• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian (Mubyarto, 1986).

Pertanian merupakan cabang produksi dimana terdapat perubahan bahan-bahan anorganik menjadi bahan-bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan hewan (Tohir, 1952). Menurut (Mosher, 1986) pertanian adalah sebidang tanah dimana seorang petani mengusahakan tanaman, memelihara ternak, atau ikan. Dilihat dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.556.363 orang (BPS Provinsi Bali, 2010) dimana sebesar 42,10% bekerja disektor pertanian. Hal ini menjadikan sektor pertanian yang paling dominan, karena sebagian besar penduduknya bekerja dibidang pertanian.

Sub sektor pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Perananannya antara lain menyumbang pembentukan PDB, penyediaan sumber devisa melalui ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan perbaikan pendapatan masyarakat (Pangabean, 2008).

Sub sektor pertanian terdiri dari beberapa subsektor yaitu subsektor pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan serta jasa pertanian. Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor yang memiliki potensi yang

(2)

sangat besar untuk dikembangkan sebagai upaya penumbuhan perekonomian daerah maupun nasional.

Tanaman holtikultura meliputi tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan, dimana hasil dari tanaman ini kebanyakan tidak tahan lama namun dibutuhkan setiap hari dalam keadaan segar (Satiadiredja, 1978). Buah-buahan merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang lebih bersifat menahun, dan lebih dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral.

Jeruk siam merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki prospek pengembangan yang baik untuk diusahakan. Buah jeruk selalu tersedia sepanjang tahun, karena tanaman jeruk tidak mengenal musim berbunga yang khusus. Tanaman jeruk dapat ditanam dimana saja, baik di dataran tinggi yang berkisar 1.000 s.d 1.400 m di atas permukaan laut maupun dataran rendah yang berkisar 500 s.d 800 m di atas permukaan laut (Aak, 1994).

Propinsi Bali, memiliki tanah yang sangat potensial untuk pengusahaan berbagai jenis holtikultura. Produksinya untuk memenuhi kebutuhan pangan petani khususnya, dan penduduk Propinsi Bali umumnya, sehingga sudah tiba saatnya untuk melakukan diversifikasi tanaman pangan. Melalui diversifikasi tanaman pertanian, resiko dalam usahatani bisa ditekan, secara langsung dan tidak langsung dapat meningkatkan mutu gizi pangan penduduk yang ada di pedesaan (Darmika, 1989).

Luas tanaman jeruk siam di Provinsi Bali berdasarkan data yang diperoleh oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dari tahun 2010 s.d 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

(3)

Tabel 1.1

Luas Tanaman Jeruk Siam di Provinsi Bali Pada Tahun 2010 s.d 2014

Tahun Luas tanam (Ha)

2010 9.920 2011 14.228 2012 13.570 2013 13.592 2014 15.633 Total 66.943

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali

Dapat dilihat dari Tabel 1.1 bahwa setiap tahun luas tanaman jeruk siam berubah-ubah. Dijelaskan bahwa luas terendah tanaman jeruk siam di Provinsi Bali yaitu pada tahun 2010 sebesar 9.920 Ha dan terluas luas tertinggi pada tahun 2014 sebesar 15.633 Ha.

Semakin banyaknya petani yang membudidayakan jeruk siam, menyebabkan harga jeruk siam setiap tahunnya tidak menentu. Rekapitulasi harga jeruk siam di Bali di mulai dari bulan Januari s.d Desember dapat dilihat pada Tabel 1.2.

(4)

Tabel 1.2

Rekapitulasi Harga Jeruk Siam di Bali Pada Bulan Januari sampai Desember Tahun 2013

Bulan Jenis Jeruk Siam Grade AA (Rp)

Jenis Jeruk Siam Grade AB (Rp) Januari 11.071,43 8.809,52 Februari 11.250,00 10.000,00 Maret 13.190,48 11.238,10 April 14.095,24 11.904,76 Mei 12.645,83 10.395,83 Juni 8.875,00 7.400,00 Juli 8.021,74 6.934,78 Agustus 9.300,00 7.500,00 September 11.775,00 9.505,00 Oktober 17.078,95 14.052,63 November 17.380,95 14.000,00 Desember 13.476,19 11.666,67 Jumlah 148.160,81 123.407,30 Rata-rata 12.346,73 10.283,94

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali

Tabel 1.2 menujukkan bahwa bulan Januari s.d Desember harga jeruk siam di Bali tidak menentu. Harga pada bulan Oktober untuk jenis AA berkisar Rp 17.078,95 mengalami peningkatan yang sangat drastis dibandingkan bulan lainnya. Untuk jenis AB harga jeruk siam pada bulan Oktober mengalami peningkatan sebesar Rp 14.052,63.

Produksi jeruk siam di Provinsi Bali dapat di lihat pada Tabel 1.3. Berdasarkan data yang diperoleh pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali merupakan sentra produksi jeruk siam yang di hasilkan di Bali.

(5)

Tabel 1.3

Produksi Jeruk Siam di Bali Pada Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Produksi Tahun 2009 (ton) Produksi Tahun 2010 (ton) Produksi Tahun 2011 (ton) Produksi Tahun 2012 (ton) Produksi Tahun 2013 (ton) Total (ton) Jembrana 540 4.628 256 2.884 1.993 15.161 Badung 52.383 162,76 25.154 45.715 14.139 308.531 Gianyar 16.397 117,24 51.205 111,17 150,74 446.757 Klungkung 781 726 646 634 921 3.708 Bangli 1.465,02 668.268 898.502 1.096.55 1.190,29 5.318,64 Karangasem 1.735 1.781 131 2.247 1.676 8.749 Buleleng 72.634 11.245 10.241 32.925 40.854 167.899 Denpasar 0 0 0 0 0 0 Tabanan 531 2.025 110 513 5.196 8.375

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali

Kabupaten Gianyar merupakan salah satu pengembangan tanaman jeruk siam potensial di Bali. Hal ini disebabkan oleh keadaan lingkungan (tanah, iklim, ketinggian tempat, suhu) di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar sangat cocok untuk tanaman jeruk siam, dikarenakan sebagian besar masyarakat di Desa Pupuan berprofesi sebagai petani seperti berusahatani jeruk siam. Pada Tabel 1.3 menunjukkan dimana produksi jeruk siam di Gianyar pada tahun 2012, dapat dilihat produksi jeruk siam mengalami peningkatan sebesar 111.175 ton. Hal ini dapat dilihat pada data produksi jeruk siam yang dijelaskan secara rinci pada Tabel 1.3.

Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar merupakan suatu desa agraris dan sedang berkembang sehingga mata pencaharian penduduk sangat

(6)

tanaman jeruk sebagai usahatani. Produksinya dalam bentuk segar sudah banyak di pasar-pasar yang berada di dalam desa ini.

Pengembangan usahatani jeruk siam di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar yang dimulai pada tahun 1996, didasarkan atas pertimbangan bahwa buah jeruk siam termasuk kelompok buah yang memiliki nilai ekonomis yang penting, sebab disamping bergizi tinggi, terutama vitamin C, budidaya buah jeruk siam dapat meningkatkan pendapatan petani.

Budidaya tanaman jeruk di Desa Pupuan dilakukan mulai tahun 1996, pemasaran yang dilakukan yaitu pemasaran langsung ke konsumen, terkadang melalui tengkulak apabila petani tersebut tidak memiliki transportasi untuk memasarkannya. Biasanya konsumen datang langsung ke petani jeruk untuk membeli jeruk siam yang masih segar. Banyaknya konsumen yang datang langsung ke petani jeruk untuk mendapatkan jeruk yang masih segar, dapat diketahui bahwa minat konsumen terhadap buah jeruk ini cukup tinggi, sehingga peluang untuk memperluas lahan jeruk siam ini cukup baik.

Melihat kejadian seperti diuraikan di atas, maka menarik untuk dikaji apakah pengusahaan jeruk siam di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar tersebut secara ekonomi menguntungkan atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

(7)

1. Bagaimana prospek pengembangan usahatani jeruk siam di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar yang dilihat dari pendapatan usahatani?

2. Berapa besar nilai R/C Ratio usahatani jeruk siam di Desa Pupuan Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar?

3. Apa saja kendala yang di hadapi petani di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar dalam usahatani jeruk siam?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui hal-hal berikut.

1. Prospek pengembangan usahatani jeruk siam di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar apakah menguntungkan petani yang dilihat dari pendapatan usahatani.

2. Nilai R/C Ratio dari usahatani jeruk siam di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.

3. Kendala yang di hadapi petani di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar dalam usahatani jeruk siam.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian dapat berguna bagi pihak-pihak berikut. 1. Mahasiswa, karena penelitian ini merupakan kesempatan yang baik untuk

(8)

2. Petani, agar lebih mengembangkan jeruk siam setelah mengetahui bagaimana prospek pengembangan jeruk siam yang memiliki nilai ekonomis yang penting.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini mengenai prospek pengembangan jeruk siam ditinjau dari aspek usahatani dan aspek pasar di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, serta kendala yang dihadapi dalam pengembangan jeruk siam. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara melakukan usahatani jeruk siam serta mengetahui pendapatan usahatani jeruk siam, dan mengetahui kendala-kendala apa saja yang di hadapi petani dalam proses produksi jeruk siam di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Pada penelitian ini menggunakan analisis pendapatan untuk melihat pendapatan dan nilai R/C Ratio petani jeruk siam serta analisis deskriptif mengenai kendala-kendala dalam faktor internal dan faktor eksternal yang dihadapi petani jeruk siam di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Data yang diambil dalam penelitian ini data produksi jeruk siam selama satu tahun terakhir yaitu pada tahun 2014.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian yang dilakukan oleh Ristiawan dan Farida (2015) dengan judul Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki Satria FU

Berdasarkan paparan teori di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar matematika adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti proses

Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada bab sebelumnya, beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Pola asuh orang tua memiliki pengaruh terhadap

Multimedia Solusi Prima Tidak Lulus Form isian kualifikasi LPSE untuk tenaga ahli.. tidak lengkap dan

11 SILABUS MANAJEMEN PENDIDIKAN 12 BAHAN AJAR MANAJEMEN PENDIDIKAN 21 SILABUS MANAJEMEN PELATIHAN 22 BAHAN AJAR MANAJEMEN PELATIHAN 31 SILABUS MANAJEMEN PERPUSTAKAAN 32 BAHAN

Area Cukup Ruang? Alokasi Penyimpanan Barang Usulan Selesai Slot Terdekat Spesifikasi Gudang Spesifikasi & Karakteristik Barang Data SKU Data I/O Barang Kapasitas Maksimum

Hasil output AMOS 4.01 diperoleh nilai-nilai koefisien jalur pengaruh langsung budaya organisasi ke kepuasan kerja (0,748) lebih besar dibandingkan dengan melalui kinerja