PENTINGNYA PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK USIA DINI
Oleh
Risa Fitri Ratnasari M.Alias
ABSTRAK
Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan pemberian informasi tentang masalah seksual. Informasi yang diberikan di antaranya pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, komitmen, agama agar tidak terjadi "penyalahgunaan" organ reproduksi tersebut. Pendidikan seks itu sangat penting diberikan sejak dini. Pengetahuan tentang seks pada anak-anak dapat mencegah terjadinya penyimpangan seksual pada anak. Pendidikan seks pada anak juga dapat mencegah agar anak tidak menjadi korban pelecehan seksual, dengan dibekali pengetahuan tentang seks, mereka menjadi mengerti perilaku mana yang tergolong pelecehan seksual. Selanjutnya, pengetahuan tentang seks juga dapat mencegah anak-anak mencoba-coba hal-hal yang seharusnya belum boleh mereka lakukan karena ketidaktauannya.
Kata kunci : Pendidikan seks, Anak
A. Pendahuluan
Ketika kita mendengar kata seks apa yang terpikir di benak kita? Pornografi, vulgar, menjijikkan dll. Memang sebagian besar masyarakat menganggap membicarakan seks itu adalah sesuatu hal yang tabu dan tak layak dibicarakan. Ketika anak kita bertanya soal seksualitasnya pasti kita dengan cepat akan mengalihkannya dan akan
mengatakan “Hus…ga baik ngomong
gitu, masih kecil nanti kalo sudah besar
kan tau sendiri”. Sikap seperti itulah
yang salah, karena anak memiliki rasa ingin tahu tentang banyak hal, bila kita sebagai orang tua tidak bisa mengarahkan dengan baik, tidak bisa memberikan informasi yang jelas cenderung mereka akan mencari informasi dari orang lain dan teman-temannya, informasi tersebut belum tentulah informasi yang baik.
Sedikit sekali masyarakat terutama orang tua yang peduli akan pendidikan seks dan menempatkan bahwa seks adalah sesuatu yang penting. Bahkan
banyak orang tua yang tidak memberikan pendidikan seks pada anak, dengan alasan anak akan tabu dengan sendirinya. Selama ini seks identik dengan orang dewasa saja.
usia dini lebih pada pengenalan peran jenis kelamin dan
pengenalan anatomi tubuh secara sederhana.
B. Pengertian pendidikan Seks
Seks dalam arti yang sempit berarti kelamin, seks dalam arti yang luas berarti seksualitas. Seksualitas merupakan suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan seks.
Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan pemberian informasi tentang masalah seksual. Informasi yang diberikan di antaranya pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, komitmen, agama agar tidak terjadi "penyalahgunaan" organ reproduksi tersebut. Itu sebabnya, pendidikan seks dapat dikatakan sebagai cikal bakal pendidikan kehidupan berkeluarga yang memiliki makna sangat penting. Para ahli psikologi menganjurkan agar anak-anak sejak dini hendaknya mulai dikenalkan dengan pendidikan seks yang sesuai dengan tahap perkembangan kedewasaan mereka.
Pendidikan seks didefinisikan sebagai pendidikan mengenai anatomi organ tubuh yang dapat dilanjutkan pada reproduksi seksualnya dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama, dan adat istiadat, serta kesiapan mental dan material seseorang.
C. Mengapa Pendidikan Seks Penting?
Maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi belakangan ini tidak lagi hanya mengancam para remaja yang rentan terhadap informasi yang salah mengenai seks. Meningkatnya kasus kekerasan merupakan bukti nyata kurangnya
pengetahuan anak mengenai pendidikan seks yang seharusnya sudah mereka peroleh dari tahun pertama oleh orang tuanya. Pendidikan seks menjadi penting mengingat banyaknya kasus-kasus yang terjadi mengenai tindak kekerasan seksual terhadap anak dan remaja.
Hasil penelitian yang dikutip dari sebuah Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan mengenai Pendidikan Seks pada Usia Dini oleh Moh. Roqib
menunjukkan bahwa 97,05%
mahasiswa di Yogyakarta telah kehilangan keperawanannya. Nyaris 100% atau secara matematis bisa disepadankan dengan 10 gadis dari 11 gadis sudah tidak perawan yang diakibatkan oleh hubungan seksual. Fakta yang sangat memprihatinkan melihat kondisi remaja saat ini yang
tengah terancam dalam
mempertahankan kesucian dirinya baik karena paksaan atau karena sama-sama suka saat melakukannya (free sex). Hal ini menunjukkan bahwa perlunya pendidikan seks untuk diberikan sejak usia dini guna memberikan informasi dan mengenalkan kepada anak bagaimana ia harus menjaga dan melindungi organ tubuhnya dari orang yang berniat jahat terhadap dirinya.
D. Tujuan pendidikan seks pada anak
suka memegang payudara orang lain atau masalah lainnya.
Untuk usia sekolah mulai 6-10 tahun bertujuan memahami perbedaan jenis kelamin (laki-laki dan perernpuan), menginformasikan asal-usul manusia, membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari kuman dan penyakit. Sedangkan usia menjelang remaja, pendidikan seks bertujuan untuk menerangkan masa pubertas dan karakteristiknya,serta menerima perubahan dari bentuk tubuh. Pendidikan seks berguna untuk mem-beri penjelasan mengenai perilaku seks yang merugikan (seperti seks bebas), menanamkan moral dan prinsip "say no" untuk seks pranikah serta membangun penerimaan terhadap diri sendiri. Bahkan, pendidikan seks juga penting diberikan pada anak di usia pranikah untuk pembekalan pada pasangan yang ingin menikah tentang hubungan seks yang sehat dan tepat.
E. Pendidikan seks berdasarkan usia
Umur 3-5 tahun
Pada rentang umur ini, mengajarkan mengenai organ tubuh dan fungsi masing-masing organ tubuh, jangan ragu juga untuk memperkenalkan alat kelamin si kecil. Saat yang paling tepat untuk mengajarkannya adalah di
saat sedang memandikannya.
Diharapkan untuk hindari penyebutan yang dianggap tidak sopan di masyarakat untuk menyebut alat kelamin yang dimilikinya. Misalkan seperti vagina atau penis, jangan diistilahkan dengan kata lain seperti
“apem” atau “burung”. Anda tidak perlu
membahas terlalu detail mengenai jenis
kelamin anak Anda atau
mengajarkannya dalam kondisi belajar yang serius.
Ajarkan juga kepada anak bahwa seluruh tubuhnya, termasuk alat kelaminnya, adalah milik pribadinya yang harus dijaga baik-baik. Dengan demikian, anak harus diajarkan untuk tidak menunjukkan kelaminnya secara sembarangan. Tekankan kepada mereka bahwa mereka memiliki hak dan bisa saja menolak pelukan atau ciuman dan segala macam bentuk kasih sayang yang dinyatakan melalui sentuhan fisik. Hal ini menjadi penting, karena disukai atau tidak, banyak pelaku pelecehan seksual adalah orang-orang yang dekat dengan kehidupan si anak. Orang tua juga diharapkan untuk tidak memaksa seorang anak untuk memeluk atau mencium orang lain jika dia tidak menginginkannya agar si anak bisa
belajar untuk menyatakan
penolakannya. Umur 6 - 9 tahun
Di rentang umur ini, si kecil diajarkan mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk melindungi dirinya sendiri. Orang tua bisa mengajarkan anak menolak untuk membuka pakaian bahkan jika ada imbalan sekalipun atau menolak diraba alat kelaminnya oleh temannya. Selain itu, di rentang umur ini, Anda bisa menggunakan hewan tertentu yang tumbuh dengan cepat dan terlihat jelas perbedaan jenis kelaminnya (seperti: anak ayam) di saat bertumbuh dewasa
untuk mengajarkan mengenai
perkembangan alat reproduksi. Ajaklah anak anda untuk turut mengamati perkembangannya. Jika mereka tidak terlalu memperhatikan hingga detail terkecil, Anda bisa berikan informasi lebih lanjut nanti sembari menekankan bahwa alat kelamin mereka juga akan berubah seiring mereka bertumbuh dewasa nanti.
terpojokkan, malu, bodoh, ataupun menjadi terlalu liar dalam menyikapi seks.
Umur 9 - 12 tahun
Berikan informasi lebih mendetail apa saja yang akan berubah dari tubuh si anak saat menjelang masa puber yang cenderung untuk berbeda-beda di setiap individu. Ajarkan kepada anak bagaimana menyikapi menstruasi ataupun mimpi basah yang akan mereka alami nanti sebagai bagian normal dari tahap perkembangan individu. Pada umur 10 tahun, sebelum menjelang masa puber, Anda sudah bisa memulai topik mengenai kesehatan alat kelamin. Pastikan juga pada anak Anda, jika dia mengikuti semua peraturan kesehatan ini, maka mereka tak perlu banyak khawatir.
Umur 12 - 14 tahun
Dorongan seksual di masa puber memang sangat meningkat, oleh karena itu, orang tua sebaiknya mengajarkan apa itu sistem reproduksi dan bagaimana caranya bekerja. Penekanan terhadap perbedaan antara kematangan fisik dan emosional untuk hubungan seksual juga sangat penting untuk diajarkan. Beritahukan kepada anak segala macam konsekuensi yang ada dari segi biologis, psikologis, dan sosial jika mereka melakukan hubungan seksual. Orang tua selain mengajarkan keterbukaan komunikasi dengan anak
terutama dalam membicarakan
seksualitas, juga perlu menambahkan keuntungan menghindari aktivitas seksual terlalu dini sebelum mencapai masa dewasa.
Hindari penggunaan kata-kata yang menghakimi remaja agar ia tidak merasa ragu, takut, enggan ataupun marah saat membicarakan pengalaman seksual mereka. Jika orang tua merasa agak berat untuk membicarakan topik-topik seksual dengan anak, orang tua
bisa meminta bantuan psikolog atau konselor untuk memberikan pendidikan seksual kepada anak dan membantu
orang tua merasa nyaman
membicarakan topik ini.
Tips Cerdas Berbicara Seks padaAnak Banyak orang tua bingung menyikapi pertanyaan anak mengenai masalah seks. Berikut beberapa sikap yang disarankan dalam berbicara dengan anak tentang seks :
1) Luangkan waktu untuk membuat dialog atau diskusi tentang seks dengan anak.
2) Sikap terbuka, informatif, dan yakin atau tidak ragu-ragu.
3) Siapkan materi dan penyampaian disesuaikan dengan usia anak. 4) Gunakan media atau alat bantu
konkret seperti boneka, gambar, binatang, untuk memudahkan anak menyerap informasi.
5) Membekali diri dengan wawasan cukup untuk menjawab pertanyaan anak.
6) Menjawab pertanyaan dengan jujur dan dengan bahasa yang lebih halus
7) Dalam memberikan pendidikan seks pada anak sebaiknya anak mengenali bagian tubuh dirinya sendiri dan jangan pernah mengeksplor tubuh orang lain. 8) Mendiskusikan kepada ahli atau
psikolog apabila ada hal-hal yang masih ragu atau bingung, terutama apabila terjadi hambatan dalam memberikan informasi.
9) Menyakinkan diri bahwa
pendidikan seks pada anak adalah penting dan bermanfaat.
F. Penutup
Kesimpulan
fungsi alami seks sebagai bagian diri mereka serta konsekuensinya jika disalahgunakan.
Orang tua merupakan aktor utama dalam hal pendidikan anak. Orang tua sebagai wahana belajar utama bagi anak, karena orang tua lah yang paling tepat untuk memberikan pendidikan seks pada usia dini. Orang tua tidak perlu ragu lagi akan pentingnya pendidikan seks sejak dini. Hilangkan rasa canggung yang ada dan mulailah membangun kepekaan akan kebutuhan pendidikan seks pada anak.
Kurangnya pembekalan tentang seks dan apabila tidak dimulai sejak dini maka akan lebih membahayakan apabila anak beranjak remaja. Para remaja bisa mencari informasi yang berhubungan dengan seks melalui berbagai sumber seperti buku, majalah, film, internet dengan mudah membuat anak menjadi bingung dan bias sebab didapat dari narasumber yang tidak layak. Padahal, informasi yang didapat belum tentu benar dan bahkan mungkin bisa menjerumuskan atau menyesatkan. Hasil akhirnya pun tentu tidak sesuai dengan harapan dan manfaat.
Sumber :
Baumbich, Charlene Ann. 2003. 365 Cara Menjalin Keakraban dengan Anak. Jakarta : Pustaka Tangga
http://edukasi.kompasiana.com/2014/03 /01/pentingnya-mengenalkan- pendidikan-seks-sejak-usia-dini-635624.html
http://health.detik.com/read/2010/04/03/ 162239/1331267/764/pentingnya -pendidikan-seks-pada-anak-kebutuhan-khusus
http://ruangpsikologi.com/memberikan- pendidikan-seks-yang-sesuai-dengan-umur-anak/
http://www.frisianflag.com/id/ruang- media/liputan-media/4669- pentingnya-pendidikan-seks-pada-anak
http://www.referensimakalah.com/2012/
11/definisi-seks-dan-seksualitas.html
Moh. Roqib. 2008. Pendidikan Seks pada Anak Usia Dini. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. Vol. 13 No. 2. P3M STAIN Purwokerto.