OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL TAHUN 2015 – 2019 BADAN KARANTINA PERTANIAN KELAS II PALANGKARAYA
A. Pendahuluan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Karantina Ikan yang merupakan dasar hukum penyelenggaraan karantina, diamanahkan bahwa perlunya kekayaan tanah air dan wilayah Negara Indonesia yang kaya akan sumberdaya alam hayati untuk dijaga, dilindungi dan dipelihara kelestariannya dari ancaman dan gangguan dari HPHK dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, terkait dengan hal tersebut peran Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya memiliki posisi yang sangat strategis dalam upaya pencegahan infiltrasi HPHK dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari Negara lain, antar area/pulau didalam wilayah Negara Republik Indonesia maupun upaya pencegahan keluarnya hama penyakit hewan ke negara lain melalui transportasi Bandar udara dan Pelabuhan Sungai di propinsi Kalimantan Tengah, dan saat ini Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya memperoleh tugas tambahan berupa pengawasan keamanan hayati hewani maupun nabati.
Menyadari peran dan fungsi karantina pertanian dalam rangka mengamankan peraturan tersebut semakin meningkat, maka dalam tahun 2015 - 2019 Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya secara terus menerus berusaha meningkatkan kinerjanya antara lain melalui kegiatan :
1. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pelatihan-pelatihan yang bersifat teknis maupun administrasi;
2. Penyempurnaan sarana dan prasarana yang telah ada agar dapat dimanfaatkan secara lebih optimal;
3. Melengkapi peralatan Laboratorium;
4. Melengkapi sarana dan prasarana operasional;
5. Akreditasi laboratorium dan penambahan ruanglingkup; 6. Akreditasi sistem pelayanan;
7. Pengembangan sistem informasi yang mudah di akses oleh para pengguna jasa karantina;
8. Melaksanakan sosialisasi kepada para pengguna jasa tentang tupoksi dan peraturan-peraturan karantina pertanian;
9. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait di lingkup Bandar Udara dan Pelabuhan di Kalimantan Tegah;
10. Meningkatkan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan karantina pertanian.
B. Tujuan
Pembangunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya yang dilakukan secara terus menerus sesuai rencana kerja tahun 2015 – 2019 mempunyai tujuan dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas pokok ,
fungsi Fingsi, Sasaran, program kerja serta strategi yangmeliputi : 1. Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati di Bandar Udara dan pelabuhan wilayah propinsi Kalimantan Tengah.
2. Fungsi :
2.1 Melakukan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan;
2.2 Melaksanakan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK);
2.3 Melaksanakan pemantauan daerah sebar Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK);
2.4 Melakukan pembuatan koleksi Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK);
2.5 Melaksanakan pengawasan keamanan Hayati Hewani dan Nabati;
2.6 Melaksanakan pemberian pelayanan operasional Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan;
2.7 Melaksanakan pemberian pelayanan operasional pengawasan
Keamanan Hayati Hewani dan Nabati;
2.8 Mengelola system informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan karantina tumbuhan;
2.9 Melaksanakan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati;
2.10 Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga.
3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya adalah terselenggaranya pengawasan karantina pertanian yang optimal di 9 tempat pemasukan /pengeluaran di wilayah Bandar Udara dan Pelabuhan.
4. Program Kerja
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka Balai Besar Karantina Pertanian telah menetapkan program kerja:
a) Program Peningkatan Kualitas Perencanaan; b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana;
c) Program Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM);
d) Program Pemantapan Pelaksanaan Peraturan-Perundang-undangan dan Penegakan Hukum;
e) Program Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat.
Untuk memperoleh gambaran terhadap capaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya, maka disusun indikator kinerja sebagai berikut: a) Tercegahnya masuk dan tersebarnya OPTK dan HPHK dari luar negeri melalui media pembawa yang diangkut melewati pintu pemasukan Bandar Udara dan Pelabuhan;
b) Meningkatnya pelayanan ekspor komoditas hewan dan tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya;
c) Meningkatnya pelayanan prima (cepat, efektif, transparan dan akuntabel) di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya sesuai standar nasional dan internasional;
d) Meningkatnya pelayanan karantina pertanian melalui sistem pelayanan elektronik;
e) Meningkatnya kerjasama dengan institusi terkait di Badar Udara dan Pelabuhan.
5. Strategi
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya menerapkan strategi antara lain :
a) Mengintensifkan pengawasan pintu-pintu pemasukan/pengeluaran di wilayah Bandar Udara dan Pelabuhan di wilayah propinsi kalimantan tengah;
b) Mengintensifkan pelaksanaan supervisi oleh pejabat struktural;
c) Mengembangkan sistem informasi yang mudah diakses oleh para pengguna jasa;
d) Memperkuat penegakan hukum dengan meningkatkan pemberdayaan PPNS dan operasi intelijen;
e) Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dengan kesetaraan operasional di lapangan.
C. Propil Unit Pelaksana Teknis
1) Karakteristik UPT
Berdasarkan Persetujuan Kementerian PAN melalui Surat Nomor : B/682/M.PAN/3/2008 tentang penataan UPT lingkup Badan Karantina
Pertanian dan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
22/Permentan/OT.140/4/2008 Tanggal 3 April 2008, maka UPT Badan Karantina Pertanian di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu Stasiun Karantina Hewan Kelas II Palangkaraya dan Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas II Palangkaraya digabung menjadi Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya.
Berdasarkan Permentan Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya meliputi
a. Bandara udara meliputi : Tjilik Riwut Palangkaraya Haji Hasan Sampit
b. Pelabuhan Sungai meliputi : Sampit
Panglima Utar Kumai – Pangkalan Bun Seruyan
c. Kantor Pos Palangkaraya
Jumlah pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya sebanyak 52 orang, yang terdiri dari 4 orang pejabat struktural yaitu Kepala Balai, Kasubag Tata Usaha, Kasi Karantina Hewan dan Kasi Karantina Tumbuhan. Sedangkan fungsional terdiri dari Medik Veteriner 6 orang, Paramedik Veteriner Penyelia 1 orang, Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan 1 Orang, Paramedik Veteriner Pelaksana 9 orang, POPT Ahli Pertama 3 orang, POPT Pelaksana Lanjutan 1 Orang, POPT Pelaksana 7 orang, tenaga teknis 12 orang dan staf administrasi 8 orang. Sedangkan matrik pegawai dari 2010 – 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Kedudukan, tugas dan fungsi Balai Karantina Kelas II Palangkaraya merupakan unsur pendukung pada BARANTAN. Balai Karantina Kelas II Palangkaraya dipimpin oleh Kepala Balai yang berada di bawah dan bertanggung jawab Badan Karantina Pertanian.
Balai Karantina Kelas II Palangkaraya terdiri atas: (a) Sub Bagian Tata Usaha; (b) Seksi Karantina Hewan; (c) Seksi Karantina Tumbuhan.
a. Sub Bagia Tata Usaha
Sub Bagian tata usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Balai Karantina Kelas II Palangkaraya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sub Bagian tata usaha menyelenggarakan fungsi:
1) Koordinasi dan penyusunan rencana dan program di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
2) Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;
3) Evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan urusan kepegawaian;
4) Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha Balai Karantina Kelas II Palangkaraya.
b. Seksi Karantina Hewan
Seksi Karantina hewan mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Balai Karantina Kelas II Palangkaraya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sub Bagian tata usaha menyelenggarakan fungsi:
011. Pengasingan dan Pengamatan
012. Layanan Pemeriksaan Media Pembawa HPHK 013. Penyelenggaraan laboratorium
014. Pelaksanaan perlakuan
018. Verifikasi dokumen pemeriksaan
c. Seksi Karantina Tumbuhan
Seksi Karantina tumbuhanmempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Balai Karantina Kelas II Palangkaraya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sub Bagian tata usaha menyelenggarakan fungsi
011. Pengasingan dan Pengamatan
012. Layanan Pemeriksaan Media Pembaa OPTK 013. Penyelenggaraan laboratorium
014. Pelaksanaan perlakuan
018. Verifikasi dokumen pemeriksaan 019. Kesekretariatan SAB
011. Pemantauan Daerah Sebar HPHK 012. Pemantauan Daerah Sebar OPTK 013. Pembuatan Koleksi HPHK
014. Pembuatan Koleksi OPTK
Gambar 2.
LOKASI WILKER BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II
PALANGKARAYA
2. Geografis
Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkarayamelaksanakan tugas pokok dan fungsi di area Bandar Udara dan pelabuhan sungai dipropinsi kalimantan tengah. Bandar Udara merupakan area yang berbeda dengan Pelabuhan sungai, area bandara memiliki beberapan pintu pemasukan dan pengeluaran yaitu terminal kenerangkatan , kedatangan dan cargo sedang pelabuhan sungai hanya terdiri dari 1 pintu pemasukan dan sekaligus pintu pengeluaran yang merupakan cakupan area pengawasan dalam rangka pelaksanaan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati. Total area di kawasan Bandar Udara lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya terdiri dari 3 bandara yaitu bandara tjilik riwut. Sampit dan pangkalan bun yang berjumlah 9 titik, yang terdiri dari:Terminal (Keberangkatan Kedatangan dan cargo ) . sedangkan pelabuhan sungai terdiri dari 3 titik pelabuhan sungai yaitu pelabuhan sungai sampit, seruyan dan pangkalan bun.
3. Data Frekuensi / Volume Lalu Lintas
a. Tindak Karantina Hewan terhadap media pembawa HPHK yang di antarareakan (Domestik Masuk) di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya tahun 2015 . 1 2 3 4 5 DOMESTIK MASUK a. HEWAN 1 Angsa 94 37 ekor 2 Anjing 47 43 ekor 3 Ayam 3.135 1.605 ekor 4 Burung 4.006 948 ekor 5 DOC 88.539 52 ekor
6 DOC Ayam Buras 10.600 10 ekor
7 DOC AYAM KAMPUNG 800 1 ekor
8 DOC PS COBB 82.533 16 ekor
9 DOD 15.100 11 ekor
10 Hamster 2.095 36 ekor
11 HAMSTER / MARMUT 100 3 ekor
12 IGUANA 4 2 ekor
13 Itik 10 5 ekor
14 KADAL 2 1 ekor
15 Kambing Bibit 95 4 ekor
16 Kambing Potong 6.697 71 ekor
17 Katak 2 1 ekor
18 Kelinci 7.400 150 ekor
19 Kelinci & Hamster 20 2 ekor
20 Kelinci & Marmut 13 4 ekor
SATUAN VOLUME FREKUENSI
21 Kera 1 1 ekor
22 Kerbau 32 2 ekor
23 Kerbau Bibit 60 3 ekor
24 Kucing 126 57 ekor
25 Landak Mini 3 1 ekor
26 Lebah 13 2 ekor
27 Marmut 285 26 ekor
28 Musang 9 4 ekor
29 Sapi Bibit 299 8 ekor
30 Sapi Potong 8.137 51 ekor
31 Semut Jepang 30 1 ekor
32 Sugar glider 7 3 ekor
33 Tokek 1 1 ekor
34 Tupai 16 8 ekor
35 ULAR 1 1 ekor
36 Unggas kesayangan lainnya 5 1 ekor
b. BAHAN ASAL HEWAN
1 Daging Ayam 3.373 8 Kg
2 Daging Ayam & Bebek Beku 15 2 Kg
3 Daging Babi 25 1 Kg
4 Daging Bebek 8.200 41 Kg
5 Daging bebek / Itik Beku 165 4 Kg
6 Daging Bebek Beku 200 1 Kg
7 Daging dan Jerohan Kambing 100 4 Kg
8 Daging Itik 1.600 7 Kg
9 Daging Kambing 13.659 415 Kg
10 Daging Sapi 3.429 66 Kg
11 Daging sapi beku 3.663 52 Kg
12 Daging Sapi Olah 152 6 Kg
13 Daging Unggas 87 2 Kg
14 JEROHAN SAPI 17 1 Kg
15 JEROHAN UNGGAS 98 1 Kg
16 Sarang Burung Walet 117 6 Kg
17 Telur Ayam Konsumsi 3.045.651 503 Kg
18 Telur Bebek 3.300 11 Kg
19 Telur Burung Puyuh 2.750 7 Kg
c. HASIL BAHAN ASAL HEWAN
1 Bakso 65 5 Kg
2 Bakso Sapi 18 1 Kg
3 Bakso Urat 47 3 Kg
4 Daging ayam olah 6.196 121 Kg
5 Daging sapi olah 3.604 131 Kg
6 Daging Unggas Olahan 4.122 12 Kg
7 Hasil Olahan Susu 133 1 Kg
8 Ice Cream 923 9 Kg
9 Keju 666 3 Kg
10 NUGET 635 3 Kg
11 Olahan Daging Ayam 1.503 4 Kg
12 Olahan Daging Itik 200 1 Kg
13 Olahan Daging Sapi 295 4 Kg
14 Olahan Susu 4.541 12 Kg 15 Sosis Ayam 3.264 5 Kg 16 Sosis sapi 464 3 Kg 17 Susu Sapi 24 1 Kg 18 Telur Asin 15 1 Kg 19 Yoghurt 789 4 Kg
d. BENDA LAIN
1 Serum 1 1 Box
2 Jangkrik dan Ulat 18.803 442 Kg
4 Kroto 5 3 Kg
5 MEDIVAC ND EMULSION 250 ML 84 1 Box
6 Obat Hewan 1 1 Box
7 Pakan Hewan Kesayangan 4.435 258 Kg
9 Pakan Hewan Ternak 399.500 36 Kg
10 Telur Jangkrik 19 5 Koloni
11 Ulat hongkong 577 38 Koloni
12 Vaksin 15.113 30 Box
1 2 3 4 5
IV DOMESTIK KELUAR a. HEW AN
Ayam 443 189 Ekor
Ayam Hias 3 1 Ekor
Ayam Kalkun 255 114 Ekor
Burung 18.771 8.204 Ekor
Burung Jalak 11 5 Ekor
Burung liar 1.703 5 Ekor
Capung 1 1 Ekor
Curut 2 1 Ekor
Hewan Liar Unggas Kecil 160 1 Ekor
Kelelawar 2 1 Ekor
Kelinci 2 1 Ekor
Kucing 2 1 Ekor
Kumbang 1 1 Ekor
Kupu kupu 9 5 Ekor
Marmut 2 1 Ekor
Semut 213 8 Ekor
Semut Jepang 5 5 Ekor
Ular Boa 8 5 Ekor
b. BAHAN ASAL HEWAN
Bulu Ayam 7.000 1
Daging Babi Hutan 5 1 Kg
Daging sapi 97,25 5 Kg
Kulit Kambing 302 3 Lembar
Kulit Ular 85 2 Lembar
Kulit Ular Sanca 50 1 Lembar
MADU 10 2 Liter
Madu hutan 75 5 Liter
Sarang Burung Walet 78.574 1.376 Kg
Telur Burung Walet 26.800 15 Butir
Telur Tetas 823.200 3 Butir
b. Rekapitulasi kegiatan tindakan Karantina Tumbuhan pemeriksaan impor pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya tahun 2015 .
c. Rekapitulasi Tindakan Karantina Tumbuhan Pemeriksaan Media Pembawa OPTK Ekspor Balai Karantina Pertanian Kelas II
Palangkaraya tahun 2015 .
c. HASIL BAHAN ASAL HEWAN
Kulit kambing 332 4 Lembar
Kulit Sapi Garaman 962 4 Lembar
d. BENDA LAIN
Sampel urine orangutan 2 2 Box
Serum Darah 1 1 Box
Orangutan (Jasad) 1 1 Ekor
KG M3 BATANG LITER BUTIR/KEC ASAL NEGARA
A. BIBIT/BENIH TANAMAN
B. HASIL TANAMAN HIDUP
C. HASIL TANAMAN MATI
BIBIT KELAPA SAWIT
1
75.000 COSTA RICA
KOMODITAS
FREK
V O L U M E
N I H I L
N I H I L
KG BATANG M3 LITER BUTIR/KEC
TANAMAN AQUARIUM 117 7200 KARET LEMPENGAN 109 9.289.430 KAYU BANGKIRAI 2 46,71 KAYU KEMPAS 1 28,31 KAYU LAPIS 42 21.918,69 KAYU MERANTI 2 85,17 KAYU OLAHAN 23 949,35
PALM KERNEL MEAL 151 96.545.429,00
DAUN SAWIT 3 141
CANGKANG SAWIT 2 15.746.403
NIHIL
A. BIBIT/ BENIH TANAMAN
B. HASIL TANAMAN HIDUP
C. HASIL TANAMAN MATI
NO NO KOMODITAS FREK
d. Rekapitulasi Tindakan Karantina Tumbuhan Pemeriksaan Media Pembawa OPTK Antar Area (Domestik Masuk) Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya tahun 2015 .
FREK KG BATANG BUTIR M3
A. BIBIT/BENIH TANAMAN
BENIH BUNGA ASTER 135 21 4.465
BENIH KELAPA SAWIT 203 47.212 162.045
BIBIT ANGGREK 151 7.987 BIBIT ANGGUR 1 200 BIBIT ANTHURIUM 92 3.546 BIBIT ARANTHERA 2 200 BIBIT BAMBU 2 177 BIBIT CEMARA 47 1.762 BIBIT DURIAN 31 1.378 BIBIT JERUK 9 9.682 BIBIT KAKTUS 44 1.871 BIBIT KRISAN 158 15.140 BIBIT MANGGA 22 2.482 BIBIT MAWAR 274 16.300 BIBIT NANGKA 1 10 BIBIT PALM 8 665
BIBIT PURING JET 37 2.310
BIBIT SOKA 7 400
BIBIT STRAWBERRY 2 14
BIBIT TANAMAN HIAS 153 233.749
BIBIT TANAMAN OBAT 5 13
BIBIT WALISONGO 14 1.350
BIBIT BONSAI SERUT 2 21
BIBIT BUNGA PIKOK 3 175
BIBIT CABE 1 400
BBIBIT KAKAO BIJI 1 41
BIBIT MATOA 1 3
BIBIT PUCUK MERAH 114 10.983
BIBIT TANAMAN PENUTUP TANAH 1 30
BENIH RUMPUT 2 242
BIBIT AGLONEMA 9 454
BIBIT BUNGA GARDENIA 1 1
BIBIT KAYU TREMBESI 7 2.420
BIBIT KELADI TIKUS 1 1
BIBIT KOPI 3 37.910
BIBIT LIDAH BUAYA 1 1
BIBIT BUNGA KAMBOJA 3 61
BIBIT ALPUKAT 4 5 BIBIT AGAVE 10 985 BIBIT DENDROBIUM 1 20 BIBIT IRIS 1 500 TAHUN 2015 NO KOMODITAS
FREK KG BATANG BUTIR M3
BIBIT JAMBU AIR 8 35
BIBIT JABON 13 82.500
BIBIT JAMBU BIJI 11 108
BIBIT KELENGKENG 27 1.388 BIBIT LADA 3 2.450 BIBIT MIRTEN 1 50 BIBIT NANGKA 5 34 BIBIT PHILODENDRON 8 315 BIBIT SAWO 1 1
BIBIT TANAMAN BUAH 8 4.022
BIJI KARET 3 619
BIBIT BUAH SIRSAK 3 3
BENIH JAGUNG 1 100 BIBIT KUCAI 9 1.150 ORNAMENTAL PLANTS 1 700 BIBIT BELIMBING 2 100 BIBIT BROKOLI 2 200 BIBIT LILIUM 2 150 BONSAI 2 102
BIBIT JERUK SIAM 1 100
BIBIT KAYU SONOKELING 1 40
BIBIT MAHONI 4 19.003
RUMPUT GAJAH 1 100
TANAMAN PELINDUNG 1 100
BIBIT BUNGA LAVENDER 3 102
BIBIT GLODONGAN TIANG 3 180
BIBIT JAMUR MERANG 1 500
BIBIT SALAK 2 1.050
BIBIT JENITRI 2 15
BIBIT ANADENDRON 3 50 60
BIBIT BOUGENFIL 1 2
BIBIT PISANG 1 3
BIBIT BUNGA SEDAP MALAM 5 220
BIBIT KEDONDONG 1 20
BIBIT PETAI 2 2
BIBIT RAMBUTAN 6 218
BIBIT SIRIH 1 1
BIBIT JERUK BALI 2 4
BIBIT PANDAN 1 50 BENIH PEPAYA 1 7500 BIBIT KEMIRI 1 400 BIBIKT MELATI 3 154 BIBIT MARKISA 1 1 JERNANG 1 9
BIBIT SIRIH WANGI 1 400
BIBIT SRIKAYA 1 1 BIBIT DUKU 1 3 BUNGA AZALEA 1 200 BIBIT TANAMAN 1 5000 BIBIT BAKUNG 1 100 BIBIT CINCAU 1 1 BIBIT GERBERA 1 1 TAHUN 2015 NO KOMODITAS
FREK KG BATANG BUTIR M3
BIBIT MANGGIS 1 150
BIBIT SANSEVIERA 1 1
BIBIT APEL 1 4
BIBIT BUAH BUAHAN 1 14
BIBIT DELIMA 1 1
BIBIT JENGKOL 1 18.000
B. HASIL TANAMAN HIDUP
ASPARAGUS 1 12
BABY PAKOCI 30 1.864
BAWANG DAUN 25 38.302 5000
BAWANG MERAH 100 367.314 82.500 BAWANG PREI BESAR 18 24.229
BAWANG PUTIH 45 280.000 BUAH KIWI 2 49 BUAH MANGGA 23 9.550 BUAH SALAK 5 2.400 BUAH STRAWBERRY 307 6.486 CABE 324 120.052 BAWANG BOMBAY 4 14.500 SAYURAN 1 70 ANDEWI 1 14 BUAH APEL 2 570 FRESH PRODUCE 4 14.190 JAGUNG 3 42 KENTANG 95 293.070 KECOMBRANG 1 1 BUAH-BUAHAN 5 19.367 PAPRIKA 202 809 SAYUR BROKOLI 131 7.323
SAYUR BUNGA KOL 64 40.969
SAYURAN BUNCIS 43 5.610
BUAH JERUK SIAM 1 200
BUNGA KRISAN 7 470
BUNGA POTONG SEGAR 2 90
BUNGA SEDAP MALAM 1 10
KACANG KAPRI 7 180 KACANG PANJANG 1 2.000 KETIMUN 180 513 SAYURAN KAPRI 7 67 SAYURAN KUBIS 117 436.718 SAYURAN LABU 6 452 SAYURAN SAWI 45 3.218 SAYURAN SEGAR 96 94.262 SAYURAN WORTEL 109 317.374 SELADA 53 1.264 TOMAT 43 66.456 JAMUR 16 407 KACANG MEDE 1 96 SAYURAN LOBAK 4 45 SELADA AIR 7 95 SELEDRI SEGAR 8 239 SAYUR BAYAM 2 117 BUAH ANGGUR 4 904 BUAH DURIAN 8 102 BUAH DUKU 29 TAHUN 2015 NO KOMODITAS
FREK KG BATANG BUTIR M3
SRIKAYA 1 2
BUAH JAMBU 1 100
BUAH MELON 1 300
BUAH JERUK MELON 1 180 BUAH SEMANGKA 1 300 KENTANG 11 29.000 BUAH ALPUKAT 3 331 BUAH KELENGKENG 2 394 KENCUR 1 25 REMPAH-REMPAH 1 5 SAYURAN TERONG 2 30 TEMU KUNCI BEKU 1 25
BUNGA MAWAR 1 10
BUNGA PHILO BURGENDY 1 10 BUNGA RUSCUS 1 10
KEDELAI 1 20.000
SAYURAN LETTUCE 1 22
DAUN PAKIS 1 10
KACANG TANAH 1 2.000 MINYAK SAWIT MENTAH 1 2 BUAH PISANG 1 100
KETUMBAR 1 5
C. HASIL TANAMAN MATI
BUNGA ANTHURIUM 18 130
BUNGA ASTER 8 66
BUNGA GERBERA 7 71 BUNGA LEUCADENDRON 11 122 BUNGA MAWAR 85 858 BUNGA MELATI SEGAR 11 78 BUNGA KRISAN 44 620 BUNGA BRASSICA 1 224 BUNGA POTONG SEGAR 49 1.305
BUNGA LILI 3 25
BUNGA PIKOK 15 115 BUNGA SEDAP MALAM 19 150 BUNGA PHILOBURGENDY 12 136 DAUN PAKIS 11 68 BUNGA RUSCUS 4 38 JERNANG 3 91 DAUN SAWIT 2 8 BUNGA ANGGREK 1 4 BERAS 1 900.000
BUNGA PEACH HOKED 1 5
DAUN KARI 1 3
TAHUN 2015 NO KOMODITAS
e. Rekapitulasi Tindakan Karantina Tumbuhan Pemeriksaan Media Pembawa OPTK Antar Area (Domestik Keluar) Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya tahun 2015 .
FREK KG BATANG BUTIR M3
BENIH KELAPA SAWIT 16 451 63.079
BIBIT ANGGREK 21 183
BIBIT ANGGREK AERIDES 2 6
BIBIT ANGGREK BULAN 7 14
BIBIT ANGGREK BOUGENVILE 1 1
BIBIT ANGGREK BULBOPHYLLUM 6 16
BIBIT ANGGREK COELOCYNE 6 33
BIBIT ANGGREK DENDROBIUM 6 11
BIBIT ANGGREK DORITAENOPSIS 1 1
BIBIT ANGGREK ERIA 1 1
BIBIT BAWANG MERAH 2 51
BIBIT CEMARA 6 27
BIBIT BUAH CEMPEDAK 4 15
BIBIT BUAH NAGA 1 1
BIBIT CINCAU 1 6
BIBIT DURIAN 5 51
BIBIT GAHARU 15 485
BIBIT JAGUNG 9 98
BIBIT JAMBU AIR 3 5
BIBIT JAMBU BIJI 1 10
BIBIT KAYU ULIN 5 26
BIBIT LADA 3 100
BIBIT MANGGIS 2 4
BIBIT MATOA 1 1
BIBIT PALM LIVISTONA 2 12
BIBIT SAWO 1 1
BIBIT SOKA 3 12
BIBIT TANAMAN BUAH 8 84
BIBIT TANAMAN OBAT 13 77
BIBIT TANAMAN HIAS 6 55
BIBIT TANAMAN CRYPTOCORINE 6 9.821
BIBIT PUCUK MERAH 1 2
JENGKOL 56 546.400 BAWANG BOMBAI 1 1 BAWANG DAUN 1 10 BAWANG MERAH 3 3 BAWANG PUTIH 1 15 BUAH LANGSAT 2 34 BUAH MANGGA 9 70.019 NO NO KOMODITAS TAHUN 2015 A. BIBIT/BENIH TANAMAN
FREK
KG
BATANG BUTIR
M3
BUAH MARKISA
1
2
BUAH MANGGIS
1
19
BUAH NAGA
2
20
BUAH RAMBUTAN
2
14
BUAH KETEPENG
1
1
BAHAN JAMU-JAMUAN
1
9
BRONDOLAN KELAPA SAWIT
2
25
CABE
3
26
DAUN SAWIT
1
5
UMBUT KELAPA SAWIT
20
102
UMBUT ROTAN
3
134
BUAH KELENGKENG
1
3
BUAH JERUK
1
7
BUAH NANAS
1
5
DAUN SEGAR
1
10
JAHE
2
25
JENITRI
1
33
JERNANG
1
21
KELAPA BULAT
5
112.000
KEMIRI
1
6
REMPAH-REMPAH
11
4.573
SAYURAN LABU
1
10
SAYURAN BUNGA KOL
1
4
SELEDRI SEGAR
1
4
TALAS
2
14
AKAR PASAK BUMI
40
16.418
BUNGKIL BIJI SAWIT
31
10.517.700
KARET LEMPENGAN
1
180.000
KAYU GAHARU
33
1.652.316
PALM KERNEL MEAL
62
46.641.945
SAWIT (CANGKANG)
53
8.010.011
UMBUT KELAPA SAWIT
5
145
C. HASIL TANAMAN MATI
D. Permasalahan
E. Analisa Resiko
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki luas wilayah laut dan garis pantai yang sangat panjang, sehingga sangat besar kemungkinan masuknya berbagai hama dan penyakit hewan dan tumbuhan melalui aktivitas lalu lintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari luar negeri maupun antar area di dalam wilayah RI. Berkaitan dengan hal tersebut maka keberadaan Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) menjadi sangat
penting sebagai garda terdepan dalam mencegah masuknya/
keluarhamapenyakithewankarantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) kedalam/dariwilayah Negara Republik Indonesia dan penyebarannya dari suatu area ke area lain.
Globalisasi dalam kerangka perdagangan internasional, mendorong semakin meningkatnya arus lalulintas dan menurunnya secara bertahap hambatan tarif (tariff barrier) dalam perdagangan hasil pertanian antar negara. Keadaan ini mendorongmasing-masing negara memperketat persyaratan jaminan kesehatan, mutu dan keamanan hasil pertanian sebagai instrumen pengendalian perdagangan antar negara.
Pada saat ini ancaman yang dapat mengganggu kelestarian sumberdaya alam, ketentraman dan kesehatan masyarakat, kesehatan pangan, gangguan terhadap produksi sektor pertanian, serta lingkungan telah didefinisikan sebagai ancaman yang perlu untuk dicegah masuk dan penyebarannya.Ancaman yang secara global telah diidentifikasi dapat dikendalikan secara efektif melalui penyelenggaraan perkarantinaan antara
2)jenisasinginvasif(invasive species); 3) penyakit Zoonosis; 4) Bioterorism; 5) pangan yang tidak sehat termasukGenetic Modified Organism(GMO) yang belum dapat diidentifikasi keamanannya; 6) kelestarian plasma nutfah/keanekaragaman hayati; 7) hambatan teknis perdagangan; dan 8) ancaman terhadap kestabilan perekonomian Nasional.
Perdagangan internasional diatur oleh organisasi perdagangan dunia disebut World Trade Organization(WTO), dalam implementasinya organisasi tersebut menerbitkan berbagai perjanjian yang berkaitan dengan pengaturan dan prosedur dibidang perdagangan internasional. Beberapa perjanjian yang telah diterbitkan antara lain:General Agreement on Tariffs and Trade (GATT), Agreement on Trade Related Aspects of Intelectual Property Rights (TRIPS), Agreement on Application of Sanitary and Phytosanitary Measure (SPS).
Perjanjian SPS diberlakukan untuk mengatur tata cara perlindungan terhadap kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkungan
hidupnya dalam hubungannya dengan perdagangan internasional.
Kesepakatan SPS berlaku dan mengikat secara global seluruh Negara yang menjadi anggota WTO. Indonesia, sebagai salah satu negara anggota WTO berkewajiban melaksanakan kesepakatan tersebut. Peran BARANTAN yaitu: 1) mengoperasionalkan persyaratan teknis (persyaratan karantina) impor yang ditetapkan di 3 (tiga)titikyaitusebelummasuk(pre border), di tempatpemasukkan(at border)dansetelahpemasukan(post border)dalam upaya tindakan perlindungan terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan; 2) memfasilitasi ekspor komoditas pertanian melalui pemeriksaan, audit, verifikasi dan sertifikasi karantina ekspor agar persyaratan teknis yang ditentukan negara pengimpor dapat terpenuhi; 3) turut serta memverifikasi persyaratan teknis negara tujuan ekspor agar tetap dalam koridor perjanjian SPS; 4) sebagai ‘Notification Body’ dan ‘National Enquiry Point’ SPS, peran tersebut merupakan salah satu bentuk dari komunikasi persyaratan teknis (dengan organisasi internasional dan negara mitra) yang akan diberlakukan.
Dalam rangka memulihkan ekonomi kawasan dan kepercayaan investor asing, negara-negara ASEAN sepakat melakukan integrasi ekonomi agar kawasan ASEAN lebih menarik investor. Masyarakat Ekonomi ASEAN-2015 (MEA) terdiri dari tiga pilar, yaitu (a) politik dan keamanan, (b) ekonomi,
dan (c) sosial budaya. Pilar ekonomi merupakan pilar yang perlu diprioritaskan karena berdampak secara langsung terhadap keberlangsungan dan daya saing perdagangan produk pertanian Indonesia. Pilar ekonomi ini memiliki 4 (empat) target strategis, yaitu: (1) Adanya pasar tunggal dan basis produksi; (2) Menuju kawasan berdaya saing tinggi; (3) Pembangunan ekonomi merata; dan (4) Integrasi ASEAN ke dalam ekonomi global. Untuk pilar ekonomi ini target peningkatan daya saing harus mendapatkan prioritas utama dalam langkah dan upaya tindak lanjut ke depan. Daya saing tidak saja untuk komoditas atau produk, tetapi juga dalam aspek manajemen dan organisasi serta pengembangan inovasi dan teknologi.
Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan terbangun pasar tunggal dan basis produksi, dimana terdapat aliran barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil yang lebih bebas, kawasan berdaya saing tinggi, pembangunan ekonomi merata, pengembangan UKM ASEAN, serta integrasi ASEAN ke dalam ekonomi global. Wujud kinerja MEA 2015 dari sisi karantina adalah fasilitasi kelancaran arus barang/produk pertanian yang diperdagangkan. Dengan demikian, salah satu fokus yang perlu mendapatkan perhatian serius menyangkut kesetaraan sistem manajemen risiko antar negara anggota MEA.
Perubahan iklim (Dewan Nasional Perubahan Iklim, 2012)1, merupakan isu utama di dunia saat ini karena berdampak pada keberlanjutan dan eksistensi kehidupan manusia di bumi. Perubahan iklim ditandai dengan peningkatan temperatur global dan peningkatan muka air laut. Perubahan temperatur global berimplikasi pada perubahan pola temperatur permukaan bumi sehingga mempengaruhi perubahan pola cuaca yang ada di permukaan bumi. Sektor pertanian, terutama sub sektor tanaman pangan, mengalami dampak perubahan iklim yang cukup besar.
Kementerian Pertanian telah menempatkan ancaman perubahan iklim sebagai ancaman terhadap sumber daya lahan dan lingkungan pertanian. Dampak perubahan iklim yang telah dipetakan oleh Kementrian Pertanian diantaranya adalah degradasi sumber daya lahan dan air, infrastrukur
1Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim Indonesia. 2012. Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Dokumen ini sebagai masukan dalam penyusunan RAN (Rencana Aksi Nasional) Adaptasi yang dilakukan oleh Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup, dan DNPI.
(irigasi), banjir dan kekeringan dan penciutan serta degradasi lahan yang berpotensi mengancam penurunan produktivitas, produksi, mutu hasil, efesiensi dan lainnya yang berujung kepada ketahanan pangan, dan pada akhirnya terhadap kehidupan sosial dan ekonomi serta kesejahteraan petani dan masyarakat produsen.
Untuk dapat menjadi basis perekonomian nasional, maka komoditas pertanian Indonesia harus memiliki daya saing pasar yang kuat, baik di lingkup domestik maupun pasar internasional. Keberlanjutan perekonomian yang ditunjang oleh komoditas pertanian, dan kontribusinya pada perdagangan, serta pasar internasional ditentukan oleh beberapa faktor, yakni: (a) kualitas dan kontinuitas komoditas pertanian yang didukung oleh informasi tata kelola produksi yang baik (GAP/GFP/SOP); (b) kemampuan promosi dan negosiasi internasional dengan prinsip saling menguntungkan; dan (c) keberadaan dan status penyakit.
Satu satunya faktor yang didefinisikan sebagai hambatan teknis adalah keberadaan/status penyakit, yang berdasarkan ketentuan internasional berkaitan dengan prevalensi hama dan penyakit serta organisme pengganggu tumbuhan di suatu area/kawasan, sistem surveilans yang dimiliki dan dilaksanakan, dan sistem pengendalian yang dibangun.
Berdasarkan Analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman),banyak faktor yang berhubungan dengan ancaman resiko penyakit pada hewan dan tumbuhan, serta status penyakit di suatu area yang terkait dengan fungsi BARANTAN sebagai berikut :
Tabel 1.Faktor Internal
No Aspek Kekuatan
(Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
1 Regulasi/Kebijakan a. Karantina merupakan salah satu dari 3 unsur teknis (CIQ) berdasarkan ketentuan international (Annex IX) bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan di tempat pemasukan dan
pengeluaran suatu negara b. Berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan SK Mentan Badan Karantina Pertanian mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati c. Peraturan Nomor 49/Permentan/OT.140/8/201 2 menetapkan tempat-tempat pemasukan / pengeluaran yang
merupakan tanggung jawab Badan Karantina Pertanian d. Karantina memiliki landasan
hukum yang kuat dalam operasionalnya, yang terdiri dari Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Kep/Peraturan Menteri serta Juklak/Juknis dan Manual
a. Kebijakan teknis operasional yang merupakan tindak lanjut amanah PP Nomor 82/2000 yang belum ditindaklanjuti dalam bentuk Permentan ada 10 Pasal sedangkan PP Nomor 14/2002 ada yang belum ditindaklanjuti dalam bentuk Permentanada 4 Pasal
b. Proses revisi UU Nomor 16/1992, pengamatan fungsi terkait keamanan hayati, tentang
pengawasan dan
penindakan, penambahan sanksi masih belum selesai.
c. Protokol karantina antar negara
pengimpor/pengekspor (MOU) masih perlu ditingkatkan terkait dalam pelaksanaan sistem perkarantinaan d. Kebijakan teknis
operasional, standar teknik dan metoda masih perlu dilengkapi untuk
meningkatkan cakupan pengendalian resiko dan akuntabilitas pelaksanaan pengawasan dan
No Aspek Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) pelayanan 2 Kelembagaan dan manajemen organisasi a. Keanggotaan Indonesia dalam organisasi internasional yaitu Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Organisasi Pangan & Pertanian (FAO), Organisasi Kesehatan Hewan Sedunia (OIE), Konvensi International Perlindungan Tanaman (IPPC) dan Komisi
Kesehatan Pangan Sedunia (CODEX)
a. Sistem informasi tingkat Pusat dan UPT perlu peningkatan pelaporan dan manajemen internal b. Data dan pelaporan tingkat
UPT - Pusat - UPT untuk proses pengambilan sistem keputusan belum
terintegrasi
c. Kemampuan analisa resiko dibidang karantina hewan masih lemah dan belum didokumentasikan sebagai salah satu dasar
pelaksanaan sistem perkarantinaan d. Kelembagaan karantina masih memerlukan penyesuaian terhadap strategi perlindungan sumberdaya hayati dan keamanan pangan e. Perlu penyempurnaan
dalam sistem pengendalian dan sistem pengukuran kinerja mengikuti
perkembangan reformasi birokrasi
3 Sumber daya manusia a. BARANTAN telah memiliki SDM yang berkompeten dalam penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati, yang terdiri dari tenaga fungsional karantina hewan (Medik Veteriner dan
a. Distribusi SDM belum memperhitungkan analisis beban kerja baik tingkat Pusat dan UPT b. Kualitas, kompetensi dan
jumlah SDM masih memerlukan peningkatan mengikuti meningkatnya
No Aspek Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Paramedik Veteriner), fungsional karantina tumbuhan (Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan – POPT), Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), POLSUS, dan Intelijen Karantina
b. Kompetensi SDM BARANTAN semakin meningkat
c. Kemampuan BARANTAN dalam penyediaan diklat teknis meningkat
beban kerja operasional
4 Sarana
prasarana/infrastruktur
a. Mempunyai sarana dan prasarana operasional pokok diseluruh provinsi di
Indonesia yang mampu mendukung terlaksananya operasional pengawasan dan pelayanan karantina
a. Sarana/prasarana operasional perlu penataan dan peningkatan kualitas sesuai peruntukkannya dan standar
b. Belum semua sarana pelayanan memenuhi standar minimal c. Teknologi dan sistem
informasi belum cukup memuaskanpemanfaatan nya dalam meningkatkan pelayanan dan
manajemen kinerja internal
d. Sarana dan Prasarana Operasional masih memerlukan penataan dan peningkatan kualitas mengikuti peningkatan beban operasional dan kepuasan masyarakat dalam pelayanan
No Aspek Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
5 Pelayanan Publik a. Komitmen dari pimpinan dan pegawai BARANTAN untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik semakin menguat
b. Semakin membaiknya mutu sarana prasarana untuk peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat;
c. Telah adanya pengukuran IndeksKepuasanMasyarakat (IKM) sebagai bagian dari sistem monev perbaikan pelayanan publik.
a. Sistem pelayanan dan pengawasan
pelaksanaan
perkarantinaan yang telah dituangkan dalam suatu produk hukum belum optimal penerapannya
6 Pengelolaan Anggaran a. Dari aspek pendanaan, selain APBN Rupiah Murni, Barantan mempunyai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang sampai dengan saat ini merupakan PNBP terbesar di lingkungan Kementerian Pertanian
a. Alokasi anggaran operasional BARANTAN masih terbatas
Tabel 2.Faktor Eksternal
No Aspek Peluang (Opportunities) Tantangan (Threats) 1 Sistem
Ekonomi/Perdagangan Internasional
a. Peningkatan jumlah konsumen produk pertanian dunia
b. Integrasi perdagangan dunia atau antar kawasan (WTO, MEA, APEC, EU, dsb) c. Globalisasi dan liberalisasi
perdagangan dunia menghasilkan sejumlah perjanjian dan kesepakatan d. Adanya ketentuan-ketentuan antar
Negara yang harus disepakati dan telah harmoni di dalam MoU
e. Terdapat berbagai kesepakatan internasional terkait penjaminan akses pasar (OIE, Codex, dsb)
f. Berlakunya Kebijakan Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement - FTA). Antara lain yaitu Indonesia – China; Indonesia – Korea; Indonesia – Jepang
a. Semakin meningkatnya hambatan non tarifterhadap produk-produk pangan yang dikenakan oleh Negara tujuan ekspor utama (USA, EU, Asia Timur Jauh, dan Australia) terutama terkait dengan
Sanitary and Phytosanitary
(SPS).
b. Meningkatnya volume dan kompleksitas perdagangan c. Kebijakan proteksi dari negara
mitra
d. Standarisasi produk pertanian dari negara pengimpor e. Tingginya frekuensi lalu lintas
perdagangan internasional untuk produk pertanian f. Meningkatnya permintaan
konsumen di negara tujuan ekspor terkait produksi pertanian yang sehat bermutu dan aman konsumsi serta bebas penyakit
g. Meningkatnya ancaman kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan selain HPHK dan OPTK, seperti IAS dan GMO serta ancaman terhadap keanekaragaman hayati h. Adanya kebijakan zoning
dalam importasi produk hewan (daging)
2 Perkembangan Iptek a. Kerjasama penerapan standarisasi mutu secara internasional berbasis ISO
b. Pembelajaran dari praktik Otoritas Kompeten dari negara-negara lain c. Tawaran kerjasama pengembangan
jejaring riset internasional d. Ketersediaan sumber pendanaan
internasional
e. Kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan di luar negeri
a. Data hasil riset yang dilakukan oleh pihak Indonesia sangat mudah diakses pihak luar b. Data hasil riset yang
dilakukan pihak asing sangat sulit diakses oleh peneliti Indonesia
c. Kemajuan teknologi transportasi, perdagangan dan pariwisata
No Aspek Peluang (Opportunities) Tantangan (Threats) kegiatan lalu lintas komoditas d. Kemajuan dalam bidang
bioteknologi dan teknologi pengolahan pangan e. Banyaknya HPHK dan OPTK
dari berbagai negara f. Makin beragamnyajenis
media pembawa HPHK & OPTK
3 Volume & kompleksitas perdagangan
a. Pengembangandanproduksiberbagai produkuntukkesehatanhewan dan tanaman (pencegahan, diagnosis danpengobatan)
b. Jenis asing invasif(Invassive Allien
Species/IAS) telah dapat diidentifikasi
berdampak penting terhadap lingkungan dan kelestarian sumberdaya hayati
a. Adanya bioterorisme. b. Semakin beragamnya bentuk
dan jenis komoditas berkaitan dengan produk produk rekayasa genetik (Genetically
Modified Organism/GMO)
c. Sulitnya menelusuri tempat asal suatu produk.
F. Rencana Kerja 2015 – 2019 PENGUATAN KELEMBAGAAN
a) Tindakan perkarantinaan yang efektif
b) Pemahaman Terhadap Peraturan Perkarantinaan dan Pengawasan Keamanan serta pemahaman terhadap Pedoman/Juklak/Juknis)
c) Peningkatan pengawasan tindakan karantina ,Perlakuan, pemusnahan,pemantauan dan Surveilen HPHK & OPTK
d) Peningkatan Uji Laboratorium
e) Kerjasama dalam penyusunan Standar Perkarantinaan SPS, ISPM, harmonisasi standar/standar uji dengan Instansi terkait.
PENGUATAN SDM
a) Penguatan kompetensi keahlian dan keterampilan terhadap petugas karantina dalam identifikasi dan deteksi HPHK dan OPTK serta cemaran pangan segar
b) Penguatan kompetensi terhadap SDM Barantan melalui pendidikan c) Penguatan terhadap keilmuan pendukung : IT, Hukum, Manajemen
d) Diklat Prioritas dalam mendukung TUSI Barantan terhadap HPHK/OPTK terutama untuk 7 komoditas strategis (padi, jagung, kedelei, tebu, bawang merah, cabe, dan daging) mrpkn program berkelanjutan
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR/SARANA/PRASARANA
a) Penguatan Instalasi Karantina Hewan (IKH) dan Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT) yang modern
b) Penguatan sarana dan prasarana pengawasan, pemeriksaan, identifikasi dan deteksi HPHK/OPTK yang modern
c) Penguatan sarana pengawasan terhadap alat angkut /pasilitas tindakan karantina d) Penguatan terhadap infrastruktur Teknologi Informasi, sarana llabiratorium
G. Lampiran Matrik Rencana Kerja 2015 – 2019
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERKARANTINAAN PERTANIAN DAN PENGAWASAN KEAMANAN HAYATI SASARAN PROGRAM 1: Meningkatnya efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK
IKU.1 Persentase media pembawa yang
memenuhisistemjaminankesehatanmelaluisertifi kasikarantinaimpor di tempatpemasukanyang telahditetapkan
94% 95% 96% 97% 98%
IKU.2 Persentase media pembawa yang
memenuhisistemjaminankesehatanmelaluisertifi kasikarantinaekspor di tempatpemasukan yang telahditetapkan
86% 87% 88% 89% 90%
IKU.3 Persentase media pembawa yang
memenuhisistemjaminankesehatanmelaluisertifi kasikarantinaantar area di tempatpengeluaran yang telahditetapkan 86% 87% 88% 89% 90% SASARAN PROGRAM 2: Meningkatnyakualitaspelayanant indakankarantinadanpengawasa nkeamananhayatiterhadapekspo r MP HPHK dan OPTK dankeamananhayati
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8
IKU.4 Persentasejumlahsertifikatekspor yang ditolakolehnegaratujuanmelaluitempatpengelua ran yang ditetapkan
0,1% 0,1% ≤0,1% ≤0,1% ≤0,1% SASARAN PROGRAM 3: Meningkatnyakepatuhandankepu asanpenggunajasakarantinaperta nian IKU.5 PenurunanPersentasekasuspelanggaranperkara ntinaandibandingtahunsebelumnya 5% 5% 5% 5% 5%
IKU.6 NilaiIndeksKepuasanMasyarakat (IKM) 77 78 79 80 81
1 PeningkatanKepatuhan, KerjaSamadanPengemba nganSistemInformasiPer karantinaan Meningkatnyadesiminasi SPS dengan stakeholderdaninstansiterkait IKK. 014 Jumlahdesiminasi SPS (DOKUMEN) 1 1 1 1 1
Tersedianyainformasi yang valid, handaldanmudahdiakses
IKK.
015 Jumlahaplikasiberbasis IT terkaitinternal daneksternalperkarantinaanpertanian
(APLIKASI) 2 2 2 2 2 2 PeningkatanSistemKaran tinaHewandanKeamanan HayatiHewani
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 2016 2017 2018 2019 1 2 3 4 5 6 7 8 Meningkatnyakualitaslaboratoriu m UPT karantinapertanian IKK.
009 Jumlahlaboratoriumnyaterakreditasisesuairuanglingkuptugasnya (DOKUMEN)
3 3 3 3 3 Meningkatnyakemampuandeteks irisiko IKK. 010 JumlahdokumenAnalisisResiko HPHK (DOKUMEN) 2 2 2 2 2 3 PeningkatanSistemKaran tinaTumbuhandanKeama nanHayatiNabati Tersusunnyakebijakanteknisperk arantinaan IKK. 007 Jumlahdokumenpembinaan, dokumenbimbinganteknisdandokumenmonitorin g pencegahanmasukdanmenyebarnya OPTK dankeamananhayatinabati(LAPORAN) 18 18 18 18 18 Meningkatnyakualitaslaboratoriu m UPT karantinapertanian IKK. 009
Jumlah UPT yang
laboratoriumnyaterakreditasisesuairuanglingku ptugasnya (DOKUMEN) 3 3 3 3 3 Meningkatnyakemampuandeteks irisiko IKK.
011 JumlahdokumenAnalisisResiko OPTK (DOKUMEN)
10 10 10 10 10
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 2016 2017 2018 2019 1 2 3 4 5 6 7 8 4 DukunganManajemendan DukunganTeknisLainnya padaBadanKarantinaPert anian
TersedianyaSDM aparatur yang kompetendan professional
IKK.
026 Jumlahkegiatanpelatihan yang diselenggarakan (KEG)
6 13 13 13 13
IKK.
027 Jumlahaparatur yang mengikutipendidikan / pelatihan (ORG)
500 500 500 500 500 Terkelolanyaanggaransecara optimal IKK.
028 Opini BPK terhadaplaporankeuangan BARANTAN (Laporan)
WTP WTP WTP WTP WTP
Terwujudnya good governance &
clean government IKK. 029 Jumlahdokumenperencanaan, evaluasi&pelaporankarantinapertanian (Dokumen) 17 17 17 17 17 IKK. 030 Jumlahdokumenrencanakinerja&penyusunananggaran 65 65 65 65 65 IKK.
031 Jumlahdokumenpengembangan&pengelolaankepegawaian (Dokumen)
5 5 5 5 5 IKK. 032 Jumlahdokumenpengembanganintegritasbarant andanreformasibirokrasi (Dokumen) 1 3 3 3 3 IKK. 033 Jumlahdokumentatalaksanadaninisiatifanti korupsi 1 3 3 3 3
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 2016 2017 2018 2019 1 2 3 4 5 6 7 8 IKK. 035 Jumlahlaporanindekskepuasaninformasilayanan perkarantinaan (BulanLayanan) 12 12 12 12 12 IKK.
036 Jumlahlaporanpengelolaan TU &rumahtangga (Laporan)
12 12 12 12 12 IKK. 038 Tingkat dukunganaparaturpegawai&layananperkantora n (BULAN LAYANAN) 12 12 12 12 12 Tersedianyasaranadanprasarana
perkarantinaan yang memadai
IKK.
039 Jumlahdanjenissarana, infrastruktur, teknologiinformasi yang
sesuaikebutuhandanmemadai (UNIT) 88 100 100 100 100 5 PeningkatanKualitasPeny elenggaraanLaboratoriu mUjiStandardanUjiTerap TeknikdanMetodaKarant inaPertanian Pengembanganteknikdanmetoda pengujianlaboratorium IKK. 020 Jumlahvalidasimetodepengujian (LAPORAN) 1 8 8 8 8 IKK.
021 Jumlahkoleksi HPHK dan OPTK (DOKUMEN)
10 10 10 10 10
IKK.
022 Jumlahakreditasiruanglingkuppengujian HPHK dan OPTK (LAPORAN)
6 6 6 6 6
IKK.
023 Jumlahsampelujirujukan (LAPORAN)
1600 1440 1296 1166 1050
IKK.
024 Jumlahruanglingkup yang tersertifikasi (LAPORAN)
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8
IKK. 037
Dukungan internal administrasi (BULAN) 12 12 12 12 12
Terwujudnya good governance &
clean government
IKK.
038 Dukunganaparaturpegawai&layananperkantoran (BULAN LAYANAN)
12 12 12 12 12
Tersedianyasaranadanprasarana
perkarantinaan yang memadai
IKK.
039 Jumlahdanjenissarana, infrastruktur, teknologiinformasi yang
sesuaikebutuhandanmemadai (UNIT) 79 100 100 100 100 6 Peningkatankualitaspela yanankarantinapertanian danpengawasankeamana nhayati Meningkatnyatindakankarantina IKK.
025 JumlahsertifikasikarantinaImpor, ekspordanantararea terhadap media pembawa
OPTK dan HPHK
melaluipelaksanaantindakankarantina (LAPORAN)
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 2016 2017 2018 2019 1 2 3 4 5 6 7 8 IKK. 037 Dukungan Internal Administrasipengelolaansertifikasikarantinapert anian (BULAN) 12 12 12 12 12
Terwujudnya good governance &
clean government
IKK.
038 Dukunganaparaturpegawai&layananperkantoran (BULAN LAYANAN)
12 12 12 12 12
Tersedianyasaranadanprasarana
perkarantinaan yang memadai
IKK.
039 Jumlahdanjenissarana, infrastruktur, teknologiinformasiyang
sesuaikebutuhandanmemadai (UNIT)
1982 2000 2000 2000 2000
IKK.
040 Penambahanjumlahinstalasikarantinahewandantumbuhan yang sesuaistandar
20% 20% 20% 20% 20%