• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI MILITER dan difusi teknologi militer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEKNOLOGI MILITER dan difusi teknologi militer"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI MILITER

Shiddiq Muhammad Isa (13/352326/FI/03860)

Achmad Wildan Khairul Fatihin

Akbar Aja

Sejatinya perang adalah hal yang lazim terjadi di dunia ini sejak munculnya kehidupan dan peradaban manusia yang masif. Perang pun tidak dapat dilepaskan dengan segala teknologi yang terus-menerus berkembang dan menyelimuti perang itu sendiri. Berikut beberapa contoh teknologi yang dipakai militer-militer seluruh dunia.

1. Zaman pra-modern

Pada zaman pra-modern, kekuatan dan teknologi militer khususnya dalam berperang hanya bertumpu pada benda-benda tajam sebagai senjatanya. Tombak, pisau, dan pedang adalah alat-alat yang sangat dekat dengan militer di zaman pra-modern untuk menyerang. Sedangkan perisai digunakan untuk menahan serangan langsung dari lawan.

2. Ditemukannya bubuk mesiu

Bubuk mesiu ditemukan oleh ahli alkimia Cina pada abad ke-9 ketika sedang mencoba membuat ramuan kehidupan abadi. Penemuan bubuk mesiu diperkirakan adalah hasil dari percobaan-percobaan kimia selama berabad-abad. Kalium nitrat sudah ditemukan oleh kebudayaan Cina pada pertengahan abad ke-1, dan banyak bukti bahwa penggunaannya dengan belerang banyak dipakai sebagai obat. Sebuah tulisan tentang kimia dari Cina dari tahun 492 menuliskan bahwa kalium nitrat menghasilkan api ungu ketika dibakar, membuatnya dapat dikenali dan dipelajari lebih lanjut.

Militer Cina mendengar tentang bahan peledak ini sehingga banyak di buatkan senjata (rocket dan meriam) dan senjata ledak (Granat dan Bom) untuk melawan Kekaisaran Mongol ketika Kekaisaran Mongol berusaha untuk menghancurkan dan merebut benteng kota di perbatasan Cina Utara. Setelah Kekaisaran Mongol menguasai Cina dan mendirikan Dinasti Yuan, mereka menggunakan teknologi bubuk mesiu Cina saat mencoba menginvasi Jepang. Selain itu mereka menggunakannya sebagai bahan bakar roket.

(2)

yang disebutnya sebagai "panah Tiongkok". Satu dekade setelahnya, bangsa Arab menggunakan bubuk mesiu ini untuk kepentingan militer saat menginvasi kota Baza, Spanyol. Setahun setelahnya, tahun 1326, Florence, Italia memerintahkan pembuatan meriam dan bolanya. Dari Italia ini kemudian penyebarannya di Eropa meluas hingga pada tahun 1350-an, penggunaan mesiu di medan perang sangatlah umum.

3. Pistol

Tak ada satu pun pihak yang bisa memastikan kapan awal kemunculan pistol. Senjata tangan ini diperkirakan muncul sekitar abad 14. Beberapa sejarahwan mengungkapkan bahwa pistol diciptakan sebagai improvisasi dari bubuk mesiu. Awal kemunculannya bermula dari “hand gonne”, yang sisa-sisanya banyak ditemukan di wilayah Estonia. Sepanjang sejarah awalnya, pistol selalu berada di balik bayang-bayang popularitas senapan (rifle).

Awal munculnya pistol bisa dirunut dari hand gonne – pelontar proyektil mirip canon ukuran mini. Hand gonne dioperasikan minimal oleh dua orang. Satu orang memegangnya di depan dada, yang lain menyulut api. Prinsip kerjanya mirip dengan canon yang banyak ditemukan pada abad pertengahan. Proyektil logam berbentuk bola berdiameter 1,8-2,5 cm harus dimasukkan ke tabung yang sebelumnya telah diisi bubuk mesiu. Saat ditembakkan, ujung laras hand gonne harus membentuk sudut elevasi karena lubang tabung (yang di kemudian hari disebut kaliber) nyaris pas dengan diameter proyektil. Mesiu yang kemudian disulut api akan menciptakan ledakan dan gas. Pada saat inilah proyektil terlontar. Jarak tembak hand gonne sekitar 35 meter.

(3)

Namun, berbagai insiden yang terjadi membuat matchlock kian tak populer. Mesiunya kerap meletup tanpa diduga. Ledakan ini terkadang melukai pinggang dan kaki pemiliknya, biasa terjadi akibat api pada sumbu pemantik masih membara dan tanpa disadari menyulut mesiu yang tersimpan di saku celana. Selain itu, pistol atau rifle matchlock kurang responsif saat dipakai dalam cuaca basah. Para penggunanya sering kerepotan menjaga agar sumbu tetap membara. Senjata ini bahkan masih sering kalah cepat dengan panah.

Riskannya penggunaan sumbu api membuat para perancang senjata mencari sistem pemantik lain yang lebih aman. Sistem yang baru kemudian menggunakan batu api (flint). Sistem ini tidak begitu lama diciptakan karena pada masa itu, sekitar abad 15, batu api sudah biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Bentuk evolusi pertama diciptakan oleh Johann Kiefuss dari Nuenberg, Jerman, pada 1517. Sistem pengganti matchlock ini biasa disebut “wheellock”. Mekanisme wheellock mirip dengan pemantik korek api gas sekarang. Api akan terpercik setelah batu api digerus roda (wheel) bergerigi. Tarikan trigger akan membuat striker arm (tangkai penjepit) batu api jatuh pada cawan mesiu. Roda bergerigi yang ada di bawah cawan kemudian berputar dan menggerus batu api. Percikan api akan membakar mesiu dan tersulutlah mesiu di dalam laras.

Sejumlah literatur menyatakan bahwa sebenarnya penemu sistem pemantik ini bukanlah Kiefuss, melainkan Leonardo da Vinci, sekitar abad 15. Pistol jenis inilah yang memungkinkan dioperasikan hanya dengan satu tangan.

Karena ongkos pembuatan wheellock jauh lebih mahal dari matchlock, pistol dan senapan ini tidak diberikan pada semua prajurit, hanya pada perwira penting saja. Wheellock masih bertahan hingga abad 18. Sementara itu, sistem baru kembali muncul. Jenis pistol yang baru ini disebut “snaphaunce”. Snaphaunce bisa dibilang tidak benar-benar baru, karena masih menggunakan batu api. Bedanya, snaphaunce tidak menggunakan roda bergigi. Bagian yang dianggap mahal ini diganti dengan tangkai bergigi yang cukup digerakkan per daun.

(4)

Sistem baru yang lebih praktis kembali muncul. Pada 1612, seorang Perancis bernama Marin le Bourgeoys memperkenalkan ciptaannya. Ia tak banyak mengubah mekanisme pada snaphaunce, hanya memadukan fungsi tangkai penggerus dengan tutup cawan mesiu. Tipe baru ini dikenal dengan nama “flintlock”. Flintlock langsung diserahkan pada Raja Henry IV, penguasa Perancis saat itu. Dia pun langsung memerintahkan pabrik senjata untuk memproduksinya secara massal. Kepraktisannya membuat flintlock dengan cepat populer di kalangan militer Eropa dan menggeser wheellock dan snaphaunce.

Model flintlock paling terkenal adalah Brown Bess Flintlock, dibuat pada 1700an. Jenis yang satu ini bisa diisi mesiu dan proyektil lalu menembaknya dua sampai lima kali per menit. Keakuratannya pun sudah lumayan meningkat, bisa membunuh orang dari jarak sekitar 10 meter. Flintlock adalah jenis terakhir yang menggunakan batu api.

Masa keemasan flintlock berlangsung cukup lama, sekitar 200 tahun, sampai akhirnya ditutup oleh ciptaan John Forsyth. Pastor Skotlandia ini memperkenalkan sistem pemantik api “percussion cap” (pemukul topi) pada 1805. Kepopuleran percussion cap adalah karena tidak lagi menggunakan batu api yang dianggap kurang memadai karena rentan air dan kerap tak bisa digunakan dalam keadaan lembab.

Sebelum merancang percussion cap, Forsyth meramu bahan peledak baru yang selanjutnya menjadi peledak mesiu yang ditaruh dalam laras senapan atau pistol. Material peledak yang merupakan campuran merkuri itu ditaruh pada mulut pipa kecil yang mengarah pada lubang mesiu. Material yang sudah dibungkus inilah yang nantinya akan “dipukul” pelatuk (hammer) dan selanjutnya mengirim api ke tabung mesiu. Kelak, mekanisme semacam inilah yang akan digunakan sebagai dasar rancang bangun peluru atau “cartridge”.

Pada setiap peluru, terdapat 1) bullet atau proyektil yang akan dilontarkan, 2) selongsong atau tabung mesiu, 3) mesiu atau material cordite, 4) rim atau bagian selongsong untuk “loading”, dan 5) primer, pemantik mesiu di “pantat” peluru. Primer inilah yang merupakan bentuk evolusi percussion cap.

Sepintas, percussion cap masih menyerupai flintlock. Senjata ini masih memiliki tangkai berbentuk huruf “S” yang biasa dipakai untuk menjepit batu api. Namun, pada percussion cap, tangkai ini tidak lagi menjepit batu api. Di ujung tangkai ini hanya ada cekungan yang digunakan untuk “memukul” topi peledak merkuri di ujung tangkai satunya lagi.

(5)

Sejak itu, perkembangan rancang bangun dan mekanik pistol berkembang luar biasa. Selain memicu pembuatan revolver, peluru juga memicu pembuatan pistol bermagasin, yang variannya terus bermunculan dari masa ke masa.

4. Masa perang dunia a. Tank

Tank Mark IV yang digunakan Inggris di masa Perang Dunia I. Tak disangkal lagi, tank merupakan salah satu simbol perkembangan teknologi militer paling dikenal di abad ke-20. Tank ternyata dikembangkan secara rahasia oleh sekutu di masa Perang Dunia I dan awalnya disebut sebagai "kapal darat". Baca juga : Kisah Gadis Australia Menyamar Jadi Prajurit Pria Saat Perang Dunia I Untuk mempertahankan elemen kejutan, Sekutu menyebut mesin perang baru ini dengan nama "Si Pembawa Air", sebelum mendapatkan nama "tank". Hingga hari ini, tank masih terus digunakan di banyak konflik militer di seluruh dunia. Meski rancangan dan teknologinya terus berkembang selama satu abad terakhir, tank adalah inovasi yang berakar di Perang Dunia I. Pesawat tak berawak(DPA)

b. Drone

Alat perang kontroversial di abad ke-21 ini juga memiliki akar di masa Perang Dunia I. Pada 1916, AL Amerika Serikat mulai mengembangkan prototipe pesawat pengebom tanpa awak, meski pada awalnya amat tak efektif. Percobaan awal membuahkan hasil yang tak memuaskan dengan akurasi tembakan yang buruk menjadi masalah utama. Baca juga : 100 Tahun Perang Dunia I Diperingati di Berbagai Negara Alhasil, minat dan dana untuk mengembangkan proyek ini mengering, dan upaya awal mengembangkan drone dihentikan. Bertahun-tahun setelah itu, John Stuart Foster Jr, seorang penggemar model pesawat terbang menggunakan hobinya untuk mengembangkan sebuah senjata baru. Pada 1973, Badan Riset Teknologi Pertahanan AS menciptakan dua prototipe drone yang meski masih "primitif" menjadi dasar bagi teknologi drone masa kini.

c. Kapal Induk

(6)

itu. Sehingga, harus diciptakan fungsi lain bagi kapal perang itu. Kemudian sebuah landasan besar dipasang di dek kapal itu. Keberadaan landasa tersbut memungkinkan HMS Furious menjadi kapal pertama yang bisa digunakan untuk menerbangkan dan mendaratkan pesawat terbang. Sebuah pesawat pengintai di masa Perang Dunia I.(war history online)

c. Sistem komunikasi pilot

Hingga awal Perang Dunia I, belum ada sistem yang memungkinkan para pilot berkomunikasi dengan pangkalannya di darat. Setelah pesawat mengudara, maka komunikasi pilot dan pangkalannya serta merta terputus. Awalnya dicipkatan kabel komunikasi untuk mengatasi masalah itu, tetapi keberadaan kabel amat mudah diketahui Jerman. Baca juga : Dunkirk, Perang Besar Pertama Pesawat Tempur Spitfire Solusinya adalah mengembangkan teknologi radio dan untuk pertama kalinya digunakan para pilot tempur di Perang Dunia I. Pada 1917, pertama kali suara bisa ditransmisikan dari pilot yang mengudara kepada para perwira di darat. Ini merupakan sebuah terobosan yang bukan saja dalam teknologi militer tetapi juga untuk sistem pengendalian lalu lintas udara saat ini.

d. Senapan mesin

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian komposisi serbuk kayu gergaji dan jerami padi yang berbeda untuk media tumbuh jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) menunjukkan pengaruh berbeda pada

Berdasarkan hasil analisis jaringan kerja maka dgerkirakan lama waktu penyelesaian untuk memproduksi 40 liter susu pasteurisasi dalam kemasan filycup adalah 30.08

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis

Dengan ekstraksi matriks term-by-sentences dari dokumen menggunakan metode Faktorisasi Matriks Nonnegatif (Nonnegative Matrix Factorization/NMF), diharapkan proses

Setelah beberapa kali tes alat psikologi yang berbeda, dan menunjukkan kecenderungan yang berbeda, baru saya menyadari bahwa tipe kecenderungan saya bekerja,

Pada pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, praktikan menyesuaikan dengan rencana proses pembelajaran yang sudah dikonsultasikan dengan guru pamong dan dengan

Mengingat manfaat tambahan dari informasi yang disampaikan melalui tatap muka, hendaknya dilakukan upaya-upaya yang lebih besar untuk memberikan informasi kepada para

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan