Jom FISIP Vol 2 No.1- Februari 2015 Page 1 KEPENTINGAN INDONESIA BEKERJASAMA DENGAN BRAZIL
DALAM BIDANG PERTAHANAN MILITER TAHUN 2010-2014
Oleh : Hotmauli Sihite
Email: hotmaulisihite21@gmail.com Pembimbing : Ahmad Jamaan, S.IP, M.Si
Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekaanbaru 28293
Telp/Fax. 0761-63277
ABSTRACT
This research aims to explain the interests of Indonesia cooperate with Brazil in the field of military defense in 2010-2014. Brazil was chosen because it has excess in defense industry and plays an important role in the modernization of
,QGRQHVLD¶V GHIHQVH HTXLSPHQW The signed of MoU, has been done between the
two countries since November 2010 which includes the purchased of Super Tucano EMB-314, Trasfer of Technology MLRS Astros II, the placement of the defense attache, and joint military exercises.
The foreign policy decision-making models of Graham T.Allison consists of a rational actor model, organizational model, and bureaucratic model. This research used rational actor model. In this model, various actions of state analyzed under the assumption that a country considered all the options and act rationally to maximize profits. The government is regarded as the main actor who examines a set of goals, evaluate them based on the profit and then choose the one that gives an advantage.
The result of this research show that when cooperate with Brazil, there are benefits for Indonesia, such as Indonesian defense equipment is getting better, education for soldiers, military equipment which are sophisticated, and placed the defense attache at the Embassy, Jakarta
Key words: foreign policy, military defense cooperation, modernization of defense equipment
Jom FISIP Vol 2 No.1- Februari 2015 Page 2 Pendahuluan
Setiap negara berhak untuk memiliki kebijakannya masing-masing, termasuk dalam memilih kebijakan pertahanan negara. Kebijakan yang dibuat harus disesuaikan dengan kemampuan negara dalam memberikan dukungannya terhadap kebijakan pertahanan yang diambil. Sistem pertahanan yang diterapkan oleh negara didasari oleh beberapa faktor, seperti letak geografis negara, politik luar negeri, dan sebagainya. Sedangkan alat yang digunakan untuk merealisasikan sistem pertahanan adalah militer.
Mengingat kompleksitas ancaman yang dihadapi Indonesia, semua komponen pertahanan negara dan unsur di luar bidang pertahanan dituntut untuk saling mendukung dan bersinergi satu sama lain. Ancaman aktual yang menuntut sinergitas yang tinggi adalah ancaman terhadap konflik di wilayah perbatasan dan keamanan pulau-pulau kecil terluar, ancaman separatisme, terorisme, bencana alam, konflik horizontal, radikalisme, dan berbagai kegiatan ilegal baik di darat maupun di laut yang membahayakan kedaulatan
negara dan keutuhan wilayah. Kesiapan pertahanan negara dalam menghadapi ancaman potensial seperti krisis finansial, pencemaran lingkungan, cyber crime, agresi militer, dan ancaman yang muncul di sepanjang alur laut kepulauan Indonesia tetap menjadi perhatian pembangunan pertahanan negara. Ancaman aktual maupun ancaman potensial yang sifatnya militer akan berpengaruh langsung terhadap pertahanan negara.
Mencermati perkiraan ancaman yang mungkin timbul, maka Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus mengantisipasi dan melakukan operasi militer pengamanan wilayah NKRI dari setiap bentuk ancaman di atas. Menyusun pertahanan negara yang kuat bukanlah suatu kemewahan, melainkan suatu keharusan untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa. Namun, sebagian besar alutsista TNI rata-rata usia pakainya sudah tua (25 sampai dengan 40 tahun) dan banyak mengalami penurunan fungsi maupun kualitas. Masih kurang memadainya jumlah alutsista TNI, sarana dan prasarana pertahanan berpengaruh cukup
Jom FISIP Vol 2 No.1- Februari 2015 Page 3 signifikan terhadap penggelaran
kekuatan TNI dalam mengatasi berbagai bentuk ancaman.
Dengan kondisi tingkat kesiapan alutsista yang relatif masih rendah, sejalan dengan pemenuhan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh TNI pada saat ini dan beberapa tahun ke depan dikaitkan dengan kebutuhan penggantian, pemenuhan dan perawatan alutsista TNI, maka kebijakan untuk memodernisasi alutsista mutlak diperlukan. Kebijakan ini sebagai bagian dari strategi pertahanan negara yang berupa Minimum Essential Force (MEF). Salah satu wujud dari pelaksanaan strategi pemenuhan alutsista TNI adalah melalui pembelian alutsista secara impor sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.
Dalam perjalanannya, Indonesia pernah membeli persenjataan militer dari produsen senjata terbesar dunia yaitu Amerika Serikat. Namun, setelah Amerika mengenakan sanksi embargo senjata terhadap Indonesia, Indonesia membuka lembaran baru kerja sama pertahanan militer dengan negara lain dalam hal pengadaan alutsista.
Salah satu negara berkembang yang menjadi mitra strategis Indonesia yaitu Brazil. Indonesia melakukan kerjasama pertahanan militer dengan Brazil dalam bentuk pembelian pesawat tempur Super Tucano, MLRS Astros II, penempatan atase pertahanan, dan latihan bersama militer.
Kemajuan Brazil dalam bidang pertahanan dan militer adalah Brazil termasuk salah satu dari 10 negara yang memiliki armada perang terkuat di dunia dengan power index 0,67, anggaran pertahanan dan militer sebesar US$ 33,142 miliar, personel militer aktif sebanyak 371.199 orang, jumlah pesawat militer sebanyak 748 unit, dan kekuatan perang angkatan laut sejumlah 109. Industri pertahanan Brazil seperti Embraer, Emgepron, Imbel, Avibras, Mectron, Britannite, Forjas taurus, CBC dan Aeroelectronica merupakan industri pertahanan yang terkuat di kawasan. Tidak hanya industri pertahanannya yang cukup populer di kawasan Amerika Latin, sebagian Afrika dan beberapa negara Eropa, Brazil juga merupakan kekuatan ekonomi baru dalam kelompok BRIC.
Jom FISIP Vol 2 No.1- Februari 2015 Page 4 Indonesia dan Brazil menjalin
hubungan diplomatik sejak tahun 1953. Dalam kerjasama pertahanan militer, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pembelian pesawat Super Tucano telah dilakukan pada November 2010 dengan produsen Tucano, Embraer Brazil. Sementara untuk Transfer of Technology (TOT) Multi Launcher Rocket System (MLRS) antara kedua negara dilakukan saat berlangsungnya Indo Defence 2012. Pembelian alutsista tersebut merupakan program pembangunan kekuatan pertahanan untuk mewujudkan kekuatan pokok minimum/ MEF.
Brazil menilai Indonesia sebagai negara yang memiliki peranan penting bagi stabilitas di kawasan Asia Tenggara dan kawasan Asia Pasifik, selain itu pemerintah Brazil juga mendukung integritas wilayah NKRI. Kerja sama bidang pertahanan militer antara Indonesia dan Brazil semakin konkret, baik dalam bentuk pembelian alat utama sistem persenjataan maupun pelatihan dan pendidikan bagi prajurit. Kerja sama tersebut untuk meningkatkan profesionalitas TNI
sekaligus memodernisasi persenjataan.
Pembahasan
Kesenjangan antara kebutuhan dan alokasi anggaran pertahanan yang tersedia mengharuskan Indonesia melakukan kerja sama militer dengan negara-negara yang memiliki kemampuan teknologi kemiliteran yang jauh lebih maju daripada Indonesia. Kualitas dan kuantitas alutsista yang dimiliki Indonesia akan sangat mempengaruhi kedudukan Indonesia dalam kancah politik Internasional.
Berdasarkan kondisi alutsista yang telah dijelaskan sebelumnya, sudah seharusnya pemerintah meremajakan secara bertahap seluruh alutsista yang sudah tidak layak pakai yang dapat membahayakan keselamatan prajurit dan modernisasi mutlak dilakukan. Dalam konteks tersebut, Kekuatan Pokok Minimum
(MEF) mendesak untuk
dilaksanakan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2010, pengertian MEF adalah suatu standar kekuatan pokok dan minimum TNI yang mutlak disiapkan sebagai prasyarat utama serta mendasar bagi
Jom FISIP Vol 2 No.1- Februari 2015 Page 5 terlaksananya secara efektif tugas
pokok dan fungsi TNI dalam menghadapi ancaman aktual.
Upaya modernisasi alutsista Tentara Nasional Indonesia dilakukan pada saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Modernisasi alutsista menjadi salah satu prioritas TNI sejak memasuki tahun anggaran 2010. Modernisasi alutsista bertujuan untuk memantapkan dan mengembangkan kekuatan matra darat, matra laut, dan matra udara, kemandirian industri pertahanan serta meningkatkan profesionalisme TNI.
Beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam memodernisasi Alutsista TNI meliputi: pertama, mengetahui dan memahami ciri-ciri keunggulan modernisasi alutsista yang sesuai dengan keperluan pertahanan negara; kedua, keselarasan dengan strategi pertahanan yang ada; ketiga, keselarasan dengan faktor ancaman yang ada; keempat, penguasaan teknologi terutama dalam bidang industri pertahanan dalam negeri; kelima, pengembangan Industri Pertahanan (Inhan) dalam negeri;
keenam, kesesuaian geografi; ketujuh, terintegrasi bersinergi dari semua pemangku kepentingan (stake holder), dan kedelapan, dapat dipertanggungjawabkan
(Akuntabilitas) dan dukungan semua pihak.
Dalam periode 2010-2014, program MEF Renstra I telah membawa banyak penambahan kekuatan alutsista Indonesia. Selain peningkatan kesejahteraan prajurit, juga terjadi penambahan alutsista yang signifikan serta penambahan sarana pendukungnya. Minimum Essential Force (MEF) rencana strategis I (Renstra I: 2010-2014) untuk Angkatan Darat dialokasikan dengan pembelian alutsista yang salah satunya adalah MLRS Astros II, untuk Angkatan Udara dialokasikan dengan pembelian satu skuadron (16) pesawat tempur Super Tucano buatan industri pertahanan Brazil, Embraer, untuk tempur taktis ³close air support´ SHQJLQWDLDQ GDQ serangan anti-gerilya. Pada tahun 2014, kekuatan pokok minimum pada rencana strategis I dapat mencapai 40-42 persen, sebelumnya MEF pada tahun 2013 telah melampaui target 28,7 persen
Jom FISIP Vol 2 No.1- Februari 2015 Page 6 Anggaran Rencana Strategi
(Renstra) 2010-2014 untuk modernisasi alutsista TNI dianggarkan Rp 156 Triliun, dengan dana minimal Rp. 99 triliun dan dana cadangan sebesar Rp 57 triliun. Hasil alutsista yang datang pada Renstra I cukup membanggakan, karena 50% dari anggaran tersebut digunakan untuk pengembangan dan modernisasi alutsista Angkatan Darat.
Program modernisasi militer Indonesia ini telah membawa perubahan berarti bagi pertahanan militer Indonesia. Dengan banyaknya penambahan alutsista, kemampuan tempur TNI meningkat secara signifikan. Bahkan pemerintah melalui Kementerian Pertahanan berencana menjadikan militer Indonesia sebagai yang terbesar di Asia Tenggara mengingat pada tahun 2014 ini sejumlah alutsista milik tiga matra (TNI AD,AL, dan AU) semakin membaik kualitas dan kuantitasnya.
Global Firepower
menempatkan kekuatan militer Indonesia berada pada posisi ke-15 dunia, pada tahun 2014. Sedangkan 10 besar negara lainnya ditempati
Amerika Serikat, Rusia, China, India, Inggris, Perancis, Jerman, Korea Selatan, Italia, dan Brazil.
Beberapa industri pertahanan terbesar Brazil yang memproduksi alutsista pesawat tempur Super Tucano dan MLRS Astros II adalah Embraer dan Avibras. Embraer didirikan pada tahun 1969 dari sebuah proyek strategis
pengembangan industri
kedirgantaraan pemerintah Brazil pasca Perang Dunia II. Kini menjadi industri pesawat terbesar ketiga di dunia setelah industri raksasa Boeing asal Amerika dan Airbus asal Eropa. Embraer memproduksi beragam tipe pesawat jet untuk keperluan komersial, jet pribadi atau eksekutif, serta untuk kepentingan militer. Kelebihan Embraer terletak pada hightech technology, qualified people, global presence, cash infensiveness and flexibility. Pengakuan internasional atas keberhasilan Avibras yang luar biasa datang dari produk-produknya yang terjual ke beberapa negara, terutama dengan inovasi Astros II (Artileri Rocket Saturation System), teknologi canggih yang dikembangkan oleh Avibras terbukti dalam pertempuran
Jom FISIP Vol 2 No.1- Februari 2015 Page 7 perang Teluk. Dengan dimilikinya
industri pertahanan terbesar tersebut, semakin meningkatkan kekuatan militer Brazil.
Kerjasama dalam pembelian pesawat tempur dan MLRS Astros yang telah terlaksana menguntungkan Indonesia dalam hal modernisasi militer. Kerjasama ini terbentuk karena pemerintah Indonesia menyadari bahwa banyak alutsista yang harus diperbaharui dan diganti. Selain itu, modernisasi alutsista yang belum maksimal membuat Indonesia menjalin kerjasama atau membangun mitra kerja yang siap membantu Indonesia dalam hal peningkatan kekuatan militer, agar tercapainya tujuan nasioal dalam bentuk pertahanan dan militer yang lebih baik. Keuntungan yang telah diperoleh Indonesia melalui kerjasama ini adalah penambahan alutsista pada TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Udara, yaitu sebanyak 18 unit Super Tucano dan 36 unit MLRS Astros II yang telah dipesan Indonesia dari perusahaan industri Brazil.
Simpulan
Hubungan bilateral Indonesia dan Brazil telah berjalan selama 60 tahun dan telah banyak menghasilkan kerjasama konkrit di berbagai bidang salah satunya di bidang pertahanan militer.
Beberapa bentuk kerjasama pertahanan militer yang dijalin oleh Indonesia-Brazil pada tahun 2010-2014 yaitu penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) pembelian Pesawat Super Tucano, Transfer of technology (TOT) MLRS Astros II, Latihan bersama militer. Di samping itu, kemajuan signifikan dari kemitraan srategis kedua negara di bidang pertahanan dapat dilihat dari penempatan 3 Atase Pertahanan Brazil (Darat. Laut dan Udara) pada Kedutaan besar Brazil di Jakarta. Penempatan Atase Pertahanan Brazil di Jakarta tersebut sejalan dengan pandangan Brazil mengenai pentingnya posisi Indonesia di tingkat kawasan maupun global.
Sesuai dengan teori Aktor Rasional dari Graham T. Allison, Indonesia bertindak sebagai aktor yang berupaya memodernisasi alutsista untuk meningkatkan pertahanan negara. Dari sekian
Jom FISIP Vol 2 No.1- Februari 2015 Page 8 banyak pilihan, Indonesia memilih
bekerjasama dengan Brazil karena tidak memberatkan Indonesia dalam pembelian alutsista. Salah satunya pesawat tempur Super Tucano yang dipesan dari industri Embraer Brazil, lebih sesuai dengan kondisi geografis wilayah Indonesia dan menunjang keberhasilan tugas-tugas TNI AU karena kelebihan yang dimilikinya dibandingkan dengan pesawat Sukhoi atau F-16.
Kerjasama yang dilakukan oleh kedua negara lebih mudah karena Brazil menempatkan Indonesia sebagai mitra strategisnya dalam kerjasama di berbagai bidang dan hubungan baik telah terjalin antara kedua negara. Alasan pembelian Pesawat Super Tucano
EMB-314 adalah untuk
menggantikan pesawat OV-10F Bronco buatan Rockwell, Amerika Serikat. Pembelian pesawat tersebut merupakan bagian dari program pembangunan kekuatan pertahanan untuk mewujudkan kekuatan pokok minimum (MEF) dan dalam rangka membangun kekuatan TNI menuju the first class air force.
Pembelian MLRS Astros II Mk6 merupakan salah satu
pencapaian MEF I untuk TNI AD. Astros merupakan lompatan penting dalam hal adopsi teknologi baru, sistem persenjataan yang mampu menembakkan roket multi laras dengan kaliber 127 mm hingga 300 mm. Peluncur roket ini dinilai lebih unggul karena daya jangkau yang luas serta anti terhadap serangan zat kimia dan teknologi.
Brazil memiliki keunggulan dalam teknologi bidang kedirgantaraan, persenjataan dan amunisi, informatika, eletronika, bio-teknologi; memiliki industri pertahanan dalam negeri terkuat dan terpopuler di kawasan Amerika Latin, sebagian Afrika dan beberapa negara Eropa yang terdiri dari Embraer, Emgepron, Imbel, Avibras, Mectron, Britannite, Forjas taurus, CBC dan Aeroelectronica; Brazil juga menjadi kekuatan ekonomi baru dalam kelompok BRIC.
Bagi negara Brazil, Indonesia adalah negara besar sehingga mereka juga memperhitungkan kekuatan militer Indonesia. Indonesia adalah mitra terdekat dalam menjalin hubungan bilateral di berbagai bidang. Kedua negara memiliki kesamaan, baik dalam hal geografi,
Jom FISIP Vol 2 No.1- Februari 2015 Page 9 politik luar negeri, dan lainnya. Hal
tersebut membuat kerjasama kedua negara semakin mudah dilakukan.
Kepentingan Indonesia melakukan kerjasama dengan Brazil pada tahun 2010-2014 meliputi bidang pertahanan militer, meningkatkan pengetahuan Tentara Nasional Indonesia dalam latihan bersama militer. Pada bidang pertahanan militer, Indonesia melakukan kerjasama demi memodernisasi alutsista Tentara Nasional Indonesia.
Dalam menjalin kerjasama, Indonesia harus berhati-hati dalam mengambil keputusan dan juga harus menjaga stabilitas negara, untuk menghindari embargo dengan transparansi demokrasi dan penegakan HAM. Di samping itu, semangat dan optimisme untuk memperkuat ketahanan nasional melalui pengembangan teknologi pertahanan hasil dari produksi industri pertahanan dalam negeri harus semakin menguat. Sehingga untuk kedepannya, Indonesia tidak bergantung sepenuhnya kepada alutsista luar negeri. Kemitraan Strategis Indonesia-Brazil yang telah terjalin juga dapat menjadi platform
untuk lebih meningkatkan kemajuan kerja sama di bidang pertahanan di masa mendatang
DAFTAR PUSTAKA JURNAL
Hartawan, Bambang, 2013. ³7UDQVIRUPDVL 3HUDQ $QJNDWDQ Darat dalam Menghadapi
3HUXEDKDQ ´ Jurnal
Yudhagama , Vol. 33, No.1, Maret 2013
/DNVPDQD (YDQ ³'DUL
µ5HIRUPDVL 0LOLWHU 0HQXMX
µ7UDQVIRUPDVL 3HUWDKDQDQ¶
Tantangan dan Prospek ke
'HSDQ ´ Indonesian Review
RSK & Media, Vol. 1, Agustus 2010.
0DUJRQR $PRQJ ³.HELMDNDQ
Modernisasi Alusista TNI Dihadapkan pada Tuntutan Tugas.´ Jurnal Yudhagama, Vol.32, No. 1, Maret 2012
Santoso, Puguh. Strategi Modernisasi Alutsista TNI dalam Mewujudkan Pertahanan negara yang Tangguh. Jurnal Yudhagama Media Informasi dan Komunikasi TNI AD, Vol. 32, No.1.
BUKU
Amstutz, Mark R. 1995. International Conflict and Cooperation: An Introduction to World Politics. Dubuque: Brown & Benchmark
Jom FISIP Vol 2 No.1- Februari 2015 Page 10 Eby Hara, Abubakar. 2011. Analisis
Politik Luar Negeri: Dari
Realisme Sampai
Konstruktivisme. Bandung: Nuansa
Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Graha Ilmu
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Cetakan Keempat, Balai Pustaka, Edisi Kedua, Jakarta
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. 2011. Buku Putih Pertahanan Indonesia 2011. Jakarta : Kemenhan RI.
Krisna, Didi. 1993. Kamus Politik Internasional. Jakarta: PT. Gramedia Marbun, BN. 2002. Kamus Politik, Jakarta: Pustaka Harapan
0DV¶RHG 0RKWDU Ilmu
Hubungan Internasional, Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3ES
Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 tentang kebijakan Penyelarasan Minimum Essential Force Komponen utama
Perwita, Anak Agung Banyu & M, Nyanyan. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Steans, Jill & Pettiford, Lloyd. 2009. Hubungan Internasional:
Perspektif dan Tema, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suryohadiprojo, Sayidiman. 2005. ³Si Vis Pacem Para Bellum´ Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi
SKRIPSI
Faradisah, Rindhu. 2010. Kerjasama Indonesia Dengan Rusia Dalam Bidang Pertahanan Militer Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Periode 2004-2009. Pekanbaru: Universitas Riau
Iskandar, Nanda. 2014. Strategi Modernisasi Militer Indonesia dalam Penyeimbangan Kekuatan Militer dengan Negara-negara di Asia Tenggara Tahun 2008-2014. Pekanbaru: Universitas Riau
Putra, Reza Ramandra. 2014. Kepentingan Indonesia Bekerjasama dengan Spanyol dalam Bidang Pertahanan dan Militer 2013. Pekanbaru: Universitas Riau
TABLOID:
Kemenlu, RI-Brazil Kerjasama Pertahanan. Tabloid Diplomasi (15 Agustus-14 September 2012) No. 58, Tahun V. Tersedia di: www.tabloiddiplomasi.org
INTERNET
Agence France-presse. 2012. %UD]LO¶V Defense Industry Booming.
Jom FISIP Vol 2 No.1- Februari 2015 Page 11 http://archive.defensenews.com /article/20120822/DEFREG02/ 308220001/Brazil-8217-s-Defense-Industry-Booming. [Diakses 06 Desember 2014]
Astros II Artillery Saturation Rocket System, Brazil. Tersedia di:
http://www.army-technology.com/projects/astros /. [Diakses 20 November 2014]
Astros II System Dual Application. Tersedia di: http://www.army-guide.com/eng/firm1416.html. [Diakses 20 November 2014]
%UD]LO¶V 'HIHQVH ,QGXVWU\-Market
Report 2012-2017. Tersedia di: http://defense- update.com/20130407_brazils- defense-industry-market- report-2012-2017.html#.VLIJ_cnP7D0. [Diakses 06 Desember 2014]
Candra, Kartika 2012. Pemerintah Datangkan Super Tucano.
Tersedia di:
http://www.tempo.co/read/new s/2011/06/30/078344071/2012 [diakses 14 September 2014]
CBC - Companhia Brasileira de Cartuchos. Tersedia di: http://www.epicos.com/EPCo mpanyProfileWeb/GeneralInfo rmation.aspx?id=627. [Diakses 22 November 2014]
Defence Media Center, 2012. Empat Unit Pesawat Super Tucano EMB-314 Resmi Perkuat Alutsista TNI AU Tersedia di: http://www.kemhan.go.id/kem han/?pg=63&id=561 [diakses 15 September 2014]
Dreyfus, Pablo. Small Arms in Brazil: Production, Trade, and Holdings. Tersedia di: http://www.smallarmssurvey.or g/fileadmin/docs/C-Special- reports/SAS-SR11-Small-Arms-in-Brazil.pdf. [diakses 07 Desember 2014]
Empat Unit Pesawat Super Tucano EMB-314 Resmi Perkuat Alutsista TNI AU Tersedia di: (http://www.kemhan.go.id/kem han/?pg=63&id=561) [diakses 15 September 2014]
Forjas Taurus SA. Tersedia di: http://www.reuters.com/financ e/stocks/companyProfile?rpc=6 6&symbol=FJTA4.SA.
[Diakses 21 November]
Global Fire Power, 2014. Brazil Military Strength Tersedia di: http://www.globalfirepower.co m/country-military-strength detail.asp?country_id=Brazil [diakses 13 September 2014]
Hakim, Syaiful 2014. Postur Kekuatan Alutsista Indonesia.
Tersedia di:
http://jakartagreater.com [diakses 14 September 2014]
Indonesia Defence, 2012. Indonesia-Brazil jalin Kerjasama Teknologi MLRS. Tersedia di: www.indodefence.com
[diakses 14 September 2014]
Kemajuan Kerja Sama Indonesia dan Brazil di Bidang Hankam.
Tersedia di:
www.kemlu.go.id/brasilia/Page s/Embassies.aspx?IDP=235&l =id. [Diakses 10 Desember 2014]
Jom FISIP Vol 2 No.1- Februari 2015 Page 12 Kementerian Luar Negeri, 2014.
Kemajuan Kerja Sama Indonesia dan Brazil di Bidang Hankam Wujud Nyata Kemitraan Strategis yang Makin Kuat. Tersedia di: http://www.kemlu.go.id/brasili a/Pages/Embassies.aspx?IDP= 235&l=id [diakses pada 15 September 2014 Pukul 09.00 WIB]
Modern Firearms Assault Rifles.
Tersedia di:
http://world.guns.ru/assault/bra z/imbel-md-97-. e.html. [Diakses 18 November 2014]
Peningkatan Kemampuan
Pertahanan Negara, Tersedia di http://www.bappenas.go.id/file s/9213/5228/3555/bab-7__20091007094529__2158__ 8.pdf [diakses 12 September 2014]
Santini, Daniel. 2012. Brazil arms Export. Tersedia di: http://apublica.org/2012/03/bra zil-arms-exports-country- preaches-peace-sells-tons-arms/. [diakses 07 Desember 2014]\
SBY dan kekuatan Militer Indonesia.
Tersedia di:
http://www.detikmiliter.com/2 014/09/sby-dan-kekuatan-militer-indonesia.html. [Diakses 09 Desember 2014]
Sinaga, Kastorius. 2012. Embraer, Industri Pesawat Brasil yang Berhasil Mendominasi Dunia..
Tersedia di: http://jaringnews.com/ekonomi /umum/11601/embraer- industri-pesawat-brasil-yang-berhasil-mendominasi-dunia-. [Diakses 18 November 2014]
Super Tucano dan Perananannya di Angkatan Udara Indonesia.
Tersedia di;
http://www.militerys.com/2014
/09/super-tucano-dan-peranannya-di-angkatan.html. [Diakses 09 Desember 2014]