• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. KEADAAN UMUM PENELITIAN. Kecamatan Labuhan Haji merupakan Kecamatan induk dari pemekaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. KEADAAN UMUM PENELITIAN. Kecamatan Labuhan Haji merupakan Kecamatan induk dari pemekaran"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

IV. KEADAAN UMUM PENELITIAN

4.1. Keadaan Tempat Penelitian

Kecamatan Labuhan Haji merupakan Kecamatan induk dari pemekaran Labuhan Haji Barat dan Labuhan Haji Timur yang dilakukan pemekaran pada tahun 2003 terdiri dari 3 (tiga) kemukiman dan 16 (enam belas) gampong, 51 (lima puluh satu) dusun, dengan luas wilayah 4.374.00 Ha yang terdiri dari kawasan pantai, dataran rendah dan dataran tinggi berbatasan:

- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Haji Barat - Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Haji Timur - Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara - Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

Penduduk Kecamatan Labuhan Haji berjumlah 12.769 jiwa terdiri dari laki-laki 6.260 jiwa, perempuan 6.509 jiwa ( Sumber Laporan Penduduk Kecamatan Labuhan Haji per bulan April 2014).

Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani, dan sebagian yang lain berprofesi sebagai nelayan, pedagang, Pegawai Negeri Sipil. Dalam bidang pendidikan rata-rata penduduk Kecamatan Labuhan Haji telah mengenyam pendidikan yang tersebar dari jenjang pendidikan pra sekolah hingga perguruan tinggi.

Ditinjau dari bidang sosial budaya, masyarakat Kecamatan Labuhan Haji 100 % menganut agama Islam dan mendukung pelaksanaan syariat Islam sebagai salah satu keistimewaan Provinsi Aceh. Bahasa Aneuk Jame merupakan sebagai

(2)

bahasa pengantar sehari-hari yang secara turun menurun telah menyatu dalam satu budaya yang tidak dapat dipisahkan. (Kantor Camat Labuhan Haji, 2011)

4.2. Perikanan Tangkap

Berdasarkan Undang-Undang Perikanan No 45 Tahun 2009, kapal adalah sebagai alat bantu operasional dalam melakukan pengoperasian penangkapan ikan dan juga sebagai alat sarana pendukung utama dalam melakukan aktivitas-aktivitas di laut. Adapun fungsi utama kapal atau perahu adalah sebagai alat transportasi, sarana transportasi dengan menggunakan kapal untuk melakukan penangkapan ikan, pengangkutan ikan, penampung ikan, dan pembudidayaan ikan.

Perahu/kapal penangkap adalah perahu/kapal yang digunakan pada operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air secara langsung. Kapal pengangkut yang digunakan untuk mengangkut nelayan, alat-alat penagkapan dan hasil tangkapan dimaksukan sebagai perahu/kapal tangkap (Departemen Kelautan dan perikanan, 2003).

4.2.1. Armada Kapal

Armada kapal adalah kelompok kapal perikanan yang digunakan untuk menangkap ikan jenis pelagis, domersal dan ikan karang yang bermigrasi dan dioperasikan dalam satu kesatuan sistem operasi penangkapan atau dalam satu kesatuan manajemen usaha. Dimana satu kesatuan manajemen usaha itu terdiri dari kapal penangkapan ikan, kapal pembantu penangkapan ikan, dan kapal pengangkut ikan. Dalam satu manajemen usaha penangkapan ikan, berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dapat dijelaskan bahwa, jenis kapal yang sering

(3)

digunakan oleh nelayan di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan adalah untuk menangkap ikan setiap hari.

Jenis-jenis kapal yang beroperasi di perairan Kecamatan Labuhan Haji yang umumnya menggunakan kapal motor dan perahu tanpa motor. Adapun jumlah armada kapal perikanan di Kecamatan Labuhan Haji 2010-2014 dapat di lihat pada Tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Jumlah Kapal Kecamatan Labuhan Haji Tahun 2010-2014

Tahun

Jumlah Kapal Nelayan

Total Jumlah % Labuhan Haji

Motor Tempel Kapal motor 2010 12 150 162 23% 2011 10 140 150 22% 2012 8 137 145 21% 2013 8 128 136 20% 2014 6 94 100 14%

Sumber : Panglima Laot Kecamatan Labuhan Haji, diolah kembali.

Berdasarkan data pada Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa jumlah kapal di Kecamatan Labuhan Haji sejak tahun 2010-2014 dimana pada pendataan kapal tahun 2010 yang besar dibandingkan dengan tahun-tahun lain khususnya pada kapal motor. Persentase jumlah armada kapal di Kecamatan Labuhan Haji sejak tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini :

(4)

Gambar 1. Perkembangan Jumlah Kapal Penangkapan Ikan Kecamatan Labuhan Haji Tahun 2010-2014

Perkembangan Jumlah Kapal Penangkapan Ikan secara keseluruhan pada periode 2010-2014 cenderung mengalami penurunan walaupun tetap terjadi peningkatan pada tahun tertentu (lihat Gambar 1). Pada tahun 2010 jumlah kapal 162 unit (23%). Jumlah kapal pada tahun 2011 menjadi 150 unit (22%), terjadi penurunan jumlah kapal disebabkan banyaknya masyarakat nelayan yang hasil pendapatannya menurun, dan pada tahun 2012 kapal kembali mengalami penurunan menjadi 145 unit (21%) dan pada tahun 2013 peningkatan jumlah kapal menjadi 136 unit (20%) dan pada tahun 2014 kapal dalam keadaan stabil dengan jumlahnya 100 unit (14%).

Menurut Panglima laot terjadinya penurunan jumlah kapal di Kecamatan Labuhan Haji 2010-2014 karena pendapatan para nelayan dilabuhan haji terjadi penurunan yang sangat drastis sehingga armada penangkap ikan dibiarkan terlantar bahkan ada yang dijual keluar daerah. (Panglima Laot Labuhan Haji, 2012). 23% 22% 21% 20% 14%

JUMLAH KAPAL

2010 2011 2012 2013 2014

(5)

Berdasarkan DKP (2014), menjelaskan bahwa penurunan jumlah kapal penangkapan ikan di Kecamatan Labuhan Haji dikarenakan banyak masyarakat nelayan Labuhan Haji tidak lagi melaut karena akibat pendapatan para nelayan tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup rumah tangga, sehingga banyak para nelayan mengalih mata pencaharian pada pekerjaan yang lain.

Menurut data yang diperoleh dilapangan, kapal Pancing ulur di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan tahun 2014 yang beroperasi semua bahannya terbuat dari bahan kayu Jati/Merante (tectona grandis) dengan ukuran dengan mengunakan rumus

GT = LoA x L x D x Koefesien = 12 x 2,80 x 0,99

= 7 GT Ket :

LoA = Panjang Kapal (cm) D = Tinggi Kapal (cm) L = Lebar Kapal (cm) Koefesien = 0,2

Nilai murni x 0,2 Koefesien blok (nilai tetap dalam pengukuran kapal). Kapal pancing ulur yang terdapat di Kecamatan Labuhan Haji memiliki kapal pancing ulur sebanyak 30 kapal pancin ulur dengan ukuran dan GT mulai dari 2-7 GT, tenaga penggerak kapal pancing ulur menggunakan mesin Nyanmar TS 190-230 PK, kapal pancing ulur dapat digunakan 8-10 tahun kedepan (Panglima Laot, 2012).

(6)

Ukuran kapal, jenis, GT dan mesin armada kapal Pancing Ulur yang beroperasi di perairan Kecamatan Labuhan Haji dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2. Jumlah armada kapal Pancing Ulur Di Kecamatan Labuhan Haji Tahun 2014.

No Kapal Pancing Ulur GT

Kapal Merek Mesin BBM

1. KM. Jasa Mina 5 Nyanmar 230 PK Solar

2. KM Karena Dia 5 Nyanmar 230 PK Solar

3. KM. Hamita 7 Nyanmar 230 PK Solar

4. KM. 3 Permata Bunda 7 Nyanmar 230 PK Solar 5. KM. Rajo Bintang 4 Nyanmar 230 PK Solar

6. KM. Tamita Jaya 6 Nyanmar 230 PK Solar

7. KM. Putra L. Haji

5 Nyanmar 230 PK Solar

8. KM. Pangeran 7 Nyanmar 230 PK Solar

9. KM. Gambolo 7 Nyanmar 230 PK Solar

10. KM. Indah 5 Nyanmar 230 PK Solar

Sumber : Hasil Survey (sensus), diolah kembali 2014.

BerdasarkanTabel 2 diatas, dijelaskan bahwa armada kapal pancing ulur yang rata-rata memiliki ukuran 2-7 GT mencapai 100 kapal yang beroperasi di Kecamatan Labuhan Haji dan miliki berbagai ukuran, untuk lebih jelas dapat di lihat pada Gambar 2 di bawah ini :

(7)

4.2.2. Alat Tangkap Pancing Ulur

Alat tangkap merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi nelayan karena menjadi alat utama dari mata pencahariannya dalam menghasilkan produksi perikanan, baik yang berupa ikan maupun yang non ikan. Pemanfaatan sumberdaya ikan oleh nelayan secara optimal tentunya sangat didukung oleh teknologi alat penangkapan yang digunakan.

Jenis alat tangkap secara umum yang digunakan oleh nelayan Kecamatan Labuhan Haji ada beberapa jenis, diantaranya adalah jaring, purse seine, bagan perahu, pancing tonda, dan Pancing Ulur. Adapun jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Kecamatan Labuhan Haji dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3. Jenis alat tangkap yang ada di Kecamatan Labuhan Haji

Jenis Alat Tangkap Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 1. Pancing Ulur 60 55 51 49 30 2. Purse seine 45 46 41 40 37 3. Pancing tonda 55 55 54 49 60 4 Jaring 78 73 70 70 63 5 Bagan Perahu 20 17 12 15 15 Jumlah 258 246 228 223 205

Sumber : Panglima Laot Kecamatan Labuhan Haji 2010-2014, diolah kembali. Berdasarkan data pada Tabel 3 diatas bahwa persentase jumlah armada kapal di Kecamatan Labuhan Haji sejak tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini :

(8)

Gambar 3. Alat tangkap nelayan 2010-2014 di Kecamatan Labuhan Haji 2014

Berdasarkan Tabel 3 diatas, dijelaskan perkembangan jumlah alat tangkap pada tahun 2010 mencapai 258 unit (22 %), dibandingkan tahun 2011 menjadi 246 unit (21%), disebabkan banyaknya masyarakat mata pecahariannya masih tergantung pada melaut sehingga alat tangkap mencapai 40%-50%, yang diberikan oleh pihak Dinas Perikanan dan Kelautan. Pada tahun 2012 alat tangkap kembali mengalami penurunan menjadi 228 unit (20%), disebabkan banyak nelayan pada tahun ini mulai mengalih mata pencaharian kebidang lainnya sehingga para nelayan mulai menurun. Sedangkan pada tahun 2013 (19%) dan 2014 (18%), alat tangkap kembali mengalami penurunan menjadi 223-205 unit (19%-18%), hal ini disebabkan hasil pendapatan nelayan tidak mencukupi untuk menghidupi rumah tangga, sehingga banyak kapal dijual ke luar daerah.

Alat tangkap Pancing ulur memiliki berbagai ukuran dan jenis mata pancing yang berbeda. Bentuk umum pancing yang digunakan oleh nelayan

2010 22% 2011 21% 2012 20% 2013 19% 2014 18%

(9)

pacing ulur di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan mempunyai dimensi ukuran sebagai berikut :

 Panjang Benang berkisar 40-100 meter  Kedalaman Benang berkisar 30-80 meter

Meterial atau bahan pancing ulur yang digunakan di Kecamatan Labuhan Haji adalah sebagai berikut :

 Gulungan Plastik (Fishing Spool) ukuran diameter 17 cm

 Benang Nilon mesh size 2 mm dengan panjang 40 s/d 100 mesh size  Ukuran Kedalaman 30 s/d 80 mesh size

 Sambungan benang Kili-kili (swivel ) Peniti (snap)  Timah pemberat dengan jumlah 1-5 kg

 Mata pancing merk Kunci 9-12 mesh size

a. Metode Pengoperasian Pancing ulur

Operasi penangkapan ikan dengan pancing ulur yang dilakukan oleh nelayan di Kecamatan Labuhan Haji umumnya hanya berlangsung dua hari adapula sampai enam hari pada siang dan malam hari dengan menggunakan alat bantu berupa lampu, rumpon, kompas, Fish Finder dan GPS. Adapun alat bantu tersebut memiliki peran masing-masing yaitu :

1) Lampu berfungsi sebagai untuk memikat ikan agar gerombolan ikan naik ke permukaan air dan terkonsentrasi di sekitar lampu.

2) Rumpon bermanfaat alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dilaut, baik laut dangkal maupun laut dalam. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan ikan agar berkumpul disekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap.

(10)

3) Kompas pada kapal pancing ulur digunakan sebagai alat bantu menunjukkan haluan tempat dimana akan melakukan pengoperasian.

4) Fish finder berfungsi Untuk bisa mengetahui apakah topografi itu berupa karang luas, tandes atau rumpon, tentu saja diperlukan jam terbang yang tinggi. Artinya si pemakai fish finder harus hafal betul gambar-gambar yang ditampilkan oleh monitor fish finder.

5) GPS berfungsi untuk merekam lokasi yang sudah dilalui kapal pancing ulur dan mempermudahkan pencarian tempat lokasi tersebut bila kembali lagi ketempat yang sudah yang sudah terekam.

b. Unit Penangkapan Pancing ulur

Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh Selatan (2014) unit penangkapan pancing ulur di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan sangat efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis, terutama Tongkol, kakap, Kembung, besar mata, Tenggiri dan jenis Ikan Karang lainnya. Hasil tangkapan yang didapat oleh nelayan pancing ulur cenderung meningkat dengan perkembangan (kemajuan) dari unit penangkapan tersebut. Unit penangkapan pancing ulur beroperasi dengan menggunakan armada kapal berukuran 2-7 GT yang dapat menampung ABK sebayak 2-4 di atas kapal.

c. Biaya Operasional Per Trip

Kapal pancing ulur di Kecamatan Labuhan Haji membawa pembekalan untuk memenuhi operasi penangkapan ikan, baik untuk kapal, mesin kapal, maupun nelayan biaya total operasional dalam satu trip dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini :

(11)

Tabel 4. Biaya Operasional Per Trip Pada Kapal Pancing Ulur

No Bahan operasional per trip Satuan Biaya (Rp) Jumlah

1. Solar 150 Liter 4.500,- 675.000,-

2. Oli 5 Liter 24.000,- 120.000,-

3. Minyak Tanah 6 Liter 20.000,- 60.000,-

4. Beras 5 kg 14.000,- 70.000,-

5. Es Balok 10 Batang 1.6000,- 160.000,-

6. Peralatan Dapur - 100.000,- 100.000,-

7. Air bersih 150 Liter 1.000,- 5.000,-

8. Ongkos Becak - 100.000,- 100.000,- 9. Pancing 200.000,- 10. Benang 260.000,- 11. Timah 2 Kg 20.000,- 40.000,- 12. Dll - 300.000,- 300.000,- Total 2.090.000,-

Sumber : Hasil Survey di Kecamatan Labuhan Haji 2014

4.2.3. Nelayan

Menurut Undang-Undang Perikanan No 45 tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, nelayan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 7 (Tujuh) gross tonage (GT).

Nelayan adalah orang yang selalu melakukan operasi penangkapan ikan baik di laut maupun di sungai serta melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum, adapun jumlah nelayan dari tahun 2010-2014 dapat di lihat pada Tabel 5 berikut ini :

(12)

Tahun

Jumlah Nelayan 2010 2011 2012 2013 2014

Labuhan Haji 486 450 435 408 300

Sumber : Panglima Laot Kecamatan Labuhan Haji 2010-2014, diolah kembali.

Gambar 4. Jumlah Persentase Nelayan di Kecamatan Labuhan Haji 2010-2014, diolah kembali

Menurut Panglima laot menerangkan bahwa pada tahun 2010-2011 banyak nelayan musiman yang beralih kepada nelayan tetap di Kecamatan Labuhan Haji berkisar antara 486 orang (23%), dan tahun 2011 jumlah nelayan mengalami penurunan yang berkisar 450 orang (22%), hal ini disebabkan banyak nelayan pada tahun ini yang tidak berprofesi nelayan karena para nelayan banyak yang mengalih mata pencahariannya keburuh bangunan dan petani kebun/sawah.

Jumlah nelayan pada tahun 2012-2013 di Kecamatan Labuhan Haji mengalami lagi penurunan 435-408 orang (21%-20%), yang disebabkan banyaknya nelayan yang sudah mencari pekerjaan diluar daerah baik sebagai buruh bangunan maupun pekerjaan yang lainnya. Pada tahun 2014 jumlah nelayan menurun drastis hinga 100 orang (14%) lagi yang mencari nafkah dilaut dan yang

486 450 435 408 300 0 100 200 300 400 500 600 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Nelayan

(13)

sebagian sudah mengalih pekerjan kebidang yang lainnya, apalagi hasil di dapat di laut sudah hampir tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup. ( DKP, 2014 ).

4.2.4. Daerah Penangkapan Ikan

Daerah penangkapan ikan dengan mengunakan alat tangkap pancing ulur di perairan Labuhan Haji sejauh 15-20 mil dari pinggir pantai, pada umumnya sangat dipengaruhi oleh cuaca dan musim. Petunjuk alami yang bisa digunakan selain alat seperti GPS/Fish Finder adalah adanya burung camar yang menukik-nukik diatas permukaan laut, adanya buih atau dengan melihat adanya loncatan lumba-limba di permukaan laut. Apabila salah satu tanda-tanda ditemukan, maka kapal diarahkan mendekati tanda-tanda tersebut. Setelah kapal agak dekat dengan tanda tadi, maka yang harus diperhatikan adalah kalau didapati lumba-lumba, maka yang diamati bentuk loncatannya (kalau loncatannya berputar), ini menandakan dalam kelompok tersebut tidak terdapat ikan, bila loncatan lumba-lumba tinggi lurus atau melengkung ini berarti adanya kawanan ikan diantara lumba-lumba tersebut) Iskandar, 1997.

Apabila tanda alam adalah burung-burung camar, yang dilihat adalah jenis camar (camar putih atau camar hitam), banyaknya burung. Kalau burung camar putih ini menandakan bahwa gerombolan ikan yang berukuran besar (Mencilak dan Tongkol), tapi jika camar hitam ini menandakan ikan berukuran kecil yaitu ikan pelagis. Setelah memperhatikan tanda-tanda alam tersebut harus diperhitungkan kedalaman perairan berkisar antara 30-40 meter dan dasar perairan (berkarang atau tidak) Iskandar, 1997.

(14)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Tangkapan Pancing Ulur 5.1.1. Jumlah Hasil Tangkapan

Berdasarkan hasil survey dilapangan selama satu bulan, bahwa jumlah ikan yang tertangkap dengan mengunakan alat tangkap Pancing ulur di Kecamatan Labuhan Haji tahun 2014. Dapat dilihat dengan bermacam jenis dan jumlah ikan diantaranya Tenggiri, Capai, Bandi, Tongkol, Gabu, dan Ikan Mata Besar. Hasil tangkapan rata-rata dalam satu bulan (8 trip) sebesar 2056 kg/nelayan. dimana hasil tangkapan rata-rata tertinggi pada ikan tongkol 791.667 kg dan hasil yang paling rendah terdapat pada jenis ikan Tenggiri 117 kg. jumlah hasil tangkapan Pancing Ulur tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran 2 .

5.1.2. Jenis Dan Ukuran Ikan

Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan respon di pangkalan ikan (PPI) Lhok Labuhan haji tahun 2014,bahwa jenis dan ukuran ikan terhadap hasil tangkapan Pancing Ulur selama 8 trip dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini : Tabel 6. Jenis dan Ukuran Ikan

No Jenis ikan Ukuran ikan/ cm Lebar/cm Trip/bulan Kg

1 Tenggiri 20 10-14 8 3510 2 Capai 35 10 8 11400 3 Bandi 30 15 8 8890 4 Tongkol 20 4 8 23750 5 Gabu 30 20 8 6030 6 Mata besar 8 5 8 8100

(15)

Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah dan jenis hasil tangkapan dengan mengunakan Pancing Ulur di Kecamatan Labuhan Haji 2014 terdapat hasil tangkapan bermacam jenis dan jumlah tangkapan diantaranya Tenggiri, Capai, Bandi, Tongkol, Gabu dan Mata besar diperkirakan dalam 8 trip sebesar 2056 kg. dimana hasil tangkapan Pancing Ulur berukuran 20 sampai 35 cm. dimana hasil tangkapan Pancing Ulur pada satu bulan mendapatkan hasil dan nilai yang besar pada ikan Tongkol dibandingkan dengan ikan yang lainnya, hal ini sebabkan karena pada akhir bulan musim barat diperairan Labuhan Haji.

Hasil tangkapan pertrip Pacing Ulur di Kecamatan Labuhan Haji berdasarkan pembagian antara jumlah hasil tangkapan dengan upaya penangkapan. Dimana hasil tangkapan Pancing Ulur sebanyak 2056 kg

5.2. Pendapatan Nelayan Pancing Ulur

Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan di Kecamatan Labuhan Haji secara umum jumlah rata-rata pendapatan nelayan adalah semua yang didapat dari hasil penangkapan secara umum yang diperoleh dari hasil kerja dengan jangka waktu hari atau bulan yang telah ditentukan dilapangan selama satu bulan (8 Trip), bahwa pendapatan nelayan Pancing Ulur di PPI Lhok Labuhan Haji tahun 2014, dimana hasil tangkapan Pancing Ulur dapat dilihat dengan bermacam jenis ikan. Ada pun hasil tangkapan pancing ulur di PPI Lhok Labuhan Haji Kecamatan Labuhan Haji diantaranya: Ikan tenggiri , Ikan Dingkis ( Capai), Ikan Kakap Merah ( Bandi ), Ikan Tongkol, Ikan Gabu dan Ikan Mata Besar. Untuk lebih rinci hasil Tangkapan Pancing Ulur di Kecamatan Labuhan Haji dapat di lihat pada Tabel 7 dibawah ini:

(16)

Tabel 7. Jenis Hasil Tangkapan Ikan Pancing Ulur Di Kecamatan Labuhan haji

No Nama Indonesia Nama lokal Nama Latin Jumlah /Kilo % 1 Ikan Tenggiri Tenggiroe Scamberomo

Commersoni 3510 6

2 Ikan Dingkis Ikan Capai Siganus Canaliculatus 11400 18 3 Ikan Tongkol Ikan Sure Eurhynigas Allectrates 23750 39 4 Ikan Mata Besar Mencilak Priachanthus Tayanus 8100 13 5 Ikan Gabu Ikan Gabu Caranx Ignobilis 6030 10 6 Kakap Merah Bandi Lutjanus malabaricus 8890 14

Total 61580 100

Gambar 5. Persentase Jenis Ikan Yang Menggunakan Alat Tangkap Pancing Ulur di Kecamatan Labuhan Haji 2014

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah hasil tangkapan pancing ulur di Kecamatan Labuhan Haji pada tahun 2014 jumlah hasil tangkapan diantaranya Ikan Tenggiri 3510 kg (6%), Ikan Dingkis 11400 kg (18%), Ikan Tongkol 23750 kg (39%), Ikan Mata Basar 8100 kg (13%), Ikan Gabu 6030 kg (10%) dan Ikan Kakap Merah 8890 kg (14%). Ikan Tenggiri 6% Ikan Dingkis 18% Ikan Tongkol 39% Ikan Mata Besar

13% Ikan Gabu

10%

Kakap Merah 14%

Jumlah Tangkapan Nelayan

Sumber : Hasil Survey Responden di Kecamatan Labuhan Haji 2014

(17)

5.3 Analisis Biaya 5.3.1 Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannnya tidak habis dalam satu masa produksi dan tetap dikeluarkan walaupun tidak berproduksi yaitu biaya penyusutan alat. Secara umum ciri-ciri biaya tetap adalah sebagai berikut :

1. Jumlah yang relatif tetap sebanding dengan hasil produksi

2. Menurunnya biaya tetap perunit dibandingkan pada kenaikan hasil produksi

3. Pendekatannya kepada suatu bagian seringkali bergantung pada pilihan dari manajemen atau cara penjatahan biaya

4. Pengawasan atas kejadiannya pada pokoknya bergantung pada manajemen pelaksana dan bukan pada pengawas kerja

Biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp 1.670.699, sebagai biaya penyusutan mesin-mesin serta alat-alat kerja. Untuk lebih rinci biaya penyusutan dapat dilihat pada Lampiran 3.

5.3.2 Biaya Variabel

Biaya variable adalah biaya yang habis dalam satu kali operasi penangkapan atau biaya yang dikeluarkan selama proses usaha berlangsung yaitu biaya bahan bakar, konsumsi, tenaga kerja. Biaya variabel selalu dikeluarkan sepanjang waktu produk selalu berubah tergantung kepada besar kecilnya rata-rata/tahun. biaya tetap dan biaya variable dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini : Tabel 7. Biaya Tetap dan Biaya Variabel

No Komponen Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel Jumlah

1 Penyusutan 1.670.699 1.670.699

2 Operasional 2.090.000/trip 16.720.000

Total 18.390.699

(18)

5.3.3 Biaya Total

Biaya total merupakan biaya yang dikeluarkan dengan menjumlahkan biaya tetap dan biaya operasional. Biaya total rata-rata yang harus dikeluarkan dalam usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap pancing ulur di Kecamatan Labuhan Haji.

TC = Rp 1.670.699 + Rp 16.720.000 = Rp 18.390.699,-

Jumlah besarnya nilai TC pada pancing ulur di Kecamatan Labuhan Haji sebesar Rp 18.390.699,-/ bulan

5.4 Pendapatan Usaha Nelayan

Pendapatan bersih merupakan tujuan utama dari suatu usaha penangkapan yang dilakukan oleh nelayan. Keuntungan dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan, Oleh karena itu nelayan berusaha untuk mendapatkan ikan dalam jumlah yang semaksimal mungkin dengan menekan biaya pengeluaran seminimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.

𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶

𝜋 = 67.803.226 – 18.390.699 = 49.412.527,- /bulan

Bahwa Jumlah rata-rata pendapatan bersih per boat Pancing Ulur di Kecamatan Labuhan Haji Rp. 49.412.527.

Pembagian pendapatan bersih per nelayan setelah dilakukan pembagian hasil setelah melaut selama 8 trip untuk memberikan upah kepada pemilik boat mendapatkan hasil sebanyak Rp. 24.706.263/bulan, pawang mendapatkan upah ditambah pemberian 3% oleh pemilik boat Rp. 8.535.421/bulan, abk 1

(19)

mendapatkan upah sebanyak Rp. 8.235.421/bulan, abk 2 mendapatkan upah sebanyak Rp. 8.235.421/bulan.

5.4.1 Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Perhitungan benefit cost ratio adalah memperhitungkan antara pendapatan total dengan biaya total yang dikeluarkan selama proses produksi ikan di daerah penelitian. Dalam perhitungan ini hanya memasukkan nilai produksi rata-rata nelayan sampel sebesar Rp. 67.803.226 dan nilai biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi sebesar Rp. 18.390.699 Maka nilai B/C Ratio sebagai berikut :

B/C ratio = 67.803.226 18.390.699

= 3,6

Nilai B/C ratio 3,6 memberikan arti bahwa dengan modal Rp 1 menghasilkan pendapatan Rp. 3,6

Hal ini menunjukkan bahwa (B/C ratio > 1 ) artinya usaha Pancing Ulur layak diusahakan oleh nelayan.

5.4.2 Break Event Point (Titik Pulang Pokok) Harga Produksi

Perhitungan Break Event Point (BEP) produksi menggambarkan harga terendah produksi ikan yang dihasilkan. Harga BEP produksi dapat dilihat sebagai berikut :

BEP (p) = 49.412.527 2056 = Rp. 24.033

(20)

BEP (p) sebesar Rp 24.033 menunjukkan bahwa masih sesuai harga pasar (Rp. 24.033) berarti usaha ikan menguntungkan, bila hanya (Rp. 15.000) nelayan menguntungkan.

5.4.3 Break Event Point (Titik Pulang Pokok) Volume Produksi

Perhitungan Break Event Point (BEP) atas dasar unit produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan dalam usaha nelayan agar tidak mengalami kerugian.

Volume produksi ini adalah membandingkan antara rat-rata biaya yang dikeluarkan dengan rata-rata harga produksi yang diperjual belikan.

Dapat dilakukan menggunakan rumus : BEP (Q) = 49.412.527

35.000 = 1411 Kg

Artinya pada produksi 1332 Kg usaha ikan tidak rugi dan tidak laba karena angka produksi 1411 Kg berada dibawah angka produksi ( 2056 Kg) maka usaha ikan nelayan ini menguntungkan

(21)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Hasil tangkapan Pancing Ulur dapat dilihat dengan bermacam jenis

ikan yang terdapat di Kecamatan Labuhan Haji diantaranya: Ikan tenggiri , Ikan Dingkis ( Capai), Ikan Kakap Merah ( Bandi ), Ikan Tongkol, Ikan Gabu dan Ikan Mata Besar. Jumlah persentase pendapatan pancing ulur di Kecamatan Labuhan Haji yaitu: 1) Ikan Tenggiri 6%, 2) Ikan Dingkis 18%, 3) Ikan Tongkol 39%, 4) Ikan Mata Besar 13%, 5) Ikan Gabu 10%, 6) Kakap Merah 14%.

2. Pendapatan bersih pemilik boat sebanyak Rp. 24.706.263/bulan, pendapatan pawang ditambah pemberian 3% oleh pemilik boat Rp. 8.535.421/bulan, pendapatan abk 1 sebanyak Rp. 8.235.421/bulan, pendapatan abk 2 sebanyak Rp. 8.235.421/bulan.

6.2 Saran

1. Untuk memperbesar produksi dan harga yang terjadi ditingkat Kecamatan Labuhan Haji diharapkan kepada nelayan dapat meningkatkan produksi ikan dan pendapatan nelayan di Kecamatan Labuhan Haji.

2. Hasil Tangkapan Pancing Ulur di Kecamatan Labuhan Haji terus dipertahankan.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Kapal Kecamatan Labuhan Haji Tahun 2010-2014
Gambar  1.  Perkembangan  Jumlah  Kapal Penangkapan Ikan  Kecamatan  Labuhan  Haji   Tahun 2010-2014
Tabel 2. Jumlah armada kapal Pancing Ulur Di Kecamatan Labuhan Haji Tahun    2014.
Tabel 3. Jenis alat tangkap yang ada di Kecamatan Labuhan Haji
+5

Referensi

Dokumen terkait

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah laba perusahaan dengan metode penyusutan aktiva tetap garis lurus menurut standar akuntansi keuangan dengan undang- undang

Jika NISN nya berwarna MERAH itu tandanya ada perubahan nomor NISN dari nomor sebelumnya dan itu

ANALISA PROGRAM PENDATAAN DATA VETERAN DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN BAGI PENSIUNAN TENTARA DI KANTOR KANMINVETCAD SALATIGA PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONIMI © 2017

Hasil dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pesan dakwah yang terkandung dalam iklan layanan masyarakat tersebut secara denotatif adalah anjuran untuk

Dalam bab ini, penulis mencoba memaparkan latar belakang permasalahan secara umum tentang bagaimana kebijakan sektor minyak bumi Indonesia yang telah menjelma

Penentuan pertama, istri mendapat 1/8 karena ada furu’ waris, janin dianggap sebagai lelaki, ashobah binnafsi, ibu mendapat 1/6 karena ada furu’ waris dan saudara tiri seayah

Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi diWilayah Kerja Puskesmas Bontang Selatan I Kota Bontang Tahap awal dalam

hipotesa yang membandingkan nilai rata-rata dari 2 data atau lebih yang berasal dari sampel (partisipan) yang. sama (pengukuran berulang terhadap sampel yang sama Î Uji One-Way