TASAWUF DALAM HIERARKI ILMU-ILMU ISLAM
Disampaikan Pada Matakuliah Ahklak Tasawuf
BAB I
PEMBAHASAN
Dalam intelektual islam para ulama telah membuat klasifikasi ilmu berdasarkan sudut pandang islam. Diantara pendapat mereka pendapat Ibn Khaldun cukup penting diutarakan dalam Muqaddimah, Ibn khaldun membagi ilmu menjadi dua jenis. Pertama ilmu- ilmu hikmah dan filsafat (ulum al-hikmiyah al- falsafiyyah) yang diperoleh dari akal manusia dan ilmu yang diajarkan dan ditransformasikan (ulum al-naqliyyah al-wadhi’iyah) yang bersumber kepada syariat islam (alquran dan hadis).
Menurut ilmu al-Ghazali berdasarkan cara perolehan ilmu disebutkan bahwa ilmu terdiri atas dua :ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai sedangkan tasawuf dikatagorikan sebagai ilm al-hudhuri al-Qayyim al-Jauziyah membagi ilmu menjadi tiga derajat iml jaliyun ( didasari oservasi, eksperimen dan silogisme ) ilmkhafiyun ( ilmu makrifat )dan ilm laduniyun (didasari ilham dari allah ) dan tasawuf dikelompokaan kepada ilm khafiyun dan ilm laduniyun.
Syed Muhammad naquib al-attas membagi ilmu menjadi dua jenis :ilmu pemberian Allah yang disebut ilmu-ilmu agama dan ilmu capaian yang disebut ilmu-ilmu rasional, intelektual dan filosofis sedangkan tasawuf dikatagorikan sebagai metafisika islam yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu agama.
Dan dapat ditegaskan bahwa para ulama menetapkan tasawuf sebagai bagian dari ilmu-ilmu agama meskipun sebagian ahli menyebutkan bahwa Tasawuf dalam bentuk tasawuf falsafi dipengaruhi oleh agama dan aliran filsafat tertentu.1
Dari aspek sumber tasawuf sebagai salah satu dari ilmu syariah menurut ibn khaldun bersumber dari syariat yakni alquran dan hadis dan akal tidak memiliki peran dalam ilmu-ilmu syariat kecuali menarik kes8mpulan dari kaidah-kaidah utama untuk cabang-cabang
permasalahannya.
Dari aspek tujuan pelajaran sufi harus meningkatkan kualitas ibadahnya dan beranjak dari tempatan terendah sampai tingkatan tertinggi sampai mencapai kemantapan tauhid dan makrifat.
Dari aspek pembahasan tasawuf membicarakan empat pokok persoalan. Pertama
pembahasan tentang mujahadah ( al-muhajahadah) zauq (al-dzawq) intropeksi diri dan tingkatan-tingkatan spiritual. Kedua penyikapan spiritual dan hakikat-hakikat alam gaib. Ketiga keramat wali (al- karamad). Keempat istilah-istilah kaum sufi yang diungkapkan pasca mabuk spiritual . menurut ibn khaldun kebanyakan fukaha menolak ajaran kaum sufi tentang tasawuf.
Penolakan fukaha ( Sunni ) tiak serta merta ditunjukan kepada semua jenis tasawuf. Menurut al;Taftazani, dari abad ketiga sampai abad keempat hijriah, aliran tasawuf terbagi menjadi dua. Pertama, tasawuf Sunni, yaitu aliran yang memagari pengikutnya dengan Alquran dan Hadis, serta mengaitkan ajaran meraka, terutama keadaan dan tingkatan rohani mereka, keadaan kedua sumber ajaran Islam tersebut. Di antara Sufi yang termasuk dalam kelompok ini adalah Abu Hamid Al-Ghazali. Kedua, tasawuf falsafi, yaitu aliran yang cenderung kepada ungkapan – ungkapan ganjil ( syathahat ), memadukan antara visi mistis dan visi rasional dan banyak menggunakan terminology filosofis, bahkan dipengaruhi banyak ajaran filsafat. Diantara sufi yang masuk dalam kelompo ini adalah Suhrawardi al-Maqtul, Ibn’Arabi dan Mulla
Shadra.2
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
Menurut Ibn khalduntasawuf dikatagorikan sebagai salah satu ilmu-ilmu syariah.
Menurut ilmu al-Ghazali tasawuf dikatagorikan sebagai ilm al-hudhuri.
Menurut Ibn tasawuf dikelompokaan kepada ilm khafiyun dan ilm laduniyun.
Menurut Syed Muhammad naquib al-Attas tasawuf dikatagorikan sebagai metafisika islam yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu agama.
Dan dapat ditegaskan bahwa para ulama menetapkan tasawuf sebagai bagian dari ilmu-ilmu agama meskipun sebagian ahli menyebutkan bahwa Tasawuf dalam bentuk tasawuf falsafi dipengaruhi oleh agama dan aliran filsafat tertentu. Misalnya dari aspek sumber, aspek
tujuan,dan aspek pembahasaan.
DAFTAR PUSTAKA