• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LANDASAN TEORI. atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III LANDASAN TEORI. atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Sistem Produksi

Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana dan sumber-sumber daya lain yang dibutuhkan. Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur yaitu input, proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas bahan baku/ bahan mentah, energi yang digunakan dan informasi yang diperlukan. Proses merupakan kegiatan yang mengolah bahan, energi dan informasi perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi sebagai hasil yang dikehendaki.

Proses produksi pada umumnya dapat dipisahkan menurut berbagai segi. Pemilihan sudut pandang yang akan digunakan untuk pemisahan proses produksi dalam perusahaan ini akan tergantung untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan serta penentuan tipe produksi didasarkan faktor seperti volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, kualitas produk yang diisyaratkan dan peralatan

(2)

yang tersedia untuk melaksanakan proses. Terdapat 4 jenis proses produksi yaitu : 1. Jenis proses produksi ditinjau dari segi wujud proses produksi

a. Proses produksi kimiawi

Proses produksi kimiawi merupakan suatu proses produksi yang menitikberatkan kepada adanya proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia. Contoh perusahaan obat-obatan, perusahaan tambang minyak dan lain-lain.

b. Proses produksi perubahan bentuk

Proses perubahan bentuk adalah proses produksi dimana dalam pelaksanaannya menitikberatkan pada perubahan masukan (input) menjadi keluaran (output) sehingga didapatkan penambahan manfaat atau faedah dari barang tersebut. Contohnya perusahaan mebel, perusahaan garmen dan lain-lain.

c. Proses produksi assembling

Proses produksi assembling merupakan suatu proses produksi yang dalam pelaksanaan produksinya lebih mengutamakan pada proses penggabungan dari komponen-komponen produk dalam perusahaan yang bersangkutan atau membeli komponen produk yang dibeli dari perusahaan lain. Contohnya perusahaan yang memproduksi peralatan elektronika, perakitan mobil dan lain sebagainya.

(3)

d. Proses produksi transportasi

Proses produksi transportasi merupakan suatu proses produksi dengan jalan menciptakan jasa pemindahan tempat dari barang ataupun manusia. Dengan adanya pemindahan tempat tersebut maka barang atau manusia yang bersangkutan ini akan mempunyai kegunaan atau merasakan adanya tambahan manfaat. Contohnya perusahaan kereta api, perusahaan angkutan dan lain-lain.

e. Proses produksi penciptaan jasa administrasi

Proses produksi penciptaan jasa administrasi adalah suatu proses produksi yang memberikan jasa administrasi kepada perusahaanperusahaan yang lain atau lembaga-lembaga yang memerlukannya. Pemberian metode penyusunan, penyimpanan dan penyajian data serta informasi yang diperlukan oleh masingmasing perusahaan yang memerlukannya merupakan jasa yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan semacam ini. Contohnya lembaga konsultan manajemen dan akuntansi, biro konsultan manajemen, dan lain-lain.

2. Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi a. Proses produksi terus-menerus (continuous processes)

Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang mempunyai pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan.

(4)

b. Proses produksi terputus-putus (intermitten processes)

Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses produksi dimana arus proses yang ada dalam perusahaan tidak selalu sama.

c. Proses produksi campuran

Proses produksi campuran adalah merupakan campuran dari proses produksi terus-menerus dan proses produksi terputus-putus.

3. Jenis proses produksi ditinjau dari segi keutamaan proses produksi Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengadakan pemisahan jenis proses produksi dalam perusahaan atas dasar keutamaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan yaitu proses produksi utama dan proses produksi bukan utama.

4. Jenis proses produksi ditinjau dari segi penyelesaian proses produksi Tujuan pemisahan proses produksi menurut segi penyelesaian proses ini pada umumnya untuk mengadakan pengendalian kualitas dari proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan (mhdharif.blogspot.com, 2012).

Sistem produksi adalah suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa elemen tersebut antara lain produk perusahaan, lokasi pabrik, letak dan fasilitas produksi, lingkungan kerja dari para karyawan serta standar produksi yang digunakan dalam perusahaan.

(5)

Dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi out put yang dapat dijual dengan harga kompetitif dipasar (Ahyani, Agus 1992:8).

3.2 Pengertian Produk dan Produktivitas

Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat dijual beli. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2006). Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas. Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya". Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything produced"). Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith. Dalam penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa. Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan

(6)

bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal (Herjanto.E, 2007).

Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input yang digunakan sebagai agregat dasar, misalnya: indeks produktivitas buruh, produktivitas biaya langsung, produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas bahan mentah, dan lain-lain (Budiwati, S.I, 1985). Siklus produktivitas merupakan salah satu konsep produktivitas yang membahas upaya peningkatan produktivitas terusmenerus. Ada empat tahap sebagai satu siklus yang saling terhubung dan tidak terputus (Gaspers, V,2000):

1. Tidak ada evaluasi produktivitas

2. Keterlambatan pengambilan keputusan oleh manajemen 3. Motivasi rendah dalam pekerjaan.

4. Perusahaan tidak mampu berkompetisi dan beradaptasi pada kemajuan teknologi dan informasi.

Upaya peningkatan produktivitas membutuhkan beberapa indikator sebagai evaluasi. Salah satu diantaranya adalah metode OEE (Overall Equipment Effectiveness). Sementara identifikasi permasalahan dapat dilakukan dengan pendekatan lean production. Proses produksi harus dipandang sebagai suatu perbaikan terus-menerus yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide

(7)

untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen (Gasperzs, Vincent, 2001).

3.3 Definisi Kualitas dan Pengendalian Kualitas

3.3.1 Definisi Kualitas

Kualitas adalah suatu harapan yang ada pada suatu produk yang dibeli oleh konsumen atau suatu produk yang ingin dihasilkan oleh produsen. Dari kedua harapan ini keduanya bertemu. Konsumen menginginkan kualitas produk sesuai dengan keinginannya yang sama dihasilkan oleh produsen.

Pengertian kualitas mempunyai banyak definisi, tergantung dari sudut pandang masing-masing dan rangkaian perkataan atau kalimat di mana istilah ini dipakai. Sebagai contoh, kualitas dapat diartikan sebagai keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan pelanggan baik yang tersirat maupun yang tersurat.

Kualitas secara konvensional biasanya didefinisikan langsung terhadap suatu produk seperti: performasi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (ease for use), estetika (esthetics) dan sebagainya. Sedangkan secara strategik kualitas dinyatakan sebagai segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan.

(8)

Para ahli yang disebut sebagai para pencetus kualitas juga mempunyai pendapat yang berbeda tentang pengertian kualitas, diantaranya adalah:

Pengertian kualitas menurut American Society For Quality yang dikutip oleh Heizer & Render (2006:253): ”Quality is the totality of features and characteristic of a product or service that bears on it’s ability to satisfy stated or implied need.” Artinya kualitas/mutu adalah keseluruhan corak dan karakteristik dari produk atau jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi.

Menurut Philip B. Crosby dalam bukunya “Quality is Free” menyatakan, bahwa kualitas adalah “conformance to requirement”, yaitu mempresepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian dengan persyaratan.

Menurut James B. Dilwoorth kualitas diartikan sebagai keseluruhan bagian-bagian karakteristik produk dan jasa pemasaran, teknik dan pemeliharaan di mana produk atau jasa yang penggunaannya akan dapat memenuhi harapan dari pelanggan dan pemakai.

Menurut Edward W. Deming kualitas berarti suatu proses perbaikan secara terus menerus yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi sampai dengan distribusi kepada pelanggan. Seterusnya berdasarkan informasi

(9)

sebagai umpan balik yang dikumpulkan dari pengguna produk yang dikembangkan ide-ide untuk menciptakan produk baru atau meningkatkan kualitas produk lama beserta proses produksi yang ada saat ini.

David Garvin mengidentifikasi lima pendekatan perspektif kualitas yang digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu:

1. Transcendental Approach

Sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit untuk didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur. Perspektif ini pada umumnya digunakan pada karya seni. Untuk produk dan jasa perusahaan dapat mempromosikan dengan menggunakan pernyataan seperti kelembutan terhadap kulit (sabun mandi), kecantikan wajah (kosmetik), dll.

2. Product-based Approach

Suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur. 3. User-based Approach

Didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang memandang, dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera (fitnes for used) merupakan produk berkualitas tinggi

4. Manufacturing-based Approach

Bersifat supply-based atau dari sudut pandang produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan persyaratan (conformance quality) dan prosedur. Spesifikasi produk ditetapkan oleh produsen, bukan konsumen.

(10)

5. Value-based Approach

Memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas didefinisikan “affordable excellance”. Kualitas dalam pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang berkualitas tinggi belum tentu bernilai dan produk yang bernilai adalah produk yang tepat dibeli.

Agar memiliki suatu keunikan produk maka sifat khas mutu/ kualitas suatu produk yang handal harus multidimensi karena harus memberi kepuasan dan nilai manfaat yang besar bagi konsumen dengan melalui berbagai cara. Oleh karena itu, sebaiknya setiap produk harus mempunyai ukuran yang mudah dihitung agar mudah dicari konsumen sesuai dengan kebutuhannya. Di samping itu harus ada ukuran yang bersifat kualitatif, seperti warna yang unik dan bentuk yang menarik. Jadi, terdapat spesifikasi barang untuk setiap produk, walaupun satu sama lain sangat bervariasi tingkat spesifikasinya. Hal tersebut dapat digunakan sebagai perencanaan strategis utama perusahaan penghasil barang.

Dimensi kualitas menurut Garvin (dalam Gazperz, 1997:3) mengidentifikasikan delapan dimensi kualitas yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang, yaitu sebagai berikut:

1. Performa (performance)

Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.

(11)

2. Keistimewaan (features)

Merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.

3. Keandalan (reliability)

Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.

4. Kesesuaian (conformance)

Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. 5. Daya tahan (durability)

Merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.

6. Kemampuan Pelayanan (serviceability)

Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan/ kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.

7. Estetika (esthetics)

Merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan individual.

(12)

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

Bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk tersebut.

Dimensi kualitas yang dikemukakan oleh David Garvin sangat tepat untuk mengukur kualitas produk. Pengukuran kualitas melalui penelitian pasar tersebut dapat menggunakan berbagai cara, seperti: menemui konsumen, survey, sistem pengaduan dan panel konsumen.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas secara garis besar kualitas adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

3.3.2 Definisi Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas merupakan salah satu teknik yang perlu dilakukan mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat berlangsungnya proses produksi hingga proses produksi berakhir dengan menghasilkan produk jadi.

Arti pengandalian menurut beberapa ahli:

Menurut Vincent Gasperz (2005 :480), pengendalian adalah: Control can mean an evaluation to indicate needed corrective responses, the act guilding, or the state of process in which the variability is atribute to a constant system of chance couses. Dapat diartikan sebagai kegiatan yang

(13)

dilakukan untuk memantau aktivitas dan memastikan kinerja sebenarnya yang dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan.

Menurut Sofjan Assauri (1998:25), pengendalian dan pengawasan adalah: Kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.

Menurut Feignbaum A.V (1983), pengendalian kualitas dalam istilah produksi dapat diidentifikasikan sebagai suatu proses untuk mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang untuk kegiatan manajemen sambil tetap menggunakan cara-cara untuk menjamin hasil yang memuaskan.

Selanjutnya pengertian pengendalian kualitas dalam arti menyeluruh adalah sebagai berikut :

Pengertian pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1998:2 10) adalah : Pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan.

Menurut Vincent Gasperz (2005 :480), pengendalian kualitas adalah: “Quality control is the operational techniques and activities used to fulfill requirements for quality”.

(14)

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas/ tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.

3.3.3 Tujuan Pengendalian Kualitas

Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin.

Sedikitnya ada 4 hal yang menjadi tujuan dari pengendalian kualitas, antara lain :

1. Mengusahakan agar hasil produksi mencapai standar kualitas yang telah ditentukan.

2. Mengusahakan agar produk-produk yang rusak menjadi serendah mungkin, karena :

Dapat menekan biaya inspeksi serendah mungkin.

Dapat mengusahakan pemakaian bahan baku seefisien mungkin.

Dapat menekan biaya produksi secara keseluruhan.

3. Menentukan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan bila terjadi produk yang dihasilkan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan.

(15)

4. Untuk merencanakan peningkatan mutu dari produk yang dibuat. Dengan demikian antara pengendalian produksi dan pengendalian kualitas erat kaitannya dalam pembuatan barang. Hal ini disebabkan karena semua kegiatan produksi yang dilaksanakan akan dikendalikan, supaya barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, di mana penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diusahakan serendah-rendahnya.

3.4 Statistical Proses Control

Filosofi pada konsep pengendalian kualitas proses statistik adalah output pada proses atau pelayanan dapat dikemukakan ke dalam pengendalian statistik melalui alat-alat manajemen dan tindakan perancangan. Sasaran pengendalian proses statistik adalah mengurangi penyimpangan karena penyebab khusus dalam proses dan dengan mencapai stabilitas dalam proses. Penyelesaian masalah dengan statistik mencakup dua hal, seperti melebihi batas pengendalian bila proses dalam kondisi terkendali atau tidak melebihi batas pengendalian bila proses diluar kendali

SPC adalah suatu metode untuk pengumpulan data dan analisa data untuk diselesaikan dengan metode practical quality. Statistical artinya bahwa kepuasan akan berdasarkan pada analisa numeric. Proses mengacu pada proses produksi tertentu dan mampu memproduksi output dengan kualitas yang konsisten.

(16)

Perusahaan yang menggunakan SPC merupakan perusahaan yang masih mentolerir adanya cacat produk dalam batasan tertentu. Pengendalian proses statistik adalah pengendalian kualitas produk selama masih dalam proses. Dalam mengadakan pengendalian kualitas tersebut dapat digambarkan batas atas (upper control limit), batas bawah (lower control limit) beserta garis tengahnya (center limit).

Dr. W. Edwards Deming adalah salah seorang yang telah memperkenalkan teknik penyelesaian masalah dan pengendalian dengan metode statistik tersebut (yang dikembangkan pertama kali oleh Shewhart) agar perusahaan dapat membedakan penyebab sistematis dan penyebab khusus dalam menangani kualitas. Ia berkeyakinan bahwa perbedaan atau variasi merupakan suatu fakta yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan industri (M. N. Nasution 2005: 31).

Untuk menjamin proses produksi dalam kondisi baik dan stabil atau produk yang dihasilkan selalu dalam kondisi yang standar, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap hal-hal yang berhubungan., Dalam rangka menjaga dan memperbaiki kualitas produk sesuai dengan harapan. Hal inilah yang biasa disebut dengan Statistical Process Control (SPC). Bagaimana baiknya suatu output (barang/jasa) itu memenuhi spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh bagian mutu dari sebuah perusahaan.

(17)

Dalam pengendalian ini proses ini dikenal dengan adanya “ seven tools’. Seven tools daari ppengendalian proses statistic ini adalah metode grafik paling sederhana untuk menyelesaikan masalah. Seven tools tersebut adalah :

3.4.1 Lembar Pengamatan (check sheet)

Gambar 3.1 Contoh Check Sheet

Check Sheet atau lembar pemeriksaan merupakan alat pengumpul dan penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah barang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya.

Tujuan digunakannya check sheet ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan analisis, serta untuk mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau tidak.

Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mencatat frekuensi munculnya karakteristik suatu produk yang berkenaan dengan kualitasnya. Data tersebut digunakan sebagai dasar untuk mengadakan analisis masalah kualitas.

(18)

Adapun manfaat dipergunakannya check sheet yaitu sebagai :

 Mempermudah pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana suatu masalah terjadi.

 Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi.

 Menyusun data secara otomatis sehingga lebih mudah untuk dikumpulkan.

 Memisahkan antara opini dan fakta.

3.4.2 Diagram Sebar (Scatter Diagram)

Scatter diagram atau disebut juga dengan peta korelasi adalah grafik yang menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variabel tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk. Pada dasarnya diagram sebar merupakan suatu alat interpretasi data yang digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel dan menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut, apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan.

Gambar 3.2 Contoh Scatter Diagram

Dua variabel yang ditunjukkan dalam diagram sebar dapat berupa karakteristik kuat dan faktor yang mempengaruhinya.

(19)

3.4.3 Diagram Sebab-akibat (Cause and Effect Diagram)

Gambar 3.3 Contoh Diagram Sebab Akibat

Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone tersebut.

Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 oleh seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yang menggunakan uraian grafis dari unsur-unsur proses untuk menganalisa sumbersumber potensial dari penyimpangan proses.

Faktor-faktor penyebab utama ini dapat dikelompokkan dalam. 1) Material / bahan baku

2) Machine / mesin

3) Man / tenaga kerja 4) Method / metode 5) Environment / lingkungan

(20)

Adapun kegunaan dari diagram sebab akibat adalah: 1) Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah.

2) Menganalisa kondisi yang sebenarnya yang bertujuan untuk memperbaiki peningkatan kualitas.

3) Membantu munculnya ide untuk solusi suatu masalah. 4) Membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut.

5) Mengurangi kondisi yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian produk dengan keluhan konsumen.

6) Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau yang akan dilaksanakan.

7) Sarana pengambilan keputusan dalam menentukan pelatihan tenaga kerja. 8) Merencanakan tindakan perbaikan.

Langkah-langkah dalam membuat diagram sebab akibat adalah sebagai berikut :

 Mengidentifikasi masalah utama.

 Menempatkan masalah utama tersebut disebelah kanan diagram.

 Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada diagram utama.  Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada penyebab mayor.

 Diagram telah selesai, kemudian dilakukan evaluasi untuk menentukan penyebab sesungguhnya.

(21)

3.4.4 Diagram Pareto (Pareto Analysis)

Gambar 3.4 Contoh Pareto Diagram

Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balok dan grafik baris yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Dengan memakai diagram Pareto, dapat terlihat masalah mana yang dominan sehingga dapat mengetahui prioritas penyelesaian masalah. Fungsi diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling besar ke yang paling kecil.

Kegunaan diagram pareto adalah : 1. Menunjukkan masalah utama.

2. Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan.

3. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan pada daerah yang terbatas.

(22)

Menunjukkan perbandingan masing-masing persoalan sebelum dan setelah perbaikan.

Diagram Pareto digunakan untuk mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang penting, untuk mencari cacat yang terbesar dan yang paling berpengaruh. Pencarian cacat terbesar atau cacat yang paling berpengaruh dapat berguna untuk mencari beberapa wakil dari cacat yang teridentifikasi, kemudian dapat digunakan untuk membuat diagram sebab akibat. Hal ini perlu untuk dilakukan mengingat sangat sulit untuk mencari penyebab dari semua cacat yang teridentifikasi. Apabila semua cacat dianalisis untuk dicari penyebabnya maka hal tersebut hanya akan menghabiskan waktu dan biaya dengan sia-sia.

3.3.5 Diagram Alir/ Diagram Proses (Process Flow Chart)

Diagram Alir secara grafis menyajikan sebuah proses atau sistem dengan menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini cukup sederhana, tetapi merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba

memahami sebuah proses atau menjelaskan langkah-langkah sebuah proses.

(23)

Diagram Alir dipergunakan sebagai alat analisis untuk:

 Mengumpulkan data mengimplementasikan data juga merupakan ringkasan visual dari data itu sehingga memudahkan dalam pemahaman.

Menunjukkan output dari suatu proses.

 Menunjukkan apa yang sedang terjadi dalam situasi tertentu sepanjang waktu.

 Menunjukkan kecenderungan dari data sepanjang waktu.

 Membandingkan dari data periode yang satu dengan periode lain, juga memeriksa perubahan-perubahan yang terjadi.

3.3.6 Histogram

Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan variasi dalam proses. Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal sebagai distribusi frekuensi.

Histogram menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang dibagi-bagi menjadi kelas-kelas. Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk seperti lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-ratanya. Bentuk histogram yang miring atau tidak simetris menunjukkan bahwa banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan datanya berada pada batas atas atau bawah.

(24)

Gambar 3.6 Contoh Histogram Manfaat histogram adalah:

 Memberikan gambaran populasi.

 Memperlihatkan variabel dalam susunan data.  Mengembangkan pengelompokkan yang logis.

 Pola-pola variasi yang akan mengungkapkan fakta-fakta produk.

3.3.7 Peta Kendali (Control Chart)

Gambar 3.7 contoh control chart

Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/ proses berada dalam pengendalian kualitas secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan data dari waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta kendali.

(25)

Manfaat dari peta kendali adalah untuk:

 Memberikan informasi apakah suatu proses produksi masih berada di dalam batas-batas kendali kualitas atau tidak terkendali.

 Memantau proses secara terus-menerus agar tetap stabil.  Menentukan kemampuan proses (capability process).

Mengevaluasi performance pelaksanaan dan kebijaksanaan pelaksanaan proses produksi.

 Membantu menentukan kriteria batas penerimaan kualitas produk sebelum dipasarkan.

Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali:

1.3 Upper control limit / batas kendali atas (UCL)

Merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih diijinkan.

1.4 Central line / garis pusat atau tengah (CL)

Merupakan garis yang melambangkan tidak adanya penyimpangan dari karakteristik sampel.

1.5 Lower control limit / batas kendali bawah (LCL)

Merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik sampel.

(26)

Terdapat 2 kondisi yang dapat terjadi pada saat berada dalam proses yaitu:

 Proses Terkendali

Suatu proses dapat dikatakan terkendali (process control) apabila polapola alami dari nilai-nilai variasi yang diplot pada peta kendali memiliki pola:

1. Terdapat 2 atau 3 titik yang dekat dengan garis pusat. 2. Sedikit titik-titik yang dekat dengan batas kendali. 3. Titik-titik terletak bolak-balik di antara garis pusat.

4. Jumlah titik-titik pada kedua sisi dari garis pusat seimbang. 5. Tidak ada yang melewati batas-batas kendali.

 Proses Tidak Terkendali

Beberapa titik pada peta kendali yang membentuk grafik, memiliki berbagai macam bentuk yang dapat memberitahukan kapan proses dalam keadaan tidak terkendali dan perlu dilakukan perbaikan. Perlu diperhatikan, bahwa adanya kemungkinan titik-titik tersebut dapat menjadi penyebab terjadinya penyimpangan pada proses berikutnya.

1. Deret. Apabila terdapat 7 titik berturut-turut pada peta kendali yang selalu berada di atas atau di bawah garis tengah secara berurutan.

2. Kecenderungan. Bila dari 7 titik berturut-turut cenderung menuju ke atas atau ke bawah garis tengah atau membentuk sekumpulan titik yang membentuk garis yang naik atau turun.

(27)

3. Perulangan. Dari sekumpulan titik terdapat titik yang menunjukkan pola yang hampir sama dalam selang waktu yang sama.

4. Terjepit dalam batas kendali. Apabila dari sekelompok titik terdapat beberapa titik pada peta kendali cenderung selalu jatuh dekat garis tengah atau batas kendali atas maupun bawah (CL/Central Line, UCL/Upper Control Limit, LCL/Lower Control Limit).

5. Pelompatan. Apabila beberapa titik yang jatuh dekat batas kendali tertentu secara tiba-tiba titik selanjutnya jatuh di dekat batas kendali yang lain.

Gambar

Gambar 3.1  Contoh Check Sheet
Gambar 3.2  Contoh Scatter Diagram
Gambar 3.3  Contoh Diagram Sebab Akibat
Gambar 3.4  Contoh Pareto Diagram
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tahap II (Tahun 4, Tahun 5 dan Tahun 6), fokus diberikan kepada penguasaan illmu pengetahuan dan kemahiran yang sesuai dengan tahap kebolehan murid berdasarkan SK dan SP

Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian telah yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa preferensi berdasarkan tipe habitat menunjukkan bahwa anoa sangat menyukai tipe hutan

0ndonesia lokasi yang strategis untuk bisnis anda, pemilihan lokasi merupakan salah satu hal yang penting dalam mengoperasikan bisnis anda. PT *urabaya 0ndustrial Estate 1ungkut

· (6) Mekan:isme penyelesaian pagu minus sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berbeda, huruf

Pada dasarnya, ide ketertiban umum merupakan apresiasi dan impelementasi dari aspirasi masyarakat yang mencita-citakan terwujudnya kondisi masyarakat yang ideal,

Dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

Pada manajemen pengisian baterai lead-acid dengan multi-stage charging rangkaian mampu menjaga tegangan atau arus output sesuai mode charging (CC/CV) dengan

Kondisi keberlanjutan pada DAS Citarum dikaji dengan menggunakan analisis MDS, berdasarkan penentuan indeks keberlanjutan pada enam dimensi yaitu dimensi