BAB 4
METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik yang terdiri dari 2 tahap pelaksanaan.
4.1.1 Tahap 1
Tahap pertama penelitian ini adalah penelitian eksplanatori yang bertujuan mengeksplorasi causa effect, sedangkan eksplanasi disini bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel laten (Kusnendi, 2008). Pada tahap ini melakukan simulasi model pengembangan Ponkesdes dengan mensimulasikan variabel yang telah disusun kepada perawat secara langsung sesuai penetapan perawat yang terpilih. Untuk mengukur stabilitas dari estimasi model yang telah disusun, maka simulasi yang dilakukan adalah dengan cara uji menggunakan t-statistik yang diperoleh melalui prosedur bootstraping.. Kemudian dilanjutkan
Focus Group Discussion (FGD) dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,
Kepala Desa, Ketua PPNI, Kepala Puskesmas, Pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten, dan Ketua STIKES sebagai perwakilan Instansi Pendidikan Kesehatan. Hasil FGD data akan dianalisis dari tinjauan isu-isu strategis dan konsep solusinya melalui uji pakar sampai menghasilkan model awal. Data hubungan kausalitas variabel observasi dengan variabel laten dari model awal akan dianalisis dengan bantuan software Struktural Equation Model (SEM) dengan metode alternatif Smart Partial Least Square versi 2.0 (Smart PLS 2.0)
4.1.2 Tahap 2
Tahap kedua dalam penelitian ini yaitu penyusunan modul community
nursing ceneter.
4.2 Populasi, Sampel dan Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat ponkesdes di Kabupaten Tuban sebanyak 20 perawat.
4.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagaian dari populasi yang dipilih berdasarkan frame sampel yang sesuai dengan kriteria:
1. Inklusi
1) Perawat Ponkesdes di Kabupaten Tuban.
2) Perawat Ponkesdes yang mendapatkan SK Gubernur Jawa Timur. 3) Perawat Ponkesdes yang masih menjalani kontrak dengan
pemerintah. 4.2.3 Sampling
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability
sampling yaitu sampling jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Kemudian perawat Ponkesdes diberikan informed consent dengan menandatangani lembar persetujuan sebagai subyek penelitian untuk dilakukan wawancara, pengisian kuesioner, diskusi, observasi dan intervensi. Maksud diberikannya informed
consent adalah memberikan penjelasan berupa tujuan, manfaat dan faktor risiko
4.3 Variabel Penelitian
Tabel 4.1 Variabel Penelitian
Variabel Indikator X1 Keterlibatan X1.1 Masyarakat X1.2 Instansi Pendidikan X1.3 Caring Perawat X1.4 Pelayanan Kesehatan X1.5 Organisasi Profesi X2 Perilaku spesifik kognisi
dan afeksi Perawat X2.1 X2.2 Manfaat dari tindakan yang dirasakan Hambatan dalam bertindak X2.3 Self Efficavy
X2.4 Aktivitas terkait X2.5 Pengaruh Interpersonal X2.6 Pengaruh Situasional X3 Faktor Perilaku Kinerja X3.1 Struktur
X3.2 Pembiayaan X3.3 Perincian tugas
Y1 Komitmen Y1.1 Penerimaan terhadap tujuan organisasi Y1.2 Keinginan untuk bekerja keras
Y1.3 Hasrat untuk berhadap Y2 Community nursing
center (Tugas Perawat Poskesdes)
Y2.1 Kesehatan lingkungan Y2.2 Kesehatan gizi Y2.3 Pencegahan penyakit Y2.4 Promosi kesehatan Y2.5 Pengobatan sederhana 4.4 Definisi Operasional
Tabel 4.2 Definisi operasional Pengembangan Ponkesdes menjadi Community
Nursing Center berbasis Health Promotion Model, Nursing Center
dan Perilaku Kinerja Perawat Ponkesdes di Kabupaten Tuban Jawa Timur
Variabel Sub
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala
Keterlibatan masyarakat Peran serta
masyarakat dalam pelaksanaan tugas perawat di ponkesdes
Kuesioner Interval
Instansi
pendidikan Peran serta institusi pendidikan dalam pelaksanaan
ponkesdes
Variabel Sub
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala Caring
perawat Cara perawat dalam memanfaatkan waktunya
menggunakan tenaga dalam melakukan pekerjaanya,
penyusunan prioritas pilihan terhadap cara menjalin hubungan dengan orang lain, klien dan sesama perawat.
Kuesioner Interval
pelayanan
kesehatan Peran serta fasilitas pelayanan kesehatan yang menunjang sebagai, Koordinasi, Rujukan, Pelaporan
Kuesioner Interval
Organisasi
profesi Peran serta organisasi profesi dalam pelaksanaan ponkesdes, memberikan dukungan kepada perawat ponkesdes, ajang komunikasi antar perawat ponkesdes, advokasi Kuesioner Interval Perilaku spesifik kognisi dan afeksi Perawat Pengaruh
interpersonal Kesadaran mengenai perilaku, kepercayaan, sikap pada orang lain
Kuesioner
Interval
Pengaruh
situasional Persepsi dan kesadaran terhadap keadaan yang dapat memudahkan atau menghalangi suatu perilaku, persepsi terhadap pilihan yang ada, karakteristik
Variabel Sub
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala
permintaan, ciri-ciri estetik dari suatu lingkungan.
Self-efficacy kemampuan seseorang untuk
mengorganisasi dan melaksanakan
tindakan secara nyata
Kuesioner Interval
Aktivitas
terkait Aktivitas yang memiliki hubungan dengan tugas perawat Ponkesdes
Kuesioner
Interval Manfaat yang
dirasakan Kesempatan untuk mengembangkan diri selama menjadi perawat di Ponkesdes Kuesioner Interval Hambatan dalam bertindak yang dirasakan Kendala selama melaksanakan tugas sebagai perawat ponkesdes Kuesioner Faktor perilaku dan kinerja perawat
Struktur Rangkaian bentuk yang tertulis secara berurutan
Kuesioner Interval Pembiyaan
Ponkesdes Dana operasional dari pemerintah yang digunakan untuk kegiatan Ponkesdes.
Kuesioner
Interval Perincian
tugas Rincian tugas dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu dilaksanakan secara mandiri maupun kelompok, dimana tugas dikerjakan dengan hasil yang diharapkan. Kuesioner Interval Komitmen Penerimaan terhadap tujuan organisasi Perawat mempunyai semangat untuk menerapkan peran perawat di masyarakat Kuesioner Interval
Variabel Sub
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala
untuk bekerja
keras motivasi tinggi untuk melaksanakan berbagai kegiatan di Ponkesdes Hasrat untuk bertahan menjadi bagian dari organisasi. Perawat mempunyai tanggung jawab di setiap tindakan yang dilakukannya. Kuesioner Interval Community Nursing Center: (Tugas perawat Ponkesdes) Kesehatan
lingkungan Peran serta perawat dalam menciptakan lingkungan dengan sanitasi yang baik
Kuesioner Interval
Kesehatan
gizi Perhatian perawat terhadap tumbuh kembang balita di wilayah Ponkesdes
Kuesioner Interval
Pencegahan
penyakit Tindakan perawat dalam mencegah timbulkan penyakit endemik di
masyarakat
Kuesioner Interval
Promosi
kesehatan Komitmen perawat untuk selalu meningkatkan pengetahuan masyarakat
Kuesioner Interval
Pengobatan
sederhana Pelayanan perawat secara sederhana dalam melayani masyarakat yang sakit di Ponkesdes
Kuesioner Interval
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel eksogen yaitu keuntungan yang dirasakan, aktifitas yang dirasakan, self efficacy, aktifitas yang terkait, pengaruh interpersonal, dan pengaruh situasional, keterlibatan masyarakat, keterlibatan instansi pendidikan, caring perawat, keterlibatan pelayanan kesehatan,
keterlibatan organisasi profesi, struktur organisasi, pembiyaan Ponkesdes, desain pekerjaan dan perincian tugas diisi oleh perawat dan merupakan gambaran situasi dari perawat. Kuesioner untuk mengukur variabel endogen yaitu tahap pengembangan Ponkesdes menjadi Community Nursing Center berbasis Health
Promotion Model, Nursing Center dan perilaku kinerja perawat.
1.4.1 Kuesioner demografi dan informasi kesehatan
Kuesioner yang pertama berisi tentang data umur responden, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan dan lama menjadi perawat Ponkesdes.
1.4.2 Kuesioner variabel eksogen
Kuesioner untuk mengukur variabel eksogen meliputi faktor perilaku khusus kognisi dan afeksi perawat meliputi keuntungan yang dirasakan, aktifitas yang dirasakan, pengaruh interpersonal, pengaruh situasional, self efficacy dan aktifitas yang terkait. Faktor keterlibatan meliputi keterlibatan masyarakat, instansi pendidikan, caring perawat, pelayanan kesehatan, organisasi profesi. Perilaku dan kinerja meliputi struktur organisasi, pembiyaan Ponkesdes, desain pekerjaan dan perincian tugas. Daftar pertanyaan sebagaimana tertera dalam tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.3 Blue print kuisioner keterlibatan
Variabel Indikator Nomor pernyataan
Keterlibatan 1. Masyarakat 2. Instansi pendidikan 3. Caring perawat 4. pelayanan kesehatan 5. Organisasi profesi 1,2,3,4,5 6,7,8,9,10 11,12,13,14,15 16,17,18,19 20,21,22,23,24
Variabel Keterlibatan terdiri dari 5 sub variabel yaitu masyarakat terdiri dari 5 pernyataan, instansi pendidikan kesehatan terdiri dair 5 pernyataan, caring perawat 5 pernyataan, pelayanan kesehatan 4 pernyataan dan organisasi profesi 4
pernyataan. Setelah skor dijumlahkan, lalu dimasukkan dalam rumus prosentase sebagai berikut:
Keterangan : P = Prosentase
F = Jumlah jawaban yang dipilih responden n = Jumlah skor maksimal
Kriteria penilaian hasil penelitian pada keterlibatan adalah sebagai berikut: Kriteria = 3 Kategori (baik, cukup, kurang)
Interval = Range / kriteria = 100/3 = 33%
Kriteria penilaian = nilai tertinggi - interval = 100% – 33% = 67%
Jadi Kriteria penilaian hasil penelitian berdasarkan kategori dan interval adalah : Baik jika skore ≥ 67%
Cukup jika skore 33 – 66 % Kurang jika skore < 33%
Tabel 4.4 Blue print kuisioner Perilaku spesifik kognisi dan afeksi perawat
Variabel Indikator Nomor pertanyaan
Perilaku spesifik kognisi
dan afeksi perawat 1. Pengaruh interpersonal 2. Pengaruh situasional 3. Self Efficavy
1,2,3,4 1,2,3,4,5,6,7 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 4. Aktivitas terkait 1 s/d 15
5. Manfaat yang dirasakan 1 s/d 8 6. Hambatan dalam
bertindak 1 s/d 8
Variabel Perilaku spesifik kognisi dan Afeksi perawat terdiri dari 6 indikator yaitu pengaruh interpersonal yang terdiri dari 4 pernyataan dan pengaruh
0 0 100 x n F P
situasional yang terdiri dari 7 pernyataan, masing-masing pernyataan diberi skor 1 (ya), 0 (tidak).
Kriteria penilaian hasil penelitian pada pengaruh interpersonal dan pengaruh situasional adalah sebagai berikut:
Kriteria = 3 Kategori (baik, cukup, kurang) Interval = Range / kriteria = 100/3 = 33%
Kriteria penilaian = nilai tertinggi - interval = 100% – 33% = 67%
Jadi Kriteria penilaian hasil penelitian berdasarkan kategori dan interval adalah :
Baik jika skore ≥ 67% Cukup jika skore 33 – 66 % Kurang jika skore < 33%
Sedangkan self efficacy yang terdiri dari 10 pernyataan, aktivitas terkait yang terdiri dari 15 pernyataan, manfaat yang dirasakan yang terdiri dari 8 pernyataan, dan hambatan dalam bertindak terdiri dari 8 pernyataan, masing-masing pertanyaan diberi skor 4 (Sangat Setuju), 3 (Setuju), 2 (Setuju), 1 (Sangat Tidak Setuju).
Kriteria penilaian hasil penelitian pada koesioner self efficacy, aktivitas terkait, manfaat yang dirasakan dan hambatan dalam bertindak adalah sebagai berikut:
Interval = Range / kriteria = 75/3 = 25%
Kriteria penilaian = nilai tertinggi - interval = 100% – 25% = 75%
Jadi Kriteria penilaian hasil penelitian berdasarkan kategori dan interval adalah :
Baik jika skore ≥ 75% Cukup jika skore 50 – 74 % Kurang jika skore < 50%
Tabel 4. 5 Blue print kuisioner Faktor Perilaku Kinerja
Variabel Indikator Nomor pertanyaan
Faktor perilaku dan
kinerja perawat 1. Struktur 2. Pembiayaan 3. Perincian tugas
1,2,3,4 5,7,8
9,10,11,12,13
Variabel perilaku dan kinerja perawat terdiri dari 3 indikator: Struktur terdiri dari 4 penyataan, pembiayaan terdiri dari 3 pernyataan, perincian tugas terdiri dari 5 pernyataan, masing-masing pertanyaan diberi skor 1 (ya), 0 (tidak).
Kriteria penilaian hasil penelitian pada struktur, pembiayaan dan desain pekerjaan adalah sebagai berikut:
Kriteria = 3 Kategori (baik, cukup, kurang) Interval = Range / kriteria = 100/3 = 33%
Kriteria penilaian = nilai tertinggi - interval = 100% – 33% = 67%
Jadi Kriteria penilaian hasil penelitian berdasarkan kategori dan interval adalah :
Baik jika skore ≥ 67% Cukup jika skore 33 – 66 % Kurang jika skore < 33%
Tabel 4.6 Blue print kuisioner Komitmen
Variabel Indikator Nomor pertanyaan
Komitmen 1. Penerimaan terhadap tujuan organisasi
2. Keinginan untuk bekerja keras 3. Hasrat untuk bertahan menjadi
bagian dari organisasi.
1,2,3 4,5,6 7,8,9,10
Variabel komitmen terdiri dari 3 indikator: penerimaan terhadap tujuan organisasi terdiri dari 3 pernyataan, keinginan untuk bekerja keras terdiri dari 3
pernyataan, hasrat untuk bertahan menjadi bagian dari organisasi, masing-masing pertanyaan diberi skor 1 (ya), 0 (tidak).
Kriteria penilaian hasil penelitian pada struktur, pembiayaan dan desain pekerjaan adalah sebagai berikut:
Kriteria = 3 Kategori (baik, cukup, kurang) Interval = Range / kriteria = 100/3 = 33%
Kriteria penilaian = nilai tertinggi - interval = 100% – 33% = 67%
Jadi Kriteria penilaian hasil penelitian berdasarkan kategori dan interval adalah :
Baik jika skore ≥ 67% Cukup jika skore 33 – 66 % Kurang jika skore < 33%
Tabel 4.7 Blue print kuisioner community nursing center (Tugas Perawat Ponkesdes)
Variabel Indikator Nomor pertanyaan
Community Nursing Center: (Tugas Perawat Ponkesdes) 1. Kesehatan lingkungan 2. Kesehatan Gizi 3. Pencegahan Penyakit 4. Promosi kesehatan 5. Pengobatan sederhana 1 2 3 4 5
Variabel Community Nursing Center (Tugas Perawat Pokesdes) terdiri dari 5 indikator: kesehatan lingkungan terdiri dari 3 pernyataan, kesehatan gizi terdiri dari 3 pernyataan, pencegahan penyakit terdiri dari 3 pernyataan, promosi kesehatan terdiri dari 3 pernyataan dan pengobatan sederhana terdiri dari 3 pernyataan, masing-masing pertanyaan diberi skor 1 (ya), 0 (tidak).
Kriteria penilaian hasil penelitian pada tugas perawat adalah sebagai berikut:
Interval = Range / kriteria = 100/3 = 33%
Kriteria penilaian = nilai tertinggi - interval = 100% – 33% = 67%
Jadi Kriteria penilaian hasil penelitian berdasarkan kategori dan interval adalah :
Baik jika skore ≥ 67% Cukup jika skore 33 – 66 % Kurang jika skore < 33%
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.6.1 Uji Validitas Kuesioner
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan uji validitas konstruk (construct validity) dan validitas isi (content validity), dengan cara menyusun kuesioner dengan memasukkan semua aspek yang sesuai dengan kerangka konsep yang diukur. Pengujian validitas internal dari setiap item pertanyaan di uji dengan menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi dengan batas validitas hasil koefisien korelasi (r) adalah 0,25-0,30. Artinya item pertanyaan kuesioner dikatakan valid apabila mempunyai nilai korelasi sama atau lebih besar dari 0,25-0,30 atau loading faktor (λ) kurang 0,5 (Kusnaedi, 2008). Hasil uji validitas dengan smart PLS 3.0 didapatkan:
1. Validitas Kuesioner Variabel Keterlibatan (X1)
Tabel 4.8 Uji Validitas Kuesioner Variabel keterlibatan (X1) Indikator Standardized Loading Factor Sample mean (M) Standard error (STERR) T statistik Ket. masyarakat (X1.1) 0,956 0,964 0,014 67,689 Valid &
Sign instansi pendidikan
(X1.2) 0,937 0,915 0,077 12,181 Valid Sign & Caring perawat
(X1.3) 0,982 0,979 0,012 81,342 Valid Sign & pelayanan kesehatan 0,263 0,294 0,133 1,985 Tdk Valid
(X1.4) & tdk Sign organisasi profesi
(X1.5) 0,224 0,297 0,126 1,781 Tdk Valid & tdk Sign Sumber: Hasil Olah Data dengan Smart PLS 3.0
Hasil pengujian validitas konvergen pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai loading factors dari tiga indikator lebih besar dari 0,5 dan mempunyai nilai T-statistik >1,96, yaitu keterlibatan masyarakat (X1.1), keterlibatan instansi pendidikan (X1.2), dan caring perawat (X1.3), sehingga dapat dikatakan valid dan signifikan dalam pengukuran konstruk pada level pengujian signifikan 5% (α=0,05), sedangkan dua indikator lainnya yaitu keterlibatan pelayanan kesehatan (X1.4), dan keterlibatan organisasi profesi (X1.5) tidak valid dan tidak signifikan karena memiliki nilai loading factors lebih kecil dari 0,5 dan mempunyai nilai T-statistik <1,96, Sehingga kedua indikator ini harus dikeluarkan dari model.
2. Validitas Kuesioner Variabel Perilaku spesifik kognisi dan Afeksi perawat (X2)
Tabel 4.9 Uji Validitas Kuesioner Variabel Perilaku spesifik kognisi dan Afeksi perawat (X2) Indikator Standardized Loading Factor Sample mean (M) Standard error (STERR) T statistik Ket. Pengaruh
Interpersonal (X2.1) 0,979 0,944 0,117 8,388 Valid Sign & Pengaruh Situasional
(X2.2) 0,930 0,888 0,162 5,742 Valid Sign & Self-Efficacy (X2.3) 0,986 0,940 0,091 10,888 Valid &
Sign Aktivitas terkait
(X2.4) 0,989 0,948 0,095 10,412 Valid Sign & Manfaat yang
dirasakan (X2.5) 0,825 0,804 0,196 4,216 Valid Sign & Hambatan dalam
bertindak (X2.6) 0,969 0,918 0,124 7,818 Valid Sign & Sumber: Hasil Olah Data dengan Smart PLS 3.0
Hasil pengujian validitas konvergen pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa enam indikator dari variabel HPM memiliki nilai loading factors lebih besar dari 0,5 dan mempunyai nilai T-statistik >1,96, sehingga dapat dikatakan indikator variabel konstruk Perilaku spesifik kognisi dan Afeksi perawatvalid dan signifikan dalam pengukuran konstruk pada level pengujian level signifikan 5% (α=0,05). Indikator tersebut adalah pengaruh interpersonal (X2.1), pengaruh situasional (X2.2), self-efficacy (X2.3), aktivitas terkait (X2.4), manfaat yang dirasakan (X2.5), hambatan dalam bertindak (X2.6).
3. Validitas Kuesioner Variabel Faktor Perilaku dan Kinerja perawat (X3) Tabel 4.10 Uji Validitas Kuesioner Variabel Faktor Perilaku dan Kinerja perawat (X3) Indikator Standardized Loading Factor Sample mean (M) Standard error (STERR) T statistik Ket. Struktur (X3.1) 0,895 0,828 0,211 4,246 Valid &
Sign Pembiayaan (X3.2) 0,932 0,942 0,031 30,044 Valid &
Sign Perincian tugas
(X3.3) 0,409 0,403 0,208 1,964 Tdk Valid & tdk Sign Sumber: Hasil Olah Data dengan Smart PLS 3.0
Hasil pengujian validitas konvergen pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai loading factors dari dua indikator variabel faktor perilaku kinerja lebih besar dari 0,5 dan mempunyai nilai T-statistik >1,96, yaitu struktur (X3.1), dan pembiayaan (X3.2), sehingga dapat dikatakan valid dan signifikan dalam pengukuran konstruk pada level pengujian signifikan 5% (α=0,05), sedangkan satu indikator lainnya yaitu perincian tugas (X3.3) tidak valid dan tidak signifikan karena memiliki nilai loading factors lebih kecil dari 0,5 dan mempunyai nilai T-statistik <1,96, Sehingga indikator perincian tugas (X3.3) ini harus dikeluarkan dari model.
4. Validitas Kuesioner Variabel Komitmen (Y1)
Tabel 4.11 Uji Validitas Kuesioner Variabel Komitmen (Y1) Indikator Standardized Loading Factor Sample mean (M) Standard error (STERR) T statistik Ket. Penerimaan terhadap tujuan organisasi (Y1.1) 0,347 0,348 0,012 28,886 Valid & Sign Keinginan untuk
bekerja keras (Y1.2) 0,325 0,323 0,010 33,287 Valid Sign & Hasrat untuk
bertahan (Y1.3) 0,343 0,346 0,012 27,741 Valid Sign & Sumber: Hasil Olah Data dengan Smart PLS 3.0
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa tiga indikator dari variabel Komitmen memiliki nilai loading
factors lebih besar dari 0,5 dan mempunyai nilai T-statistik >1,96, sehingga dapat
dikatakan indikator variabel konstruk Komitmen valid dan signifikan dalam pengukuran konstruk pada level pengujian level signifikan 5% (α=0,05). Indikator tersebut adalah penerimaan terhadap tujuan organisasi (Y1.1), keinginan untuk bekerja keras (Y1.2), dan hasrat untuk bertahan (Y1.3).
5. Validitas Kuesioner Variabel Community Nursing Center (Tugas Perawat Pokesdes) (Y2)
Tabel 4.12 Uji Validitas Kuesioner Variabel Community Nursing Center (Tugas Perawat Pokesdes) (Y2)
Indikator Standardized Loading Factor Sample mean (M) Standard error (STERR) T statistik Ket. Kesehatan
Lingkungan (Y2.1) 0,611 0,544 0,211 2,892 Valid Sign & Kesehatan Gizi
(Y2.2) 0,369 0,332 0,211 1,748 Tdk valid & tdk sign Pencegahan Penyakit
(Y2.3) 0,551 0,470 0,291 1,897 Tdk valid & tdk sign Promosi Kesehatan
(Y2.4) 0,363 0,359 0,216 1,682 Tdk valid & tdk sign Pengobatan
sederhana (Y2.5) 0,895 0,920 0,040 22,605 Valid dan sign Sumber: Hasil Olah Data dengan Smart PLS 3.0
Hasil pengujian validitas konvergen pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai loading factors dari dua indikator variabel Community Nursing Center (Tugas Perawat Pokesdes) lebih besar dari 0,5 dan mempunyai nilai T-statistik >1,96, yaitu kesehatan lingkungan (Y2.1), dan pengobatan sederhana (Y2.5), sehingga dapat dikatakan valid dan signifikan dalam pengukuran konstruk pada level pengujian signifikan 5% (α=0,05), sedangkan tiga indikator lainnya yaitu kesehatan gizi (Y2.2), pencegahan penyakit (Y2.3), dan promosi kesehatan (Y2.4) tidak valid dan tidak signifikan karena memiliki nilai loading factors lebih kecil dari 0,5 dan mempunyai nilai T-statistik <1,96, Sehingga indikator kesehatan gizi (Y2.2), pencegahan penyakit (Y2.3), dan promosi kesehatan (Y2.4) ini harus dikeluarkan dari model.
4.5.1 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas model PLS dapat dilakukan dengan uji Cronbach’s Alpha untuk mengukur batas bawah nilai reliabillitas suatu konstruk. Hasil uji reliabilitas konstruk model dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.13 Pengujian Reliabilitas Cronbach’s Alpha Model Pengembangan Ponkesdes Menjadi Community Nursing Center di Kabupaten Tuban.
Variabel Kode Konstruk Chronbach’s
Alpha Keterangan
Keterlibatan X1 0,805 Reliabel
Perilaku spesifik kognisi dan afeksi perawat
X2 0,980 Reliabel
Faktor perilaku dan
kinerja perawat X3 0,670 Reliabel
Komitmen Y1 0,985 Reliabel
Community Nursing Center (Tugas Perawat Ponkesdes)
Y2 0,569 Reliabel
Tabel 4.13 menyatakan bahwa semua konstruk laten reliabel karena semua nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan semua variabel (Keterlibatan lembaga, Perilaku spesifik kognisi dan afeksi, faktor perilaku kinerja, komitmen, dan tugas perawat ponkesdes) reliabel dan layak digunakan dalam model struktural.
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di seluruh desa di Kabupaten Tuban yang memiliki Ponkesdes sesuai kriteria inklusi dengan waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2014 sampai dengan bulan November 2014.
4.8 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data
Diawali dengan melakukan survei terhadap perawat yang melaksanakan tugasnya sebagai perawat ponkesdes, meliputi faktor perilaku khusus kognisi dan afeksi perawat meliputi keuntungan yang dirasakan, aktifitas yang dirasakan, pengaruh interpersonal, pengaruh situasional, self efficacy, aktifitas yang terkait. Faktor eksternal keterlibatan lembaga meliputi keterlibatan masyarakat, keterlibatan instansi pendidikan, caring perawat, keterlibatan pelayanan kesehatan, keterlibatan organisasi profesi. Organisasi Ponkesdes meliputi struktur organisasi, pembiyaan Ponkesdes, disain pekerjaan dan perincian tugas. Analisa data juga dilakukan pada tugas perawat meliputi kesehatan lingkungan, kesehatan gizi, pencegahan penyakit, promosi kesehatan dan pengobatan sederhana. Analisis korelasi dan regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel atau untuk menguji hipotesis. Melaksanakan kajian kepustakaan untuk mengidentifikasi model community nursing center dalam pengembangan Ponkesdes. Hasil survey dipadukan dengan kajian pustaka yang relavan untuk
menyususn modul community nursing center dalam pengembangan Ponkesdes. Modul yang telah disusun digunakan sebagai bahan diskusi mendalam yang melibatkan para pakar di bidang perilaku manusia, sosiolog, ahli kesehatan masyarakat dan pakar statistik. Hasil diskusi menghasilkan modul community nursing center dalam pengembangan ponkesdes yang akan dilakukan oleh perawat ponkesdes dengan menguji terlebih dahulu pada perawat model. Melaksanakan uji validitas dan reliabilitas.
4.9 Prosedur Penelitian (Kerangka Operasional)
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian
4.10 Cara Pengolahan dan Analisis Data Mengidentifikasi data
dari:
Faktor Keterlibatan Faktor perilaku spesifik kognisi dan afeksi perawat Perilaku dan kinerja perawat Ponkesdes
Focus Group Disscussion (FGD) dengan : - Tokoh Masyarakat - Tokoh Agama - Perawat - Instansi Pendidikan Kesehatan - Organisasi Profesi Keperawatan - Pejabat Dinas Kesehatan Diskusi Pakar Menganalisis faktor : 1. Faktor Keterlibatan (masyarakat, instansi pendidikan, caring perawat, pelayanan kesehatan, organisasi profesi) 2. Faktor perilaku
spesifik kognisi dan afeksi perawat (pengaruh interpersonal, pengaruh situasional, self efficacy, aktifitas yang terkait keuntungan yang dirasakan, aktifitas yang dirasakan 3. Perilaku kinerja perawat Ponkesdes (struktur,pembiayaa n Ponkesdes, desain pekerjaan, perincian tugas) Issue strategis : Community nursing center
dalam pengembangan Ponkesdes
Data yang telah dikumpulkan ditabulasi yaitu dengan menyusun data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilanjutkan dengan analisis.
4.10.1 Teknik Analisis Inferensial
Teknik analisis inferensial digunakan untuk menguji model empiris dan hipotesis yang diusulkan dalam penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan strukutural berbasis variance atau
component based, yang terkenal dengan Partial least Square (PLS). PLS ini
merupakan analisis yang powerful, oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, sample kecil, dan juga dapat digunakan untuk konfirmasi teori (Ghozali, 2008; Hair et al.,2010).
4.10.2 Teknik Analisis Inferensial
Tahap kedua yaitu penyusunan model dengan melihat hasil permodelan
Partial least Square (PLS).
Adapun alasan penggunaan PLS adalah sebagai berikut:
1. PLS merupakan metode umum untuk mengistemasi path model yang menggunakan variabel laten dengan multiple indicator. Hal ini sesuai dengan model empirik penelitian
2. PLS menangani model reflektif dan formatif, bahkan konstruk dengan item (indikator) tunggal (Hair et al.,2010).
PLS merupakan metode analisis untuk casual–predictive analisis dalam situasi komplkesitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah. Pada PLS perancangan model bisa berbasis teori, hasil penelitian empiris, analogi normatif dan rasional. Fokusnya adalah mendapatkan model prediktif yang merupakan hubungan antar variabel yang sebelumnya tidak diketahui, berguna untuk maksud
eksplorasi, karena itu dimungkinkan PLS melakukan eksplorasi hubungan antar variabel laten.
4.10.3 Kerangka Analisis
Gambar 4.2 Kerangka Analisis Diagram Jalur Model Hipotetik Persamaan Struktural Model Pengembangan Ponkesdes Menjadi Community
Nursing Center di Kabupaten Tuban.
Keterangan: Y2 Y1 X1 X2 X3 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X3.3 X3.2 X3.1 X2.3 X2.2 X2.1 X1.5 X2.4 X2.5 X2.6 X2.3 X2.2 X2.1 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5
Model Pengembangan Ponkesdes berbasis Community Nursing Center merupakan blended dari teori Nursing Center yang keterlibatan (X1) terdiri dari lima indikator yaitu keterlibatan masyarakat (X1.1), keterlibatan institusi pendidikan (X1.2), caring perawat (X1.3), keterlibatan pelayanan kesehatan (X1.4), dan keterlibatan organisasi profesi (X1.5), perilaku spesifik kognisi dan Afeksi perawat (X2) yang terdiri dari enam indikator yaitu pengaruh interpersonal (X2.1), pengaruh situasional (X2.2), self efficacy (X2.3), aktivitas terkait (X2.4), manfaat yang dirasakan (X2.5), dan hambatan dalam bertindak (X2.6). faktor perilaku kinerja (X3) yang terdiri dari tiga indikator yaitu struktur (X3.1), pembiayaan (X3.2), dan Perincian tugas (X3.3). Ketiga Variabel tadi berpengaruh terhadap adanya komitmen pada perawat Ponkesdes (Y1) yang terdiri dari penerimaan terhadap organisasi (Y1.1), keinginan untuk bekerja keras (Y1.2), dan hasrat untuk bertahan (Y1.3), adanya komitmen pada perawat mempengaruhi
Community Nursing Center yang Tugas Perawat Pokesdes(Y2) yang terdiri dari
kesehatan lingkungan (Y2.1), kesehatan gizi (Y2.2), pencegahan penyakit (Y2.3), promosi kesehatan (Y2.4), dan pengobatan sederhana (Y2.5).