KARAKTERISASI FISIKOKIMIA DAN FUNGSIONAL TEPUNG
KOMPOSIT BERBAHAN DASAR BERAS, UBI JALAR,
KENTANG, KEDELAI, DAN XANTHAN GUM
SKRIPSI
Oleh:
RIZQA AMALIA
090305038/ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KARAKTERISASI FISIKOKIMIA DAN FUNGSIONAL TEPUNG
KOMPOSIT BERBAHAN DASAR BERAS, UBI JALAR,
KENTANG, KEDELAI, DAN XANTHAN GUM
SKRIPSI
Oleh:
RIZQA AMALIA
090305038/ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Skripsi : Karakterisasi Fisikokimia dan Fungsional Tepung Komposit Berbahan Dasar Beras, Ubi Jalar, Kentang, Kedelai dan Xanthan Gum
Nama : Rizqa Amalia
NIM : 090305038
Program Studi : Ilmu dan Teknologi Pangan
Disetujui oleh: Komisi Pembimbing
Tanggal Lulus : 27 Desember 2013 Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si
Ketua
Ridwansyah, STP, M.Si Anggota
Mengetahui:
ABSTRAK
RIZQA AMALIA: Karakterisasi Fisikokimia dan Fungsional Tepung Komposit Berbahan Dasar Beras, Ubi Jalar, Kentang, Kedelai dan Xanthan Gum, dibimbing oleh Elisa Julianti dan Ridwansyah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisikokimia dan fungsional tepung komposit dari tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang dan tepung kedelai. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 1 faktor yaitu perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai dan xanthan gum (T):30%:50%:15%:4,5%:0,5%, 30%:45%:20%:4,5%:0,5%, 30%:40%: 25%:4,5%:0,5%, 30%:45%:15%:9,5%:0,5%, 30%:40%:20%:9,5%:0,5%, 30%:35%: 25%:9,5%:0,5%, 30%:40%:15%:14,5%:0,5%, 30%:35%:20%:14,5%:0,5%, 30%:30%: 25%:14,5%:0,5%, 100%. Parameter yang dianalisa adalah kadar air (%), kadar abu (%), kadar protein (%), kadar lemak (%), kadar serat (%), daya serap air dan minyak (g/g), karakteristik pasta (cP), baking expansion (ml/g), warna, dan swelling power (g/g).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai dan xanthan gum memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar serat, karakteristik pasta, swelling power, warna, dan beaking expansion, dan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap daya serap air dan daya serap minyak. Perbandingan 30%:35%:20%:14,5%:0,5% memiliki karakteristik fisik, kimia, pasta, dan fungsional yang hampir mendekati terigu sehingga dapat digunakan sebagai alternatif terigu pada produk pangan yang bebas gluten.
Kata kunci: Tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, xanthan gum
ABSTRACT
RIZQA AMALIA: Physicochemical and functional characterization of composite flour based on rice, sweet potato, potatoes, soybean and xanthan gum, supervised by Elisa Julianti and Ridwansyah
The research was aimed to study the physicochemical and functional characterization of composite flour from rice, sweet potato, potato starch and soy flours. The reseach had been performed using factorial completely randomized design, with one factor i.e the ratio of : rice flour, sweet potato flour, potato starch, soy flour and xanthan gum (T): 30%:50%:15%:4,5%:0,5%, 30%:45%:20%:4,5%:0,5%, 30%:40%:25%: 4,5%:0,5%, 30%:45%:15%:9,5%:0,5%, 30%:40%:20%:9,5%:0,5%, 30%:35%:25%: 9,5%:0,5%, 30%:40%:15%:14,5%:0,5%, 30%:35%:20%:14,5%:0,5%, 30%:30%: 25%:14,5%:0,5%, 100%. Parameters analyzed were water content, ash content, protein content, fat content, fiber content, water and oil absorption, pasting properties, baking expansion, color, and swelling power.
The results showed that the ratio of rice flour, sweet potato flour, potato starch, soy flour and xanthan gum had highly significant effect on water content, ash content, protein content, fat content, fiber content, pasting properties, swelling power, color, and beaking expansion, and had no effect on the water absorption and oil absorption . Ratio of 30%: 35%: 20%: 14,5%: 0,5% had a physicochemical, paste and functional properties near to wheat flour therefore can be used as a wheat flour alternative in gluten free food products.
RIWAYAT HIDUP
RIZQA AMALIA dilahirkan di Langsa pada tanggal 30 Agustus 1991
dari Bapak Alm. Kaspin dan Ibu Abidah Chan. Penulis merupakan anak pertama
dari dua bersaudara.
Penulis menempuh pendidikannya di TK Raudhatul Athfal AL-Azhar
Langsa, Madrasah Ibtidaiyah Negeri Paya Bujuk Langsa, SMP Negeri 3 Langsa,
penulis lulus dari SMA Negeri 1 Langsa pada tahun 2009 dan pada tahun yang
sama berhasil masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Program
Studi Ilmu dan Teknologi Pangan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan
Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (IMITP) USU, anggota Himpunan
Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia (HMPPI).
Penulis telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan Di Medan, Sumatera Utara dari bulan Juli sampai
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Karakterisasi Fisikokimia dan Fungsional Tepung Komposit
Berbahan Dasar Beras, Ubi Jalar, Kentang, Kedelai dan Xanthan Gum”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua (Ayahanda Alm. Kaspin dan Ibunda Abidah Chan)
dan seluruh keluarga besar yang telah membesarkan, mendidik, dan
selalu mendoakan yang tiada hentinya kepada penulis selama ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si., selaku
ketua komisi pembimbing dan Ridwansyah, STP, M.Si., selaku anggota komisi
pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan, dan masukan
yang berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan
penelitian, penyusunan skripsi, sampai pada ujian akhir.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf
pengajar dan pegawai di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, teman-teman
seperjuangan ITP 2009, adik-adik ITP 2010 hingga 2012 dan semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu per satu disini atas bantuan serta dukungan
semangatnya membantu penulis saat penelitian hingga penulis menyelesaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Desember 2013
DAFTAR ISI
Pelaksanaan Penelitian ... 26
Pengamatan dan Pengukuran Data Kadar air... 32
Kadar protein ... 33
Kadar lemak ... 33
Kadar serat kasar ... 34
Daya serap air dan daya serap minyak ... 35
Karakteristik pasta pati dengan Rapid Visco Analyzer (RVA) ... 35
Swelling power ... 35
Warna ... 36
Uji baking expansion ... 36
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Kimia Bahan baku Tepung Komposit ... 37
Karakteristik Pasta Bahan baku Tepung Komposit ... 37
Karakteristik Fisik Tepung Komposit ... 38
Nilai warna (nilai L) dari tepung komposit ... 39
Nilai warna (nilai a) dari tepung komposit ... 40
Nilai warna (nilai b) dari tepung komposit ... 41
Karakteristik Kimia Tepung Komposit ... 42
Kadar air ... 43
Kadar abu ... 44
Kadar protein ... 46
Kadar lemak ... 47
Kadar serat ... 48
Karakteristik Fungsional Tepung Komposit ... 49
Daya serap air dan daya serap minyak ... 50
Swelling power ... 51
Baking expansion ... 52
Karakteristik Pasta Tepung Komposit ... 54
DAFTAR TABEL
No. Hal
1. Impor biji gandum dan tepung terigu Indonesia tahun 2001-2008 ... 1
2. Susunan kimia ubi kayu, kentang, dan beras ... 8
3. Kandungan gizi ubi jalar... 9
4. Komposisi kimia kentang dibandingkan jagung dan ubi kayu ... 10
5. Kandungan gizi kedelai ... 11
6. Sifat fisikokimiawi tepung garut, tepung kedelai, dan terigu ... 16
7. Standar mutu tepung gaplek ubi kayu dan tepung ubi jalar ... 17
8. Hasil analisis proksimat beberapa jenis pati ... 17
9. Sifat fisik dan amilografi tepung komposit terigu dan ubi jalar pada berbagai konsentrasi ... 22
10. Komposisi kimia tepung komposit terigu ubi jalar pada berbagai konsentrasi ... 22
11. Karakteristik kimia tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, dan tepung kedelai ... 37
12. Karakteristik pasta tepung beras, tepung ubi jalar, dan pati kentang ... 38
13. Pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai dan xanthan gum terhadap karakteristik fisik tepung komposit ... 39
14. Pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai dan xanthan gum terhadap karakteristik kimia tepung komposit ... 43
15. Pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai dan xanthan gum terhadap karakteristik fungsional tepung komposit ... 50
DAFTAR GAMBAR
No. Hal
1. Struktur molekul xanthan gum ... 13
2. Struktur rantai linier dari molekul amilosa ... 20
3. Struktur molekul amilopektin ... 20
4. Skema pembuatan tepung ubi jalar ... 27
5. Skema pembuatan tepung kedelai ... 28
6. Skema ekstraksi pati kentang ... 30
7. Skema pembuatan tepung komposit ... 31
8. Warna (nilai L) tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 40
9. Warna (nilai a) tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 41
10. Warna (nilai b) tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 42
11. Kadar air tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 44
12. Kadar abu tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 45
13. Kadar protein tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 46
15. Kadar serat tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 49
16. Swelling power tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 51
17. Baking expansion tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 53
18. Suhu gelatinisasi tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 56
19. Viskositas puncak tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 57
20. Viskositas breakdown tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 58
21. Viskositas setback tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 59
22. Viskositas akhir tepung terigu dan tepung komposit pada berbagai perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum ... 61
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal
1. Daftar sidik ragam warna (nilai L) tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap warna tepung komposit ... 73
2. Daftar sidik ragam warna (nilai a) tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap warna tepung komposit ... 74
3. Daftar sidik ragam warna (nilai b) tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap warna tepung komposit ... 75
4. Daftar sidik ragam kadar air tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap kadar air tepung komposit ... 76
5. Daftar sidik ragam kadar abu tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap kadar abu tepung komposit ... 77
6. Daftar sidik ragam kadar protein tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap kadar protein tepung komposit .. 78
7. Daftar sidik ragam kadar lemak tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap kadar lemak tepung komposit ... 79
8. Daftar sidik ragam kadar serat tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap kadar serat tepung komposit ... 80
9. Daftar sidik ragam daya serap air tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap daya serap air tepung komposit ... 81
kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap daya serap minyak tepung komposit ... 82
11. Daftar sidik ragam swelling power tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap swelling power tepung komposit ... 83
12. Daftar sidik ragam baking expansion tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap baking expansion tepung komposit ... 84
13. Daftar sidik ragam suhu gelatinisasi tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap suhu gelatinisasi tepung komposit ... 85
14. Daftar sidik ragam viskositas puncak tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap viskositas puncak tepung komposit ... 86
15. Daftar sidik ragam viskositas breakdown tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap viskositas breakdown tepung komposit ... 87
16. Daftar sidik ragam viskositas setback tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap viskositas setback tepung komposit ... 88
17. Daftar sidik ragam viskositas akhir tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap viskositas akhir tepung komposit ... 89
18. Daftar sidik ragam setback ratio tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum terhadap viskositas akhir tepung komposit ... 90
20. Karakterisasi pasta tepung beras ... 92
21. Karakterisasi pasta tepung ubi jalar ... 93
22. Karakterisasi pasta pati kentang ... 94
23. Karakterisasi pasta tepung komposit dari tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum dengan perbandingan T1 = 30% : 50% : 15% : 4,5% : 0,5% ... 95
24. Karakterisasi pasta tepung komposit dari tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum dengan perbandingan T2 = 30% : 45% : 20% : 4,5% : 0,5% ... 96
25. Karakterisasi pasta tepung komposit dari tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum dengan perbandingan T3 = 30% : 40% : 25% : 4,5% : 0,5% ... 97
26. Karakterisasi pasta tepung komposit dari tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum dengan perbandingan T4 = 30% : 45% : 15% : 9,5% : 0,5% ... 98
27. Karakterisasi pasta tepung komposit dari tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum dengan perbandingan T5 = 30% : 40% : 20% : 9,5% : 0,5% ... 99
28. Karakterisasi pasta tepung komposit dari tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum dengan perbandingan T6 = 30% : 35% : 25% : 9,5% : 0,5% ... 100
29. Karakterisasi pasta tepung komposit dari tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum dengan perbandingan T7 = 30% : 40% : 15% : 14,5% : 0,5%... 101
30. Karakterisasi pasta tepung komposit dari tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum dengan perbandingan T8 = 30% : 35% : 20% : 14,5% : 0,5%... 102
31. Karakterisasi pasta tepung komposit dari tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum dengan perbandingan T9 = 30% : 30% : 25% : 14,5% : 0,5%... 103
32. Karakterisasi pasta tepung terigu T10 = 100% ... 104
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang sangat penting.
Di Indonesia, ketersediaan bahan pangan yang baik untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Indonesia masih belum tercukupi, sehingga pemerintah harus
mengimpor bahan pangan pokok seperti beras, jagung hingga terigu untuk
memenuhi kebutuhan terhadap bahan pangan masyarakat Indonesia. Angka impor
biji gandum dan tepung terigu Indonesia tahun 2001-2008 dapat dilihat
pada Tabel 1. Berdasarkan data Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia
(APTINDO), impor terigu tahun 2008 tercatat 530.914 ton, tahun 2009 angkanya
naik menjadi 645.010 ton dan tahun 2010 menjadi 775.534 ton, sedangkan pada
tahun 2011 sedikit menurun menjadi 680.125 ton dan tahun 2012 menjadi
479.682 ton. Menurut perkiraan United State Department of Agriculture (USDA)
pada bulan Mei 2012, Indonesia menempati urutan ke dua di Dunia sebagai
pengimpor gandum terbesar dengan jumlah menembus 7,1 juta ton.
Tabel 1. Impor biji gandum dan tepung terigu Indonesia tahun 2001-2008
Tahun Volume impor biji gandum (ton)
Perbedaan terigu dengan tepung-tepung lain adalah dari kandungan
pembuatan roti, kue, cake, mie, dan tepung-tepungan. Akan tetapi, tidak semua
orang dapat mengonsumsi terigu dikarenakan mereka alergi terhadap terigu,
seperti penderita autis. Selain autis, dikenal pula penyakit seliak atau sering
disebut celiac disease, nontropical sprue, enteropati gluten, atau celiac sprue,
yaitu penyakit menurun pada seseorang yang tubuhnya tidak toleran terhadap
kandungan prolamin pada gandum (gliadin), rye (secalin), dan barley (hordein).
Mengonsumsi gluten akan menyebabkan kerusakan usus halus sehingga terjadi
gangguan penyerapan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Gluten dapat dianggap
sebagai racun karena penderita autis tidak menghasilkan enzim untuk mencerna
jenis protein tersebut. Akibatnya protein yang tidak tercerna akan berubah
menjadi komponen kimia yang bekerja sebagai toksin dalam tubuh. Penderita
penyakit ini memerlukan produk pangan tanpa terigu, yang dapat diproduksi di
dalam negeri dengan bahan baku tepung dan protein lokal.
Indonesia memiliki banyak jenis bahan pangan lokal yang dapat
digunakan untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Bahan pangan lokal
tidak hanya tersedia dalam jumlah yang besar tetapi juga memiliki nilai
produktivitas yang tinggi dan kandungan gizi yang baik. Beberapa contoh
komoditi lokal yang berpotensi untuk menunjang ketahanan pangan nasional
seperti ubi kayu, ubi jalar, kentang, kedelai, dan kacang hijau. Ubi jalar
merupakan komoditi umbi-umbian yang saat ini pemanfaatannya sebagai bahan
baku pangan masih terbatas, padahal ubi jalar dengan kandungan karbohidratnya
yang tinggi baik dalam bentuk pati, oligosakarida maupun serat berpotensi
digunakan sebagai bahan pangan pokok, maupun sebagai bahan pengganti terigu
Pengolahan ubi jalar dalam bentuk tepung dapat meningkatkan penggunaannya,
tetapi jika digunakan sebagai pengganti terigu, tepung ubi jalar memiliki
kelemahan karena tidak adanya kandungan gluten, meskipun hal ini justru
menjadi nilai tambah terutama jika akan ditujukan untuk penderita celilac disease
dan autis.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menutupi kelemahan tepung
ubi jalar sebagai pengganti terigu adalah melalui pembuatan tepung komposit.
Tepung komposit merupakan tepung campuran dari berbagai jenis tepung untuk
menghasilkan produk dengan sifat fungsional yang hampir mendekati sifat bahan
dasar produk aslinya (Khudori, 2008). Pemanfaatan tepung komposit dalam
pembuatan roti sudah banyak dilakukan, misalnya tepung komposit yang
terdiri dari tepung ubi kayu dan terigu (Shittu, dkk., 2007), tepung labu
kuning dan terigu (See, dkk., 2007) serta dari tepung tiger nut dan terigu
(Ade-Omowaye, dkk., 2008).
Kentang merupakan salah satu sumber pati komersial untuk aplikasi
industri. Pati kentang memiliki karakteristik yang unik yang sesuai untuk
diaplikasikan pada produk pangan, karena memiliki granula dengan ukuran yang
besar dan derajat fosforilasi yang lebih tinggi daripada jenis pati komersial
lainnya (Jobling, 2004; Singh, dkk., 2003). Kandungan fosfat pada pati kentang
menyebabkan viskositas pati yang tinggi (Noda, dkk., 2004a, 2004b, 2006a,
2006b). Pada produk roti, pati berperan terhadap pembentukan tekstur dan mutu
adonan (Sandstedt, 1961) dan membantu proses peningkatan suhu selama
Kedelai merupakan sumber protein (35-40%), kaya akan kalsium, besi,
fosfor dan vitamin, serta satu-satunya sumber asam amino esensial yang hampir
lengkap (Ihekoronye dan Ngoddy, 1985). Protein kedelai kaya akan lisin tetapi
defisien asam amino sulfur, sedangkan serealia seperti beras defisien lisin tetapi
kaya akan asam amino yang mengandung sulfur (Eggum dan Beame, 1983).
Penambahan tepung kedelai pada produk berbasis serealia akan menjadi pilihan
yang baik dan memberikan keseimbangan asam amino esensial yang lengkap,
membantu mengatasi masalah malnutrisi akibat kekurangan kalor protein
(Livingstone, dkk., 1993). Tepung kedelai dan protein kedelai digunakan sebagai
tepung komposit untuk pembuatan roti (Olaoye, dkk., 2006; Basman, dkk., 2003;
Dhingra dan Jood, 2002; Ribotta, dkk., 2004; Sanchez, dkk., 2004), missi
roti/chapatti (Kadam, dkk., 2012) dan biskuit (Oluwamukomi, dkk., 2011; Akubor
dan Ukwuru, 2005).
Penelitian tentang formulasi tepung komposit dari tepung-tepungan non
terigu seperti tepung umbi-umbian, serealia dan leguminosa saat ini sudah banyak
dilakukan, tetapi penggantian gluten pada produk berbasis terigu seperti roti,
biskuit, cake dan pasta masih merupakan suatu teknologi yang masih belum dapat
dikuasai. Peran gluten dari terigu pada pembuatan roti adalah sebagai protein
pembentuk struktur yang memberikan sifat viskoelastis pada adonan, memiliki
kemampuan menahan gas yang tinggi, dan struktur crumb pada produk roti
(Gallagher, dkk., 2004). Penambahan hidrokoloid seperti pektin, agar-agar, guar
gum dan xanthan gum merupakan pendekatan yang saat ini banyak dilakukan
yang bebas gluten (Moore, dkk., 2006; Arendt, dkk., 2008; Lazaridou, dkk., 2007;
Ho dan Noor Aziah, 2013; Alvarenga, dkk., 2011).
Penggunaan tepung komposit dari berbagai jenis tepung umbi-umbian
selain diharapkan dapat memberikan variasi pada produk pangan, juga diharapkan
dapat membantu petani lokal. Penggunaan bahan-bahan dari petani lokal ini dapat
membantu meningkatkan penghasilan ekonomi dari petani lokal di Indonesia.
Adanya tepung komposit juga diharapkan dapat mengurangi penggunaan terigu,
sehingga pemerintah dapat menurunkan angka impor terigu.
Perumusan Masalah
Tingginya kebutuhan terigu untuk membuat produk olahan menyebabkan
nilai impor terigu setiap tahunnya semakin meningkat. Tingginya angka impor ini
akan menyebabkan hancurnya ketahanan pangan negara. Disamping itu, tidak
semua masyarakat dapat menikmati produk-produk pangan berbasis terigu, seperti
orang-orang yang menderita alergi gluten atau mengidap penyakit autis dan
penyakit seliak. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu dilakukan pengembangan
dan pengayaan produk-produk pangan berbasis bahan lokal. Maka pada penelitian
ini dilakukan pembuatan tepung komposit berbahan dasar tepung beras, tepung
ubi jalar, pati kentang, dan tepung kedelai sebagai salah satu upaya untuk
memperkaya produk lokal, mengurangi jumlah pemakaian terigu, dan
menggantikan peran terigu pada pengolahan pangan. Untuk mengurangi
penggunaan terigu perlu dilakukan pemanfaatan sumber karbohidrat lain seperti
ubi jalar. Kurangnya pemanfaatan ubi jalar disebabkan ubi jalar yang memiliki
kelemahan karena kekurangan protein terutama tidak adanya gluten. Kekurangan
dan kacang-kacangan, seperti beras dan kedelai yang dapat saling melengkapi
kekurangan asam amino masing-masing. Penggunaan pati kentang dan
hidrokoloid seperti xanthan gum dapat dilakukan untuk memperbaiki karakteristik
pasta dari tepung komposit
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik tepung
beras, tepung ubi jalar, pati kentang, dan tepung kedelai, serta untuk mempelajari
karakteristik fisikokimia dan fungsional tepung komposit dari tepung beras,
tepung ubi jalar, pati kentang, dan tepung kedelai dengan penambahan xanthan
gum.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana teknologi pertanian di Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, menjadi sumber informasi ilmiah
dan rekomendasi bagi pemerintah dan industri pangan untuk memanfaatkan beras,
ubi jalar, kentang, dan kedelai sebagai bahan pangan fungsional, sehingga dapat
mendorong munculnya produk-produk dari beras, ubi jalar, kentang, dan kedelai
yang lebih bervariasi serta dapat meningkatkan nilai jual masing-masing
komoditas tersebut dan dapat meningkatkan pendapatan para petaninya.
Hipotesis Penelitian
Perbandingan formulasi campuran tepung beras, tepung ubi jalar, pati
kentang, dan tepung kedelai yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda