TRADISI MANGAKU INDUAK DAN MANIMBANG SALAH DALAM PERKAWINAN DI NAGARI TARATAK BARU KECAMATAN
TANJUNG GADANG KABUPATEN SIJUNJUNG
Darfian Petra, Nurharmi, Yusrizal
Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta E-mail :
Abstract
The research was motivated people who tend to make manimbang salah tradition than mangaku
induak tradition. We conducted this study to determine the implementation process of the
traditions, meanings and values contained in the tradition, how the public perception of tradition and the impact of these traditions on social relations community Taratak Baruvillage.The research is a qualitative descriptive method. Selection of informants was done by using purposive sampling. This type of data consists of primary data and secondary data, collected through observation and interviews. Test the validity of the data using triangulation. Data analysis techniques by means of data reduction, data presentation and conclusion.The results of the study describes the implementation of the tradition mangaku induak and Manimbang salah in a marriage in Taratak Baru village consisting of deliberation that includes negotiation and implementation. Meaning contained in such traditions as a form of protection for women who married Taratak Baru villages with village communities in addition to residents of Taratak Baru. The values contained in this tradition include the value of family, togetherness, silaturrahmi and responsibilities. On the implementation of this tradition, the public has a different perception. In addition, also have an impact on social relations.
Keywords: Tradition, Implementation, Meaning, Benefit A. PENDAHULUAN
Minangkabau merupakan salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia. Kebudayaan Minangkabau berkembang di wilayah Sumatera Barat dan terus dijaga secara turun temurun oleh masyarakat Minangkabau sehingga menjadi sebuah tradisi. Kebudayaan minangkabau memiliki
berbagai variasi tertentu sesuai dengan tempat dan karakteristik masyarakat
Tradisi mangaku induakyang juga warisan turun temurun merupakan bagian dari tradisi perkawinan masyarakat Taratak Baru jika calon pengantin laki-laki berasal dari luar nagari Taratak Baru. Cara melakukan tradisi ini diawali dengan
baralek (pesta) dan mengisi limbago ada tyang bertujuan untuk memperkenalkan
kepada ninik mamak dan masyarakat Taratak Baru bahwa calon pengantin laki-laki yang berasal dari luar nagari Sungai Durian telah bergabung kedalam salahsatu dari empat suku yang ada di nagariTaratak Baru dan tidak memiliki suku yang sama dengan calon istrinya.
Dengan melakukan tradisi mangaku
induak menjadikan calon pengantin laki-laki
yang berasal dari luar nagari Taratak Baru menjadi warga nagari Taratak Baruyang memiliki keluarga, mamak dan suku di nagari tersebut. Tradisi mengaku induk memiliki dampak positif dan dan dampak negatif. Dampak positif yang dari tradisi ini adalah dapat menuntun pihak laki-laki dalam menjalani kehidupan di nagari Taratak Baru. Selain bermanfaat terhadap suami-istri juga bermanfaat terhadap anak yang dilahirkan karena anak tersebut memiliki induak bako yang akan
menggendongnya ketika bayi diwaktu upacara turun mandi dan membedaki di waktu upacara perkawinannya saat dewasa.
Sedangkan dampak negatif dari tradisi mangaku induk adalah membutuhkan lebih banyak materi karena dalam acara tersebut diundang semua warga nagari Taratak Baru.Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat nagari Taratak Barubanyak yang menikah dengan orang berasal dari luar nagari Taratak Baru dan mereka merasa keberatan dengan adanya tradisi mangaku induak memilih untuk menikah di luar nagari Taratak Baru. Pasangan yang menikah diluar nagari Taratak Baruini akan disalahkan dan dikenakan sanksi adat oleh ninik mamak dan perangkat adat seperti dikucilkan dan rumahnya tersebut tidak akan dinaiki oleh ninik mamak sampai pasangan ini melakukan tradisi manimbang salah.
masih banyak yang memilih nikah di luar nagari Taratak Baru.
Tradisi manimbang salah
merupakan hal yang harus dilakukan oleh pasangan yang menikah diluar nagari Taratak Baru. Cara melakukan tradisi ini tidak jauh berbeda dari tradisi mangaku
induak yaitu dengan cara baralek (pesta)
tetapi hanya dalam lingkup yang lebih sederhana sekaligus mengisi limbago adat.
Baralek (pesta) manimbang salah dilakukan
setelah terlebih dahulu ninik mamak dan pemangku adat lainnya menentukan apa yang akan dibantai (dipotong) oleh pasangan yang menikah di luar nagari Taratak Barusebagai bentuk pertanggungjawabannya, biasanya ada yang
membantai ayam (potong ayam), atau membantai kambing (potong kambing). Hal
tersebut tergantung pada kesalahan yang dilakukan dan kepandaian mamak atau penghulu sukunya dalam bernegosiasi dengan pemangku adat lainnya.
Dengan begitu terlihatlah jelas bahwa tradisi mangaku induak dan manimbang salah ini sangat penting dijaga
dan dilestarikan karena mengandung nilai-nilai yang positif seperti nilai-nilai kekeluargaan dan nilai tanggung jawab yang berguna bagi masyarakat serta mengayomi suami-istri dan keturunannya, meskipun sebagian besar masyarakat sudah banyak yang tidak melakukan atau melanggar tradisi ini. Bercermin dari fenomena ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tradisi Mangaku Induak dan
Manimbang Salah dalam Perkawinan di
Nagari Taratak Baru Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung.
B. Pembahasan
1. Proses pelaksanaan tradisi mangaku induak dan manimbang salah dalam perkawinan adat di nagari Taratak Baru
Proses merupakan urutan kejadian sesuatu, proses ini ada yang terjadi secara alami dan ada pula yang
sudah di rencanakan terlebih dahulu. Untuk tradisi mangaku induak dan
manimbang salah menjalani proses yang
sudah ditentukan terlebih dahulu. Adapun proses dari pelaksanaan tradisi
mangaku induak di nagari Taratak Baru
yang terdiri dari beberapa tahap diantaranya :
a. Tahap Musyawarah. b. Tahap Pelaksanaan
2. Makna dan nilai yang terkandung dalam tradisi mangaku induak dan manimbang salah dalam perkawinan adat di nagari Taratak Baru.
Setiap tradisi yang di lakukan masyarakat selalu memiliki nilai dan makna tersendiri yang berguna bagi masyarakat. Sehingga dijadikan suatu tuntunan dalam menjalani kehidupan. Begitu pula halnya dengan tradisi
mangaku induak dan manimbang salah
di nagari Taratak Baruyang juga
memiliki makna dan nilai-nilai tersendiri dari tradisi ini.
a. Makna tradisi mangaku induak dan
manimbang salah dalam perkawinan
di nagari Taratak Baru kecamatan tanjung gadang kabupaten sijunjung.
Makna utama dari tradisi
mangaku induak dan manimbang salah ini seperti yang diungkapkan
oleh wali nagari Taratak Barubapak Mankasbi dan yang lainnya bahwa makna utama dari tradisi mangaku
induak dan manimbang salah ini
adalah sebagai bentuk perlindungan bagi kaum wanita yang menikah dengan orang yang tidak berasal dari nagari Taratak Barudan bentuk pertanggungjawaban dan permintaan maaf atas perbuatan yang dilakukan. Adapun makna lain dari tradisi
mangaku induak dan manimbang salah adalah:
1) Makna Waktu dan persiapan 2) Makna Perlengkapan
Tradisi mangaku induak
dan manimbang salah selain memiliki makna tersendiri juga memiliki nilai-nilai yang bermanfaat. Nilai-nilai tersebut diantaranya ada nilai kekeluargaan, nilai kebersamaan dan silaturrahmi serta tanggung jawab.
Nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi
mangaku induak dan manimbang salah
dalam perkawinan di nagari Taratak Baru
Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi mangaku induak dan
manimbang salah yang bermanfaat
dan ada dalam tradisi ini diantaranya:
1) Nilai Kekeluargaan 2) Nilai Kebersamaan 3) Nilai Silaturrahmi
4) Tanggung Jawab
Tanggung jawab yang dibebankan oleh ninik mamak kepada pasangan yang menikah di luar nagari Taratak Baru seperti yang disampaikan oleh datuk yasirman dan datuk sati ada yang berupa potong ayam, potong kambing dan bahkan potong sapi atau kerbau. Sedangkan tanggung jawab untuk tradisi mangaku induak yaitu potong ayam. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab yang dibebankan terhadap pasangan berbeda-beda sesuai dengan tingkat kesalahan masing-masing.
3. Persepsi masyarakat terhadap tradisi mangaku induak dan manimbang salah dalam perkawinan adat di nagari Taratak Baru.
Setiap kegiata yang dilakukan dalam kehidupan ini selalu mendapat tanggapan, respon yang berbeda-beda dari masyarakat karena masyarakat memaknai berdasarkan pengalaman masing-masing. Begitu juga halnya dengan pelaksanaan tradisi dalam masyarakat yang juga mendapat tanggapan, respon yang berbeda-beda dari masyarakat pendukungnya karena masyarakat memaknainya berdasarkan pengalaman masing-masing sehingga memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap tradisi tersebut. Ada yang berpandangan baik sehingga menerima penerapan tradisi tersebut dan ada pula yang yang tidak menerima suatu tradisi karena menurutnya tradisi tersebut tidak
menguntungkan sehingga dia merasa terpaksa melakukan tradisi tersebut.
Tradisi mangaku induak dan
manimbang salah dalam perkawinan di
nagari Taratak Baru juga mendapat tanggapan atau persepsi yang berbeda-beda dari masyarakat karena masyarakat memaknainya berdasarkan pengalaman masing-masing. Ada masyarakat yang memaknai baik dan punya pengalaman yang baik pula terhadap tradisi ini sehingga dia merasa tradisi ini bagus dan memiliki banyak manfaatnya sehingga dia merasa tradisi ini harus tetap dilestarikan dan dipertahankan. Namun, dilain pihak, masyarakat yang memaknai tradisi ini tidak baik dan memberatkan baginya serta juga pernah punya pengalaman yang tidak begitu bagus terhadap tradisi ini sehingga dia merasa keberatan bahkan ada yang terpaksa dengan tradisi tersebut.
Pandangan yang berbeda-beda yang menghasilkan penilaian yang berbeda pula yang diakibatkan oleh perbedaan pengalaman inilah yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi atau pandangan masyarakat terhadap tradisi mangaku
induak dan manimbang salah dalam
perkawinan di nagari Taratak Baru. Selain persepsi masyarakat yang berbeda-beda terhadap tradisi mangaku
induak dan manimbang salah dalam
perkawinan di nagari Taratak Baru, penerapan tradisi ini juga berdampak terhadap hubungan sosial masyarakat nagari Taratak Baru. Seperti hubungan sosial suami dengan istri, hubungan sosial anak dengan induak bako dan hubungan sosial suami-istri dengan keluarga baru di nagari Taratak Baru.
4. Dampak dari tradisi mangaku induak dan manimbang salah terhadap hubungan social di nagari Taratak Baru
a. Dampak Positif
Setiap yang dilakukan dalam kehidupan selalu berdampak terhadap suatu hal. Dampak merupakan suatu akibat yang ditimbulkan. Akibat yang ditimbulkan tersebut ada yang menguntungkan atau bermanfaat dan ada pula yang tidak menguntungkan atau merugikan. Seperti pada tradisi mangaku
induak dan manimbang salah yang ada
di nagari Taratak Baruyang bisa melindungi wanita nagari tersebut yang menikah dengan laki-laki yang tidak berasal dari nagari tersebut serta mengakibatkan anak yang lahir memiliki
induak bako di nagari tersebut. Ini
merupakan salah satu akibat atau dampak positif dari tradisi mangaku
positif atau efek yang positif dari tradisi
mangaku induak dan manimbang salah
tersebut diantaranya:
1) Sebagai bentuk perlindungan bagi wanita nagari Taratak Baru, karena dengan suaminya tidak bisa berbuat sewenang-wenang terhadap wanita tersebut.
2) Sebagai bentuk perlindungan bagi suami yang tidak orang nagari Taratak Baru, seperti yang disampaikan oleh datuak yasirman bahwa dengan mangaku induak menjadikan suami yang tidak berasal dari nagari Taratak Barududuak
sama rendah tagak sama tinggi
dengan masyarakat nagari tersebut sehingga kalau dia berbuat kesalahan masyarakat tidak bisa langsung bertindak terhadap dirinya melainkan melalui mamaknya terlebih dahulu.
3) Untuk menertibkan atau mendisiplinkan masyarakat.
4) Untuk membuat masyarakat menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Semua dampak positif tersebut merupakan hasil dari hubungan yang baik dari semua pihak.
b. Dampak Negatif
Selain manfaat positif, tradisimangaku induak memiliki dampak negative. Dampak negatif merupakan dampak yang merugikan seperti yang disampaikan oleh ibu Indun, Loli Nofriani dan Inang Mariani diatas yaitu:
1) Membutuhkan biaya yang tidak begitu sedikit karena membeli bahan-bahan sembako seperti beras, kelapa, cabe, tepung, minyak dll.
2) Membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih
3) Bisa membatalkan atau menghambat perkawinan
4) Sedangkan dampak negatif dari tradisi manimbang salah yaitu pasangan yang melakukan tradisi ini ibarat narapidana yang pernah berbuat kesalahan dan cap sebagai seorang yang pernah mendapat sanksi sosial.
C. Kesimpulan
Tradisi mangaku induak dan manimbang salah tersebut mengandung makna yang baik bagi pelaksananya yaitu merupakan suatu bentuk tradisi yang memberikan perlindungan terhadap perempuan nagari Taratak Baruyang menikah dengan masyarakat yang tidak berasal dari nagari Taratak Baru. Sehingga dengan adanya tradisi tersebut menyebabkan perempuan nagari Taratak Baruterlindungi dari segala macam perbuatan yang merugikan pihak perempuan itu sendiri, selain itu tradisi ini juga melindungi
laki-laki yang tidak berasal dari nagari Taratak Baru
Selain berfungsi memberikan perlindungan, tradisi tersebut juga mengandung nilai-nilai yang bermanfaat baik bagi pelaksana maupun bagi masyarakat lainnya. Nilai-nilai tersebut diantaranya nilai kekeluargaan yang dapat menyatukan dua keluarga dari nagari yang berbeda sehingga menyambung tali silaturrahmi yang sangat dianjurkan dalam islam.
Dengan begitu tradisi tersebut bagus untuk tetap dilestarikan dan dilanjutkan serta dijaga, salah satu cara untuk menjaga dan melestarikan adalah dengan memberikan pembelajaran dan pengetahuan mengenai tradisi tersebut seperti nilai dan makna yang terkandung dalam tradisi serta dampak yang ditimbulkan dari penerapan tradisi kepada generasi muda sebagai generasi penerusnya sehingga generasi muda tersebut lebih mencintai dan memahami tradisi tersebut.
D. Saran
Penulis melihat tradisi Mangaku
Induak dan Manimbang Salah merupakan
tradisi yang cukup unik dan menarik yang masih dilaksanakan sampai saat ini. Dalam tradisi Mangaku Induak dan Manimbang
Salah juga mengandung nilai-nilai yang
sangat berguna bagi seluruh masyarakat terutama bagi perempuan dan anak yang lahir dari pasangan ini. Namun pada kenyataannya masih banyak orang yang tidak menerima tradisi tersebut dan generasi muda sebagai pewaris dari tradisi ini banyak yang belum memahami tentang tradisi tersebut. Sebaiknya di nagari ini dibentuk suatu kelompok yang setiap sekali seminggu atau bahkan sekali sebulan bisa memberikan pelajaran kepada generasi muda tentang tradisi ini sehingga generasi muda peduli terhadap tradisi-tradisi yang ada.
Penulis menyadari penelitian tentang tradisi Mangaku Induak dan Manimbang
Salah ini belum begitu sempurna. Penulis
mengharapkan bagi pembaca yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama agar dapat untuk menggali dan mengkaji lebih dalam lagi mengenai unsur-unsur lain yang terdapat dalam kegiatan tradisi Mangaku Induak dan Manimbang
Salah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rujukan Buku
Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM).
Salmadanis & Duski Somat. 2003. Adat
Basandi Syarak (Nilai dan
Aplikasinya Menuju Kembali Ke Surau). Padang: Kartika Intan
Lestari
Soedjono, Soekanto. 1983. Kamus Rujukan Dokumen Resmi