Penapisan dan pemblokiran
konten internet, bolehkah?
Oleh: Wahyudi Dj afar
Perlindungan HAM dalam berint ernet
•
Resolusi 20/ 8 yang dikeluarkan oleh Dewan HAM PBB pada 29 Juni 2012, menegaskan bahwa hak yang dimiliki set iap orang saatof f l i ne, j uga diberikan perlindungan yang sama saat mereka
onl i ne. Perlindungan ini khususnya yang t erkait dengan hak at as kebebasan berekspresi, yang berlaku t anpa melihat bat asan at au sarana media yang dipilih. Hal ini sebagaimana meruj uk pada
Cakupan perlindungan kebebasan berekspresi
•
“ . . . semua bent uk ekspr esi dan car a penyebar annya, t er masuk di dal amnya bent uk l i san, t ul i san dan bahasa si mbol ser t a ekspr esi non-ver bal semacam gambar dan bent uk-bent uk seni . Al atApakah kebebasan berekspresi bisa dibat asi?
Diatur melalui UU
Dalam suatu masyarakat yang demokratis
Ketertiban umum
Kesehatan publik
Moral publik
Keamanan nasional
Keamanan publik
Selain
l awf ul ness
, pembat asan j uga harus . . .
(proport ionalit y)Prakt ik penapisan dan pemblokiran
•
Penapisan kont en int ernet adalah ist ilah yang mengacu padat eknik kont rol yang dikenakan kepada akses inf ormasi di int ernet . Teknik ini dapat dibagi menj adi dua t eknik yang t erpisah: (i)
Dimensi penapisan kont en int ernet
(Faris and Villeneuve, 2008)
Penapisan/ Pemblokiran Konten Internet
Politik Sosial Keamanan/ konflik Ekonomi
Dimaksudkan unt uk
Kat egori penapisan kont en int ernet
(Deibert , 2009: 324-325)
•
Penapisan t erbuka (inklusi): model penapisan ini mengij inkan pengguna unt uk mengakses daf t ar pendek sit us yang diset uj ui, dikenal sebagai ‘ daf t ar put ih’ , sedangkan kont en lainnya diblokir.•
Penapisan dengan pengecualian: model ini membat asi akses pengguna dengan memblokir sit us yang t erdaf t ar pada ‘ daf t ar hit am’ , sedangkan semua kont en lainnya diij inkan.•
Analisis isi: model ini membat asi akses pengguna denganmelakukan analisis secara dinamis t erhadap kont en laman sit us
Mekanisme penapisan kont en int ernet
(Murdoch and Anderson, 2008)
a. Mekanisme Header TCP/ IP Fi l t er i ng
b. Mekanisme Cont ent TCP/ IP Fi l t er i ng
c. Mekanisme DNS Tamper i ng
d. Mekanisme HTTP Pr oxy Fi l t er i ng
e. Mekansime Hybr i d TCP/ IP dan HTTP Pr oxy
f . Mekanisme Deni al -of -Ser vi ce (DoS) g. Mekanisme Domai n Der egi st r at i on
h. Mekanisme Ser ver Take Down
i. Mekanisme Sur vei l l ance
Apakah penapisan melanggar hak asasi?
• Per t ama, kondisi khusus yang membenarkan pemblokiran t idak t erdapat dalam hukum, at au diat ur oleh hukum namun pengat urannya sangat luas dan t idak langsung, sehingga menyebabkan pemblokiran kont en secara luas dan semena-mena;
• Kedua, pemblokiran t idak dilakukan unt uk memenuhi t uj uan yang
dij elaskan Pasal 19 ayat (3) ICCPR, dan daf t ar pemblokiran secara umum dirahasiakan sehingga sulit unt uk dit ent ukan apakah akses ke kont en
yang dibat asi t ersebut dilakukan demi t uj uan yang benar;
• Ket i ga, bahkan ket ika pembenaran t erhadap pemblokiran dilakukan, t indakan pemblokiran t elah mencipt akan alat -alat yang t idak perlu dan t idak sesuai unt uk mencapai t uj uan karena t indakan t ersebut sering
t idak mempunyai t uj uan yang cukup unt uk dilakukan dan menyebabkan kont en t idak bisa diakses karena dianggap ilegal; dan
• Keempat , pemblokiran dan penyaringan dilakukan t anpa adanya
Lalu, apakah penapisan bisa dilakukan?
•
inf ormasi yang mengandung muat an pornograf i anak (unt uk menj aga hak-hak anak),•
penyebaran kebencian (unt uk melindungi hak-hak komunit as yang t erpengaruh oleh hal it u),•
pencemaran nama baik (unt uk menj aga hak dan reput asi orang lain dari serangan pihak-pihak yang t idak bert anggungj awab),•
hasut an publik unt uk melakukan genosida (unt uk melindungi hak-hak orang lain), dan•
advokasi nasional t erhadap ras at au agama yang bisa memicuPerlunya uj i kumulat if ket ika akan melakukan
penapisan (Rundle and Birdling, 2008)
• Penapisan t ersebut harus diat ur oleh hukum, yang j elas dan dapat diakses oleh semua orang (prinsip-prinsip predikt abilit as dan t ransparansi)
• Tuj uan dari dilakukannya penapisan
• Pernyat aan yang harus dilakukan (t indakan hukum t erhadap . . . )
• Penj elasan khusus mengenai cara penapisan yang akan dilakukan
• Penapisan t ersebut harus memenuhi salah sat u t uj uan yang diat ur pada Pasal 19 ayat (3) ICCPR
• Proses ini dimaksudkan unt uk memberikan inf ormasi kepada publik
mengenai permasalahan yang sedang t erj adi dan solusinya (membant u
memast ikan bahwa hukum t idak dit erapkan dengan sewenang-wenang dan negara menyediakan mekanisme pemulihannya).
Kont en yang dilarang di Indonesia (UU ITE)
i. kont en yang dianggap melanggar kesusilaan;
ii. kont en yang mengandung muat an perj udian;
iii. kont en yang memuat unsur penghinaan dan/ at au pencemaran nama baik;
iv. kont en yang mengandung unsur pemerasan dan/ at au pengancaman;
v. kont en yang menyebarkan berit a bohong sehingga menimbulkan kerugian konsumen;
vi. kont en yang menimbulkan kebencian berdasar SARA; dan
Wewenang penapisan kont en int ernet
•
unt uk memut us j aringan pembuat an dan mencegahpenyebarluasan produk pornograf i, pemerint ah dapat melakukan pemblokiran pornograf i melalui int ernet (Pasal 18 dan 19 UU No. 44 Tahun 2008 t ent ang Pornograf i).
•
t indakan pembat asan dan pengawasan kont en int ernet diIndonesia, dilakukan pemerint ah dengan maksud unt uk melindungi kepent ingan umum dari segala j enis gangguan penyalahgunaan
Masalahnya hari ini . . .
•
Hukum yang belum secara det ail dan rigid mengat ur mengenai t indakan penapisan kont en int ernet (siapa yang berwenang dan kat egori kont en apa saj a).•
Tiadanya hukum acara (prosedur) yang j elas unt uk melakukan penapisan kont en, t ermasuk mekanisme komplain danpemulihannya.