UPAYA KEPOLISIAN TERHADAP PENANGGULANGAN TINDAK PIDANAPENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR
(Studi Kasus di Polsek Banjar Agung KabupatenTulang Bawang) (Jurnal) Oleh : SINDU PURNOMO FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014
UPAYA KEPOLISIAN TERHADAP PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR
(Studi Kasus di Polsek Banjar Agung KabupatenTulang Bawang)
Sindu Purnomo, Tri Andrisman, Diah Gustiniati, M. endu_sinduboy@ymail.com
ABSTRAK
Tulang Bawang merupakan daerah pemekaran yang saat ini dapat dikatakan daerah yang sedang dalam tahap maju pesat, terutama di Daerah Unit Dua yang sekarang menjadi pusat dari Kota Tulang Bawang.Kondisi wilayah dapat dikatakan rawan karena sebagian besar wilayahnya terdiri dari daerah perkebunan dan jarang pemukiman penduduk serta tidak terpantau oleh pihak kepolisian, hal itu membuat para pelaku pencurian kendaraan bermotor akan memanfaatkan situasi ini untuk melakukan pencurian biasa atau dengan kekerasan. Permasalahan yang muncul dalam skripsi ini adalah bagaimanakah upaya kepolisian terhadap penanggulangan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dan faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penghambat dalam upaya kepolisian terhadap penanggulangan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor.Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan masalah melalui pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris dengan data primer dan data sekunder dimana masing-masing data diperoleh dari penelitian kepustakaan dan di lapangan. Analisis data dideskripsikan dalam bentuk uraian kalimat dan dianalisis secara kualitatif, kemudian untuk selanjutnya ditarik suatu kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan: (1)upaya kepolisian terhadap penanggulangan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di polsek Banjar Agung dilakukan secara upaya penal yaitu tindakan represif dilakukan setelah kejahatan terjadi yaitu menindak dan memberantas pencurian kendaraan bermotor melalui jalur hukum. upaya non penal: preventif,dilakukan untuk mencegah terjadinya atau timbulnya kejahatan yang pertama kali, selanjutnya pre-emtif yaitu cara pencegahan yang dilakukan secara dini dengan edukasi (2) Faktor-faktor penghambat adalah faktor penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas, faktor masyarakat, dan faktor kultur atau budaya.
Kata Kunci : Upaya Kepolisian, Tindak Pidana, Pencurian Kendaraan Bermotor.
POLICE EFFORT TOWARDS PREVENTION THE CRIME OF THEFT OF MOTOR VEHICLE
(Case Study in Police Sector Banjar Agung regency Tulang Bawang) Sindu Purnomo, Tri Andrisman, Diah Gustiniati, M.
endu_sinduboy@ymail.com ABSTRACT
Tulang Bawang an expansion area that can now be said that the area is in the advanced stage of rapid, especially in the Region Unit Dua which is now the center of town Tulang Bawang. The condition can be said to be prone area because most of the territory consists of plantation area and sparse settlements and not monitored by police, it makes the perpetrators of theft of motor vehicles will take advantage of this situation to carry out regular or violent theft. The problems that arise in this thesis is how the police efforts to overcoming the crime of theft of motor vehicles and what are the factors inhibiting the police efforts towards overcoming the crime of theft of motor vehicles. This research was conducted using the approach the problem through juridical normative and empirical primary data and secondary data in which each of the data obtained from the research literature and in location. Analysis of the data described in narrative form and analyzed qualitatively sentence, then to the next drawn a conclusion. Based on the results of research and discussion that has been done, it can be concluded: (1) efforts to police the mitigation of the crime of theft of motor vehicles in the police sector Banjar Agung done in an effort penal repression is done after the crime occurred, ie crack and combat motor vehicle theft with the role of law. non-penal efforts: preventive, is to prevent the occurrence or the onset of the first crime, The next pre-emptive which way do early prevention through education (2) inhibiting factor is the factor of law enforcement, facilities and infrastructure factors, community factors, and culture or cultural factors.
Keywords: Police Efforts, Crime, Theft of Motor Vehicles.
I. PENDAHULUAN
Provinsi Lampung adalah daerah
yang sangat luas wilayahnya.
Perkembangan teknologi serta
kebutuhan akan kendaraan juga semakin meningkat, lampung adalah daerah dengan kebutuhan kendaraan
yang sangat tinggi dimana
kendaraan dengan tujuan untuk mempermudah segala akses yang
ingin ditempuhnya baik itu
kendaraan beroda dua atau roda empat.
Jumlah penduduk Provinsi Lampung di tahun 2014, mencapai ±10.000 jiwa dan memiliki berbagai macam
agama, budaya, adat-istiadat,
kebiasaan yang berbeda1.Saat ini
untuk tingkat pengahasilan,
masyaraakat lampung memiliki
penghasilan yang cukup baik, maka untuk kebutuhan kendaraan bukan lagi suatu hal yang mengherankan ketika dalam satu keluarga memiliki lebih dari satu kendaraan bermotor, terutama untuk kendaraan bermotor jenis roda dua atau yang disebut dengan sepeda motor.
Tulang Bawang merupakan daerah pemekaran yang saat ini dapat dikatakan daerah yang sedang dalam tahap maju pesat, terutama di daerah unit dua yang sekarang menjadi pusat dari Kota Tulang Bawang. Segala sumber daya alam yang dimiliki dan lahan yang luas,
menjadikan rata-rata dari
penduduknya memiliki tanah dan usaha lahan perkebunan yang cukup luas dan berkehidupan mapan yang membuat daerah ini memiliki pertumbuhan yang pesat, terutama daerah kotanya seperti pada bidang perekonomian dan pendidikanya. Hal ini memunculkan ide kreatif sebagian masyarakat untuk membuka dan membangun tempat-tempat hiburan seperti karaoke, tempat wahana permainan, dan sebagainya demi
1http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsi
pid/demografipendudukjkel.php?ia=18&is= 37.Badan Pusat Statistik Provinsi Provinsi Lampung. Diunduh pada tanggal 13/10/2014 pukul 09:00am.
memenuhi kebutuhan hiburan
masyarakat Tulang Bawang.
Kondisi wilayah untuk Daerah Tulang Bawang dapat dikatakan
rawan karena sebagian besar
wilayahnya terdiri dari darah
perkebunan dan jarang pemukiman penduduk serta tidak terpantau oleh pihak kepolisian, hal itu akan membuat para pelaku pencuriaan
kendaraan bermotor akan
memanfaatkan situasi ini untuk
melakukan pencurian dengan
kekerasan istilah yang akrab di masarakat adalah pembegalan.Hal itu
disebabkan Karena tidak ada
keseimbangan dimana pihak
kepolisian masih kekurangan
personil dalam menangani kasus
pencurian kendaraan bermotor,
sedangkan kelompok-kelompok
pencuri justru semakin bertambah jumlahnya dan kurangnya sarana prasarana anggota kepolisian dalam melakukan tindakan dalam kasus pencurian kendaraan bermotor. Polsek Banjar Agung memiliki lokasi yang dekat dengan pusat kota di unit dua Tulang Bawang, hanya berjarak ±1km meter dari pasar unit dua karena hal tersebut Polsek Banjar
Agung menjadi tujuan utama
masyarakat di Tulang Bawang untuk melaporkan seluruh kejadian kasus tindak pidana yang mereka alami.
Jumlah Keseluruhan anggota
kepolisian yang bertugas di Polsek Banjar Agung berjumlah 43 personil dengan petugas kepolisian yang langsung turun kelapangan tempat kejadian dan menangani perkara
dalam hal penyelidikan dan
penyidikan yaitu BARESKRIM
INTELKAM 3 personil dan
SHABARA 12 personil2.
Upaya kepolisian sebenarnya sudah dapat kita lihat bersama walaupun belum memuaskan seperti yang kita harapkan, upaya tersebut seperti tindakan pencegahan (preventive),
pendekatan (preemptive), dan
penegakan hukum (represive), yang bertujuan menegakan hukum hukum sesuai dengan aturan hukum yang
ada yang bersifat melindungi
mengayomi dan melayani
masyarakat sesuai dengan tugas pokok kepolisian yang terdapat pada Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Pasal 13 tentang Tugas Pokok Kepolisian, tetapi pada kenyataanya
pencurian kendaraan bermotor
sampai saat ini tetap terjadi.
Pencurian kendaraan bermotor baik itu roda dua ataupun roda empat yang terjadi di Daerah Tulang Bawang sekarang bukan hanya menjadi perhatian saja tetapi menjadi suatu kerisauan terhadap warga setempat. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, buku ke-2 titel XXII dari Pasal 362 sampai 367 KUHP. Delik pencurian diatur dalam pasal 362 KUHP, dimana menyebutkan barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidan denda paling banyak sembilan ratus rupiah3.
2Hasil wawancara saat pra-riset di POLSEK
Banjar Agung Kab. Tulang Bawang. Tanggal 18 Agustus 2014.
3Pasal 362 KUHP
Berdasarkan data yang ada di Polsek Banjar Agung Tulang Bawang di tahun 2014 Pada saat peneliti melakukan pra researchmenunjukan peningkatan kasus tindak pidana pencurian kendaraan bermoto setiap bulanyaterhitung dari bulan januari-agustus ada 54 laporan kasus Pencurian kendaaraan bermotor. Melihat dari latar belakang yang ada, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah Upaya Kepolisian terhadap Penanggulangan Tindak
Pidana Pencurian Kendaraan
Bermotor di Daerah Tulang Bawang, 2) Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penghambat dalam Upaya Kepolisian terhadap
penanggulangan Tindak Pidana
Pencurian Kendaraan Bermotor di Daerah Tulang Bawang.
Pendekatan masalah yang digunakan untuk menjawab permasalahan di
atas yaitu pendekatan yuridis
normatif, dan yuridis empiris. Data yang digunakan adalah data primer, dan data sekunder. Pengumpulan
data dilakukan dengan studi
kepustakaan, dan studi lapangan. Data-data tersebut lalu dilakukan pengolahan melalui tahap seleksi
data, klasifikasi data, dan
sistematisasi data. Data yang sudah diolah tersebut kemudian disajikan dalam bentuk uraian, selanjutnya diinterpretasikan atau ditafsirkan untuk dilakukan pembahasan dan dianalisis secara kualitatif, kemudian untuk selanjutnya ditarik suatu kesimpulan4.
II. PEMBAHASAN
4Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
A. Upaya Kepolisian Sektor Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang dalam Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor
a. Upaya Penal
Upaya penal adalah upaya
penanggulangan kejahatan yang
bersifat represif, bagi pelanggar hukum atau pelaku kejahatan.Jadi upaya ini dilakukan setelah kejahatan terjadi5.
Berdasarkan wawancara dengan
respoden Supandi. Upaya
penanggulangan yang dilakukan oleh anggota yang berada di Polsek Banjar Agung sudah sesuai dengan prosedur dimana tindakan dalam hal ini yang akan dibahas adalah mengenai tindakan penal atau
represif. Tindakan ini adalah
tindakan yang dilakukan setelah adanya laporan atau kejadian yang telah dialami oleh korban baik itu baru saja terjadi atau sudah lama terjadi, hal ini ditujukan lebih kearah pengungkapan terhadap semua kasus kejahatan yang terjadi, yang disebut sebagai macam faktual. Polsek Banjar Agung dalam melakukan tindakan. Mengenai hal ini dalam penanganan yang bergerak dalam ketika ada kasus kejadian yang dialaporkan oleh korban yang baru saja terjadi adalah:
1. Bagian Intelejen 2. Bagian Reserse
3. Menerima Laporan dan menindak 4. Berkordinasi dengan anggota
kepolisian yang lain yang sedang
5Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakkan
Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, Bandung, Citra Aditya Bakti,
2001, hlm. 73.
bertugas atas apa yang telah terjadi dalam kasus6.
Polisi juga harus bisa memperhatikan benar hal mana yang menjadi unsur pencurian yaitu:
a. Unsur objektif, terdiri dari: 1. Perbuatan mengambil 2. Objeknya suatu benda
3. Unsur keadaan yang menyertai atau melekat pada benda, yaitu benda tersebut sebagian atau seluruhnya milik orang lain. b. Unsur-unsur subjektif, terdiri dari:
1. Adanya maksud
2. Yang ditujukan untuk memiliki 3. Dengan melawan hukum
Suatu perbuatan atau peristiwa, baru dapat dikualifisir sebagai pencurian apabila terdapat semua unsur tersebut diatas7.
Hasil wawancara dengan Rahmat, ia membenarkan apa yang telah di paparkan sebelumnya oleh responden supandi dengan segala tindakan yang dilakukan Polsek Banjar Agung dalam penanganan kasus tindak pidana. Dalam hal ini kasus tindak
pidana Pencurian Kendaraan
bermotor, ia menambahkan ketika suatu kasus kejadian telah lama terjadi atau tidak langsung memberi laporan seketika kejadian itu terjadi dan baru dilaporkan.
Tindakan yang akan dilakukan oleh pihak petugas kepolisian akan berbeda dengan tindakan yang baru saja terjadi. Hal itu dilakukan karena harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi di lapangan, dimana
6Hasil wawancara dengan Bripka Supandi,
Kanit RESKRIM Polsek Banjar Agung Kab. Tulang Bawang 29 Nopember 2014. Pukul 13.00 pm.
7Adami Chazawi,Kejahatan Terhadap Harta
perbedaan yang akan terlihat adalah dari segi penangananya. Pada kasus ini maka cara penangananya tidak lagi dengan cara menyebar anggota dengan membagi tugas
masing-masing dengan waktu yang
bersamaan dengan tujuan untuk langsung menemukan pelaku dari suatu perbuatan tindak pidana yang telah kabur bersama dengan barang bukti karena dalam hal ini sudah jelas dan terang siapa pelakunya. Tetapi jika kasus yang terjadi adalah kasus lama dan baru saja dilaporkan maka upaya yang dilakukan oleh kepolisian yang diutamakan untuk menangani suatu kasus adalah dengan melakukan penyelidiikan dan penyidikan dimana dalam hal ini yang berwenang adalah bagian fungsi dari intelejen dan reserse. Pelaksanaan dalam hal ini memang banyak dilimpahkan kepada bagian fungsi intelejen dan reserse namun tak jarang dari bagian fungsi yang lain ikut turut membantu karena keterbatasan jumlah personil. Berikut ini adalah fungsi dari masing-masing bagian fungsi yang akan menangani suatu perkara:
1. Bagian fungsi Intelejen 2. Bagian Fungsi Reserse
Bagian ini bertugas melakukan
penangkapan, penyelidikan dan
penyidikan sesuai aturan8.
Menurut H.L Packer
Penanggulangan kejahatan dengan hukum pidana menyatakan juga
tentang pentingnya penggunaan
sanksi pidana yaitu:
1. Sanksi Pidana sangatlah
diperlukan, kita tidak dapat hidup
8Hasil wawancara dengan Brigpol Rahmat,
Banit RESKRIM Polsek Banjar Agung Kab. Tulang Bawang 29 Nopember 2014. Pukul 14.00 pm.
sekarang ataupun dimasa yang akan datang tanpa hukum pidana.
2. Sanksi Pidana Merupakan alat atau sarana yang terbaik dan yang tersedia, yang kita miliki untuk menghadapi bahaya besar dan segera
untuk menghadapi
ancaman-ancaman dari bahaya itu.
3. Sanksi pidana suatu ketika
merupakan penjamin utama atau yang terbaik dan suatu ketika merupakan pengancam yang utama dari kebebasan manusia9.
Kepolisian selanjutnya yang
berperan dalam penyidikan akan membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP), nantinya ketika berkas sudah lengkap akan diberikan kepada jaksa penuntut umum sampai di bawa ketahap pengadilan.
Penulis sependapat dengan para responden, Jadi dapat dipahami bahwa perlakuan ini mengandung dua tujuan pokok, yaitu sebagai upaya pencegahan dan penyadaran terhadap pelaku kejahatan agar tidak melakukan hal-hal yang lebih buruk lagi dimaksudkan agar si pelaku kejahatan ini di kemudian hari tidak lagi melakukan pelanggaran hukum, baik dari pelanggaran-pelanggaran yang mungkin lebih besar merugikan masyarakat dan pemerintah.
Langkah dalam penanggulangan selain upaya Penal yaitu:
a. Upaya Non Penal
Upaya non penal adalah upaya
penanggulangan kejahatan yang
bersifat preventif dan pre-emtif, yait upaya-upaya pencegahan terhadap
kemungkinan kejahatan yang
dlakukan sebelum terjadinya
9Abdulkadir Muhammad. Politik Hukum
Pidana. Bandar Lampung,Universitas Lampung, Hal.17.
kejahatan.Meskipun demikian apabila pencegahan diartikan secara luas maka tindakan represif yang berupa pidana terhadap pelaku kejahatan dapatlah dimaksudkan agar orang yang bersangkutan dan masyarakat pada umumnya tidak melakukan tindak pidana10.
1) Upaya Preventif
Penanggulangan kejahatan secara
preventif dilakukan untuk mencegah
terjadinya atau timbulnya kejahatan yang pertama kali. Mencegah kejahatan lebih baik daripada mencoba untuk mendidik penjahat
menjadi lebih baik kembali,
sebagaimana semboyan dalam
kriminologi yaitu usaha-usaha
memperbaiki penjahat perlu
diperhatikan dan diarahkan agar tidak terjadi lagi kejahatan ulangan. Sangat beralasan bila upaya preventif diutamakan karena upaya preventif dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa suatu keahlian khusus dan ekonomis. Upaya preventif (pencegahan), yaitu untuk masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap pencurian. Pecegahan lebih baik daripada pemberantasan, pencegahan dalam pencurian kendaraan bermotor dapatdengan cara, seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga,
penyuluhan oleh pihak yang
berkompetensi. Hal itu bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan
kasus pencurian kendaraan
bermotor11.
Supandi Memaparkan bahwa upaya yang dilakukan di Polsek Banjar Agung jika dilakukan dengan sarana
non penal yaitu dengan
10Barda Nawawi Arief, Op.Cit. 2001.hal.73
11R. Soesilo, soerjono,Pokok-Pokok Hukum
Pidana Peraturan Umum dan Delik-Delik Khusus, Bogor, Politeia, 1984, hlm.95
menggunakan upaya preventif, yaitu
upaya yang dilakukan sedini
mungkin untuk pencegahan terhadap kemungkinan akan terjadi suatu perbuatan tindak pidana. Hal yang dilakukan pada saat ini yaitu:
1. Patroli a. Pendeteksian b. Represif c. Dialogis : 2. Kegiatan penjagaan 3. Kegiatan Razia12. 2) Upaya Pre-emtif
Upaya ini dilakukan dengan cara memberikan pendekatan kepada masyarakat melelui dialog ataupun
penyuluhan-penyuluhan mengenai
bahaya dan rawan akan tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor.
Pemberian sepanduk dan peringatan berupa anjuran untuk memberi kunci tambahan serta suatu peraturan kampung dimana harus memberi peringatan kepada para pemilik rumah kontrakan untuk melakukan laporan jika ada tamu lebih dari 2x24 jam hal ini dilakukan karena melihat di pusat Kota Tulang bawang merupakan daerah yang maju dengan berbagai etnis penduduk yang berasal dari pendatang yang ingin mencari pekerjaan dan hidup mengontrak rumah disini13.
Nikmah Rosidah berpendapat dalam suatu kelompok ataupun sekumpulan msyarakat memang harus ada suatu aturan yang harus mengaturnya demi tujuan akan memberikan keamanan
12Hasil wawancara dengan Bripka Supandi,
Kanit RESKRIM Polsek Banjar Agung Kab. Tulang Bawang 29 Nopember 2014. Pukul
13.00 pm.
13Hasil wawancara dengan Brigpol Rahmat,
Banit RESKRIM Polsek Banjar Agung Kab. Tulang Bawang 29 Nopember 2014. Pukul 14.00 pm.
dan ketertiban untuk kepentingan bersama. Tidak bisa dipungkiri bahwa Tulang Bawang merupakan daerah dengan beberapa pekerjaan dengan gaji yang tinggi, hal itu akan membuat para penduduk dari luar daerah tersebut akan berdatangan14.
B. Faktor-Faktor Penghambat Kepolisian di POLSEK Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang dalam Menanggulangi Tindak Pidana pencurian Kendaraan Bermotor
a. Faktor Penegak Hukum
Berdasarkan wawancara dengan responden supandi, suatu aturan akan sia-sia ketika diberlakukan jika dari
sisi penegak hukumnya tidak
menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Dari kasus yang telah ada di karenakan jumlah personil di Polsek banjar Agung yang kekurangan personel membuat tidak efektif
pekerjaan dibidangnya
masing-masing. Sering kali dari bagian terutama Reserse akan merangkap tugas sebagai bagian intelejen untuk melakukan penyelidikan, begitupun dengan bagian fungsi yang lain15. Nikmah rosidah memaparkan akan pentingnya penegak hukum, melihat penegakan hukum yang ada pada
saat ini memang sedikit
memprihatinkan karena tidak jarang dari penegak hukum lah yang ikut campur dalam bidang kotor seperti memberikan izin untuk kegiatan negatif yang dilarang seperti judi dan tempat hiburan, dalam kebanyakan
14Hasil wawancara dengan Nikah Rosidah.
Akademisi Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung, 04 Nopember 2014.
Pukul 13.00 pm.
15Hasil wawancara dengan Bripka Supandi,
Kanit RESKRIM Polsek Banjar Agung Kab. Tulang Bawang 29 Nopember 2014. Pukul 13.00 pm.
kasus yang terungkap para pelaku tindak pidana memiliki seseorang dibelakangnya dari salah seorang penegak hukum untuk melindungi prakteknya. Hal itulah yang harusnya ditindak tegas dan harus diluruskan agar para penegak hukum bisa sejalan dengan perturan yang ada16.
Penulis sependapat dengan
responden Nikmah Rosidah, dalam
melakukan pekerjaan sudah
selayaknya para penegak hukum mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara demi kepentingan
rakyat.Tindakan tegas harus
diberlakukan kepada para penegak hukum yang kotor agar timbul
kemanan dan ketertiban bagi
masyarakat.
b. Faktor Sarana dan Fasilitas dalam Penegakan Hukum
Berdasarkan wawancara dengan responden Rahmat, Polsek Banjar Agung memiliki ruang lingkup yang cukup luas di Daerah Tulang bawang.Untuk luas wilayah yang ada di tulang bawang memang terjadi ketidak seimbangan antara jumlah personil di Polsek banjar Agung dengan luas wilayah di Tulang Bawang. Sering kali dari pihak kepolisian susah untuk menjangkau daerah pedesaan yang terutama daerah yang di pedalaman untuk melakukan patroli, penjagaan dan
razia. Hal tersebut sering
dimanfaatkan oleh para pelaku
kejahatan untuk melancarkan
aksinya. Untuk suatu ruang lingkup Polsek di Tulang Bawang seharusnya minimal memiliki personil 80 anggota yang terbagi dalam setiap
16Hasil wawancara dengan Nikah Rosidah.
Akademisi Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung, 04 Nopember 2014. Pukul 13.00 pm
bagian akan tetapi pada saat ini Polsek tulang Bawang Hanya meiliki 43 personil. Sarana berupa kendaraan juga tidak menunjang dikarenakan kondisi jalanan yang rusak di sebagian wilayah Tulang Bawang sehingga susah untuk di tempuh
karena kurangnya armada
transportasi. Hal ini juga akan
menghambat proses dalam
penyelidak dan penyidikan dalam setiap pengusutan suatu kasus17.
Nikmah Rosidah menyebutkan
bahwa dalam suatu kondisi wilayah yang memiliki medan yang luas dan infrastruktur jalan yang memiliki
medan yang jelek haruslah
dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, karena dengan begitu maka akan mempermudah suatu
penegakan hukum yang akan
dilakukan pihak kepolisian18.
c. Faktor Masyarakat
Kesadaran hukum yang dimaksud berpangkal pada perasaan setiap individu yaitu bagaimana seharusnya perasaan hukum itu. Hal ini sesuai dengan pendapat Stammler yang menyatakan bahwa law cleary is
volition sehingga penerapan hukum
terindikasi dari kemauan masyarakat untuk melakukanya. Dapat dikatakan
bahwa budaya hukum akan
mempengaruhi penolakan dan
penerimaan masyarakat terhadap suatu peraturan hukum, hal ini penting diperhatikan karena tanpa masyarakat hukum akan kehilangan kewibawaan mengenai peraturanya.
17Hasil wawancara dengan Brigpol Rahmat,
Banit RESKRIM Polsek Banjar Agung Kab. Tulang Bawang 29 Nopember 2014. Pukul
14.30 pm.
18Hasil wawancara dengan Nikah Rosidah.
Akademisi Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung, 04 Nopember 2014. Pukul 13.00 pm.
Rahmat memaparkan bahwa dalam
penanggulanagan kejahatan
pencurian kendaraan bermotor dari
pihak kepolisian sanga
membutuhkan kerjasama dengan masyarakat. Masyarakat dalam hal ini bisa berperan sebagai pelapor yang baik dan bersedia membantu proses penyelidikan dan penyidikan
ketika ada kejadian yang
bersangkutan dengan dirinya, hal tersebut bisa sebagai saksi atau juga sebagai korban bahkan pelaku. Masyarakat sangat penting memiliki kesadaran dan kewaspadaan tentang
bahaya pencurian kendaraan
bermotor, selain dengan
menambahkan kunci tambahan di kendaraanya mereka juga harus waspada ketika bepergian. Dengan kondisi wilayah yang memiliki banyak titik rawan terutama di daerah yang susah untuk dijangkau pihak kepolisian itu akan membuat para pelaku kejahatan tidak segan untuk melakukan pencurian dengan kekerasan dalam kasus yang sering terjadi adalah pembegalan19.
Penulis sependapat dengan Rahmat, Masyarakat adalah faktor yang besar pengaruhnya dalam suatu penegakan hukum, jika kesadaran masyarakat akan hukum sudah tinggi maka akan sangat mudah bagi pihak kepolisian untuk menangani perkara. Jadi sangat dibutuhkan kerja sama yang baik diantara kedua belah pihak ini.
d. Faktor Kebudayaan
Supandi menjelaskan untuk wilayah Tulang Bawang terutama di daerah
19Hasil wawancara dengan Brigpol Rahmat,
Banit RESKRIM Polsek Banjar Agung Kab. Tulang Bawang 29 Nopember 2014. Pukul 14.30 pm.
pusat yaitu Unit Dua memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat
tinggi.Di lingkungan tersebut
memiliki berbagai perbadaan dalam hal, agama, suku, bahasa dan
sebagainya. Pertumbuhan
ekonomilah yang menjadikan hal tersebut terus berkembang dimana dari para perantau akan banyak yang
mencari pekerjaan di Tulang
Bawang.
Kondisi ini yang dimanfaatkan oleh para penduduk setempat untuk mendirikan bangunan seperti rumah, atau kos-kosan yang nantinya
akandikontrakan kepada para
pendatang tersebut. Kebudayaan yang kurang baik yang terjadi selama ini dilingkungan tersebut adalah membiarkan para tamu yang untuk singgah tersebut tanpa memberi laporan kepada ketua RT atau RW nya masing-masing. Kebiasaan yang meremehkan atas bahaya terhadap orang asing seringkali menjadi modus dari para pelaku pencuri untuk memanfaatkan situasi ini. Pelaku pencurian akan sangat leluasa untuk berkeliling di daerah tersebut dengan keadaan lingkungan yang tidak memperhatikaanya dimana ketika mereka menganggap situasi itu sudah pas dan saat orang-orang lengah meninggalkan kendaraan sembarangan tanpa kunci tambahan, maka pada saat itulah para pelaku melancarkan aksi pencurian20.
Nikamah Rosidah membenarkan tentang situasi yang terjadi kepada daerah dengan perekonomian yang maju. Hal tersebut akan memicu banyaknya orang untuk berdatangan.
20Hasil wawancara dengan Bripka Supandi,
Kanit RESKRIM Polsek Banjar Agung Kab. Tulang Bawang 29 Nopember 2014. Pukul 13.00 pm.
Tidak menutup kemungkinan bahwa banyak pula dari sekian orang yang datang memiliki niat yang buruk, di Daerah Lampung sudah banyak daerah yang menjadi pusat para pelaku kejahatan tindak pidana
CURANMOR seperti Lampung
Timur dan kota Bumi bahkan mulai menjalar di Daerah Kabupaten lain. Kebudayaan yang seperti ini yang harus diwaspadai oleh masyarakat. Jangan menganggap semuanya itu sama, harus siap siaga untuk menghadapi segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya21.
Penulis sependapat dengan dengan kedua responden, Suatu kebudayaan
memang sangat baik untuk
dilestarikan. Akan tetapi dengan berkembangnya zaman di era pada saat ini, Kebudayaan justru akan banyak yang menyalahgunakanya. Sikap yang tanggap dan bisa
menyesuaikan diri terhadap
lingkungan sangatlah diharapkan untuk situasi ini karena hal tersebut akan menjaga diri dan harta benda kita dari perbuatan yang tidak kita inginkan.
III. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis dapat ditarik simpulan bahwa : 1. Upaya Kepolisian Sektor Banjar
Agung Kabupaten Tulang
Bawang dalam Penanggulangan
Tindak Pidana Pencurian
Kendaraan Bermotor adalah
dengan
21Hasil wawancara dengan Nikah Rosidah.
Akademisi Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung, 04 Nopember 2014. Pukul 13.00 pm
Upaya penal, upayaini dilakukan setelah kejahatan terjadi yaitu
menindak dan memberantas
pencurian kendaraan bermotor
melalui jalur hukum, yang
dalakukan oleh penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat.Tindakan yang dilakukan menggunakan upaya represif, yang berperan aktif adalah bagian fungsi : Intelejen, Reserse dan Sabhara.
Upaya Non Penal yaitu
Penanggulangan kejahatan secara
preventif yangdilakukan untuk
mencegah terjadinya atau
timbulnya kejahatan yang pertama kali.Upaya ini meliputi Tindakan Patroli yaitu tindakan melalui pendeteksian, penindakan atau
represif, dialogis.Tindakan
Penjagaan dan Tindakan
Razia.Upaya pre-emtifadalah
penanganan kasus dengan cara pencegahan yang dilakukan secara dini, seperti penyuluhan dan pemberian spanduk mengenai
bahaya pencurian kendaraan
bermotor dan penambahan kunci tambahahan.
2Faktor-Faktor Penghambat
Kepolisian di POLSEK Banjar
Agung Kabupaten Tulang
Bawang dalam Menanggulangi Tindak Pidana CURANMOR : a. Faktor Sarana dan Fasilitas
dalam Penegakan Hukum Wilayah tulang bawang yang luas dengan sebagian jalan yang rusak serta Kekurangan
Kendaraan mengakibatkan
pihak kepolisian susah untuk menjangkau daerah pedesaan terutama daerah yang di
pedalaman untuk melakukan patroli, penjagaan dan razia. b. Faktor Penegak Hukum
Kekurangan personel membuat
tidak efektif pekerjaan
dibidangnya masing-masing.
Sering kali dari bagian
terutama Reserse akan
merangkap tugas sebagai
bagian intelejen untuk
melakukan penyelidikan,
begitupun dengan bagian
fungsi yang lain. c. Faktor Masyarakat
Masyarakat adalah faktor yang besar pengaruhnya dalam suatu
penegakan hukum, jika
kesadaran masyarakat akan hukum sudah tinggi maka akan sangat mudah bagi pihak kepolisian untuk menangani perkara.
d. Faktor Kebudayaan
Kebiasaan yang meremehkan atas bahaya terhadap orang asing seringkali menjadi modus dari para pelaku pencuri untuk memanfaatkan situasi ini.Sikap
waspada dan tidak
meremehkan kebiasaan yang bearu akan menjaga diri dan harta benda kita dari perbuatan yang tidak kita inginkan dari para pendatang yang ada di Tulang Bawang.
DAFTAR PUSTAKA A. Literatur
Chazawi,Adami,2003, Kejahatan
Terhadap Harta Benda,
Muhammad, Abdulkadir, 1999.
Politik Hukum Pidana.
Bandar Lampung, Universitas Lampung.
Nawawi Arief, Barda, 2001,
Masalah Penegakkan Hukum
dan ebijakan
Penanggulangan Kejahatan,
Bandung, Citra Aditya Bakti. Soekanto, Soerjono. 2007,Pengantar
Penelitian Hukum, Jakarta,
Universitas Indonesia.
Soerjono. R. Soesilo,1984,
Pokok-Pokok Hukum Pidana
Peraturan Umum dan
Delik-Delik Khusus, Bogor,
Politeia.
B. Perundang-undangan
Undang-undang No. 1 Tahun 1946
tentang Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP).
C. Website