• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARJIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. ULTRAJAYA, Tbk PERIODE 2006-2013

Pawer Darasa Panjaitan, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktiva tetap pada PT. Ultrajaya Tbk, untuk mengetahui margin laba pada PT. Ultrajaya Tbk, untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya Tbk dan bermaksud untuk mengetahui pengaruh aktiva tetap dan margin laba terhadap tingkat pengembalian investasi secara parsial dan simultan pada PT. Ultrajaya Tbk.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sedangkan data yang di gunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan PT. Ultrajaya, Tbk. terdiri dari data tahun 2006 sampai 2013. Metode analisis dilakukan dengan uji statistik, yaitu analisis regresi linear berganda, korelasi pearson dan koefisien determinasi dengan bantuan program SPSS 18. Pengujian hipotesis menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dan uji F untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikan 5%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial, aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi. Sedangakan margin laba tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi.

Aktiva tetap memberikan pengaruh sebesar 77,1% sedangkan margin laba hanya memberikan pengaruh sebesar 47,6% terhadap tingkat pengembalian investasi.Adapun secara simultan, aktiva tetap dan margin laba berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi dengan besar pengaruh 79,9%.

Kata kunci: Aktiva Tetap, Margin Laba, Tingkat Pengembalian Investasi.

PENDAHULUAN

Pengembalian investasi atau Return On Investment merupakan salah satu jenis rasio profitabilitas yang paling disukai oleh perusahaan. Return On Investment ini membandingkan berapa banyak laba yang dihasilkan dari total aktiva yang ada. Aktiva tetap merupakan aktiva yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan).

Margin Laba Usaha mencerminkan kemampuan Manajemen untuk menghasilkan laba setelah beban operasi/usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan. Indonesia sebagai negara yang berkembang, sedang berusaha mensejajarkan diri dengan negara maju lainnya, baik dalam bidang teknologi, industri maupun bidang lain. Setiap perusahaan cenderung ingin tumbuh menjadi lebih besar. Salah satunya ukuran pertumbuhan perusahaan adalah dalam

peningkatan penjualan. Oleh karena itu biasanya perusahaan menggunakan beberapa kebijakan untuk mencapai tujuannya. Tujuan utama perusahaan secara umum adalah meningkatkan penjualan.

Untuk menghadapi semua hal diatas setiap perusahaan dituntut untuk inovatif maupun melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan khusunya dalam bidang perekonomian. Perusahaan harus jalan, tumbuh dan berkembang dan dibangun oleh manajemen secara sistematis dengan berorientasi kepada pertumbuhan melalui pemanfaatan seluruh potensi seluruh sumber perusahaan.Untuk mewujudkan semua tuntutan tersebut diperlukan suatu pengelolaan yang efektif dan efisien secara produktif terhadap semua kegiatan yang ada didalam perusahaan serta ditunjang suatu tindakan pengendalian untuk mencegah timbulnya penyimpangan yang bersifat negatif

yang mengakibatkan terganggunya

keseimbangan perusahaan. Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam kegiatan perusahaan seperti keputusan dalam

(2)

investasi dan pendanaan. Bentuk investasi meliputi investasi persediaan, saham, aktiva tetap dan lain sebagainya. Investasi dalam aktiva tetap merupakan investasi yang banyak dilakukan oleh perusahaan. Begitupun sama pentingnya laba menjadi bagian terpenting dari beberapa tujuan yang ditetapkan perusahaan. Agar tujuan tersebut tepat sasaran, perusahaan harus mengukur perkembangan perusahaan yang tercermin melalui laporan keuangannya, salah satu analisis adalah marjin laba yang digunakan untuk mengukur komposisi laba dari setiap penjualan yang dilakukan.

Pertumbuhan aktiva dapat dilihat pada laporan neraca perusahaan, sedangkan laporan perolehan laba dapat dilihat pada laporan laba rugi perusahaan, dengan begitu maka tingkat pengembalian investasinya pun dapat dilihat dari neraca. Dengan adanya laba usaha, maka suatu perusahaan akan dapat mengukur keuntungan yang dicapai yang selalu dikaitkan dengan penjualan. Kekayan perusahaan yang memeiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk dijual kembali.

PT. Ultrajaya Tbk merupakan perusahaan besar yang bergerak dalam bidang farmasi dan produk-produk yang berkaitan dengan kesehatan. Dalam perkembangan usahanya, PT. Ultrajaya Tbk selalu berusaha meningkatkan perolehan labanya. Peningkatan atas laba yang didapatnya tidaklah selalu stabil.

Berikut ini merupakan perkembangan aktiva tetap dan marjin laba yang diperoleh oleh PT. Ultrajaya Tbk selama 8 periode dari tahun 2006-2013:

Tabel 1

Perkembangan Aktiva Tetap, Marjin Laba dan Pengembalian Investasi

Pada PT. Ultrajaya, Tbk 2006-2013 Tahun Aktiva Tetap

(Rp) Margin Laba (%) Tingkat pengembalian Investasi (%) 2006 453,339,190,642 20.10 10.71 2007 494,503,759,379 22.18 11.73 2008 859,117,129,272 18.06 13.51 2009 1,024,371,537,180 17.64 14.63 2010 1,204,147,773,194 16.12 13.73 2011 1,327,345,591,354 14.51 12.37 2012 1,398,127,877,081 17.23 14.33 2013 1,605,266,031,098 17.51 18.29 Sumber: Neraca dan Laporan keuangan PT. Ultrajaya, Tbk yang telah diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat selama tahun 2010 dan 2011 terjadi penurunan pada tingkat pengembalian investasi PT. Ultrajaya, Tbk. Padahal pada periode tahun tersebut aktiva tetap yang dimilki perusahaan meningkat, hal itu dapat menjelaskan bahwa perusahaan tidak dapat memanfaatkan aktiva yang dimilikinya secara maksimal untuk memperoleh laba bersih. Adanya krisis global bisa menjadi salah satu penyebab masalah itu terjadi pada perusahaan, dimana kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba menurun. Hal tersebut diperkuat dengan terjadinya penurunan pada marjin laba selama periode tahun tersebut, yang berarti perolehan laba perusahaan tidak sebanding dengan penjualan yang telah dilakukan perusahaan.

Pada tahun 2013 margin laba yang diperoleh PT. Ultrajaya,Tbk sebesar 17,51% atau meningkat sebesar 0,28% dari tahun 2012. Sementara tingkat pengembalian investasi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2013 mencapai 18,2% atau mengalami peningkatan sebesar 3,96% dari tahun 2012. Perkembangan tingkat pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya,Tbk terlihat kontras jika dibandingkan dengan perkembangan margin laba, pada saat marjin laba stabil justru tingkat pengembalian investasi pada perusahaan mengalami peningkatan yang cukup besar. Hal ini tidak sesuai dengan konsep yang mengatakan bahwa besarnya return on investment akan berubah kalau ada perubahan pada profit margin.

Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat pengembalian investasi pada tahun 2013 adalah karena keberhasilan perusahaan menekan beban lain-lain, seperti beban bunga dan beban selisih kurs. Pada tahun 2013 PT. Ultrajaya,Tbk diuntungkan oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang stabil dan cenderung menguat sehingga harga impor bahan baku, yang merupakan komponen utama produksi obat berada dalam tingkat yang stabil. Pertumbuhan tingkat pengembalian investasi perusahaan ditunjang pula oleh kondisi perekonomian makro Indonesia yang sangat positif sepanjang tahun 2013.

Pada perusahaan yang sudah mapan seperti PT. Ultrajaya,Tbk, efisiensi merupakan cara yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat pengembalian investasi perusahaan. Dari data diatas maka penulis ingin meneliti seberapa

(3)

besar aktiva tetap dan penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan untuk memperoleh keuntungan.

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah Aktiva tetap berpengaruh terhadap Pengembalian Investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013? 2. Apakah Marjin laba berpengaruh terhadap

Pengembalian Investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013? 3. Apakah Aktiva tetap dan Marjin laba

secara bersama-sama berpengaruh terhadap Pengembalian Investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013?

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh

Aktiva tetap terhadap Pengembalian Investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013

2. Untuk mengetahui bagaimana Marjin Laba tetap terhadap Pengembalian Investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Aktiva tetap dan Marjin Laba secara simultan terhadap Pengembalian Investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013.

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembalian Investasi

Pengembalian investasi atau Return On Investment merupakan salah satu jenis rasio profitabilitas yang paling disukai oleh perusahaan. return on investment ini membandingkan berapa banyak laba yang dihasilkan dari total aktiva yang ada. Untuk lebih jelasnya lagi, dikemukakan pendapat beberapa ahli mengenai pengertian return on investment (ROI). Return On Investment (ROI) menurut Munawir (2007) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:74) mengemukakan bahwa return on investment

(ROI) adalah rasio yang mengukur seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.

Kemudian menurut Agus Sartono

(2001:123), return on investment atau return on assets menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Lebih lanjut, return on investment (ROI) atau yang sering juga disebut dengan return on assets menurut Lukman Syamsudin (2004;79) adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.

Dalam berinvestasi di suatu perusahaan, para investor biasanya mencari perusahaan yang keadaannya sedang menguntungkan agar menjaga keamanan dana yang diinvestasikan. Untuk melihatnya dapat digunakan alat ukur rasio profitabilitas sehingga informasi yang dibutuhkan akan terlihat. Rasio return on investment (ROI) merupakan rasio yang menggambarkan dan memberikan peramalan berapa besar jumlah keuntungan yang sedang terjadi di suatu perusahaan. Semakin tinggi tingkat return on investment (ROI) suatu perusahaan maka semakin baik pula keadaan perusahaan tersebut karena return on investment (ROI) menggambarkan keefisienan perusahaan mengelola investasi perusahaan sehingga menghasilkan laba yang maksimal.

Analisis return on investment (ROI) dalam analisis laporan keuangan merupakan analisis yang menyeluruh (komprehensif) dan lazim digunakan untuk menilai efektivitas keseluruhan investasi perusahaan. Analisis rasio ini menghubungkan antara keuntungan yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan usahanya dengan investasi yang ditanamkan dalam total aktiva.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa return on investment (ROI) merupakan salah satu bagian dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi aktiva perusahaan.

Dalam menghitung tingkat return on investment, maka perlu diperhatikan adalah bahwa perhitungan tersebut didasarkan atas laba bersih sesudah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan, baik dengan diinvestasikan di

(4)

dalam maupun di luar perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena pengukuran ROI adalah mengetahui tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari seluruh modal yang telah diinvestasikan.

B. Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan aktiva yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan). Hampir seluruh perusahaan menggunakan harta-harta yang bersifat tahan lama dalam operasinya. Peranan aktiva tetap ini sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, dari segi dana yang diinvestasikan, dari segi pengolahannya yang melibatkan banyak orang, dan dari segi pembuatannya antara lain jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya yang rumit.

Menurut Mulyadi (2001 : 591), aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk dijual kembali. Menurut Haryono Jusuf (2001 : 153), aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. kemudian menurut S. Munawir (2007;17), aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang phisiknya nampak (konkrit). Selanjutnya, menurut Hennie Van Greuning (2005;170), aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, seperti penyewaaan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrasi dan diperkirakan akan digunakan selama lebih dari satu periode.

Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aktiva tetap:

1. Merupakan aktiva milik perusahaan yang berwujud dan mempunyai nilai yang cukup material.

2. Diperoleh dalam bentuk siap pakai atau melalui pembangunan pembuatan lebih dahulu.

3. Mempunyai masa manfaat bagi perusahaan lebih dari satu tahun.

4. Dibeli atau dibuat tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

5. Dipergunakan secara terus menerus dalam kegiatan normal perusahaan.

Aktiva tetap memiliki berbagai jenis, bentuk dan umur manfaat. Ada aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas serta ada aktiva tetap yang umurnya terbatas. Aktiva tetap yang umurnya terbatas seperti kendaraan, sedangkan aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas adalah tanah.

Zaki Baridwan (2002;278) mengemukakan jenis-jenis aktiva tetap terdiri dari:

1. Tanah 2. Bangunan

3. Mesin dan Alat-alat 4. Alat-alat Kerja

5. Pattern dan Dies/cetakan-cetakan 6. Perabot dan Alat-alat Kantor 7. Kendaraan

8. Tempat barang yang dapat dikembalikan (Returnable Container).

Menurut Wareen, Reeve and Fess yang diterjemahkan oleh Aris Farahmita, Amunugrahani dan Taufik Hendrawan (2005;204) jenis-jenis aktiva tetap terdiri dari:

1. Peralatan 2. Perabotan 3. Alat-alat 4. Mesin-mesin 5. Bangunan 6. Tanah

Menurut S. Munawir (2007;17), Jenis-jenis aktiva tetap adalah sebagai berikut:

1. Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya sebagai lapangan, halaman, tempat parkir dan lain sebagainya.

2. Bangunan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik.

3. Mesin. 4. Inventaris.

5. Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya.

Menurut AI. Haryono Jusup (2001;155), Aktiva tetap biasanya digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu:

1. Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung-gedung perusahaan.

2. Perbaikan Tanah, seperti jalan-jalan di seputar lokasi perusahaan yang dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah.

(5)

3. Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan gedung. 4. Peralatan, seperti peralatan kantor,

peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan meubel.

C. Marjin Laba

Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan keuntungan atau laba. Laba terbagi menjadi dua yaitu laba bersih dan laba usaha. Laba usaha dapat diketahui dengan cara mengurangi total penjualan dengan biaya-biaya dalam proses produksi dan operasionalnya. Sedangkan laba bersih dapat diketahui dengan cara mengurangi laba usaha dengan pajak. Dengan adanya laba usaha maka perusahaan dapat mengukur tingkat keuntungan yang dicapai dihubungkan dengan penjualan atau yang dikenal dengan istilah Profit Margin.

Menurut Bambang Riyanto (2001:37), profit margin adalah perbandingan antara net operating income dengan net sales. Kemudian menurut S. Munawir (2007:89), profit margin mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya. Lalu, Husein Umar (2005:216) mengatakan bahwa margin laba usaha mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah beban operasi/usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan. Selanjutnya,

Dalam menghitung profit margin, maka perlu diperhatikan adalah bahwa perhitungan tersebut didasarkan atas laba usaha dibagi dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Adapun rumus profit margin menurut Husein Umar (2005:216) adalah sebagai berikut:

Profit Margin = Laba Usaha X 100% Penjualan Neto

Berdasarkan beberapa pengertian tentang marjin laba di atas maka dapat disimpulkan bahwa marjin laba ialah rasio yang digunakan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan.

Menurut Bambang Riyanto (2001:39) Besar kecilnya profit margin pada setiap transaksi sales ditentukan oleh 2 faktor, yaitu net sales dan laba usaha. Besar kecilnya laba usaha atau net operating income tergantung kepada pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha

(operating expense). Dengan jumlah operating expense tertentu, profit margin dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil sales, atau dengan menekan atau memperkecil operating expanse.

Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya diperusahaan pada periode tertentu. Marjin laba yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Marjin laba yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.

Dengan demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperbesar marjin laba, yaitu:

1. Dengan menambah biaya usaha (operating expenses) sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain, tambahan sales harus lebih besar daripada tambahan operating expenses. Perubahan besarnya sales dapat dapat disebabkan karena perubahan harga per unit apabila volume sales dalam unit sudah tertentu (tetap), atau disebabkan karena bertambahnya luas penjualan dalam unit kalau tingkat harga penjualan per unit produk sudah tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pengertian menaikkan tingkat sales di sini dapat berarti memperbesar pendapatan dari sales dengan jalan:

a) Memperbesar volume sales per unit pada tingkat harga penjualan tertentu atau,

b) Menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas sales dalam unit tertentu.

2. Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan operating expenses yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain mengurangi biaya usaha relatif lebih besar daripada berkurangnya pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales selama periode tertentu berkurang, tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya operating expenses yang lebih sebanding

(6)

maka akibatnya ialah bahwa marjin labanya makin besar.

D. Hubungan Aktiva Tetap dan

Pengembalian Investasi

Adanya penambahan aktiva tetap yang lebih ekonomis dan efisien bila dibandingkan dengan aktiva yang lama, selain dapat meningkatkan hasil dan kualitas produksi, juga dapat mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan, laba yang diperoleh merupakan pengembalian dari investasi yang dilakukan perusahaan.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh M. Manullang (2005; 89) bahwa investasi dalam aktiva tetap adalah suatu bentuk penanaman modal dengan harapan perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan melalui operasinya.

E. Hubungan Marjin Laba dan

Pengembalian Investasi

Berdasarkan teori-teori tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan, sedangkan operating turnover dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasional dalam suatu periode tertentu.

Hasil akhir dari percampuran kedua efisiensi profit margin dan operating assets turnover menentukan tinggi rendahnya keuntungan yang dapat dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu makin tingginya tingkat profit margin atau operating assets turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya keuntungan yang dapat dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Seperti yang dikemukakan Munawir (2007:89) bahwa besarnya return on investment akan berubah kalau ada perubahan profit margin atau asset turn over, baik masing-masing atau keduanya.

F. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat tentang aktiva tetap, marjin laba dan pengembalian investasi:

1) Penelitian Fernando Junior (2004)

Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui tingkat pengelolaan aktiva tetap pada PT. Dwipapuri Asri. Masalah yang diteliti adalah seberapa besar pengaruh pengelolaan aktiva tetap ditinjau dari segi perputaran aktiva tetap terhadap ROI selama periode 2001 sampai dengan 2002, maka dilakukan analisis dengan menggunakan rasio perputaran aktiva tetap. Sedangkan untuk mengukur seberapa besar pengaruh pengelolaan aktiva tetap terhadap tingkat rentabilitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara rasio perputaran aktiva tetap terhadap return on investment (ROI).

2) Penelitian Handayani (2007)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis perputaran investasi dan marjin laba dan pengaruhnya terhadap return on investment (ROI). Diawali dengan adanya fenomena kinerja keuangan KPBS Pangalengan yang meliputi rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas selama lima periode perkembangannya fluktuatif, bahkan rata-rata pertumbuhan kinerja keuangannya menurun dan lebih spesifik lagi dalam rasio rentabilitas, Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara perputaran investasi terhadap ROI, secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara marjin laba terhadap ROI, dan secara simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara perputaran investasi dan marjin laba terhadap ROI.

3) Penelitian Widowati (2004)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran aktiva terhadap return on investment. Tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva di dalam koperasi untuk menghasilkan volume penjualan tertentu akan terlihat dari perputaran aktiva koperasi tersebut. Semakin efisien penggunaan keseluruhan

Aktiva maka semakin meningkat perolehan laba yang selanjutnya akan mempengaruhi return on investment-nya. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa penurunan perputaran aktiva menyebabkan penurunan return on investment. Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan alat statistik uji-t diketahui bahwa perputaran aktiva mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

(7)

return on investment. Sementara dari nilai koefisien korelasi diketahui bahwa terdapat hubungan yang searah dan sangat kuat antara perputaran aktiva dengan return on investment.

METODE

Lokasi Waktu dan Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Tebing Tinggi melalui media internet pada juli 2013 hingga Mei 2014.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dokumentasi dan penelitian kepustakaan.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan data laporan keuangan tahunan (annual report) PT. Ultrajaya, Tbk khususnya yang menyangkut dengan data yang berhubungan dengan aktiva tetap dan Profit Margin (Marjin Laba). Sampel pada penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi PT. Ultrajaya, Tbk tahun 2006-2013.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling design yaitu dengan menggunakan purposive sampling dimana tidak semua unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan sample penelitian.

Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Aktiva tetap berpengaruh terhadap Pengembalian Investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013. Ha2 : Marjin laba berpengaruh terhadap

Pengembalian Investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013. Ha3 : Aktiva tetap dan Marjin laba secara

bersama-sama berpengaruh terhadap Pengembalian Investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk Periode 2006-2013.

Metode Analisis Data Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan adalah model regresi berganda yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 Keterangan: Y = Pengembalian Investasi X1 = Aktiva tetap X2 = marjin Laba b 1… b2 = Koefisien regresi α = konstanta e = error term Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh Aktiva tetap dan Marjin Laba terhadap Pengembalian Investasi PT. Ultrajaya, Tbk. Oleh karena itu uji t ini digunakan untuk menguji hipotesis Ha1 dan Ha2. Tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1999):

t Hitung = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖

𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖

1. Bila tabel < hitung dan hitung < t-tabel, variabel bebas (independen) secara individu tak berpengaruh terhadap variabel dependen.

1) Bila thitung > ttabel dan t hitung < t -tabel, variabel bebas (independen) secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji F

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh Aktiva tetap dan Marjin Laba secara simultan. Tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,05 (α = 0,05). Nilai F hitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1999):

F Hitung = R2 / (k −1)

(1 −𝑅2 ) / (𝑁 − 𝑘)

Dimana:

R2 = Koefisien Determinasi K = Banyaknya koefisien regresi N = Banyaknya Observasi

1. Bila F hitung < F tabel, variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Bila F hitung > F tabel, variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinansi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1999):

(8)

R2 = 𝐸𝑆𝑆

𝑇𝑆𝑆

Nilai koefisien determinansi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2008). Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel–variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Regresi Berganda

Tabel 2

Hasil Perhitungan Regresi

Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) -5.880 .009 Aktiva_Tetap 7.22E-012 .148 Marjin_Laba .669 .005

a. Dependent Variable: ROI

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17 Dengan melihat tabel diatas, dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

ROI = -5,880 +0,00000000000722Aktiva Tetap + 0,669 Marjin laba

Persamaan regresi di atas mempunyai makna sebagai berikut:

1. Nilai konstanta sebesar 5,880 bertanda negatif menunjukan nilai prediksi rata-rata return on investment perusahaan apabila aktiva tetap dan margin laba sama dengan nol.

2. Koefisien aktiva tetap sebesar 0,00000000000722 bertanda positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan atau peningkatan aktiva tetap perusahaan sebesar satu triliun rupiah diprediksi akan meningkatkan return on investment perusahaan sebesar 7,22 persen dengan asumsi margin laba perusahaan tidak mengalami perubahan.

3. Koefisien margin laba sebesar 0,669 bertanda menunjukkan bahwa setiap kenaikan atau peningkatan margin laba sebesar 1% diprediksi akan menurunkan

return on investment perusahaan sebesar 0,669% dengan asumsi aktiva tetap tidak berubah.

Dengan demikian hasil analisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang telah dilakukan ini sesuai dengan kerangka pemikiran yang diajukan oleh peneliti.

Uji t

Hasil perhitungan analisis regresi guna menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3 Hasil Uji t Model Standardized Coefficients t Sig. Beta 1 (Constant) -.821 .449 Aktiva_tetap .015 4.110 .009 Margin_laba -.110 2.132 .086 a. Dependent Variable:ROI

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17 Berdasarkan keluaran software SPSS seperti terlihat pada tabel 3 diperoleh nilai thitung variabel aktiva tetap sebesar 4,110 dengan nilai signifikansi sebesar 0,009. Karena nilai thitung (4,110) lebih besar dari ttabel (2,571) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ho1. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk. Arah pengaruh bertanda positif menunjukkan bahwa aktiva tetap yang makin tinggi membuat tingkat pengembalian investasi menjadi meningkat.

Nilai t hitung variabel margin laba sebesar 2,132 dengan nilai signifikansi sebesar 0,086. Karena nilai thitung (2,132) berada diantara negatif ttabel (-2,571) dan positif ttabel (2,571) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ho2 sehingga Ha2 ditolak. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa margin laba tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk.

(9)

a. Pengujian Hipotesis 1

Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa Aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap ROI. Nilai thitung variabel aktiva tetap sebesar 4,110 dengan nilai signifikansi sebesar 0,009. Karena nilai t hitung (4,110) lebih besar dari t-tabel (2,571) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima hipotesis 1. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk. Arah pengaruh bertanda positif menunjukkan bahwa aktiva tetap yang makin tinggi membuat tingkat pengembalian investasi menjadi meningkat. Artinya hipotesis 1 diterima.

b. Pengujian Hipotesis 2

Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa marjin Laba berpengaruh signifikan terhadapi ROI. Nilai thitung variabel margin laba sebesar 2,132 dengan nilai signifikansi sebesar 0,086. Karena nilai thitung (2,132) berada diantara negatif ttabel (-2,571) dan positif ttabel (2,571) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak hipotesis 2. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa margin laba tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk.

Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Hasil perhitungan Uji F ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4 ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .000 2 .000 9.926 .018a Residual .031 5 .001 Total .031 7

a. Predictors: (Constant), Margin_laba, Aktiva_tetapa b. Dependent Variable: ROI

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17

Berdasarkan tabel anova di atas dapat dilihat nilai F hitung dari hasil pengolahan data diperoleh sebesar 9,926 dengan nilai signifikansi sebesar 0,018. Nilai ini menjadi statistik uji yang akan dibandingkan dengan nilai F dari tabel. Dari tabel F pada α = 0.05 dan derajat bebas (2;5) diperoleh nilai Ftabel sebesar 5,786. Karena Fhitung (9,926) lebih besar dari Ftabel (5,786) maka pada tingkat kekeliruan 5% (α=0.05) diputuskan untuk menerima hipotesis 3. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap dan margin laba secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk.

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Hasil perhitungan koefisien determinasi tersebut dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R Square R Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .894a .799 .718 .02619

a. Predictors: (Constant), Margin_laba, Aktiva_Tetap b. Dependent Variable: ROI

Sumber : Hasil pengolahan data mengunakan SPSS 17 Nilai R pada tabel 4.5 menunjukkan kekuatan hubungan kedua variabel independen (aktiva tetap dan margin laba) secara bersama-sama/simultan dengan tingkat pengembalian investasi perusahaan. Jadi pada permasalahan yang sedang diteliti diketahui bahwa secara simultan kedua variabel independen (aktiva tetap dan margin laba) memiliki hubungan yang sangat kuat dengan tingkat pengembalian investasi perusahaan. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berganda (R) sebesar 0,894 berada diantara 0,80 hingga 1,00 yang tergolong dalan kriteria korelasi sangat kuat.

(10)

Sementara nilai R-Square sebesar 0,799 atau 79,9 persen, menunjukkan bahwa kedua variabel independen yang terdiri dari aktiva tetap dan margin laba secara simultan mampu menerangkan perubahan yang terjadi pada tingkat pengembalian investasi sebesar 79,9 persen. Dengan kata lain secara bersama-sama kedua variabel independen (aktiva tetap dan margin laba) memberikan kontribusi/pengaruh sebesar 79,9% terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk. Sisanya pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati adalah sebesar 20,1%, dan merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua variabel independen (aktiva tetap dan margin laba).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan:

1. Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa Aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap ROI. Nilai t hitung variabel aktiva tetap sebesar 4,110 dengan nilai signifikansi sebesar 0,009. Karena nilai thitung (4,110) lebih besar dari t tabel (2,571) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima hipotesis 1. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk. Arah pengaruh bertanda positif menunjukkan bahwa aktiva tetap yang makin tinggi membuat tingkat pengembalian investasi menjadi meningkat. Artinya hipotesis 1 diterima. 2. Hipotesis kedua yang diajukan

menyatakan bahwa marjin laba berpengaruh signifikan terhadapi ROI. Nilai t hitung variabel margin laba sebesar 2,132 dengan nilai signifikansi sebesar 0,086. Karena nilai thitung (2,132) berada diantara negatif ttabel (-2,571) dan positif t tabel (2,571) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak hipotesis 2. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa margin laba tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk.

3. Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa hipotesis 3 yang menyebutkan variabel aktiva tetap dan margin laba secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk. dapat diterima. Hal ini ditunjukkan dari tabel F pada α = 0.05 dan derajat bebas (2;5) diperoleh nilai Ftabel sebesar 5,786. Karena Fhitung (9,926) lebih besar dari Ftabel (5,786) maka pada tingkat kekeliruan 5% (α=0.05) diputuskan untuk menerima hipotesis 3. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap dan margin laba secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi pada PT. Ultrajaya, Tbk.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adaah:

1. Aktiva tetap berfungsi sebagai investasi perusahaan dalam jangka waktu panjang. Dengan demikian diharapkan perusahaan mengalokasikan kelebihan dananya pada aktiva tetap yang nilai penyusutannya rendah, seperti tanah dan bangunan. 2. Untuk meningkatkan margin laba,

perusahaan perlu melakukan efisiensi pada beban penjualan dengan mengurangi biaya iklan. Dengan mengurangi iklan di media elektronik perusahaan bisa menghemat biaya yang selanjutnya bisa dialokasikan untuk biaya pameran. Bagi perusahaan farmasi seperti PT. Ultrajaya, Tbk melakukan pameran lebih efektif dalam melakukan promosi dibanding iklan di media elektronik, karena melalui pameran perusahaan bisa menjelaskan secara detail tentang produk perusahaan.

3. Sama halnya dengan margin laba, untuk meningkatkan Return On Investment, perusahaan perlu melakukan efisiensi biaya. Namun disamping efisiensi biaya, perusahaan juga bisa meningkatkan pendapatan lain-lain berupa penghasilan bunga atau laba atas penjualan investasi. 4. Penelitian selanjutnya juga disarankan

untuk menggunakan rentan waktu yang lebih luas untuk mendapatkan fluktuasi harga saham yang lebih besar.

(11)

5. Dalam pengambilan keputusan investasi terhadap suatu saham, sebaiknya investor mempertimbangkan faktor-faktor internal emiten meliputi keadaan keuangannya dan corporate action emiten yang bersangkutan, serta faktor-faktor eksternal seperti keadaan perekonomian suatu negara secara makro dan aspek psikologis investor di pasar modal.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. BPFE: Yogyakarta.

Effendi, M, I. 2005. Pengaruh Besarnya Investasi Aktiva Tetap Pembangkitan terhadap Return On Investment. http://digilib.fe.unpad.ac.id/digilib/libra ry/informasi/skripsi/372. Diakses tanggal 4 Mei 2011.

Greuning, Hennie Van. 2005. Standar Pelaporan Keuangan Internasional : Pedoman Praktis. Salemba Empat: Jakarta.

Handayani. 2007. Analisis Perputaran Investasi dan Marjin Laba serta Pengaruhnya terhadap Return on Investment (ROI) pada PT. KBPS H.

Haryono Jusuf. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi. STIE YKPN: Yogyakarta.

Husein Umar. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Husnan, S & Pudjiastuti, E. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. UPP AMP YKPN: Yogyakarta.

Indonesia Stock Exchange. 2011. Laporan Keuangan Tahunan. www.idx.co.id. Diakses tanggal 10 April 2011.

Junior, Fernando. 2004. Pengaruh Pengelolaan Aktiva Tetap Terhadap Return On Investment Pada PT. Dwipapuri Asri. Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan.

Liberty: Yogyakarta.

Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia: Bandung.

R, Agus, Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Empat. BPFE: Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Empat. Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada: Yogyakarta.

Sugiyono. 2008. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung.

Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo: Jakarta.

Warrent, Carl, S, Reeve, James, M dan Fess, Philip E. 2005. Pengantar Akuntansi. Buku 1. Edisi 21. Salemba Empat: Jakarta.

Widowati. 2004. Pengaruh Perputaran Aktiva TERHADAP RETURN ON Investment pada KUD Eka Arsa. 1(5), 41-50.

Gambar

Tabel 3  Hasil Uji t  Model  Standardized Coefficients  t  Sig. Beta  1 (Constant)  -.821 .449  Aktiva_tetap  .015 4.110 .009  Margin_laba  -.110 2.132 .086  a
Tabel 4  ANOVA b Model  Sum of  Squares  df  Mean  Square  F  Sig.  1  Regression  .000  2  .000  9.926  .018a  Residual  .031  5  .001  Total  .031  7

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah daun pada umur 5 dan 6 MST berbeda nyata karena tanaman telah memberikan respon pada sistem tanam dan karena keadaan fisik, kimia, dan biologi tanah serta

Dari hasil wawancara dengan informan penelitian interaksi simbolik parkir berlangganan di Kabupeten Sidoarjo, dapat disimpulkan bahwa kardus atau gesture adalah cara yang

Sesuai dengan Metode STORET yang digunakan dalam penelitian ini, maka status kualitas air Sungai Riam Kanan Desa Awang Bangkal Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar

Laporan Tugas Akhir harus telah diterima Program Diploma Komputer paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak selesai diadakan ujian Komprehensif, jika tidak maka kelulusan

Penelitian ini mencoba melihat hubungan antara luas pengungkapan tanggung jawab sosial  perusahaan  kinerja  dengan  keuangan  perusahaan.  Pada  penelitian 

Dalam penelitian ini dirancang arm manipulator dengan 4 derajat kebebasan (DOF) dengan pengendalian Cartesian Space - Trajectory Planning , dengan masukan berupa koordinat

Oleh karena itu, ketika Allah telah menyatakan bahwa orang yang berhukum dengan selain hukum Islam adalah kafir, maka Allah memperingatkan agar kita tidak menolong mereka

Citra dapat diperoleh dari sintilator BC 704 yang disinari pesawat sinar X, dan diperoleh hubungan antara tegangan (kV) pesawat sinar-X dengan nilai luminitas citra yang