• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Peserta didik SMP Di Provinsi Yala, Thailand (Studi Survei Peserta didik SMP Kelas III (Mathayom Kelas 3) Di Yala, Thailand).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Peserta didik SMP Di Provinsi Yala, Thailand (Studi Survei Peserta didik SMP Kelas III (Mathayom Kelas 3) Di Yala, Thailand)."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ROAET WAEDAKAE, 2015

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTAK... ii

KAT

A PENGANTAR………..

iv

UCAPAN TERIMA KASIH ………

v

DAFTAR ISI……….

viii

DAFTAR TABEL………

xii

DAFTAR

GAMBAR………....

xiv

DAFTAR

LAMPIRAN……….

xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Rumusan Masalah………... 6

C. Tujuan Penelitian……….... 7

D. Manfaat Penelitian………... 8

E. Struktur Organisasi Tesis……….... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kompetensi Pedagogik Pendidik……….... 10

1. Pengertian Kompetensi………... 10

2. Pengertian Pedagogik………... 12

3. Pengertian Kompetensi Pedagogik Pendidik……….. 13

4. Indikator Kompetensi Pedagogik Pendidik………. 15

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Pedagogik Pendidik……….. 17

B. Kompetensi Profesional Pendidik……….. 19

1. Pengertian Profesional……….… 19

(2)

ROAET WAEDAKAE, 2015

3. Indikator Kompetensi Profesional Pendidk………..… 22

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Profesional Pendidik……….…. 24

C. Motivasi Belajar………. 31

1. Pengertian Motivasi……….. 31

2. Pergertian Belajar……….. 32

3. Perngertian Motivasi Belajar………...….. 34

4. Macam-Macam Motivasi Belajar………...….. 34

5. Indikator Motivasi Belajar……… 39

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar………….. 40

7. Fungsi Motivasi Belajar……….….. 43

8. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar……….…... 44

D. Hasil Belajar………..… 48

1. Pengertian Hasil Belajar………..…… 48

2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar…………..… 50

3. Pengukuran dan Evaluasi Hasil Belajar……….... 51

E. Kerangka Berfikir………...… 53

F. Hipotesis Penelitian……….... 54

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian………..………. 56

B. Lokasi Penelitian……….……… 56

C. Defenisi Operasional……….………..… 57

D. Variable Penelitian……….……….... 58

E. Paradigma Penelitian………..… 59

F. Populasi dan Sampel……….………..… 60

G. Teknik Pengumpulan Data………..………... 63

1. Menentukan Alat Pengumpulan Data……...…………...……. 63

2. Menyusun Alat Pengumpulan Data……….…………... 64

3. Uji Coba Alat Pengumpulan Data……….………... 65

(3)

1. Analisis Deskriptif variabel………..… 75

2. Uji Asumsi Klasik………... 76

3. Analisis Jalur………... 78

4. Hipotesis Statistik……….... 80

5. Uji Hipotesis Regresi Berganda Secara Keseluruhan (Uji F).… 81 6. Menguji Koefisien Determinasi ………... 81

I. Prosedur Penelitian………. 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian………. 83

B. Hasil Penelitian……….. 83

1. Deskripsi Variabel Penelitian………. 83

a. Kompetensi pedagogik……… 85

b. Kompetensi Profesional……….. 88

c. Motivasi belajar………... 94

d. Hasil belajar……….… 100

2. Pengujian Asumsi Klasik……… 101

a. Uji Normalitas……….…. 101

b. Uji Multikolinearitas……….… 102

c. Uji Autokorelasi……… 103

d. Uji Heterokedastisitas………... 104

3. Pengujian Hipotesis……….. 105

a. Hipotesis Pertama : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Terhadap Motivasi Belajar.………... 105

b. Hipotesis Kedua : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Pedagogik Terhada Motivasi Belajar……...…. 109

c. Hipotesis Ketiga : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Profesional Terhadap Motivasi Belajar……….. 109

d. Hipotesis Keempat : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik....….. 110

e. Hipotesis Kelima : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Pedagogik Terhadap Hasil Belajar………. 113

(4)

g. Hipotesis Kedua: Terdapat Pengaruh Positif Antara

Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik…… 114

h. Interpretasi Hasil Analisis………..…….... 115

C. Pembahasan Hasil Penelitian………...……… 117

1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Pendidik Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik………... 117

2. Pengaruh Kompetensi Profesional Pendidik Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik……….... 118

3. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik……….... 120

4. Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional dan Motivasi belajar Secara Bersama-sama Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik………... 121

5. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Melalui Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik……….. 124

6. Pengaruh Kompetensi Profesional Melalui Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik……….. 125

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan……….… 127

B. Rekomendasi………... 128

DAFTAR

PUSTAKA ………..

. 132

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1. Standar Hasil Belajar………. 58

Tabel 3.2. Populasi Penelitian……… 61

Tabel 3.3. Sampel Penelitian……….. 63

Tabel 3.4. Kriteria Alternatif Jawaban Skala Likert……….. 65

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Kompetensi Pedagogik (X1) ……… 66

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Kompetensi Profesional (X2) ……….. 68

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (X3) ……….. 69

Tabel 3.8. Tingkat Reliabilitas Instrumen Pengukuran……….. 72

Table 3.9. Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik ……….. 73

Table 3.10. Reliabilitas Variabel Kompetensi Profesional ……… 74

Table 3.11. Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar... 74

Tabel 3.12. Konsultasi Hasil Perhitungan WMS……… 76

Tabel 4.1. Konsultasi Hasil Perhitungan WMS … ……… 84

Tabel 4.2. Hasil Angket Kemampuan Mengelola Pembelajaran………..….. 85

Tabel 4.3. Hasil Angket Pemahaman Terhadap Peserta Didik………..……. 86

Tabel 4.4. Hasil Angket Perancangan dan Pelaksanaan Pembelajaran……….…. 86

Tabel 4.5. Hasil Angket Evaluasi Hasil Belajar……….…. 87

Tabel 4.6. Hasil Angket Pengembangan Peserta Didik……….…. 87

Tabel 4.7. Hasil Angket Umum Kompetensi Pedagogik……….. 88

Tabel 4.8. Hasil Angket Menguasai Materi, Struktur, Konsep dan Pola Pikir Keilmuan yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu………... 89

Tabel 4.9. Hasil Angket Menguasai Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Mata Pelajaran/Bidang Pengembangan yang Diampu………..…… 90

Tabel 4.10. Hasil Angket Mengembangkan Materi Pembelajaran yang Diampu Secara Kreatif……….….. 90

(6)

Tabel 4.12. Hasil Angket Memanfaatkan Teknologi Informasi dan

Berkomunikasi untuk Mengembangkan Diri………...……… 92

Tabel 4.13. Hasil Angket Umum Kompetensi Profesional………. 93

Tabel 4.14. Hasil Angket Tekun Menghadapi Tugas……….. 94

Tabel 4.15. Hasil Angket Ulet Menghadapi Kesulitan……… 95

Tabel 4.16. Hasil Angket Menunjukkan Minat Terhadap Bermacam-macam Masalah………. 95

Tabel 4.17. Hasil Angket Lebih Senang Bekerja Mandiri……… 96

Tabel 4.18. Hasil Angket Cepat Bosan pada Tugas-Tugas Rutin……… 97

Tabel 4.19. Hasil Angket dapat Pendapatnya Mempertahankan……… 97

Tabel 4.20. Hasil Angket Tidak Mudah Melepaskan Hal yang Diyakini...……… 98

Tabel 4.21. Hasil angket senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal……… 99

Tabel 4.22. Hasil Angket Gambaran Umum Motivasi Belajar………. 99

Tabel 4. 23. Gambaran Umum Nilai Hasil Belajar Peserta Didikpada Mata Pelajaran IPS……….. 100

Tabel 4.24. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test………. 101

Tabel 4.25. Uji Multikolinearitas……… 103

Tabal 4.26. Uji Autokorelasi………... 103

Tabel 4. 27. Uji Heterokedastisitas………. 104

Tabel 4. 28. Koefisien Determinasi Berganda………. 106

Tabel 4.29. Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi……… 106

Tabel 4.30. Hasil Uji F……… 107

Tabel 4.31. Koefisien Regresi………. 108

Tabel 4. 32. Koefisien Determinasi Berganda………. 110

Tabel 4.33. Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi……… 111

Tabel 4.34. Hasil Uji F………. 112

Tabel 4.35. Koefisien Regresi………. 112

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian……….…… 59

Gambar 3.2. Model Analisis Jalur………. 79

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SK Pembimbing Tesis

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Penelitian

Lampiran 3 : Kisi-kisi Penelitian

Lampiran 4 : Angket Penelitian

Lampiran 5 : Data Isian Angket Penelitian Variabel X1

Lampiran 6 : Data Isian Angket Penelitian Variabel X2

Lampiran 7 : Data Isian Angket Penelitian Variabel X3

Lampiran 8 : Hasil Uji Coba Validitas dan Penelitian

Lampiran 9 : Hasil Perhitungan WMS Variabel X1, X2 dan X3

Lampiran 10 : Hasil Analisis Data

Lampiran 11 : Hasil Nilai Ujian Nasional atau Ujian O-Nert

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan

metode survei korelasional. Kriyantono (2008, hlm. 55) mendefinisikan penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu

masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Smith dalam Rakhmat (2005, hlm.

24) mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan

angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau yang dianalisis dengan

menggunakan statistik) untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

sifatnya spesifik dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel

mempengaruhi variabel lainnya

Penelitian yang penulis lakukan, penulis ingin mencari jawaban mengenai

apakah suatu variabel dapat mempengaruhi variabel yang lain. Dalam hal ini

variabel (x) yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan motivasi

belajar sedangkan variabel (y) hasil belajar dan untuk memperoleh jawaban

tersebut penulis melakukan survei. Penelitian kuantitatif dengan metode survei

dapat dilakukan dengan pengumpulan data yang menggunakan kuesioner yang

disebarkan kepada peserta didik. Respons yang diberikan memungkinkan peneliti

untuk menarik simpulan mengenai keseluruhan kategori orang-orang yang

diwakili oleh responden.

Penelitian ini bersifat pengaruh yaitu suatu model penelitian yang menitik

beratkan pada masalah atau peristiwa yang sedang berlangsung dengan

memberikan gagasan yang jelas tentang situasi dan kondisi yang ada.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada empat sekolah SMP di Provinsi Yala,

Thailand pada peserta didik SMP kelas III ( Mathayom 3) yaitu; Phatnawitya

School, Srifadabaruwitya School, Islahiyah School dan Ramansiriwith School.

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa alasan di antaranya: 1.

Dukungan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian tersedia secara

(10)

permasalahan dalam hasil belajar mata pelajaran IPS SMP di Provinsi Yala,

Thailand.

C. Defenisi Operasional

1. Kompetensi Pedagogik Pendidik

Kompetensi pedagogik pendidik adalah kemampuan pendidik menciptakan

suasana dan pengalaman belajar bervariasi dalam pengelolaan peserta didik yang

memenuhi kurikulum yang disiapkan.

Indikator:

a. Kemampuan mengelola pembelajaran b. Pemahaman terhadap peserta didik

c. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran d. Evaluasi hasil belajar

e. Pengembangan peserta didik

2. Kompetensi Profesional Pendidik

Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam menguasai

materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka

membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan.

Indikator:

a. Penguasaan Bahan Pelajaran

b. Pengelolaan Program Pembelajaran c. Pemanfaatan Media / Sumber Belajar d. Pengelolaan Kelas

e. Pemahaman Perkembangan Kepribadian Peserta Didik f. Evaluasi Hasil Belajar Peserta didik

g. Pemahaman Landasan Kependidikan

3. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah suatu kekuatan atau dorongan dalam diri individu

membuat individu tersebut bergerak, bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan

mencapai tujuannya yaitu proses seorang individu melakukan perubahan perilaku

berdasarkan pengalaman dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Indikator:

a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan

(11)

e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan keberhasilan perserta didik dalam mengoptimalkan

kemampuan dirinya dalam proses belajar.

Indikator:

Data diperoleh dari pihak sekolah tentang nilai UAS yang diperoleh

peserta didik kelas III, mata pelajaran IPS semester 2 tahun pelajaran 2014 –

2015.

Tabel 3.1

Standar Hasil Belajar

Skala 1-4 Kriteria Rentang nilai 0-100

4 Sangat amat baik 80-100

3.5 Sangat baik 75-79

3 Baik 70-74

2.5 Cukup baik 65-69

2 Cukup 60-64

1.5 Kurang baik 55-59

1 Lulus dari standar 50-54

0 Dibawah dari standar 0-49

Sumber : (Departmen Pendidikan National Thailand. 2009, hlm 17).

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini bermaksud menguji pengaruh kompetensi pedagogik,

kompetensi profenional, motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik pada

SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Propinsi Yala, Thailand. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan pencarian yang sisitematik

dimana peneliti tidak dapat mengontrol langsung variabel bebas karena

peristiwanya telah terjadi dan menurut sifatya tidak bisa dimanipulasi, penelitian

(12)

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang harus diteliti yaitu:

1. Variabel dependen yaitu variabel terikat atau yang dijelaskan, dalam

hal ini adalah hasil belajar peserta didik yang diberi simbol (Y).

2. Variabel Independen yaitu variabel bebas atau yang mempengaruhi,

dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik, kompetensi

profenional dan motivasi belajar yang diberi simbol (X

1), (X2), (X3).

E. Paradigma Berpikir

Untuk memperjelas substansi penelitian, maka variabel penelitian yang

dapat diukur terlebih dahulu disusun dan digambarkan dalam suatu paradigma

penelitian. Menurut Sugiyono (1998, hlm. 25) paradigma penelitian adalah

pandangan atau model atau pola pikir yang dapat dijabarkan sebagai variabel

penelitian, kemudian membuat hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya,

sehingga dapat memudahkan perumusan masalah penelitian, pemilihan teori yang

relevan, rumusan hipotesis yang akan diajukan, metode penelitian, instrumen

penelitian, teknik analisa data dan penarikan sampel.

Bertolak dari operasional variabel penelitian sebagaimana diuraikan diatas,

maka paradigma penelitian dapat dirumuskan dalam sebagai berikut:

1. Variabel Kompetensi pedagogik (X1)

2. Variabel Kompetensi frofesional (X2)

3. Variabel Motivasi belajar (X3)

4. Variabel hasil belajar mata pelajaran IPS (Y)

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

F. Populasi dan Sampel

Motivasi belajar peserta didik (X3)

Kompetensi pedagogik pendidik (X1)

Kompetensi profesional pendidik (X2)

(13)

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Pelaksanaan suatu kegiatan penelitian selalu dihadapkan dengan yang

dinamakan objek yang diteliti, baik berupa manusia, benda, peristiwa maupun

gejala yang terjadi yang dihubungkan dengan permasalahan penelitian.

Penelitian pula biasanya peneliti dapat menjadikan seluruh unit untuk

dijadikan objek dalam penelitian dan ada pula yang hanya menjadikan sebagian

unit saja untuk dijadikan objek dalam penelitian dengan

pertimbangan-pertimbangan yang logis. Dalam kaitannya dengan objek penelitian Sugiyono

(2007, hlm. 55) memberikan pengertian bahwa Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Untuk mendapatkan populasi yang relevan, seorang peneliti harus terlebih

dahulu mengidentifikasi jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian

tersebut, yaitu mengacu pada permasalah penelitian. Hal ini mengandung arti

bahwa data yang diperoleh harus disesuaikan dengan permasalahannya dan jenis

instrumen pengumpulan data yang dipergunakan.

Adapun yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah

seberapa besar Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi profesional dan

Motivasi Berlajar terhadap Hasil belajar mata Pelajaran IPS pada peserta didik

SMP di Provinsi Yala Thailand.

Berdasarkan permasalahan tersebut dan jenis instrumen pengumpulan data

yang dipergunakan, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah,

peserta didik kelas III (Mathayom kelas 3) di sekolah SMP di Provinsi Yala,

Thailand yaitu di sekolah Phatnawitya School, Srifadabaruwitya School, Islahiyah

(14)

Tabel 3.2

Populasi Penelitian

No. Peserta didik di sekolah Jumlah Populasi

1 Phatnawitya School 131

2 Srifadabaruwitya School 84

3 Islahiyah School 115

4 Ramansiriwit School 31

Total 361

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data yang dianggap mewakili karakteristik/sifat yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukan oleh

Sugiyono (2007, hlm. 56) bahwa Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sampel dalam penelitian diambil dari populasi yang telah ditentukan

sebelumnya dalam penelitian. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan

dalam penelitian diberlakukan bermacam-macam teknik pengambilan sampel

(teknik sampling). Sampling adalah pemilihan sejumlah subjek penelitian sebagai

wakil dari populasi sehingga dihasilkan sampel yang mewakili populasi yang

dimaksudkan.

Penentuan jumlah sampel menurut Arikunto (2004, hlm. 120) memberikan

pedoman pengambilan sampel sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semua, sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat dapat diambil diantara

10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari a)

(15)

wilayah pengamatan dari tiap subyek, karena menyangkut banyak sedikitnya data;

dan c) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Berpedoman dari penjelasan di atas dan berdasarkan pada populasi peserta

didik-peserta didik kelas III (Mathayom kelas 3) di sekolah SMP di Provinsi Yala,

Thailand yaitu di sekolah Phatnawitya School, Srifadabaruwitya School, Islahiyah

School dan Ramansiriwit School. Sejumlah 361 orang peneliti menentukan

sampel dengan menggunakan rumus Yamane.

Rumus Yamane (Akdon dan Sahlan, 2005, hlm. 107) adalah

sebagai berikut:

n =

Keterangan:

N = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d2 = Nilai presisi (ditetapkan ± 10 % dengan tingkat

kepercayaan 95%, Z =2)

Berdasarkan rumus tersebut dapat ditentukan jumlah sampel dalam

penelitian sebagai berikut:

n =

= 78.308 = 78

Kemudian sampel 78 orang tersebut untuk memudahkan dalam

pengumpulan data, maka ditentukan jumlah masing-masing sampel dari SMP

yang ada di propinsi Yala, Thailand secara proporsional dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Keterangan:

ni : Jumlah sampel menurut stratum

n : Jumlah sampel keseluruhannya

N : Jumlah populasi menurut stratum

(16)

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

No. Peserta didik di sekolah

Penentuan Sampel Jumlah Sempel

1 Phatnawitya School 131/361×78 = 28.30 28

2 Srifadabaruwitya School

84/361×78 = 18.14 18

3 Islahiyah School 115/361×78 = 24.84 26

4 Ramansiriwit School 31/361×78 = 6.14 6

Total 78

G.Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data merupakan sebuah metode atau cara yang

digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang relevan dari suatu subjek

penelitian dan didukung oleh seperangkat instrumen pengumpul data yang

relevan. Untuk langkah-langkah proses pengumpulan data akan diuraikan sebagai

berikut:

1. Menentukan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian

ini adalah teknik komunikasi secara tidak langsung. Agar data yang dikumpulkan

baik dan benar, instrumen pengumpulan datanya pun harus baik. Adapun dalam

hal ini, peneliti menggunakan angket sebagai instrumen penelitian, dengan jenis

angket tertutup. Sedangkan angket atau kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan

yang disusun secara tertulis untuk memperoleh informasi atau data yang

diperlukan oleh peneliti, sebagaimana yang dikemukakan oleh Akdon dan Hadi

(2005, hlm. 131) bahwa Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan

(17)

Peneliti menggunakan angket tertutup, yang merupakan angket yang

disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk

memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dari pertanyaan

atau pernyataan yang diajukan oleh peneliti dengan cara memberikan tanda silang

(x) atau tanda checklist (√). Penggunaan angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai persepsi subjek penelitian (responden) atau hal

lainnya yang diketahuinya berkaitan dengan kompensasi dan prestasi kerja

pegawai. Alasan dipergunakannya angket sebagai instrumen pengumpul data

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data dapat diperoleh dalam waktu yang relatif singkat.

b. Didapat jawaban yang relatif sama dari setiap responden, sehingga memudahkan peneliti dalam pengolahan data.

c. Mengarahkan responden pada pokok persoalan.

d. Data dapat diproses dengan mudah untuk ditabulasi dan dianalisis. e. Dapat mengefisienkan biaya dan waktu.

Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

angket tertutup dengan menyediakan alternatif jawaban yang sudah disajikan oleh

peneliti.

2. Menyusun Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data/instrumen, peneliti ini melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menentukan indikator yang penting untuk diteliti dan berkaitan dengan empat variabel dalam penelitian yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan Motivasi Belajar (variabel X) dan Hasil Belajar (variabel Y).

b. Mengidentifikasi sub-variabel dari masing-masing variabel penelitian yang berlandaskan pada teori-teori yang telah dikemukakan pada Bab II.

c. Mengidentifikasikan sub-sub variabel dari sub variabel yang telah ditetapkan.

d. Menyusun kisi-kisi instrumen (terlampir).

e. Membuat daftar pertanyaan dari tiap-tiap variabel dengan disertai alternatif jawaban.

(18)

Tabel 3.4

Kriteria Alternatif Jawaban Skala Likert

3. Uji Coba Alat Pengumpulan Data

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat validitas dan reliabilitas, maka

dilakukan uji angket dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Uji Validitas Alat Pengumpul Data

Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah

instrumen benar-benar dapat mengukur suatu atribut yang dikehendaki.

Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukkan apakah instrumen

yang dimaksud dapat digunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak.

Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data itu valid, sehingga valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur (Sugiyono, 2007, hlm. 137).

Perhitungan untuk menguji validitas instrumen ini menggunakan

metode uji validitas peritem (analisis item), yaitu dengan cara

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah

skor tiap butir. Bila korelasi tiap butir tersebut positif dan besarnya 0,3 ke

atas maka instrumen tersebut memiliki validitas yang baik. Sugiyono (2007,

hlm.143) mengemukakan bahwa Bila harga korelasi di bawah 0,3, maka

dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga

harus diperbaiki atau dibuang.

Alternatif Jawaban Bobot

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Jarang

Tidak Pernah

5

4

3

2

(19)

Uji validitas ini menggunakan rumus Pearson Product Moment:

Keterangan:

N = Jumlah Responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y

ΣX = Jumlah skor tiap butir

ΣY = Jumlah skor total

Σ X 2 = Jumlah skor X dikuadratkan

Σ Y 2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Dalam menentukan valid tidaknya butir item, didasarkan pada uji

coba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika rhitung positif, dan rhitung > rtabel, maka butir soal valid.

b) Jika rhitung negatif, dan rhitung < rtabel, maka butir soal tidak

valid.

Hasil pengujian instrumen dengan koresponden sebanyak 25 orang

di hasilkan:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kompetensi Pedagogik (X1)

No Item R hitung R kritis Validitas

1 0,415 0,300 Valid

2 0,038 0,300 Tidak Valid

3 0,628 0,300 Valid

4 0,502 0,300 Valid

5 0,634 0,300 Valid

6 0,464 0,300 Valid

(20)

8 0,618 0,300 Valid

9 0,703 0,300 Valid

10 0,379 0,300 Valid

11 0,391 0,300 Valid

12 0,658 0,300 Valid

13 0,717 0,300 Valid

14 0,468 0,300 Valid

15 0,230 0,300 Tidak Valid

16 0,480 0,300 Valid

17 0,605 0,300 Valid

18 0,539 0,300 Valid

19 0,476 0,300 Valid

20 0,580 0,300 Valid

21 0,615 0,300 Valid

22 0,759 0,300 Valid

23 0,581 0,300 Valid

24 0,162 0,300 Tidak Valid

25 0,494 0,300 Valid

26 0,526 0,300 Valid

27 0,070 0,300 Tidak Valid

28 0,415 0,300 Valid

(21)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Kompetensi Profesional (X2)

No Item R hitung R kritis Validitas

1 0,648 0,300 Valid

2 0,306 0,300 Valid

3 0,495 0,300 Valid

4 0,362 0,300 Valid

5 0,353 0,300 Valid

6 0,387 0,300 Valid

7 0,700 0,300 Valid

8 0,518 0,300 Valid

9 0,676 0,300 Valid

10 0,414 0,300 Valid

11 0,531 0,300 Valid

12 0,454 0,300 Valid

13 0,465 0,300 Valid

14 0,601 0,300 Valid

15 0,590 0,300 Valid

16 0,605 0,300 Valid

17 0,812 0,300 Valid

18 0,509 0,300 Valid

19 0,763 0,300 Valid

20 0,618 0,300 Valid

21 0,658 0,300 Valid

(22)

23 0,589 0,300 Valid

24 0,722 0,300 Valid

25 0,602 0,300 Valid

26 0,488 0,300 Valid

27 0,783 0,300 Valid

28 0,492 0,300 Valid

29 0,552 0,300 Valid

30 0,694 0,300 Valid

31 0,488 0,300 Valid

32 0,736 0,300 Valid

33 0,677 0,300 Valid

34 0,678 0,300 Valid

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (X3)

No Item R hitung R kritis Validitas

1 0,620 0,300 Valid

2 0,447 0,300 Valid

3 0,554 0,300 Valid

4 0,711 0,300 Valid

5 0,483 0,300 Valid

6 0,644 0,300 Valid

7 0,548 0,300 Valid

8 0,694 0,300 Valid

(23)

10 0,520 0,300 Valid

11 0,169 0,300 Tidak Valid

12 0,597 0,300 Valid

13 0,670 0,300 Valid

14 0,710 0,300 Valid

15 0,720 0,300 Valid

16 0,417 0,300 Valid

17 0,537 0,300 Valid

18 0,622 0,300 Valid

19 0,-027 0,300 Tidak Valid

20 0,778 0,300 Valid

21 0,725 0,300 Valid

22 0,-111 0,300 Tidak Valid

23 0,062 0,300 Tidak Valid

24 0,-190 0,300 Tidak Valid

25 0,-089 0,300 Tidak Valid

26 0,470 0,300 Valid

27 0,600 0,300 Valid

28 0,635 0,300 Valid

29 0,624 0,300 Valid

30 0,402 0,300 Valid

31 0,674 0,300 Valid

Hasil Uji validitas yang dinyatakan tidak valid, setelah

didiskusikan pada item yang tidak valid di hapuskan karena ada

(24)

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas mengarah pada satu pengertian adanya keajegan

instrumen pengumpul data, sedangkan uji reliabilitas ini dimaksudkan

untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan setiap item yang

digunakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2014, hlm. 121)

yang mengemukakan bahwa: Instrumen yang reliabel berarti instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Sedangkan Arikunto (2006, hlm. 168)

menyatakan bahwa: Instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang

menghasilkan data yang benar, data yang bisa dipercaya, berapa kalipun

instrument tersebut diambil, maka hasilnya akan menunjukkan tingkat

keterandalan tertentu.

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, penulis

menggunakan teknik belah dua (split half methods) terhadap instrument

yang disusun. Adapun maksud belah kesatu bernomor ganjil dan belah

kedua bernomor genap. Kemudian keduanya dikorelasikan dengan

menggunakan korelasi Rank Spearman.

Dalam hal ini menggunakan rumus-rumus yang dikemukakan oleh

Sugiyono (2007, hlm. 149) yaitu:

a)Menentukan nilai ri dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

ri = reliabilitas internal seluruh instrument

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan

kedua, dengan menggunakan rumus Product Moment.

b) Menguji signifikansi koefisien korelasi ri melalui uji

independen antara kedua variabel dengan menggunakan

(25)

√ √

Asumsi untuk t adalah menyebar mendekati sebaran t student

dengan derajat kebebasan (n-2). Kaidah pengujiannya adalah:

Jika t > t/2 ; (n-2), terima Ho

Jika t < t/2 ; (n-2), tolak Ho

Kriteria reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas dari Guilford

dalam Ruseffendi (2005, hlm. 160) sebagai berikut:

Tabel 3.8

Tingkat Reliabilitas Instrumen Pengukuran

No Skor Tingkat Reliabilitas

1 0,00 – 0,20 Kecil

2 0,20 – 0,40 Rendah

3 0,40 – 0,70 Sedang

4 0,70 – 0,90 Tinggi

5 0,90 – 1,00 Sangat tinggi

Uji validititas dan uji reliabilitas dilakukan kepada 25 orang responden

dengan instrumen korelasi product moment untuk uji validitas dan uji alpha

(26)

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas masing-masing variabel

adalah sebagai berikut:

a) Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik (X1)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung Variabel X tentang

Kompetensi Pedagogik hasil Cronbach's Alpha rhitung sebesar 0,738.

Kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) = 25-2 = 23 pada

taraf 5% adalah 0,41. Dengan demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho.

Hal ini berarti angket Variabel X tentang Pengaruh Kompetensi Pedagogik

adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.

Table 3.9

Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik

b) Reliabilitas Variabel Kompetensi Profesional (X2)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung Variabel X tentang

Kompetensi Profesional hasil Cronbach's Alpha rhitung sebesar 0,750.

Kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) = 25-2 = 23 pada

taraf 5% adalah 0,41. Dengan demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho.

Hal ini berarti angket Variabel X tentang Pengaruh Kompetensi Profesional

adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

(27)

Table 3.10

Reliabilitas Variabel Kompetensi Profesional

c) Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar (X3)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung Variabel X tentang

Motivasi Belajar hasil Cronbach's Alpha rhitung sebesar 0,738. Kemudian

dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) = 25-2 = 23 pada taraf 5%

adalah 0,41. Dengan demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho. Hal ini

berarti angket Variabel X tentang Pengaruh Motivasi Belajar adalah reliabel,

karena rhitung > rtabel.

Table 3.11

Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.738 32

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data inverval untuk variabel

independen dan dependen. Dalam penelitian kuantitatif analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data

dalam penelitian ini adalah :

a. Menyusun data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan identitas responden,

kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

(28)

b. Tabulasi data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memberi skor

pada setiap item menjumlahkan skor pada setiap item dan menyusun

ranking skor pada setiap variabel penelitian

c. Menganalisis data

Merupakan proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus

statistik, menginterpretasikan data agar diperoleh suatu kesimpulan

1. Analisis Deskriptif variabel

Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak arti jika data tersebut

disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah dan dianalisis. Oleh karena itu,

maka pengolahan dan analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting

dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atas generalisasi tentang masalah

yang diteliti, sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Ali (1995, hlm. 151)

bahwa: Pengolahan dan analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat

penting dalam kegiatan penelitian, terutama bila diinginkan generalisasi,

pengujian hipotesis atau kesimpulan tentang berbagai masalah yang diteliti.

Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Menyeleksi data, yaitu dengan memeriksa jawaban responden

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

b. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada

setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian

yang telah ditentukan, setelah itu baru menentukan skornya.

c. Mengukur kecenderungan umum skor responden (x) dari variabel

dengan rumus Weighted Means Score (WMS), yaitu:

N

X

X

Ket:

X = rata-rata skor responden

(29)

N = jumlah responden

d. mencocokan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS

sebagai berikut:

Tabel 3.12

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai

Kriteria Alternatif Jawaban

Variabel X1 dan X2 Variabel X3

4,01-5,00 Sangat Baik Selalu Sangat setuju

3,01-4,00 Baik Sering Setuju

2,01-3,00 Cukup Kadang-Kadang Kurang Setuju

1,01-2,00 Rendah jarang Tidak Setuju

0,01-1,00 Sangat Rendah Tidak Pernah Sengat Tidak Setuju

Sumbur : ( furgon, 2011, hlm. 49)

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat

analisis. Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya berdasar pada

patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang

sama. Data yang berdistribusi normal merupakan syarat dilakukannya

parametric test. Apabila data tidak berdistribusi normal atau jumlah

sampel sedikit maka digunakan statistik non-parametrik. Uji normalias

yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji one sampe Kolmogorov-

Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi lebih besar dari 5 atau

0,05 (Santoso, 2010, hlm. 208). Pengujian normalitas distribusi frequensi

variabel X dan Y dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20.0 for

(30)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).

Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dengan

bantuan program SPSS versi 20.0 for windows. Apabila nilai tolerance

value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka

dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Santoso, 2010, hlm.

206).

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi juga disebut Independent Errors. Regresi Berganda

mengasumsikan residu observasi seharusnya tidak berkorelasi (atau bebas

Asumsi ini bisa diuji dengan teknik statistik Durbin Watson, yang

menyelidiki korelasi berlanjut antar error (kesalahan). Durbin Watson

menguji apakah residual yang berdekatan saling berkorelasi. Statistik

pengujian bervariasi antara 0 hingga 4 dengan nilai 2 mengindikasikan

residu tidak berkorelasi. Nilai > 2 mengindikasikan korelasi negatif antar

residu, di mana nilai < 2 mengindikasikan korelasi positif Dengan

menggunakan bantuan program SPSS Versi 20 for Windows.

Dengan melakukan uji Durbin Watson, dapat diketahui apakah

terdapat autokorelasi antar sesama urutan pengamatan dari waktu ke

waktu. Secara umum kriteria yang digunakan adalah:

Jika d < 4dL, berarti ada autokorelasi positif

Jika d < 4dL, berarti ada autokorelasi negatif

Jika dU< d 4- dU, berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Jika dL ≤ sd sdu atau 4 – dU ≤ d ≤ 4-dL, pengujian tidak

meyakinkan.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

(31)

tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat

nilai probabilitas melalui bantuan program SPSS versi 20.0 for windows.

Apabila nilai probabilitasnya nilai alphanya 0,05), maka dapat dipastikan

model tidak mengandung unsur heteroskedastisitas.

3. Analisis Jalur

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan model

analisis jalur (path analysis) dan pengolahan data menggunakan program SPSS

20. Analisis jalur merupakan model dasar yang digunakan untuk menganalisis

jalur dalam mengestimasi kekuatan dari hubungan-hubungan kausal yang

digambarkan dalam path model. Analisis jalur digunakan karena diduga terdapat

hubungan korelasional antar variabel bebas, sehingga terdapat pengaruh langsung

dan tidak langsung terhadap variabel terikat. Beberapa alasan mengapa analisis

jalur lebih tepat digunakan adalah sebagai berikut :

a. Hipotesis yang diuji dikembangkan dengan model (kerangka konseptual) yang semua hubungan bersifat asimetris dan merupakan sistem, serta model dapat dikategorikan bersifat rekursif.

b. Analisis jalur memberikan metode langsung berkaitan dengan hubungan ganda secara simultan (model structural) sehingga memberikan efisiensi analisis statistika.

c. Kemampuannya untuk menguji hubungan secara komprehensif dan memberikan suatu bentuk transisi analisis explanatory menuju analisis

confirmatory . Bentuk transisi ini berkaitan dengan usaha yang lebih besar

dalam semua lapangan study untuk mengembangkan suatu pandangan masalah secara lebih sistematis. Upaya seperti itu memerlukan kemampuan untuk menguji suatu hubungan berantai yang membentuk model yang besar, seperangkap prinsip dasar, atau suatu teori secara keseluruhan . Hal ini sangat cocok diselesaikan dengan analisis jalur (path

analysis).

Langkah-langkah dalam pengujian analisis jalur dilakukan dengan

melakukan beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Pengembangan Diagram Jalur

Pengembangan model analisis jalur harus didasarkan pada

hubungan kausalitas yang memiliki justifikasi teori yang kuat dan mapan.

Pengembangan diagram jalur bertujuan untuk menggambarkan hubungan

kausalitas yang ingin diuji. Biasanya hubungan kausalitas dinyatakan

(32)

Hubungan kausalitas itu dapat juga digambarkan dalam sebuah diagram

jalur, selanjutnya bahasa program akan mengkonversi gambar menjadi

persamaan dan persamaan menjadi estimasi (Ghozali, 2007, hlm. 19).

Model dirancang berdasarkan konsep dan teori. Berdasarkan

hubungan antar variabel secara teoritis dapat dibuat model dalam bentuk

diagram path sebagai berikut :

Gambar 3.2 Model Analisis Jalur

b. Konversi Diagram Jalur Kedalam Persamaan

Berdasarkan untuk mengetahui pola hubungan masing -masing

variabel tersebut maka dapat disusun sistem persamaan strukturnya

sebagai berikut :

1) Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional

terhadap motivasi belajar dengan persamaan sebagai berikut :

(1) X3 = p3.1 X1+ p3.2 X2 + p.3 r1

2) Pengaruh kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan

motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik dengan persamaan

sebagai berikut :

(2) Y = py.1 X1+ py.2 X2 + py.3 X3

Keterangan: X1 = Kompetensi pedagogik

X2 = Kompetensi profesional

X2

X1

X3 Y

P3.2

P3.1

P3.r1

R2

Py.2

Py.3

Py.1

R2

(33)

X3 = Motivasi belajar

Y = Hasil belajar peserta didik

R = Residual

4. Hipotesis Statistik

Berdasrakan kajian teori di bab II, maka dapat dirumuskan hipotesis yang

akan diajukan dalam penelitian ini yaitu:

a. Ada pengaruh positif antara kompetensi Pedagogik dan kompetensi

profesional terhadap motivasi belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)

H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)

b. Ada pengaruh positif antara kompetensi Pedagogik terhadap motivasi

belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)

H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)

c. Ada pengaruh positif antara kompetensi profesional terhadap motivasi

belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)

H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)

d. Ada pengaruh positif antara kompetensi pedagogik, kompetensi

profesional pendidik dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)

H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)

e. Ada pengaruh positif antara kompetensi pedagogik terhadap hasil

belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)

H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)

f. Ada pengaruh positif antara kompetensi profesional terhadap hasil

belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)

(34)

g. Apa pengaruh positif antara motivasi belajar terhadap hasil belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh) H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)

5. Uji Hipotesis Regresi Berganda Secara Keseluruhan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat secara simultan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Formulasi uji f :

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi

K = Parameter qumlah variabel independent) n = Jumlah observasi

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftubel (Gujarati, 2003. Hlm.

120).

Adapun ketentuan uji f adalah sebagai berikut:

 Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

 Jika F hitung < F tabel. maka Ho diterima dan Ha ditolak Kriteria uji F adalah:

1. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

2. Jika Fhitung >Ftabel tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan (overall

significance) variabel bebas X terhadap variabel terikat Y untuk mengetahui

seberapa pengaruhnya.

6. Menguji Koefisien Determinasi

Menurut Gujarati (2003, hlm. 198) koefisien determinasi (R2) yaitu angka

yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel

(35)

simultan variabel independen terhadap variabel dependen dapat dihitung dengan

koefisien determinasi secara simultan melalui rumus :

R2

(Gujarati, 2003, hlm. 198)

Nilai R2 antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika R2 semakin mendekati 1, maka hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat semakin crat/dekat, atau dengan kata

lain model tersebut dapat dinilai baik

b. Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, dengan kata lain

model tersebut dapat dinilai kurang baik

I. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Merumuskan masalah dan judul penelitian Identifikasi masalah

Merumuskan masalah dan judul penelitian

Metode penelitian

- Survey

- Dukumentasi

Penggujian

- Uji Validitas

Person Product Moment

- Uji Realibilitas Cronbach Alpha

Analisis data

- Persiapan

- Tabulasi

- Penerapan Pembahasan

Penarikan dan penyusunan kesimpulan

Studi literature atau pustaka

(36)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitia dan pembahasan, dipeoleh data empirik

mengenai kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, motivasi belajar dan

hasil belajar peserta didik. Temuan penelitian yang menunjukan pengaruh

masing-masing variabel di analisis menggunakan teknik analisis lajalur dan regrelasi

berganda, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi pedagogik berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta

didik pada peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala,

Thailand dan secara keseluruhan berkriteria sangat rendah. Beratri jika

pendidik memiliki kompetensi pedagogik yang baik maka hasil belajar

peserta didik akan meningkat, begitu juga sebaliknya jika kompetensi

pedagogik dari pendidik tersebut tidak baik maka hasil belajar peserta didik

juga akan menurun.

2. Kompetensi profesional berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta

didik pada peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala,

Thailand dan secara keseluruhan berkriteria sangat rendah. berarti jika

pendidik memiliki kompetensi profesional yang baik maka hasil belajar

peserta didik akan meningkat, begitu juga sebaliknya jika kompetensi

profesional dari pendidik tersebut tidak baik maka hasil belajar peserta didik

juga akan menurun.

3. Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik pada

peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala, Thailand

dan secara keseluruhan berkriteria rendah. berarti jika peserta didik memiliki

motivasi belajar yang baik maka hasil belajar peserta didik akan meningkat,

begitu juga sebaliknya jika motivasi belajar dari peserta didik tersebut tidak

baik maka hasil belajar peserta didik juga akan menurun.

4. Kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan motivasi belajar

berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik pada peserta didik

(37)

simbultan berkriteria cukup kuat. berarti hasil belajar berhasil tidaknya

seorang peserta didik meraih prestasi belajarnya tergantung dari kompetensi

pedagogik, kompetensi profesional, motivasi belajar dan faktor lain-lain lagi

yang tidak teliti dalam penelitian yaitu : Faktor Internal termasuk Kesehatan,

Minat, Intelegensi dan Bakat. Faktor Eksternal termasuk Keluarga, Sekolah,

Masyarakat dan Lingkungan sekitarnya.

5. kompetensi pedagogik berpengaruh secara positif melalui motivasi belajar

terhadap hasil belajar peserta didik pada peserta didik SMP kelas III

(Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala, Thailand dan secara simbultan

berkriteria rendah. Artinya untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi,

selain pengaruh dari kompetensi pedagogik juga harus dimunculkan motivasi

belajar. Keberadaan motivasi belajar sangatlah penting.

6. kompetensi profesional berpengaruh melalui motivasi belajar positif terhadap

hasil belajar peserta didik pada peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas

3) di Provinsi Yala, Thailand dan secara simbultan berkriteria rendah. Artinya

untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi, selain pengaruh dari kompetensi

profesional juga harus dimunculkan motivasi belajar. Keberadaan motivasi

belajar sangatlah penting.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan-temuan penelitian yang diperoleh mengenai

pengaruh kompetensi pedagogik pendidik, kompetensi profesional pendidik dan

motivasi belajar terhadap hasi belajar IPS peserta didik SMP kelas III (Mathayom

kelas 3) di Propinsi Yala, Thailand, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan

sebagai rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik

a. Para peserta didik SMP di Provisi Yala, Thailand hendaknya lebih tekun

dalam mengikuti dan mengkaji materi pelajaran yang telah disampaikan

oleh pendidik.

b. hendaknya para peserta didik lebih memacu diri meningkatkan motivasi

(38)

c. para peserta didik hendaklah lebih menekankan kedisiplinan terutama

waktu untuk belajar.

2. Bagi Pendidik

a. Pendidik adalah pemegang peran penting dalam proses pembelajaran,

sehingga pendidik harus memiliki kompetensi yang tinggi dan belajar

sesuai dengan perkembangan zaman, oleh karena itu pendidik harus

meningkatkan kompetensinya dengan cara mengikuti seminar dan pelatihan

kependidikan

b. Kompetensi pendidik sangatlah penting dalam menumbuhkan motivasi dan

meningkatkan hasil belajar peserta didik, hendaknya pendidik dapat

menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi rendahnya motivasi

belajar dan hasil belajar peserta didik tersebut sehingga pendidik dapat

menciptakan alternatif dalam mengatasi rendahnya motivasi belajar dan

hasil belajar.

c. Dalam proses pembelajaran hendaknya pendidik SMP di Provisi Yala,

Thailand dapat terus mengembangkan kompetensi khususnya kompetensi

pedagogik dan profesional yang dimiliki, seperti penggunaan metode dan

media yang lebih efektif serta memanfaatkan berbagai sumber belajar yang

tersedia. Pendidik dapat merangsang motivasi belajar peserta didik dengan

memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pentingnya

mempelajari materi IPS, seperti menghubungkan materi IPS dengan

kehidupan peserta didik sehari-hari. Tentunya peserta didik akan merasa

lebih tertarik karena apa yang mereka pelajari ternyata tidak jauh dari

kehidupan nyata di masyarakat, bahkan terkadang mereka alami sendiri.

Pendidik juga dapat memberikan gambaran kepada peserta didik mengenai

manfaat yang diperoleh peserta didik setelah belajar IPS. Selain itu,

hendaknya pendidik dapat memahami karakter setiap peserta didik dan

bertanya mengenai kesulitan belajar yang dialami peserta didik.

3. Bagi Sekolah

a. Hasil memberikan suasana dan kondisi lingkungan sekolah yang

mendukung perkembangan motivasi belajar peserta didik dan

(39)

tersedianya fasilitas seperti laboratorium IPS, kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan minatnya, dan mampu membantu

memecehkan permasalahan peserta didik.

b. Sekolah senantiasa memberikan kesempatan dan memfasilitasi setiap

pendidik untuk meningkatkan kompetensi pendidik yang dimilikinya

(khususnya kompetensi pedagogik dan profesional) seperti dengan

mengadakan pelatihan-pelatihan. Evaluasi kinerja pendidik dan

kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi

pendidik.

4. Bagi Orang Tua Peserta Didik

Berperan aktif dalam menumbuhkan semangat belajar peserta didik agar

bisa memberikan hasil belajar yang baik dan akhirnya dapat

membanggakan orang tua.

5. Bagi Pemerintah

Pihak pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan di Provisi Yala, Thailand

hendaknya dapat memberikan bantuan yang dapat meningkatkan kualitas

pendidikan, berupa pengadaan fasilitas pembelajaran serta sumber belajar

yang relevan. Selain itu, hendaknya diadakan program pendidikan dan

latihan bagi pendidik-pendidik IPS agar dapat lebih meningkatkan kualitas

pembelajaran.

6. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Hendaknya dapat meniliti, mengkaji dan memperdalam kembali tentang

kompetensi pedagogik,kompetensi profesional, motivasi belajar dan hasil

belajar peserta didik. Untuk mengingat aspek ini memiliki kajian yang

sangat luas apabila dikaji secara komprehensif. Dengan syarat melakukan

penelitian yang sama tetapi ditempat yang berbeda karena belum tentu

besarnya pengaruh akan sama jika diteliti di tempat lain.

b. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dapat meneliti variabel lain selain

kompetensi pedagogik,kompetensi profesional, motivasi belajar dan hasil

belajar peserta didik, mengingat kompetensi pedagogik,kompetensi

(40)

variabel dependen lain seperti dukungan orang tua, variasi penggunaan

(41)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Anni, Chatarina T. (2007). Psikologi Belajar. Semarang; UPT MKK UNNES.

_______________. (2006). Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.

Anwar, M. I. (2004). Admnistrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Alma, dkk. (2009). Pendidik Profesional (Menguasai Metode dan Terampil

Belajar). Bandung: Alfa Beta.

Ali, M. (1995). Penelitian Kependidikan : Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Akdon & Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk

Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto. S. (2004). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmani, Jamal Makmur. (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi

dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Diva Press.

Budiningsih, A. (2005). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Baharuddin dan Wahyuni,Esa Nur. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogyakarta: Ar Ruzz Media, Cet. Ke-3.

Bloom. (1997). Taxonomy of Educational Objcctives (Twovols: The Affective

Domain The Cognitive Domain). New York : David Mckay.

Danim, S. (2011). Profesi Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

________ (2011). Pengembangan Profesi Pendidik. Jakarta : Kencana.

Darwindo, K. (2011). Determinan yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Peserta

(42)

Dale, M. (2003). Developing Management Skills, The Art of HRD. Jakarta: Gramedia.

Dalyono, M dan TIM MKDK IKIP Semarang. (1997). Psikologi Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press.

Darsono, Max. (2000). Belajar dan pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional tentang standar Kualijikasi Akademik dan Kompetensi Pendidik.

Jakarta: Depdiknas.

Department Pendidikan National. (2010). rambu-rambu dan standar-standar isi

pembelajaran ilmu pengetahuan. agama dan budaya dalam kurikulum pendidikan dasar. badan percetakan sarana pembelajaran. Bangkok: PT.

Organisasi Transportasi Barang dan Paket.

กระทรวงศึกษาธิการ

.

2553

.

สาระและมาตรฐานการเรียนรู้กลุ่มสาระสังคมศึกษาศาสและวัฒ

นธรรมในหลักสูตรการศึกษาขั้นพื้นฐาน

.

กรุงเทพฯ

:

โรงพิมพ์องกรณ์รับส่งสินค้าและพัสดุภัณฑ์

.

Department Pendidikan National. (2009). Dokumentasi Kurikulum Pendidikan Dasar 2008 (Penilaian dan evaluasi pembelajaran). Bangkok: PT.

Koperasi Pertanian Thailand.

กระทรวงศึกษาธิการ

.

2552

.

เอกสารประกอบหลักสูตรแกนกลางการศึกษาขั้นพื้นฐาน

พุ ทธศั กร า ช ๒ ๕ ๕ ๑ (แ นวป ฏิบัติ กา ร วั ด แ ล ะ ปร ะ เ มิ นผ ล กา ร เ รี ย นรู้ ) .

กรุงเทพฯ

:

โรงพิมพ์ชุมนุมสหกรณ์การเกษตรแห่งประเทศไทย จ ากัด

Departemen Pendidikan Thailand. (2002). Undang-undang Pendidikan Nasional

Thailand tahun 1999 dan diamendemen (Edisi yang ke 2) tahun 2002 serta Aturan Departemen yang berkaitan dan Undang-undang Pendidikan Wajib tahun 2002. Bangkok: PT. Organisasi Transportasi Barang dan

Paket.

Dimyati. (2009). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajara. Jakarta: Depdikbud.

Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (2008). Penilaian

Kinerja Pendidik. Jakarta: Depdiknas.

Dharma, S. (2010). Manjemen Kinerja (Falsafat Teori dan Penerapannya). Bandung: Pustaka Pelajar.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta ; PT Asdi Mahasatya.

(43)

Furgon. (2011). Stasitik Terapan Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Goleman, D. (2000). Working With emotional Intellegencies. Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.

Gujarati, D. (2003). Basic Econome Tries Fourth Edition. NewYork: Mc Graw-Hill.

Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.

Hamalik, O. (2009). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hamzah Uno, B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasbullah. (1999). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Hendayana, S. Et all. (2007). Lesson Study: Suatu startegi untuk meningkatkan

keprofesionalan (Pengalaman IMSTEP-JICA). Bandung: UPI Press.

Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Mutivasi – Ate Dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kartini, T. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Profesional

Guru di SMK Negeri 1 Losarang Kabupaten Indramayu. Tesis. Jakarta:

FISIPUI.

Keith & Davis, Newstorm. (1994). Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Nashar, Drs. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan

Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.

Nursisto. (2005). Peningkatan Kualitas Sekolah Menengah. Jakarta : PT Grmaedia.

Nur, Triana. (2013). Pengaruh Kompetensi Profesional Pendidik, Lingkungan

Sekolah, dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Pada Peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Kota Tegal

Tahun Ajaran 2012/2013 (Motivasi Belajar Sebagai Variabel

(44)

Makmun, Abin Syamsudin. (2007). Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem

Pengajaran Modul. Cetakan ke 10. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Martinis Yamin, (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada B. Tesis.

Muhibbin Syah. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Pemaj a Rosda Karya.

Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: PT Bumi Aksara.

Mulyasa. (2011). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2004). Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

_________. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Pendidik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

_________. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Pendidik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhibbin syah. (2008). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung : PT IMTIMA.

Purwanto, M. Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, J. (2005). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Robbins, Stephen (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Rofiq. M. (2011). Pengaruh Kurikulum, Kompetensi Pendidik Dan Motivasi

Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik, Tesis: Kajian

Ketahanannasional. Jakarta : Pascasarjana Universitas Indonesia

Rivai, Veithzal dkk. (2009). Islamic performance Appraisal. Jakarta: Gramata Publishing.

Rivai, Veithzal & Murni, Sylviana. (2009). Education and Management. Jakarta: Rajawali Pers.

Rulistina, E. (2007). Pengaruh Motivasi Belajar, Persepsi Peserta didik

(45)

SMAN di Kota Bandung). Skripsi. Bandung: Program Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia.

Rusman. (2010). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Mengembangkan Profesionalitas Pendidik. Jakarta : Rajawali pers.

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Ruseffendi, E. T. (2005). Pengantar Kepada Membantu Pendidik Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Sadirman A.M. (2001). Interaksi dan motivasi belajar mengaja. Jakarta: Rajawali persada.

Sardiman. (2007). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sadulloh, U. (2010). Pedagogik (ilmu mendidik). Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2009). Kemampuan Profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2007). Konsep dan makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sagala, S. (2010). Supervisi untuk Profesionalisme Pendidik. Bandung. Alfabeta.

Santoso, S. (2010). Statistik Parametrik : Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Sappaile, Nursiah (2005). Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta : PT Grasindo.

Sardiman, AM. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Saud, Udin Syaefudin. (2010). Pengembangan Profesi Pendidik. Bandung. Alfabeta.

Sedarmayanti. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi

dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: PT. Refika Aditama.

Simamora, Henry. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

the profile after the students’ use proje ct- based learning method to improve students’ witing skills of procedure text to the Ninth grade students’ of MTs N Susukan in the

[r]

Multimedia merupakan suatu konsep dan teknologi baru dalam bidang teknologi informasi, dimana dalam bentuk teks, gambar, suara, animasi dan video disatukan dalam komputer

Hampir setiap perguruan tinggi telah memiliki web e-learning sebagai sarana pendidikan terhadap masyarakat, sarana komunikasi antar mahasiswa maupun mahasiswa dengan dosen,

Web Server adalah sebuah perangkat lunak server yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan browser web dan mengirimkan kembali hasilnya

Berdasarkan nilai koefisien penentu yang dihasilkan menunjukkan bahwa Rasio Profitabilitas, Earning Per Share dan Price Earning Ratio memiliki pengaruh terhadap harga saham

Dr H Suherman Rosyidi, Direktur Program Magester Manajemen Unair (universita Airlangga) Surabaya mengatakan/ Krisis ekonomi global terjadi karena fundamental ekonomi di

Hasil dari penelitian ini adalah JWT yang diimplementasikan dapat melakukan validasi terhadap username dan password yang dikirimkan oleh publisher, JWT mampu melakukan