• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kegiatan Meeting, Insentive, Cooperativ dan Exhibition (MICE).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. ataupun kegiatan Meeting, Insentive, Cooperativ dan Exhibition (MICE)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

16 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini perkembangan kepariwisataan Indonesia mulai

berkembang dengan pesat, hal ini didasari atas permintaan dari kebutuhan

manusia yang bermacam macam, antara lain seperti kebutuhan akan wisata

ataupun kegiatan Meeting, Insentive, Cooperativ dan Exhibition (MICE).

Tentunya dengan adanya aktivitas seperti tersebut akan berdampak positif

bagi lingkungan industri di sekitarnya atau yang biasa kita sebut dengan

multiplier effect. Menurut Glasson ( 1990 ) multiplier effect adalah suatu kegiatan yang dapat memicu timbulnya kegiatan lain. Berdasarkan teori ini

dapat dijelaskan bahwa industri pariwisata akan menggerakan industri

yang lainnya. Komponen utama industri pariwisata adalah daya tarik

wisata berupa destinasi dan atraksi wisata, perhotelan, restoran, dan

transportasi lokal. Sementara komponen pendukungnya adalah indutri –

industri dalam bidang transportasi, makanan dan minuman, perbankan,

atau bahkan manufaktur. Semuanya dapat dipacu dari industri pariwisata.

Menurut Harry G. Clement dalam Yoeti (2008;249):

setelah wisatawan datang pada suatu negara atau destinasi, mereka pasti akan membelanjakan uang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya selama mereka tinggal di negara atau destinasi tersebut. Uang yang dibelanjakan wisatawan itu, setelah dibelanjakan tidak pernah berhenti beredar, akan tetapi berpindah dari satu tangan ke tangan orang lain atau dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Setelah melalui beberapa kali transaksi dalam periode satu tahun, baru akan berhenti dari peredarannya

(2)

17 bila uang itu tidak lagi memberi pengaruh terhadap perekonomian negara atau destinasi yang dikunjungi.

Kegiatan wisata MICE itu sendiri berhubungan dengan industri

perhotelan, dengan kata lain hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen

ketika dia sedang melakukan kegiatan berwisata ataupun kegiatan seperti

MICE yang mengharapkan adanya pelayanan akomodasi senyaman

mungkin seperti mereka tinggal di dalam rumahnya. Dengan kata lain, hal

ini dapat dikatakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia seperti apa

yang mereka harapkan. Dewasa ini selain hotel digunakan sebagai tempat

menginap, hotel juga meyediakan fasilitas yang begitu lengkap untuk

melayani orang-orang sesuai dengan kebutuhannya, seperi pelayanan

kamar paling baik, ruang-ruang pertemuan yang esklusif, bar, pelayanan

spa, bahkan hotel dijadikan sebagai sarana hiburan untuk kalangan

tertentu.

Industri perhotelan dapat dibagi ke dalam 2 segmen, yakni

commercial dan leisure. Keduanya biasa disebut dengan resort hotel dan commercial hotel. Dalam segmen commercial itu sendiri digunakan untuk

tujuan bisnis sedangkan resort hotel digunakan untuk kegiatan perjalanan

wisata yang tujuannya bersenang senang. Namun, sekarang ini banyak

hotel-hotel berbintang yang telah menggabungkan dari kedua segmen

tersebut menjadi 1 hotel dengan segmen berbeda sesuai dengan kebutuhan

masing-masing dari seorang konsumen.

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah dengan persentase

(3)

18 banyak investor baik lokal bahkan asing untuk mendirikan hotel, baik

hotel kelas melati atau hotel berbintang. Dilansir dari Badan Pusat Statistik

Yogyakarta, jumlah akomodasi, kamar dan tempat tidur hotel menurut

kabupaten/kota di Provinsi D.I Yogyakarta tiap tahun selalu terdapat

peningkatan, menurut data yang diambil dari website Badan Pusat Statistik

di tahun 2001-2010 terdapat 36 hotel berbintang dengan jumlah kamar

3.631 yang meningkat dari setiap tahunnya. Semakin banyak hotel yang

didirikan di Yogyakarta membuat persaingan antara hotel satu dengan

hotel yang lain semakin meningkat. Hal tersebut terlihat dari cara

penjualan paket produk hotel yang dikemas secara menarik melalui

spanduk, website, brosur, atau bahkan dengan melakukan penjualan secara

langsung untuk menarik calon konsumen. Adanya result penjualan yang

bagus dengan dilihat dari banyaknya tingkat hunian atau occupancy dari

jumlah kamar ataupun meeting room yang terjual, dapat menunjukan

seberapa sering hotel tersebut dikunjungi, dan akan berdampak pada

eksistensi keberadaan hotel tersebut. Berhasilnya penjualan suatu produk

dalam hotel itu sendiri tentu didukung oleh semua tenaga kerja yang

secara langsung ataupun tidak langsung menangani hotel tersebut. Dalam

sebuah hotel terdapat satu departemen yang menjadi ujung tombak

peningkatan tingkat hunian atau ramainya suatu hotel yakni, departemen

Sales Marketing yang menangani penjualan dan pemasaran produk yang

disediakan oleh suatu hotel. Dari beberapa hotel di Daerah Istimewa

(4)

19 eksistensi yang bagus dalam jumlah occupancy. Grand Aston Yogyakarta

merupakan hotel modern berbintang 5 yang berlokasi tepat di tengah pusat

kota dan tidak jauh dari pusat vital lainnya seperti bandar udara, stasiun

kereta api, obyek wisata unggulan seperti malioboro, keraton Yogyakarta,

dan lain sebagainya. Sehingga tidak mengherankan apabila hotel ini

menjadi salah satu hotel berbintang 5 yang diminati oleh pengunjung hotel

baik itu untuk kegiatan bersenang-senang, acara meeting, dan lain

sebagainya. Hotel Grand Aston sendiri juga memiliki bagian tim sales

marketing yang begitu mumpuni dalam penjualan kamar serta meeting

package untuk meningkatkan jumlah occupancy. Sehingga Hal inilah yang mendasari penulis untuk mengetahui dan melakukan penelitian

bagaimana peran tim sales marketing pada hotel Grand Aston Yogyakarta

melakukan proses penjualan kamar dan meeting package.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Produk apa sajakah yang dijual oleh Hotel Grand Aston Yogyakarta

khususnya pada bagian tim sales marketing ?

2. Bagian apa yang secara langsung menjual kamar dan meeting package

serta melakukan pemasaran di Hotel Grand Aston Yogyakarta?

3. Bagaimanakah proses penjualan yang dilakukan sales team dan apa

(5)

20 4. Apa saja Kendala yang dihadapi tim sales marketing dalam penjualan

dan pemasaran produk kamar dan meeting package pada hotel Grand

Aston Yogyakarta dan bagaimana mengatasi kendala tersebut ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk Mengetahui produk yang dijual oleh tim sales marketing pada

Hotel Grand Aston Yogyakarta

2. Mengetahui bagian-bagian yang secara langsung menangani penjualan

dan pemasaran kamar dan meeting package pada Hotel Grand Aston

Yogyakarta

3. Mengetahui tahapan dan proses penjualan yang dilakukan oleh tim

sales marketing hotel.

4. Mengetahui kendala serta cara mengatasi kendala yang dihadapi oleh

departement sales marketing dalam penjualan dan pemasaran produk

kamar dan meeting package

D. MANFAAT PENELITIAN a. Manfaat teoritis

1. Sebagai pembelajaran bagi penulis untuk mengetahui sistem

pemasaran dan penjualan pada hotel berbintang

2. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis untuk menghadapi situasi

(6)

21 b. Manfaat praktis

Sebagai bahan untuk evaluasi efektifitas kinerja tim sales

marketing pada hotel Grand Aston Yogyakarta

E. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam laporan ini penulis menggunakan tinjauan pustaka dari Tugas

Akhir yang berhubungan dengan tema penulisan laporan. Referensi yang

berhubungan pada pembahasan penelitian ini lebih mengarah mengenai

kegiatan pemasaran dan tugas departemen sales marketing. Adapun bahan

tinjauan Penelitian terdahulu yang sudah dilakukan berkaitan dengan judul di

antaranya sebagai berikut :

Pertama, Vincentia Ayu (2012) dalam penelitian tugas akhir yang berjudul

"Penjualan Meeting Package di Hotel Melia Purosani Yogyakarta” yang

memaparkan mengenai pembahasan meeting package yang dijual pada hotel

tersebut dan bagaimana tim sales mendapatkan pelanggan untuk membeli

produk tersebut.

Kedua, Furri Wulandari (2007) dalam penelitian tugas akhir yang berjudul “Sales Call Sebagai Kota Kegiatan Marketing Public Relation Hotel Puri Katulistiwa” bahwa kegiatan Sales Call yang dilakukan oleh sales Hotel Puri

Khatulistiwa merupakan kegiatan Marketing Public Relations Hotel Puri

Khatulistiwa yang tujuannya untuk memperkenalkan produk atau fasilitas

yang ada dalam suatu hotel sekaligus meyakinkan tentang manfaat, fasilitas

(7)

22 atau melalui telepon. Hal ini dimaksudkan agar terjalinnya kerja sama yang

baik antara Hotel Puri Khatulistiwa dengan perusahaan atau klien dan

terciptanya hubungan baik antara perusahaan dengan Hotel Puri Khatulistiwa.

Ketiga, Eka Susanti (2011) dalam penelitian tugas akhir yang berjudul “Peranan Sales Untuk Marketing Departemen Di Hotel Garden Palace Surabaya” menjelaskan mengenai peranan yang dilakukan oleh sales dan

pekerjaan yang dilakukan oleh seorang sales untuk marketing yang berupa

telemarketing, pelayanan kepada pelanggan yang sangat penting dan sangat

berpengaruh dengan tingkat hunian hotel dan hunian kamar serta produk lain

seperti makanan & minuman yang diproduksi di Garden Palace Hotel

Surabaya

Selain referensi diatas, penulis juga menggunakan sumber lain yaitu dari

buku referensi, website, dan penelitian secara langsung.

Tugas akhir yang berkaitan dengan judul “Peran Sales Marketing

Department Dalam Penjualan Kamar dan Meeting Package“ belum pernah ditulis dalam tugas akhir siapapun.

F. LANDASAN TEORI

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Hotel

Kata hotel berasal dari bahasa Perancis yaitu hostel artinya “tempat penampungan untuk pendatang” atau “bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum”. Oleh sebab itu, keberadaan hostel untuk

(8)

23 menyediakan kebutuhan masyarakat sebagai tempat tinggal sementara.

Hostel inilah sebagai cikal bakal hotel sekarang ini.

Pengertian hotel berdasarkan Keputusan Menteri Parpostel no KM 94/HK103/MPPT 1987 adalah sebagai berikut : “Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh

bangunannya untuk menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan

dan minum serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara

komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan di

dalam keputusan pemerintah”.

Dari pengertian diatas, maka hotel juga dapat didefinisikan seperti di

bawah ini:

a. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau

keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia

makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum

yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no

Km 94/HK103/MPPT1987)

b. Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan

pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta

akomodasi dengan syarat pembayaran (Lawson,1976:27)

c. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan

fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas

(9)

24 1) Jasa Penginapan

2) Pelayanan makanan dan minuman

3) Pelayanan barang bawaan

4) Pencucian pakaian

5) Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di

dalamnya.(Endar Sugiarto,1996:8)

Di Indonesia, hotel selalu dikonotasikan sebagai bangunan untuk

penginapan yang mahal. Secara umum, hotel operasional memiliki

beberapa divisi atau department. Semua department tersebut saling

mendukung dan tidak dapat berdiri sendiri dalam operasinya dan

mempunyai tujuan yang sama yaitu bagaimana membuat tamu merasa

puas dan nyaman ketika mereka menggunakan hotel tersebut. Tiap

department dipimpin oleh seorang manager dan manager tersebut

bertanggung jawab kepada General Manager sebagai pimpinan

tertinggi dalam suatu organisasi hotel.

Departemen yang ada di hotel dapat dikelompokkan sebagai

berikut :

a. Housekeeping

b. Front Office

c. HRD

d. Sales & Marketing

(10)

25 f. Food and Beverage Product

g. Security

h. Accounting

i. Public Relation

j. IT

2. Definisi Penjualan dan Tujuan Penjualan

Penjualan adalah sebuah usaha atau langkah konkrit yang

dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang

ataupun jasa, dari produsen kepada konsumen sebagai sasarannya.

Tujuan utama penjualan yaitu mendatangkan keuntungan atau laba

dari produk ataupun barang yang dihasilkan produsennya dengan

pengelolaan yang baik. Dalam pelaksanaannya, penjualan sendiri tak

akan dapat dilakukan tanpa adanya pelaku yang bekerja didalamnya

seperti agen, pedagang dan tenaga pemasaran. Menurut Marwan

(1991:54) yang dikutip oleh Ridwan Isdayat dalam blognya, penjualan

adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan

rencana-rencana stratgis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan

keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan

laba. ( http//:ridwaniskandar.files.wordpress.com )

Basu swastha mengatakan bahwa penjualan adalah ilmu dan seni

mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak

(11)

26 Pada umumnya perusahaan mempunyai tiga tujuan umum dalam

penjualan seperti yang dirumuskan oleh Basu adalah sebagai berikut:

a. Berusaha mencapai volume penjualan tertentu

b. Berusaha mendapatkan laba

c. Menunjang pertumbuhan perusahaan

Usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut, tidak sepenuhnya

hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan atau para ahli penjualan,

dalam hal ini perlu adanya kerjasama didalam perusahaan.

3. Eletronic Commerce (E-Commerce)

Dikutip dari tulisan Eko Hidayanto pada situs blognya,

e-commerce atau biasa disebut perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran,pembelian,penjualan,pemasaran barang dan jasa melalui

system elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan

komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik,

pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis dan

sistem pengumpulan data otomatis. E-Commerce merupakan suatu set

dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan

perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan

perdagangan barang,pelayanan dan informasi yang dilakukan secara

elektronik.(http://hidayanto.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/08/20/pengertia

(12)

27 4. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi,

dan pengendalian program-program yang dirancang untuk menciptakan,

membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan

pembeli sasaran, untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen

pemasaran meliputi mengatur permintaan, yang selanjutnya mencakup

mengatur hubungan dengan pelanggan. (Kotler,1997,p9).

Manajemen pemasaran sekarang ini tidak hanya bertujuan untuk

mendapatkan pelanggan yang cukup untuk menghabiskan output

perusahaan, akan tetapi juga mengubah tingkat permintaan. Hal inilah

yang kita sebut dengan manajemen permintaan, tujuannya adalah

mengatur pelanggan. Permintaan sebuah perusahaan didapatkan dari

pelangggan baru dan pelanggan yang membeli lagi.

Manajemen pemasaran sekarang selain merancang strategi untuk

menarik pelanggan baru dan melakukan transaksi dengan mereka, juga

berusaha sebaik-baiknya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah

ada dengan membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan,

tujuannya adalah untuk membangun tingkat kesetian pelanggan.

Ada enam konsep pemasaran yang mendasari cara organisasi

(13)

28 a. Konsep berwawasan produksi

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk

yang mudah didapat dan murah harganya.

b. Konsep berwawasan produk

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk

yang menawarkan mutu,kinerja,dan hal hal inovatif yang

lainnya.

c. Konsep berwawasan penjualan

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen enggan untuk

membeli dan harus didorong supaya membeli, terkecuali

perusahaan menjalankan suatu usaha promosi dan penjualan

yang efektif untuk merangsang pembelian.

d. Konsep berwawasan pemasaran

Konsep ini berpendapat bahwa kunci utama ntuk mencapai

tujuan perusahaan terdiri dari penentuan kebutuhan dan

keinginan pasar sasaran serta memberi kepuasan secara lebih

efisien dan efektif daripada yang diberikan oleh pesaing.

5. Transaksi

Transaksi terjadi bila suatu produk sudah terjual atau transaksi

sudah selesai, maka baik penjual (seller), maupun pemakai (customer),

dan manfaat produk (product benefit) sudah termasuk dalam transaksi

(14)

29 yang terlibat dalam transaksi, baik secara langsung atau tidak

langsung. Sehingga dari suatu transaksi banyak manfaat dan

keuntungan diperoleh, baik bagi hotel sendiri, karyawan, maupun

pihak-pihak lain yang ikut berbisnis dalam hotel tersebut. Marilah kita

lihat, siapa saja yang terlibat dalam suatu transaksi, seperti contoh pada

suatu hotel di bawah ini :

a. Seorang Front Office dan Reservation Service, yang ikut menjamin

pemesanan kamar dengan menggunakan kartu kredit (credit card)

b. Seorang waitres pergi ke suatu Newstand untuk membeli selembar

Koran untuk tamunya di coffe shop. Waktu tamu selesai makan dan

minum, sebelum meninggalkan coffe shop tamu itu memberi tip

kepada waitres beberapa dolar.

c. Seorang tamu yang pulang dengan mobil, memberi tukang parkir

tip seadanya. (Foster 1997,p20-21)

Bila pertukarn adalah konsep inti pemasaran, transaksi

merupakan unit pengukuran pemasaran, transaksi terdiri dari

perdagangan nilai-nilai antara dua pihak. Dalam sebuah transaksi ,

kita harus mampu mengatakan bahwa satu pihak memberikan x

kepada pihak lain dan mendapatkan y sebagai gantinya. Misalnya,

anda membayar Rp.500.000 untuk sebuah televisi. Inilah transaksi

moneter klasik. Namun tidak semua transaksi menggunakan uang.

Dalam transaksi barter, anda bisa menjuallemari es lama untuk

(15)

30 setidaknya melibatkan dua benda yang bernilai. Syarat-syarat yang

disepakati, waktu berlakunya perjanjian, dan tempat perjanjian.

(Kotler 1997,p7)

G. METODE PENELITIAN

1. Waktu & Tempat Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama 3 bulan terhitung dari

tanggal 22 Januari 2013 s/d 22 Appril 2013 di Hotel Grand Aston

Yogyakarta.

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan :

Senin – Jumat : 09:00 – 17:00

Sabtu : 09:00 – 15:00

2. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh selama penulis

melakukan observasi langsung ketika menjalani praktek kerja lapangan

dan menggunakan wawancara yang bersumber dari pihak sales

marketing hotel dan juga wawancara terhadap konsumen melalui

telemarketing

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku, brosur,

(16)

31 3. Metode Pengambilan Data

a. Observasi dan Penelitian Lapangan

Observasi dan penelitian lapangan dilaksanakan selama penulis

menjalani masa training di hotel Grand Aston Yogyakarta sehubungan

dengan Praktek Kerja Lapangan.

b. Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan pihak yang terkait

langsung dengan bidang penjualan kamar atau meeting package

melalui sales atau bahkan reservasi penjualan kamar jika data yang

diperoleh kurang lengkap

c. Studi Pustaka

Studi pustaka digunakan sebagai bahan acuan dalam

mencari data sekunder yang berhubungan dengan penelitian.

4. Analisis Data

Analisis data yang penulis gunakan yaitu deskriptif kualitatif

yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap cara kerja staf

sales marketing Hotel Grand Aston Yogyakarta dalam melakukan

semua proses penjualan kamar dan meeting package. Sehingga dengan

adanya pengamatan langsung, peneliti dapat menganalisis mengenai

(17)

32 untuk mengambil kesimpulan atau jawaban atas permasalahan yang

ada dalam departmen sales marketing.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini terdiri atas 4 bab yang

akan dijabarkan sebagai berikut :

Bab I

Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode

penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II

Gambaran mengenai Hotel Grand Aston Yogyakarta, struktur organisasi,

dan bagian yang secara langsung menangani penjualan dan pemasaran di

Hotel Grand Aston Yogyakarta.

Bab III

Pembahasan dan menjawab rumusan masalah mengenai peran sales

marketing dalam proses tahapan penjualan kamar dan meeting package,

bagian departemen sales marketing serta kendala dan cara mengatasi

(18)

33 Bab IV

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) dan Indeks Keseragaman (E) setiap Stasiun Penelitian di Padang Lamun Perairan Balangdatu Pulau Tanakeke

Pelaksanaan Pelatihan Sumber Daya Guru Di Mts Zia Salsabila Bandar Setia Temuan pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan pelatihan sumber daya manusia di MTs Zia Salsabila

Secara lebih khusus pengembangan kawasan peternakan akan mengacu pada Secara lebih khusus pengembangan kawasan peternakan akan mengacu pada Kawasan Agribisnis Berbasis

Melafalkan, surat al-Fatihah, an- Nas, al-Falaq, al-Ihlas, dan surat al-Lahab secara benar dan fasih2. Menghafalkan, surat al-Fatihah, an- Nas, al-Falaq, al-Ihlas, dan surat

Berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kuit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli disebut sebagai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model bisnis apa yang digunakan oleh PT Finnet Indonesia kedepannya agar PT Finnet Indonesia dapat menjadi Market Leader

PUSAT-PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BARU INI BAKAL MEMBUKA PELUANG SELUAS-LUASNYA UNTUK ANAK-ANAK KITA MELANJUTKAN PELAJARAN KE PERINGKAT YANG LEBIH TINGGI, SERTA MENYEDIAKAN

Metode fast track adalah metode percepatan dalam pembangunan dengan melakukan pelaksanaan aktivitas- aktivitas secara parallel/tumpang tindih pada penjadwalan proyek agar