ROAET WAEDAKAE, 2015
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
ABSTAK... ii
KAT
A PENGANTAR………..
iv
UCAPAN TERIMA KASIH ………
v
DAFTAR ISI……….
viii
DAFTAR TABEL………
xii
DAFTAR
GAMBAR………....
xiv
DAFTAR
LAMPIRAN……….
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………. 1B. Rumusan Masalah………... 6
C. Tujuan Penelitian……….... 7
D. Manfaat Penelitian………... 8
E. Struktur Organisasi Tesis……….... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kompetensi Pedagogik Pendidik……….... 101. Pengertian Kompetensi………... 10
2. Pengertian Pedagogik………... 12
3. Pengertian Kompetensi Pedagogik Pendidik……….. 13
4. Indikator Kompetensi Pedagogik Pendidik………. 15
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Pedagogik Pendidik……….. 17
B. Kompetensi Profesional Pendidik……….. 19
1. Pengertian Profesional……….… 19
ROAET WAEDAKAE, 2015
3. Indikator Kompetensi Profesional Pendidk………..… 22
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Profesional Pendidik……….…. 24
C. Motivasi Belajar………. 31
1. Pengertian Motivasi……….. 31
2. Pergertian Belajar……….. 32
3. Perngertian Motivasi Belajar………...….. 34
4. Macam-Macam Motivasi Belajar………...….. 34
5. Indikator Motivasi Belajar……… 39
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar………….. 40
7. Fungsi Motivasi Belajar……….….. 43
8. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar……….…... 44
D. Hasil Belajar………..… 48
1. Pengertian Hasil Belajar………..…… 48
2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar…………..… 50
3. Pengukuran dan Evaluasi Hasil Belajar……….... 51
E. Kerangka Berfikir………...… 53
F. Hipotesis Penelitian……….... 54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………..………. 56B. Lokasi Penelitian……….……… 56
C. Defenisi Operasional……….………..… 57
D. Variable Penelitian……….……….... 58
E. Paradigma Penelitian………..… 59
F. Populasi dan Sampel……….………..… 60
G. Teknik Pengumpulan Data………..………... 63
1. Menentukan Alat Pengumpulan Data……...…………...……. 63
2. Menyusun Alat Pengumpulan Data……….…………... 64
3. Uji Coba Alat Pengumpulan Data……….………... 65
1. Analisis Deskriptif variabel………..… 75
2. Uji Asumsi Klasik………... 76
3. Analisis Jalur………... 78
4. Hipotesis Statistik……….... 80
5. Uji Hipotesis Regresi Berganda Secara Keseluruhan (Uji F).… 81 6. Menguji Koefisien Determinasi ………... 81
I. Prosedur Penelitian………. 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian………. 83B. Hasil Penelitian……….. 83
1. Deskripsi Variabel Penelitian………. 83
a. Kompetensi pedagogik……… 85
b. Kompetensi Profesional……….. 88
c. Motivasi belajar………... 94
d. Hasil belajar……….… 100
2. Pengujian Asumsi Klasik……… 101
a. Uji Normalitas……….…. 101
b. Uji Multikolinearitas……….… 102
c. Uji Autokorelasi……… 103
d. Uji Heterokedastisitas………... 104
3. Pengujian Hipotesis……….. 105
a. Hipotesis Pertama : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Terhadap Motivasi Belajar.………... 105
b. Hipotesis Kedua : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Pedagogik Terhada Motivasi Belajar……...…. 109
c. Hipotesis Ketiga : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Profesional Terhadap Motivasi Belajar……….. 109
d. Hipotesis Keempat : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik....….. 110
e. Hipotesis Kelima : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Pedagogik Terhadap Hasil Belajar………. 113
g. Hipotesis Kedua: Terdapat Pengaruh Positif Antara
Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik…… 114
h. Interpretasi Hasil Analisis………..…….... 115
C. Pembahasan Hasil Penelitian………...……… 117
1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Pendidik Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik………... 117
2. Pengaruh Kompetensi Profesional Pendidik Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik……….... 118
3. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik……….... 120
4. Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional dan Motivasi belajar Secara Bersama-sama Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik………... 121
5. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Melalui Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik……….. 124
6. Pengaruh Kompetensi Profesional Melalui Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik……….. 125
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan……….… 127B. Rekomendasi………... 128
DAFTAR
PUSTAKA ………..
. 132
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1. Standar Hasil Belajar………. 58
Tabel 3.2. Populasi Penelitian……… 61
Tabel 3.3. Sampel Penelitian……….. 63
Tabel 3.4. Kriteria Alternatif Jawaban Skala Likert……….. 65
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Kompetensi Pedagogik (X1) ……… 66
Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Kompetensi Profesional (X2) ……….. 68
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (X3) ……….. 69
Tabel 3.8. Tingkat Reliabilitas Instrumen Pengukuran……….. 72
Table 3.9. Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik ……….. 73
Table 3.10. Reliabilitas Variabel Kompetensi Profesional ……… 74
Table 3.11. Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar... 74
Tabel 3.12. Konsultasi Hasil Perhitungan WMS……… 76
Tabel 4.1. Konsultasi Hasil Perhitungan WMS … ……… 84
Tabel 4.2. Hasil Angket Kemampuan Mengelola Pembelajaran………..….. 85
Tabel 4.3. Hasil Angket Pemahaman Terhadap Peserta Didik………..……. 86
Tabel 4.4. Hasil Angket Perancangan dan Pelaksanaan Pembelajaran……….…. 86
Tabel 4.5. Hasil Angket Evaluasi Hasil Belajar……….…. 87
Tabel 4.6. Hasil Angket Pengembangan Peserta Didik……….…. 87
Tabel 4.7. Hasil Angket Umum Kompetensi Pedagogik……….. 88
Tabel 4.8. Hasil Angket Menguasai Materi, Struktur, Konsep dan Pola Pikir Keilmuan yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu………... 89
Tabel 4.9. Hasil Angket Menguasai Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Mata Pelajaran/Bidang Pengembangan yang Diampu………..…… 90
Tabel 4.10. Hasil Angket Mengembangkan Materi Pembelajaran yang Diampu Secara Kreatif……….….. 90
Tabel 4.12. Hasil Angket Memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Berkomunikasi untuk Mengembangkan Diri………...……… 92
Tabel 4.13. Hasil Angket Umum Kompetensi Profesional………. 93
Tabel 4.14. Hasil Angket Tekun Menghadapi Tugas……….. 94
Tabel 4.15. Hasil Angket Ulet Menghadapi Kesulitan……… 95
Tabel 4.16. Hasil Angket Menunjukkan Minat Terhadap Bermacam-macam Masalah………. 95
Tabel 4.17. Hasil Angket Lebih Senang Bekerja Mandiri……… 96
Tabel 4.18. Hasil Angket Cepat Bosan pada Tugas-Tugas Rutin……… 97
Tabel 4.19. Hasil Angket dapat Pendapatnya Mempertahankan……… 97
Tabel 4.20. Hasil Angket Tidak Mudah Melepaskan Hal yang Diyakini...……… 98
Tabel 4.21. Hasil angket senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal……… 99
Tabel 4.22. Hasil Angket Gambaran Umum Motivasi Belajar………. 99
Tabel 4. 23. Gambaran Umum Nilai Hasil Belajar Peserta Didikpada Mata Pelajaran IPS……….. 100
Tabel 4.24. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test………. 101
Tabel 4.25. Uji Multikolinearitas……… 103
Tabal 4.26. Uji Autokorelasi………... 103
Tabel 4. 27. Uji Heterokedastisitas………. 104
Tabel 4. 28. Koefisien Determinasi Berganda………. 106
Tabel 4.29. Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi……… 106
Tabel 4.30. Hasil Uji F……… 107
Tabel 4.31. Koefisien Regresi………. 108
Tabel 4. 32. Koefisien Determinasi Berganda………. 110
Tabel 4.33. Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi……… 111
Tabel 4.34. Hasil Uji F………. 112
Tabel 4.35. Koefisien Regresi………. 112
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1. Paradigma Penelitian……….…… 59
Gambar 3.2. Model Analisis Jalur………. 79
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : SK Pembimbing Tesis
Lampiran 2 : Surat Pernyataan Penelitian
Lampiran 3 : Kisi-kisi Penelitian
Lampiran 4 : Angket Penelitian
Lampiran 5 : Data Isian Angket Penelitian Variabel X1
Lampiran 6 : Data Isian Angket Penelitian Variabel X2
Lampiran 7 : Data Isian Angket Penelitian Variabel X3
Lampiran 8 : Hasil Uji Coba Validitas dan Penelitian
Lampiran 9 : Hasil Perhitungan WMS Variabel X1, X2 dan X3
Lampiran 10 : Hasil Analisis Data
Lampiran 11 : Hasil Nilai Ujian Nasional atau Ujian O-Nert
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
metode survei korelasional. Kriyantono (2008, hlm. 55) mendefinisikan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu
masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Smith dalam Rakhmat (2005, hlm.
24) mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan
angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau yang dianalisis dengan
menggunakan statistik) untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang
sifatnya spesifik dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel
mempengaruhi variabel lainnya
Penelitian yang penulis lakukan, penulis ingin mencari jawaban mengenai
apakah suatu variabel dapat mempengaruhi variabel yang lain. Dalam hal ini
variabel (x) yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan motivasi
belajar sedangkan variabel (y) hasil belajar dan untuk memperoleh jawaban
tersebut penulis melakukan survei. Penelitian kuantitatif dengan metode survei
dapat dilakukan dengan pengumpulan data yang menggunakan kuesioner yang
disebarkan kepada peserta didik. Respons yang diberikan memungkinkan peneliti
untuk menarik simpulan mengenai keseluruhan kategori orang-orang yang
diwakili oleh responden.
Penelitian ini bersifat pengaruh yaitu suatu model penelitian yang menitik
beratkan pada masalah atau peristiwa yang sedang berlangsung dengan
memberikan gagasan yang jelas tentang situasi dan kondisi yang ada.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada empat sekolah SMP di Provinsi Yala,
Thailand pada peserta didik SMP kelas III ( Mathayom 3) yaitu; Phatnawitya
School, Srifadabaruwitya School, Islahiyah School dan Ramansiriwith School.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa alasan di antaranya: 1.
Dukungan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian tersedia secara
permasalahan dalam hasil belajar mata pelajaran IPS SMP di Provinsi Yala,
Thailand.
C. Defenisi Operasional
1. Kompetensi Pedagogik Pendidik
Kompetensi pedagogik pendidik adalah kemampuan pendidik menciptakan
suasana dan pengalaman belajar bervariasi dalam pengelolaan peserta didik yang
memenuhi kurikulum yang disiapkan.
Indikator:
a. Kemampuan mengelola pembelajaran b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran d. Evaluasi hasil belajar
e. Pengembangan peserta didik
2. Kompetensi Profesional Pendidik
Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam menguasai
materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka
membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan.
Indikator:
a. Penguasaan Bahan Pelajaran
b. Pengelolaan Program Pembelajaran c. Pemanfaatan Media / Sumber Belajar d. Pengelolaan Kelas
e. Pemahaman Perkembangan Kepribadian Peserta Didik f. Evaluasi Hasil Belajar Peserta didik
g. Pemahaman Landasan Kependidikan
3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah suatu kekuatan atau dorongan dalam diri individu
membuat individu tersebut bergerak, bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuannya yaitu proses seorang individu melakukan perubahan perilaku
berdasarkan pengalaman dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Indikator:
a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan
e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan keberhasilan perserta didik dalam mengoptimalkan
kemampuan dirinya dalam proses belajar.
Indikator:
Data diperoleh dari pihak sekolah tentang nilai UAS yang diperoleh
peserta didik kelas III, mata pelajaran IPS semester 2 tahun pelajaran 2014 –
2015.
Tabel 3.1
Standar Hasil Belajar
Skala 1-4 Kriteria Rentang nilai 0-100
4 Sangat amat baik 80-100
3.5 Sangat baik 75-79
3 Baik 70-74
2.5 Cukup baik 65-69
2 Cukup 60-64
1.5 Kurang baik 55-59
1 Lulus dari standar 50-54
0 Dibawah dari standar 0-49
Sumber : (Departmen Pendidikan National Thailand. 2009, hlm 17).
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini bermaksud menguji pengaruh kompetensi pedagogik,
kompetensi profenional, motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik pada
SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Propinsi Yala, Thailand. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan pencarian yang sisitematik
dimana peneliti tidak dapat mengontrol langsung variabel bebas karena
peristiwanya telah terjadi dan menurut sifatya tidak bisa dimanipulasi, penelitian
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang harus diteliti yaitu:
1. Variabel dependen yaitu variabel terikat atau yang dijelaskan, dalam
hal ini adalah hasil belajar peserta didik yang diberi simbol (Y).
2. Variabel Independen yaitu variabel bebas atau yang mempengaruhi,
dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik, kompetensi
profenional dan motivasi belajar yang diberi simbol (X
1), (X2), (X3).
E. Paradigma Berpikir
Untuk memperjelas substansi penelitian, maka variabel penelitian yang
dapat diukur terlebih dahulu disusun dan digambarkan dalam suatu paradigma
penelitian. Menurut Sugiyono (1998, hlm. 25) paradigma penelitian adalah
pandangan atau model atau pola pikir yang dapat dijabarkan sebagai variabel
penelitian, kemudian membuat hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya,
sehingga dapat memudahkan perumusan masalah penelitian, pemilihan teori yang
relevan, rumusan hipotesis yang akan diajukan, metode penelitian, instrumen
penelitian, teknik analisa data dan penarikan sampel.
Bertolak dari operasional variabel penelitian sebagaimana diuraikan diatas,
maka paradigma penelitian dapat dirumuskan dalam sebagai berikut:
1. Variabel Kompetensi pedagogik (X1)
2. Variabel Kompetensi frofesional (X2)
3. Variabel Motivasi belajar (X3)
4. Variabel hasil belajar mata pelajaran IPS (Y)
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
F. Populasi dan Sampel
Motivasi belajar peserta didik (X3)
Kompetensi pedagogik pendidik (X1)
Kompetensi profesional pendidik (X2)
F. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Pelaksanaan suatu kegiatan penelitian selalu dihadapkan dengan yang
dinamakan objek yang diteliti, baik berupa manusia, benda, peristiwa maupun
gejala yang terjadi yang dihubungkan dengan permasalahan penelitian.
Penelitian pula biasanya peneliti dapat menjadikan seluruh unit untuk
dijadikan objek dalam penelitian dan ada pula yang hanya menjadikan sebagian
unit saja untuk dijadikan objek dalam penelitian dengan
pertimbangan-pertimbangan yang logis. Dalam kaitannya dengan objek penelitian Sugiyono
(2007, hlm. 55) memberikan pengertian bahwa Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Untuk mendapatkan populasi yang relevan, seorang peneliti harus terlebih
dahulu mengidentifikasi jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian
tersebut, yaitu mengacu pada permasalah penelitian. Hal ini mengandung arti
bahwa data yang diperoleh harus disesuaikan dengan permasalahannya dan jenis
instrumen pengumpulan data yang dipergunakan.
Adapun yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah
seberapa besar Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi profesional dan
Motivasi Berlajar terhadap Hasil belajar mata Pelajaran IPS pada peserta didik
SMP di Provinsi Yala Thailand.
Berdasarkan permasalahan tersebut dan jenis instrumen pengumpulan data
yang dipergunakan, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah,
peserta didik kelas III (Mathayom kelas 3) di sekolah SMP di Provinsi Yala,
Thailand yaitu di sekolah Phatnawitya School, Srifadabaruwitya School, Islahiyah
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
No. Peserta didik di sekolah Jumlah Populasi
1 Phatnawitya School 131
2 Srifadabaruwitya School 84
3 Islahiyah School 115
4 Ramansiriwit School 31
Total 361
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data yang dianggap mewakili karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukan oleh
Sugiyono (2007, hlm. 56) bahwa Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel dalam penelitian diambil dari populasi yang telah ditentukan
sebelumnya dalam penelitian. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian diberlakukan bermacam-macam teknik pengambilan sampel
(teknik sampling). Sampling adalah pemilihan sejumlah subjek penelitian sebagai
wakil dari populasi sehingga dihasilkan sampel yang mewakili populasi yang
dimaksudkan.
Penentuan jumlah sampel menurut Arikunto (2004, hlm. 120) memberikan
pedoman pengambilan sampel sebagai berikut:
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil semua, sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat dapat diambil diantara
10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari a)
wilayah pengamatan dari tiap subyek, karena menyangkut banyak sedikitnya data;
dan c) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Berpedoman dari penjelasan di atas dan berdasarkan pada populasi peserta
didik-peserta didik kelas III (Mathayom kelas 3) di sekolah SMP di Provinsi Yala,
Thailand yaitu di sekolah Phatnawitya School, Srifadabaruwitya School, Islahiyah
School dan Ramansiriwit School. Sejumlah 361 orang peneliti menentukan
sampel dengan menggunakan rumus Yamane.
Rumus Yamane (Akdon dan Sahlan, 2005, hlm. 107) adalah
sebagai berikut:
n =
Keterangan:
N = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d2 = Nilai presisi (ditetapkan ± 10 % dengan tingkat
kepercayaan 95%, Z =2)
Berdasarkan rumus tersebut dapat ditentukan jumlah sampel dalam
penelitian sebagai berikut:
n =
= 78.308 = 78
Kemudian sampel 78 orang tersebut untuk memudahkan dalam
pengumpulan data, maka ditentukan jumlah masing-masing sampel dari SMP
yang ada di propinsi Yala, Thailand secara proporsional dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan:
ni : Jumlah sampel menurut stratum
n : Jumlah sampel keseluruhannya
N : Jumlah populasi menurut stratum
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
No. Peserta didik di sekolah
Penentuan Sampel Jumlah Sempel
1 Phatnawitya School 131/361×78 = 28.30 28
2 Srifadabaruwitya School
84/361×78 = 18.14 18
3 Islahiyah School 115/361×78 = 24.84 26
4 Ramansiriwit School 31/361×78 = 6.14 6
Total 78
G.Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data merupakan sebuah metode atau cara yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang relevan dari suatu subjek
penelitian dan didukung oleh seperangkat instrumen pengumpul data yang
relevan. Untuk langkah-langkah proses pengumpulan data akan diuraikan sebagai
berikut:
1. Menentukan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah teknik komunikasi secara tidak langsung. Agar data yang dikumpulkan
baik dan benar, instrumen pengumpulan datanya pun harus baik. Adapun dalam
hal ini, peneliti menggunakan angket sebagai instrumen penelitian, dengan jenis
angket tertutup. Sedangkan angket atau kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan
yang disusun secara tertulis untuk memperoleh informasi atau data yang
diperlukan oleh peneliti, sebagaimana yang dikemukakan oleh Akdon dan Hadi
(2005, hlm. 131) bahwa Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan
Peneliti menggunakan angket tertutup, yang merupakan angket yang
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk
memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dari pertanyaan
atau pernyataan yang diajukan oleh peneliti dengan cara memberikan tanda silang
(x) atau tanda checklist (√). Penggunaan angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai persepsi subjek penelitian (responden) atau hal
lainnya yang diketahuinya berkaitan dengan kompensasi dan prestasi kerja
pegawai. Alasan dipergunakannya angket sebagai instrumen pengumpul data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data dapat diperoleh dalam waktu yang relatif singkat.
b. Didapat jawaban yang relatif sama dari setiap responden, sehingga memudahkan peneliti dalam pengolahan data.
c. Mengarahkan responden pada pokok persoalan.
d. Data dapat diproses dengan mudah untuk ditabulasi dan dianalisis. e. Dapat mengefisienkan biaya dan waktu.
Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
angket tertutup dengan menyediakan alternatif jawaban yang sudah disajikan oleh
peneliti.
2. Menyusun Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data/instrumen, peneliti ini melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menentukan indikator yang penting untuk diteliti dan berkaitan dengan empat variabel dalam penelitian yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan Motivasi Belajar (variabel X) dan Hasil Belajar (variabel Y).
b. Mengidentifikasi sub-variabel dari masing-masing variabel penelitian yang berlandaskan pada teori-teori yang telah dikemukakan pada Bab II.
c. Mengidentifikasikan sub-sub variabel dari sub variabel yang telah ditetapkan.
d. Menyusun kisi-kisi instrumen (terlampir).
e. Membuat daftar pertanyaan dari tiap-tiap variabel dengan disertai alternatif jawaban.
Tabel 3.4
Kriteria Alternatif Jawaban Skala Likert
3. Uji Coba Alat Pengumpulan Data
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat validitas dan reliabilitas, maka
dilakukan uji angket dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Uji Validitas Alat Pengumpul Data
Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah
instrumen benar-benar dapat mengukur suatu atribut yang dikehendaki.
Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukkan apakah instrumen
yang dimaksud dapat digunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak.
Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid, sehingga valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur (Sugiyono, 2007, hlm. 137).
Perhitungan untuk menguji validitas instrumen ini menggunakan
metode uji validitas peritem (analisis item), yaitu dengan cara
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah
skor tiap butir. Bila korelasi tiap butir tersebut positif dan besarnya 0,3 ke
atas maka instrumen tersebut memiliki validitas yang baik. Sugiyono (2007,
hlm.143) mengemukakan bahwa Bila harga korelasi di bawah 0,3, maka
dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga
harus diperbaiki atau dibuang.
Alternatif Jawaban Bobot
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Jarang
Tidak Pernah
5
4
3
2
Uji validitas ini menggunakan rumus Pearson Product Moment:
Keterangan:
N = Jumlah Responden
ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y
ΣX = Jumlah skor tiap butir
ΣY = Jumlah skor total
Σ X 2 = Jumlah skor X dikuadratkan
Σ Y 2 = Jumlah skor Y dikuadratkan
Dalam menentukan valid tidaknya butir item, didasarkan pada uji
coba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika rhitung positif, dan rhitung > rtabel, maka butir soal valid.
b) Jika rhitung negatif, dan rhitung < rtabel, maka butir soal tidak
valid.
Hasil pengujian instrumen dengan koresponden sebanyak 25 orang
di hasilkan:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Kompetensi Pedagogik (X1)
No Item R hitung R kritis Validitas
1 0,415 0,300 Valid
2 0,038 0,300 Tidak Valid
3 0,628 0,300 Valid
4 0,502 0,300 Valid
5 0,634 0,300 Valid
6 0,464 0,300 Valid
8 0,618 0,300 Valid
9 0,703 0,300 Valid
10 0,379 0,300 Valid
11 0,391 0,300 Valid
12 0,658 0,300 Valid
13 0,717 0,300 Valid
14 0,468 0,300 Valid
15 0,230 0,300 Tidak Valid
16 0,480 0,300 Valid
17 0,605 0,300 Valid
18 0,539 0,300 Valid
19 0,476 0,300 Valid
20 0,580 0,300 Valid
21 0,615 0,300 Valid
22 0,759 0,300 Valid
23 0,581 0,300 Valid
24 0,162 0,300 Tidak Valid
25 0,494 0,300 Valid
26 0,526 0,300 Valid
27 0,070 0,300 Tidak Valid
28 0,415 0,300 Valid
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Kompetensi Profesional (X2)
No Item R hitung R kritis Validitas
1 0,648 0,300 Valid
2 0,306 0,300 Valid
3 0,495 0,300 Valid
4 0,362 0,300 Valid
5 0,353 0,300 Valid
6 0,387 0,300 Valid
7 0,700 0,300 Valid
8 0,518 0,300 Valid
9 0,676 0,300 Valid
10 0,414 0,300 Valid
11 0,531 0,300 Valid
12 0,454 0,300 Valid
13 0,465 0,300 Valid
14 0,601 0,300 Valid
15 0,590 0,300 Valid
16 0,605 0,300 Valid
17 0,812 0,300 Valid
18 0,509 0,300 Valid
19 0,763 0,300 Valid
20 0,618 0,300 Valid
21 0,658 0,300 Valid
23 0,589 0,300 Valid
24 0,722 0,300 Valid
25 0,602 0,300 Valid
26 0,488 0,300 Valid
27 0,783 0,300 Valid
28 0,492 0,300 Valid
29 0,552 0,300 Valid
30 0,694 0,300 Valid
31 0,488 0,300 Valid
32 0,736 0,300 Valid
33 0,677 0,300 Valid
34 0,678 0,300 Valid
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (X3)
No Item R hitung R kritis Validitas
1 0,620 0,300 Valid
2 0,447 0,300 Valid
3 0,554 0,300 Valid
4 0,711 0,300 Valid
5 0,483 0,300 Valid
6 0,644 0,300 Valid
7 0,548 0,300 Valid
8 0,694 0,300 Valid
10 0,520 0,300 Valid
11 0,169 0,300 Tidak Valid
12 0,597 0,300 Valid
13 0,670 0,300 Valid
14 0,710 0,300 Valid
15 0,720 0,300 Valid
16 0,417 0,300 Valid
17 0,537 0,300 Valid
18 0,622 0,300 Valid
19 0,-027 0,300 Tidak Valid
20 0,778 0,300 Valid
21 0,725 0,300 Valid
22 0,-111 0,300 Tidak Valid
23 0,062 0,300 Tidak Valid
24 0,-190 0,300 Tidak Valid
25 0,-089 0,300 Tidak Valid
26 0,470 0,300 Valid
27 0,600 0,300 Valid
28 0,635 0,300 Valid
29 0,624 0,300 Valid
30 0,402 0,300 Valid
31 0,674 0,300 Valid
Hasil Uji validitas yang dinyatakan tidak valid, setelah
didiskusikan pada item yang tidak valid di hapuskan karena ada
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas mengarah pada satu pengertian adanya keajegan
instrumen pengumpul data, sedangkan uji reliabilitas ini dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan setiap item yang
digunakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2014, hlm. 121)
yang mengemukakan bahwa: Instrumen yang reliabel berarti instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Sedangkan Arikunto (2006, hlm. 168)
menyatakan bahwa: Instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang
menghasilkan data yang benar, data yang bisa dipercaya, berapa kalipun
instrument tersebut diambil, maka hasilnya akan menunjukkan tingkat
keterandalan tertentu.
Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknik belah dua (split half methods) terhadap instrument
yang disusun. Adapun maksud belah kesatu bernomor ganjil dan belah
kedua bernomor genap. Kemudian keduanya dikorelasikan dengan
menggunakan korelasi Rank Spearman.
Dalam hal ini menggunakan rumus-rumus yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2007, hlm. 149) yaitu:
a)Menentukan nilai ri dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
ri = reliabilitas internal seluruh instrument
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan
kedua, dengan menggunakan rumus Product Moment.
b) Menguji signifikansi koefisien korelasi ri melalui uji
independen antara kedua variabel dengan menggunakan
√ √
Asumsi untuk t adalah menyebar mendekati sebaran t student
dengan derajat kebebasan (n-2). Kaidah pengujiannya adalah:
Jika t > t/2 ; (n-2), terima Ho
Jika t < t/2 ; (n-2), tolak Ho
Kriteria reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas dari Guilford
dalam Ruseffendi (2005, hlm. 160) sebagai berikut:
Tabel 3.8
Tingkat Reliabilitas Instrumen Pengukuran
No Skor Tingkat Reliabilitas
1 0,00 – 0,20 Kecil
2 0,20 – 0,40 Rendah
3 0,40 – 0,70 Sedang
4 0,70 – 0,90 Tinggi
5 0,90 – 1,00 Sangat tinggi
Uji validititas dan uji reliabilitas dilakukan kepada 25 orang responden
dengan instrumen korelasi product moment untuk uji validitas dan uji alpha
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas masing-masing variabel
adalah sebagai berikut:
a) Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik (X1)
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung Variabel X tentang
Kompetensi Pedagogik hasil Cronbach's Alpha rhitung sebesar 0,738.
Kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) = 25-2 = 23 pada
taraf 5% adalah 0,41. Dengan demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho.
Hal ini berarti angket Variabel X tentang Pengaruh Kompetensi Pedagogik
adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.
Table 3.9
Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik
b) Reliabilitas Variabel Kompetensi Profesional (X2)
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung Variabel X tentang
Kompetensi Profesional hasil Cronbach's Alpha rhitung sebesar 0,750.
Kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) = 25-2 = 23 pada
taraf 5% adalah 0,41. Dengan demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho.
Hal ini berarti angket Variabel X tentang Pengaruh Kompetensi Profesional
adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
Table 3.10
Reliabilitas Variabel Kompetensi Profesional
c) Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar (X3)
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung Variabel X tentang
Motivasi Belajar hasil Cronbach's Alpha rhitung sebesar 0,738. Kemudian
dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) = 25-2 = 23 pada taraf 5%
adalah 0,41. Dengan demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho. Hal ini
berarti angket Variabel X tentang Pengaruh Motivasi Belajar adalah reliabel,
karena rhitung > rtabel.
Table 3.11
Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.738 32
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data inverval untuk variabel
independen dan dependen. Dalam penelitian kuantitatif analisis data merupakan
kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data
dalam penelitian ini adalah :
a. Menyusun data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan identitas responden,
kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
b. Tabulasi data
Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memberi skor
pada setiap item menjumlahkan skor pada setiap item dan menyusun
ranking skor pada setiap variabel penelitian
c. Menganalisis data
Merupakan proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus
statistik, menginterpretasikan data agar diperoleh suatu kesimpulan
1. Analisis Deskriptif variabel
Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak arti jika data tersebut
disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah dan dianalisis. Oleh karena itu,
maka pengolahan dan analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting
dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atas generalisasi tentang masalah
yang diteliti, sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Ali (1995, hlm. 151)
bahwa: Pengolahan dan analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat
penting dalam kegiatan penelitian, terutama bila diinginkan generalisasi,
pengujian hipotesis atau kesimpulan tentang berbagai masalah yang diteliti.
Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Menyeleksi data, yaitu dengan memeriksa jawaban responden
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
b. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada
setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian
yang telah ditentukan, setelah itu baru menentukan skornya.
c. Mengukur kecenderungan umum skor responden (x) dari variabel
dengan rumus Weighted Means Score (WMS), yaitu:
N
X
X
Ket:
X = rata-rata skor responden
N = jumlah responden
d. mencocokan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS
sebagai berikut:
Tabel 3.12
Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Rentang Nilai
Kriteria Alternatif Jawaban
Variabel X1 dan X2 Variabel X3
4,01-5,00 Sangat Baik Selalu Sangat setuju
3,01-4,00 Baik Sering Setuju
2,01-3,00 Cukup Kadang-Kadang Kurang Setuju
1,01-2,00 Rendah jarang Tidak Setuju
0,01-1,00 Sangat Rendah Tidak Pernah Sengat Tidak Setuju
Sumbur : ( furgon, 2011, hlm. 49)
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
analisis. Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya berdasar pada
patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang
sama. Data yang berdistribusi normal merupakan syarat dilakukannya
parametric test. Apabila data tidak berdistribusi normal atau jumlah
sampel sedikit maka digunakan statistik non-parametrik. Uji normalias
yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji one sampe Kolmogorov-
Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi lebih besar dari 5 atau
0,05 (Santoso, 2010, hlm. 208). Pengujian normalitas distribusi frequensi
variabel X dan Y dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20.0 for
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).
Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel bebas. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dengan
bantuan program SPSS versi 20.0 for windows. Apabila nilai tolerance
value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Santoso, 2010, hlm.
206).
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi juga disebut Independent Errors. Regresi Berganda
mengasumsikan residu observasi seharusnya tidak berkorelasi (atau bebas
Asumsi ini bisa diuji dengan teknik statistik Durbin Watson, yang
menyelidiki korelasi berlanjut antar error (kesalahan). Durbin Watson
menguji apakah residual yang berdekatan saling berkorelasi. Statistik
pengujian bervariasi antara 0 hingga 4 dengan nilai 2 mengindikasikan
residu tidak berkorelasi. Nilai > 2 mengindikasikan korelasi negatif antar
residu, di mana nilai < 2 mengindikasikan korelasi positif Dengan
menggunakan bantuan program SPSS Versi 20 for Windows.
Dengan melakukan uji Durbin Watson, dapat diketahui apakah
terdapat autokorelasi antar sesama urutan pengamatan dari waktu ke
waktu. Secara umum kriteria yang digunakan adalah:
Jika d < 4dL, berarti ada autokorelasi positif
Jika d < 4dL, berarti ada autokorelasi negatif
Jika dU< d 4- dU, berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Jika dL ≤ sd sdu atau 4 – dU ≤ d ≤ 4-dL, pengujian tidak
meyakinkan.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat
nilai probabilitas melalui bantuan program SPSS versi 20.0 for windows.
Apabila nilai probabilitasnya nilai alphanya 0,05), maka dapat dipastikan
model tidak mengandung unsur heteroskedastisitas.
3. Analisis Jalur
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan model
analisis jalur (path analysis) dan pengolahan data menggunakan program SPSS
20. Analisis jalur merupakan model dasar yang digunakan untuk menganalisis
jalur dalam mengestimasi kekuatan dari hubungan-hubungan kausal yang
digambarkan dalam path model. Analisis jalur digunakan karena diduga terdapat
hubungan korelasional antar variabel bebas, sehingga terdapat pengaruh langsung
dan tidak langsung terhadap variabel terikat. Beberapa alasan mengapa analisis
jalur lebih tepat digunakan adalah sebagai berikut :
a. Hipotesis yang diuji dikembangkan dengan model (kerangka konseptual) yang semua hubungan bersifat asimetris dan merupakan sistem, serta model dapat dikategorikan bersifat rekursif.
b. Analisis jalur memberikan metode langsung berkaitan dengan hubungan ganda secara simultan (model structural) sehingga memberikan efisiensi analisis statistika.
c. Kemampuannya untuk menguji hubungan secara komprehensif dan memberikan suatu bentuk transisi analisis explanatory menuju analisis
confirmatory . Bentuk transisi ini berkaitan dengan usaha yang lebih besar
dalam semua lapangan study untuk mengembangkan suatu pandangan masalah secara lebih sistematis. Upaya seperti itu memerlukan kemampuan untuk menguji suatu hubungan berantai yang membentuk model yang besar, seperangkap prinsip dasar, atau suatu teori secara keseluruhan . Hal ini sangat cocok diselesaikan dengan analisis jalur (path
analysis).
Langkah-langkah dalam pengujian analisis jalur dilakukan dengan
melakukan beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Pengembangan Diagram Jalur
Pengembangan model analisis jalur harus didasarkan pada
hubungan kausalitas yang memiliki justifikasi teori yang kuat dan mapan.
Pengembangan diagram jalur bertujuan untuk menggambarkan hubungan
kausalitas yang ingin diuji. Biasanya hubungan kausalitas dinyatakan
Hubungan kausalitas itu dapat juga digambarkan dalam sebuah diagram
jalur, selanjutnya bahasa program akan mengkonversi gambar menjadi
persamaan dan persamaan menjadi estimasi (Ghozali, 2007, hlm. 19).
Model dirancang berdasarkan konsep dan teori. Berdasarkan
hubungan antar variabel secara teoritis dapat dibuat model dalam bentuk
diagram path sebagai berikut :
Gambar 3.2 Model Analisis Jalur
b. Konversi Diagram Jalur Kedalam Persamaan
Berdasarkan untuk mengetahui pola hubungan masing -masing
variabel tersebut maka dapat disusun sistem persamaan strukturnya
sebagai berikut :
1) Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional
terhadap motivasi belajar dengan persamaan sebagai berikut :
(1) X3 = p3.1 X1+ p3.2 X2 + p.3 r1
2) Pengaruh kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik dengan persamaan
sebagai berikut :
(2) Y = py.1 X1+ py.2 X2 + py.3 X3
Keterangan: X1 = Kompetensi pedagogik
X2 = Kompetensi profesional
X2
X1
X3 Y
P3.2
P3.1
P3.r1
R2
Py.2
Py.3
Py.1
R2
X3 = Motivasi belajar
Y = Hasil belajar peserta didik
R = Residual
4. Hipotesis Statistik
Berdasrakan kajian teori di bab II, maka dapat dirumuskan hipotesis yang
akan diajukan dalam penelitian ini yaitu:
a. Ada pengaruh positif antara kompetensi Pedagogik dan kompetensi
profesional terhadap motivasi belajar.
H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)
H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)
b. Ada pengaruh positif antara kompetensi Pedagogik terhadap motivasi
belajar.
H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)
H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)
c. Ada pengaruh positif antara kompetensi profesional terhadap motivasi
belajar.
H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)
H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)
d. Ada pengaruh positif antara kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional pendidik dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.
H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)
H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)
e. Ada pengaruh positif antara kompetensi pedagogik terhadap hasil
belajar.
H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)
H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)
f. Ada pengaruh positif antara kompetensi profesional terhadap hasil
belajar.
H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)
g. Apa pengaruh positif antara motivasi belajar terhadap hasil belajar.
H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh) H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)
5. Uji Hipotesis Regresi Berganda Secara Keseluruhan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat secara simultan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Formulasi uji f :
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
K = Parameter qumlah variabel independent) n = Jumlah observasi
F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftubel (Gujarati, 2003. Hlm.
120).
Adapun ketentuan uji f adalah sebagai berikut:
Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika F hitung < F tabel. maka Ho diterima dan Ha ditolak Kriteria uji F adalah:
1. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y).
2. Jika Fhitung >Ftabel tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).
Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan (overall
significance) variabel bebas X terhadap variabel terikat Y untuk mengetahui
seberapa pengaruhnya.
6. Menguji Koefisien Determinasi
Menurut Gujarati (2003, hlm. 198) koefisien determinasi (R2) yaitu angka
yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel
simultan variabel independen terhadap variabel dependen dapat dihitung dengan
koefisien determinasi secara simultan melalui rumus :
R2
(Gujarati, 2003, hlm. 198)
Nilai R2 antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika R2 semakin mendekati 1, maka hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat semakin crat/dekat, atau dengan kata
lain model tersebut dapat dinilai baik
b. Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, dengan kata lain
model tersebut dapat dinilai kurang baik
I. Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Merumuskan masalah dan judul penelitian Identifikasi masalah
Merumuskan masalah dan judul penelitian
Metode penelitian
- Survey
- Dukumentasi
Penggujian
- Uji Validitas
Person Product Moment
- Uji Realibilitas Cronbach Alpha
Analisis data
- Persiapan
- Tabulasi
- Penerapan Pembahasan
Penarikan dan penyusunan kesimpulan
Studi literature atau pustaka
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitia dan pembahasan, dipeoleh data empirik
mengenai kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, motivasi belajar dan
hasil belajar peserta didik. Temuan penelitian yang menunjukan pengaruh
masing-masing variabel di analisis menggunakan teknik analisis lajalur dan regrelasi
berganda, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kompetensi pedagogik berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta
didik pada peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala,
Thailand dan secara keseluruhan berkriteria sangat rendah. Beratri jika
pendidik memiliki kompetensi pedagogik yang baik maka hasil belajar
peserta didik akan meningkat, begitu juga sebaliknya jika kompetensi
pedagogik dari pendidik tersebut tidak baik maka hasil belajar peserta didik
juga akan menurun.
2. Kompetensi profesional berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta
didik pada peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala,
Thailand dan secara keseluruhan berkriteria sangat rendah. berarti jika
pendidik memiliki kompetensi profesional yang baik maka hasil belajar
peserta didik akan meningkat, begitu juga sebaliknya jika kompetensi
profesional dari pendidik tersebut tidak baik maka hasil belajar peserta didik
juga akan menurun.
3. Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik pada
peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala, Thailand
dan secara keseluruhan berkriteria rendah. berarti jika peserta didik memiliki
motivasi belajar yang baik maka hasil belajar peserta didik akan meningkat,
begitu juga sebaliknya jika motivasi belajar dari peserta didik tersebut tidak
baik maka hasil belajar peserta didik juga akan menurun.
4. Kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan motivasi belajar
berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik pada peserta didik
simbultan berkriteria cukup kuat. berarti hasil belajar berhasil tidaknya
seorang peserta didik meraih prestasi belajarnya tergantung dari kompetensi
pedagogik, kompetensi profesional, motivasi belajar dan faktor lain-lain lagi
yang tidak teliti dalam penelitian yaitu : Faktor Internal termasuk Kesehatan,
Minat, Intelegensi dan Bakat. Faktor Eksternal termasuk Keluarga, Sekolah,
Masyarakat dan Lingkungan sekitarnya.
5. kompetensi pedagogik berpengaruh secara positif melalui motivasi belajar
terhadap hasil belajar peserta didik pada peserta didik SMP kelas III
(Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala, Thailand dan secara simbultan
berkriteria rendah. Artinya untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi,
selain pengaruh dari kompetensi pedagogik juga harus dimunculkan motivasi
belajar. Keberadaan motivasi belajar sangatlah penting.
6. kompetensi profesional berpengaruh melalui motivasi belajar positif terhadap
hasil belajar peserta didik pada peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas
3) di Provinsi Yala, Thailand dan secara simbultan berkriteria rendah. Artinya
untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi, selain pengaruh dari kompetensi
profesional juga harus dimunculkan motivasi belajar. Keberadaan motivasi
belajar sangatlah penting.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan-temuan penelitian yang diperoleh mengenai
pengaruh kompetensi pedagogik pendidik, kompetensi profesional pendidik dan
motivasi belajar terhadap hasi belajar IPS peserta didik SMP kelas III (Mathayom
kelas 3) di Propinsi Yala, Thailand, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan
sebagai rekomendasi adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik
a. Para peserta didik SMP di Provisi Yala, Thailand hendaknya lebih tekun
dalam mengikuti dan mengkaji materi pelajaran yang telah disampaikan
oleh pendidik.
b. hendaknya para peserta didik lebih memacu diri meningkatkan motivasi
c. para peserta didik hendaklah lebih menekankan kedisiplinan terutama
waktu untuk belajar.
2. Bagi Pendidik
a. Pendidik adalah pemegang peran penting dalam proses pembelajaran,
sehingga pendidik harus memiliki kompetensi yang tinggi dan belajar
sesuai dengan perkembangan zaman, oleh karena itu pendidik harus
meningkatkan kompetensinya dengan cara mengikuti seminar dan pelatihan
kependidikan
b. Kompetensi pendidik sangatlah penting dalam menumbuhkan motivasi dan
meningkatkan hasil belajar peserta didik, hendaknya pendidik dapat
menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi rendahnya motivasi
belajar dan hasil belajar peserta didik tersebut sehingga pendidik dapat
menciptakan alternatif dalam mengatasi rendahnya motivasi belajar dan
hasil belajar.
c. Dalam proses pembelajaran hendaknya pendidik SMP di Provisi Yala,
Thailand dapat terus mengembangkan kompetensi khususnya kompetensi
pedagogik dan profesional yang dimiliki, seperti penggunaan metode dan
media yang lebih efektif serta memanfaatkan berbagai sumber belajar yang
tersedia. Pendidik dapat merangsang motivasi belajar peserta didik dengan
memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pentingnya
mempelajari materi IPS, seperti menghubungkan materi IPS dengan
kehidupan peserta didik sehari-hari. Tentunya peserta didik akan merasa
lebih tertarik karena apa yang mereka pelajari ternyata tidak jauh dari
kehidupan nyata di masyarakat, bahkan terkadang mereka alami sendiri.
Pendidik juga dapat memberikan gambaran kepada peserta didik mengenai
manfaat yang diperoleh peserta didik setelah belajar IPS. Selain itu,
hendaknya pendidik dapat memahami karakter setiap peserta didik dan
bertanya mengenai kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
3. Bagi Sekolah
a. Hasil memberikan suasana dan kondisi lingkungan sekolah yang
mendukung perkembangan motivasi belajar peserta didik dan
tersedianya fasilitas seperti laboratorium IPS, kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan minatnya, dan mampu membantu
memecehkan permasalahan peserta didik.
b. Sekolah senantiasa memberikan kesempatan dan memfasilitasi setiap
pendidik untuk meningkatkan kompetensi pendidik yang dimilikinya
(khususnya kompetensi pedagogik dan profesional) seperti dengan
mengadakan pelatihan-pelatihan. Evaluasi kinerja pendidik dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi
pendidik.
4. Bagi Orang Tua Peserta Didik
Berperan aktif dalam menumbuhkan semangat belajar peserta didik agar
bisa memberikan hasil belajar yang baik dan akhirnya dapat
membanggakan orang tua.
5. Bagi Pemerintah
Pihak pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan di Provisi Yala, Thailand
hendaknya dapat memberikan bantuan yang dapat meningkatkan kualitas
pendidikan, berupa pengadaan fasilitas pembelajaran serta sumber belajar
yang relevan. Selain itu, hendaknya diadakan program pendidikan dan
latihan bagi pendidik-pendidik IPS agar dapat lebih meningkatkan kualitas
pembelajaran.
6. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Hendaknya dapat meniliti, mengkaji dan memperdalam kembali tentang
kompetensi pedagogik,kompetensi profesional, motivasi belajar dan hasil
belajar peserta didik. Untuk mengingat aspek ini memiliki kajian yang
sangat luas apabila dikaji secara komprehensif. Dengan syarat melakukan
penelitian yang sama tetapi ditempat yang berbeda karena belum tentu
besarnya pengaruh akan sama jika diteliti di tempat lain.
b. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dapat meneliti variabel lain selain
kompetensi pedagogik,kompetensi profesional, motivasi belajar dan hasil
belajar peserta didik, mengingat kompetensi pedagogik,kompetensi
variabel dependen lain seperti dukungan orang tua, variasi penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Anni, Chatarina T. (2007). Psikologi Belajar. Semarang; UPT MKK UNNES.
_______________. (2006). Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.
Anwar, M. I. (2004). Admnistrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Alma, dkk. (2009). Pendidik Profesional (Menguasai Metode dan Terampil
Belajar). Bandung: Alfa Beta.
Ali, M. (1995). Penelitian Kependidikan : Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Akdon & Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk
Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto. S. (2004). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Makmur. (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Diva Press.
Budiningsih, A. (2005). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Baharuddin dan Wahyuni,Esa Nur. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogyakarta: Ar Ruzz Media, Cet. Ke-3.
Bloom. (1997). Taxonomy of Educational Objcctives (Twovols: The Affective
Domain The Cognitive Domain). New York : David Mckay.
Danim, S. (2011). Profesi Kependidikan. Bandung : Alfabeta.
________ (2011). Pengembangan Profesi Pendidik. Jakarta : Kencana.
Darwindo, K. (2011). Determinan yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Peserta
Dale, M. (2003). Developing Management Skills, The Art of HRD. Jakarta: Gramedia.
Dalyono, M dan TIM MKDK IKIP Semarang. (1997). Psikologi Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press.
Darsono, Max. (2000). Belajar dan pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang standar Kualijikasi Akademik dan Kompetensi Pendidik.
Jakarta: Depdiknas.
Department Pendidikan National. (2010). rambu-rambu dan standar-standar isi
pembelajaran ilmu pengetahuan. agama dan budaya dalam kurikulum pendidikan dasar. badan percetakan sarana pembelajaran. Bangkok: PT.
Organisasi Transportasi Barang dan Paket.
กระทรวงศึกษาธิการ
.
2553.
สาระและมาตรฐานการเรียนรู้กลุ่มสาระสังคมศึกษาศาสและวัฒ
นธรรมในหลักสูตรการศึกษาขั้นพื้นฐาน
.
กรุงเทพฯ
:
โรงพิมพ์องกรณ์รับส่งสินค้าและพัสดุภัณฑ์
.
Department Pendidikan National. (2009). Dokumentasi Kurikulum Pendidikan Dasar 2008 (Penilaian dan evaluasi pembelajaran). Bangkok: PT.
Koperasi Pertanian Thailand.
กระทรวงศึกษาธิการ
.
2552.
เอกสารประกอบหลักสูตรแกนกลางการศึกษาขั้นพื้นฐาน
พุ ทธศั กร า ช ๒ ๕ ๕ ๑ (แ นวป ฏิบัติ กา ร วั ด แ ล ะ ปร ะ เ มิ นผ ล กา ร เ รี ย นรู้ ) .
กรุงเทพฯ
:
โรงพิมพ์ชุมนุมสหกรณ์การเกษตรแห่งประเทศไทย จ ากัด
Departemen Pendidikan Thailand. (2002). Undang-undang Pendidikan Nasional
Thailand tahun 1999 dan diamendemen (Edisi yang ke 2) tahun 2002 serta Aturan Departemen yang berkaitan dan Undang-undang Pendidikan Wajib tahun 2002. Bangkok: PT. Organisasi Transportasi Barang dan
Paket.
Dimyati. (2009). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajara. Jakarta: Depdikbud.
Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (2008). Penilaian
Kinerja Pendidik. Jakarta: Depdiknas.
Dharma, S. (2010). Manjemen Kinerja (Falsafat Teori dan Penerapannya). Bandung: Pustaka Pelajar.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta ; PT Asdi Mahasatya.
Furgon. (2011). Stasitik Terapan Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Goleman, D. (2000). Working With emotional Intellegencies. Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.
Gujarati, D. (2003). Basic Econome Tries Fourth Edition. NewYork: Mc Graw-Hill.
Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.
Hamalik, O. (2009). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hamzah Uno, B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullah. (1999). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Hendayana, S. Et all. (2007). Lesson Study: Suatu startegi untuk meningkatkan
keprofesionalan (Pengalaman IMSTEP-JICA). Bandung: UPI Press.
Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Mutivasi – Ate Dengan Program SPSS.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kartini, T. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Profesional
Guru di SMK Negeri 1 Losarang Kabupaten Indramayu. Tesis. Jakarta:
FISIPUI.
Keith & Davis, Newstorm. (1994). Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Binarupa Aksara.
Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Nashar, Drs. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Nursisto. (2005). Peningkatan Kualitas Sekolah Menengah. Jakarta : PT Grmaedia.
Nur, Triana. (2013). Pengaruh Kompetensi Profesional Pendidik, Lingkungan
Sekolah, dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Pada Peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Kota Tegal
Tahun Ajaran 2012/2013 (Motivasi Belajar Sebagai Variabel
Makmun, Abin Syamsudin. (2007). Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem
Pengajaran Modul. Cetakan ke 10. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Martinis Yamin, (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada B. Tesis.
Muhibbin Syah. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Pemaj a Rosda Karya.
Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT Bumi Aksara.
Mulyasa. (2011). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2004). Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
_________. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Pendidik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
_________. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Pendidik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin syah. (2008). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung : PT IMTIMA.
Purwanto, M. Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, J. (2005). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Robbins, Stephen (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Rofiq. M. (2011). Pengaruh Kurikulum, Kompetensi Pendidik Dan Motivasi
Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik, Tesis: Kajian
Ketahanannasional. Jakarta : Pascasarjana Universitas Indonesia
Rivai, Veithzal dkk. (2009). Islamic performance Appraisal. Jakarta: Gramata Publishing.
Rivai, Veithzal & Murni, Sylviana. (2009). Education and Management. Jakarta: Rajawali Pers.
Rulistina, E. (2007). Pengaruh Motivasi Belajar, Persepsi Peserta didik
SMAN di Kota Bandung). Skripsi. Bandung: Program Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia.
Rusman. (2010). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Mengembangkan Profesionalitas Pendidik. Jakarta : Rajawali pers.
Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Ruseffendi, E. T. (2005). Pengantar Kepada Membantu Pendidik Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.
Sadirman A.M. (2001). Interaksi dan motivasi belajar mengaja. Jakarta: Rajawali persada.
Sardiman. (2007). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sadulloh, U. (2010). Pedagogik (ilmu mendidik). Bandung: Alfabeta.
Sagala, S. (2009). Kemampuan Profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Sagala, S. (2007). Konsep dan makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sagala, S. (2010). Supervisi untuk Profesionalisme Pendidik. Bandung. Alfabeta.
Santoso, S. (2010). Statistik Parametrik : Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Sappaile, Nursiah (2005). Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta : PT Grasindo.
Sardiman, AM. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Saud, Udin Syaefudin. (2010). Pengembangan Profesi Pendidik. Bandung. Alfabeta.
Sedarmayanti. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: PT. Refika Aditama.
Simamora, Henry. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN