kerja, dan lain lain. ~~ ~~
~ ~ ~ ~
-
... , -
v-
~
g
~
B. Ideo tifikasi Permasalahan c 13 c 13
Beroasarkan latar belaka ng masalah, maka dapat identifika si sejumlah
Medan dapat diidentifikasi berdasarkan berbagai pertanyaan-pertanyaan
seperti terdapat di bawah ini. c~.o
f
Apakah kinerja mengajar guru berhubungan dengan pencapaian tujuanpendidikan dan pengajaran? Apakah guru yang mengajar di sekolah tidak
mempunyai kinerja tinggi? Apakah penyebabnya guru tidak mempunyai
kinerja tinggi? Apakah guru tidak mempunyai pengalaman mengajar? Apakah
guru tidak mempunyai kemampuan mengelola kelas melalui pembelajaran?
Bagaimana caranya meningkatkan kemampuan mengelola pembelajaran? Apakah dengan kernampuan mengalola pembelajaran dapat meningkatkan
kinerja mengajar guru? ~}
Apakah guru mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi? Bagaimana
cara meningkatkan motivasi berprestasi guru? Apakah dengan meningkatkan
motivasi berprestasi merupakan upaya yang dapat meningkatkan kinerja mengajar guru? Apakah guru tidak mempunyai disiplin dalam mengajar?
Apakah disiplin dalam mengajar dapat meningkatkan kinerja rnengajar guru?
Bagaimana cara meningkatkan disiplin mengajar guru? { q;o
\' Apakah guru tidak mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal?
Bagaimana cara meningkatkan komunikasi interpersonal guru? FakJ.or apa saja
yang dapat meningkatkan komunikasi interpersonal guru? Apakah komunikasi
interpersonal yang efektif dapat meningkatkan kinerja mengajar guru? Apakah
motivasi berprestasi bcrhubungan dengan kinerja mengajar guru? Apakah
komunikasi interpersonal berhubungan dengan kinerja mengajar guru? Apakah motivasi berprestasi dan komunikasi interpersonal secara bersama-sama
berhubungan dengan kinerja mengajar guru?
u /
au~
C. Pembatasan Masalah ~
{ Berdasarkan latar belakang dan identifitaksi masalah di atas, maka
masalah utama dalam penelitian ini dibatasi hanya berkaitan dengan motivasi
berprestasi guru, komunikasi-interpersonal, dan-kinerja mengajar guru Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri bidang ilmu-ilmu sosial di Kota Medan.
D. PeruDUI.s_an Masalah
1 Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja
mengajar guru?
2. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja
mengajar guru? '? D
3. Apakan -terdapat hubungan antara motivasi- berprestasi dan- komunikasi
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi
berprestasi, dan komunikasi interpersonal dengan kinerja mengajar guru di
SMA Negeri di Kota Medan. Secara operasional tujuan penelitian terscbu1
dapat dijabarkan sebagai berikuL /
I. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja
mengajar guru
2. Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonaL dengan
kinerja mengajar guru
3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi, dan
k.omunikas-i interpersonal secara bersama-sama.dengan kinerja l.!}engajar
guru.
F. Kegu11aan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan sekaligus manfaat praktis dalam dunia pendidikan. Manfaat teoretis yang
diharapkan dari penelitian ini adalah munculnya pengctahuan baru dalam
bidang p<:.!Jdidikan dan pe~gajaran atau dukungan terhadap pengetahuan
bidang pengajaran sebelumnya yang berki sar pada variabet yang menjadi
obyek penelitian ini yaitu motivasi herprestasi, komunikasi interpersonal, dan
pengajaran dalam rangka peningkatan mutu guru dan peningkatan
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian,
pada bab ini akan diketengahkan- kesimpulan. implik:asi, dan saran yaiigbersifat
sintetik dan sistemik. Kesimpulan yang rumusannya bersifat umum rnenjadi dasar bagi pengkajian selanjutnya berupa irnplikasi dan saran.
~
~
A. Simp ulan -(;-~ .... ~
Pertama, terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi guru
dengan kinetja mengajar guru. l-lal ini berarti makin tinggi motivasi berprestasi
makin tinggi pula kinerja mengajar guru. Dengan demikian motivasi berprestasi
penting untuk diperhatikan dalam meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran.
Kedua, terdapat hubungan positif antara komunikasi interpersonal
dengan kinerja mengajar guru. Hal ini berarti makin baik komunikasi
interpersonal makin tinggi pula kinerja mengajar guru. Dengan demikian komunikasi interpersonal penting untuk diperhatikan dalam meningkatkan
-
--kinerja guru dalam pembelajaran. '"~<9 ....
Ketiga. terdapat hubungan positif · antara motivasi berprestasi dan
komunikasi interpersonal secara bersama-sama dengan kinerja mengajar guru.
Hal ini berarti makin baik motivasi berprestasi, makin efektif komunikasi interpersonal makin tinggi pula kineija mengajar guru. Dengan demikian
motivasi berprestasi dan komunikasi interpersonal penting untuk diperhatikan
dalam meningkatkan kineija guru da1am pembelajaran.
Kesimpulan basil penelitian yang telah dipaparkan di atas mempunyai sejumlah implikasi penting terhadap upaya meningkatkan kineija
-guru
dalampembelajaran. Perumusan implikasi penelitian ini menekankan pada upaya peningkatan motivasi berprestasi dan komunikasi interpersonal sehingga kinerja
guru dalam pembelajaran meningkat. Terselenggaranya kinerja mengajar yang
baik merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu sekolah.
Sebab itu guru merupakan sumber daya rnanusia yang' diharapkan mampu mengembangkan, mengarahkan, dan mendayagW1akan unsur-unsur pendidikan
dan pengajaran, sehingga tercipta kegiatan dalam proses belajar mengajar yang baik dan berkualitas. Kadar kualitas guru sebagai penentu kadar kualitas lulusan
(out put) sekolah perlu disadari dalam upaya pembinaan profesional guru secara
terarah dan terprogram untuk meningkatkan kinerja mengajar guru ~-::::::....
1 Kinerja mengajar guru tidak melibatkan hanya satu keterampilan tetapi
banyak keterampilan. Apa yang dilakukan guru-guru yang terampil dalam
pembelajaran adalah perpaduan berbagai keterampilan yang sating -terkait
-dengan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan membuat
perencanaan dan persiapan mengajar, memilih dan menentukan pokok bahasan serta mengajar siswa bagaimana belajar; menggunakan waktu dalam ruang
kelas secara efektif, membuat keputusan yang bijaksana dalam menghadapi
berbagai situasi; menangani perilaku menyimpang atau mengganggu, membina
n an baik dan meQgembangkan perangkat aturan dalam bentuk kebiasaan
yang mendorong suasana belajar yang tertib; memanfaatkan sumber belajar
secara terampil sehingga penggunaannya efektif..dan efisien; dan ~engetahui
lingkungan dimana berlangsungnya pembelajaran.
Dalam pembelajaran, siswa lebih diarahk:an oleh guru dan dilibatkan untuk mencapai berbagai tujuan yang telah direncanakan secara sistematik.
Pembelajaran sebenamya harus lebih menekankan pada bagaimana cara guru
dalam proses kegiatannya untuk. mencapai tujuan yang diinginkan. Penekanan pada pembelajaran dapat membedal<.annya dengan penekanan pada bidang-bidang yang lain yang berhubungan dengan kinerja seorang guru dan dari segi pengkajian tujuan yang hendak dicapai, dan juga apa isi dari pembelajaran yang dilakukan dan dipelajari oleh siswa agar tujuan kurikulum dapat tercapai.
Secara umum untuk menyatakan suatu tujuan pembelajaran, kebijakan
seorang guru yang baik adalah dengan menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
siswa pada awal suatu pelajaran agar dapat menjamin tujuan pembelajaran terlihat langsung dalam diri belajar siswa. Hal ini akan menunjukkan bahwa
guru dalam pernbelajaran harus menjelaskan tujuan yang hendak dicapai siswa pada awal pembelajaran. ~4..P.~ ""'-<:~,.
Kinerja guru dalam pembelajaran harus dilihat sebagai suatu keseluruhan
yang terpadu dan bukan sebagai sejumlah kemampuan serta teknik mengajar
yang terpisah-pisah. Keterampilan profesional guru dalam pekerjaannya sebagai
berusaha menjawab pertanyaan "apa kegunaan mengajar", "mengapa
mengajar", din " bagaimana mengajar", hal inl mengenai nilai - kegunaan
mengajar.
Setiap hari guru sibuk membuat persiapan mengajar, mempelajari
kembali pokok bahasan yang akan diajarkan kepa~a siswa, menentukan tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa, memilih hal-hal yang dapat ditentukan
oleh guru dan ha1 mana yang dapat ditentukan sendiri o)eh siswa. bergerak disekeliling kelas untuk mengawasi berlangsungnya proses pembelajaran,
mengorganisasi kegiatan yang dilakukan siswa baik perorangan, kelompok
kecil, maupun kelompok keseluruhan kelas, memberi penghargaan kepada
siswa yang pekerjaannya bagus dan menegur siswa yang berperilaku betuk,
memastikan apakah bahan-baban atau buku yang diperlukan telah tersedia atau
belum, memilih strategi pembelajaran yang efisien dan efektif. Semua hal tersebut diatas adalah merupakan bagian dari kinerja guru pembelajaran yang
harus dilakukan oleh guru untuk menjadikan pembelajanm tersebut efektif dan
-dapat meningkatkan prestasj beJajar siswa dan peningkatan mutu dan kuJitas
pendidikan.
Untuk meningkatk.an kinerja guru dalam pembelajaran banyak faktor
yang dapat Utempengaruhinya. Tinggi rendahnya kinerja guru dalam
pembelajaran tergantung pada faktor yang mempengaruhi diri guru tersebut.
r tersebut faktor motivasi berprestasi dan
komunikasi interpersonal merupakan factor yang dikaji dalam penelitian ini.
Upaya-upaya yang dilakukan - untuk meningkatkan kinetja guru dalam
pembeJajaran dapat dilakukan sebagai berikut.
\?
1. Upaya Pengingkatan Motiv_szsi Berprestasi dalam Ranglca Peningkatan
Kinerja Mengajar Guru
Hasil analisis dan kesimpulan penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan sifnifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja
mengajar guru. Hal ini memberikan pengertian bahwa peningkatan motivasi
berprestasi akan meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran. Oleh karena
itu upaya pengingkatan motivasi berprestasi guru juga merupakan upaya
peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran. ~
1 Berdasarkan basil penelitian tersebut motivasi berprestasi dapat dilihat
dari pengembangan pribadi guru yang tercermin dari keinginan guru untuk
berprestasi, _l<escmpatan untu~ maju, dan kehidupan pribadi. Guru yang pertama-tama bemiat untuk menyurnbangkan keahliannya demi kemajuan
pendidikan memandang pekerjaan sebagai sumber kepuasan pribadinya, meskipun mendapatkan tantangan, hambatan, dan rintangan. Guru rela
mengorbankan waktu dan tenaganya dengan lebih banyak daripada tuntutan
secara formal. Ini terlihat dari sikap guru yang menghargai anak: didik dan
masyarakat dilir1gkungannya. Guru berusaha meningkatkan profesionalitasnya meski un tidak pemah mengikuti penataran, karena tidak ingin bersikap minimalis dalam menghayati tugas pendidikan yang diserahkan kepadanya.
Pada dasamya manusia selalu ingin mencap_ai suatu hasil yang_maksimal
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Untuk mencapai hal tersebut perlu
diberikan kesempatan-kesernpatan untuk maju, seperti mengembangkan kemampuan profesi sebagai guru melalui seminar, symposium, lokakarya,
penataran, membaca buku-buku yang berkaitan dengan pekerjaan guru.
Keberhasilan guru dalam pekerjaannya sebagai pengelolaan pem-belajaran dapat ditentukan melalui beberapa faktor: faktor pekerjaan itu sendiri,
status pekerjaan, tempat pekerjaan, dan keamanan pekerjaan. Bertolak dari berbagai teori yang dikemukakan bahwa faktor pekerjaan itu sendiri harus
dipersiapkan dengan baik, agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung
dengan baik-dan biasanya se_tiap kegiatan yang diberikan kepada siswa
diperiksa untuk melihat keberhasilan siswa dan sekaligus sebagai umpan balik
untuk perbaikan selanjutnya. Berbicara tentang keamanan pekerjaan dan
menunjukkan tanpa adanya satu tekanan atau paksaan dari pihak manapun,
sehingga menimbulkan rasa senang dengan pekerjaan yang digelutinya.
Selanjutnya, dalam rangka peningkatan motivasi berprestasi guru sebagai
pendidik dan pengajar perlu mengkaji falctor-faktor yang menyebabkan
timbulnya motivasi dirinya agar ia mau melakukan suatu kegi,atan. Sebelum
melakukan pekerjaan atau kegiatan dengan kadarnya berbeda dari sebelumnya,
sehingga nfotifnya yang kuat "tu dapat menunjang keberhasilannya dalam
melaksanakan berbagai pekerjaan. Oleh karena itu guru biasanya memotivasi dirinya untuk mengelola pembelajaran apabila motif yang mendorongnya lebih
kuat agar p ~ k ~ rjaan yang akan d.i,laksanakan terlak ~ na dengan baBe. ~
Berdasarkan uraian di atas jelaslah motivasi merupakan suatu kondisi
yang mendorong atau yang menjadi penyebab guru untuk melakukan pekerjaan
yang dilakukannya secara sadar meskipun tidak tertutup kemungkinan dalam keadaan terpaksa guru mungkin saja melakukan suatu kegiatan yang tidak
disukainya. Motivasi berprestasi guru yang mendorongnya dalam melakukan
pembelajaran secara sadar, terkadang dilakukan dalam keadaan terpaksa,
seperti: menggantikan guru yang tidak hadir. ~
J Motivasi berprestasi guru penting sekali dalam suatu lembaga pendtdikan dengan tujuan agar guru-guru memiliki kinerja yang tinggi dalam
pembclajaran. Untuk itu terdapat beberapa pokok pikiran yang dapat meningkatkan motivasi berprestasi guru seperti di bawah ini.
Pertama, Penghasilan atau gaji yang tinggi. Guru mempunyai motivasi
berprestasi tinggi dalam melakukan proses pembelajaran apabila mempunyai
penghasilan yang tinggi. Memang, pe\aksanaan pekerjaan secara maksimal tidak hanya menggantuQ.gkannya kepada penghargaan berupa gaji yang tinggi.
Namun, me~jadi kenyataan apabila guru ti<lak diberi penghargaan dan penghasilan yang cukup niscaya akan melakukan pengelolaan pembelajaran
yang maskimurn. Jadi guru mempunyai motivasi yang tinggi disebabkan oleh,
meningkatnya penghasilan gu!:_u karena diber!!can gaji yang tinlf_gi, karena
dengan gaji yang tinggi, sehingga guru tidak akan memikirkan penghasilan
tambahan dari pekerjaan lain, guru dapat berkonsentrasi penuh dengan
profesinya sebagai guru, dan sebagian dari penghasilan ini dapat digunakannya
untuk menunjang profesinya sebagai seorang guru, seperti: membeli buku-buku
penunjang yang berkaitan dengan disiplin ilmunya atau ilmu yang relevan.
Kedua, memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi atau penataran secara berkala untuk menambah pengetahuan guru agar dapat mengkuti perkernbangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat cepat perkembangannya.
IJ
Ketigfl, memberikan penghargaan kepada guru yang seharusnya
mendapatkan penghargaan tanpa menagguhkan atau menunggu-nunggu dalam pemberian penghargaan tersebut, seperti: guru yang berprestasi dalam
Keempat, menerapkan aturan atau disiplin kerja yang sudah ditetapkan
sebagai keputusan bersama dalam organisasi pendidikan seperti etika guru. dan
mau menerima sanksi atau ganjaran terhadap kesalahan-kesalahan yang
dilakukannya._
~
~
2. Ui a a Pengingkatan Komunikasi Interpersonal dalam Rangka Peningkatan Kinerja Mengajar Guru
Hasil analisis dan kesimpulan penelitian.. menyatakan bahw,.ll terdapat
hubungan positif dan signifikan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja
mengajar guru. Hal ini memberikan pengertian bahwa peningkatan komunikasi interpersonal ak:an meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran. Oleh karena
itu upaya peningkatan komunikasi interpersonal juga merupakan upaya
peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran.
Guru merupakan fasilitator. Fasilitator sebaiknya memberikan perhatian
kepada pencTptaan suasana awal, atau situasi kelompok dalam pengelolaan pembelajaran. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan
pembelajaran dalam kelas. Hal ini bias terjadi apabila guru mempunyai
kemampuan atau keterampila1.1 berkomunikasi secara interpersonal. Untuk memperoleh kinerja mengajar guru yang tinggi diperlukan adanya komunikasi
interpersonal yang positif. Untuk menjamin terciptanya komunikasi
interpersonal yang efektif mak,a perlu dilakukan upaya-paya sebagai berikut.
Melakukan pelatihan metode pengajaran yang heuristik sehingga guru
mampu berkomunikasi secara interpersonal dalam proses pembelajaran dengan baik. Pelatihan berkomunikasi seperti ini memang secara langsung sudah
dilakukan pada saat seorang guru berada di bangku kuliah. Namun rasanya belum cukup tmtuk menjamin keberhasilan guru apabila hanya mengandalkan
di eroleh di bangku kuliah. Oleh karena itu perlu peningkatan kemampuan berkomunikasi dalam tugas pembe}ajaran ~ baik melalui Pusat Penataran Guru (P2G) maupun- Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Dalam MGMP guru senior akan memberikan teknik dan metode kepada guru
:Jl=
~Jl.>=
yang lebih muda atau baru. ~ .. ... .. c
J
Perub~han ini mungkin disebabkan adanya pergeseran nilai budaya masyarakat sekolah sekarang ini. Guru tidak hanya memberikan materi
pelajaran (teaching centered) dan mem,berikan nilai pada akhir catur wulan atau
akhir semester, tetapi guru harus mampu mendengar dan memahami apa yang
diinginkan s1swa ketika terjadi komunikasi dalam bentuk pembelajaran. Untuk mencapai tingkat seperti ini maka penting dilakukan pelatihan tambahan
(khusus) dalam berkomunikasi secara interpersonal dalarn pembelajaran.
Pelatihan komunikasi interpersonal perlu ditekaf!!can pada hubungannya dengan
pengelolaan pembelajaran. Dalam berbagai kasus sering dujumpai bahwa
menyadari pentingnya komunikasi secara interpersonal lebih penting daripada
hanya mengetahui komunikasi interpersonal. Bukan guru-guru kita tidak tahu
interpersonal dengan efektif supaya bermanfaat daJam pengeloJaan pembelajaran. Komunikasi interpersonal yang efek:tif dalam pembelajaran
merupakan penyampaian informasi yang tepat kepada sasaran yang dituju atau
diinginkan (siswa). Selanjutnya, cara yang efelctif itu memerlukan sejwnlah
teknik berkomunikasi dalam pembelajaran. Adapun teknik tersebut meliputi:
informasi te at sasaran, dan umpan batik yang akan diperoleh dari penerima informasi itu sendiri (komunikate).
MengetahuC teknik berkomunikasi secara interpersonal dalam hubungannya
dengan kineJja guru dalam pembelajaran akan mendorong seorang guru untuk
berupaya semaksimal mungkin mencari informasi barn dan menemukan teknik
berkomunikasi secara interpersonal yang lebih efektif Dasar utama dalam
berkomunikasi secara interpersonal yang harus diberikan melalui pelatihan
adaJah pembentukan konsep diri yang benar, perasaan, penciptaan kondisi, penyesuaian, dan upaya peogakraban.
Komunikasi interpersonal memang sering berlangsung tanpa dapat dielakkan. Komunikasi interpersonal lahir dengan dengan sendirinya apabila
dua orang atau lebih bertatap muka (guru menjeJaskan materi pelajaran) atau
bahkan selagi sendirian sekalipun, seperti proses berpikir ketika guru mempersiapkan pembelajaran. Apabila proses komunikasi dapat diarahkan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditargetkan maka proses
pembelajaran dapat te.rjadi dipihak sasaran atau siswa.
Langkah berikut untuk meningkatkan komunikasi interpersonal, antara
lain: tidak terburu-buru membuat suatu penilaian terhadap lawan bicara,
mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan orang lain, menghindari penilaian yang bersifat aksen dan penampilan fisik atau karena mengingat
seseorang, mengingat situasi pada saat berbicari, bersikap ramah <Ialam setiap
hal yang dibicarakan, melakukan penilaian setelah mendengar apa yang
dikatakan orang lain.
1 Komunikasi interpersonal yang efektif terjadi apabila pesan yang
disampaikan diterima oleh sasaran sesuai dengan keinginannya. Apabila
informasi !,idak ditanggapi oleh si penerima i,nformasi, ubahlah pendekatan
penyampaian informasi. Jangan terlalu terpengaruh oleh kesan awal ketika
menyampaiakan suatu informasi tetapi periksalah fakta informasi sebelum melakukan suatu penilaian mengapa informasi itu tidak diterima. Pokok-pokok
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan dan implikasi yang
dipaparkan di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. ~ )
Pertama, kepada kepala sekolah dan penilik. Kinerja mengajar guru,
motivasi berprestasi dan komunikasi interpersonal yang dialami oleh guru-guru
SMA Ne eri di Kota Medan perlu ditingkatkan. Peningkatan tersebut dirasakan sangat penting, karena tugas utama guru adalah mendidik dan mengajar para
siswa. Tanpa kemampuan dan keterampilan yang memadai, guru _tidak akan
mampu mengajar dengan baik, yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap
kualitas lulusan sekolah tersebut.
~)
Kedua, guru hendaknya dapat menjadi pendidik dan pengajar yang
komunikatif bagi siswanya. Peran tersebut akan membawa kemampuan guru
dalam mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan para siswanya, sehingga mereka mau dan mampu belajar secara optimum. Selain itu,
mengingat pentingnya peranan supervisi instruksional kepala sekolah maka
hendaknya kepala sekolah lebih memperhatikan dan membantu guru dalam mengatasi segala permasalahan dalam tugas mengajarnya. ;
Ketiga, agar guru dap_at meningkatkan kinerja mengajar, maka kepala
sekolah baik selaku pimpinanlmanajer maupun sebagai supervisor hendaknya
dapat memimpin semua personil sekolah, sehingga mereka dapat menjalankan
semua tugasnya dengan baik. Kepala sekolah hendaknya dapat memberikan
perhatian secara terns menerus kepada guru. Pembjna profesional dapat
dilakukan misalnya meJalui pertemuan-pertemuan dengan kesulitan dalam
menjalankan tugas-tugas pengajaran. Layanan supervisi seperti mt akan
mendorong guru berusaha agar pengajarannya berhasiL Bahkan bila guru
menghadapi masalah yang bersifat pribadi, hendaknya kepala sekolah dapat
supervisor adalah membantu guru, agar guru mampu meningkatkan kinerja
mengajanya ai sekolah.
Keempat,
kepala sekolah sebagai pemimpin sekaligus sebagai supervisorpendidikan dan pengajaran hendaknya dapat menjalin hubungan kerja-sama antara kepala sekolah dengan guru, kepala sekotah dengan pegawai sekolah,
kepala sekolah dengan personil lain yang terdapat di lingkungan sekolah, dan
bahkan masyarakat yang berada atau yang berhubungan dengan sekolah. dan yang tidak kalah pentingnya adalah hubungan dengan siswa baik antara guru
dengan sis\'•a dan personalia lain agar tercipta komunikasi interpersonal yang
baik dan kondusif.
l
f
f
Kelima, sebagai atasan kepala sekolah, Kepala Kantor Departemen
Pendidikan- dan Nasional memantau kegiatan sekolah melalui peningkatan
fungsi supervisor (penyefia) yang terdapat pada tingkat Kotamadya. Pemberian
wewenang dan tanggung jawab kepada supervisor akan memungkinkan
Kehadiran supervisor ke sekolah sudah terlaksana.. namun belum berjalan secara
teratur sehingga kesempatan bagi guru untuk mengkonsultasikan segala
masalah dan kesulitan yang dihadapinya di rasakan masih sangat kurang.
g }
Keenam, FKIP atau LPTK lain sebagai lembaga pendidik tenaga
kependidikan dan pelatih eaton guru perlu memberikanlmeningkatkan bobot
dalam pem-belajaran setelah
mereka berada di sekolah untuk mendidik dan mengajar siswa sebagaimana
yang dicita-citikan.
Ketujuh, kepada peneliti, kaitannya dengan s1sa 40,18% aspek
pendukung kinerja mengajar guru yang belum tetjelaskan dalam penelitian ini,
disarankan _!:epada mereka _ yang tertarik pada bidang kajian ini untuk
mengadakan penelitian dengan melibatkan lebih banyak lagi variabel predictor
dan responden, sehingga aspek-aspek lajn yang diduga memiliki sumbangan
yang lebih berarti terhadap kinerja mengajar guru didekteksi.
DAFTAR PUSTAKA
Abizar. ( 1988). Komunikasi Organisasi. Jakarta: P2LPTK Direktorat Jend~ral Pendidikan Tinggi.
Achsin, Amir.-(1990). Pengelolaan Kelas dan Intergksi Belajar-Menggjar. Ujung Pandang IKIP Ujung Pandang.
nto Suharsimi. 1990). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi.,
Jakarta: Rineka Cipta.
As'ad, Moh. (1987). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Azwar, Saifuddin, (1986). Reliabilitas dan Validitas: lnterpretasi dan Komputasi. Y ogyakarta: Liberty.
Callaway, Archibald. (1985). Rencana Pendidikan dan Pemuda Tanpa Pekerjaan. Terjemahan: Soeheba K., Jakarta: Bharata Karya Aksara dan
Paris:JJnesco.
Davies, Ivor K. (1971). The Management of Learning. London: McGraw-Hill Book Company (UK) Limited. , _
Depdiknas (2004.a). Pedoman Penyelenggaraan Program Kecukapan Ilidup
(Life Skill). Jakarta: Dirjen PLSP Depdiknas. _,
---.(2004.b). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. Jakarta: Depdiknas. ..
Dressel, Paul L. and Dora Marcus. (1982). On Teaching and Learning in College. San Francisco: Jessey-Bass Publishers.
Drost, J. (2000). Reformasi Pengajaran: Salah- Asuhan Orang Tua?. Jakarta: Gras indo.
Gagne, Robert M., Leslie J. Briggs, and Walter W. Wager,( l992). Principles of Instructional Design. New York: Harcourt Brace Jovanovich College
Publishers, 1992.
,
Gibson, James L., lancevich, John M. dan Donnelly, James H. Jr. (1996).
Organizations. Terjemahan: Nunuk Adriani, Jakarta: Binarupa Aksara.
Gibson, Jane Whitney, Hodgetts, Richard _ M. (1988). Organization Communication A Managerial Perspective. Florida: Academic Press Inc.
Jere E. ( 1990). Educational Psychology. New
York: Longman. I .,.
Gronlund, Norman E. dan Robert L. Linn. (1 990). Measurement and Evaluation in Teaching. New York: ?Vlacmillan Publishing Company. _
-Hamalik, Oemar. (1990). Perencanaa Pengajaran Berdaskan Pendekatan Sistem.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
____ \ ___ . (2004). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Buki Aksara.
Hodgetts, Richard M., and Kuratko, Donald F. (1988). Management. San Diego: Harcout Brace Jovanovich, Inc.
Hoy, Wayne K., and Miskel, Cecil G. ( 1987). Education Administration: Theory,
Research, and Practice. New York: Random House, Inc.
Ja lal, Fasli dan Dedi Supriadi. (2001). Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Jhonson, Lois V . and Mary A. Barry. (1997). Pengelolaan Kelas. Diikhtisarkan Pidarta, Made. Surabaya: Usaha NasionaL
Lilico, T.M. ( 1980). Komunikasi Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Liliweri, Alo. (1994). Perspektif Teoritis Komunikasi Antar Pribadi Suatu Pendekatan Kearah Psikologi Sosial. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Linandi, A. G. ( 1987). Komunikasi Mengena: Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Antar PriJ!adf. Yogyakarta: Kanisius.
Maier, N.R.F. (1987). Psychology in Industry. Boston: Houghton & Miffin. Maizuar dan L.J.Moleong, (19970, "Kemampuan Mengajar Guru Sekolah Teknik
Menengah (STM) Suatu Penelitian Kualitatif di Sumatera Barat", Juni 1997. Jurnal Pendidikon dan Pemhangunan, Program Pascasarjana IK.IP Jakarta, Volume 1 Nomor 1 Juni 1997.
McClelland, et al. (1975). The_A.chievement Motjye. New York: Irvi!!gton Pub., Inc.
Yusufhadi 2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media
Mohan, Teny,. McGregor, HeJlen, and Strano, Zofia. (1992). Communicating: Themy and Practice. Sydney: Harcourt Brace Jovanovich Publisher. Mudhoflir. (1987). Teknologi Instruksional. Bandung: Remaja Karya. "'.P,.
Mulyasa, E., (2004). Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran
KBK. Bandung: Remaja Karya. r
'
Nasution, S. (1995). Didaktik A.sas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi A.ksara.
Pace, R. Wayne and Faules, Don F. (1998). Komunikasi Organisasi: Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan. Terjemahan oleh: Deddy Mulyana, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pangkey, F.rans S. (1991), H_gbungan antara Kon~ep Diri, Potensi Kreatif, dan Kemampuan Simbolik dengan Keterarnpilan Berkomunik:asi Guru
(
Matematika SMA 1991, Disertasi Jakarta: Program Pascasarjana !KIP Jakarta.
Ractunat, Jalaluddin. (1998). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja
Ro~akarya.
Romiszowski, A. J. (J 990}. Designing Instructional System. New York: Nicholas Publishing Company.
Rohani. Ahmad dan Ahmadi, Abu. (1990). Pengelolaan Pe mbelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Wibowo, ( 1999), Efektivitas Pelatihan Transmigrasi Hubungannya dengan Motivasi Berprestasi, Kreativitas, dan Persepsi Peserta Terhadap Kemampuan Pelatih, 1999 Disertasi (sinopsis) Jakarta: Program
Pascasarjana !KIP Jakarta. _
Winardi, J. (2001). Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Grasindo.
elolaan Kelas. Terjemahan oleh: Anwar Jasin Jakarta: Gras indo.
Zainun, Buch ~ ri. (1994). Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Balai Aksara.