Banyaknya kasus kecelakaan yang antara anteseden yang masuk akal, persepsi ada di Indonesia, sektor kerja bagian pekerja mengenai resioko cedera cenderung produksi terbilang cukup rentan terjadinya mempengaruhi terjadinya cedera dalam kecelakaan kerja. Kecelakaan industri tempat kerja (Zhou, Fang, & Wang, 2007). adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di Persepsi terhadap resiko dapat berbeda-tempat kerja khususnya di lingkungan beda satu sama lain dan dikenal sebagai industri. Kecenderungan seseorang p e r t a n d a p e n t i n g u n t u k t i n d a k a n mengalami kecelakaan pada saat bekerja pencegahan (Huang,Chen, DeArmond, sangat dipengaruhi oleh faktor individu dan Cigularov & Chen, 2007).
juga lingkungan tempat kerjanya. Pekerja Synder, dkk (2008) menjelaskan yang selalu berperilaku aman dengan bahwa iklim keselamatan adalah persepsi mematuhi peraturan keselamatan yang ada pekerja terhadap praktek keselamatan, yaitu dengan menggunakan fasilitas Alat peraturan, dan prosedur sehingga mereka Perlindungan Diri (APD) cenderung lebih bertindak aman dalam lingkungan kerja rendah untuk mengalami kecelakaan kerja, dikaitkan dengan prioritas-perioritas begitu juga dengan karyawan yang bekerja lainnya seperti produktivitas. Iklim di tempat kerja yang mempunyai iklim keselamatan yang positif menandakan keselamatan kerja yang baik. bahwa organisasi menghargai pekerjanya Keselamatan kerja masih menjadi s e r t a m e n y o k o n g k e s e h a t a n d a n pusat perhatian dan penelitian-penelitian kesejahteraan pekerja. Hoffman dan Stetzer mengenai keselamatan kerja terus berlanjut (dalam Griffin dan Neal, 2004) iklim untuk menemukan anteseden yang keselamatan memiliki pengaruh langsung memungkinkan terjadinya perilaku terhadap peningkatan perilaku keselamatan keselamatan dalam rangka meningkatkan dan penurunan angka kecelakaan dalam intervensi yang tepat (Beach, 1980). Di kerja. Salah satu komponen dari perilaku
Abstract
This study aims to determine the role of compliance with safety regulations as mediators of the effect of safety climate on the tendency of employees injured at work in the production department . Subjects in this study amounted to 95 employees working on the production of PT . Dantosan Precon Perkasa . Collecting data in this study using three kinds of scales that safety climate scale , the scale of salvation regulatory compliance work and scale prone to accidents. Regression analysis showed that regulatory compliance is not acting as memediatori between climate variables with a tendency to experience salvation job accidents. There was a significant relationship between regulatory compliance and safety climate together with the tendency had an accident with sigfikansi value of 0.000 p = < 0.01 and F = 19.391 . Variable regulatory compliance and safety climate variability can explain the tendency of 28.1 % of injured at work , while the remaining 71.9 % is explained by other variables .
Keywords: safety climate , safety and regulatory compliance prone to accidents at work
KEPATUHAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA SEBAGAI
MEDIATOR PENGARUH IKLIM KESELAMATAN KERJA
TERHADAP KECENDERUNGAN MENGALAMI
KECELAKAAN KERJA
Rini Eka Sari
McGovern, dkk. (dalam Neal & Griffin, analisis regresi dengan menggunakan 2004) yang menemukan bahwa iklim langkah-langkah yang disarankan oleh k e s e l a m a t a n d a p a t m e m p e n g a r u h i Baron dan Kenny (1986). Analisis data kepatuhan terhadap peraturan keselamatan. dilakukan dengan menggunakan Program
Penelitian ini ingin menggali lebih SPSS 16.0 for windows d a l a m m e n g e n a i h u b u n g a n i k l i m
keselamatan dan kepatuhan terhadap HASIL
peraturan keselamatan kerja dan kaitannya Untuk menguji hipotesis model dengan kecenderungan mengalami mediasional (Baron dan Kenny, 1986) kecelakaan kerja, mengingat banyaknya dalam penelitian ini, digunakan seri model kasus kematian, kecelakaan dan cedera regresi sebagai berikut:
akibat pekerjaan (terutama pada karyawan a. Analisis uji regresi pertama
bagian produksi) yang dikarenakan Analisis pengujian regresi yang kurangnya kepatuhan pekerja terhadap pertama yaitu hubungan antara iklim peraturan keselamatan yang berlaku keselamatan kerja dengan kepatuhan diperusahaannya. t e r h a d a p p e r a t u r a n k e s e l a m a t a n 1. Iklim keselamatan kerja berpengaruh menunjukkan 19% variabilitas kepatuhan
positif terhadap Kepatuhan terhadap terhadap peraturan dijelaskan oleh variabel Peraturan Keselamatan kerja. iklim keselamatan dan 81% dijelaskan oleh 2. Iklim keselamatan kerja berpengaruh variabel lain yang tidak diteliti. Hasil Positif terhadap kecenderungan analisis tersebut menunjukkan bahwa iklim mengalami kecelakaan kerja melalui keselamatan kerja berpengaruh positif mediator kepatuhan terhadap peraturan terhadap kepatuhan karena nilai signifikansi keselamatan kerja. yang diperoleh sebesar 0.000 p = < 0,001 dengan F= 21,845. Persamaan regresi yang
METODE PENELITIAN diperoleh adalah M = 0,436 K
Subjek dalam penelitian ini adalah b. Analisis uji regresi kedua karyawan PT. Dantosan Precon yang
bekerja dibagian produksi, jumlah subjek Tabel 1. Seri Model mediator kepatuhan
dalam penelitian ini sebanyak 95 orang. terhadap peraturan secara
Metode pengumpulan data yang keseluruhan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Skala yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah: (1) S k a l a K e c e n d e r u n g a n m e n g a l a m i kecelakaan Kerja, yang terdiri dari 29 aitem yang meliputi aspek, kognitif, emosi, perilaku dan sosial; (2) Skala Iklim Keselamatan, terdiri atas 38 aitem yang meliputi enam dimensi iklim keselamatan, yaitu praktek keselamatan manajemen, praktek keselamatan atasan, sikap keselamatan, pelatihan keselamatan, keselamatan kerja, dan praktek keselamatan rekan kerja; (3) Skala Kepatuhan terdiri atas 22 aitem yang meliputi 2 aspek yaitu kepatuhan umum dan kepatuhan terhadap APD (alat pelindung diri).
M e t o d e a n a l i s i s d a t a y a n g digunakan dalam penelitian ini adalah
V a r ia b e l R B e t a t P
Analisis pengujian regresi yang Tabel 2. Model mediator kepatuhan
kedua diperoleh 28,1% variabilitas umum
kecenderungan mengalami kecelakaan dapat dijelaskan oleh variabel iklim keselamatan dan kepatuhan, sedangkan 7 1 , 9 % v a r i a b i l i t a s k e c e n d e r u n g a n mengalami kecelakaan kerja diterangkan oleh variabel lain selain variabel iklim keselamatan dan kepatuhan. Uji signifikansi secara simultan pada persamaan regresi yang kedua ini menjelaskan bahwa secara bersama-sama variabel iklim keselamatan kerja dengan kepatuhan terhadap peraturan b e r p e n g a r u h t e r h a d a p v a r i a b e l kecenderungan mengalami kecelakaan kerja dengan nilai sigfikansi sebesar 0,000 p = < 0,01 dan F= 19,391. Sedangkan uji s i g n i f i k a n s i p a r a m e t e r i n d i v i d u a l persamaan regresi kedua diperoleh hasil bahwa iklim keselamatan berpengaruh positif terhadap kecenderungan mengalami kecelakaan hal ini terlihat dari nilai signifikansinya yaitu 0,000 p =< 0,01 sedangkan kepatuhan terhadap peraturan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan mengalami kecelakaan kerja hal ini dikarenakan nilai signifikasinya lebih kecil dari p = 0,05 yaitu 0,283.
Suatu variabel dikatakan sebagai variabel mediator jika hubungan tidak
langsung lebih besar dari hubungan Pada model mediator kepatuhan
langsung (Wijaya, 2009). Besarnya u m u m , p e r s a m a a n k e - 1 d a n k e - 2
hubungan tidak langsung dapat dihitung signifikan, sedangkan pada persamaan ke-3
dengan cara 0,436 x 0,105 = 0,045, sehingga tidak signifikan, dengan demikian hipotesis
didapat perbandingan sebagai berikut: ditolak. Artinya kepatuhan umum tidak
hubungan langsung sebesar 0,491 lebih teruji secara signifikan sebagai mediator
besar dari 0,045 yang artinya variabel i k l i m k e s e l a m a t a n k e r j a d e n g a n
kepatuhan bukan merupakan variabel yang kecenderungan mengalami kecelakaan
mediator tetapi variabel iklim keselamatan kerja.
b e r h u b u n g a n l a n g s u n g d e n g a n kecenderungan mengalami kecelakaan kerja.
Tabel 3. Model mediator kepatuhan penelitian ini menunjukkan bahwa secara
terhadap APD bersama-sama iklim keselamatan kerja dan
kepatuhan terhadap peraturan keselamatan berpengaruh positif pada kecenderungan mengalami kecelakaan kerja, dengan nilai korelasi r = 0,545 dan p< 0,01.
D a r i t a b e l m o d e l s u m m a r y diperoleh r² = 0,297. Artinya variabel iklim keselamatan kerja dan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan dapat menerangkan v a r i a b i l i t a s s e b e s a r 2 9 , 7 % d a r i kecenderungan mengalami kecelakaan kerja sedangkan sisanya sebesar 70,3% diterangkan oleh variabel lain. Variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap kecenderungan mengalami kecelakaan kerja adalah kelelahan kerja, kebosanan kerja, stres kerja, obat-obatan terlarang dan alkohol, Berry dan Houston (1993).
Analisis pengujian regresi yang pertama menunjukkan bahwa iklim keselamatan kerja berpengaruh positif terhadap kepatuhan karena nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.000 p = < 0,001 dengan F= 21,845. Hal ini menunjukkan
Pada model mediator kepatuhan bahwa variabel iklim keselamatan kerja
terhadap APD, persamaan ke-1 dan mempunyai pengaruh yang signifikan
persamaan ke-2 signifikan sedangkan terhadap tinggi rendahnya kepatuhan
persamaan ke-3 tidak signifikan. Dengan seseorang terhadap peraturan keselamatan
demikian hipotesis ditolak. Artinya yang ada, seperti dijelaskan oleh hasil
kepatuhan terhadap APD tidak teruji secara penelitian Neal dan Griffin (2006) yang
signifikan sebagai mediator iklim menyatakan iklim keselamatan memiliki
keselamatan kerja dengan kecenderungan hubungan dengan perilaku keselamatan,
mengalami kecelakaan kerja. dimana perilaku keselamatan digolongkan
Dari pemaparan diatas, disimpulkan menjadi dua yaitu partisipasi keselamatan
bahwa iklim keselamatan kerja berpengaruh dan kepatuhan keselamatan. Iklim
terhadap kepatuhan terhadap peraturan, keselamatan dapat mempengaruhi perilaku
yang berarti hipotesis pertama yang atau tindakan pekerja terhadap keselamatan,
diajukan dalam penelitian ini terbukti cara seseorang melakukan pekerjaan
sedangkan hipotesis kedua dalam penelitian mereka dan cara mereka berinteraksi
ini tidak terbukti, berdasarkan hasil analisis dengan hal-hal yang berkaitan dengan isu
kepatuhan terhadap peraturan keselamatan keselamatan. Masing-masing faktor
tidak berperan sebagai variabel yang tersebut dapat memiliki pengaruh langsung
memediatori antara iklim keselamatan kepada hasil keselamatan, yaitu kecelakaan.
dengan kecenderungan mengalami Dalam penelitian ini, hubungan
kecelakaan kerja. iklim keselamatan dengan kepatuhan
terhadap peraturan keselamatan terlihat
PEMBAHASAN pada kurang memadainya alat pelidung diri
Hasil pengujian hipotesis dalam yang disediakan oleh pihak perusahaan
Variabel R Beta t P
kepada para karyawannya. Hal ini didukung mengatakan bahwa pekerja tidak dapat dengan hasil wawancara dengan subjek. memahami kompleksitas, dan kosekuensi Kebanyakan para karyawan mengatakan dari sebuah pekerjaan tanpa pendidikan dan bahwa APD yang disediakan untuk para pelatihan. Pelatihan ini meliputi pendidikan pekerja masih kurang. Hal tersebut menjadi yang sarat makna di dalam pencegahan alasan kenapa mereka tidak patuh dalam kecelakaan. Butler dan Jones dalam menggunakan APD. Sehingga, pekerja yang (Muchinsky, 1987) menyarankan di memiliki sikap keselamatan positif bisa jadi lingkungan kerja dengan bahaya tinggi tidak mematuhi peraturan keselamatan, pencegahan kecelakaan dapat terealisasi khususnya penggunaan APD. Kurangnya d e n g a n s e b a i k - b a i k n y a m e l a l u i pengawasan yang ada dari para supervisor pengurangan bahaya peralatan, dan melalui juga menyebabkan para karyawan pelatihan. Standar umum dari pelatihan cenderung malas untuk menggunakan alat keselamatan ini adalah fokus mereka pada pelindung diri yang disediakan dengan pengarahan perilaku keselamatan, bukan alasan penggunaan alat pelindung diri pencegahan pelanggaran peraturan menghambat kinerja dan membuat mereka keselamatan, dengan pelatihan sebaiknya kurang nyaman dalam berkerja. Hal lain dirahkan langsung kepada peningkatan yang menunjukkan hubungan ini adalah perilaku aman daripada pengurangan kepala supervisor jarang melakukan perilaku idak aman.
inspeksi dan pengawasan kerja, sehingga S e d a n g k a n u j i s i g n i f i k a n s i para pekerja merasa kurang diperhatikan parameter individual persamaan regresi dan berperilaku aman hanya dikarenakan kedua diperoleh hasil bahwa iklim seringnya terjadi kecelakaan diantara para keselamatan berpengaruh positif terhadap
teman sekerja. kecenderungan mengalami kecelakaan hal
Berdasarkan hasil wawancara ini terlihat dari nilai signifikansinya yaitu dengan kepala Health and Safety 0,000 p =< 0,01 sedangkan kepatuhan Environment, sebenarnya PT. Dantosan terhadap peraturan tidak berpengaruh Precon Perkasa telah melakukan usaha- terhadap kecenderungan mengalami usaha untuk meningkatkan kepatuhan kecelakaan kerja hal ini dikarenakan nilai pekerja, misalnya dengan mengadakan signifikasinya lebih kecil dari p = 0,05 yaitu pelatihan keselamtan dan sosialisasi tentang 0,283.
cedera. Hasil penelitian yang dilakukan oleh kecelakaan sebagai berikut, bahaya Huang, Chen, DeArmond, Cigularov, dan berkaitan dengan persepsi akan bahaya dn Chen (2007), menunjukkan bahwa kognisi akan bahaya, yang berakibat pada seseorang yang bekerja pada sebuah k e p u t u s a n u n t u k m e n g h i n d a r i perusahaan dengan iklim keselamatan yang (sikap/perilaku). Sejalan dengan hal lebih positif merasakan resiko cedera lebih tersebut, Riggio ( dalam Watson, dkk, rendah dan yang bekerja diperusahaan 2005) menggambarkan bahwa kecelakaan dengan frekuensi cedera lebih rendah terjadi diawali dengan adanya kesempatan memiliki persepsi cedera lebih rendah dan perilaku yang tidak aman.
daripada yang bekerja di perusahaan dengan Dalam penelitian ini variabel frekuensi cedera lebih tinggi. kepatuhan tidak memediatori dengan Zohar (2002) meneliti peran iklim sempurna antara iklim keselamatan dengan keselamatan. Iklim keselamatan dianggap kecenderungan mengalami kecelakaan sebagai salah satu dimensi dari multi- kerja meskipun saat pengujian regresi kedua dimensi organisasi iklim. Iklim keselamatan yang melibatkan variabel kepatuhan mencerminkan persepsi karyawan tentang terhadap peraturan dan iklim keselamatan relatif pentingnya perilaku aman. Menurut secara bersama-sama mempunyai pengaruh Zohar (2002), persepsi terhadap iklim terhadap kecenderungan mengalami keselamatan meliputi empat faktor kecelakaan kerja dengan nilai sigfikansi dominan, yaitu: pentingnya komite sebesar 0,000 p = < 0,01 dan F= 19,391. Hal keselamatan yang dirasakan oleh karyawan, ini menunjukkan bahwa kedua variabel pentingnya pelatihan keselamatan, kerja tersebut mempunyai keterkaitan dengan kecepatan, dan status yang dirasakan oleh t i n g g i r e n d a h n y a k e c e n d e r u n g a n petugas keamanan. Clarke (1999) mengalami kecelakaan kerja, seperti yang mengemukakan dalam kegiatan industri diungkapkan oleh Hoffman dan Stetzer organisasi terkait dengan bagaimana (dalam Neal dan Griffin, 2004) iklim menumbuhkan perilaku aman serta keselamatan memiliki pengaruh langsung bagaimana meningkatkan komunikasi terhadap peningkatan perilaku keselamatan interpersonal, karena kedua hal tersebut dan penurunan angka kecelakaan dalam dapat menumbuhkan budaya keselamatan kerja. Salah satu komponen dari perilaku yang positif. Zohar (2002), menyatakan keselamatan adalah kepatuhan keselamatan, bahwa perilaku manajerial adalah bentuk yaitu aktivitas yang harus dilakukan umpan balik yang berkaitan dengan seseorang untuk menjaga keselamatan keselamatan dan menemukan bahwa dalam tempat kerja.
kerja saat bekerja di industri. Hal tersebut faktor utama penyebab kecelakaan adalah juga senada denga hasil penelitian yang kondisi tidak aman dan perilaku tidak aman, dilakukan oleh Riyadina (2007) yang dimana biasanya kedua hal tersebut saling menemukan bahwa kondisi fisik dan psikis mempengaruhi. Kondisi tidak aman pekerja berhubungan dengan kejadian meliputi peralatan yang tidak didesain kecelakaan. Pekerja industri yang dengan baik, peralatan yang tidak dirakit mengalami distres mempunyai risiko dengan baik, situasi fisik yang berbahaya, mengalami kecelakaan kerja 1,36 kali dan penggunaan fasilitas berbahaya atau dibandingkan dengan pekerja yang sehatse telah usang. Perilaku tidak aman meliputi cara psikis. Sedangkan pekerja yang penggunaan alat yang tidak sesuai , tingkah mempunyai keluhan sering nyeri juga laku yang tidak sesuai, dan senda guaru berisiko 1,5 kali mengalami celaka yang kasar dan ribut. Rendahnya kepatuhan d i b a n d i n g k a n d e n g a n y a n g t i d a k pekerja terhadap ketentuan mengenai K3, mempunyai keluhan nyeri. Keadaan terutama pemakaian alat pelindung diri, tersebut menjelaskan bahwa pekerja yang merupakan salah satu penyebab tingginya mempunyai kondisi baik fisik maupun angka kecelakaan kerja.
psikis yang tidak sehat lebih berisiko tinggi Berdasarkan uraian dan penelitian untuk mengalami kecelakaan kerja. Hasil yang telah dilakukan memberi gambaran penelitian yang dilakukan oleh Watson, yang jelas bahwa variabel iklim keselaman dkk,(2005) menemukan bahwa kecelakaan diri mempunyai pengaruh langsung kerja pada pekerja industri ternyata justru terhadap tinggi rendahnya kecenderungan terjadi pada pekerja yang mengunakan APD subjek mengalami kecelakaan tanpa di saat terjadi kecelakaan. Pekerja yang mediatori oleh variabel kepatuhan terhadap menggunakan APD berisiko 2,20% peraturan. Sehingga dapat ditarik mengalami kecelakaan kerja dibandingkan kesimpulan bahwa teori yang mengatakan dengan pekerja yang tidak memakai APD. bahwa kepatuhan terhadap peraturan Beberapa kasus menunjukkan bahwa sebagai mediator antara iklim keselamatan menggunakan sarung tangan justru dengan kecenderungan mengalami membuat pekerja tidak merasa nyaman atau kecelakaan kerja tidak terbukti dalam mengganggu aktifitas kerja sehingga justru penelitian ini.
membahayakan. Untuk itu perlu dilakukan
kajian tentang APD disesuaikan dengan SIMPULAN DAN SARAN jenis pekerjaan sehingga APD tersebut Simpulan
benar-benar bisa melindungi. Lingkungan Berdasarkan hasil penelitian yang kerja merupakan salah satu faktor penting telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, untuk ikut berperan dalam kejadian iklim keselamatan kerja berpengaruh positif kecelakaan kerja. Hubungan antara kondisi terhadap kepatuhan peraturan keselamatan lingkungan dengan kejadian kecelakaan kerja, hal ini menunjukkan bahwa semakin kerja. Kejadian kecelakaan dan cedera positif persepsi seorang karyawan terhadap akibat kecelakaan kerja masih sering terjadi iklim keselamatan yang dirasakan, maka maka perlu ditingkatkan kepatuhan semakin tinggi tingkat kepatuhan karyawan pemakaian APD saat bekerja dan tersebut terhadap peraturan keselamatan melengkapi serta menyempurnakan APD kerja yang ada. Sehingga hipotesis pertama agar nyaman dipakai. Upaya untuk yang diajukan peneliti bahwa iklim menurunkan angka kejadian kecelakaan keselamatan kerja berpengaruh positif akibat kerja dengan cara pengendalikan terhadap kepatuhan terhadap peraturan faktor risiko melalui model intervensi yang keselamatan kerja terbukti.
tepat dan sesuai masing-masing jenis H a s i l p e n e l i t i a n i n i j u g a industri (Watson, dkk, 2005). menemukan bahwa secara bersama-sama
kepatuhan terhadap peraturan berpengaruh research: Conceptual, strategic, and statistical considerations. Journal of
t e r h a d a p v a r i a b e l k e c e n d e r u n g a n
Personality and Social Psychology,
mengalami kecelakaan kerja. Akan tetapi
51(6), 117-1182 kecenderungan mengalami kecelakaan
kerja tidak hanya dapat dijelaskan melalui
Berry, L.M., & Houston, J.P. (1993). iklim keselamatan kerja dan juga kepatuhan
Psychology at Work. Bouleverd,
terhadap peraturan keselamatan saja, masih
D u b u q u e : W C B B r o w n & terdapat faktor lain yang diduga mempunyai
Benchmark Publishing pengaruh terhadap tinggi rendahnya
kecenderungan seseorang mengalami
Bramley, R. & Harker. (1977). Working with
kecelakaan kerja.
Machinery ( dalam Handley, W.
Secara umum penelitian ini nd
Industrial Safety Handbook. 2 ed.).
menyimpulkan bahwa peran kepatuhan
United Kingdom: Mc. Graw Hill terhadap peraturan sebagai mediator
pengaruh iklim keselamatan kerja dengan
Clarke, S. (1999). Perceptions of kecenderungan mengalami kecelakaan
organizational safety: Implications kerja tidak terbukti. Hal itu berlaku baik
for the development of a safety pada kepatuhan umum dan kepatuhan culture. Journal of Organizational terhadap APD, sehingga dapat ditarik Behavior, 20(1), 185–189.
kesimpulan variabel mediator yakni
kepatuhan terhadap peraturan tidak Dipboye, Smith & Howell. (1994). berperan dalam merubah besarnya Understanding Industrial and pengaruh variabel dependen iklim Organization Psychology. USA: keselamatan kerja terhadap variabel Harcourt Brace College Publisher. independen kecenderungan mengalami
kecelakaan kerja, dengan kata lain dalam Huang, Chen, DeArmond, Cigularov, & penelitian ini kepatuhan terhadap peraturan Chen. (2007). Roles of Safety bukanlah variabel yang memediatori iklim Climate and Shift Work on Perceived Injury Risk: A Multi-keselamatan kerja dengan kecenderungan
level Analysis. Journal of Accident
mengalami kecelakaan kerja.
Analysis and Prevention 39,
1088-1096.
Saran
Selanjutnya perlu dilakukan
Muchinsky, P.M. (1987). Psychology
penelitian lebih mendalam mengenai
faktor-Applied to work: An Introduction to
faktor yang mempengaruhi kecenderungan
Industrial and Organizational
mengalami kecelakaan kerja pada pekerja,
nd
Psychology. 2 ed. Chicago: Dorsey
serta lebih memperhatikan dan mengontrol
Press. kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi
hasil penelitian, misalnya kondisi aktivitas
Neal, A. & Griffin, M. A. (2004). Safety
p e r u s a h a a n , p e n e l i t i a n h e n d a k n y a
Climate and Safety at Work. Dalam
dilakukan pada perusahaan yang sedang
The Psychology of Workplace tidak padat aktivitasnya sehingga penelitian
Safety (Eds. Barling, J. & Michael dapat dilakukan secara optimal dan hasilnya
R.F.). Wasington: American dapat mencerminkan kondisi riil karyawan
Psychological Association.
DAFTAR PUSTAKA Neal, A. & Griffin, M. A. (2006). A Study of
The Lagged Relationship Among Safety Climate, Safety Motivation, Baron, R.M., & Kenny, D.A. (1986). The
Safety Bahvior, and Accidents at the mpderator-mediator variable
Journal of Applied Psychology, 91 WHO. (2005). International Statistical
(4), 946-953. Classification of Diseases and
Health Related Problems (The)
Riyadi, S. (2007). Faktor internal dan ICD-10. Second Edition. English.
eksternal yang berhubungan
dengan kepatuhan operator dalam Wijaya, T. (2009). Analisis Data Penelitian
mengikuti prosedur operasi di menggunakan SPSS. Yogyakarta:
industri. Diakses 22 Agustus 2010, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
d a r i
http://www.binakesehatankerja.com/ Zohar, D. (2002). Modifying supervisory
detail_berita_h.php?id=6. practices to improve sub unit safety:
A leadershipbased intervention
m o d e l . J o u r n a l o f A p p l i e d
Riyadina, W. (2007). Kecelakaan kerja dan
Psychology, 87(1), 156–163. cedera yang dialami oleh pekerja
industri di kawasan industri Pulo
Zohar, D. (2003). Safety Climate:
G a d u n g , J a k a r t a . M a k a r a ,
Conceptual and Measurement Kesehatan, 11( 1), Juni 2010,
25-I s s u e. D a l a m H a n d b o o k o f 31.
Occupational Healt Psychology (Eds. Quick, J. And Tetrick, L.). Snyder, Krauss, Chen, Finlinson, & Huang.
New York: American Psychological (2008). Ocupational Safety:
Association. Application of The Job
Demand-Control-Support Model. Journal of
Zohar, D., Dov, R., Luria, G., Gil, L. (2004). Accident Analysis and Prevention,
Climate as a social-cognitive 40 (2008) page 1713-1723
construction of supervisory safety practices: Scripts as proxy of Watson,W.G., Scott,D., Bishop, J.,&
behavior patterns. Journal of
Turnbeaugh, T.,(2005). Dimensions
A p p l i e d P s y c h o l o g y, 8 9 ( 2 ) , of Interpersonal Relationship and
322–333. Safety in the Steel Industry. Journal